Saturday, 4 June 2016

Perbedaan pengertian dan definisi Dan Macam-macam pendekatan dalam ilmu logika




BAB 11
PEMBAHASAN

            Dalam pengalaman hidup seseorang, manusia selalu berjumpa dengan berbagai hal-hal disekitar hidupnya. Pengalaman empiris ini mendorong akal budinya untuk mengerti dan memahami hal-hal tersebut. Hasil pencernaan akal-budi ini disebut konsep atau perngertian. Pengertian selalu berupa gambarn yang sudah diabstarksi dan bersifat umum, karena tidak lagi menunjuk pada objek tertentu ditempat tertentu. Jelas tidaknya suatu pengertian ditentukan pula oleh ada tidaknya pengalaman seseorang terhadap hal tersebut.
            Pengertian diartikan sebagai hasil tangkapan akal-budi, mengenai hakikat (inti, esensi) dari suatu hal. Pengertian ini memungkinkan manusia dapat berpikir dan berbicara tentang sesuatu. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa pengertian adalah gambaran abstrak yang dibentuk dan dimiliki oleh akal-budi tentang inti atau hakikat  suatu objek. Jika pengertian menunjuk sesuatu sebagai hasil tangkapan akal-budi, kegiatan akal-budi untuk menangkap hakikat sesuatu itu disebut abstraksi. Karena pengertian itu masih abstrak, maka dipelukan lambang/symbol untuk mewujudkannya. Lambang itu disebut kata, yang merupakan unsure terkecil dalam bahasa. Adapun kata berfungsi sebagai ungkapan lahiriah dari suatu pengertian, dalam logika disebut term.
            Pengertian tidak sama dengan kesan (fantasma). Pengertian tidak merupakan produk dari akal-budi, sedangkan kesan adalah produk langsung dari indera. Perbedaan lain ialah kesan bersifat khusus, individual dan material (karena berupa objek yang langsung ditangkap indera); sedangkan pengertian bersifat umum, immaterial (karena dapat ditangkap melalui akal-budi dan tidak langsung). Pengertian diperoleh melalui abstraksi sedangkan kesan adalah pengertian melalui kontak langsung dengan objek.[1]

a.       Pengertian definisi
            `Definisi adalah pengetahuan yang kita butuhkan. Dalam kehidupan ilmiah maupun Kehidupan sehari-hari kita banyak berurusan dengan definisi. Sewaktu orang memasuki pembicaraan permulaan suatu ilmu, ia akan bertemu dahulu dengan definisinya. Dalam pembicaraan sehari-hari tidak jarang kita diminta untuk menjelaskan pengertian kata  yang kita gunakan. Menjelaskan pengertian kata agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penggunaannya merupakan tugas definisi.
            Mendefinisi adalah menyebut sekelompok karakteristik suatu kata sehingga kita dapat mengetahui pengertiannya serta dapat membedakan kata lain yang menunjuk obyek yang lain pula. Lalu, apakah karakteristik suatu kata itu? Karakteristik itu tidak lain adalah genera (jenis) dan differentia (sifat pembeda). Jadi mendefinisi suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya.
            Jenis (genera) yang kita pilih adalah jenis terdekat, karena dengan menghadirkan sifat pembedanya (differentia) kita langsung sampai pada pengertiannya. Jenis terdekat adalah nama umum yang langsung mencakup barang atau benda yang kita definisikan. Jadi jika kita hendak mendefinisikan ‘kursi’ harus mulai dengan ‘tempat duduk’ mendefinisikan ‘merpati’ dengan burung, mendefinisikan ‘dasi’ dengan pakaian, setelah itu baru kita hadirkan sifat pembedanya. Dengan prosedur itu ternyata ada beberapa kata yang tidak dapat kita beri definisi. Pertama adalah kata yang tidak dapat kita temukan generanya juga kata yang menunjukkan pengertian dasar yang universal, seperti wujud dan waktu. Kedua adalah kata yang tidak dapat ditemukan differentianya. Kenyataan mental yang sederhana seperti: marah, benci, kesal, senang dan sebagainya, tidak mungkin kita beri definisi, demikian pula penangkapan indera atas obyek yang sederhana seperti kuning, hijau, halus, kasar dan sebagainya. Kita mungkin dapat menemukan generanya, tetapi apakah differentianya?.
            Juga tidak dapat diberi definisi karena alasan yang sama yakni kata yang tidak dapat ditangkap maksudnya kecuali bila dihubungkan dengan kata lain, seperti: atau, yang, daripada, dan sebagainya serta nama unik pun tidak bisa diberi definisi, karena memiliki sifat kesendirian yang yang tidak terbatas, sehingga tidak ditemukan sifat pembedanya. Dalam sebuah definisi selalu terkandung dua unsur, yaitu:
a)      Hal atau simbol yang didefinisikan biasa disebut definiendum.
b)      Hal atau kumpulan simbol yang digunakan untuk menjelaskan arti definiendum, lazim atau definiens.
Definiendum adalah istilah yang mau dijelaskan artinya, sedangkan definiens adalah perumusan atau penjelasan atas definiendum, tetapi suatu istilah lain atau kelompok istilah lain yang menurut definisi mempunyai arti yang sama dengan definiendum.[2]
b.      Patokan membuat definisi
1)      Definisi tidak boleh lebih luas atau sempit dari konotasi kata yang didefinisikan.
2)      Definisi tidak boleh menggunakan kata yang disefinisikan.
3)      Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan.
4)      Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif.[3]
            Keputusan yang dibicarakan dalam ilmu manthiq ini bermacam-macam. Macam-macam keputusan tersebut dapat dilihat dari segi bahannya, dari segi kuantitasnya, dari segi kualitasnya dan segi hubungan subyek predikatnya.
a.       Dilihat dari segi bahannya
1)      Keputusan analitik, adalah keputusan dimana predikatnya keharusan bagi subyeknya.
2)      Keputusan sintetik, adalah adalah keputusan dimana predikatnya bukan sebuah keharusan bagi subyeknya.
b.      Dilihat dari segi kuantitasnya
1)      Keputusan universal, adalah keputusan dimana predikat menerangkan (mengakui atau mengingkari seluruh luas subyek, atau dengan kata lain mencakup seluruh luas subyeknya.
2)      Keputusan partikular, adalah keputusan dimana predikat menerangkan (mengakui atau mengingkari) sebagian saja dari luas subyeknya atau dengan kata lain mencakup sebagian saja dari luas subyeknya, baik sebagian kecil maupun sebgian besar.
3)      Keputusan singular, adalah keputusan dimana predikat menerangkan (mengakui atau mengingkari) satu barang/orang (subyek) tertentu saja.
c.       Dilihat dari segi kualitasnya
1)      Keputusan positif, keputusan dimana predikat dipersatukan dengan subyek oleh kata penghubung yang bersifat mengiyakan. Subyek menjadi satu dengan predikat. Seluruh isi predikat diterapkan pada subyek seluruh luas subyek dimasukkan ke dalam luas predikat.
2)      Keputusan negatif, adalah keputusan dimana subyek dan predikat dinyatakan sebagai tidak sama. Dalam banyak hal mungkin sama, tetapi satu hal keduanya berlainan.
d.      Dilihat dari segi hubungan subyek predikatnya
1)      Keputusan kategoris, adalah keputusan yang dihubungkan antara subyek dengan predikat, tidak diisyaratkan apa-apa, dan boleh menerima kemungkinan apa saja (tidak terbatas).
2)      Keputusan hipotesis, adalah keputusan apabila hubungan subyek dan predikatnya didasarkan dengan syarat. Artinya subyek dapat berhubungan (mengakui atau mengingkari) bila ada syarat.
3)      Keputusan disjungtif, adalah keputusan yang mempunyaidua predikat, dan apabila berhubungan subyek dengan predikatnya, maka hanya salah satu saja dari predikatnya yang benar.[4]

a.       Logika masuk kedalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematis. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistematis dikenalkan oleh dua orang dokter medis, Galenus (130-201 M) dan Sextus empiricus (sekitar 200 M) yang menggambarkan logika dengan menerapkan metode geometri.
b.      Pendekatan tentang kebenaran dan kebehagiaan mempelajari ilmu logika untuk mengetahui kebenaran yang real, nyata dan menemukan sebuah kebahagiaan. Kebehagiaan itu adalah ketika kita bisa melakukan apapun sesuai kehendak hati namun mereka tidak berfikir tentang kebahagiaaan yang terselip ketiak seseorang bersedekah betapa bahaginya orang yang bisa bersedekah dan orang yang menerimanya.







            Dari penjelasan tentang makalah ini saya dapat menyimpulkan ternyata ada perbedaan antara pengertian dengan definisi  namun apabila tidak mengetahui lebih mendalam tentang keduanya seseorang bisa beranggapan bahwa antara definisi dengan pengertian itu sama. Namun kenyatannya Pengertian adalah gambaran abstrak yang dibentuk dan dimiliki oleh akal-budi tentang inti atau hakikat  suatu objek sedangakan  Definisi adalah penentuan batas pengertian sebuah konsep atau istilah sehingga dapat ditangkap secara benar.
            Dalam menaggapi sesuat tentunya banyak pendapat-pendapat yang akhirnya membutuhkan keputusan-keputusan yang hasil dari keputusan itu akn menjadi sebuah pedoman untuk kedepannya.
            Penegrtian adalah awal dari pemikiran melalui banyak pendekatan yang dapat membantu seseorang untuk lebih memahami tentang bagaimana cara yang baik dan benar.
           
            Kami selaku manusia biasa sangat mengakui akan kekurangan dan kesalahan dalam melakukan apapun. Oleh karena itu, saran yang membangun sangat kami harapkan, agar tercipta pengetahuan dan karya yang lebih baik kedepannya.




[1] F. Warsito djoko s, logika (Jakarta:PT indeks, 2011), hlm.13-15
[2] F. Warsito Djoko s, Logika (Jakarta: PT indeks, 2011), hlm. 90
[3] H. Mundiri, logika (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm.37-41
[4] H. Sunardji dahri tiam, ilmu manthiq (surabuya:PT. pwu jawa timur ‘Puri’,2009), hlm.51-56