Friday 7 October 2016

TEORI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Makalah


TEORI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Paud


Yang di Bimbing Oleh Ibu Nurul Zainab, M.Pd.I






Disusun Oleh Kelompok 5 :
Riskiyatul Ainiyah
Layyinatul Hasanah

Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan
2016

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan anugerahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori perkembangan paud”, tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar paud. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya, maka dari itu  saran dan kritik maupun sumbangan pemikiran yang sifatnya membangun penulis harapkan demi kesempurnaan isi makalah ini.
            Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin ya rabbal alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Pamekasan, 07 Oktober 2016

TTD
Penyusun






Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Anak Usia Dini........................................................          2
B.     Fakto-faktor yang mempengaruhi anak usia dini.............................          3
C.     Macam-macam anak usia dini..........................................................          5
D.    Teori-Teori  Perioditasi Perkembangan............................................          8
BAB III PENUTUPs
A.    Kesimpulan................................................................................................ 11
Daftar Pustaka.................................................................................................... 12





BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (golden ag) yang merupakan masa dimana anak mulai peka dan sensitive untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap meresfon stimulasi yang di berikan oleh lingkungan. Pada masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan lemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral. Perkembangan anak usia dini adalah masa-masa kritis yang maenjadi fondasi bagi anak untuk memjalani kenidupannya di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian dari potensi kecerdasar manusia berkembang dengan pesat pada usia dini. Perkembangan anak pada masa-masa tersebutmemberikan dampak terhadap kemampuan intelektual, karakter personal dan kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungan. Kesalahan penanganan pada perkembangan anak usia dini akan menghambat perkembangan anak yang seharusnya optimal dari segi fisik maupun psikologi. Perkemnagan anak lebih merujuk pada para meter kualitatif. Sedangakan pertumbuhan anak, lebih bersifat kuantitatif. Dengan demikian, yang di maksud dengan perkembangan anak usia dini adalah kemajuan kualitas fungsi fisik, psikologi maupun sinergi dari keduanya ,





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Anak Usia Dini
Perkembangan adalah suatu perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar. Menurut Bijau dan Baer, perkembangan ialah perubahan progresif yang menunjukan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan Libert, Paulus, dan Straus mengertikan perkembangan sebagai proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dalam lingkungan.[1]
            Penjelasan di ajas mengandung pengertian bahwa dalam perkembangan, perubahannya lebih mengarah pada psikis atau kejiwaan sehingga memunculkan terjadinya fungsi kepribadian dan kematangan seseoranng dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan psikis seorang anak akan terjadi seiring dengan adanya pertumbuhan pada dirinya, perkembangan di sini sifatnya adalah kualitatif. Artinya, dalam perubahan kejiwaan tersebut ukurannya ialah kualitas bukan kuantitas,
            Menurut Herbart, anak yang baru lahir keadaan jiwanya masih bersih. Sejak alat indranya dapat menagkap suatu yang datang dari luar, alat itu mengirimkan gambar, atau tanggapan ke dalam jiwanya. Saemakin banyak tanggapan semakin banyak pula tanggapan. Tanggapan-tanggapan dari dalam jiwa inilah yang dinamakan perkembangan. Tanggapan inia biasanya muncul dengan reaksi yang berbeda-beda sesuai hasil tanggapan yang diperolehnya.


B. Fakto-faktor yang mempengaruhi anak usia dini
Seperti hal pertumbuhan, perkembangan seorang anak  juga ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor ini akan menentukan kemana arah perkembangan diri seorang anak. Ada kalanya perkembangan anak berlangsung dengan begitu cepat dan ada pula yang sangat lambat. Misalnya,seorang anak yang cepat sekali cepat berbicara padahal dia masih sangat kecil usianya. Hal ini menunjukkan perkembangan sang anak dalam berbicara sangat cepat. Sebaliknya, ada anak yang secara usia sudah dewasa, tetapi belum dapat berbicara dengan sempurna. Hal ini menjadi pertanda bahwa anak memiliki hambatan atau gangguan dalam perkembangan berbicaranya.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan seorang anak ragamnya sangat banyak,baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Internal artinya factor tersebut berasal dari dalam diri sang anak, misalnya factor turunan. Sedangkan eksternal berarti factor yang dimaksud berasal dari luar dirinya, misalnya factor lingkungan. Untuk lebih jelasnya berikut factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan seorang anak.
1.      Factor Turunan (Genetika)
Perkembangan diri seorang anak secara tidak langsung dipengaruhi oleh kedua orang tuanya. Menurut pendapat para ahli, setiap anak yang lahir kedunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua ibu bapak atau nenek dan kakek, diantaranya bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak, dan bahkan penyakit. Selain itu, perkembangan anak yang di pengaruhi gen secara langsung, yaitu kualitas sistem saraf, keseimbangan biokimia, dan struktur tubuh.
Factor genitika dapat mempengaruhi perkemabangan seorang anak ini di dasarkan pada penelitian yang di lakukan oleh Gregor Mendel. Penelitian ini dapat pula di implementasikan pada manusia. Dalam penelitian tersebut, Mendel mengadakan percobaan mengawinkan berbagai macam tanaman. Dari penelitian itu di temukan hasil bahwa apabila bungan merah di kawinkan dengan putih, di peroleh bunga ros warna merah jambu. Kemudian jika turunan tersebut (warna merah jambu) di kawinkan dengan sesamanya, hasilnya 50% berwarna merah jambu, 15% berwarna merah, dan 20% berwarna putih. Hasil penelitian ini selanjutnya di kenal oleh ahli psikologi dengan istilah hokum Mendel.
2.      Faktor Lingkungan
Factor kedua yang mempengaruhi perkemnangan seorang anak ialah linkungan. Lingkungan disini artinya luas. Bias lingkungan kelurga, bias lingkungan sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini lingkungan di artikan sebagai keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, dan masyarakan tempat anak bergaul juga bermain  sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora , dan faunanya.
            Lingkungan keluarga merupakan lingkungan awal bagi seorang anak. Segala tingkah laku maupun perkembangan yang muncul pada diri anak-anak akan mencontoh pada kedua orang tuanya. Oleh karnanya orang tua perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap anak khususnya pada masa usia dini. Menurut Hamner dan Tunner perana orang tua yang sesuai dengan fase perkembangan anak adalah sebagai berikut.
a.       Pada masa bayi orang tua berperan sebagai perawat (caregiver)
b.      pada masa kanak-kanak  sebagai pelindung( protector )
c.       pada usia prasekolah sebagai pengasuh(nurturer)
d.      pada masa sekolah dasar sebagai pendorong(encourager)
e.       pada masa praremaja dan remaja berperan sebagai konselori(counselor)
untuk mendapatkan suatu perkembangan yang baik pada diri anak, di butuhkan lingkungan yang baik, nyaman, dan menyenangkan sebagaimana karakteristik yang dimiliki anak se usianya. Ketika seorang anak dalam berinteraksi dengan lingkungannya merasa nyaman dan bahagia, perkembanganyapun akan berjalan lebih mudah dan cepat. Oleh karena itulah, lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam menentukan perkembangan anak.

B.     Macam-macam aspek pada anak usia dini
Anak usia dini merupakan masa dimana aspek dalam dirinya sedang mengalami perkembangan sesuai dengan perkembanyannya. Banyak aspek perkembangan yang dapat dilihat langsung pada diri seorang anak. Misalnya, aspek kognetif, emosi, bahasa, moral, social, dan daya emajinasi atau fantasi. Masing-masing aspek ini akan berjalan dan berkembang secara alamiyah bersamaan sang anak itu sendiri dalam teori kematangan, Arnold gesell (seorang dokter dari amirika, 1920-1930) menyebutkan bahwa pola tingkah laku dan perkembangan anak secara otomatis sejalan dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan motoriknya. Menurutnya, anak berkembang sesuai dengan waktu dan jadwal alaminya.
Selain itu, pemberian stimulus, rangsangan atau pengalaman kepada anak bias juga menjadi pemicu perkembangan setiap aspek seorang anak. Karena semakin anak diberikan suatu rangsangan ataupun latihan-latihan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Pendapat ini sejalan dengan teori-teori behaviorisme secara jelas teori behaviorisme ini akan di uraikan dalam bahasan selanjutnya tentang teori pembelajaran anak usia dini.
1.      Perkembangan fisik motorik
Setiap terjadi perkembangan fisik pada anak secara otomatis pula akan terjadi permbangan motoriknya, baik itu motorik kasar maupun motorik halus. Menurut Elisabeth, perkembangan fisik sangat penting untuk di pelajari, karena baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari.
Motorik kasar (gross motor skill), yaitu segala keterampilan anak dalam menggerakkan dan menyeimbangkan tubuhnya. Bias juga di artikan sebagai gerakan-gerakan seorang anak yang masih sederhana, seperti melompat dan berlari. Sedangkan motorik halus (fine motor skill), yaitu suatu keterampilan menggerakkan otot dan fungsinya. Dengan kata lain motorik halus ini gerakan-gerakannya lebih spesifik di bandingkan motorik kasar seperti menulis, melipat, merangkai, dan  menggunting.
2.      Perkembangan kognitif
Perkemabngan kognitif merupakan perkembangan yang terkait dengan kemampuan berfikir seseorang. Bisa juga di artikan sebagai pengembangan intelektual. Terjadinya proses perkembangan ini dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Misalnya, kemampuan untuk menolak dan menerima sesuatu. Pendapat lain menyebutkan bahwa kognisi merupaka bagian intelek yang merujuk pada penerimaan, penafsiran, pemikiran, pengingatan, penghayalan, pengambilan keputusan, dan penalaran. Dengan kemampuan kognisi inilah, individu mampu memberikan respon terhadap kejadian yang terjadi secara internal dan eksternal.
3.      Perkembangan emosi
Emosi adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh seseorang anak, baik itu perasaan senang ataupun sedih. Emosi ini mulai berkembang semenjak ia lahir kedunia. Meskipun ada anggapan bahwa sejak dalam kandungan seseorang sudah dapat merasakan sesuatu perkembangan emosi pada diri anak akan muncul mana kala ia mengalami interaksi dengan lingkungan. Pada anak usia dini, ungkapan perasaan ini di tunjukkan melalui berbagai respon yg dilakukannya. Sebagai contoh seorang anak yang meminta suatu permainan tetapi tidak segera di penuhi, perasaan anak akan sedih dan marah yang kemudian ditunjukkan dengan raut wajah yang memerah atau menangis dengan sekuat tenaga. Namun apabila permintaannya segera di penuhi ia akan merasa gembira dan ditunjukkan dengan senyuman yang manis dan wajah berseri-seri.
4.      Perkembangan bahasa
Bahasa bagi seorang anak sangatlah penting. Bahasa merupakan suatu bentuk menyampaikan pesan terhadap segala sesuatu yang di inginkan. Dengan bahasa, orang tua atau pendidik akan tau apa yang menjadi keinginan anaknya. Ketika usia anak-anak masih relative kecil (bayi) bahasa yang digunakan adalah bahasa isyarat yang di tunjukkan melalui ekspresi wajahnya semakin besar usia anak, akan terlihat bahasa-bahasa yang dikeluarkan dari lisannya mulai dari kata perkata sampai pada yang kompleks bila nanti telah dewasa.
5.      Perkembangan moral
Moral merupakan suatu nilai yang dijadikan pedoman dalam bertingkah laku. Perkembangan moral yang terjadi pada anak usia dini sifatnya masih relative terbatas. Seorang anak masih belom mampu menguasai nilai-nilai yang abstrak berkaitan dengan benar salah dan baik buruk. Namun demikian, moral sudah harus dikenalkan dan ditanamkan sejak dini, supaya nantinya akan menjadi terbiasa dan sudah dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta mana yang baik dan yang buruk.
6.      Perkembangan social
Perkembangan social merupakan perkembangan yang melibatkan hubungan maupun interaksi dengan orang lain. Manusia adalah makhluk social sehinnga tidak akan bias terlepas dengan orang lain demikiannya halnya seorang anak, pasti membutuhkan bantuan dan pertolongan yang lain pula. Paling tidak ialah bantuan dari orang tuanya sendiri. Tanpa adanya orang tua yang merawat, menjaga, dan memenuhi segala kebutuhannya, mustahil anak dapat tumbuh dan berkembang hinnga dewasa.
7.      Perkembangan imajinasi (fantasi)
Dalam ilmu psikologi, fantasia tau imajinasi adalah daya cipta untuk menciptakan tanggapan-tanggapan baru atas bantuan tanggapan-tanggapan yang telah ada (lama) dalam konteks tertentu daya imajinasi atau fantasi bias juga di artikan dengan kreatifitas. Kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsure-unsur yang ada. Bila mengacu pada pengertian ini memang terdapat persamaan antyara imajinasi dengan kreatifitas. Yaitu mendasarkan suatu idea tau gagasan berdasarkan data atau informasi yang telah ada.[2]

C.     Teori-Teori  Perioditasi Perkembangan
Secara  umum, preoditasi  (tahapan) perkembangan peserta didik dibagi menjadi tiga aspek, yaitu tahapan perkembangan berdasarkan fisik, perkembangan berdasarkan psikis, dan tahapan berdasarkan paedagogis.
1.      Periodisasi perkembangan berdasarkan fisik
Perkembangan fisik (phsyca) adalah perubahan kualitatif terhadap fungsi jasmani. Proses perkembangan fisik anak terkadang sejak ia lahir hingga umur 21 atau 22 tahun.
Menurut Frued, ada enam tahap perkembangan fisik manusia meliputi:
a.       Tahap oral: umur 0-1 tahun. Pada tahap ini mulut bayi merupakan daerah utama aktifitas yang dinamis pada manusia.
b.      Tahap anal: umur 1- 3 tahun. Pada tahap ini dorongan dan aktifitas dan gerak individu yang lebih banyak terputus pada fungsi pembuangan kotoran
c.       Tahap fasil: umur 3-5 tahun. Tahap ketika alat-alat kelamin merupakan daerah perhatian yang penting pada pendorong aktifitas.
d.      Tahap laten: umur 5-12 dan 13 tahun. Pada tahap ini dorongan-dorongan aktifitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan sepertinya istirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
e.       Tahap pubertas: 12 dan 13-15 tahun. Pada tahap ini terjadi impuls-impuls menunjol kembali kelencar-kelencar indokrin tumbuh pesaT, dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kea rah kematangan.
f.       Tahap genital: umur 15 dan seterusnya. Pada tahap ini pertumbuhan genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.
2.      Periodisasi Perkembangan Berdasarkan psikis
Perkembangan psikis adsalah perubahan kualitatif terhadap fungsi-fungsi jiwa. Keadaan psikis adalah khas dialami oleh setiap anak dalam masa-masa perkembangan itu, dan menemukanbahwa anak selama masa perkembangannya akan mengalami masa-masa keguncangan.
            Perkembangan psikis pribadi manusia dimulai sejak masa bayihingga dewasa. Perkembangan psikis melalui pertumbuhan tertentu yang berbeda dengan perkembangan fisik. Berbicara tentang psikis, maka yang dipakai sebagai landasan juga sebagai keadaan psikis anak.
3.      Periodisasi perkembangan berdasaarkan paeda gogig
 dasar didaktis yang dipergunakan oleh para ahli disini ada beberapa kemungkinan, yaitu (a) apa yang harus diberikan kepada anak-anak didik pada masa tertentu: (b) bagaimana caranya mengajar atau mendidik peserta didik pasa masa-masa tertentu: dan (c) kedua hal yang telah disebutkan di atas itu bersama-sama.
Mengenai tahapan perkembangan pribadi manusia dari sudut tinjauan teknis umum menyelenggarakan pendidikan, dapat di ambilkan pendapat John Amos Comenius (1952), mengenai perkembangan pribadi manusia yang terdiri dari lima tahap: yaitu
a.       Tahap 6 tahun pertama, yaitu tahap perkembangan fungsi pengidraan yang memungkinkan anak  mulai mampu untuk mengenal lingkungannya.
b.      Tahap 6 tahun kedua, yaitu tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu yang memungkinkan anak mulai mampu menggunakan fungsi in telektual dalam usaha mengenal dan menganalisis lingkungan.
c.       Tahap 6 tahun ketiga, yaitu tahap perkembangan fungsi intelektual yang memungkinkan anak mampu mengefaluasi sifat-sifat serta menemukan hubungan-hubungan antar vareabel di dalam lingkungannya.
d.      Tahap 6 tahun keempat, yaitu tahap perkembangan fungsi kemamapuan berdikari.
e.       Tahap kematangan pribadi, yaitu tahap ketika intelek memimpin perkembangan semua aspek kerpibadian menuju kematangan pribadi dimana manusia kemapuan mengasihi Allah swt. Dan sesama manusia.
J.J Rousseav dengan karyawan Emile ev dv I’education juga mengemukakan periodisasi  atau dasar paedagogis. Buku tertsebut terdiri atas lima jilid: jilid I sampai IV membicarakn pendidikan anak laki-laki (emile) dan jilid v membicarakan pendidikan anak perempuan (shopie).
a.       0-2 tahun adalah tahap asuhan.
b.      2-12 tahun adalah tahap pendidikan.
c.       12-15 tahun adalah tahap pendidkan akal.
d.      15-20 tahun adalah tahap pembentukan watak dan pendidkan agama.[3]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perkembangan adalah suatu perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar. Menurut Bijau dan Baer, perkembangan ialah perubahan progresif yang menunjukan cara organisme bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan Libert, Paulus, dan Straus mengertikan perkembangan sebagai proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dalam lingkungan.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan seorang anak ragamnya sangat banyak,baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Internal artinya factor tersebut berasal dari dalam diri sang anak, misalnya factor turunan. Sedan gkan eksternal berarti factor yang dimaksud berasal dari luar dirinya, misalnya factor lingkungan.
Anak usia dini merupakan masa dimana aspek dalam dirinya sedang mengalami perkembangan sesuai dengan perkembanyannya. Banyak aspek perkembangan yang dapat dilihat langsung pada diri seorang anak. Misalnya, aspek kognetif, emosi, bahasa, moral, social, dan daya emajinasi atau fantasi. Masing-masing aspek ini akan berjalan dan berkembang secara alamiyah bersamaan sang anak itu sendiri dalam teori kematangan,
Secara  umum, preoditasi  (tahapan) perkembangan peserta didik dibagi menjadi tiga aspek, yaitu tahapan perkembangan berdasarkan fisik, perkembangan berdasarkan psikis, dan tahapan berdasarkan paedagogis.



DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jakarta: Az-zurmedia, 2014.
Fadlillah, Mohammad. Desain Pembelajaran Paud. Jakarta: Ar-ruzz Media, 2012.




[1] Mohammad Fadlillah, Desain Pembelajaran Paud (Jakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hlm. 32.
[2] Ibid. 33-38
[3] Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan (Jakarta: Az-zurmedia, 2014), hlm. 101-106.