Sunday, 16 October 2016

MAKALAH MANAJEMEN KESISWAAN DALAM GUGUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DI MA. AL-MU’IEN


MAKALAH
MANAJEMEN KESISWAAN DALAM GUGUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DI MA. AL-MU’IEN
PRANCAK PANDIAN SUMENEP
Di ajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Manajemen Pendidikan Islam”
Dosen Pengampu Bapak Dr. Mohammad Thoha, M.Pd.I





Di susun Oleh:
Abd. Syakur
18201501020002



PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BAHASA ARAB ( PBA )
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
OKTOBER 2016




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan rasa puji syukur kehadirat allah SWT. Atas rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: Manajemen Kesiswaan di Madrasah Aliyah Al-Mu’ien Prancak Pandian Sumenep.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita kejalan yang benar yakni shirotol mushtaqim. Semoga syafaatnya tetap mengalir kepada kita amien.
Penulis menyadari bahwa dalm penulisan makalah ini tidak dapat diselaikan tampa adanya bantuan dari pihak-pihak lain yang ikut dalam membantu dalam menyusun makalah ini, oleh karena itu penulis hanya mampu mengucapkan banyak terima kasih dan semoga amalnya di balas oleh allah SWT.
            Akhirnya, dengan segala kekurangan dalam penulisan Makalah ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran demi lebih sempurnanya penulisan makalah selanjutnya.semoga Makalah ini dapat bermamfaat bagi penulis, pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Amin.........

Pamekasan, 10  Oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................            1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Kesiswaan .............................................................             2
B.     Penerimaan Siswa Baru .............................................................................. ........... 2
C.     Pengelompokan Siswa Baru……………………………………............................ 8
D.    Orientasi Siswa Baru………....................................................................... ........... 10
E.     Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler........................................................... ........... 11       
BAB III : PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 14






                                               








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang menumbuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembaang ke arah kedewasaan.
manajemen kesiswaan adalah suatu kesuluruha proses penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan pengelolaan kesiswaan meliputi; mengatur kegiatan dalam bidang kesiswaan agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancer, tertib, teratur, tercapai apa yang menjadi tujuan pendidikan di sekolah.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami ini adalah:
a.       Apa Pengertian Manajemen Kesiswaan ?
b.      Bagaiman Penerimaan siswa baru ?
c.       Bagaimana Pengelompokan Peserta didik Baru ?
d.      Orientasi peserta didik Baru
e.       Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler

C.    Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis bertujuan untuk:
a.       Untuk mengetahui pengertian Manajemen Pendidikan Islam
b.      Untuk mengetahui bagimana penerimaan siswa baru
c.       Untuk mengetahui bagaimana pengelompokan peserta didik baru
d.      Untuk mengetaui bagaimana orientasi peserta didik baru
e.       Untuk mengetahui apa saja kegiatan ekstrakurikuler




BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan siswa, mulai dari masuknya siswa sampai keluarnya siswa dari sekolah atau lembaga tersebut.
Bahkan ada yang mendefinisikan manajemen kesiswaan adalah suatu kesuluruhan proses penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan pengelolaan kesiswaan meliputi; mengatur kegiatan dalam bidang kesiswaan agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancer, tertib, teratur, tercapai apa yang menjadi tujuan pendidikan di sekolah.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen kesiswaan merupakan suatu usaha untuk melakukan pengelolaan siswa mulai dari siswa masuk sampai keluar.

B.     Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan peserta didik sebenarnya menggunakan dasar-dasar manajemen peserta didik, bahwa agar seseorang diterima sebagai peserta di suatu lembaga pendidikan seperti sekolah, haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana yang telah di temukan. Sungguh pun semua orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan, tidak secara otomatis mereka dapat diterima di suatu lembaga pendidikan seperti sekolah. Sebab, untuk dapat diterima menjadi peserta didik seperti disekolah, haruslah terlebih dahulu memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan.[1]
Kebijakan operasional penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai jumlah peserta didik yang dapat diterima di suatu sekolah. Penentuan mengenai jumlah peserta didik, tentu juga didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang ada di sekolah (faktor kondisional sekolah). Faktor kondisional tersebut meliputi: daya tampung kelas baru, kriteria mengenai siswa yang dapat diterima, anggaran yang tersedia, prasarana dan sarana yang ada, tenaga kependidikan yang tersedia, jumlah peserta didik yang tinggal di kelas satu, dan sebagainya.[2]
Selain itu penerimaan siswa merupakan proses pelayanan atau pencatatan siswa dalam penerimaan peserta didik baru, setelah melalui seleksi masuk siswa baru dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Dalam penerimaan baru terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan seperti (1) penetaapan daya tampung, (2) penetepan persyaratan siswa yang akan diterima, dan (3) pembentukan panitia penerimaan siswa baru.[3]
Penerimaaan siswa baru perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima, yaitu dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal di kelas atau mengulang. Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru (PSB) atau panitia penerimaan murid baru (PPMB). Dalam kegiatan ini sekolah membentuk panitia atau penunjuk beberapa seorang guru untuk bertanggung jawab dalam tugas tersebut. Setelah para siswa diterima lalu dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik, mental, dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.[4]
Maka dari itu, kebijakan peserta didik baru, juga memuat sistem pendaftaran dan seleksi atau penyaringan yang akan diberlakukan untuk peserta didik. Selain itu, kebijakan penerimaan pesarta didik, juga barisi mengenai waktu pendaftaran, kapan dimulai dan kapan diakhiri. Selanjutnya, kebijakan penerimaan peserta didik baru harus juga memuat tentang personalia-personalia yang akan terlihat dalam pendaftaran, seleksi dan penerimaan peserta didik.



·         Prosedur Penerimaan Peserta Didik
Dalam penerimaan peserta didik baru, ada beberapa prosedur yang harus di bentuk dalam proses penerimaan peserta didik baru,di antaranya:[5]
1.      Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru
Kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia. Panitia ini dibentuk, dengan maksud agar secepat mungkin melaksanakan pekerjaannya. Panitia yang sudah terbentuk, umumnya diformalkan dengan menggunakan Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah.
2.      Rapat Penerimaan Peserta Didik
Rapat penerimaan peserta didik dipimpin oleh wakil kepala sekolah urusan kesiswaan. Yang dibicarakan dalam rapat ini adalah keseluruhan ketentuan penerimaan peserta didik baru. Sungguhpun penerimaan peserta didik demikian merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan setiap tahun, tetapi ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan penerimaan harus senantiasa harus dibacakan agar tidak dilupakan oleh mereka yang terlibat.
            Hasil rapat panitia penerimaan peserta didik baru tersebut di catat dalam buku notulen rapat. Hal-hal yang tercamtum dalam notulen rapat adalah:
a.       Tanggal rapat
b.      Waktu rapat
c.       Tempat rapat
d.      Agenda rapat
e.       Daftar hadir peserta rapat
f.       Hal-hal yang menjadi keputusan rapat
3.      Pembuatan, Pengiriman/ Pemasangan Pengumuman
Setelaah rapat mengenai penerimaan peserta didik baru berhasil mengambil keputusan-keputusan penting, seleksi pengumuman membuat pengumuman yang berisi hal-hal sebagai berikut
a.       Gambaran singkat mengenai sekolah. Gambaran singkat ini, bisa meliputi sejarahnya, kelengkapan gedung yang dimiliki, fasilitas-fasilitas sekolah yang dipunyai serta tenaga-tenaga kependidikan.
b.      Persyaratan pendaftaran peserta didik baru yang meliputi:
1.      Lulusan ujian yang ditunjukkan dengan Surat Tanda Tamat Belajar.
2.      Berkelakuan baik yang ditunjukkan Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari POLRI atau Kepala Sekolah.
3.      Bebadan sehat yang ditunjukkan dengan Surat Keterangan dari Dokter.
4.      Salinan STTB/ Surat Keterangan Lulus dari Kepala Sekolah dengan daftar Nilai yang dimiliki.
5.      Salinan raport peserta didik di Sekolah sebelumnya.
6.      Membayar uang pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku
7.      Melampirkan pas foto ukuran 4x6 sesuai yang diminta oleh sekolah
8.      Batas umur (yang ditunjukkan dengan Surat Keterangan Kelahiran)
c.       Cara pendaftaran yang meliputi, pendaftaran secara kolektif melalui Kepala Sekolah dimana peserta didik sebelumnya.
d.      Waktu pendaftaran, yang memuat keterangan kapan waktu pendaftaran dimulai dan kapan pendaftaran diakhiri.
e.       Tempat pendafteran yang menyatakan di mana saja calon peserta didik tersebut dapat mendaftarkan diri.
f.       Berapa uang pendaftarannya, dan kapada siapa uang tersebut harus diserahklan.
g.      Waktu dan tempat seleksi dilakukan (hari, tanggal, jam dan tempat)
h.      Kapan pengumuman hasil seleksi diumumkan, dan di mana calon peserta didik tersebut dapat memperolehnya.
4.      Pendaftaran Calon Peserta Didik Baru
Yang harus disediakan pada saat pendaftaran peserta didik baru adalah: loket pendaftaran, loket informasi dan formulir pendaftaran. Sedangkan yang harus diketehui oleh calon peserta didik adalah: kapan formolir itu di ambil, bagaimana cara pengisian formolir tersebut, dan kapan formolir yang sudah terisi dikembalikan.
5.      Seleksi Peserta Didik Baru
Seleksi peserta didik baru selain dengan menggunakan raport dan nilai ebtanas murni, juga dapat menggunakan tes, jika yang digunakan sebagai alat seleksi adalah tes maka yang harus di perhatikan dalam mengatur pengawas dan peserta tes.Pengawas perlu diatur agar dalam mengerjakan tugasnya dapat sesuai dengan yang ditentukan
6.      Penentuan Peserta Didik yang diterima
Pada sekolah-sekolah yang system penerimaannya berdasarkan DANEM, ketentuan siswa yang diterima didasarkan atas rangking DANEM yang dibuat, sedangkan sekolah yang menggunakan system PMDK, ketentuan penerimaannya didasarkan atas hasil rangking nilai raport peserta didik, sedangkan ketentuannya berdasarkan hasil tes.
7.      Pendaftaran Ulang
Calon peserta yang dinyatakan di terima diharuskan mendaftar ulang dengan memenuhi persyaratan dan dan perlengkapan yang diminta sekolah, sekolah harus menetapkan batas waktu pendaftaran ulang dimulai dan ditutup. Mereka dinyatakan gugur karena tidak mendaftarkan ulang kehilangan haknya sebagai paserta didik di sekolah tersebut dan kemudian dapat di isi dengan cadangan. Begitu juga yang cadangan , ada saat dimana dipanggil untuk mendaftar ulang juga sekaligus mencantumkan kapan batas waktu pendftaran dibuka dan ditutup dan jika cadangan ini tidak mendaftar ulang sampai dengan batas yang telah ditentukan maka akan diisi dengan cadangan lain.
·         Sistem Penerimaan Peserta Didik
Belajar merupakan sebagai sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai perangkat komponen yang seling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan
Di dalam buku lain, sistem adalah model berfikir atau cara memandang sesuatu. Berarti ada model berfikir sistem dan ada pula model berfikir non sistem. Berfikir yang menggunakan model sistem memikirkan atau menyelesaikan sesuatu secara sistem, sedangkan berfikir atau menyelesaikan masalah dengan model non sistem adalah tidak memakai sistem.[6]
Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjuk kepada cara. Berarti sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru. Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru.
Pertama, dengan menggunakan sisitem promosi. Yang dimaksud dengan sisitem promosi adalah penerimaan peserta didik, yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta didik disuatu sekolah, diterima semua begitu saja. Sehingga mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Sistem promosi demikian, secara umum berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang dari jatah atau daya tampung yang di tentukan.
Kedua, adalah sistem seleksi. Sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tige macam. Pertama, seleksi berdasarkan daftar Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN), yang kedua, berdasarkan penulusuran minat kemampuan(PMDK), sedangkan yang ketiga adalah seleksi yang berdasarkan hasil tes masuk.[7]
Selain dari kedua sistem penerimaan peserta didik tersebut diatas, ada beberapa penyusunan pelaksanaan mengenai proses penerimaan peserta didik yang meliputi:[8]
a.       Kriteria calon peserta didik :
SMA/SMK, MA/MAK berasal dan anggota masyarakat yang telah lulus dari SMP/MTs, peket B atau satuan pendidikan lainnyayang sederajat.
b.      Penerimaan peserta didik sekolah/ madrasah dilakukan:
1)      Secara subjektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana tertuang dalam aturan sekolah.
2)      Tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan gender, agama, etnis, status sosial, kemampuan ekonomi bagi SD/MI/SMP/MTs, penerima subsidi dan pemerintah/pemerintah Daerah.
c.       Orientasi peserta didik baru yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan guru.

Menurut Drs. Ismed Syarif Cs. (1976, hal. 25-26) langkah-langkah penerimaan murid baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut:[9]
·            Membentuk panitia penerimaan murid
·            Menentukan syarat pendaftaran calon
·            Menyediakan formulir pendaftaran
·            Pengumuman pendaftaran calon
·            Menyediakan buku pendaftaran
·            Waktu pendaftaran
·            Penentuan calon yang diterima
Dari hasil observasi yang saya lakukan di Madrasah Aliyah Al-Mu’ien ini dalam penerimaan peserta didik baru juga dibentuk sebuah panitia khusus yang disebut dengan Penitia PSB (penerimaan Siswa Baru), panitia ini terdiri dari ketua panitia, sekretaris, bendahara dan juga seksi-seksi yang merancang segala kegiatan selama penerimaan siswa baru.
Dalam penerimaan siswa baru di MA.Al-Mu’ien ini terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bagi siapa saja yang ingin masuk di MA tersebut, diantaranya;
Ø  Foto copy ijazah Akhir
Ø  Foto Copy KK
Ø  Uang Pendaftaran sebesar Rp. 50.000[10]
C.     Pengelompokan Peserta Didik Baru
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan mengikuti proses pembelajaran , terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajaranya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah – sekolah sebagian besar didasarkan kepada system kelas.
Menurut William A Jeager dalam mengelompokkan yang didasarkan kepada :
·         Fungsi integrasi, yaitu pengelompokan yang didasarkan atas kesamaan – kesamaan yang ada pada peserta didik. Pengelompokkan ini didasarkan menurut jenis kelamin, umur dan sebagainya.
·         Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokan yang didasarkan kepada perbedaan – perbedaan yang ada dalam individu peserta didik , seperti minat, bakat, kemampuan dan sebagainya.
Sedangkan menurut Hendyat Soetopo, dasar dasar pengelompokkan peserta didik ada 5 macam, yaitu :
·         Frienship Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan pada kesukaan didalam memilih teman antar peserta didik itu sendiri. Jadi dalam hal ini peserta didik mempunyai kebebasan didalam memilih teman untuk dijadikan sebagai anggota kelompokknya.
·         Achieviement Grouping
Pengelompokkan peserta didik berdasarkan pada prestasi yang dicapai oleh siswa. Dalam pengelompokkan ini biasanya diadakan pencampuran antara peserta didik yang berprestasi tinggi dengan peserta yang berprestasi  rendah.
·         Aptitude Grouping
Pengelompokkan peserta didik berdasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki peserta didik itu sendiri.
·         Attention or Interest Grouping
Pengelompokkan peserta didik berdasarkan atas perhatian atau minat yang didasari kesenangan peserta didik itu sendiri.
·         Intelegence Grouping
Pengelompokkan peserta didik berdasarkan atas hasil tes intelegensi yang diberikan kepada peserta didik. Itu sendiri.
Di MA. Al-Mu’ien tidak ada pengelompokan kelas, karena disana hanya ada satu kelas. Makanya tidak ada pengelompokan-pengelompokan berdasarkan apapun. Hanya diadakan seleksi dan memberikan hadiah bagi yang mendapatkan nilai tertinggi.[11]

D.    Orientasi Peserta Didik Baru
Setiap peserta didik ketika memasuki lingkungan baru akan mengalami kesulitan, baik disebabkan oleh situasi maupun karena praktek dan prosedur yang berbeda. Oleh karena itu peserta didik perlu orientasi. Kegiatan orientasi penerimaan siswa baru biasa dikenal dengan istilah “Masa Orientasi Siswa (MOS)”. Dengan tujuan agar peserta didik mengenal baik lingkungan fisik dan lingkungan social sekolah.[12]
Orientasi calon siswa baru adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat peserta didik itu menemmpuh pendidikan. Adapun tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik antara lain :
·         Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah
·         Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan sekolah.
·         Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan disekolah.

            Di MA. Al-Mu’ien juga diselenggarakan MOSBA (Masa Orientasi Siswa Baru) agar peserta didik yang sudah dinyatakan lulus dalam seleksi mengetahui keadaan sekolah, baik itu keadaan fisik sekolah maupun lingkungan sosial sekolah. Sehingga siswa benar-benar mengetahui bagaimana kondisi sekolah tersebut.[13]



E.     Pengelolaaan kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai (Yudha M. Saputra, 1998: 6).
Menurut Yudha M. Saputra (1998: 7), kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan intrakurikuler atau “merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi pelajaran yang wajib”. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dapat memberikan peluang pada anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan di hadapan orang lain untuk mempertunjukkan pada orang tua dan teman teman apa yang mereka sedang pelajari.
Berdasarkan pengertian tentang ekstrakurikuler di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan sebuah upaya untuk melengkapi kegiatan kurikuler yang berada diluar jam pelajaran yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah guna melengkapi pembinaan manusia seutuhnya dalam hal pembentukan keperibadian para siswa.
Tujuan Ekstrakurikuler
Menurut Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 22) mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.”
Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan. Tujuan dari ekstrakurikuler yaitu: (a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif (b) Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya (c) Mengetahui serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan lainnya (Moh.Uzer Usman & Lilis, 1993: 22).

Kegiatan ekstrakurikuler menurut Entin (2011), memiliki beberapa tujuan di antaranya:
  1. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta.
  2. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
  3. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab menjalankan tugas.
  4. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.
  5. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial keagamaan.
  6. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.
  7. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik; secara verbal dan non verbal.
Di MA. Al-Mu’ien ini terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang  harus diikuti oleh peserta didik, diantaranya: Pramuka, olahraga, muhadharah dan juga kaligrafi.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

a.       Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan siswa, mulai dari masuknya siswa sampai keluarnya siswa dari sekolah atau lembaga tersebut.

b.      Penerimaan siswa baru
     Dalam penerimaan peserta didik baru, ada beberapa prosedur yang harus di bentuk dalam proses penerimaan peserta didik baru,di antaranya: pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, rapat penerimaan peserta didik baru, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan kelas, daftar ulang.
     Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan di MA. Al-Mu’ien Prancak Pandian Sumenep dalam penerimaan peserta didik baru juga dibentuklah panitia khusus yang disebut dengan Panitia PSB (penerimaan Siswa Baru). Panitia ini mengatur dan merencanakan semua kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan peneriman siswa baru.
c.       Pengelompokan Peserta didik Baru
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan mengikuti proses pembelajaran , terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajaranya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah – sekolah sebagian besar didasarkan kepada system kelas.
Di MA. Al-Mu’ien tidak ada pengelompokan kelas berdasrkan apapun, karena disana hanya ada satu kelas. Jadi tidak ada pengelompokan kelas.

d.      Orientasi peserta didik Baru
                 Orientasi calon siswa baru adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat peserta didik itu menemmpuh pendidikan.
     Di MA. Al-Mu’ien juga diselenggarakan MOSBA (Masa Orientasi Siswa Baru) agar peserta didik yang sudah dinyatakan lulus dalam seleksi mengetahui keadaan sekolah, baik itu keadaan fisik sekolah maupun lingkungan sosial sekolah. Sehingga siswa benar-benar mengetahui bagaimana kondisi sekolah tersebut.



























DAFTAR PUSTAKA


Rohiat, Manajemen Sekolah, Bandung: PT Refika Raditama, 2012.

Prihatin, Eka, Manajemen Peserta Didik. Bandung: ALFABETA, 2011.
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Subroto, Suryo, Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: BINA AKSARA, 1988.                  
Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dari Teori sampai Praktek, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.

Pidarta, Made, Wawasan Pendidikan, Surabaya: Kali Kepiting, 2009.




[1] Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: ALFABETA, 2011). Hlm.52
[2] Ibid. Hlm. 52
[3] Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Refika Raditama, 2012). Hlm: 25
[4] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, ( bandung: remaja rosdakarya, 2002), Hlm. 46
[5] Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik,(Bandung: ALFABETA , 2011). Hlm: 56-65
[6] Made Pidarta, Wawasan Pendidikan, (Surabaya: Kali Kepiting, 2009). Hlm: 198
[7] Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik,(Bandung: ALFABETA , 2011). Hlm: 52-53
[8] Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dari Teori sampai Praktek, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014). Hlm 68-69
[9] B. Suryo Subroto, Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Jakarta, BINA AKSARA, 1988). Hlm: 36-40
[10] Bapak Ishomuddin, S. Pd. I (kesiswaan di MA. Al-Mu’ien), 02 Oktober 2016
[11] Bapak Ishomuddin, S. Pd.I, (Kesiswaan di MA. Al-Mu’ien), 02 Oktober 2016
[12] Sri Martini, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA,2011), hlm. 165
[13] Bapak Ishomuddin, S. Pd. I (kesiswaan di MA. Al-Mu’ien)