DIKSI DALAM TULISAN ILMIAH
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang di ampu oleh bapak Wahab
Syakhirul,M.Pd
Disusun
oleh:
Ulfa
Ainun Nikmah
Lailatul
Fitriyah
Siti
norhayati
Tria
Fera Sasmita
M.Farhanul Abror
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang
telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan MAKALAH yang berjudul ”DIKSI
DALAM TULISAN ILMIAH” ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat
serta salam kami panjatkan kepada baginda nabi muhammad S.A.W yang di utus
untuk menjadi rahmat sekalian alam dan untuk menyempurnakan ahlak.
Makalah ini disusun selain
untuk memenuhi tugas juga untuk dijadikan sebagai pembelajaran tentang diksi
atau juga disebut seni pemilihan kata. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini
sering kali kita melihat atau mendengar seseorang berkomunikasi menggunakan
kata-kata yang tidak baku sehingga terjadi kesalah penafsiran bagi pendengar
maupun pembaca, dengan hadirnya makalah ini dapat membantu kita dalam
penggunaan atau pemilihan kata agar dapat meminimalkan terjadinya kesalah
penafsiran atau kesalah pahaman.
Kami penulis hanylah manusia biasa yang penuh dengan salah dan
lupa. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna maka untuk itu,
dengan penuh rendah hati kami mengharapkan kritik dan sarannya yang dapat
membangun sehingga makalah ini akan menjadi lebih baik. Atas segala perhatian, apresiasi
yang berupa saran dan kritiknya kami sampaikan banyak terimakasih. Semoga kita
selalu dalam lindunganNya. Amin
Pamekasan,
September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A.... Latar Belakang.....................................................................................1
B.... Permasalahan.......................................................................................1
C. .. Tujuan penulisan..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................2
A.... Pengertian diksi....................................................................................2
B.... Fungsi diksi..........................................................................................3
C.... Ketepatan pemilihan kata.....................................................................4
D.... Kesesuaian pemilihan kata...................................................................5
E.... Perubahan makna kata.........................................................................6
F..... Macam-macam peranti diksi................................................................8
BAB III PENUTUP............................................................................10
A.... Kesimpulan.........................................................................................10
B.... Saran...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Diksi disebut juga dengan pilihan kata, penggunaan
diksi yang tepat, cermat dan benar dapat memberikan nilai pada suatu kata, termasuk
saat yang bersangkutan membuat karangan. Selain itu diksi juga dapat mencegah
kesalahan penafsiran yang berbeda. Misalanya pilihan kata ketika seorang
pejabat berpidato akan mengunakan gaya repitisi, gaya bernada rendah atau tinggi sangat
mempengaruhi publik, seperti pidato presiden Soekarno yang menggunakan diksi
repitisi guna untuk membakar semangat rakyatnya.
B RumusanMasalah
1.
Apa yang dimaksud diksi?
2.
Apa fungsi diksi?
3.
Bagaiman cara menggunakan kata yang tepat
dalam berkomunikasi ataupun membuat karangan?
4.
Bagaiman cara menyusuaikan pemilhan kata dengan
tepat?
5.
Apa saja faktor yang menyebabkan perubahan makna kata?
6.
Apa saja macam-macam peranti diksi?
C. TujuanPenulisan
1. Untuk mengetahui pengertian
diksi
2. Untuk
mengetahui fungsi diksi
3. Untuk mengetahui cara menggunakan kata yang
tepat dalam berkomunikasi ataupun membuat karangan
4. Untuk mengetahui cara menyesuaikan pemilihan kata dengan
tepat
5. Untuk mengetahui faktor yang
menyebabkan perubahan makna kata
6. Untuk mengetahui macam-macam peranti diksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DIKSI
Diksi disebut juga pilhan kata, penggunaan diksi yang tepat, cermat
dan benar dapat memberikan memberikan nilai pada suatu kata1
termasuk dalam membuat karangan2.
Diksi juga berfungsi untuk membantu melambangkan ide atau gagasan yang akan
diucapkan lewat bahasa yang digunakan. penggunaan kata diksi yang tepat akan
merubah makna kata, yang awalnya biasa saja akan lebih bermakna. Penggunaan
diksi yang tepat dan benar akan memberikan nuansa positif bagi lawan bicara.
Dalam kamus besar bahasa indonesia diksi dapat di artikan sebagai pilihan
kata yang tepat dalam penggunaanya untuk mengungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Oleh karena itu dapat
diketahui bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan
berbahasanya,termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
B. FUNGSI DIKSI
Diksi memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:.
a. Suatu upaya untuk melambangkan ide pokok atau
gagasan yang akan di ucapkan lewat bahasa yang digunakan. Penggunaan kata yang
tepat akan memberikan makna sebuah kata yang sesungguhnya, yang awalnya biasa
saja menjadi lebih bermakna dan sempurna. Misalnya kata perempuan sangat
dihargai pada saat pemerintahan Gus Dur dengan selalu menggunakan kata diksi
menteri pemberdayaan perempuan. Beda pada saat orde baru yang menggunakan kata
wanita yang selalu menghiasi pada menteri peranan wanita, dharma wanita. Jadi, dengan
menggunakan diksi yang baik maka akan memberikan makna yang sesungguhnya.
b. Upaya untuk mengekspresikan gagasan yang benar
dan tepat. Artinya menggunakan diksi yang tepat, cermat dan benar akan memberikan
nuansa positif dan menyenangkan bagi lawan bicara.
c. Berfungsi untuk mencegah kesalah tafsiran dan
kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Kata anutan dan panutan contoh : 1. Ibu Kartini
terpilih menjadi dosen panutan di Stain Pamekasan. Contoh : 2. Ibu Kartini
terpilih menjadi dosen anutan di Stain Pamekasan. Banyak orang yang mengatakan
contoh nomor satu yang benar yaitu menggunakan kata panutan dari pada anutan.
Jika di analisis, kata anut yang lebih tepat tapi kata panutan yang lebih
banyak di gunakan masyarakat. Kata panutan bila di uraikan kata dasarnya adalah
panut dan mendapat akhiran an, dalam bahasa indonesia kata panut bukan
menunjukkan kata verba, tapi lebih menunjukkan nama orang. Sedangkan kata dasar
anutan yaitu anut yang ditambah akhiran an yang merupakan bentuk verba3.
C. KETEPATAN PEMILIHAN KATA
Ketepapan pemilhan kata merupakan syarat yang
harus dimiliki oleh seseorang ketika berkomunikasi dan berinteraksi agar tidak
terjadi kesalah tafsiran maupun kesalah pahaman. Oleh karena itu, untuk bisa
mencapai ketepatan pemilhan kata harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Cermat dalam membedakan makna kata-kata yang
hampir bersinonim,seperti kata tasbih yang artinya orang yang berdzikir dan
tahbis yang mempunyai arti memberkati.
2. Cermat dalam membedakan denotasi dan konotasi.
Kalau yang digunakan hanya pengertian dasar, maka harus memilih kata denotatif,
kalau yang digunakan reaksi emosional tertentu, maka harus menggunakan kata
konotatif sesuai dengan sasaran yang dicapainya. Contoh: SBY dan Mega Wati
berebut kursi kepresidenan pada pemilu 2009” makna kursi di atas bukan makna
denotatif yaitu tempat duduk, tapi makna konotatif yaitu kekuasaan. Sehingga
tidak timbul interpretasi yang berlainan.
3. Cermat dan tepat dalam penggunaan kata-kata
umum dan kata-kata khusus. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu dari
pada kata umum. Contoh: kijang dengan mobil. Kijang merupakan kata khusus
sedangkan mobil merupakan kata umum.
4. Cermat dalam menggunakan kata-kata yang
bersinonim. Contoh: kata saya dan aku, penggunaan kata aku lebih tepat
digunakan dalam forum non ilmiah atau sedang bermain dengan teman. Sedangkan
penggunaan kata saya lebih tepat digunakan dalam forum ilmiah karena kata saya
lebih sopan dari pada kata aku.
5. Cermat dalam penggunaan kata-kata abstrak dan
kata-kata konkrit. Ciri-ciri kata abstrak itu konseptual sedangkan kata konkrit
itu berciri khusus. Contoh kata abstrak: manusia,kemiskinan. Contoh kata
konkrit: manusia, miskin4.[3]
D. KESESUAIAN PEMILIHAN KATA
Kesesuaian diksi sangat diperlukan ketika
berkomunikasi. Saat berkomunikasi kita sering mengalami perbedaan atau
kekurangan tepatan karena perkembangan bahasa yang sangat luas. Artinya
terdapat kata frase maupun klausa yang di anggap kurang sesuai ketika di
ucapkan, tidak baku dan tidak baik. Bentuk ucapan bahasa yang benar dan baik
itu selalu dihubungkan dengan bentuk ucapan bahasa yang baku yaitu bentuk
ucapan bahasa yang dipakai sebagai pedoman yang di anggap sebagai bentuk ucapan
yang ideal(sesuai dengan EYD)5 oleh karena itu perlu diperhatikan
hal-hal dibawah ini.
1. Harus tepat dalam penggunaan kata yang
berhubungan dengan nilai sosial. Misalnya ketika seorang mahasiswa mohon ijin
untuk meninggalkan kelas, kata yang di ucapkan mohon ijin kebelakang bukan
untuk ijin kencing, hal ini dikarenakan kurang santun.
2. Menggunakan kata berpasangan atau idiomatik.
Contoh: terdiri atas, sebagai berikut, sehubungan dengan,dst.
3. Penggunaan bahasa baku secara tepat. Misalnya
diksi ramadhan,ramadhan atau ramadan. Banyak yang menganggap bahwa yang baku
adalah ramadhan, padahal yang baku sebenarnya adalah kata ramadan.
4. Penggunaan kata-kata pada kondisi tertentu.
Misalnya pada kata meninggal, mati, tewas, wafat, gugur. Buronan itu tewas di
tabrak truk saat lari dikejar polisi. Bandingkan dengan kalimat kyai itu wafat
beberapa minggu lalu. Kata tewas dan wafat berhubungan dengan situasi dan
kondisi tertentu.
5. Penggunaan kata ilmiah untuk penulisan
karangan ilmiah dan kata-kata non ilmiah untuk komunikasi yang sifatnya non
ilmiaah.
6. Tidak menggunakan bahasa lisan (pergaulan).
Contoh: “ayo kita cabut dan tutup facebook,
menuju masjid untuk solat berjemaah”
E. PERUBAHAN MAKNA KATA
Bahasa sifatnya dinamis yang banyak mengalami
perkembangan. Berikut faktor-faktor terjadi perubahan makna kata:
1. Perubahan bahasa
a.Perubahan intonasi. Perubahan intonasi pada kata dapat terjadi
perubahan makna(yang meliputi irama, tekanan, maupun nada). Contoh: ayam mati
dimakan harimau yang ganas. Bandingkan
dengan: ayam mati dimakan, harimau yang ganas.
a. Perubahan di dalam struktur frasa, misalnya
parkir bebas, bebas parkir.
b. Perubahan makna bahasa karena terjadi
perubahan-perubahan di dalam bentuk kata. Perubahan makna terjadi karena faktor
afiksasi atau imbuhan. Contoh: pimpin-pimpinan-pemimpin-kepemimpinan.
c. Perubahan struktur kalimat akan mengakibatkan
perubahan dalam hal makna. Misalnya dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif.
Contoh: Mahasiswa Stain harus mentaati peraturan yang di buat oleh Stain
Pamekasan (aktif). Mahasiswa Stain Pamekasan diharuskan mentaati peraturan yang
dibuat oleh Stain Pamekasan.
2. Faktor sosial
Faktor sosial juga dapat menyebabkan perubahan makna kata
dalam kerangka diksi. Contoh: guru-pahlawan tanpa tanda jasa; militer-baju
doreng; carik-sekretaris desa.
3. Faktor psikologis
Faktor psikologis atau faktor kejiwaan dapat menyebabkan
perubahan makna kata, misalnya mencakup pertimbangan rasa takut, kesopanan, kehalusan
ekpresi. Contoh: di tangkap polisi-di amankan polisi; penjahat itu
ditembak-dilumpuhkan.
4. Faktor kesejarahan
Faktor sejarah mengalami bahasa yang selalu berkembang sehingga
seringkali terjadi perubahan makna. Contoh: kata perempuan, ketika jaman
kependudukan Jepang penyebutan kata perempuan akan menandakan pada seorang
wanita yang kurang baik d imasyarakat. Kemudian pada jaman orde baru mengalami
perubahan diksi menjadi kata wanita yang diposisikan tinggi dibangdingkan
dengan kata perempuan. Akan tetapi, kata perempuan ditempatkan pada posisi
tinggi sampai pada masa pemerintahan SBY.
5. Kata baru (asing)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
munculnya kata yang baru sehingga terjadi perubahan makna kata. Contoh:
download:unduh, chatting:obrolan, website:laman, performance:kinerja ,perfect:sempurna,
dsb.
F.
MACAM-MACAM PERANTI DIKSI
1. Denotasi dan konotasi
Makna denotasi juga disebut makna konseptual,makna
lugas,makna yang biasa digunakan masyarakat pada umumnya. Sedangkan konotasi
biasa disebut bukan makna yang sebenarnya. Ketika berkomunikasi harus
memperhatikan kedua hal ini dengan cermat dan tepat. Apakah kita akan
menggunakan kata denotatif atau kata konotatif.
2. Bentuk idiomatik
Bentuk idiomatik menunjukkan pada bentuk kebahasaan yang
sudah berpasangan bentuknya(bentuk yang sudah lekat dan tidak dapat
dipisahkan). Contoh: sehubungan dengan, disebabkan oleh ,berharap akan, sebagai
berikut, dan terdiri atas. Jadi kata idiomatik tidak boleh diganti dengan
bentuk lain.
3. Polisemi
Polisemi adalah kata yang memiliki banyak makna / mempunyai
makna lebih dari satu. misalnya kata korban, dalam kamus bahasa indonesia
memiliki banyak makna.
4. Homonim
Homonim merupakan kata yang sama lafal dan ejaannya.
Misalnya kata bisa yang bermakna racun, namun dapat juga bermakna dapat. Ketika
berkomunikasi, tetap harus dapat memahami makna perbedaan dalam penggunaanya.
Karena jika tidak, maka dapat terjadi salah penafsiran. Perbedaan antara polisemi
dan homonim yaitu pada polisemi makna kata mengandung kias dan makna
sebenarnya, sedangkan pada homonim keduanya menggunakan kata denotatif.
5. Homofon
Homofon adalah dua kata atau lebih dimana pengucapan atau
bunyinya sama, namun berbeda tulisan dan maknanya. Contoh: kata bank dan bang
“bang Nurul pergi ke bank syariah untuk mengambil uang”. Makna “bang” panggilan
untuk kakak laki-laki, sedangkan “bank” menunjukkan makna tempat untuk menyimpan
uang.
6. Homograf
Homograf adalah dua kata yang memiliki kesamaan dalam
penulisan namun pengucapan dan maknanya berbeda. Contoh: Qodir apel ke rumah
Rani-Fitri membeli apel dipasar. Apel dan apel sama penulisannya, tetapi
pengucapan dan maknanya berbeda. Apel bermakna bersilaturrahmi dan apel satunya
bermakna buah.
7. Hiponim
Hiponim adalah relasi kata yang terdiri atas dan bawah.
Artinya ada komponen yang sebagai superordinatnya(makna yang masih luas). Dan
dibawahnya yang lebih khusus lagi. Misalnya pada kata toko yang merupakan
subordinatnya dan kata baju adalah ordinat-ordinatnya.
8. Kata tanya dimana,yang mana, dan hal mana
Tiga kata tanya tersebut dapat digunakan untuk menanyakan
sesuatu. Jadi apabila kata tadi masih digunakan dalam kalimat tuturan, maka
kalimat itu salah. Misalnya: Ustadku yang mana yang sangat baik padaku. Kalimat
itu salah dan yang tepat yaitu Ustadku sangat baik padaku.
9. Sinonim
Sinonim adalah persamaan kata atau kata yang memiliki
makna yang sama atau hampir
sama. Contoh: kata mati dan tewas.
10. Antonim
Antonim adalah kata yang berlawanan arti atau maknanya.
Antonim sebenarnya menunjukkan relasi antar makna yang wujud logisnya sangat
berbeda atau berlawanan. Misalnya: cinta-benci, panas-dingin, selatan utara.
11. Kata abstrak dan konkrit
Kata abstrak mempunyai pengertian yang berupa konsep.
Akan tetapi, kata konkrit mempunyai pengertian yang berupa objek yang bisa
dilihat, objek yang bisa di amati misalnya;radang, luka, memar atau berupa
generalisasi sebuah konsep. Contoh: iman, surga, neraka, hari kiamat6.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diksi mempunyai makna yang lebih luas dari
rangkaian kata dalam praktik berbahasa. Ketika berada dalam satu forum formal, pemilihan
kata yang tepat merupakan hal yang penting. Begitu juga saat menulis suatu
karya ilmiah sangat diperlukan kata-kata yang mengandung unsur keilmiahan baku,
cermat tepat, benar dan baik. Penggunaan diksi yang baik dan benar yaitu sesuai
dengan ejaan yang disempurnakan. Beberapa fungsi diksi yaitu sebagai suatu
upaya untuk membantu melambangkan ide atau gagasan yang akan di ungkapkan lewat
bahasa yang di ungkapkan, sebagai upaya untuk mengekpresikan gagasan yang benar
dan tepat, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kesalah tafsiran atau
kesalahpahaman.
B. SARAN
Kita harus memperbanyak membaca buku agar
memiliki penguasaan bahasa yang baik dan benar,sehingga dalam berkomunikasi
atau dalam membuat suatu karangan ilmiah kita bisa dengan mudah menggunakan
bahasa atau kata yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Susila
Mansurudin.2010.Mozaik Bahasa Indonesia.UIN-Maliki Press:Malang
Drs.H.Aziz
Djaja.Buku Ajar Bahasa Indonesia
Masnur
Muslich.2012.Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi.Bumi Aksara:Jakarta
Zubad
Nurul Yaqin.Bahasa Indonesi Keilmuan.2011.UIN-Maliki press
[1]Susilo Mansurudin.2010.Mozaik Bahasa Indonesia.UIN-Maliki
Press: Malang
2 M.zubad Nurul Yaqin.Bahasa Indonesia
Keilmuwan.2011.UIN-Maliki Press