MAKALAH
MANAJEMEN KESISWAAN DALAM
GUGUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DI MA. AL-MU’IEN
PRANCAK PANDIAN SUMENEP
Di ajukan
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Manajemen Pendidikan Islam”
Dosen Pengampu Bapak Dr. Mohammad Thoha, M.Pd.I
Di susun Oleh:
Abd. Syakur
18201501020002
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BAHASA ARAB ( PBA )
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
OKTOBER 2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
penulis panjatkan rasa puji syukur kehadirat allah SWT. Atas rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: Manajemen
Kesiswaan di Madrasah Aliyah Al-Mu’ien Prancak Pandian Sumenep.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita kejalan yang benar
yakni shirotol mushtaqim. Semoga syafaatnya tetap mengalir kepada kita amien.
Penulis
menyadari bahwa dalm penulisan makalah ini tidak dapat diselaikan tampa adanya
bantuan dari pihak-pihak lain yang ikut dalam membantu dalam menyusun makalah
ini, oleh karena itu penulis hanya mampu mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga amalnya di balas oleh allah SWT.
Akhirnya, dengan segala kekurangan
dalam penulisan Makalah ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran demi
lebih sempurnanya penulisan makalah selanjutnya.semoga Makalah ini dapat
bermamfaat bagi penulis, pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Amin.........
Pamekasan, 10 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1
BAB II :
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Kesiswaan ............................................................. 2
B. Penerimaan
Siswa Baru .............................................................................. ........... 2
C.
Pengelompokan Siswa Baru……………………………………............................ 8
D.
Orientasi Siswa Baru………....................................................................... ........... 10
E.
Pengelolaan kegiatan
ekstrakurikuler........................................................... ........... 11
BAB
III :
PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan.
Sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang menumbuhkan bantuan orang
lain untuk bisa tumbuh dan berkembaang ke arah kedewasaan.
manajemen kesiswaan adalah suatu kesuluruha proses
penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan pengelolaan kesiswaan meliputi; mengatur
kegiatan dalam bidang kesiswaan agar proses belajar mengajar dapat berjalan
lancer, tertib, teratur, tercapai apa yang menjadi tujuan pendidikan di
sekolah.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami ini adalah:
a.
Apa Pengertian Manajemen Kesiswaan ?
b.
Bagaiman Penerimaan siswa baru ?
c.
Bagaimana Pengelompokan Peserta didik Baru ?
d.
Orientasi peserta didik Baru
e.
Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
C.
Tujuan
Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis
bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Pendidikan
Islam
b. Untuk mengetahui bagimana penerimaan siswa
baru
c. Untuk mengetahui bagaimana pengelompokan
peserta didik baru
d. Untuk mengetaui bagaimana orientasi peserta
didik baru
e. Untuk mengetahui apa saja kegiatan
ekstrakurikuler
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan suatu
penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan siswa, mulai
dari masuknya siswa sampai keluarnya siswa dari sekolah atau lembaga tersebut.
Bahkan ada yang mendefinisikan manajemen
kesiswaan adalah suatu kesuluruhan proses penyelenggaraan usaha kerja sama
dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Tujuan pengelolaan kesiswaan meliputi; mengatur kegiatan dalam bidang kesiswaan
agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancer, tertib, teratur, tercapai
apa yang menjadi tujuan pendidikan di sekolah.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa manajemen kesiswaan merupakan suatu usaha untuk melakukan pengelolaan
siswa mulai dari siswa masuk sampai keluar.
B.
Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan peserta didik
sebenarnya menggunakan dasar-dasar manajemen peserta didik, bahwa agar
seseorang diterima sebagai peserta di suatu lembaga pendidikan seperti sekolah,
haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana yang telah di temukan.
Sungguh pun semua orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan layanan
pendidikan, tidak secara otomatis mereka dapat diterima di suatu lembaga
pendidikan seperti sekolah. Sebab, untuk dapat diterima menjadi peserta didik
seperti disekolah, haruslah terlebih dahulu memenuhi kewajiban-kewajiban yang
telah ditentukan.[1]
Kebijakan
operasional penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai jumlah
peserta didik yang dapat diterima di suatu sekolah. Penentuan mengenai jumlah
peserta didik, tentu juga didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang ada di
sekolah (faktor kondisional sekolah). Faktor kondisional tersebut meliputi:
daya tampung kelas baru, kriteria mengenai siswa yang dapat diterima, anggaran
yang tersedia, prasarana dan sarana yang ada, tenaga kependidikan yang
tersedia, jumlah peserta didik yang tinggal di kelas satu, dan sebagainya.[2]
Selain itu
penerimaan siswa merupakan proses pelayanan atau pencatatan siswa dalam
penerimaan peserta didik baru, setelah melalui seleksi masuk siswa baru dengan
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Dalam penerimaan baru terdapat
beberapa kegiatan yang dilakukan seperti (1) penetaapan daya tampung, (2)
penetepan persyaratan siswa yang akan diterima, dan (3) pembentukan panitia
penerimaan siswa baru.[3]
Penerimaaan
siswa baru perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan penentuan daya
tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima, yaitu dengan
mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal di kelas atau
mengulang. Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola oleh panitia
penerimaan siswa baru (PSB) atau panitia penerimaan murid baru (PPMB). Dalam
kegiatan ini sekolah membentuk panitia atau penunjuk beberapa seorang guru
untuk bertanggung jawab dalam tugas tersebut. Setelah para siswa diterima lalu
dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik, mental, dan
emosional siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah.[4]
Maka dari itu,
kebijakan peserta didik baru, juga memuat sistem pendaftaran dan seleksi atau
penyaringan yang akan diberlakukan untuk peserta didik. Selain itu, kebijakan
penerimaan pesarta didik, juga barisi mengenai waktu pendaftaran, kapan dimulai
dan kapan diakhiri. Selanjutnya, kebijakan penerimaan peserta didik baru harus
juga memuat tentang personalia-personalia yang akan terlihat dalam pendaftaran,
seleksi dan penerimaan peserta didik.
·
Prosedur
Penerimaan Peserta Didik
Dalam penerimaan
peserta didik baru, ada beberapa prosedur yang harus di bentuk dalam proses penerimaan
peserta didik baru,di antaranya:[5]
1.
Pembentukan
Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru
Kegiatan pertama
yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam penerimaan peserta didik baru
adalah pembentukan panitia. Panitia ini dibentuk, dengan maksud agar secepat
mungkin melaksanakan pekerjaannya. Panitia yang sudah terbentuk, umumnya
diformalkan dengan menggunakan Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah.
2.
Rapat
Penerimaan Peserta Didik
Rapat penerimaan peserta didik dipimpin oleh wakil
kepala sekolah urusan kesiswaan. Yang dibicarakan dalam rapat ini adalah
keseluruhan ketentuan penerimaan peserta didik baru. Sungguhpun penerimaan
peserta didik demikian merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan setiap tahun,
tetapi ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan penerimaan harus senantiasa
harus dibacakan agar tidak dilupakan oleh mereka yang terlibat.
Hasil rapat panitia penerimaan
peserta didik baru tersebut di catat dalam buku notulen rapat. Hal-hal yang
tercamtum dalam notulen rapat adalah:
a.
Tanggal rapat
b.
Waktu rapat
c.
Tempat rapat
d.
Agenda rapat
e.
Daftar hadir
peserta rapat
f.
Hal-hal yang
menjadi keputusan rapat
3.
Pembuatan,
Pengiriman/ Pemasangan Pengumuman
Setelaah rapat mengenai penerimaan peserta didik baru
berhasil mengambil keputusan-keputusan penting, seleksi pengumuman membuat
pengumuman yang berisi hal-hal sebagai berikut
a.
Gambaran singkat
mengenai sekolah. Gambaran singkat ini, bisa meliputi sejarahnya, kelengkapan
gedung yang dimiliki, fasilitas-fasilitas sekolah yang dipunyai serta
tenaga-tenaga kependidikan.
b.
Persyaratan
pendaftaran peserta didik baru yang meliputi:
1.
Lulusan ujian
yang ditunjukkan dengan Surat Tanda Tamat Belajar.
2.
Berkelakuan baik
yang ditunjukkan Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari POLRI atau Kepala
Sekolah.
3.
Bebadan sehat
yang ditunjukkan dengan Surat Keterangan dari Dokter.
4.
Salinan STTB/
Surat Keterangan Lulus dari Kepala Sekolah dengan daftar Nilai yang dimiliki.
5.
Salinan raport
peserta didik di Sekolah sebelumnya.
6.
Membayar uang
pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku
7.
Melampirkan pas
foto ukuran 4x6 sesuai yang diminta oleh sekolah
8.
Batas umur (yang
ditunjukkan dengan Surat Keterangan Kelahiran)
c.
Cara pendaftaran
yang meliputi, pendaftaran secara kolektif melalui Kepala Sekolah dimana
peserta didik sebelumnya.
d.
Waktu pendaftaran,
yang memuat keterangan kapan waktu pendaftaran dimulai dan kapan pendaftaran
diakhiri.
e.
Tempat
pendafteran yang menyatakan di mana saja calon peserta didik tersebut dapat
mendaftarkan diri.
f.
Berapa uang
pendaftarannya, dan kapada siapa uang tersebut harus diserahklan.
g.
Waktu dan tempat
seleksi dilakukan (hari, tanggal, jam dan tempat)
h.
Kapan pengumuman
hasil seleksi diumumkan, dan di mana calon peserta didik tersebut dapat
memperolehnya.
4.
Pendaftaran
Calon Peserta Didik Baru
Yang harus
disediakan pada saat pendaftaran peserta didik baru adalah: loket pendaftaran,
loket informasi dan formulir pendaftaran. Sedangkan yang harus diketehui oleh
calon peserta didik adalah: kapan formolir itu di ambil, bagaimana cara
pengisian formolir tersebut, dan kapan formolir yang sudah terisi dikembalikan.
5.
Seleksi
Peserta Didik Baru
Seleksi peserta didik baru selain dengan menggunakan
raport dan nilai ebtanas murni, juga dapat menggunakan tes, jika yang digunakan
sebagai alat seleksi adalah tes maka yang harus di perhatikan dalam mengatur
pengawas dan peserta tes.Pengawas perlu diatur agar dalam mengerjakan tugasnya
dapat sesuai dengan yang ditentukan
6.
Penentuan
Peserta Didik yang diterima
Pada sekolah-sekolah yang system penerimaannya
berdasarkan DANEM, ketentuan siswa yang diterima didasarkan atas rangking DANEM
yang dibuat, sedangkan sekolah yang menggunakan system PMDK, ketentuan
penerimaannya didasarkan atas hasil rangking nilai raport peserta didik,
sedangkan ketentuannya berdasarkan hasil tes.
7.
Pendaftaran
Ulang
Calon peserta yang dinyatakan di terima diharuskan
mendaftar ulang dengan memenuhi persyaratan dan dan perlengkapan yang diminta
sekolah, sekolah harus menetapkan batas waktu pendaftaran ulang dimulai dan
ditutup. Mereka dinyatakan gugur karena tidak mendaftarkan ulang kehilangan
haknya sebagai paserta didik di sekolah tersebut dan kemudian dapat di isi
dengan cadangan. Begitu juga yang cadangan , ada saat dimana dipanggil untuk
mendaftar ulang juga sekaligus mencantumkan kapan batas waktu pendftaran dibuka
dan ditutup dan jika cadangan ini tidak mendaftar ulang sampai dengan batas
yang telah ditentukan maka akan diisi dengan cadangan lain.
·
Sistem
Penerimaan Peserta Didik
Belajar
merupakan sebagai sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai perangkat
komponen yang seling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan
Di dalam buku lain, sistem adalah model berfikir atau
cara memandang sesuatu. Berarti ada model berfikir sistem dan ada pula model
berfikir non sistem. Berfikir yang menggunakan model sistem memikirkan atau
menyelesaikan sesuatu secara sistem, sedangkan berfikir atau menyelesaikan
masalah dengan model non sistem adalah tidak memakai sistem.[6]
Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjuk kepada
cara. Berarti sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta
didik baru. Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru.
Pertama, dengan menggunakan sisitem promosi. Yang
dimaksud dengan sisitem promosi adalah penerimaan peserta didik, yang
sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta
didik disuatu sekolah, diterima semua begitu saja. Sehingga mereka yang
mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Sistem promosi
demikian, secara umum berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang
dari jatah atau daya tampung yang di tentukan.
Kedua, adalah sistem seleksi. Sistem seleksi ini dapat
digolongkan menjadi tige macam. Pertama, seleksi berdasarkan daftar Nilai Ujian
Akhir Nasional (UAN), yang kedua, berdasarkan penulusuran minat
kemampuan(PMDK), sedangkan yang ketiga adalah seleksi yang berdasarkan hasil
tes masuk.[7]
Selain
dari kedua sistem penerimaan peserta didik tersebut diatas, ada beberapa penyusunan pelaksanaan mengenai proses
penerimaan peserta didik yang meliputi:[8]
a. Kriteria
calon peserta didik :
SMA/SMK, MA/MAK berasal
dan anggota masyarakat yang telah lulus dari SMP/MTs, peket B atau satuan
pendidikan lainnyayang sederajat.
b. Penerimaan
peserta didik sekolah/ madrasah dilakukan:
1) Secara
subjektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana tertuang dalam aturan sekolah.
2) Tanpa
diskriminasi atas dasar pertimbangan gender, agama, etnis, status sosial,
kemampuan ekonomi bagi SD/MI/SMP/MTs, penerima subsidi dan
pemerintah/pemerintah Daerah.
c. Orientasi
peserta didik baru yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan tanpa
kekerasan dengan pengawasan guru.
Menurut
Drs. Ismed Syarif Cs. (1976, hal. 25-26) langkah-langkah penerimaan murid baru
pada garis besarnya adalah sebagai berikut:[9]
·
Membentuk panitia
penerimaan murid
·
Menentukan syarat
pendaftaran calon
·
Menyediakan formulir
pendaftaran
·
Pengumuman pendaftaran
calon
·
Menyediakan buku
pendaftaran
·
Waktu pendaftaran
·
Penentuan calon yang
diterima
Dari
hasil observasi yang saya lakukan di Madrasah Aliyah Al-Mu’ien ini dalam
penerimaan peserta didik baru juga dibentuk sebuah panitia khusus yang disebut
dengan Penitia PSB (penerimaan Siswa Baru), panitia ini terdiri dari ketua
panitia, sekretaris, bendahara dan juga seksi-seksi yang merancang segala
kegiatan selama penerimaan siswa baru.
Dalam penerimaan siswa baru di MA.Al-Mu’ien ini
terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bagi siapa saja yang ingin
masuk di MA tersebut, diantaranya;
Ø Foto copy ijazah Akhir
Ø Foto Copy KK
Ø Uang Pendaftaran sebesar Rp. 50.000[10]
C. Pengelompokan Peserta Didik Baru
Sebelum peserta
didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan mengikuti proses
pembelajaran , terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam
kelompok belajaranya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada
sekolah – sekolah sebagian besar didasarkan kepada system kelas.
Menurut William
A Jeager dalam mengelompokkan yang didasarkan kepada :
·
Fungsi integrasi, yaitu pengelompokan yang
didasarkan atas kesamaan – kesamaan yang ada pada peserta didik. Pengelompokkan
ini didasarkan menurut jenis kelamin, umur dan sebagainya.
·
Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokan yang
didasarkan kepada perbedaan – perbedaan yang ada dalam individu peserta didik ,
seperti minat, bakat, kemampuan dan sebagainya.
Sedangkan
menurut Hendyat Soetopo, dasar dasar pengelompokkan peserta didik ada 5 macam,
yaitu :
·
Frienship Grouping
Pengelompokkan
peserta didik didasarkan pada kesukaan didalam memilih teman antar peserta
didik itu sendiri. Jadi dalam hal ini peserta didik mempunyai kebebasan didalam
memilih teman untuk dijadikan sebagai anggota kelompokknya.
·
Achieviement Grouping
Pengelompokkan
peserta didik berdasarkan pada prestasi yang dicapai oleh siswa. Dalam
pengelompokkan ini biasanya diadakan pencampuran antara peserta didik yang
berprestasi tinggi dengan peserta yang berprestasi rendah.
·
Aptitude Grouping
Pengelompokkan
peserta didik berdasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki peserta didik itu sendiri.
·
Attention or Interest Grouping
Pengelompokkan
peserta didik berdasarkan atas perhatian atau minat yang didasari kesenangan
peserta didik itu sendiri.
·
Intelegence Grouping
Pengelompokkan
peserta didik berdasarkan atas hasil tes intelegensi yang diberikan kepada
peserta didik. Itu sendiri.
Di MA. Al-Mu’ien tidak
ada pengelompokan kelas, karena disana hanya ada satu kelas. Makanya tidak ada
pengelompokan-pengelompokan berdasarkan apapun. Hanya diadakan seleksi dan
memberikan hadiah bagi yang mendapatkan nilai tertinggi.[11]
D.
Orientasi Peserta Didik Baru
Setiap peserta didik ketika memasuki lingkungan baru akan mengalami
kesulitan, baik disebabkan oleh situasi maupun karena praktek dan prosedur yang
berbeda. Oleh karena itu peserta didik perlu orientasi. Kegiatan orientasi
penerimaan siswa baru biasa dikenal dengan istilah “Masa Orientasi Siswa
(MOS)”. Dengan tujuan agar peserta didik mengenal baik lingkungan fisik dan
lingkungan social sekolah.[12]
Orientasi calon
siswa baru adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan
kondisi lembaga pendidikan tempat peserta didik itu menemmpuh pendidikan.
Adapun tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik antara lain :
·
Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati
segala peraturan yang berlaku di sekolah
·
Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif
dalam kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan sekolah.
·
Agar peserta didik siap menghadapi
lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia
merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan
dengan kehidupan disekolah.
Di MA. Al-Mu’ien juga
diselenggarakan MOSBA (Masa Orientasi Siswa Baru) agar peserta didik yang sudah
dinyatakan lulus dalam seleksi mengetahui keadaan sekolah, baik itu keadaan
fisik sekolah maupun lingkungan sosial sekolah. Sehingga siswa benar-benar
mengetahui bagaimana kondisi sekolah tersebut.[13]
E.
Pengelolaaan kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di
luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai
hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi
pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam
waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai (Yudha M. Saputra, 1998: 6).
Menurut
Yudha M. Saputra (1998: 7), kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler merupakan
pengembangan dari kegiatan intrakurikuler atau “merupakan aktivitas tambahan,
pelengkap bagi pelajaran yang wajib”. Kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler dapat memberikan peluang pada anak untuk melakukan berbagai
macam kegiatan di hadapan orang lain untuk mempertunjukkan pada orang tua dan
teman teman
apa yang mereka sedang pelajari.
Berdasarkan
pengertian tentang ekstrakurikuler di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan sebuah upaya untuk melengkapi kegiatan kurikuler yang
berada diluar jam pelajaran yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah maupun
di luar lingkungan sekolah guna melengkapi pembinaan manusia seutuhnya dalam hal
pembentukan keperibadian para siswa.
Tujuan Ekstrakurikuler
Menurut
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 22) mengemukakan bahwa
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap
muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk
lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah
dimilikinya dari berbagai bidang studi.”
Kegiatan
ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang
berkaitan dengan. Tujuan dari ekstrakurikuler yaitu: (a) Meningkatkan kemampuan
siswa dalam aspek kognitif maupun afektif (b) Mengembangkan bakat serta minat
siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya (c) Mengetahui
serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan lainnya (Moh.Uzer
Usman & Lilis, 1993: 22).
Kegiatan ekstrakurikuler menurut Entin (2011), memiliki beberapa tujuan di antaranya:
Kegiatan ekstrakurikuler menurut Entin (2011), memiliki beberapa tujuan di antaranya:
- Meningkatkan
kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta.
- Menyalurkan
dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi
manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
- Melatih
sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab menjalankan
tugas.
- Mengembangkan
etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul,
manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.
- Mengembangkan
sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan
sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap
permasalahan sosial keagamaan.
- Memberikan
bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki
fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.
- Memberi
peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human
relation) dengan baik; secara verbal dan non verbal.
Di MA. Al-Mu’ien ini terdapat
beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang
harus diikuti oleh peserta didik, diantaranya: Pramuka, olahraga,
muhadharah dan juga kaligrafi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a.
Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan suatu penataan atau pengaturan segala
aktivitas yang berkaitan dengan siswa, mulai dari masuknya siswa sampai
keluarnya siswa dari sekolah atau lembaga tersebut.
b.
Penerimaan siswa baru
Dalam penerimaan peserta didik baru, ada beberapa
prosedur yang harus di bentuk dalam proses penerimaan peserta didik baru,di
antaranya: pembentukan panitia penerimaan peserta
didik baru, rapat penerimaan peserta didik baru, pendaftaran peserta didik
baru, seleksi, penentuan kelas, daftar ulang.
Berdasarkan
hasil observasi yang saya lakukan di MA. Al-Mu’ien Prancak Pandian Sumenep
dalam penerimaan peserta didik baru juga dibentuklah panitia khusus yang
disebut dengan Panitia PSB (penerimaan Siswa Baru). Panitia ini mengatur dan
merencanakan semua kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan peneriman siswa
baru.
c.
Pengelompokan Peserta didik Baru
Sebelum peserta
didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan mengikuti proses
pembelajaran , terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam
kelompok belajaranya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada
sekolah – sekolah sebagian besar didasarkan kepada system kelas.
Di MA.
Al-Mu’ien tidak ada pengelompokan kelas berdasrkan apapun, karena disana hanya
ada satu kelas. Jadi tidak ada pengelompokan kelas.
d.
Orientasi peserta didik Baru
Orientasi
calon siswa baru adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan
situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat peserta didik itu menemmpuh
pendidikan.
Di
MA. Al-Mu’ien juga diselenggarakan MOSBA (Masa Orientasi Siswa Baru) agar
peserta didik yang sudah dinyatakan lulus dalam seleksi mengetahui keadaan
sekolah, baik itu keadaan fisik sekolah maupun lingkungan sosial sekolah.
Sehingga siswa benar-benar mengetahui bagaimana kondisi sekolah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Rohiat, Manajemen Sekolah, Bandung: PT Refika Raditama, 2012.
Prihatin, Eka, Manajemen
Peserta Didik. Bandung: ALFABETA, 2011.
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002.
Subroto, Suryo, Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta:
BINA AKSARA, 1988.
Suparlan, Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dari Teori sampai Praktek, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.
Pidarta, Made, Wawasan Pendidikan, Surabaya:
Kali Kepiting, 2009.