Saturday, 4 June 2016

Apa sajakah langkah langkah yang di pelajari untuk Memperdalam Ilmu logika Kita ?




BAB II
PEMBAHASAN
A.Langkah-langkah mempelajari ilmu logika
a.)Pengertian.
    Menurut etimology (bahasa), logika berasal dari bahasa yunani dari kata logike, kata sifat dari logos yang berarti kata ataupun pikiran yang benar; jadi kalau ditinjau dari segi bahasa semata-mata maka ilmu logika adalah pengetahuan tentang berkata benar. Oleh karena itu dalam bahasa Arab ilmu logika ini dinamakan ILMU MANTIQ, yang berarti ilmu tentang bertutur kata yang benar.
      Menurut terminology (istilah), ilmu logika adalah pengetahuan yang sistematis sekaligus lempelajari tentang aturan-atran atau hukum-hukum berpikir, yang dapat mengantarkan manusia pada kebenaran berpikir.
     Yang dimaksud dengan pengertian adalah “gambaran tentang sesuatu yang kongkrit dalam batin kita, setelah diterima oleh akal melalui pengamatan pancaindra”[1]
     Pengertian merupakan bagian, unsur dari keputusan. Sudah diketahui bahwa kegiatan akal budi yang pertama adalah menangkap sesuatu sebagaimana adanya. Hal itu terjadi dengan mengertinya. Mengerti berarti menangkap inti sesuatu. Inti sesuatu itu dapat dibentuk oleh akal budi. Yang dibentuk itu adalah suatu gambaran yang ideal, atau suatu’konsep’ tentang sesuatu. Karena itu pengertian adalah suatu gambar akal budi yang abstrak, yang batiniah, tentang inti sesuatu.[2]
      Fungsi pengertian:
1)   Melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus jiwa fikiranya.
2)    Mendidik kekuatan akal fikiran dan memperkembangkannya yang sebaik-baiknya dengan melatih dan membiasakan mengadakan penyelidikan-penyelidikan tentang cara berfikir.
3)    Menjaga kita supaya selalu berfikir benar.
4)    Efektif dalam berfikir ataupun berargumentasi.
5)    Berfikir sistematis sesuai aturan-aturan berfikir benar.
6)    Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.[3]
b.) pemikiran
     Pemikiran dalam bahasa inggris disebut inference yang berarti penyimpulan. Dalam bahasa arab disebut istidlal yang berarti pembuktian dalil. Ada juga yang menyebut penuturan. Tetapi semua peristilahan itu memberikan batas pengertian (definisi) yang sama. Apa yang dimaksud dengan pembicaraan-pembicaraan dalam bagian ini adalah “kegiatan akal manusia, mencermati suatu pengetahuan yang telah ada, untuk mendapatkan pengetahuan yang barn (lain)”  .
     Orang tahu sebab diberi tahu atau karena merenungkan sesuatu. Hasil tahu seseorang dilahirkan dalam bentuk putusan. Putusan memang merupakan awal dan akhir (tujuan) dari semua tindakan akal manusia untuk tahu tersebut. Tindakan untuk mencapai putusan, sering kali merupakan rentetan tindakan, dari putusan yang satu beralih pada putusan yang lain. Malahan sering dikatakan: “berdasarkan suatu putusan, atau beberapa putusan, memungkunkan orang sampai kepada keputusan baru, sehingga pikiran itu seakan-akan bergerak dari satu putusan keputusan yang lain”. Oleh karna itu orang sering menyebutkan jalan pikiran atau nalar.[4]
Fungsi pemikiran:
 1.      Melatih kesanggupan akal dan menumbuhkan serta mengembangkan dengan pembiasaan membahas metode berfikir.
2.      Menempatkan sesuatu pada tempatnya dan menyelesaikan pekerjaan pada waktunya. Jadi sangat bertentang dengan logika, apabila membebani seseorang dengan sesuatu di luar kesanggupannya dan menunda pekerjaan hari ini ke hari esok.
3.      Membuat seseorang mampu membedakan antara pikiran yang benar dan pikiran yang salah. Ini merupakan manfaat yang paling asasi ilmu logika (mantik), antara urut pikir yang benar oleh karenanya, akan menghasilkan kesimpulan yang benar dan urut pikir yang salah yang dengan sendirinya akan menampilkan kesimpulan yang salah. Al-Ghazali memandang ilmu logika (mantik) sangat berperan membina kebenaran berpikir, orang yang tidak mengerti ilmu logika (mantik), pendapatnya atau kesimpulannya yang di kemukakannya tidak bisa dipercaya. 
4.      Dan melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus pikirannya.
c.) Keputusan:
     keputusan biasa juga disebut pendapat atau pernyataan. Bahasa inggrisnya preposition. Bahasa arabnya disebut qadhiyah.
            Secara praktis,sebelum belajar ilmu logika,keputusan,pendapat atau pernyataan tersebut,sebenarnya sudah terbentuk pada bain kita. Namun apakah keputusan,pedapa atau pernyataan itu benar atau salah? Secara teori di luar kesadaran kita. Disini kita akan membahasnya, bagaimana kita membuat atau membentuk pendapat itu secara benar dan tepat. Pendapat tersebut dengan cara menghubungkan pengertian-pengertian yang sudah kia bahas panjang lebar di muka.
            Jadi yang di maksud keputusan atau pendapat atau pernyataan adalah: tindakan manusia dengan pikirnya,menghubung-hubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya,sehingga menjadi satu kalimat yang sempurna dan telah memiliki ketetapan hukum,artinya di dalamnya ada pengakuan atau pengingkaran dan mengandung benar atu salah.[5]
            Keputusan adalah suatu perbuatan tertentu dari manusia. Dalam dan dengan perbuatan itu dia mengakui atau memungkiri kesatuan atau hubungan antara hal. Juga dapat dikatakan : keputusan adalah suatu kegiatan manusia yang tertentu. Dengan kegiatan itu ia mempersatukan karena mengakui dan memisahkan karena memungkiri sesuatu.[6]
Fungsi keputusan  :
1.      menggunakan kata atau istilah secara tepat.
2.      menghindari ambiguitas.
3.      mendapatkan rujukan arti yang jelas.
4.      mempengaruhi sifat
d.) hubungan logika
dalam ilmu logika terdapat dua hubungan antara lain:
a.Hubungan Logika dengan Deduksi
 Menurut Langeveld, logika itu adalah kepandaian untuk memutuskan secara jitu. Logika mempelajari syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengambil kesimpulan secara benar; atau untuk menghasilkan pengetahuan yang bersifat ilmiah. Unsur utama logika adalah pemikiran dan keputusan.
Hubungan logika dan Deduktif sering disebut juga Logika Deduktif atau penalaran deduktif. Penalaran Deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif dan valid hanya jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekunsi logis dari premis – premisnya.
Contoh :
Semua makhluk hidup perlu makan untuk mempertahankan hidup  (premis mayor) Anton adalah seorang makhluk hidup (premis minor)Jadi,Anton perlu makan untuk mempertahankan hidupnya (kesimpulan).
b.  Hubungan Logika dengan Induktif
Hubungan Logika dan Induktif ini sering disebut juga Logika Induktif atau penalaran induktif. Penalaran induktif adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. Dimulai dengan mengemukakan pernyataan – pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas sebagai argumentasi dan kemudian diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum
Pendapat Francis Bacon, sama dengan John S.Mill (1806-1873) yang merupakan filsuf yang juga memperkenalkan “proses generalisasi” dengan cara induksi. Dalam persoalan generalisasi ini, Mill sependapat dengan David Hume yang mempersoalkan secara radikal.
Mill melihat tugas utama logika lebih dari sekedar menentukan patokan deduksi silogistis yang tak pernah menyampaikan pengetahuan baru. Ia berharap bahwa jasa metodenya dalam logika induktif sama besarnya dengan jasa Aristoteles dalam logika induktif. Menurutnya, pemikiran silogistis selalu mencakup suatu lingkaran setan (petitio), dimana kesimpulan sudah terkandung di dalam premis, sedangkan premis itu sendiri akhirnya masih bertumpu juga pada induksi empiris. Tugas logika menurutnya cukup luas, termasuk meliputi ilmu-ilmu sosial dan psikologi yang memang pada masing-masing ilmu itu logika telah diletakkan dasar-dasarnya oleh Comte dan James
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian adalah gambaran tentang sesuatu yang kongkrit dalam batin kita, setelah diterima oleh akal melalui pengamatan pancaindra”.
Sedangkan pemikiran adalah  “kegiatan akal manusia, mencermati suatu pengetahuan yang telah ada, untuk mendapatkan pengetahuan yang barn (lain)”  .
Sedangkan keputusan adalah Keputusan adalah suatu perbuatan tertentu dari manusia. Dalam dan dengan perbuatan itu dia mengakui atau memungkiri kesatuan atau hubungan antara hal.




[1] Sunardji Dahri Tiam, langkah-langkah berpikir logis, STAIN pamekasan press, 2006, hlm 9
[2]Alex lanur ofm, logika, penerbit kanisius 1983, hlm 14
[3] http://ziyanul.blogspot.co.id/2012/10/manfaat-mempelajari-ilmu-logika.html




[4] Sunardji Dahri Tiam, langkah-langkah berpikir logis, STAIN pamekasan press, 2006, hlm 40
[5] Ibid, hlm 28
[6] Alex lanur ofm, logika, penerbit kanisius 1983, hlm 26