MAKALAH
ANALISIS RISIKO
INVESTASI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis
Imam Hanafi
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik serta iniyah-Nya
makalah yang berjudul “Investasi Dalam Pasar Modal” dapat diselesaikan dengan
baik guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan.
Shalawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang dengan
semangat dan ikhlas berjuang dalam menumbuh kembangkan ajaran Islam sehingga
dapat membimbing umat manusia menuju keimanan dan keselamatan, baik di dunia
maupun di akhirat nanti.
Dengan
selesai nya penyusunan makalah ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah banyak membantu dan memberikan
bimbingan, saran-saran, dan informasi yang sangat berharga kepada penulis.
Disamping itu penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan dan ketidak sempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik yang membangun dari segenap pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan segenap pembaca.
Pamekasan, 04 juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................................. 4
B.
Tujuan............................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Investasi.......................................................................................... 5
B.
Jenis – Jenis Resiko Dalam Pasar
Uang dan Pasar Modal................................ 5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ...................................................................................................... 10
B.
Saran................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada saat
akan melakukan investasi tentunya melakukan perhitungan secara matang merupakan
bagian yang sangat penting, terutama menganalisis lebih mendalam terhadap
risiko investasi yang akan terjadi. Dalam beberapa kasus investasi yang merugi
kebanyakan berasal dari analisis risiko yang terkadang meleset dari analisis
atau kurang matangnya memperhitungkan risiko.
Secara
konseptual, semakin besar nilai invetasi yang ditanam maka semakin besar nilai
risiko yang akan terjadi, atau sebaliknya semakin kecil nilai investasi maka
semakin kecil risiko yang akan diterima. Tetapi para ahli invetasi sepakat
bahwa besar kecilnya risiko suatu investasi tidak berhubungan secara
signifikans dengan besarnya nilai investasi, tetapi berhubungan dengan sebera
serius kita menganalisis atau mengelola risiko. Pelatihan ini dimaksudkan untuk
menggali lebih dalam bagaimana mengelola risiko investasi sehingga akan
terhindar dari kerugian.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulis membuat
makalah ini adalah :
a.
Untuk mengetahui pengertian dari
investasi
b.
Jenis – jenis investasi baik dari
pasar uang ataupun dari pasar modal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Investasi
Kata
investasi merupakan kata adopsi dari bahasa inggris, yaitu investment. Kata
invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Dalam
Webster’s New Collegiate Ditionary, kata invest didefinisikan sebagai to make
use of for future benefits or advantages and to commit (money) in order to earn
a financial return.
Kemudian kata investment diartikan
sebagai the outley of money use for income or profit. Dalam kamus istilah Pasar
Modal dan keuangan kata invesment diartikan sebagai penanaman uang atau modal
dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan (Arifin,
1999). Dan dalam kamus Lengkap Ekonomi, Investasi didefinisikan sebagai saham
penukaran uang dengan dengan bentuk-bentuk kekayaan lain seperti saham atau
harta tidak bergerak yang di harabkan dapat di tahan selama periode waktu
tertentu supaya menghasilkan pendapat (Wirasasmita,1999).
Sedangkan
pendapat lain investasi di artikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa datang (Tendelilin,2001). Jadi, pada dasarnya sama
yaitu penempatan sejumlah kekayaan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang
akan datang.
Selain itu, investasi berarti
mengorbankan dollar sekarang untuk dollar pada masa depan ( Sharpe,1995). Ini
berarti adalah penanaman modal saat ini untuk di peroleh mamfaatnya di masa
depan.
Pada umumnya
investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada vinancial asset dan investasi
pada real asset, Investasi pada financial asset di lakukan di pasar uang,
misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, Surat berharga pasar
uang (SBPU), dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar Modal,
misalnya berupa saham, obligasi, warrant, obsi, dan yang lainnya. Sedangkan
investasi pada real asset dapat dilakukan dengan pembelian aset produktif,
pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan yang lainnya.
B. Jenis
– Jenis Resiko Dalam Pasar Uang dan Pasar Modal
1. Resiko
Suku Bunga
Resiko yang dialami akibat dari
perubahan suku bunga yg terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi
pendapatan investasi.
Contoh
Pada tanggal 30 Januari 2009
pemerintah Indonesia mengeluarkan instrumen keuangan baru yang disebut sukuk
Ritel. Sukuk ritel adalah obligasi syariah yang menganut prinsip syariah. Sukuk
ritel ini kemudian menjadi masalah bagi penerbit obligasi lainya karena suku
bunga yang ditawarkan yaitu 12 % jauh di atas rata-rata suku bunga obligasi
pada umumnya yaitu 8-10%, sehingga investor lebih tertarik untuk membeli sukuk
ritel tersebut. Hal ini didukung dengan resiko dalam investasi ini mendekati
0%.
Strategi
Yang bisa dilakukan oleh para
penerbit obligasinya lainya adalah menaikan suku bunga lebih tinggi dari sukuk
ritel. Selain itu, juga dibutuhkan peran pemerintah melalui kebijakan atau
peraturan yang bisa menguntungkan semua penerbit obligasi.
2. Risiko
Pasar
Resiko pasar adalah fluktuasi pasar
yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi,
bahkan mengakibatkan investor mengalami capital loss. Perubahan ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan,
isu, spekulasi maupun perubahan politik.
Contoh
Adanya fluktuasi nilai rupiah terhadap
USD yang sangat besar mendukung naiknya kurs USD sehingga mencapai sekitar
Rp.6.000/USD. Hal ini disebabkan karena adanya isu sekitar kesehatan presiden
pada bulan November/Desember 1997.
Strategi
Untuk menjaga kestabilan nilai tukar
rupiah terhadap USD pemerintah bisa melakukan intervensi melalui berbagai
kebijaksanaan moneter dan fiskal, salah satunya melalui managed float system.
3. Risiko
Inflasi
Risiko inflasi adalah risiko potensi
kerugian daya beli investasi karena terjadinya kenaikan rata-rata harga
konsumsi.
Contoh
Laju inflasi pada 2012 bisa mencapai
7,1 persen, apabila pemerintah melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) bersubsidi. Menurut perhitungan BI 4,4 persen kalau tidak ada apa-apa,
kalau ada jadi 6,8 persen sampai 7,1 persen . Apabila ada kenaikan harga BBM
sebesar Rp1.000 per liter maka terjadi inflasi sebesar 6,8 persen, sedangkan
apabila ditetapkan subsidi konstan sebesar Rp2.000 per liter maka terjadi
inflasi 7,1 persen. Kalau harga BBM-nya Rp1.000 itu inflasi 6,8 persen, tapi
kalau subsidi dibatasi konstan Rp2.000 per liter maka akan ada peluang naik,
tapi inflasi di 7,1 persen. Dengan adanya rencana kenaikan bbm yang bisa
menyebabkan inflasi, para investor pun enggan untuk berinvestasi
Startegi
Yang bisa dilakukan pemerintah yaitu
melalui Kebijakan antara lain dengan mengoptimalkan bauran kebijakan dari suku
bunga, nilai tukar, pengelolaan likuiditas dan kebijakan makroprodensial.
Dampak kebijakan subsidi BBM ke inflasi masih memungkinkan ditekan lebih rendah
dengan menerapkan subsidi ke sektor transportasi dan komunikasi kebijakan yang
baik untuk meminimalkan efek psikologis.
Sedangkan yang bisa dilakukan oleh
investor sebagai alternatif investasi yaitu:
v Menabung. Menabung di
bank dapat mem-back up inflasi, karena bunga yang kita terima bisa mem-back up
inflasi.
v Investasi Emas. Dengan
kita berinvestasi emas maka kita akan terhindar dari resiko inflasi yang akan
menggerogoti nilai mata uang kita, karena apabila terjadi inflasi tinggi maka
harga emas pun akan tinggi.
4. Risiko
Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan
kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di
pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka semakin
likuid sekuritas tersebut. Resiko ini bisa juga didefinisikan sebagai kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau jatuh tempo dengan
menggunakan aset yang ada.
Contoh
Krisis yang melanda Indonesia, mulai
mengenai perbankan dengan timbulnya masalah kekurangan likuiditas (liquidity
mismatch), semula dialami oleh beberapa bank, tetapi kemudian menjadi sistemik.
Krisis likuiditas secara sistemik, yang dialami perbankan dimulai sekitar
pelaksanaan kebijakan pencabutan ijin usaha atau likuidasi 16 bank tanggal 1
November 1997. Kepercayaan terhadap Rupiah yang menurun sejak terjadinya
gejolak moneter bulan Juli 1997 menjadi lebih buruk lagi setelah diterapkan
sistim nilai tukar yang mengambang secara bebas pada pertengahan Agustus 1997.
Pembelian mata uang dollar (USD) atau penjualan aset rupiah ramai dilakukan,
dimulai oleh pelaku pasar asing, akan tetapi kemudian diikuti oleh pemain pasar
dalam negeri dan pemilik dana dalam negeri.
Strategi
Pemerintah menghadapi perkembangan
ini dengan melakukan pengetatan moneter, dengan menggunakan tindakan fiskal
(melalui pengurangan pengeluaran rutin maupun pembangunan dari APBN), kebijakan
moneter (langkah BI menghentikan pembelian SBPU bank-bank dan peningkatan suku
bunga SBI sampai lebih dari dua kali lipat), dan tindakan adminsitratif
(instruksi Menkeu ke pada berbagai Yayasan dan BUMN untuk mengalihkan deposito
mereka menjadi SBI).
5. Risiko
Nilai Tukar Mata Uang (Valas)
Risiko ini berkaitan dengan
fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya.
Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau exchange rate risk.
Contoh
Dalam sebuah investasi yang
membutuhkan mata uang asing sebagai transaksi, misalkan US$, apabila US$
menguat sedangkan Rupiah melemah akan membuat investor yang akan menanamkan
modalnya dengan US$ akan membuat rugi, karena Rupiah yang harus dikeluarkan
semakin banyak.
Strategi
Perusahaan atau pihak yang bergerak
di jenis investasi ini sebaiknya melakukan tindakan mengantisipasi atau
meminimalisir resiko dengan melakukan hedging. Hedging adalah suatu kegiatan
perlindungan terhadap nilai uang. Hedging bisa dilakukan melaui Contract
forward dan forward rate yang memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang
ingin membeli valas dengan harga tertentu di masa depan yang telah disepakati
sekarang.
6. Risiko
Negara
Risiko ini juga disebut sebagai
risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu
negara. Resiko Politik ini juga berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan
ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari
suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang
diinvestasikan. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas
ekonomi dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna
menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.
Contoh
Libya sebagai negara pemilik
cadangan minyak terbesar di Afrika mengalami krisis akibat adanya protes yang
dimulai pada tanggal 16 Februari 2011 untuk menurunkan presiden yang berkuasa
pada saat itu, menyebabkan terganggunya pasokan minyak mentah, sebagai
akibatnya harga minyak menjadi naik. Dengan melonjaknya harga minyak mentah
menyebabkan terjadinya krisis pangan secara global akibat naiknya harga pangan.
Hal ini dikarenakan Minyak dibutuhkan untuk peralatan pertanian yang digunakan
untuk memproduksi pangan dan Transportasi untuk mengangkut pangan.
Strategi
Perlunya investasi jangka panjang di
sektor pertanian di negara berkembang, mempersiapkan teknologi yang lebih baik
utk bisa meningkatkan produktivitas pangan, Investasi di infrastruktur pedesaan
serta pelatihan untuk petani kecil guna mendorong ke arah produksi yang lebih
tinggi. Dengan mengatasi krisis pangan yang terjadi nantinya mampu menghemat
pengeluaran negara untuk penyediaan pangan dan mencegah terjadinya inflasi
akibat kenaikan harga pangan akibat berkurangnya produksi pangan.
7. Resiko
Reinvestment.
Resiko Reinvestment yaitu resiko terhadap
penghasilan-penghasilan suatu aset keuangan yang harus di re-invest dalam aset
yang berpendapatan rendah (resiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan
yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang
berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga.
Contoh
Kondisi investasi tidak akan sama
ketika pembelian pertama kali suatu obligasi khususnya pembelian obligasi untuk
jangka panjang, karena perubahan ekonomi dan politik dapat mempengaruhi tingkat
suku bunga pada saat hendak menginvestasikan kembali kupon-kupon dari obligasi
tersebut. Untuk obligasi yang berdenominasi mata uang asing (non-rupiah),
gejolak fluktuasi nilai tukar valuta asing terhadap rupiah mengakibatkan
kerugian akibat selisih kurs.
Startegi
Sebaiknya memilih berinvestasi dalam
obligasi yang memberikan penghasilan tetap secara periodik dan memilih beberapa
jenis obligasi yang memiliki fitur call, yang berarti perusahaan penerbit
obligasi tersebut berhak untuk membeli kembali (buy back) obligasi pada harga
tertentu (call price) sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Resiko
adalah kenyataan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam investasi oleh
Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S. resiko didefinisikan sebagai ”Suatu kondisi yang
timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan
yang mungkin terjadi disebut resiko”.
Banyak teori investasi yang
mengatakan bahwa high risk high return, yang dimana setiap investasi yang
mengahasilkan pengembalian investasi yang tinggi juga akan disertai dengan
berbagai resiko yang tinggi. Resiko bisa saja menuju pada suatu kerugian, oleh
karena itu dalam suatu investasi baik di pasar modal maupun di pasar uang
selain memperhitungkan hasil yang didapat juga harus memperhitungkan resiko
yang akan terjadi. Semua jenis investasi yang ada memiliki resiko baik kecil
maupun besar.
Jadi, arti pentingnya memahami
resiko dalam bisnis yaitu untuk menghindari atau mengantisipasi serta
meminimalisir terjadinya kerugian dalam investasi.
B. Saran
Saran yang di sampaikan penulis agar dengan membaca makalah ini disarankan
pada pembaca agar mengetahui tentang berinvestasi yang baik, baik di dalam
pasar uang maupun pasar modal Penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah yang akan
datang.
Tjiptono Darmadji,pasar modal
investasi,Jakarta:Salemba Empat:2012
Yacob Ibrahim, Studi Kelayakan
Bisnis, Jakarta: PT. Rineka Cipta:2013
Nor Hadi, Pasar Modal, Yogyakarta:
Graha Ilmu: 2013