Thursday 1 December 2016

Asal UsulBahasaIndonesia




KATA PENGANTAR
Pertama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang mana berkat rahmat dan hidayahnya penulis masih di berikan kesehatan untuk mengerjakan tugas ini dengan baik.
Kedua tak lupa sholawat beserta salam saya haturkan kepada sang revolusioner dunia yakni nabi Muhammad SAW. Yang mana berkat beliau kita dapat di angkis dari dunia yang gelap dalam artian dunia yang penuh dengan kebodohan menuju dunia yang terang benderang dalam artian dunia yang penuh kecerdasan
            Ketiga kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat mengetahui apa yang tidak di ketahui kami, tak lupa juga kepada teman-taman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul“ASAL USUL DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA” sehingga dapat selesai dengan baik.
Keempat kami sangat membutuhkan saran dari pembaca semua, bagai mana kedepannya kami bisa lebih baik dari pada pembuatan makalah ini. Makalah ini tentunya perlu ada perbaikan, tak semuanya dalam makalah ini benar seperti yang di harapkan oleh pembimbing, jadi kami dengan mohon yang sangat besar sekali kepada para pembaca agar memberikan saran yang lebih baik untuk pembuatan makalah selanjutnya.

                                                             Pamekasan, 12 oktober 2016
penulis


DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1 
B.     Rumusan masalah................................................................................. 2
C.     Tujuan................................................................................................... 2
BABII PEMBAHASAN................................................................................ 3
A.    Asal UsulBahasaIndonesia................................................................... 3
B.     Sejarah Perkembangan EYD................................................................ 4
C.     Kedudukan Bahasa Indonesia.............................................................. 6
D.    Fungsi Bahasa Indonesia...................................................................... 7
BABIII PENUTUP ....................................................................................... 8
A.      Kesimpulan........................................................................................... 8
B.       Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 9





 




PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Pentingnya bahasa sebagai identitas manusia, tidak bisa dilepaskan dari adanya pengakuan manusia terhadap pemakaian bahasa dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Untuk menjalankan tugas kemanusiaan, manusia hanya punya satu alat, yakni bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan apa yang ada di benak mereka.
Era globalisasi dewasa ini mendorong perkembangan bahasa secara pesat, terutama Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi antar bangsa. Dengan ditetapkannya Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional (Lingua Franca), maka orang akan cenderung memilih untuk menguasai Bahasa Inggris agar mereka tidak kalah dalam persaingan di kancah internasional sehingga tidak buta akan informasi dunia. Tak dipungkiri memang pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh lebih baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan Bahasa Indonesia. Karena seperti yang kita ketahui, bahasa merupakan idenditas suatu bangsa. Untuk memperdalam mengenai Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui bagaimana perkembangannya sampai saat ini sehingga kita tahu mengenai bahasa pemersatu dari berbagai suku dan adat-istiadat yang beranekaragam yang ada di Indonesia, yang termasuk kita di dalamnya. Maka dari itu melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan sejarah tentang perkembangan bahasa Indonesia.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana asal usul bahasa Indonesia?
2.      Bagaimana sejarah ejaan bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)?
3.      Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?

C.      Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui asal usul bahasa Indonesia.
2.      Untuk mengetahui sejarah ejaan bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnajan.
3.      Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.










BAB II
PEMBAHASAN

A.      Asal Usul Bahasa Indonesia
Bahasa adalah yang paling baik dalam menunjukkan identitas cultural suatu bangsa. dengan kata lain menunjukkan bangsa. Itu sebabnya penting bagi bangsa Melanesia melestarikan sekitar 250 bahasa etnis dari arus besar dominasi ‘bahasa Indonesia’. Sejauh mana dominasi itu? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, penting sebagai upaya melestarikan identitas bangsa Melanesia, yang selama ini ‘lebur’ dalam “NKRI” dan dalam banyak hal justru mengalami jawanisasi. Ini kontradiktif  dengan gagasan Indonesia yang ber-bhinneka Tunggal Ika.
Dewasa ini, bangsa Melanesia menggunakan bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa ini adalah “bahasa pemersatu”, yang mendapat tempat utama dalam media komunikasi formal, baik sebagai bahasa teks maupun lisan, di sekolah, perkantoran dan tentu saja pada media cetak dan elektronik. Memang ada sisi baiknya, bahwa ‘bahasa indonesia’ memainkan peran penting sebagai ‘jembatan’komunikasi menerobos diversitas linguistic yang berbeda satu sama lain. Dan memungkinkan para penuturnya menjangkau dunia pendidikan modern.[1]
Awal penciptaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Di sana, pada kongres nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara Indonesia pasca kemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, jawa(yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari bahasa melayu yang di tuturkan di Riau.
Bahasa melayu riau di pilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:  jika bahasa jawa di gunakan, suku-suku bangsa atau puak  lain di Republik Indonesia akan merasa di jajah oleh suku jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia. Bahasa jawa jauh lebih sukar di pelajari di bandingkan dengan bahasa melayu riau. Ada tingkatan bahasa halus , biasa, dan kasar yang di pergunakan untu orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya jawa, ia dapat menimbulkan kesan negative yang lebih besar.[2]

B.       Sejarah Perkembangan EYD
Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan yanga ada. Sehingga terbentuklah kata dan kalimat yang mudah dan enak didengar dan dipergunankan dalam komonikasi sehari hari. Sesuai dengan apa yang telah diketahui bahwa penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri dari:
  1. Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
a)      Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
b)      Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
c)      Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
d)     Ejaan Soewandi
Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
a)      Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
b)      Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
c)      Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
d)     Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.[3]
2.      Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden dan menjadi dasar penulisan yang berlaku hingga saat ini. Dalam ejaan ini, ada beberapa hal berubah:
  • Penggunaan huruf c yang menggantikan tj seperti misalnya pada kata-kata: tjontoh, tjandra, tjatjing, dan lainnya.
  • Dj digantikan dengan huruf j.
  • Penggantian ch menjadi kh.
  • Pengubahan penulisan nj menjadi ny.
  • Perubahan sj menjadi sy, dan yang terakhir
  • Perubahan j menjadi y.
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah”.[4]
C.      Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 yang berbunyi :
  1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
  2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
  3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Dan pada undang-undang dasar kita di dalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa negara adalah bahasa indonesia” namun di samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara beratus-ratus bahasa nusantara yang masing-masing sangat penting bagi penuturnya sebagai bahasa itu.
Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga di dasari patokan yang berikut: (1) jumlah penuturnya, (2) luas penyebarnya, dan (3) peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan budaya lain yang dianggap bernilai. [5]
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantim pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1982 yang berbunyi kami putra dan putri  Indonesia menjungjung tinggi bahasa persatuan, bahas ndonesia. Bahawa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional; kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu di dalam UUD 1945 tercantum pasal khusus (bab XV, pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia.
D.      Fungsi Bahasa Indonesia
1.      Lambang  kebanggaan kebangsaan,
2.      Lambang identitas nasional,
3.      Alat penghubung antar warga, antar daerah, antar budaya dan
4.      Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang social budaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.[6]






BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dapat disimpullkan dari makalah ini, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa Indonesia) karena :
  • Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
  • Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
  • Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
  • Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

B.       Saran
Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu memiliki banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan dan diperguna dengan baik oleh pihak luar.


DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Moh.Hafid,Kasak Kusuk Bahasa Indonesia, Surabaya:CV.Salsabila Putra                                                                                  Purnama, 2015.
Annisa Ilmi Nurrani, Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia, (http://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/09/14/makalah-sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/), di akses pada hari kamis 6 oktober 2016 pukul 18:52.
Dardjowidjojo, Soendjono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka, 1993).
http://www.portalsejarah.com/sejarah-dan-asal-usul-bahasa-indonesia.html, di akses pada hari kamis 6 oktober 2016 pukul 19:07.
Arifin, Zainal Cermat berbahasa Indonesia, (Jakarta: AKADEMIKA PRESSINDO, 2009).









[1] Moh.Hafid Effendy, M.Pd, KASAK KUSUK BAHASA INDONESIA, (Surabaya:CV.Salsabila Putra Purnama, 2015), hlm.45.
[2][2] Ibid. 49.
[3] Annisa Ilmi Nurrani, Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia, (http://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/09/14/makalah-sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/), di akses pada hari kamis 6 oktober 2016 pukul 18:52.
[4]http://www.portalsejarah.com/sejarah-dan-asal-usul-bahasa-indonesia.html, di akses pada hari kamis 6 oktober 2016 pukul 19:07.
[5]Soendjono Dardjowidjojo, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm.1.
[6] Drs. Zainal Arifin , Cermat berbahasa Indonesia, (Jakarta: AKADEMIKA PRESSINDO, 2009), hlm.9-10.