Implementasi Karakteristik Syariah Marketing Terhadap
Keputusan Menjadi Nasabah BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan.
B.
Latar
Belakang Masalah
Lembaga
perbankan syariah terus mewabah di perkotaan hingga di pedesaan, baik berupa
bank pemerintah yang berskala besar maupun bank swasta yang berskala kecil.
Operasionalisasi bank syariah yang dirasa kurang menjangkau usaha masyarakat
kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga
keuangan syariah mikro, seperti Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dan Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT) yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasional
daerah.
BMT terdiri
dari: Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah
pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana non profit, seperti zakat,
infaq, dan shadaqah. Sedangkan Baitul Tamwil sebagai usaha
pengumpulan dan penyaluran dana komersil.[1] Kegiatan
operasional BMT ini dapat disamakan dengan sistem perbankan atau lembaga
keuangan yang mendasarkan kegiatannya pada
prinsip syariah. Hal ini juga terlihat dari produk–produk yang ditawarkan
hampir sama dengan yang ada dalam perbankan syariah.[2]
Di tengah
ketatnya persaingan antar lembaga keuangan syariah ini, BMT berusaha
mempertahankan eksistensinya di masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan
untuk lebih kompetitif dalam mengembangkan bisnisnya mutlak diperlukan agar
bisa mempertahankan keberlangsungan usaha, salah satunya melalui marketing.
Marketing (pemasaran) diartikan sebagai proses sosial dan manajerial di mana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan kebutuhan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama
lain.[3]
Tidak jarang demi target usaha, beberapa perusahaan menghalalkan berbagai
cara untuk mengejar keuntungan. Yang pada akhirnya, cara yang dilakukan tidak
sedikit yang batil dan lepas dari nilai tauhid mengakibatkan mereka jauh dari
Allah, tidak mendapat berkah dan akhirnya mengantarkan mereka pada kehancuran.
Hal ini menyadarkan kita bahwa etika, dan moral dalam suatu bisnis menjadi
suatu keharusan. Dari sinilah, kemudian muncul paradigma baru dalam pemasaran,
yang dilandasi oleh kebutuhan yang paling pokok, yang paling dasar, yaitu
moral, dan etika dalam bisnis. Inilah yang kemudian disebut syariah marketing.[4] Jadi,
dengan syariah marketing, seluruh proses tidak boleh ada yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip Islami. Dan selama proses bisnis ini dapat
dijamin atau tidak terdapat penyimpangan terhadap prinsip syariah, maka setiap
transaksi apapun dalam pemasaran dapat diperbolehkan.
Banyaknya BMT
yang berkembang, Koperasi BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri disingkat “BMT
UGT Sidogiri” mulai beroperasi pada tanggal 5 Rabiul Awal 1421 H atau 6 Juni
2000 M. dan telah memiliki 230 unit per 2013.
Salah
satu cabang yang dimiliki BMT UGT Sidogiri adalah BMT UGT Sidogiri Cabang
Pamekasan. Lokasinya yang berada di daerah perkotaan, menuntut BMT UGT Sidogiri
Cabang Pamekasan harus memiliki strategi tersendiri dalam meningkatkan kepercayaan
nasabah tentu dengan memegang teguh prinsip syariah. Dengan karakteristik
pesantren yang disandang, seperti memakai kopiah, tidak ada karyawan perempuan,
ditutupnya jam operasional pada hari jum’at, menjadi image tersendiri yang
dimiliki BMT UGT Sidogiri. Kurangnya sumber daya insani yang kurang mumpuni
dalam beberapa hal, khususnya dalam teori pemasaran,[5] membutuhkan strategi khusus dalam meningkatkan kepercayaan
masyarakat di lingkungan kota yang notabenenya akan lebih melirik lembaga
keuangan konvensional/ syariah yang telah memiliki nama. Berikut ini adalah
perkembangan nasabah penyimpan dan nasabah pembiayaan BMT UGT Sidogiri.[6]
Gambar 1: Perkembangan
nasabah penyimpan dan pembiayaan BMT UGT Sidogiri, Tahun 2009 s/d 2013
Bertitik tolak
dari hambatan yang dihadapi, BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan tetap mampu
mengembangkan produknya dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dari waktu ke
waktu.[7] Seperti
yang terlihat pada gambar di atas, bahwa secara keseluruhan nasabah penyimpan
di BMT UGT Sidogiri per 2013 mencapai 415.771 nasabah, sementara nasabah
pembiayaan mencapai 90.120 nasabah. Masuk dalam 10 besar Cabang BMT UGT
Sidogiri yang memiliki Sisa Hasil Usaha (SHU) tertinggi di seluruh Nusantara,
dapat dikatakan bahwa BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan merupakan salah satu
cabang BMT UGT Sidogiri yang turut andil dalam pencapaian prestasi BMT UGT
Sidogiri.
Di antara
penghargaan yang pernah diraih oleh BMT UGT Sidogiri adalah Aset Terbesar se-Indonesia versi majalah Investor (2010), kategori
KJKS/KSU/BMT/KOPSYAH Terbaik pada BSM UMKM AWARD 2010, 2011 dan 2013, Koperasi
Jasa Keuangan Syariah Terbesar Nomor 1 se-Indonesia (2012), kategori
Pengelolaan Koperasi Modern Skala Provinsi sebagai The Best Islamic
Microfinance (2014) dari KARIM Business Consulting, dalam ajang Islamic
Finance Award & Cup (IFAC) di Jakarta. Dan beberapa penghargaan
lainnya.
Hasil wawancara
dengan beberapa nasabah menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
menjadi nasabah BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan, yakni pegawainya sabar dan
komunikatif. Artinya, pegawai BMT menjelaskan dengan bahasa yang gamblang, dan
menggunakan bahasa Madura yang santun, meskipun tidak jarang menjelaskan secara
berulang-ulang. Dari informan lain menyatakan bahwa BMT UGT Sidogiri
benar-benar memperhatikan urusan yang oleh lembaga lain dianggap sepele.
Misalnya, mencegah adanya syahwat antara kaum pria dan wanita, terlihat
dari tidak adanya karyawan wanita di seluruh BMT UGT Sidogiri.[8] Selain itu, BMT UGT Sidogiri tidak membuka jam operasional pada
hari jum’at.
Kekaguman
lainnya datang dari Bapak Matnin (non nasabah), yang melihat perkembangan BMT
UGT Sidogiri begitu pesat dengan mengandalkan para santri yang mayoritas
tingkat pendidikan formalnya belum bisa dikatakan tinggi (jika melihat ketatnya
persaingan saat ini), besar kemungkinan manajemen yang baik telah diterapkan,
khususnya di bidang pemasarannya .[9]
Anggapan
beberapa nasabah inilah yang mengindikasikan bahwa BMT UGT Sidogiri Cabang
Pamekasan telah menerapkan syariah marketing agar dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat. Namun, yang menjadi pertanyaan selanjutnya bagaimana
pengaruh syariah marketing yang diterapkan oleh BMT UGT Sidogiri Cabang
Pamekasan terhadap keputusan menjadi nasabah bagi pasar sasarannya.
Berdasarkan
latar belakang di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan
judul “Implementasi Karakteristik Syariah marketing Terhadap Keputusan
Menjadi Nasabah BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan”
C.
Metode
Penelitian
1.
Rancangan
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni penelitian dengan menggunakan
analisis data statistik atau angka-angka. Sedangkan jenis penelitiannnya adalah
regresi linear berganda yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh implementasi
karakteristik syariah marketing terhadap keputusan menjadi nasabah BMT
UGT Sidogiri Cabang Pamekasan. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk
katagori kuantitatif korelasi, maka variabel yang dilibatkan ada dua macam,
yaitu variabel X dan variabel Y. Yang termasuk variabel X (independent variable) adalah karakteristik syariah marketing,
sedangkan variabel Y (dependent variable)
adalah keputusan menjadi nasabah.
2.
Populasi
dan Sampel
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[10]
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua nasabah di BMT UGT
Sidogiri Cabang Pamekasan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, jumlah nasabah
secara keseluruhan adalah 6000 nasabah.
Sampel
adalah suatu prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian populasi saja
yang diambil dan digunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki
dari suatu populasi.[11]
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode simple random sampling
yaitu pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel.[12] Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus slovin
yaitu:[13]
Keterangan:
n
= Sampel
N
= Populasi
e =
Perkiraan tingkat kesalahan
Besarnya populasi diketahui sebesar 6000 orang. Hal yang dijadikan
pertimbangan dalam penentuan jumlah sampel, di antaranya biaya dan waktu.
Peneliti menggunakan perkiraan tingkat kesalahan 10%, mengingat pada rumus slovin perkiraan
tingkat kesalahan (nilai galat pendugaan) didasarkan atas pertimbangan
peneliti,[14]
sehingga besarnya sampel:
=
=
= 98,3 (dibulatkan menjadi 98)
Dari perhitungan menggunakan rumus slovin,
maka sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 98 nasabah.
3.
Instrumen
Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (variabel penelitian).[15] Dengan demikian, peneliti dalam
mengumpulkan data akan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa instrumen angket
(kuesioner)
dan dokumentasi.
a.
Angket
(Kuesioner)
Angket
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia
ketahui.[16]
jika ditinjau dari penyusunan item, angket terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Angket
terbuka, yaitu angket yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya
sendiri.
2) Angket
tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih.
Jenis
angket yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang karakteristik syariah marketing
(variabel X) dan keputusan menjadi nasabah BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan
(variabel Y) dalam penulisan skripsi ini adalah angket langsung yang bersifat
tertutup dengan menggunakan Artinya, angket tersebut diberikan kepada nasabah
BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan dan di dalam angket telah disediakan
jawaban-jawabannya sehingga responden bisa langsung memilihnya, dan memberikan
tanda check list terhadap jawabannya. Untuk mengetahui sikap responden
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi sesorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam
penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian.[17] Dengan skala likert, maka variabel penelitian yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian, indikator tersebut di jadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa
kata-kata antara lain:
Sangat
setuju (SS) diberi skor 5
Setuju (S) diberi
skor 4
Netral (N) diberi
skor 3
Tidak
setuju (TS) diberi skor 2
Sangat
tidak setuju (STS) diberi
skor 1
Agar memudahkan untuk menyusun instrumen penelitian menggunakan
angket (kuesioner), maka berikut ini adalah indikator dari masing-masing
variabel:
Variabel
|
Indikator
|
Teistis (Rabbaniyah)
|
-
Memperhatikan
maslahat (bermanfaat dan berkah)
-
Tidak ada
penipuan dalam memasarkan produk
-
Tidak ingkar
janji dalam memasarkan produk
-
Tidak
memasarkan dengan menggunakan sumpah palsu
|
Etis (Akhlaqiyah)
|
-
Bersikap santun
dan ramah
-
Bersikap
rendah hati
-
Bersikap
hormat dan menghargai
-
Bersikap
melayani dengan tulus
|
Realistis ( Al-Waqi’iyyah)
|
-
Berpakaian
rapi dan bersih
-
Berbusana
muslim yang sopan
-
Tidak kaku
dalam bergaul
-
Menguasai
produk yang ditawarkan
|
Humanistis
(Al-Insaniyyah)
|
-
Memberikan
informasi tanpa membedakan status
-
Menjalin
silaturrahmi dengan baik
-
Mampu
berkomunikasi sesuai dengan kemampuan nasabah
-
Bersedia
membantu kesulitan yang dihadapi nasabah
|
Keputusan
Menjadi Nasabah
|
-
Persepsi akan
produk yang membawa maslahat (bermanfaat dan berkah)
-
Pertimbangan
akhlak pegawai
-
Daya tanggap
(responsibility) pegawai
-
Penyediaan
informasi saat diminta
|
b.
Dokumentasi
Mencari data yang diperoleh dari
berbagai sumber, baik dari literatur, artikel, data perusahaan, dan lain-lain
yang dianggap relevan dengan penelitian. Tujuan penelitian kepustakaan ini
adalah untuk memperoleh data teoritis untuk membangun landasan teori yang kuat
guna mendukung penelitian ini.
4.
Pengumpulan
Data
Pada pembahasan ini, penulis menguraikan
langkah-langkah dan teknik pengumpulan data yang dilakukan selama mengadakan
penelitian di BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data Melalui Angket
Peneliti datang ke lokasi penelitian
yaitu di BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan dan langsung menemui subjek
penelitian.
1) Peneliti memberikan angket kepada
responden.
2) Peneliti mengambil kembali angket
dari responden untuk dilakukan penilaian.
3) Mengelompokkan dan mentabulasikan
setiap jawaban dari kuesioner yang telah disebar, kemudian menghitung frekuensi
dan persentasinya.
4) Memberikan pembobotan untuk setiap
jawaban dari pertanyaan tertutup yang berskala ordinal. Jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan
akan diberi skor 5-4-3-2-1 (menggunakan rating scale).
b. Pengumpulan Data Melalui Dokumentasi
Peneliti mendatangi lokasi
penelitian yaitu di BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan
1) Peneliti menemui dan bertanya pada
sumber informasi untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan arsip-arsip.
2) Peneliti mencari informasi untuk
dicatat sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
5.
Analisis
Data
Analisis data digunakan untuk meringkaskan data dalam bentuk yang
mudah dipahami dan ditafsirkan sehingga hubungan antar problem penelitian dapat
dipelajari dan diuji.[18] Adapun
langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
a. Mencari
Data Mentah
Data
mentah yang diperoleh merupakan data primer yaitu langsung dari sumber yang
diteliti berupa hasil angket dari nasabah BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan.
b. Statistik
Deskriptif
Untuk
memberikan gambaran demografi responden penelitian dan diskripsi mengenai
variabel penelitian karakteristik syariah marketing (berdasarkan Teistis,
Etis, Realistis, Humanistis) dan keputusan menjadi nasabah BMT UGT Sidogiri
Cabang Pamekasan.
c. Uji
Non Respon Bias
Salah
satu kelemahan mail quesioner adalah responden yang
berpartisipasi yakni mereka yang mempunyai kepentingan terhadap hasil
penelitian. Secara umum, kemungkinan terjadi karakteristik mereka yang
berpartisipasi dan yang tidak berpartisipasi adalah berbeda. Apabila itu
terjadi, maka hasil analisis data yang berpartisipasi akan berbeda dengan hasil
analisis data yang tanpa berpartisipasi. Kondisi ini disebut Non respon bias,
kondisi ini akan menjadi masalah yang sangat serius jika tingkat pengembalian
sangat rendah.
Untuk
mengatasi masalah ini uji non respon bias dilakukan dengan cara membandingkan
karakteristik responden yang berpartisipasi dengan karakteristik responden yang
tidak berpartisipasi. Data yang diterima melewati tanggal batas pengumpulan
data dianggap mewakili responden yang tidak menjawab kuesioner. Jika hasil uji
tidak signifikan, menunjukkan bahwa responden yang tidak mengirim balasan bukan
merupakan problem yang perlu dipermasalahkan.[19]
d.
Melakukan Uji Kualitas
Data
Kualitas data
yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas
dan validitas:
1)
Uji reliabilitas
Uji
Reabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner berdasarkan tingkat
ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Jadi, reliabilitas
menunjukkan apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran
yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan.[20]
Untuk
mengukur reliabilitas suatu instrumen dapat dilakukan dengan beberapa cara, di
antaranya: Teknik alpha cronbach; teknik test-retest; teknik spearman
brown; teknik Kuder dan Richardson (K-R 20); teknik Kuder dan Richardson
(K-R 21).[21]
Pada
penelitian ini, untuk mengukur reliabilitas intrumen menggunakan teknik alpha
cronbach yaitu teknik yang digunakan bila jawaban responden berbentuk skala
seperti 1-3, 1-5, serta 1-7 atau responden menginterpretasikan penilaian sikap.[22]
Adapun kriteria instrumen penelitian dikatakan reliable, jika koefisien
reliabilitas (r11) > 0,6.[23]
Selaras dengan hal di atas, SPSS memberikan falisitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji statistik cronbach alpha (a), kriteria suatu instrumen
penelitian dikatakan reliable dengan
menggunakan uji ini bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.[24]
2)
Uji
Validitas
Uji
validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu
mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat.[25] Dengan kata lain, instrumen tersebut dapat mengukur construct
sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Cara yang dapat dilakukan adalah
dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh pada setiap item (X) dengan skor
total (Y) dari masing-masing atribut.
Keterangan:
r =
koefisien korelasi antara item (x) dengan skor total (y)
X =
skor setiap item
Y =
skor total
n =
jumlah responden
Setelah perhitungan dilakukan (dalam hal ini proses perhitungan di
bantu dengan program SPSS) kemudian nilai r yang diperoleh dibandingkan dengan
nilai r tabel sesuai dengan basis dan taraf signifikan (5%) dalam pengujian
validitas, kuisioner di katakan valid apabila r hitung > r tabel.
e. Uji
Asumsi Klasik
Pengujian
ini dilakukan untuk menilai baik tidaknya model regresi yang dikembangkan dalam
penelitian ini.[27]
1)
Uji Multikolinieritas
Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi,
maka variabel- variabel ini tidak ortogonal.
Menurut
Imam Ghozali dalam penelitian Viviv Sofia Indah, variabel ortogonal adalah
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah
sebagai berikut:[28]
a) Nilai
R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel independen (bebas) banyak yang tidak
signifikan mempengaruhi variabel dependen (terikat).
b) Menganalisis
matrik korelasi variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang
cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas tidak
berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena
adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel bebas.
c) Multikolinieritas
dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance
Inflation Factor (VIF), kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas
manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana
setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel
bebas lainnya. Nilai cut off yang dipakai adalah nilai tolerance
0.10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10.
2)
Uji Autokorelasi
Uji
autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode
t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lain.[29]
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Pada uji autokorelasi ini menggunakan uji
Durbin-Waston (DW) dengan cara membandingkan DW hitung dengan DW tabelnya,
derajat kepercayaan yang digunakan 5%.[30]
3)
Uji Heterokedastisitas
Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.[31].
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan cara melihat grafik
plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residunya (SRESID).
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.[32]
Dasar analisis:
a) Jika
ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4)
Uji Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah data
yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak.
Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal plot.[33]
Pada grafik normal plot, dengan asumsi:
a) Apabila
data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model memenuhi asumsi normalitas.
b) Apabila
data menyebar jauh dari diagonal dan/ atau tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi uji asumsi normalitas.
f. Uji
Hipotesis
Dalam uji hipotesis, penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis
regresi berganda digunakan untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila
variabel bebas minimal dua atau lebih.[34]
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh implementasi karakteristik syariah marketing
terhadap keputusan menjadi nasabah BMT UGT Sidogiri Cabang Pamekasan dengan
menggunakan rumus regresi linear
berganda. Bentuk umum persamaan regresi linear
berganda dapat dituliskan sebagai berikut:[35]
Y
= a + b1X1
+ b2X2
+ b3X3
+ e
Keterangan:
Y
= Keputusan nasabah (variabel
terikat)
X
= Karaakteristik syariah marketing
a = Konstanta
b1, b2, b3, b4 = Koefisien korelasi ganda
X1 = Teistis (Rabbaniyah)
X2 = Etis (Akhlaqiyah)
X3 = Realistis ( Al-Waqi’iyyah)
X4 =
Humanistis (Al-Insaniyyah)
Xn = Variabel
bebas ke-n
g.
Uji
F (Serentak)
Uji serentak yaitu statistik bagi koefisien regresi yang serentak
atau bersama-sama memengaruhi Y. Uji ini menggunakan uji F yaitu:[36]
atau
Keterangan:
n : jumlah subjek
k : jumlah variabel bebas
Ʃy2 : jumlah kuadrat variable Y
a)
Formulasi hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh antara
variabel , , ,... terhadap Y
H1 : ada pengaruh antara , , ,...., terhadap Y
b) Kriteria
pengujian
Jika
Fhit > F dan atau peluangnya < 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa peubah bebas tersebut secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap peubah terikat (Terima Ha). Sebaliknya
jika Fhit < F dan
atau peluangnya nilainya dibawah 0,05 maka dapat
dikatakan tidak signifikan (Tolak Ha).
h.
Uji
T (Individual)
Uji individual yaitu statistik bagi koefisien regresi dengan hanya
satu koefisien regresi yang memengaruhi Y. Uji ini menggunakan uji t,[37]
, i = 1,2,3,....
Keterangan
bi = koefisien b ke –i
Sbi = standart
error koefisien b ke-i
b = merupakan penduga dari
Jika t > dari t dan atau peluangnya < 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa peubah bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
peubah terikat (Terima Ha). Sebaliknya jika Jika t < dari t dan atau peluangnya nilainya dibawah 0,05 maka dapat dikatakan tidak signifikan (Tolak Ha).
D.
Daftar
Rujukan
Abdurrahman, Masduha. Pengantar dan Asas-Asas Hukum Perdata
Islam (Fiqh Muamalah). Surabaya: Central Media, 1992.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Reneka Cipta, 2006.
Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis Islami;
Tataran Teoritis dan Praktis. Malang: Malang UIN Press, 2008.
Engel, James F; Roger D. Blackwell; Paul W. Miniard. Perilaku Konsumen. Jakarata: Binarupa Aksara,1994.
Fatma, Sri Lailatul. ” Pengaruh Pengetahuan Konsumen Mengenai
Perbankan Syariah Terhadap Keputusan Manjadi Nasabah Di Bank Jatim Syariah
Cabang Sampang”. Skripsi, STAIN Pamekasan, Pamekasan, 2013.
Hasan, Ali. Marketing
Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian Dengan
Statistik. Jakarta : Bumi aksara, 2010.
Indah, Vivin Sofia “ Pengaruh Bauran Pemasaran Gadai iB Barokah
Terhadap Minat Nasabah Bank Jatim Syariah Cabang Pembantu Sampang”. Proposal
Skripsi, STAIN Pamekasan, Pamekasan: 2013.
Kartajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir
Sula. Syariah Marketing. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2006.
Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian:
Refleksi Pengembangan Dan Pemahaman Dan Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang:
UIN Maliki Press, 2010.
Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta:
Prenada Media Group, 2008.
Koncoro, Mudrajat. Metode Kuantitatif. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011.
Kotler, Philip dan AB Susanto. Manajemen
Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat, 2000.
Misbahuddin dan Iqbal Hasan. Analisis Data
Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
Mown, John C., Michael mInor, Perilaku
Konsumen. Jakarta: Erlangga, 2002.
Palupi, Neni Dyah Ayu. “Analisis Pengaruh Bagi
Hasil, Tangibles dan Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Muamalat
Unit Pelayanan Syariah (UPS) Madiun”. Skripsi, STAIN Ponorogo, Ponorogo: 2010.
Riyanto Al Arif, M. Nur. Dasar-Dasar
Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta, 2010.
Riduwan,
Sunarto. Pengantar Statistika Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta, 2013.
Setiyawan, Nugraha. “Penentuan Ukuran Sampel
Menggunakan Rumus Slovin dan Tabel Krejcie- Morgan: Telaah Konsep dan
Aplikasinya” Universitas Padjajaran, Nopember, 2007.
Siregar, Syofyan. Metode Penelitian
Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2013.
Sholihin, Ahmad Ifham. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Soemitra,
Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta:
Kencana, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitaif
Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta, 2010.
Suyanto, M. Marketing Strategy Top Brand
Indonesia. Yogyakarta: ANDI, 2007.
Tim Penyusunan Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pamekasan:
STAIN Press, 2011.
Umar, Abdul Majid. Response to the Market
Study- Industry Perspective and Current Practice, Power Point disajikan
dalam acara Microtakaful Conference Indonesia, (Jakarta: 24 April 2014)
W.J.S., Poerwadaminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
Yuliawan, Eko. “ Pengaruh
Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah Terhadap Keputusan Menjadi
Nasabah Pada PT. Bank Syariah Cabang Bandung.” Wira Ekonomi Mikroskil, vol. 1,
No. 01, April 2011.
Yunus, Jamal Lulail. Manajemen
Bank Syariah Mikro. Malang:
UIN-Malang Press, 2009.
[1] Andri
Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan
Syariah (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 451.
[3] Philip Kotler, AB Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia (Jakarta:
Salemba Empat, 2000), hlm. 7.
[4] Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah
marketing, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2006), hlm. 6
[5] Abdul Haq,
Karyawan BMT Sidogiri Pamekasan, wawancara langsung, BMT Sidogiri Cabang
Pamekasan, (07 September 2014).
[6] Abdul Majid Umar, Response to the Market Study- Industry Perspective and
Current Practice, Power Point disajikan dalam acara Microtakaful
Conference Indonesia, (Jakarta: 24 April 2014), hlm. 7.
[7]Abdul Haq,
Karyawan BMT Sidogiri Pamekasan, wawancara langsung, BMT Sidogiri Cabang
Pamekasan, (07 September 2014).
[11] Syofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta: Kencana Prenada Group,
2013), hlm. 30.
[14] Nugraha Setiyawan, “Penentuan Ukuran Sampel Menggunakan Rumus Slovin dan
Tabel Krejcie- Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya” Universitas Padjajaran,
(Nopember, 2007), hlm. 8.
[16] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Reneka Cipta, 2006), hlm.
151.
[17] Riduwan, Sunarto,
Pengantar Statistika Untuk Penelitian (Bandung
: Alfabeta, 2013), hlm. 20-21.
[18] Moh Kasiram, Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Dan Pemahaman
Dan Penguasaan Metodologi Penelitian (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm.
120.
[19] Sri Lailatul Fatma, ” Pengaruh Pengetahuan Konsumen Mengenai
Perbankan Syariah Terhadap Keputusan Manjadi Nasabah Di Bank Jatim Syariah
Cabang Sampang”, hlm. 37.
[20] Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 298.
[21] Syofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, hlm. 57-77
[24] Vivin Sofia Indah, “ Pengaruh Bauran Pemasaran Gadai iB Barokah
Terhadap Minat Nasabah Bank Jatim Syariah Cabang Pembantu Sampang” (Proposal
Skripsi, STAIN Pamekasan, Pamekasan, 2013), hlm. 39.
[27] Vivin Sofia Indah, “ Pengaruh Bauran Pemasaran Gadai iB Barokah
Terhadap Minat Nasabah Bank Jatim Syariah Cabang Pembantu Sampang”, hlm. 43.
[28] Ibid.
[29] Mudrajat Koncoro, Metode Kuantitatif (Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN, 2011), hlm. 115.
[30] Vivin Sofia
Indah, “ Pengaruh Bauran Pemasaran Gadai iB Barokah Terhadap Minat Nasabah Bank
Jatim Syariah Cabang Pembantu Sampang”, hlm. 44.
[31] Sri Lailatul
Fatma, ” Pengaruh Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah Terhadap
Keputusan Manjadi Nasabah Di Bank Jatim Syariah Cabang Sampang”, hlm. 40.
[33] Ibid.
[35] Syofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, hlm. 301.