Monday 21 November 2016

“Program Promosi dalam Upaya Meningkatkan Simpanan Pendidikan (SIDIK) di BMT Sumber Mas Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.”




“Program Promosi dalam Upaya Meningkatkan Simpanan Pendidikan (SIDIK) di BMT Sumber Mas Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.”


Dalam perkembangan perekonomian nasional, banyak bermunculan lembaga keuangan yang menggunakan konsep syariah, baik lembaga perbankan maupun lembaga non bank. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa masyarakat Indonesia mayoritas muslim, yang mana masyarakat ini merindukan aktifitas lembaga keuangan yang bernuansa Islam (syariah). Lembaga-lembaga tersebut muncul dari yang berskala besar seperti bank dan juga lembaga mikro seperti koperasi atau Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).
Menurut Sudarsono Baitul maal wattanwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tanwil. Baitul mal tanwil lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti; zakat, infaq, dan shodaqoh, sedangkan baitul tanwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandasan syariah.[1]


Secara kelembagaan BMT  didampingi atau didukung pusat inkubasi bisnis usaha kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer mengemban misi yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil, dalam prakteknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada giliranya BMT menetaskan usaha kecil. Keberadaan BMT merupakan reprensi dari kehidupan masyarakat di mana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu mengakomodir  kepentingan ekonomi masyarakat.
Hadirnya lembaga BMT dimaksudkan untuk memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank syariah maupun BPR syariah. Selain itu BMT memiliki pangsa pasar tersendiri yaitu pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan “psikologis” bila berhubungan dengan pihak bank.[2]
Ganding sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Sumenep juga terdapat BMT sebagai perwujudan dari kebutuhan mayarakat ekonomi menengah ke bawah dalam interaksinya dengan lembaga keuangan, karena selama ini masyarakat demikian jarang tersentuh oleh lembaga perbankan sehingga cocok dengan keberadaan BMT itu sendiri. BMT yang dimaksud adalah BMT Sumber Mas yang keberadaannya memang ditengah-tengah masyarakat kecil menengah.
Dalam menjalankan fungsinya tersebut BMT Sumber Mas mengeluarkan berbagai produk baik funding maupun landing. Salah satunya terdapat produk Simpanan Pendidikan (SIDIK) yaitu simpanan yang disediakan untuk dana pendidikan.[3] Produk ini diharapkan bisa membantu masyarakat dalam merencanakan pendidikan hingga ke jenjang yang paling tinggi. Masyarakat bisa merencanakan pendidikannya sedini mungkin dengan membuka simpanan SIDIK, sehigga tingkat pendidikan yang rendah di Kecamatan Ganding bisa berubah. Masyarakat bisa menabung kapan saja dan pengambilannya dibatasi hanya setahun sekali menjelang tahun ajaran baru. 
Keberadaan BMT Sumber Mas yang ada ditengah-tengah Yayasan Sumber Mas, merupakan bentuk perwujudan yayasan kepada masyarakat dalam mengelola keuangan masyarakat sekitar. Di mana tugas utama Yayasan berfokus pada bidang pendidikan, diharapkan produk SIDIK ini banar-benar bermanfaat dan bisa membawa pendidikan masyarakat secara lebih berarti.
Keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak di bidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank.[4]
Sebagai lembaga keuangan, BMT dalam menjalankan usahanya tidak jauh berbeda dengan BPRS. Di BMT dalam transaksinya menggunakan prinsip-prinsip seperti bagi hasil, jual beli, non profit, prinsip akad berserikat, dan juga produk pembiayaan. BMT yang berfokus terhadap masalah perekonomian masyarakat kecil dan menengah tumbuh subur sampai pada daerah kecamatan sebagaimana BMT Sumber Mas ini. Hanya saja BMT Sumber Mas bukanlah satu-satunya BMT yang berada di Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep. Sehingga persaingan yang dihadapi BMT Sumber Mas sangat terasa dalam mendapatkan nasabah.
Dengan tingkat persaingan yang ketat antar BMT, hal ini membutuhkan upaya-upaya yang berbeda dalam memikat hati masyarakat Kecamatan Ganding. Salah satu upaya yang dilakukan BMT Sumber Mas yaitu melakukan promosi secara terus menerus. Letak geografis BMT yang berada jauh dari kota juga mempengaruhi pengetahuan masyarakat luas tentang keberadaan BMT Sumber Mas. Oleh karena itu perlu promosi khusus yang harus dilakukan oleh pengelola dalam menyebarluaskan keberadaan BMT dan produknya.
Promosi merupakan bagian dari usaha BMT untuk memperkenalkan lembaga dan produknya kepada masyarakat. Aktifitas tersebut  merupakan bagian dari aktifitas pemasaran yang dilakukan oleh manajemen BMT Sumber Mas. Aktifitas tersebut merupakan penyelenggaraan pemasaran yang tidak terlepas dari peranannya sebagai fungsi pengorganisasian dan sekumpulan proses untukk menciptakan nilai, mengkomunikasikan nilai dan penyerahan nilai tersebut kepada pelanggan, serta untuk memanajemeni hubungan pelanggan dengan cara yang bermanfaat bagi organisasi dan pemegang kepentingan.[5]
Produk Simpanan Pendidikan (SIDIK) merupakan produk yang diunggulkan di BMT Sumber Mas Ganding. Produk ini ditujukan untuk para pelajar, yang mana manajemen BMT masuk ke lembaga-lembaga pendidikan dengan tujuan masyarakat (pelajar) ini terbantu untuk meringankan biaya pendidikannya dengan cara menabung di BMT Sumber Mas. Jadi, apabila pelajar tersebut membutuhkan dana untuk pendidikannya, bisa diambilkan dari simpanan pendidikan (SIDIK) ini.
Dari latar belakang masalah di atas menarik minat penulis untuk melakukan penelitian mengenai upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh BMT Sumber Mas Ganding dalam memasarkan produk unggulannya dalam Simpanan Pendidikan (SIDIK). Maka alasan inilah yang membuat peneliti memilih judul penelitian “Program Promosi dalam Upaya Meningkatkan Simpanan Pendidikan (SIDIK) di BMT Sumber Mas Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.”








C.    Metode Penelitian
1.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Moleong metode kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.[6] Sedangkan pendapat Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.[7]
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Selain itu, dengan pendekatan ini diharapkan peneliti akan lebih dekat pada subyek penelitian yang akan diteliti serta lebih peka dan lebih dapat berinteraksi dalam menyesuaikan diri. Orientasi teoritik dan pendekatan ini berpijak pada fenomenologis, dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap masyarakat dalam situasi tertentu, yang tujuannya untuk menghasilkan fakta-fakta yang dibutuhkan.
Sedangkan untuk jenis penelitiannya, peneliti menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang paling sederhana. Pada penelitian deskriptif ini tidak dilakukan apa-apa terhadap objek yang diteliti. Seorang peneliti hanya melakukan pengamatan terhadap objek penelitian dan kemudian memaparkan hasil penelitiannya dalam laporan penelitian.

2.    Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif ini sangat diperlukan. Hal ini karena untuk mendapatkan data-data yang di butuhkan oleh peneliti dalam penelitian  ini. Informasi atau seperangkat data yang dibutuhkan oleh peneliti harus sesuai dengan tujuan awal melakukan penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai peneliti penuh,   karena harus mengumpulkan informasi dari informan, dan tidak bertindak sebagai partisipan. Yang diamati adalah mengenai program promosi dalam upaya meningkatkan Simpanan Pendidikan di BMT Sumber Mas Ganding.
Pada tahap awal penulis hadir di lokasi penelitian dengan menghubungi pimpinan BMT Sumber Mas untuk memperoleh informasi mengenai simpanan pendidikan. Selanjutnya pengumpulan data dilakukan pada waktu senggang subjek penelitian.

3.    Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di BMT Sumber Mas Kecamatan Ganding di Kabupaten Sumenep yang berada di Desa Rombiyah Barat.

4.    Sumber Data
Menurut Bogdan dan Biglen sebagaimana dikutip oleh Moleong bahwa prosedur penelitian kualitatif ini  menghasilkan data deskriptif,  yaitu kata-kata itu sendiri baik tertulis atau diucapkan dan perilaku yang dapat diamati. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer berupa catatan hasil wawancara tentang program promosi yang ada kaitannya dengan Simpanan Pendidikan (SIDIK). Dan data sekunder berupa data dokumen kegiatan Simpanan Pendidikan (SIDIK) BMT Sumber Mas kecamatan Ganding pada tahun 2015.
Wawancara merupakan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab yang dilakukan secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.[8] Pertanyaan disusun oleh penulis dengan menyesuaikan dengan persoalan yang ada hubungannya dengan program promosi dalam upaya meningkatkan Simpanan Pendidikan di BMT Sumber Mas Kecamatan Ganding.

5.    Prosedur Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ada 3 (tiga) cara yaitu: wawancara (interview), observasi (pengamatan), dan analisis dokumen.[9]
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a.    Observasi
Observasi (pengamatan) adalah metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok.[10] Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, prilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi.[11] Observasi dilakukan peneliti untuk melihat dan mengetahui apa yang ada di lapangan sehingga dengan observasi bisa mengumpulkan data secara mekanis.
Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini:
1)   Untuk mengetahui situasi yang objektif dari yang akan diteliti.
2)   Untuk mengetahui program promosi dalam upaya meningkatkan Simpanan  Pendidikan di lokasi peneliti tersebut.

b.   Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[12]
Buna’i menyatakan bahwa secara garis besar ada 2 macam wawancara:
1)      Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi responden.
2)      Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci.[13]
Sedangkan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara terstuktur. Pendekatan ini digunakan beberapa pihak yang terlibat dalam program promosi dalam upaya meningkatkan Simpanan Pendidikan, termasuk nasabah dan pengelola BMT Sumber Mas Ganding.

c.    Dokumentasi
Dokumentasi adalah peneliti menyelidiki benda tertulis atau gambar seperti buku- buku, majalah, artikel, dokumen, peraturan- peraturan, catatan harian, dan lain sebagainya.[14]
Teknik ini digunakan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan atau menggambarkan objek penelitian, yakni promosi Simpanan Pendidikan. Di antaranya sebagai berikut:
1) Foto kegiatan Simpanan Pendidikan nasabah.
2) Brosur BMT Sumber Mas.

6.    Analisis Data
Analisis data penelitian kualitatif adalah suatu cara yang dilakukan setelah data penelitian terkumpul. Pada bagian ini perlu diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya.[15]
Menurut pendapat Bogdan analisis data diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi dan lain-lain.[16] Proses tersebut dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, baik dari wawancara, observasi, dokumentasi dan sebagainya dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan. Sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri  maupun orang lain.
Proses tersebut dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, baik dari wawancara, observasi, dokumentasi dan sebagainya dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan. Sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.[17]
Langkah pertama yang dilakukan untuk menganalisis data adalah dengan mencatat hasil wawancara tersebut. Selanjutnya dilakukan pemilihan atau pengelompokan data-data yang sejenis.
Pengecekkan dilakukan dengan cara memeriksa lagi lembar data wawancara, observasi dan dokumen yang ada. Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelengkapan data atau informasi yang diperlukan, pengelompokan data dilakukan dengan memilah-milah data sesuai dengan arah fokus penelitian dengan lembar klasifikasi data sendiri, agar mudah dalam penyusunan analisis data yang sesuai dengan fokus penelitian. Dan terakhir dilakukan pembahasan untuk disajikan dan dilaporkan.



[1] Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,.(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007), hlm 96.
[2] Nurul Huda dan Mohammad Heykal , Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoretis dan Praktis (Jakarta: Kencana , 2010), hlm. 363.
[3] Brosur BMT Sumber Mas
[4] Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 451-452.
[5] Sofjan Assauri, Strategic Marketing Sustaining Lifetime Customer Value, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 1.
[6] Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008),  hlm. 6.
[7] Ibid.
[8] Ibid. 72.
[9] Buna’I, Buku Ajar, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Pamekasan:  STAIN Pers, 2006), hlm. 101.
[10] Ibid. 104.
[11] Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, ( Yokyakarta: Graha Ilmu, 2006),  hlm. 224.
[12] Lexy J Meleong, Metodelogi penelitian kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rasdaka,  2012),  hlm.   186.
[13] Buna’i,  Buku Ajar, hlm. 101.
[14] Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif (Bandung: Alfabeta,2010), hlm.  240.
[15]Pedoman Penulisan karya Ilmiyah, Artikel, Makalah, Proposal Penelitian Skripsi dll (Pamekasan: STAIN Press, 2011), hlm. 21.
[16] Sugiyono, Metode penelitian, hlm. 244.
[17] Meleong, Metedelogi Penelitian, hlm. 186