MAKALAH
HUBUNGAN LOGIKA DENGAN BAHASA
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Ilmu Logika
Yang dibimbing oleh
Bapak Khalilullah, M.H
Disusun oleh:
Kelompok 3
As’Adi: 18381071026
Mohammad Amirullah: 18381071098
Nasihah:
18381072104
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) MADURA
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA
TAHUN 2019/ 2020
KATA PENGANTAR
ASSALAMUALAIKUM
WR.WB
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena
telah melimpahkan taufiq dan hidayahnya sehingga kita bisa menyelesaiakan
makalah ini dengan tepat waktu . sholawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada
saat ini .
Tiada
kata lain yang patut kami ucapkan kecuali ucapan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada Bapak Khalilullah, M.H. selaku dosen mata kuliah Ilmu
Logika. semoga dengan adanya makalah ini bisa menjadi bekal dan pengalaman yang
sangat berharga bagi masa depan saya nanti. Aminn....
Dalam makalah ini kita akan membahas
tentang ‘’ Hunbungan Logika dengan Bahasa ‘’. Saya berharap dengan
adanya pembahasan ini bisa menambah
wawasan kita.
Mungkin hanya ini yang dapat kita sampaikan,
kita menyadari dalam makalah ini banyak terdapat kekeliruan dan keikhlafan baik pemaparan
maupun penulis.
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
Pamekasan, 15 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan makalah
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika
B. Pengertian Bahasa
C. Hubungan Logika Dengan Bahasa
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring dalam
perkembangan zaman, manusia sering mengabaikan logika dalam berfikir dan
membuat aturan. Kebanyakan orang- orang tersebut menganggap remeh tentang
logika dan berfikir seenaknya saja, mereka menginginkan hal yang mudah dan
praktis. Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan- kejanggalan dalam komunitas
masyarakat banyak. Dibalik itu semua, diantara hubungan logika dengan ilmu-
ilmu lain, terutama hubungan logika dengan bahasa sangat berpengaruh dalam
kehidupan. Sekaligus untuk eksistansi masa depan yang lebih terpapar dan
terencana. Yang prosesnya memang tidak mudah sebagaimana keinginan masyarakat
saat ini yang berbeda jauh. Logika dan bahasa adalah dua kesatuan yang saling
berhubungan erat.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Logika
2. Apa yang dimaksud dengan Bahasa
3. Bagaimana Hubungan Logika Dengan
Bahasa
C. Tujuan
Makalah
1. Untuk mengetahui pengertisan
logika
2. Untuk mengetahui pengertian
Bahasa
3. Untuk mengetahui hubungan logika
dengan bahasa
4. Untuk memenuhi tugas kuliah ilmu
logika
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Logika
Secara
etimologi, logika berasal dari perkataan yunani yaitu logike (kata sifat) dan
logos (kata benda), yang berarti “ pikiran atau perkataan sebagai pernyataan
dari pikiran, alasan atau uraian “. Dengan demikian, logika merupakan pekerjaan
akal pikiran manusia dalam bernalar untuk menghasilkan kebenaran atau
penyimpulan yang benar. Sebagai ilmu, disebut logica scientia yang berarti ilmu
logika, namun sekarang ini hanya lazim disebut dengan logika saja. Jadi, logika
adalah suatu ilmu pengetahuan tentang prinsip- prinsip dan norma- norma
penyimpulan yang dipandang dari aspek yang benar (Sahih). Ada yang berpendapat
bahwa logika adalah ilmu dalam lingkungan filsafat yang membahas prinsip-
prinsip dan hukum- hukum penalaran yang tepat. Ada juga yang menandaskan bahwa
logika adalah ilmu pengetahuan (science) tetapi sekaligus merupakan kecakapan
atau keterampilan yang merupakan seni ( art ) untuk berpikir secara lurus,
tepat, dan teratur. Dalam hal ini, ilmu mengacu pada kemampuan rasional untuk
mengetahui, sedangkan kecakapan atau keterampilan mengacu pada kesanggupan akal
budi untuk mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan. Selain itu, ada juga ahli
yang berpendapat bahwa logika adalah teknik atau metode untuk meneliti
ketepatan berpikir. Jadi logika tidak terlihat selaku ilmu, tetapi hanyalah
merupakan metode. Ada pula yang mengatakan bahwa logika adalah ilmu yang
mempersoalkan prinsip- prinsip dan aturan- aturan penalaran yang sahih (valid).
William Alston,
mendefinisikan logika sebagai logic
is the study of inference, more precisely the attempt to devise criteria for
separating valid from invalid inferences (logika adalah studi tentang
penyimpulan, secara lebih cermat usaha untuk menetapkan ukuran- ukuran guna
memisahkan penyimpulan yang sah dan yang tidak sah).
Sheldon Lachman,
mengemukakan : logic is the
systematic discipline concerned with the organization and development of the
formal rules, the normative prosedures and the criteria of valid inference
(logika adalah cabang ilmuyang sistematis mengenai penyusunan dan pengembangan
dari aturan formal, prosedur normatif, dan ukuran- ukuran bagi penyimpulan yang
sah).[1]
Jan Hendrik
Rapar, (1996:10)
“logika adalah cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan, dan
membahas asas- asas, aturan- aturan formal, prosedur- prosedur serta kriteria
yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional”.
Ir.
Poedjawijatna, logika adalah
filsafat budi (manusia) yang mempelajari teknik berpikir untuk mengetahui
bagaimana manusia berpikir dengan semestinya.
Hasbullah
Bakry, logika adalah
ilmu pengetahuan yang mengatur penelitian hukum-hukum akal manusia sehingga
menyebabkan pikirannya dapat mencapai kebenaran.
Berdasar dari
pengertian logika yang diuraikan diatas, dapat dikatakan bahwa logika merupakan
cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan, dan membahas
asas-asas, aturan-aturan formal, prosedur-prosedur, serta kriteria yang sahih
bagi penalaran dan penyimpulan demi pencapaian kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan secara nasional.
B. Pengertian
Bahasa
Bahasa secara
umum adalah semua sarana berupa isyarat-isyarat, bunyi-bunyi, dan ujaran-ujaran
untuk mempertukarkan perasaan dan pemikiran dan bahasa adalah sebagai alat
komunikasi untuk kita mengungkapkan pikiran kita guna memperoleh pengetahuan
yang benar. Bahasa yang baik dan benar dalam praktek kehidupan sehari- hari
hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar dari setiap
orang untuk berpikir logis. Sebaliknya, suatu kemampuan berpikir logis tanpa
kemampuan bahasa yang baik, maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran
kepada orang lain. Dalam pengertia istilah, bahasa memiliki beberapa arti,
diantaranya:
Bahasa menurut Bussman (2006:627)
adalah sarana untuk
1.
Mengekspresikan atau mengemukakan pemikiran, konsep, pengetahuan dan informasi
dengan tepat
2. Mentrasmisikan
pengalaman dan pengetahuan.[2]
Menurut Kridalaksana
(2008: 24), bahasa adalah
1. sistem
lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri, dan
2. alat
komunikasi verbal.
Gorys Keraf (1994: 1) memberikan pengertian bahasa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau
makna.
Fungsi Bahasa
Ø Bahasa sebagai
sarana komunikasi
Ø Bahasa sebagai
sarana integrasi dan adaptasi
Ø Bahasa sebagai
sarana kontrol sosial
Ø Bahasa sebagai
sarana mmahami diri
Ø Bahasa sebagai
sarana ekspresi diri
Ø Bahasa sebagai
sarana memahami orang lain
Ø Bahasa sebagai
sarana mengamati lingkungan sekitar
Ø Bahasa sebagai
berpikir logis
Ø Bahasa
membangunkan kecerdasan
Ø Bahasa
mengembangkan kecerdasan ganda
Ø Bahasa
membangun karakter
Ø Bahasa
mengembangkan profesi
Ø Bahasa sarana
menciptakan kreatifitas baru
C. Hubungan Logika
dengan Bahasa
Persoaolan
bahasa dan logika muncul ketika terjadi perdebatan tentang kata dan makna
antara Abu Sa’id al-syirafi (893-979M) dengan Abu Bisyr Matta (870-940 M).
Menurut al-syirafi yang ahli bahasa, kata muncul lebih dahulu dari pada makna,
dan setiap bahasa lebih merupakan cerminan dari budaya masyarakat
masing-masing. Sebaliknya, menurut Abu Bisyr Matta, makna ada lebih dahulu
dibanding kata, begitu pula logika muncul lebih dahulu dari pada bahasa. Makna
dan logika inilah yang menentukan kata dan bahasa, bukan sebaliknya.[3]
Konsep Matta
tersebut diperkuat al-Farabi, bahwa konsepsi intelektual pada dasarnya diambil
dari objek-objek eksternal yang ditangkap oleh indera. Prinsip kerjanya adalah
:
1. adanya
objek- objek eksternal : material maupun non material
2. terjadinya
gambaran atau persepsi dalam pikiran,
3. pengungkapan
atas gambaran yang ada dalam pikiran tersebut lewat bahasa atau makna. Artinya,
kata atau bahasa tidak lain adalah copian dari susunan makna yang ada dalam
pikiran tidak lain adalah copian dari benda-benda yang ada dialam semesta.
Dengan
demikian, makna atau logika lebih dahulu dan lebih fundamental di banding
bahasa, dan wilayah kerja logika berada dalam tataran pemikiran bukan pada
kata-kata atau bahasa. Bila dalam pikiran seseorang telah terbentuk
konsep-konsep kebenaran, maka secara simultan akan muncul kebenaran lain yang
sebelumnya tidak dikenal. Artinya, yang menggiring seseorang untuk mengetahui
sesuatu yang tidak diketahui adalah konsep yang tersusun dalam pikiran, bukan
lafat-lafat atau kata yang tersusun dalam lisan. Seandainya kata-kata itu
sendiri dapat disusun dalam pikiran sedemikian rupa sehingga dapat melahirkan
sesuatu yang lain, maka yang lahir pasti lafat-lafat yang baru.
Dengan konsep
sepserti itu sekaligus menunjukkan bahwa sumber pengetahuan burhani adalah
rasio, bukan teks atau intuisi. Rasio inilah yang, dengan dalil-dalil logika,
memeberikan penilaian da keputusan terhadap informasi-informasi yang masuk
lewat indera, yang dikenal dengan istilah tasawur dan tashdiq. Tasawur adalah
proses pembentukan konsep berdasarkan data-data dari indera, sedang tashdiq
adalah proses pembuktian terhadap kebenaran konsep tersebut.
Hubungan Logika
dengan Bahasa
Hubungan ini
dapat dijelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari mempergunakan suatu teknik
(logika), akan tergantung dari baik-buruknya alat bahasa yang digunakan.
Penggunaan bahasa sebagai alat logika harus memperhatikan perbedaan antara
bahasa sebagai alat logika dan bahasa sebagai alat kesusasteraan.
·
Bahasa dalam logika
Bahasa
merupakan alat berpikir yang apabila dikuasai dan digunakan dengan tepat, maka
akan dapat membantu kita mmperoleh kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.
·
Tugas dan objek logika
Tugas logika juga memberikan penerangan bagaimana seharusnya orang
berpikir (Poedjawiyatna, 1978:2). Sedang objek penyelidikan logika adalah
manusia itu sendiri. Tujuan mempelajari logika adalah memecahkan masalah atau
mencari jawab permasalahannya yang dapat dirumuskan: bagaimana seharusnya
manusia dapat berpikir dengan baik dan benar.
·
Logika dan Bahasa
Pengetahuan sebagai hasil proses tau manusia baru tampak nyata
apabila dikatakan. Artinya, diungkapkan dalam bentuk kata atau bahasa. Dalam
ilmu pengetahuan, bahasa harus mampu mengungkapkan maksud sipenutur dengan
setepat-tepatnya. Bahasa ilmu pengetahuan harus logis. Ilmu berarti
pengetahuan, sebagai hasil proses berpikir harus mengikuti aturan-aturan, yaitu
logika.
·
Kaitan erat logika dan Bahasa
1. ada dua
aspek penting dalam pemikiran, yaitu aspek kegiatan mental (bahwa penalaran itu
berlangsung dalam batin) dan aspek ekspressi verbal (bahasa untuk menyatakan
isi pemikiran).
2. melalui
bahasa, kita dapat mengkomunikasikan penalaran kita, dan dengan demikian dapat
diuji tepat atau tidaknya.
3.
penalaranyang baik menuntut kemampuan penggunaan bahasa yang baik pula.[4]
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat
dijelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari mempergunakan suatu teknik (logika),
akan tergantung dari baik-buruknya alat bahasa yang digunakan. Penggunaan
bahasa sebagai alat logika harus memperhatikan perbedaan antara bahasa sebagai
alat logika dan bahasa sebagai alat kesusasteraan. Logika hanya dapat
memperhitungkan penilaian-penilaian yang isinya dirumuskan secara seksama, tanpa
suatu nilai perasaan. Penggunaan bahasa sebagai alat dari logika masih memiliki
kekurangan. Bahasa sebagai alat logika memiliki kekurangan- kekurangan, karena
sebagian besar bahasa berkembang dan dipengaruhi oleh proses berpikir secara
pre-logis (tidak logis) seperti simbolisme didalam mitologi. Jadi, bahasa
memiliki dua fungsi yang dilihat dari segi perkembangannya. Bahasa lebih mudah
digunakan pada kesusastraan dari pada sebagai alat pemikiran ilmiah umumnya
khususnya pada logika.
B. Saran
Dengan membaca
makalah ini penulis berharap semoga yang mendengarkan dapat berfikir tepat dan
benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya
dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan
motivasi yang intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika sehingga kita
dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir. Tentunya, dalam makalah ini akan
ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kekeliruan. Dengan itu, penulis
sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik sebagai upaya
pembangunan mental guna penyelesaian.
DAFTAR PUSTAKA
Matsumoto,
David. 2004. Pengantar psikologi lintas budaya. Yogyakarta. Pustaka pelajar
Poedjawijatna.
1984. Logika filsafat berpikir, Jakarta: Bina Akasara
Surajiyo, Drs.
2005. Dasar-dasar Logika, Jakarta: Bumi Aksara
Poespoprodjo,
W, Dr. 1991. Logika scientifika, Bandung: Remaja Rosdakarya
Prof, Dr. H. M
. Amin Abdullah. 2004. Wacana baru filsafat islam, Yogyakarta: pustaka pelajar