Tuesday 1 November 2016

Tasawuf Sunni dan Falsafi


Dalam sejarah perkembangannya,para ahli membagi tasawuf menjadi dua arah perkembangan. Adapun tasawuf yang mengarah pada teori-teori prilaku,ada pula tasawuf yang mencegah pada teori-teori yang begitu rumit dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam. Pada perkembangannya,tasawuf yang berorentasi ke arah pertama sering disebut sebagai tasawuf salafi, tasawuf ahlaqi, atau tasawuf sunni. Adapun tasawuf  yang berorentasi ke arah kedua disebut sebagai tasawuf falsafi. Tasawuf jenis kedua banyak dikembangkan para sufi yang berlatar belakang sebagai fi losof,di samping sebagai sufi. dibawah ini adalah makalah tentang Tasawuf Sunni dan Falsafi. selamat membaca.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
            Al-qur�an merupakan kitab Allah yang di dalamnya terkandung muatan-muatan ajaran islam,baik aqidah, syariah maupun muammalh, ketiga muatan tersebut banyak tercermin dalam ayat-ayat yang termaktup dalam al-qur�an. Ayat-ayat al-qur�an itu, di satu sisi memang ada yang perlu dipahami secra tekstual lahiriyah,tetapi di sisi lain juga ada hal yang perlu di pahami secara kontekstual rohaniyah.sebab, jika ayat-ayat al-qur �an dipahami secara lahiriyah saja,akan terasa kaku, kurang dinamis,dan tidak mustahil akn ditemukan persoalan yang tidak dapat diterima secara psikis.[1]
            Secara umum,ajaran islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriyah dan batiniyah. Pemahaman terhadap unsur kehidupan yang bersifat batiniyah pada gilirannya melahirkan tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini mendapa perhatian yang cukup besar darib sumber ajaran islam,al-qur�an dan sunnah, serta praktek kehidupan nabi dan para sahabatnya.[2]
            Dalam sejarah perkembangannya, para ahli membagi tasawuf menjadi dua arah perkembangan. Adapun tasawuf yang mengarah pada teori-teori prilaku,ada pula tasawuf yang mencegah pada teori-teori yang begitu rumit dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam. Pada perkembangannya,tasawuf yang berorentasi ke arah pertama sering disebut sebagai tasawuf salafi, tasawuf ahlaqi, atau tasawuf sunni. Adapun tasawuf  yang berorentasi ke arah kedua disebut sebagai tasawuf falsafi. Tasawuf jenis kedua banyak dikembangkan para sufi yang berlatar belakang sebagai fi losof,di samping sebagai sufi.[3]

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1        Bagaimana pengertian dan sejarah perkembangan tasawuf sunni dan falsafi ?
1.2.2        Bagaimana karakteristik/ciri tasawuf sunni dan falsafi beserta tokoh- tokohnya ?

1.3      TUJUAN MASALAH
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dan sejarah perkembangan tasawuf sunnidan falsafi
1.3.2. untuk mengetahui karakteristi/ciri tasawuf sunni dan falsafi beserta tokoh-tokohnya


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI
            2.1.1 Tasawuf sunni
            Tasawuf sunni adalah bentuk tasawuf yang para penganutnya memagari atau mendasari tasawuf mereka dengan al-qur �an dan al-sunnah,serta mengaitkan keadaan(ahwaal) dan tingkatan (maqoomah) rohaniyah mereka kepada kedua sumber tersebut.[4]
            Dalam redaksi lain disebutkan bahwa tasawuf sunni adalah tasawuf yang berwawasan moral praktis dan bersandarkan kepada al-qur�an dan sunnah.[5]
            2.1.2 Tasawuf falsafi
            Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional pengasasnya.berbeda dengan tasawuf akhlaqi/sunni, tasawuf falsafi menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya. Terminologi falsafi tersebut berasal dari bercamam-macam ajaran yang telah mempengaruhi para tokohnya.[6]

2.2 SEJARAH TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI
            2.2.1Tasawuf sunni.
            Pada mulanya tasawuf merupakan perkembangan dari pemahaman makna institusi-institusi islam. Sejak zaman sahabat dan tabi�in,kecenderungan orang terhadap ajaran islam secara lebih analitis mulai muncul. Ajaran islam mereka dapat pandang dari dua aspek,yaitu aspek lahiriyan dan aspek batiniyah atau aspek �luar�dan aspek �dalam.pendalaman dan pengalaman aspek dalamnya mulai terlihat sebagai hal yang paling utama,tentunya tanpa mengabaikan aspek luarnya yang motifasikan untuk membersihkan jiwa. Tanggapan perenungan mereka lebih berirentasi pada aspek dalam,yaitu cara hidup yang lebih mengutamakkan rasa,lebih mementingkan keagungan tahap dan bebas dari egoisme.[7]
            Sejarah dan perkembangan tasawuf sunni mengalami beberapa tahap :
        Tahap pertama disebut pula dengan tahap atau fase asketisme (zuhud) sikap asketisme (zuhud) ini banyak di pandangan sebagai pengantar kemuculan tasawuf. Fase ini muncul pada abad ke-1 dan ke-2 Hijrah.
        Tahap kedua,yaitu sejak abad ke-3 Hijrah,para sufi mulai menaruh perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dan jiwa dan tingkah laku.
        Tahap ketiga, yaitu pada abat ke-4 Hijrah,pada fase ini ilmu tasawuf mengalami perkembangan yang lebih maju dibandingkan pada abat ke-3 hijrah,karena usaha maksimal para ulama tasawuf untuk mengembangkan ajaran tasawufnya masing-masing.
        Tahap keempat,yaitu pada abat ke-5 Hijrah,pada abat ini muncullah imam al-qazali yang sepenuhnya hanya menerima tasawuf yang berdasarkan al-qur�an al-sunnah serta bertujuan asketisme,kehidupan sederhana,pelurusan jiwa dan pembinasaan mora.
        Tahap kelima,yaitu abat ke-6 Hijrah, pada abat ini tasawuf sunni semakin meluas dan menyabar ke plosok dunia isla. Hal iini akibat dari pengaruh kepribadian al-qhazali yang begitu besar bagi dunia tasawuf.[8]
2.2.2 Tasawuf falsafi
            Tasawuf falsafi mulai muncul dengan jelas dalam khasanah islam sejak abd ke-6 Hijrah,meskipun para tokohn-tokohnya baru dikenal seabad kemudian. Sejak itu tasawuf jenis initerus hidup dan berkembang terutama di kalangan para shufi yanh juga filosof .[9]
            Adanya pemaduan antara taswuf dan filsafat dalam ajaran tasawuf falsafi/filosofis ini, dengan sendirinya telah membuat ajara-ajaran tasawuf jenis ini bercampur dengan ajaran filsafat di luar islam, seperti yunani, persia, india dan agama nasrani.
            Selama abad ke-5 Hijrah,taswuf falsafi mengalami kemunduran,namun pada abad ke-6 hijrah muncul sekelompok tokoh shufi yang memadukan taswuf dengan falsafat,denga teori-teori mereka yang bersifat setengah-setengah.

2.3 KARAKTERISTIK/CIRI TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI
            2.3.1 Tasawuf falsafi
        1.      Ajaran-ajaran tasawufnya merupakan perpaduan antara ajaran tasawuf dengan sejumlah ajaran filsafat di luar islam,seperti yunani,persia,india,dan agama nasrani.
       2.      Para tokohnya mempunyai latar belakang kebudayan dan pengetahuan yang berbeda dan beraneka ragam,sejalan dengan ekspansi islam yang berjalan saat ini.
     3.      Adanya terminologi-terminologi filsafat dalam pengungkapan ajaran-ajarannya yang maknanya disesuaikan dengan ajaran tasawuf yang mereka anut dan berkecenderungan mendalam pada pantaisme.
         4.      Terkadang menimbulkan ungkapan-ungkapan yang samar(syathahat)akibat dari banyaknya peristilahan khusus yang hanya dimengerti oleh kalangan tertentu.
        5.      Objek utama yang menjadi perhatian para shufi filosofi adalah :
         Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi,serta nintropeksi diri yang timbul darinya.
         Iluminasi ataupun hakekat yang tersingkap dari alam ghaib.
         Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos yang berpengaruh terhadap berbagai keluar biasaan.[10]

2.3.2        Tasawuf sunni
        1.      .melandaskan diri pada al-qur�an dan al-sunnah. Tasawuf jenis ini dalan pengejawantahan ajaran-ajarannya cenderung memakai landasan qur�an dan pendekatannya.
        2.      Tidak menggunakan terminologi-terminologi filsafat sebagaimana terdapat pada ungkapan-ungkapan syathahat.
        3.      Lebih bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antara tuhan dan manusia. Dualisme yang di maksud disni adalah ajaran yang mengakui bahwa meskipun manusia dapat berhubungan denga tuhan,hubungannya tetap dalam kerangka yang berbeda antara keduanya dalam hal esensina. Sedekat apapun manusia dengan tuhannya, tidak lantas membuat manusia dapat menyatu dengan tuhan.
        4.      Kesinambungan antara hakekat dengan syare�at. Dalam pengertian lebih khusus keterkaitan antara tasawuf(sebagai aspek batiniyah)dengan fiqih(aspek lahiriyah).
        5.      Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan moral,pendidikan akhlaq,dan pengobatan jiwa dengan cara rtyadhah(latihan mental)dan langkah takhalli, dan tajali.[11]

2.4TOKOH-TOKOH TASAWUF SUNNI DAN FALSAFI 

 2.4.1 Tasawuf sunni
       A.    Hasan al-basri.
Nama lengkapnya adalah abu sa�id al-hasan bin yasar,adalah seorang zahid yang amat masyhur dikalangan tabi�in ia dilahirkan di madinah pada tahun 21 H(632 M) dan wafat pada hari kamis bulan rajab tanggal 10 tahun 110 H(728 M).[12]

       B.    Al-muhasibi
Nama lengkapnya adalah abu abdillah al-haris ibn asad al-basri al muhasibi,lahir di basrah pada tahun 165 H(781 M) dan wafatnya di basrah pada tahun 243 H(857 M).[13]

      C.    Al-qusyairi
Nama lengkapnya adalah abd al-karim ibn hawasin al-qusyairi, lahir pada tahun 376 H,di istiwa,kawasan naishapur,salah satu pusat ilmu pengetahuan pada masanya.[14]

      D.    Al-ghazali
Nama lengkapnya abu hamid muhammad ibn ahmad al-thusi al-syafi�i.ia lebih dikenal dengan nama al-qhazali[15].ia dilahirkan pada tahun 450H/1058 M di suatu kampung yang bernama gazali,di daerah tus yang terletak di wilayah khurasan.[16]

2.4.2        Tasawuf falsafi
      A.    Ibn arabi
Nama lengkapnya muhammad ibn ali ibn ahmad ibn abdullah ath-thai�al-haitami,ia lahir di murcia, andalusia tenggara , spanyol, pada tanggal 17 ramadhan tahun 560 H/28 juli 1163 M,dan meninngal di sana pada tanggal 28 rabi�ul akhir 638 H/ 16 november 1240 M.[17]

      B.    Abdul karim al-jilli
Nama lengkapnya abdul karim ibn ibrahim al jilli,ia lahir pada tahun 767H/1365 M di jillan(gilan),sebuah profinsi di sebelah selatan kaspia dan wafat pada tahun 805H/1417 M.(riwayat lain tahun 1403 M).[18]

     C.    Ibn sabi�in
Nama lengkapnya abdul haqq ibn ibrahim muhammad ibn nasr,seorang shufi juga filosof dari andalusia,ia di panggil ibn sabi �in dan di gelari quthbuddin.ia lahir tahun( 614 H/1217/1218 M).[19]




BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
            Demikian pembahasan tasawuf sunni dan falsafi, dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan di antaranya :
     1.      Tasawuf sunni adalah bentuk tasawuf yang para penganutnya mmagari atau mendasari tasawuf mereka dengan al-qur�an dan al-sunnah,serta mengaitkan keadaan dan tingkatan rohaniah mereka kepada kedua sumber tersebut.
     2.      Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional pengasaanya.
      3.      Sejarah perkembangan tasawuf sunni engalami beberapa tahap perkembangan,namun puncaknya berada ditangan al-qazali.
    4.      Sedangkan sejarah tasawuf falsafi mengalami tahap-tahap perkembangan,walaupun pada abad ke-5 sempat mengalami kemunduran.
      5.      Di antar tokoh-tokoh tasawuf sunni adalah hasan al-basri,al muhasibi,al-qusyairi dan imam al-ghazali.
      6.      Di antara tokoh-tokoh tasawuh falsafi adalah ibn arabi,al-jilli dan ibn sabi�in.
      7.      Tasawuf sunni dan falsafi mempunyai krateristik/ciri mading-masing.
     8.      Masing-masing dari tokoh �tokoh tasawuf (baik sunni maupun falsafi) mempunyai ajaran tasawuf masing-masing.

3.2 KRITIK DAN SARAN.
            Demikian makalah ini kami buat,semoga bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada kesalahan dalam penulisan,penyusunan dan sebagainya kami selaku penulis sangat mengharap masukan, kritik serta saran dari pada pembaca. Agar senantiasa kami bisa memperbaiki pengetahuan dalam tulis menulis dan susun menyusun. Demikia makalah ini sekian dan terimakasih.
                           


DAFTAR PUSTAKA

    �  Taftazani, Abu al-Wafa� al-Ghanimi, Dr, sufi dari zaman ke zaman, terj. Ahmad Rofi� Utsmani dari  Madkhal ila al-Tashawwuf al-Islam(Bandung : Pustaka. 1418 H / 1997 M)
    �  Shihab, Alwi, DR. PH.D, Antara tasawuf Sunni dan Falsafi ; Akar tasawuf di Indonesia, Depok : Pustaka Iman. 2009/1430
    �  M. Solihin,  Prof. Dr.  M.Ag dan Rosihon Anwar,  Rosihon, Dr.  M.Ag, Ilmu Tasawuf, (Pustaka setia : Bandung 2008 M / 1429 H)
    �  Ghazali, Al,  Ihya ulum al-din,  III, Kairo :  Mustafa al-Halb, 1334 H
    �  Drs. Asmaran As, M.A. Pengantar studi tasawuf, Jakarta : Persada, 1996

                 

[1] Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Tasawuf, (Pustaka setia : Bandung 2008 M / 1429 H) hlm 18
[2]Ibid.hlm 19
[3] Dr. Abu al-Wafa� al-Ghanimi al-Taftazani, sufi dari zaman ke zaman, terj. Ahmad Rofi� Utsmani dari  Madkhal ila al-Tashawwuf al-Islam (Bandung : Pustaka. 1418 H / 1997 M). hlm 140
[4] Ibid, hlm. 140.  Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op.cit. hlm 111
[5]DR. Alwi Shihab, PH.D, Antara tasawuf Sunni dan Falsafi ; Akar tasawuf di Indonesia, Depok : Pustaka Iman. 2009/1430, hlm. 51
[6] Ibid, hlm.. 171.
[7] Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op.cit. hlm. 62.
[8] Alwi Shihab, Ibid, hlm. 50-51
[9] Taftazani, Ibid, hlm. 187
[10] Taftazani, Op.cit, hlm. 187-189
[11] Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op.cit. hlm. 121-122.
[12] Ibid. hlm. 122.
[13] Drs. Asmaran As, M.A., Op. cit, hlm. 277-278
[14] Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, op.cit. hlm. 131
[15]. Ada dua macam penulisan nama al-Ghazali.
[16] Ibid, hlm. 322.
[17] Prof. Dr. M. Solihin, M.Ag dan Dr. Rosihon Anwar, M.Ag,op.cit, hlm. 174-175.  Drs. Asmaran As, M.A., Op. cit, hlm. 339.
[18] Ibid., hlm 184
[19] . Taftazani, op.cit, hlm. 206