Friday 24 June 2016

Kepala Sekolah Yang Hanya Mengedepankan Formalitas Dan Mengabaikan Tanggung Jawab


Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah walaupun kepemimpinan itu sifatnya situasional, artinya suatu tipe kepemimpinan dapat efektif untuk situasi tertentu dan kurang efektif untuk situasi yang lain.


A.           Latar Belakang
Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk berperan serta guna mencapai tujuan yang ingin diterapkan.
Jabatan kepala sekolah pada hakekatnya merupakan amanat dari sang Pencipta, dan lahirnya amanat dari bangsa dan negara yang secara yuridis formal diangkat berdasarkan surat keputusan (SK) dari pemerintah. Oleh karena itu suatu saat amanat itu akan diminta pertanggungjawabannya baik oleh oleh Allah, maupun bangsa dan negara. Keinginan menjadi kepala sekolah merupakan hal yang positif dan hak bagi setiap guru, sebab tidak mustahil dengan keinginan tersebut akan memotivsi diri untuk melaksanakan tugas dan kewjiaban dengan baik.masalah kepemimpinan pada hakikatnya sudah ada sejak manusia hidup berkelompok, setiap organisasi yang bergerak dibidang apa saja membutuhkan seorang pemimpin, sehingga dengan kepemimpinannya diharapkan dapat menghantarkan atau membawa organisasi tersebut kearah keberhasilan.
Suatu ungkapan mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan suatu ungkapan yang menggambarkan betapa pentingnya kedudukan sang pemimpin dalam suatu organisasi. Bahkan ada pula yang melukiskan bahwa pemimpin ibarat seorang pengembala maka setiap pengembala akan diminta pertanggungjawaban atas perilaku pengembalaannya.
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dapat memadukan rasa kebersamaan bawahannya, sehingga mereka dapat bekerja dengan baik tanpa paksaan serta memahami tanggungjawabnya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai bekal keahlian dan pengalaman dalam memimpin, sehingga tidak mendapat kesulitan dalam mengendalikan bawahannya. Akan tetapi pada faktanya yang terjadi pada saat ini masih banyak pengawas melakukan pekerjaannya di lapangan  tidak serius atau asal-asalan dan hanya mementingkan formalitas. ia hanya datang, mengisi buku tamu, bertanya sebentar, meminta tanda tangan, dan kemudian pulang. Banyak pula kepala sekolah yang hanya ingin mempertahankan jabatan tanpa melakukan pemberdayaan dan pengembangan pribadi dan lembaga secara terprogram. Kesibukan di jadikan alasan utama padahal jabatan adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan secara serius dan penuh pengabdian baik didunia maupun akhirat.
B.            Solusi
Di dalam sekolah kepala sekolah mempunyai peran sangat berpengaruh terhadap mutu dan kualitas lembaganya, kepala sekolah juga berperan sebagai supervisor, hal ini perlu dilakukan untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja guru-guru dalam rangka perbaikan dan pengembangan pembelajaran. Namun dalam hal ini kepala sekolah tidak mesti bersikap otoriter terhadap bawahan (para guru), pengawasan yang diberikan kepala sekolah terhadap guru adalah melalui pembinaan , pengarahan dan bimbingan yang baik terhadap para guru dengan maksud meningkatkan profesionalisme guru dan menigkatkan kualitas dan menjamin mutu pendidikan di lembaga tersebut baik dan berjalan efektif sesuai dengan visi misi lembaga.
Dari masalah yang terjadi maka untuk mengatasinya dengan cara menggunakan  pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor, hal ini tentu lebih memudahkan supervisor ketika mensupervisi bawahannya, supervisor dapat memilih pendekatan mana yang akan digunakan sesuai dengan kondisi lembaga yang bersangkutan, karena setiap pendekatan dalam supervisi pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Pemilihan yang tepat bergantung pada masalah yang dihadapi dan tujuan yang hendak dicapai.
Dengan itu supervisor hendaknya menggunakan pendekatan direktif dimana cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung, dengan tujuan agar guru yang mengalami problem perlu diberi rangsangan langsung agar ia bisa bereaksi. Adapun langkah-langkah pendekatan direktif  yaitu : menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh, menetapkan tolok ukur, dan menguatkan. 
Selain itu supervisor juga memberikan arahan tentang tugas dan tanggung jawab dari kepala sekolah yaitu:
1.             Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
2.             Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran keberhasilan PBM.
3.             Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, menggunakan, dan mencari metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum baru.
4.             Membina kerjasama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.
5.             Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan/atau mengirim para guru dan pegawai untuk mengikuti penataran, seminar, dan kegiatan ilmiah lainnya sesuai bidangnya masing-masing.
6.             Membina hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan komite sekolah, orang tua siswa, masyarakat, dan instansi lain yang terkait dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah.