PERKEMBANGAN
ILMU MANAJEMEN
Memenuhi Tugas
Makalah Mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen
Dosen Pengampu: Dr.
H. Nashar, SE., MM., M.Si.
Oleh:
KELOMPOK I
Ach. Fawaiduddin
|
Aryadi
|
Bahril Ulum
|
Baidawi
|
Desi Anggraini P.
|
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SYARIAH (AS)
JURUSAN EKONOMI
DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kita panjatkan ke
hadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kita
masih diberikan kesehatan dan kenikmatan sehingga bisa menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik dan lancar.
Selawat dan salam tak lupa kita panjatkan ke
haribaan Baginda Rasul Muhammad SAW, sang reformer dunia yang telah membawa
keadaan manusia dari alam jahiliah menuju alam yang penuh dengan kenikmatan.
Selanjutnya ucapan terima kasih tak lupa kami
sampaikan kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang senantiasa mendoakan dan terus
memotivasi kami, dan juga kepada Bapak Dr. H. Nashar SE, MM., M.Si. selaku
dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar Manajemen yang telah membina dan
membimbing kami, serta teman-temanku yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya, inilah prakata dari kami selaku penulis
dengan harapan semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan
serta wawasan kita semua tentang Perkembangan Ilmu Manajemen, dan apabila
terdapat suatu kekurangan pada makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca yang budiman. Mohon maaf apabila terdapat
kesalahan serta kekhilafan dari kami baik dari segi pemikiran ataupun
penulisan.
Pamekasan, 18 Maret 2016
Penulis
Kelompok I
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ............................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah ..................................................................... 1
C.
Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................ 2
A.
Sejarah
Ilmu Manajemen ........................................................... 2
B.
Perkembangan Teori Ilmu Manajemen ….................................. 3
BAB III : PENUTUP ........................................................................................ 7
A.
Kesimpulan ................................................................................. 7
B.
Saran .......................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sesungguhnya mulai kapan teori
manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memikirkan
upaya terbaik dalam aktifitas manajemen tertuang dalam sejarah perkembangan
manajemen dalam kurun waktu tertentu. Manajemen adalah praktik melaksanakan
usaha terbaik sehingga dari sejarah pemikiran manajemen kita dapat belajar dari
kegagalan dan keberhasilan orang-orang terdahulu yang menerapkan konsep
manajemen berdasarkan pemikiran pada kurun waktu tertentu dengan kasus tertentu
pula.
Dalam pendidikan, manajemen itu
dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar
terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan
sebelumnya. Dipilih manajemen sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar
konsisten dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai pelaksananya
dan supervisi dengan supervisor sebagai pelaksananya. Kepala sekolah misalnya
bisa berperan sebagai administrator dalam mengemban misi atasan, sebagai
manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan, dan sebagai supervisor dalam
membina guru-guru pada proses belajar mengajar (Pidarta: 1988).
Selain makalah ini memberikan
penjelasan tentang sejarah dan gambaran bagaimana aliran pikiran manusia tentang
manajemen masa lalu, diharapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman yang ingin
mempelajari ilmu manajemen lebih lanjut.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
sejarah perkembangan manajemen?
2. Bagaimana
perkembangan teori manajemen?
C.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui dan memahami sejarah manajemen.
2. Untuk
mengetahui dan memahami perkembangan teori manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN/KAJIAN
A.
Sejarah
Ilmu
Manajemen
Sesungguhnya manajemen sudah ada
sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida di Mesir. Adanya bangunan
Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu telah ada serangkaian
kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang
telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang megah di tengah gurun pasir dapat
menjadi decak kagum masyarakat di seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari
sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat
dalam pembangunan Piramida di Mesir.[1]
Selain Piramida di Mesir, ada juga
benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan
kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina dahulu telah melakukan kegiatan
manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen tersebut sehingga bangunan
benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi
Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang
sangat rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut
dapat dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen.
Secara keilmuan, manajemen baru
terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh
yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen
(1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1871). Owen seorang pembaru dan
indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan
perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja.
Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang pertama kali
berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini
akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam
efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie dan Saefullah:
2005).
Dengan demikian bisa dikatakan
Robert Owen dan Charles Babbage adalah pionir dalam ilmu manajemen.
B.
Perkembangan
Teori Manajemen
Apa yang telah dikenalkan oleh Owen
dan Babbage pada akhir abad 19 memberikan kontribusi yang berharga bagi para
praktisi manajemen bahwa organisasi bisnis perlu dikelola secara benar,
terutama jika organisasi tersebut berskala besar dan melibatkan banyak sekali
orang dan sumber daya yang harus dikelola.
Kontribusi Owen dan Babbage seolah telah membukakan mata para praktisi bisnis
pada saat itu bagaimana seharusnya bisnis dijalankan.
Bermunculan pula setelah itu berbagai
teori-teori dalam ilmu manajemen. Perkembangan pemikiran manajemen sebagai
praktik yang dilandasi konsep teori (Tim Dosen Administrasi Pendidikan: 2009)
adalah sebagai berikut:
a. Teori
Manajemen Aliran Klasik (1890-1930)
Frederick
W Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth dan Lilian Gillberth adalah
tokoh-tokoh dibalik teori manajemen ilimiah. Mereka memikirkan suatu cara
meningkatkan produktivitas dengan menangani kondisi kekurangan tenaga terampil
melalui efisiensi para pekerja.
Taylor
disebut sebagai “bapak manajemen ilmiah” dengan karyanya “scientific management” yang telah memberikan prinsip-prinsip dasar
penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya
untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar yang dikembangkan Taylor adalah:
1. Pengembangan
metode ilimah alam manajemen agar suatu perkejaan dapat ditentukan metode
pencapaian tujuannya secara maksimal.
2. Seleksi
ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberika tugas dan tanggung
jawab sesuai keahlian.
3. Pendidikan
dan pengembangan karyawan.
4. Kerjasama
yang harmonis antara manajemen dan para karyawan. Teknik yang digunakan untuk
melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui studi gerak dan waktu (time and
motion studies), pengawasan fungsional, system tarif berbeda yaitu karywan yang
lebih produktif dan efisien mendapatkna gaji lebih besar dari yang lainnya.
Kontribusi terbesar dari Gantt
adalah dengan menghasilkan metode grafik sebagai teknik scheduling produksi untu perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi
yang popular dengan sebutan “Bagan Gantt”.
b. Manajemen
Organisasi Klasik (Classical Organization Theory) atau Manajemen Operasional
Modern (1900-1940)
Henry
Fayol merupakan tokoh teori manajemen operasional manajemen dikenal dengan julukan
Bapak teori manajemen modern. Dalam bukunya yang berjudul Administration
Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum) Fayol membagi
aktifivtas-aktivitas industrial dalam enam klompok yaitu teknikal, komersial,
financial, keamanan, kepastian, akunting dan manajerial. Ia adalah perumus
empat belas prinsip manajemen yaitu:
1) Pembagian
kerja
2) Wewenang
3) Disiplin
4) Kesatuan
perintah
5) Kesatuan
pengarahan
6) Meletakan
kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum
7) Balas
jasa/imbalan
8) Sentralisasi
9) Rantai
scalr/khirarki
10) Order/susunan
11) Keadilan
12) Stabilitas
staf organisasi
13) Inisiatif
14) Esprit de corps
(semangat korps)
Fayol percaya bahwa melalui
penguasaan keterampilan dan prinsip dasar manajemen orang yang mendalaminya
dapat menjadi manajer yang baik.
c. Aliran
Perilaku (1924-1940)
Elton
Mayo dan F.J. Roethlisberger melakukan studi tentang perilaku manusia dalam
bermacam situasi kerja di pabrik Hawthorner milik perusahaan Western Electric
dengan temuan bahwa kelompok kerja informal lingkungan sosial karyawan memiliki
pengaruh besar terhadap produktivitas. McGregor memandang perlu adanya
perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan dengan
menjunjukan dua kategori manusia yaitu manusia X dan manusia Y atau lebih
dikenal dengan teori X dan teori Y. Manusia tipe X adalah manusia yang harus
selalu diawasasi agar mau melakukan usaha dalam pekerjaan mereka. Sedangkan
manusia Y sebaliknya, ia bersemangat bekerja sebagai kesempatan untuk
mengaktualisasikan diri tanpa ada pengawasan sekalipun.
Di
samping penelitian yang focus terhadap perilaku manusia, dikembangkan juga
aliran perilaku organisasi yang memandang bahwa hubungan manusia dalam manajemen
berada dalam konteks organisasi. Diantara tokohnya adalah Abraham Maslow, Frederick
Herzberg, Edgar Schein.
Aliran perilaku organisasi menganut
prinsip bahwa:
1) Organisasi
adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian perbagian.
2) Motivasi
karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan
organisasi.
3) Manajemen
tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).
d. Pendekatan
Sistem (1940-sekarang)
Pendekatan
sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan
diarahkan dari bagianbagian/komponen-komponen yang saling berkaitan. Chester I
Barnard menjelaskan dalam “the functions of the executive” bahwa tugas manajer
adalah menyarankan pendekatan sistem sosial komprehensif dalam aktifitas
“managing”. Komponen-komponen/bagian-bagian tersebut tidak dapat dipisahkan
satu sama lain, merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait, terika, memperngaruhi,
membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu harus disadari bahwa perubahan
satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya. Dengan demikian
berpikir dan bertindak system berarti tidak memandang komponen secara parsial,
tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi. Sinergi berarti bahwa
keseluruhan lebih besar daripada jumlah dari bagian-bagiannya. System yang
sinergi adalah tiap-tiap unit atau bagian-bagian bekerja dengan serius dalam
tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggung jawab terhadap kemajuan
system secara umum.
Sistem
memiliki makna bahwa (1) suatu system terdiri atas bagian-bagian yang saling
terkait satu dengan yang lainnya, (2) bagian-bagian yang saling hubung itu
dapat berkerja dan berfungsi secara independent atau bersama-sama, (3) berfungsinya
bagian-bagian tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan umum dari keseluruhan
(sinergi), (4) suatu system yang terdiri atas bagian-bagian yang saling hubung
tersebut berada dalam suatu lingkungan yang kompleks.
e. Pendekatan
Kontingensi atau Pendekatan Situsional (1950-sekarang)
Pendekatan
kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran teori manajemen
yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi.
Tidak seluruh
metode manajemen ilmiah dapat diterapkan untuk seluruh situasi begitupun tidak
selalu hubungan manusiawi yang perlu ditekankan karena adakalanya pemecahan
yang efektif melalui pendekatan kauantitatif. Itu semua sangat tergantung pada
karakteristik situasi yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Secara keilmuan, manajemen baru
terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh
yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen
(1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1871). Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi
dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber
daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage
seorang ahli matematika dari Inggris orang yang pertama kali berbicara mengenai
pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini akan perlunya
pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan
fasilitas dan material produksi (Ernie dan Saefullah: 2005).
Perkembangan teori manajemen
dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran manajemen ilmiah dari
Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah menekankan pada
upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen secara ilmiah.
Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola
organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan
prinsip dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif. Perkembangan yang
memberikan focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori
manajemen neo-klasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih
menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun perilaku organisasi.
Manajemen yang baik menurut teori neo-klasik ini adalah manajemen yang memfokuskan
diri pada pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman yang
mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis. Perkembangan selanjutnya yaitu
dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian
atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen
didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah
dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan
lingkungan yang dihadapai.
B.
SARAN
Dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
banyak hal yang belum kami bahas tentang “Perkembangan Ilmu Manajemen” dan kami
harapkan kepada pembaca agar mengkritiki serta membenahi kekurangan dari makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.teoripendidikan.com/2015/02/contohmakalahperkembanganteori.html
(diakses tanggal 16 Maret 2016 jam 21:08 WIB)
Nashar.
2013. Dasar-dasar Manajemen.
Surabaya: Pena Salsabila
Pidarta,
Made, DR. 1988. Manajemen
Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara.
Sule,
Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen.
Jakarta: Prenada Media Group.
Tim
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009.Manajemen Pendidikan.
Bandung: Alfabeta