Saturday 25 June 2016

Karya-karyanya Isma�il Raji Al-Faruki


Salah satu dari beberapa karyanya, al-faruqi mengenalkan bahwa tauhed harus menjadi inti dalam segala sendi kehidupan manusia serta menganalisis secara tajam dan meyakinkan betapa tauhed dapat menjadi prinsip sejarah, prinsip ilmu pengetahuan, prinsip meta fisika, prinsip etika, prinsip tata social, prinsip rumah, prinsip keluarga, prinsip tata politik, prinsip tata ekonomi, prinsip tata dunia dan prinsip estetika.

BAB I
PENDAHULUAN 

      A.    Latar Belakang
Isma�il raji  al-faruqi   dilahirkan di jaffa (yaifa), palestina, pada tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qoditerpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi, Pengalaman pendidikannya diawali dengan pendidikan madrasah di tanah kelahirannya. Pada tahun1926 sampai dengan tahun 1936, isma�il raji al-Faruqi menempuh pendidikan di college des fr�res-saint Joshep di Lebanon. Predikat sarjana muda diperolehnya dari American of Beirut pada tahun 1941. Adapun gelar masternya diperoeh di Indiana University. Selanjutnya selama empat tahun ia menekuni studi keislaman di Universitas al-Azhar, Kairo.
Sekitar decade 80-an masyarakat dunia terutama dunia islam dikejutkan oleh gagsan al-faruqi mengenai islamisasi atau ilmu pengetahuan ( unity of knowledge)  ide ini terkesan radikal karena menyentuh sisi terdalam dari kesadaran keimanan umat islam, sekaligus menawarkan pradigma tauhid dalam membangun system dan sturuktur ilmu pengetahuan berdasarkan pradigma islam. Gagasan ini berangkat dari asumsi bahwa semakin dalamnya penetrasi filsafat keilmuan barat terhadap bangunan keilmuaan umat islam. Padahal konsep keilmuan barat mengandung tidak sedikit kerancuan jika dihadapkan dengan wacana aksiologis islam. Semakin dalamnya intervensi filsfat keilmuan barat, secara sistematis kaum muslim terjebak pada inferioritas dan hamper semua universitas kaum muslim memil;iki standat rendah dan selalu bergantung kepada barat.
Islamisasi ilmu pengetahuan ini bisa dilaksanakan dengan dua cara. Yakni yang pertama,dengan cara mengislamkan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada maupun yang sedang berkembang. Yang kedua, dengan cara mengilmukan Islam. Dari kedua konsep Islamisasi ilmu pengetahuan ini dibahas oleh kedua tokoh besar dalam gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan.
B.     Rumusan masalah
1. Bagaimana Biografi Ismail Raji Al-Faruqi?
2. Bagaimana Pemikiran Tentang Pendidikan ?
3. Apa Saja  Karya-Karya Isma�il Raji Al-Fruqi?
4. Bagaimana Gagasan Islamisasi Sains Ismaai�il Raji Al-Faruqi?

      C.    Tujuan Penulis
1. Mengetahui Geografi Ismail Raji Al-Faruqi.
2. Mengetahui  Pemikiran Tentang Pendidikan .
3. Mengetahui  Karya-Karya Isma�il Raji Al-Fruqi.
4.Mengetahui Gagasan Islamisasi Sains Ismaai�il Raji Al-Faruqi.


BAB II
PEMBAHASAN

       A.       Biografi Isma�il Raji al-Faruqi
     Untuk melacak biografi Isma�il Raji al-faruqi tidaklah sulit, utamanya dalam hal kelahiran dan kematiannya,karena tokoh tersebut masih cukup hangat dan termasuk tokoh kontemporer sehingga data-data tentang kehidupannya masih dapat direkam dengan baik. Hampir semua sumber sepakat bahwa isma�il raji  al-faruqi   dilahirkan di jaffa (yaifa), palestina, pada tanggal 01 Januari 1921. Dan meninggal pada tahun 1986. Ayahnya qoditerpandangdi palestina, bernama Abdul Huda Al-faruqi.
Pengalaman pendidikannya diawali dengan pendidikan madrasah di tanah kelahirannya. Pada tahun1926 sampai dengan tahun 1936, isma�il raji al-Faruqi menempuh pendidikan di college des fr�res-saint Joshep di Lebanon. Predikat sarjana muda diperolehnya dari American of Beirut pada tahun 1941. Adapun gelar masternya diperoeh di Indiana University. Selanjutnya selama empat tahun ia menekuni studi keislaman di Universitas al-Azhar, Kairo.[1]
 Montreal, Kanada, sambil mempelajari Yudaisme dan Kristen secara Adapun karir akademik isma�iI raji al-Faruqi di awali dengan mengajar/dosen tamu di McGill Univercity intensif, namun, dua tahun kemudian, tahun 1961, ia pindah ke Karachi, Pakistan untuk ambil bagian dalam kegiatan institut for Islamic Research  dan jurnalnya, Islamic studies. Dua tahun di Pakistan, tahun 1963, Faruqi kembali ke Amerika dan mengajar di school of divinity. Universitas Chicago.[2]
Setelah mendirikan program  pengkajian keislaman di Universitas Syracuse, New York, selanjutnya, tahun 1968,isma�il raji Al- Faruqi pindah dan menjadi guru besar pemikiran dan kebudayaan islam pada Temple University, Philadelphia. Disini isma�il raji Al-faruqi mendirikan departeman Islamic studies sekaligus memimpinnya sampai akhir hayatnya, 27 Mei 1986. Selain itu, al-Faruqi juga duduk sebagai penasehat serta ikut mendesain program studi Islam diberbagai universitas didunia Islam, antara lain; di Pakistan, India, Afrika Selatan, Malaysia, Saudi Arabia dan Mesir. Selain itu,isma�il raji  al-Faruqi juga ikut mendesain program studi Islam di tempat- tempat isolative seperti di Universitas Mindanau, Philiphina Selatan, dan Universitas Qum, Teheran, Irak.
Ismail raji Al-Faruqi selama hidupnya banyak meninggalkan karya tulis. Tercatat tidak kurang dari 100 artikel dan 25 judul buku, yang mencakup berbagai bidang ilmu dijelajahi. Dari ekonomi, etika, seni, sosiologi, kebudayaan, metafisika, dan politik, dan sosiologi.[3]
B. Pemikiran Tentang Pendidikan
           Sekitar decade 80-an masyarakat dunia terutama dunia islam dikejutkan oleh gagsan al-faruqi mengenai islamisasi atau ilmu pengetahuan ( unity of knowledge)  ide ini terkesan radikal karena menyentuh sisi terdalam dari kesadaran keimanan umat islam, sekaligus menawarkan pradigma tauhid dalam membangun system dan sturuktur ilmu pengetahuan berdasarkan pradigma islam. Gagasan ini berangkat dari asumsi bahwa semakin dalamnya penetrasi filsafat keilmuan barat terhadap bangunan keilmuaan umat islam. Padahal konsep keilmuan barat mengandung tidak sedikit kerancuan jika dihadapkan dengan wacana aksiologis islam. Semakin dalamnya intervensi filsfat keilmuan barat, secara sistematis kaum muslim terjebak pada inferioritas dan hampir semua universitas kaum muslim memiliki standat rendah dan selalu bergantung kepada barat.
           Gagasan kesatuan pengetahuan ini merupakan salah satu respon intelektual muslim terhadap efek negative ilmu pengetahun modern yang semakin tanpak dan dialami oleh masyarakat dunia. Kesatuan pengetahuan yang sedang digarapnya bermula dari adnya krisis didalam basis ilmu pengetahuan modern, yaitu konsep realitas, atau pandangan dunia yang terlihat pada setiap ilmu pengetahuan yang kemudian mengarah pada persoalan epistemologis,   hubungan konsep dan realita, msalah kebenaran dan lain-lain yang terhadap persoalan nilai ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh masyarakat modern.
           Selain itu gagasan ini jiga muncul sebagai reaksi terhadap adanya konsep dikotomes antara agama. Yang cenderung eklusif literalis- apologetic dan ilmu pengetahuan yang dimasukkan masyarakat barat dan budaya masyarakat modern, yang ditengarai mulai kehilangan ruh agama yang mendasarinya. Sikap sikotomi dualism ini terkait erat dengan world viewumat islam dalam memandang dan menempatkan dua sisi ilmu yaitu ilm aldiniyah dan ilghair aldiniyah  diskursus ini telah memancing terbelahnya pemikiran intelektual muslim baik pro atau kontra dan kemudian merembet pada persoalan otology, epistimologi dan aksiologi serta historis emperis sebagai tepologi idealnya.[4]

C. Karya-karyanya Isma�il Raji Al-Faruki
 Antara Lain:
1. al-tawhed its implication for thought and life yang berisi 13 bab.
       Dalam karya ini al-faruqi mengenalkan bahwa tauhed harus menjadi inti dalam segala sendi kehidupan manusia serta menganalisis secara tajam dan meyakinkan betapa tauhed dapat menjadi prinsip sejarah, prinsip ilmu pengetahuan, prinsip meta fisika, prinsip etika, prinsip tata social, prinsip rumah, prinsip keluarga, prinsip tata politik, prinsip tata ekonomi, prinsip tata dunia dan prinsip estetika.
      2. islamization of knowledge : general principles and workplan
       Dalam buku ini ia berusaha mensosialisasikan pandangan-pandangannya tentang problem mendasar yang dialami umat islam sekaligus menawarkan kerangka kerja dan tahapan-tahapan teknis yang harus dilaksanakan ketika akan melakukan proyek islamisasi terhadap ilmu pengetahuan didunua muslim.
      3. cristian ethics, trioluge of Abraham faiths
                Dalam karya ini isma�il raji al-faruki mengenalkan konsep-konsep perbandingan agama dengan tiga pandangan pokoknya. Pertama, tiga agama saling memandang. Kedua, konsep tiga agama ( yahudi, Kristen, dan islam) tentang Negara dan bangsa. Ketiga, konseo tiga agama tentang keadilan dan perdamaian.
      4. the life of Muhammad
                          Buku ini membahas sejarah hidup nabi Muhammad dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1973.
      5. partikularisme in the old testament and kontemperary in yudais (1963)
6. the culture atlas of islam yang digarap bersama istrinya lamya
                          Buku ini menggambarkan peta peradaban dan kultur islam sejak masa paling awal sampai abad pertengaahan. Dalam buku ini isma�il raji al-faruki ingin menggambarkan bhwa peradaban islam dapat menjadi kebanggaan. Kajiaannya sangat jelas berusaha menunjukkan ruh dan spirit islam yang pernah cemerlang, yaitu semangat tauhed. Dalam buku ini juga tanpa ragu ismail raji al-faruqi menulis bahwa inti sari tamaddun ( peradaban) islam adalah islam dan inti sari islam adalah tauhid.
              7. the great asian religion (1969)
                Ketika mencermati karya tulis al-faruqi yang meliputi bidang social keagamaan, ilmu pengetahuan, perbandungan agama dan lain-lain, isma�il raji al-faruqi terlihat memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap problem umat islam dan berusah untuk mencari solusinya. [5]

E. Gagasan Islamisasi Sains Ismail Raji Al-Faruqi

      Proses islamisasi ilmu pengetahuan ini akan bisa dilaksanakan ketika proses ilmu pengetahuan ini dilaksanakan dengan beberapa prinsip pokok yang ada pada agama Islam itu sendiri. Baik itu dalam prinsip pokok tauhid, syariah, maupun akhlak. Ketiga prinsip pokok tersebut haruslah menjadi pondasi dasar bagi ilmu pengetahuan yang ada.
Islamisasi ilmu pengetahuan ini bisa dilaksanakan dengan dua cara. Yakni yang pertama,dengan cara mengislamkan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada maupun yang sedang berkembang. Yang kedua, dengan cara mengilmukan Islam. Dari kedua konsep Islamisasi ilmu pengetahuan ini dibahas oleh kedua tokoh besar dalam gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan. [6]
a. Tauhid / Keesaan Allah.
Isma�il raji Al-Faruqi ini berpandangan bahwa suatu yang esa atau mengandung unsur ketuhanan yang satu merupakan esensi dari segalanya. Bagaimana menciptakan suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya bertauhid atau mengandung unsur ke-Esaan. Dalam menilai kebenaranpun bagaimana melakukan penilaian yang tidak menimbulkan dualisme kebenaran yakni kebenaran subjektif, objektif. Akan tetapi bagaimana nilai kebenaran tersebut bersifat tunggal. Yang mengerucut pada nilai-nilai ketauhidan.
b.  Integrasi kebenaran Islam dan kebenaran ilmu pengetahuan.
Menurut Al-Faruqi, kebenaran dalam Islam haruslah di integrasikan pada nilai-nilai kebenaran ilmu pengetahuan. Kebenaran ilmu pengetahuan disini kita kenal sebagai kebenaran yang melalui hukum-hukum logika yang dijadikan patokan sebagai tolak ukur standar kebenaran. Sumber kebenaran dalam ilmu pengetahuan yang terpusat dalam nilai-nilai rasionalitas dan nilai-nilai empiris yang lebih mengedepankan pengalaman sebagai ukuran kebenaran.
Sedangkan kebenaran dalam Islam bersumber pada wahyu dan kebenaran akal selagi tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah dalam Islam dalam proses mengolahnya dengan akal manusia. Karena bagaimanapun, kepercayaan terhadap agama yang di topang oleh wahyu merupakan pemberian dari Allah dan akal juga merupakan pemberian dari Allah yang diciptakan untuk mencari kebenaran.
Islamisasi ilmu pengetahuan pandangan Al-Faruqi ini haruslah mengintegrasikan konsep kebenaran yang ada pada ilmu pengetahuan yang bersumber pada akal (rasionalitas) dan pengalaman (empiris) dengan konsep kebenaran Islam yang terletak pada keyakinan melalui wahyu dan ayat-ayat yang mempunyai sakralitas dalam agama tersebut.
Islamisasi Ilmu Yang Muncul Pada Era Modern ( Abad 20 ) Merupakan Respons Kritis Atas Peradaban Global Barat Yang Sekuler, Kering Nilai Nilai Ilahiah, Spiritualitas, Dikotomis Akal-Wahyu, Ilmu � Amal, dan Material Spiritual Yg Mengakibatkan Munculnya Problem Kemanusiaan, Seperti Degradasi Moral-Religius, Kekosongan Jiwa, Dan Tradisi Taqlid Di Kalangan Umat Islam.[7]
       Hal Ini Kemudian Berdampak Negatif Terhadap System Pendidikan Dan Umat Isalm.Di Antara Pengaruh Negative Tersebut Adalah System Pendidikan Umat Islam Sangat Lemah. Hal Ini Karena Kurang Dihayati System Moral Dan Yg Ada Dalam Islam.Yang Ada Pada Akhirnya Kondisi Semacam Ini Akan Mempercepat Terjadinya Dualism System Pendidikan. Realitasnya, Wawasan Dan System Pendidikan Umat Islam Kurang Jelas Dan Tidak Menunjukan Eksistennsi Hakikat Islam Yg Sebenarnya. Dalam Pengaruh Barat Atau Westernisai,Masyaratak Muslim Banyak Yang Tergoda Oleh Kemajuan Barat Dan Berusaha Mereformasi Dengan Jalan Westernisai. Ternyata , Jalan Yang Di Tempuh Tersebut Malah Menghancurkan Umat Islam Dan Semakin Jauh Dari Al Quran Dan Hadist. Sebab,Dengan Mengadakan Westernisasi Berbagai Pandangan Hidup Barat Masuk Dan Di Terima Oleh Umat Islam Tanpa Seleksi Yang Ketet Sehingga Mengakibatkan Umat Isalm Menjadi Bingung Dan Berakibat Pula Terjadi Integrasi Kultur Menjadi Terpecah Baik Dalam Spek Pemikiran Maupun Perbuatan.Hal Ini Di Sebabkan Karena Adanya Dualism System Pendidikan Yg Berlaku Pada Umat Isalm, Yaitu Sitem Pendiidikan Barat Dan System Pendidikan Islam. Sedangkan,System Pendidikan Barat Pengaruhnya Sangat Kuat. Kedua System Tersebut Merupakan Ancaman Bagi Pendidikan Isalm.Oleh Karna Itu,Usaha Pembentukan System Yang Menyatu Atau Integral Adalah Sebuah Keharusan.
       Dengan Melihat Fenomina  Di Masyarakat Yang Mengalami Problema Serius Tersebut,Al Faruqi Bergerak Hatinya Untuk Memberikan Obat, Yaitu Dengan Gagasan Yang Di Tawarkan Berupa Islamisai Sains. Islma�il Raji Al Faruqi Mengatakan Bahwa Islamisai Ilmu Adalah Mengislamkan Disiplin � Disiplin Ilmu Atau Tepatnya Menghasilkan Buku Buku Pegangan ( Buku Dasar ) Di Perguruan Tinggi Dengan Menuangkan Kembali Disiplin Ilmu Modern Kedalam Wawasan Islam, Setelah Di Lakukan Kajian Kritis Terhadap Kedua System Pengetahuan Islam Dan Barat .Pengertian  Ini Lebih Jelas Dan Operasional Dari Pengertian Sebelumnya, Di Samping Itu,Al Faruqi Juga Memberikan Langkah Langkah Procedural Bagi Terlaksananya Progam Isalmisasi Ilmu. Islamisasi Ilmu Dalam Hal Ini, Berarti Upaya Membangun Pradigma Keilmuan Yang Berlandaskan Nilai Nilai Islam ,Baik Pada Aspek Ontologism,  Epistomologis, Maupun Aksiologis.
     Menurut Al Faruqi, Isalmisasi Sains Harus Merujuk Pada Tiga Sumbu Tauhid,Yaitu Kesatuan Pengetahuan,Kesatuan Hidup,Dan Kesatuan Sejarah. Kesatuan Pengetahuan Berkaitan Dengan Tidak Ada Lagi Pemisahan Pengetahuan Rasional ( Aqli) Dan Irasional ( Naqli ).Kesatuan Hidup Berkaitan Dengan Semua Pengetahuan Yang Harus Mengacu Pada Tujuan Penciptaan, Yang Berdampak Lanjutan Pada Tidak Bebasnya Pengetahuan Dari Nilai, Yaitu Ketuhanan.Kesatuan Sejarah Berkiatan Kesatuan Disiplin Yang Harus Mengarah Sifat Keumatan Dan Megabdi Pada  Tujuan Umat Di Dalam Sejarah.
Tiga Prinsip Kesatuan, Dengan Demikian Tidak Lagi Melakukan Pembagian Pengetahuan Dalam Sains Sains Yang Bersiafat Individual Maupun Yang Social,Semua Disiplin Bersifat Humanistis Dan Umatis[8].Menurut Raji Alfaruqi Untuk Menjalankan Tiga Prinsip Kesatuan Tersebut Di Perlukan Penjelasam Teknis Yang Di Sebutnya Sebagai � Dua Belas Langkah Kerja Islamisasi Pengetahuan, Yaitu Sebagai Berikut:
       1) Penguasaan Disiplin Disiplin Modern
       2) Penguasaan Khazanah Isalm
       3) Penentuan Relevansi Islam Yang Spesifik Pada Setiap Bidang Imu Pengetuan Modern
       4) Pencarian Cara Untuk Melakukan Sistesis Kreatif Antara Khazanah Islam Dan       Khazanah Ilmu   Ilmu Pengetahuan Modern
        5) Pengarahan Aliran Pamikiran Islam Ke Lintasan Lintasan Yang Mengarah Pada     Pemenuhan Pola Rancangan Allah.
 6)   Survei Disiplin Ilmu
 7)   Penilaian Kritis Terhadap Disiplin Ilmu Moderen
 8)   Survei Permasalahan Yang Dihadapi Umat Islam
 9)   Survei Permasalahan Yang Dihaadapi Umat Manusia
10) Analisa Kreatif Dan Sintesa
11)  penuangan kembali disiplin ilmu modern kedalam kerangka islam
        12)  penyebar luasan ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan[9]
       Dalam Merealisasikan Gagasan Tersebut Menurut Raji Al faruqi Ada Beberapa Tugas Yang Harus Di Lakukan, Pertama Memadukan System Pendidikan Islam Dengan System Pendidikan Sekuler. Perpaduan Ini Harus Sedemikian Rupa Sehingga System Baru Yang Terpadu Dapat Memperoleh Kedua Macam Keuntungan Dari System Terdahulu. KeduaMenurut Ismali Raji Alfaruqi,Gagasan Islamisasi Sains Harus Di Ikuti Pelajaran Pelajaran Wajib Mengenai Kebudayaan Islam Sebagai Bagian Dari Progam Studi Mahasiswa. Hal Ini Akan Membuat Mereka Semakin Yakin Terhadap Agama Dan Warisan Mereka. Juga Membuat Mereka Menaruh Kepercayan Kepada Diri Sendiri Sehingga Dapat Menghadapi Kesulitan Kesulitan Mereka Di Masa Kini Sampai Kepada Tujuan Yang Di Tetapkan Oleh Allah.Menurut Isamil Raji Alfaruqi Isalmisasi Sains Adalah Suatu Keharusan Yang Tidak Bias Di Tawar Tawar Lagi Oleh Para Ilmuan Muslim. KetigaMemperbaiki Metodologi Sesungguhnya Ilmu Ilmu Barat Sudah Melanggar Salah Satu Syarat Yang Krusial Dari Metodologi Isalm Yaitu Kesatuan Kebenaran.  KeempatHarus Di Adakan Pertemuan Pertemuan Yang Membicarakn Tentang Islamisasi Sains Dan Beberap Rencana Strategis, Yg Pada Akhirnya Menuangkan Kembali Semua Khazanah Pengetaun Barat Terhadap Islam.

BAB III
PENUTUP

      A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, prinsip-prinsip dasar yang digunakan Ismail Raji Al-faruqi untuk merealisasikan gagasannya tentang pendidikan islam. Ilmu-ilmu Sosial meliputi lima prinsip yaitu keesaan Allah, kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan kesatuan pengetahuan, kesatuan hidup dan kesatuan umat manusia.
Kemudian maksud dan tujuan gagasan Islamisasi Ilmu-ilmu Sosial adalah untuk Penguasaan disiplin warisan Islam, Penguasaan khazanah warisan Islam, Membangun relevansi Islam dengan masing-masing disiplin ilmu modern, Memadukan nilai-nilai dan khazanah warisan Islam secra kreatif dengan ilmu-ilmu modern dan Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah.
Untuk merealisasikan tujuan dari islamisasi ilmu-ilmu sosial dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah disebut di atas, Ismail Raji Al-faruqi mepunyai 12 langkah-langkah kerja yang diperlukan untuk mencapai proses pendidikan islam, di antaranya adalah penguasaan disiplin ilmu modern: penguraian kategoris, survei disiplin ilmu, penguasaan .
Faruqi Bergerak Hatinya Untuk Memberikan Obat, Yaitu Dengan Gagasan Yang Di Tawarkan Berupa Islamisai Sains. Islma�il Raji Al Faruqi Mengatakan Bahwa Islamisai Ilmu Adalah Mengislamkan Disiplin � Disiplin Ilmu Atau Tepatnya Menghasilkan Buku Buku Peganga Di Perguruan Tinggi Dengan Menuangkan Kembali Disiplin Ilmu Modern Kedalam Wawasan Islam, Setelah Di Lakukan Kajian Kritis Terhadap Kedua System Pengetahuan Islam Dan Barat .Pengertian  Ini Lebih Jelas Dan Operasional Dari Pengertian Sebelumnya, Di Samping Itu,Al-Faruqi Juga Memberikan Langkah Langkah Procedural Bagi Terlaksananya Progam Isalmisasi Ilmu. Islamisasi Ilmu Dalam Hal Ini, Berarti Upaya Membangun Pradigma Keilmuan Yang Berlandaskan Nilai Nilai Islam ,Baik Pada Aspek Ontologism,  Epistomologis, Maupun Aksiologis.
B.     Saran
      Semoga dengan disusunnya makalah ini, dapat menambah pengetahuan kita tentang Konsep pemikiran Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi. Kita dapat mengetahui bahwa Konsep pendidikan dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi pasti ada dalam setiap disiplin ilmu yang berkaitan dengan kehidupan. Betapa tingginya sebuah ilmu memandang Konsep Islamisasi dalam perspektif Ismail Raji al-Faruqi sebagai aspek yang berperan penting dalam seluruh komponen ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
            Kami menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami mengharap saran yang konstruktif dari teman-teman sekalian serta para pembaca terutama dosen pengampu demi perbaikan makalah kami dimasa yang akan datang.


DAFTAR RUJUKAN


                Baharun Hasan Dan Akmal Mondiri. Metodologi Study Islam Percikan Pemikiran Tokoh Dalam             Membumikan Agama, Jakarta : Ar-Ruzz Media 2011.
            Nata, Abbudin , Metodologi Studi Islam, Jakarta : Rajawali Pers, 2013.
            Siswanto, Filsafaf Dan Pemikiran Pendidikan Islam, Surabaya : Pena Salsabila,      2015.
            Siswanto, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filosofis,  Pamekasan : Stain                                    Pamekasan Pers, 2013.
            Soleh ,Khodori, Filsafat Islam , Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,2014.

[1]Hasan Baharun Dan Akmal Mondiri. Metodologi Study Islam Percikan Pemikiran Tokoh Dalam Membumukan Agama, ( Jakarta : Ar-Ruzz Media 2011)Hlm. 105-106.
[2] Siswanto, Filsafaf Dan Pemikiran Pendidikan Islam( Surabaya : Pena Salsabila, 2015).Hlm.146-147.
[3] Ibid hlm 148.
[4] Siswanto, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filosofis, ( Pamekasan : Stain Pamekasan Pers, 2013). Hlm.98-101.
[5] Hasan baharun dan akmal mondiri. Metodologi study islam percikan pemikiran tokoh dalam membumikan agama.hlm.108-109.
[6] Khodori Soleh, Filsafat Islam ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,2014).Hlm. 327.
[7]Ibid .Hlm. 110.
[8] Abbudin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2013), Hlm. 410.
[9] Siswanto, Filsafat Dan Pemikiran Pendidikan Islam,( Surabaya: Salsabila,2015).Hlm.155