Saturday, 17 December 2016

MAKALAH Perencanaan Penerimaan Peserta Didik MAKALAH Perencanaan Penerimaan Peserta Didik MAKALAH Perencanaan Penerimaan Peserta Didik


Perencanaan Penerimaan Peserta Didik

MAKALAH

Di Susun Untuk Memenuhi Mata kuliah Manajemen Peserta Didik Yang Dibina Oleh: Bapak Abdul Aziz
  
Disusun Oleh:

Imam Hanafi


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATAPENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.       
            Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat rahmat dan hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan makalah  Manajemen Peserta Didik  ini dengan tanggung jawab.
            Kemudian shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi muhammad SAW. Yang merupakan pendorong kemajuan islam. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada :
1.      Abdul Aziz selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Peserta Didik
2.      Untuk teman-teman seperjuangan, prodi MPI yang telah memberikan dorongan semangat kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Akhirnya kritik, saran, dan masukan yang membangun saat kami butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiiin

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pamekasan, 01 Oktober 2016
                                                                                                penulis
kelompok 1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.      Latar Belakang........................................................................................................1
2.      Rumusan Masalah...................................................................................................2
3.      Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
1.      Definisi Perencanaan..............................................................................................3
2.      Definisi Peserta Didik.............................................................................................5
3.      Penerimaan Peserta Didik.......................................................................................7
BAB III PENUTUP............................................................................................................11
A.     Kesimpulan...........................................................................................................11
B.     Saran.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan.
perencanaan adalah sebuah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur.Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi : Sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik,  tahap peerimaan peserta didik.
Sebuah lembaga tidak akan pernah bisa maju dan berkembang apabila tidak didukung oleh para peserta didik yang memadai baik yang berpotensi maupun yang kurang berpotensi, maka dari itu setiap lembaga pastinya membutuhkan peserta didik untuk bisa mengharumkan nama baik sekolah dan mengenalkan sekolah tersebut kesekolah lain atau bahkan ketingkat nasional.
Dalam sebuah lembaga pastinya mempunyai kriteria masing-masing dalam penerimaan siswa baru dan juga setiap lembaga tersebut mempunyai standarisasi penerimaan agar apa yang menjadi tujuan bisa tercapai.
Maka dari alasan itu semua, disusunlah makalah tentang perencanaan penerimaan peserta didik baru, untuk bisa membantu para pembaca dalam mempermudah penerimaan peserta didik yang baik.




B.       Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2.    Apa yang dimaksud dengan peserta didik?
3.    Apa yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik?

C.      TujuanPenulisan
1.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perencanaan.
2.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan peserta didik.
3.    Untuk mengetahui yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik.






















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Perencanaan
Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan menjadi penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang akan di capai. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current nglish menguraikan pengertian rencana sebagai berikut:
1.      Garis besar gambaran tentang suatu bangunan, baik ukuran, posisi, maupun berbagai gambaran lainnya.
2.      Diagram bagian-bagian mesin.
3.      Diagram yang memperlihatkan luasnya kebun, taman, kota atau area tanah.
4.       Penyusunan sesuatu yang harus dikerjakan dan digunakan (arrangement for doing or using something).Wikipedia , the free encyclopedia, menyebutkan Planning in organization and public policy is both thr organizational process pf creating and maintaining a plan; and the psychological process of thingking about the activities required to create a desire goal on some scale (perencanaan dalam organisasi dan kebijakan publik adalah proses menciptakan dan memelihara rencana serta proses psikologis berpikir tentang kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat suatu tujuan yang dikehendaki pada skala tertentu).[1]
Ada pendapat lain yang mengatkan perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan mempunyai peran sangat penting dan utama, bahkan yang pertama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya. Begitu pentingnya sebuah perencanaan sehingga dikatakan, “Apabila perencanaan telah selesai dan dilakukan dengan benar, sesungguhnya sebagian pekerjaan besar telah selesai dilaksanakan.[2]
Bahkan para tokoh-tokoh lain memiliki definisi tersendiri tentang perencanaan itu. Seperti:
1.      Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilkakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Menurut Prajudi Atmosudirojo ialah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukannya, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukannya.
3.      Sedangkan menurut Siagian ialah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.[3]
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. Dalam pendidikan islam, perencanaan merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola.
Dari beberapa pengertian perencanaan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwasanya perencanaan ialah suatu kegiatan dimana kita membuat suatu penentuan atau sketsa secara matang dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Selain perencanaan sebagai langkah awal, perencanaan juga merupakan aktivitas untuk memilih berbagai alternatif tindakan yang bermuara pada target yang harus di capai. Asnawir menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a.     Menentukan dan merumuskan tujuan yang akan dilaksanakan
b.    Meneliti masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan
c.     Menentukan tahap-tahap atau rangkain tindakan
d.    Merumuskan bagaimana masalah akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu harus diselesaikan
e.     Menentukan cara mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana[4]
Dalam perencanaan terdapat penentuan-penentuan berikut:
1.      Bentuk atau jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
2.      Prosedur kegiatan perencanaan
3.      Kebijakan yang dijadikan landasan kegiatan
4.      Arah dan tujuan yang hendak dicapai
5.      Personal yang melaksanakan rencana
6.      Waktu pelaksanaan rencana
7.      Anggaran biaya yang dibutuhkan[5]
Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur yang terdiri atas kenyataan, kegiatan, kemampuan melaksanakan rencana, dinamika, pelaksanaan, waktu dan biaya yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, memperhitungkan berbagai realitas yang dihadapi sebelum merumuskan perencanaan bukan hal yang mudah, terlebih lagi jika antara kemampuan dan rencana yag dibuattidak seimbang. Oleh sebab itu, perencanaan perlu memperhitungkan kemampuan dan menetapkan standardisasi yang proposional.[6]
Setiap perencanaan yang dirumuskan bertitik tolak pada tujuan yang sebelumnya telah dirancang. Pelaksanaan rencana tertuju pada sasaran yang jelas atau tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.

B.       Definisi Peserta Didik
Menurut Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis penddikan tertentu. Pengertian ini sangat umum, peserta didik bisa berarti siapa saja, usia berapa saja, anak-anak, remaja, pemuda atau dewasa bahkan orang tua, yang penting ada keinginan untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran.[7]
Peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, pendekatan edukatif/paedagogis.
Pendekatan sosial. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas.
Pendekatan psikologis.Peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan memalaui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.
pendekatan edukatif/paedagogis.  Pendekatan pendidikan menempatkan Peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan yang menyeluruh dan terpadu.[8]
Ada pendapat lain yang mengatakan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Dalam dirinya terdapat potensi bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang memungkinkan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Untuk itu sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Pesera didik adalah subjek yang otonom, memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan kesedihan, bisa senang dan bisa marah sehingga ia adalah persona.[9]
Ciri peserta didik adalah: 1.) individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, 2.) individu yang sedang berkembang, 3.) individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, 4.) individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Keempatnya merupakan justifikasi indikasi keunikan peserta didik sebagai persona yang multidimensional.[10]
Setiap diri peserta didik memiliki bakat dan minat, bakat merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh peserta didik yang mengarah pada aneka kemampuan. Bakat meliputi kemampuan numerik, mekanik, berfikir abstrak, relasi ruang, dan verbal. Sedangkan minat adalah keinginan yang berasal dari dalam diri peserta didik terhadap objek atau aktivitas tertentu. Minat seseorang secara vokasional berupa minat: profesional, minat komersial, dan minat kegiatan fisik. Kepemilikan minat dan bakat sangat berpengaruh pada prestasi hasil belajar peserta didik.
Dalam kegiatan pendidikan anak didik/peserta didik menempati posisi sentral, sebab seluruh faktor yang terkait dengan pendidikan pada akhirnya harus diarahkan pada sasaran pokok bagaimana mengembangkan anak didik menjadi manusia sempurna sesuai yang dicita-citakan.

C.      Penerimaan Peserta Didik
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, oleh karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur.[11]
Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi :  1.) Sistem penerimaan peserta didik, 2.) Kriteria penerimaan peserta didik, 3.) Prosedur penerimaan peserta didik  4.) Tahap peerimaan peserta didik.[12]
1.    Sistem penerimaan peserta didik
Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjukkankepada cara. Berarti, sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru.
Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru.  Pertama, dengan dengan menggunakan sistem promosi, sedangkan yang kedua dengan menggunakan sistem seleksi. Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta didik di suatu sekolah, diterima semua begitu saja. Sehingga mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Sistem promosi demikian, secara umum berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang dari jatah atau daya tampung yang ditentukan.  Kedua, adalah sistem seleksi, sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, seleksi berdasarkan daftar nilai Ujian Akhir Nasional (UAN), yang kedua berdasarkan penelusuran minat dan kemampuan (PMDK), sedangkan yang ketiga adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk.
2.    Kriteria penerimaan peserta didik
Yang dimaksud dengan kriteria adalah patokan yang menentukan bisa tidaknya seserang untuk diterima sebagai peserta didik atau tidak. Ada dua macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama, adalah kriteria acuan patokan (standard criterien referenced) yaitu suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, sekolah terlebih dahulu membuat patokan bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat mana yang dapat diterima di sekolah tersebut. Kedua, kriteria acuan norma (nora crtiterian refernced), yaitu status penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi peserta didik yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.
3.    Prosedur penerimaan peserta didik
Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas input yang dapat direkrut oleh seklah tersebut. Adapun prosedur penerimaan peserta didik adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik, rapat penentuan peserta didik, pembuatan, pemasangan atau pengiriman yang pengumuman, pendaftaran peserta didik, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.

4.    Tahap penerimaan peserta didik
Pada tahap penerimaan peserta didik, ada beberapa langkah-langkah yang perlu ditempuh yaitu sebagai berikut:
a.       Promosi atau publikasi yang dilakukan sepanjang tahun, terutama pada momen-momen penting.
b.      Mengalokasikan dana yang memadai untuk publikasi tersebut.
c.       Memiliki media promosi pribadi, seperi radio, untuk lebih memaksimalkan publikasi.
d.      Membentuk grup khusus sesuai dengan kecenderungan masyarakat sekitar. Misalya, jika masyarakat sekitar mereka gemar sepak bola, sekolah/madrasah sebaiknya membentuk klub sepak bola yang cukup kuat.
e.       Melakukan pembinaan terhadap sekolah/madrasah di level yang lebih rendah yang kelak diharapkan menjadi basis calon siswa.
f.       Menjalin hubungan baik dengan pemimpin-pemimpin lembaga pendidikan di level yang lebih rendah.
g.      Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh kunci ( key people ).
h.      Memberi beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan lemah secara ekonomi.[13]
Berkaitan dengan penerimaan siswa baru/peserta didik,ada beberapa pendekatan yang perlu ditempuh: pendekatan formal, sosial, kultural, rasional-profesional dan ideologis. Pendekatan formal ditempuh dengan cara menyebarkan brosur, memasang spanduk dan baliho, serta siaran di radio, televisi, dan media massa.  Pendekatan sosial diempu dengan kepedulian sosial seperti pemberian santunan pada anak yatim piatu saat peringatan hari besar islam. Pendekatan kultural ditempuh dengan menyesuaikan kultur masyarakat sekitar, seperti membuat/membentuk grup sepak bola yang kuat bagi lembaga pendidikan yang berada ditengah-tengah masyarakat pecandu sepak bola. Pendekatan rasional-profesional ditempuh dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan lembaga pendidikan yang sedang dikelola. Pendekatan ideologis ditempuh dengan menggunakan “bahasa agama” untuk menentukan lembaga pendidikan yang dipilih bagi umat islam.[14]





























BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan peserta didik ialah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan.
Dalam penerimaan peserta didik meliputi : 1.) Sistem penerimaan peserta didik,  2.) Kriteria penerimaan peserta didik,  3.) Prosedur penerimaan peserta didik   4.) Tahap peerimaan peserta didik.
B.       Saran
1.    Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di waktu yang akan datang.
2.    Kepada dosen pengampu bapak Abd. Azis yang telah memberikan pengetahuannya kepada kami, kami  sangat menyadari  bahwa makalah  ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karenanya, kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
3.    Kepada teman-teman kami mengharap adanya masukan, kritik dan saran yang membangun.










DAFTAR PUSTAKA


·           Hamalik,Oemar.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.2014.
·           Kurniadin,didin & Machali Imam. Manajemen Pendidikan: Konsep & prinsippengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. 2012.
·           Kosim,Mohammad.pengantar ilmu pendidikan.Pamekasan: stain pamekasan press. 2006.
·           Prihation,Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Al Fabeta. 2011.
·           Qomar,Mujamil.Manajemen Pendidikan Islam. Erlangga.
·           Rochmat, wahab.memahami endidikan dan ilmu pendidikan.yogyakarta: laksbang mediatama.
·           Saefullah.Manajemen Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka setia.2012.
·           Usman,Husaini.Manajemen Teori, Praktek, dan Riset  Pendidikan Edisi 3, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.



[1]Saefullah,  Manajemen Pendidikan Islam,  (Bandung: Pustaka setia, 2012),  hlm. 211
[2]Kurniadi & Imam Machali, Manajemen Pendidikan: Konsep & prinsip pengelolaan Pendidikan,(Jogjakarta,Ar-ruzz Media, 2012), hlm. 139
[3]Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset  Pendidikan Edisi 3, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2010) hlm.65-66
[4]Saefullah,  Manajemen Pendidikan Islam,  (Bandung: Pustaka setia, 2012),  hlm. 218
[5]Ibid, hlm. 219
[6]Ibid, hlm. 221
[7]Moh. Kosim, pengantar ilmu pendidikan, (pamekasan, stain pamekasan press, 2006),  hlm. 32
[8]Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2014), hlm.7-8
[9]Rochmat Wahab, memahami endidikan dan ilmu pendidikan, (yogyakarta, laksbang mediatama), hlm. 142
[10]Ibid, hlm. 145
[11]Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung, Al Fabeta, 2011), hlm. 51
[12]Ibid
[13]Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Erlangga), hlm. 142-143
[14]Ibid, hlm. 144-145

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. 
perencanaan adalah sebuah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur.Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi : Sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik,  tahap peerimaan peserta didik.
Sebuah lembaga tidak akan pernah bisa maju dan berkembang apabila tidak didukung oleh para peserta didik yang memadai baik yang berpotensi maupun yang kurang berpotensi, maka dari itu setiap lembaga pastinya membutuhkan peserta didik untuk bisa mengharumkan nama baik sekolah dan mengenalkan sekolah tersebut kesekolah lain atau bahkan ketingkat nasional.
Dalam sebuah lembaga pastinya mempunyai kriteria masing-masing dalam penerimaan siswa baru dan juga setiap lembaga tersebut mempunyai standarisasi penerimaan agar apa yang menjadi tujuan bisa tercapai.
Maka dari alasan itu semua, disusunlah makalah tentang perencanaan penerimaan peserta didik baru, untuk bisa membantu para pembaca dalam mempermudah penerimaan peserta didik yang baik. 




B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2. Apa yang dimaksud dengan peserta didik?
3. Apa yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik?

C. TujuanPenulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perencanaan.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan peserta didik.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik.






















BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perencanaan
Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan menjadi penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang akan di capai. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current nglish menguraikan pengertian rencana sebagai berikut:
1. Garis besar gambaran tentang suatu bangunan, baik ukuran, posisi, maupun berbagai gambaran lainnya.
2. Diagram bagian-bagian mesin.
3. Diagram yang memperlihatkan luasnya kebun, taman, kota atau area tanah.
4. Penyusunan sesuatu yang harus dikerjakan dan digunakan (arrangement for doing or using something).Wikipedia , the free encyclopedia, menyebutkan Planning in organization and public policy is both thr organizational process pf creating and maintaining a plan; and the psychological process of thingking about the activities required to create a desire goal on some scale (perencanaan dalam organisasi dan kebijakan publik adalah proses menciptakan dan memelihara rencana serta proses psikologis berpikir tentang kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat suatu tujuan yang dikehendaki pada skala tertentu). 
Ada pendapat lain yang mengatkan perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan mempunyai peran sangat penting dan utama, bahkan yang pertama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya. Begitu pentingnya sebuah perencanaan sehingga dikatakan, “Apabila perencanaan telah selesai dan dilakukan dengan benar, sesungguhnya sebagian pekerjaan besar telah selesai dilaksanakan. 
Bahkan para tokoh-tokoh lain memiliki definisi tersendiri tentang perencanaan itu. Seperti:
1. Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilkakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Menurut Prajudi Atmosudirojo ialah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukannya, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukannya.
3. Sedangkan menurut Siagian ialah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. Dalam pendidikan islam, perencanaan merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola.
Dari beberapa pengertian perencanaan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwasanya perencanaan ialah suatu kegiatan dimana kita membuat suatu penentuan atau sketsa secara matang dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Selain perencanaan sebagai langkah awal, perencanaan juga merupakan aktivitas untuk memilih berbagai alternatif tindakan yang bermuara pada target yang harus di capai. Asnawir menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang akan dilaksanakan
b. Meneliti masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan
c. Menentukan tahap-tahap atau rangkain tindakan
d. Merumuskan bagaimana masalah akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu harus diselesaikan
e. Menentukan cara mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana 
Dalam perencanaan terdapat penentuan-penentuan berikut:
1. Bentuk atau jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Prosedur kegiatan perencanaan 
3. Kebijakan yang dijadikan landasan kegiatan
4. Arah dan tujuan yang hendak dicapai
5. Personal yang melaksanakan rencana 
6. Waktu pelaksanaan rencana
7. Anggaran biaya yang dibutuhkan 
Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur yang terdiri atas kenyataan, kegiatan, kemampuan melaksanakan rencana, dinamika, pelaksanaan, waktu dan biaya yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, memperhitungkan berbagai realitas yang dihadapi sebelum merumuskan perencanaan bukan hal yang mudah, terlebih lagi jika antara kemampuan dan rencana yag dibuattidak seimbang. Oleh sebab itu, perencanaan perlu memperhitungkan kemampuan dan menetapkan standardisasi yang proposional. 
Setiap perencanaan yang dirumuskan bertitik tolak pada tujuan yang sebelumnya telah dirancang. Pelaksanaan rencana tertuju pada sasaran yang jelas atau tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.

B. Definisi Peserta Didik
Menurut Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis penddikan tertentu. Pengertian ini sangat umum, peserta didik bisa berarti siapa saja, usia berapa saja, anak-anak, remaja, pemuda atau dewasa bahkan orang tua, yang penting ada keinginan untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran. 
Peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, pendekatan edukatif/paedagogis.
Pendekatan sosial. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas.
Pendekatan psikologis.Peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan memalaui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.
pendekatan edukatif/paedagogis.  Pendekatan pendidikan menempatkan Peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan yang menyeluruh dan terpadu. 
Ada pendapat lain yang mengatakan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Dalam dirinya terdapat potensi bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang memungkinkan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Untuk itu sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Pesera didik adalah subjek yang otonom, memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan kesedihan, bisa senang dan bisa marah sehingga ia adalah persona. 
Ciri peserta didik adalah: 1.) individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, 2.) individu yang sedang berkembang, 3.) individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, 4.) individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Keempatnya merupakan justifikasi indikasi keunikan peserta didik sebagai persona yang multidimensional. 
Setiap diri peserta didik memiliki bakat dan minat, bakat merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh peserta didik yang mengarah pada aneka kemampuan. Bakat meliputi kemampuan numerik, mekanik, berfikir abstrak, relasi ruang, dan verbal. Sedangkan minat adalah keinginan yang berasal dari dalam diri peserta didik terhadap objek atau aktivitas tertentu. Minat seseorang secara vokasional berupa minat: profesional, minat komersial, dan minat kegiatan fisik. Kepemilikan minat dan bakat sangat berpengaruh pada prestasi hasil belajar peserta didik.
Dalam kegiatan pendidikan anak didik/peserta didik menempati posisi sentral, sebab seluruh faktor yang terkait dengan pendidikan pada akhirnya harus diarahkan pada sasaran pokok bagaimana mengembangkan anak didik menjadi manusia sempurna sesuai yang dicita-citakan.

C. Penerimaan Peserta Didik
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, oleh karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur. 
Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi :  1.) Sistem penerimaan peserta didik, 2.) Kriteria penerimaan peserta didik, 3.) Prosedur penerimaan peserta didik  4.) Tahap peerimaan peserta didik. 
1. Sistem penerimaan peserta didik
Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjukkankepada cara. Berarti, sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru.
Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru.  Pertama, dengan dengan menggunakan sistem promosi, sedangkan yang kedua dengan menggunakan sistem seleksi. Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta didik di suatu sekolah, diterima semua begitu saja. Sehingga mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Sistem promosi demikian, secara umum berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang dari jatah atau daya tampung yang ditentukan.  Kedua, adalah sistem seleksi, sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, seleksi berdasarkan daftar nilai Ujian Akhir Nasional (UAN), yang kedua berdasarkan penelusuran minat dan kemampuan (PMDK), sedangkan yang ketiga adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk.
2. Kriteria penerimaan peserta didik
Yang dimaksud dengan kriteria adalah patokan yang menentukan bisa tidaknya seserang untuk diterima sebagai peserta didik atau tidak. Ada dua macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama, adalah kriteria acuan patokan (standard criterien referenced) yaitu suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, sekolah terlebih dahulu membuat patokan bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat mana yang dapat diterima di sekolah tersebut. Kedua, kriteria acuan norma (nora crtiterian refernced), yaitu status penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi peserta didik yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.
3. Prosedur penerimaan peserta didik
Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas input yang dapat direkrut oleh seklah tersebut. Adapun prosedur penerimaan peserta didik adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik, rapat penentuan peserta didik, pembuatan, pemasangan atau pengiriman yang pengumuman, pendaftaran peserta didik, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.

4. Tahap penerimaan peserta didik
Pada tahap penerimaan peserta didik, ada beberapa langkah-langkah yang perlu ditempuh yaitu sebagai berikut:
a. Promosi atau publikasi yang dilakukan sepanjang tahun, terutama pada momen-momen penting.
b. Mengalokasikan dana yang memadai untuk publikasi tersebut.
c. Memiliki media promosi pribadi, seperi radio, untuk lebih memaksimalkan publikasi.
d. Membentuk grup khusus sesuai dengan kecenderungan masyarakat sekitar. Misalya, jika masyarakat sekitar mereka gemar sepak bola, sekolah/madrasah sebaiknya membentuk klub sepak bola yang cukup kuat.
e. Melakukan pembinaan terhadap sekolah/madrasah di level yang lebih rendah yang kelak diharapkan menjadi basis calon siswa.
f. Menjalin hubungan baik dengan pemimpin-pemimpin lembaga pendidikan di level yang lebih rendah.
g. Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh kunci ( key people ).
h. Memberi beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan lemah secara ekonomi. 
Berkaitan dengan penerimaan siswa baru/peserta didik,ada beberapa pendekatan yang perlu ditempuh: pendekatan formal, sosial, kultural, rasional-profesional dan ideologis. Pendekatan formal ditempuh dengan cara menyebarkan brosur, memasang spanduk dan baliho, serta siaran di radio, televisi, dan media massa.  Pendekatan sosial diempu dengan kepedulian sosial seperti pemberian santunan pada anak yatim piatu saat peringatan hari besar islam. Pendekatan kultural ditempuh dengan menyesuaikan kultur masyarakat sekitar, seperti membuat/membentuk grup sepak bola yang kuat bagi lembaga pendidikan yang berada ditengah-tengah masyarakat pecandu sepak bola. Pendekatan rasional-profesional ditempuh dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan lembaga pendidikan yang sedang dikelola. Pendekatan ideologis ditempuh dengan menggunakan “bahasa agama” untuk menentukan lembaga pendidikan yang dipilih bagi umat islam. 





























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan peserta didik ialah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan.
Dalam penerimaan peserta didik meliputi : 1.) Sistem penerimaan peserta didik,  2.) Kriteria penerimaan peserta didik,  3.) Prosedur penerimaan peserta didik   4.) Tahap peerimaan peserta didik.
B. Saran
1. Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di waktu yang akan datang.
2. Kepada dosen pengampu bapak Abd. Azis yang telah memberikan pengetahuannya kepada kami, kami  sangat menyadari  bahwa makalah  ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karenanya, kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
3. Kepada teman-teman kami mengharap adanya masukan, kritik dan saran yang membangun.










DAFTAR PUSTAKA


Hamalik,Oemar.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.2014.
Kurniadin,didin & Machali Imam. Manajemen Pendidikan: Konsep & prinsippengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. 2012.
Kosim,Mohammad.pengantar ilmu pendidikan.Pamekasan: stain pamekasan press. 2006.
Prihation,Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Al Fabeta. 2011.
Qomar,Mujamil.Manajemen Pendidikan Islam. Erlangga.
Rochmat, wahab.memahami endidikan dan ilmu pendidikan.yogyakarta: laksbang mediatama.
Saefullah.Manajemen Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka setia.2012.
Usman,Husaini.Manajemen Teori, Praktek, dan Riset  Pendidikan Edisi 3, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. 
perencanaan adalah sebuah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur.Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi : Sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik,  tahap peerimaan peserta didik.
Sebuah lembaga tidak akan pernah bisa maju dan berkembang apabila tidak didukung oleh para peserta didik yang memadai baik yang berpotensi maupun yang kurang berpotensi, maka dari itu setiap lembaga pastinya membutuhkan peserta didik untuk bisa mengharumkan nama baik sekolah dan mengenalkan sekolah tersebut kesekolah lain atau bahkan ketingkat nasional.
Dalam sebuah lembaga pastinya mempunyai kriteria masing-masing dalam penerimaan siswa baru dan juga setiap lembaga tersebut mempunyai standarisasi penerimaan agar apa yang menjadi tujuan bisa tercapai.
Maka dari alasan itu semua, disusunlah makalah tentang perencanaan penerimaan peserta didik baru, untuk bisa membantu para pembaca dalam mempermudah penerimaan peserta didik yang baik. 




B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2. Apa yang dimaksud dengan peserta didik?
3. Apa yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik?

C. TujuanPenulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perencanaan.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan peserta didik.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik.






















BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perencanaan
Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan menjadi penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang akan di capai. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current nglish menguraikan pengertian rencana sebagai berikut:
1. Garis besar gambaran tentang suatu bangunan, baik ukuran, posisi, maupun berbagai gambaran lainnya.
2. Diagram bagian-bagian mesin.
3. Diagram yang memperlihatkan luasnya kebun, taman, kota atau area tanah.
4. Penyusunan sesuatu yang harus dikerjakan dan digunakan (arrangement for doing or using something).Wikipedia , the free encyclopedia, menyebutkan Planning in organization and public policy is both thr organizational process pf creating and maintaining a plan; and the psychological process of thingking about the activities required to create a desire goal on some scale (perencanaan dalam organisasi dan kebijakan publik adalah proses menciptakan dan memelihara rencana serta proses psikologis berpikir tentang kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat suatu tujuan yang dikehendaki pada skala tertentu). 
Ada pendapat lain yang mengatkan perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan mempunyai peran sangat penting dan utama, bahkan yang pertama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya. Begitu pentingnya sebuah perencanaan sehingga dikatakan, “Apabila perencanaan telah selesai dan dilakukan dengan benar, sesungguhnya sebagian pekerjaan besar telah selesai dilaksanakan. 
Bahkan para tokoh-tokoh lain memiliki definisi tersendiri tentang perencanaan itu. Seperti:
1. Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilkakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Menurut Prajudi Atmosudirojo ialah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukannya, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukannya.
3. Sedangkan menurut Siagian ialah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. Dalam pendidikan islam, perencanaan merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola.
Dari beberapa pengertian perencanaan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwasanya perencanaan ialah suatu kegiatan dimana kita membuat suatu penentuan atau sketsa secara matang dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Selain perencanaan sebagai langkah awal, perencanaan juga merupakan aktivitas untuk memilih berbagai alternatif tindakan yang bermuara pada target yang harus di capai. Asnawir menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang akan dilaksanakan
b. Meneliti masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan
c. Menentukan tahap-tahap atau rangkain tindakan
d. Merumuskan bagaimana masalah akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu harus diselesaikan
e. Menentukan cara mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana 
Dalam perencanaan terdapat penentuan-penentuan berikut:
1. Bentuk atau jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Prosedur kegiatan perencanaan 
3. Kebijakan yang dijadikan landasan kegiatan
4. Arah dan tujuan yang hendak dicapai
5. Personal yang melaksanakan rencana 
6. Waktu pelaksanaan rencana
7. Anggaran biaya yang dibutuhkan 
Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur yang terdiri atas kenyataan, kegiatan, kemampuan melaksanakan rencana, dinamika, pelaksanaan, waktu dan biaya yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, memperhitungkan berbagai realitas yang dihadapi sebelum merumuskan perencanaan bukan hal yang mudah, terlebih lagi jika antara kemampuan dan rencana yag dibuattidak seimbang. Oleh sebab itu, perencanaan perlu memperhitungkan kemampuan dan menetapkan standardisasi yang proposional. 
Setiap perencanaan yang dirumuskan bertitik tolak pada tujuan yang sebelumnya telah dirancang. Pelaksanaan rencana tertuju pada sasaran yang jelas atau tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.

B. Definisi Peserta Didik
Menurut Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis penddikan tertentu. Pengertian ini sangat umum, peserta didik bisa berarti siapa saja, usia berapa saja, anak-anak, remaja, pemuda atau dewasa bahkan orang tua, yang penting ada keinginan untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran. 
Peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, pendekatan edukatif/paedagogis.
Pendekatan sosial. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas.
Pendekatan psikologis.Peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan memalaui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.
pendekatan edukatif/paedagogis.  Pendekatan pendidikan menempatkan Peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan yang menyeluruh dan terpadu. 
Ada pendapat lain yang mengatakan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Dalam dirinya terdapat potensi bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang memungkinkan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Untuk itu sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Pesera didik adalah subjek yang otonom, memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan kesedihan, bisa senang dan bisa marah sehingga ia adalah persona. 
Ciri peserta didik adalah: 1.) individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, 2.) individu yang sedang berkembang, 3.) individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, 4.) individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Keempatnya merupakan justifikasi indikasi keunikan peserta didik sebagai persona yang multidimensional. 
Setiap diri peserta didik memiliki bakat dan minat, bakat merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh peserta didik yang mengarah pada aneka kemampuan. Bakat meliputi kemampuan numerik, mekanik, berfikir abstrak, relasi ruang, dan verbal. Sedangkan minat adalah keinginan yang berasal dari dalam diri peserta didik terhadap objek atau aktivitas tertentu. Minat seseorang secara vokasional berupa minat: profesional, minat komersial, dan minat kegiatan fisik. Kepemilikan minat dan bakat sangat berpengaruh pada prestasi hasil belajar peserta didik.
Dalam kegiatan pendidikan anak didik/peserta didik menempati posisi sentral, sebab seluruh faktor yang terkait dengan pendidikan pada akhirnya harus diarahkan pada sasaran pokok bagaimana mengembangkan anak didik menjadi manusia sempurna sesuai yang dicita-citakan.

C. Penerimaan Peserta Didik
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, oleh karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur. 
Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi :  1.) Sistem penerimaan peserta didik, 2.) Kriteria penerimaan peserta didik, 3.) Prosedur penerimaan peserta didik  4.) Tahap peerimaan peserta didik. 
1. Sistem penerimaan peserta didik
Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjukkankepada cara. Berarti, sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru.
Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru.  Pertama, dengan dengan menggunakan sistem promosi, sedangkan yang kedua dengan menggunakan sistem seleksi. Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta didik di suatu sekolah, diterima semua begitu saja. Sehingga mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Sistem promosi demikian, secara umum berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang dari jatah atau daya tampung yang ditentukan.  Kedua, adalah sistem seleksi, sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, seleksi berdasarkan daftar nilai Ujian Akhir Nasional (UAN), yang kedua berdasarkan penelusuran minat dan kemampuan (PMDK), sedangkan yang ketiga adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk.
2. Kriteria penerimaan peserta didik
Yang dimaksud dengan kriteria adalah patokan yang menentukan bisa tidaknya seserang untuk diterima sebagai peserta didik atau tidak. Ada dua macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama, adalah kriteria acuan patokan (standard criterien referenced) yaitu suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, sekolah terlebih dahulu membuat patokan bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat mana yang dapat diterima di sekolah tersebut. Kedua, kriteria acuan norma (nora crtiterian refernced), yaitu status penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi peserta didik yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.
3. Prosedur penerimaan peserta didik
Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas input yang dapat direkrut oleh seklah tersebut. Adapun prosedur penerimaan peserta didik adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik, rapat penentuan peserta didik, pembuatan, pemasangan atau pengiriman yang pengumuman, pendaftaran peserta didik, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.

4. Tahap penerimaan peserta didik
Pada tahap penerimaan peserta didik, ada beberapa langkah-langkah yang perlu ditempuh yaitu sebagai berikut:
a. Promosi atau publikasi yang dilakukan sepanjang tahun, terutama pada momen-momen penting.
b. Mengalokasikan dana yang memadai untuk publikasi tersebut.
c. Memiliki media promosi pribadi, seperi radio, untuk lebih memaksimalkan publikasi.
d. Membentuk grup khusus sesuai dengan kecenderungan masyarakat sekitar. Misalya, jika masyarakat sekitar mereka gemar sepak bola, sekolah/madrasah sebaiknya membentuk klub sepak bola yang cukup kuat.
e. Melakukan pembinaan terhadap sekolah/madrasah di level yang lebih rendah yang kelak diharapkan menjadi basis calon siswa.
f. Menjalin hubungan baik dengan pemimpin-pemimpin lembaga pendidikan di level yang lebih rendah.
g. Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh kunci ( key people ).
h. Memberi beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan lemah secara ekonomi. 
Berkaitan dengan penerimaan siswa baru/peserta didik,ada beberapa pendekatan yang perlu ditempuh: pendekatan formal, sosial, kultural, rasional-profesional dan ideologis. Pendekatan formal ditempuh dengan cara menyebarkan brosur, memasang spanduk dan baliho, serta siaran di radio, televisi, dan media massa.  Pendekatan sosial diempu dengan kepedulian sosial seperti pemberian santunan pada anak yatim piatu saat peringatan hari besar islam. Pendekatan kultural ditempuh dengan menyesuaikan kultur masyarakat sekitar, seperti membuat/membentuk grup sepak bola yang kuat bagi lembaga pendidikan yang berada ditengah-tengah masyarakat pecandu sepak bola. Pendekatan rasional-profesional ditempuh dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan lembaga pendidikan yang sedang dikelola. Pendekatan ideologis ditempuh dengan menggunakan “bahasa agama” untuk menentukan lembaga pendidikan yang dipilih bagi umat islam. 





























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan peserta didik ialah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan.
Dalam penerimaan peserta didik meliputi : 1.) Sistem penerimaan peserta didik,  2.) Kriteria penerimaan peserta didik,  3.) Prosedur penerimaan peserta didik   4.) Tahap peerimaan peserta didik.
B. Saran
1. Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di waktu yang akan datang.
2. Kepada dosen pengampu bapak Abd. Azis yang telah memberikan pengetahuannya kepada kami, kami  sangat menyadari  bahwa makalah  ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karenanya, kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
3. Kepada teman-teman kami mengharap adanya masukan, kritik dan saran yang membangun.










DAFTAR PUSTAKA


Hamalik,Oemar.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.2014.
Kurniadin,didin & Machali Imam. Manajemen Pendidikan: Konsep & prinsippengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. 2012.
Kosim,Mohammad.pengantar ilmu pendidikan.Pamekasan: stain pamekasan press. 2006.
Prihation,Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Al Fabeta. 2011.
Qomar,Mujamil.Manajemen Pendidikan Islam. Erlangga.
Rochmat, wahab.memahami endidikan dan ilmu pendidikan.yogyakarta: laksbang mediatama.
Saefullah.Manajemen Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka setia.2012.
Usman,Husaini.Manajemen Teori, Praktek, dan Riset  Pendidikan Edisi 3, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. 
perencanaan adalah sebuah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur.Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi : Sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik,  tahap peerimaan peserta didik.
Sebuah lembaga tidak akan pernah bisa maju dan berkembang apabila tidak didukung oleh para peserta didik yang memadai baik yang berpotensi maupun yang kurang berpotensi, maka dari itu setiap lembaga pastinya membutuhkan peserta didik untuk bisa mengharumkan nama baik sekolah dan mengenalkan sekolah tersebut kesekolah lain atau bahkan ketingkat nasional.
Dalam sebuah lembaga pastinya mempunyai kriteria masing-masing dalam penerimaan siswa baru dan juga setiap lembaga tersebut mempunyai standarisasi penerimaan agar apa yang menjadi tujuan bisa tercapai.
Maka dari alasan itu semua, disusunlah makalah tentang perencanaan penerimaan peserta didik baru, untuk bisa membantu para pembaca dalam mempermudah penerimaan peserta didik yang baik. 




B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2. Apa yang dimaksud dengan peserta didik?
3. Apa yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik?

C. TujuanPenulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perencanaan.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan peserta didik.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik.






















BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perencanaan
Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan menjadi penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang akan di capai. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current nglish menguraikan pengertian rencana sebagai berikut:
1. Garis besar gambaran tentang suatu bangunan, baik ukuran, posisi, maupun berbagai gambaran lainnya.
2. Diagram bagian-bagian mesin.
3. Diagram yang memperlihatkan luasnya kebun, taman, kota atau area tanah.
4. Penyusunan sesuatu yang harus dikerjakan dan digunakan (arrangement for doing or using something).Wikipedia , the free encyclopedia, menyebutkan Planning in organization and public policy is both thr organizational process pf creating and maintaining a plan; and the psychological process of thingking about the activities required to create a desire goal on some scale (perencanaan dalam organisasi dan kebijakan publik adalah proses menciptakan dan memelihara rencana serta proses psikologis berpikir tentang kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat suatu tujuan yang dikehendaki pada skala tertentu). 
Ada pendapat lain yang mengatkan perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan mempunyai peran sangat penting dan utama, bahkan yang pertama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya. Begitu pentingnya sebuah perencanaan sehingga dikatakan, “Apabila perencanaan telah selesai dan dilakukan dengan benar, sesungguhnya sebagian pekerjaan besar telah selesai dilaksanakan. 
Bahkan para tokoh-tokoh lain memiliki definisi tersendiri tentang perencanaan itu. Seperti:
1. Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilkakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Menurut Prajudi Atmosudirojo ialah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukannya, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukannya.
3. Sedangkan menurut Siagian ialah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. Dalam pendidikan islam, perencanaan merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola.
Dari beberapa pengertian perencanaan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwasanya perencanaan ialah suatu kegiatan dimana kita membuat suatu penentuan atau sketsa secara matang dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Selain perencanaan sebagai langkah awal, perencanaan juga merupakan aktivitas untuk memilih berbagai alternatif tindakan yang bermuara pada target yang harus di capai. Asnawir menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang akan dilaksanakan
b. Meneliti masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan
c. Menentukan tahap-tahap atau rangkain tindakan
d. Merumuskan bagaimana masalah akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu harus diselesaikan
e. Menentukan cara mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana 
Dalam perencanaan terdapat penentuan-penentuan berikut:
1. Bentuk atau jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Prosedur kegiatan perencanaan 
3. Kebijakan yang dijadikan landasan kegiatan
4. Arah dan tujuan yang hendak dicapai
5. Personal yang melaksanakan rencana 
6. Waktu pelaksanaan rencana
7. Anggaran biaya yang dibutuhkan 
Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur yang terdiri atas kenyataan, kegiatan, kemampuan melaksanakan rencana, dinamika, pelaksanaan, waktu dan biaya yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, memperhitungkan berbagai realitas yang dihadapi sebelum merumuskan perencanaan bukan hal yang mudah, terlebih lagi jika antara kemampuan dan rencana yag dibuattidak seimbang. Oleh sebab itu, perencanaan perlu memperhitungkan kemampuan dan menetapkan standardisasi yang proposional. 
Setiap perencanaan yang dirumuskan bertitik tolak pada tujuan yang sebelumnya telah dirancang. Pelaksanaan rencana tertuju pada sasaran yang jelas atau tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.

B. Definisi Peserta Didik
Menurut Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis penddikan tertentu. Pengertian ini sangat umum, peserta didik bisa berarti siapa saja, usia berapa saja, anak-anak, remaja, pemuda atau dewasa bahkan orang tua, yang penting ada keinginan untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran. 
Peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, pendekatan edukatif/paedagogis.
Pendekatan sosial. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas.
Pendekatan psikologis.Peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan memalaui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.
pendekatan edukatif/paedagogis.  Pendekatan pendidikan menempatkan Peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan yang menyeluruh dan terpadu. 
Ada pendapat lain yang mengatakan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Dalam dirinya terdapat potensi bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang memungkinkan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Untuk itu sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Pesera didik adalah subjek yang otonom, memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan kesedihan, bisa senang dan bisa marah sehingga ia adalah persona. 
Ciri peserta didik adalah: 1.) individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, 2.) individu yang sedang berkembang, 3.) individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, 4.) individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Keempatnya merupakan justifikasi indikasi keunikan peserta didik sebagai persona yang multidimensional. 
Setiap diri peserta didik memiliki bakat dan minat, bakat merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh peserta didik yang mengarah pada aneka kemampuan. Bakat meliputi kemampuan numerik, mekanik, berfikir abstrak, relasi ruang, dan verbal. Sedangkan minat adalah keinginan yang berasal dari dalam diri peserta didik terhadap objek atau aktivitas tertentu. Minat seseorang secara vokasional berupa minat: profesional, minat komersial, dan minat kegiatan fisik. Kepemilikan minat dan bakat sangat berpengaruh pada prestasi hasil belajar peserta didik.
Dalam kegiatan pendidikan anak didik/peserta didik menempati posisi sentral, sebab seluruh faktor yang terkait dengan pendidikan pada akhirnya harus diarahkan pada sasaran pokok bagaimana mengembangkan anak didik menjadi manusia sempurna sesuai yang dicita-citakan.

C. Penerimaan Peserta Didik
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, oleh karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur. 
Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi :  1.) Sistem penerimaan peserta didik, 2.) Kriteria penerimaan peserta didik, 3.) Prosedur penerimaan peserta didik  4.) Tahap peerimaan peserta didik. 
1. Sistem penerimaan peserta didik
Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjukkankepada cara. Berarti, sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru.
Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru.  Pertama, dengan dengan menggunakan sistem promosi, sedangkan yang kedua dengan menggunakan sistem seleksi. Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta didik di suatu sekolah, diterima semua begitu saja. Sehingga mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Sistem promosi demikian, secara umum berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang dari jatah atau daya tampung yang ditentukan.  Kedua, adalah sistem seleksi, sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, seleksi berdasarkan daftar nilai Ujian Akhir Nasional (UAN), yang kedua berdasarkan penelusuran minat dan kemampuan (PMDK), sedangkan yang ketiga adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk.
2. Kriteria penerimaan peserta didik
Yang dimaksud dengan kriteria adalah patokan yang menentukan bisa tidaknya seserang untuk diterima sebagai peserta didik atau tidak. Ada dua macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama, adalah kriteria acuan patokan (standard criterien referenced) yaitu suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, sekolah terlebih dahulu membuat patokan bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat mana yang dapat diterima di sekolah tersebut. Kedua, kriteria acuan norma (nora crtiterian refernced), yaitu status penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi peserta didik yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.
3. Prosedur penerimaan peserta didik
Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas input yang dapat direkrut oleh seklah tersebut. Adapun prosedur penerimaan peserta didik adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik, rapat penentuan peserta didik, pembuatan, pemasangan atau pengiriman yang pengumuman, pendaftaran peserta didik, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.

4. Tahap penerimaan peserta didik
Pada tahap penerimaan peserta didik, ada beberapa langkah-langkah yang perlu ditempuh yaitu sebagai berikut:
a. Promosi atau publikasi yang dilakukan sepanjang tahun, terutama pada momen-momen penting.
b. Mengalokasikan dana yang memadai untuk publikasi tersebut.
c. Memiliki media promosi pribadi, seperi radio, untuk lebih memaksimalkan publikasi.
d. Membentuk grup khusus sesuai dengan kecenderungan masyarakat sekitar. Misalya, jika masyarakat sekitar mereka gemar sepak bola, sekolah/madrasah sebaiknya membentuk klub sepak bola yang cukup kuat.
e. Melakukan pembinaan terhadap sekolah/madrasah di level yang lebih rendah yang kelak diharapkan menjadi basis calon siswa.
f. Menjalin hubungan baik dengan pemimpin-pemimpin lembaga pendidikan di level yang lebih rendah.
g. Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh kunci ( key people ).
h. Memberi beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan lemah secara ekonomi. 
Berkaitan dengan penerimaan siswa baru/peserta didik,ada beberapa pendekatan yang perlu ditempuh: pendekatan formal, sosial, kultural, rasional-profesional dan ideologis. Pendekatan formal ditempuh dengan cara menyebarkan brosur, memasang spanduk dan baliho, serta siaran di radio, televisi, dan media massa.  Pendekatan sosial diempu dengan kepedulian sosial seperti pemberian santunan pada anak yatim piatu saat peringatan hari besar islam. Pendekatan kultural ditempuh dengan menyesuaikan kultur masyarakat sekitar, seperti membuat/membentuk grup sepak bola yang kuat bagi lembaga pendidikan yang berada ditengah-tengah masyarakat pecandu sepak bola. Pendekatan rasional-profesional ditempuh dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan lembaga pendidikan yang sedang dikelola. Pendekatan ideologis ditempuh dengan menggunakan “bahasa agama” untuk menentukan lembaga pendidikan yang dipilih bagi umat islam. 





























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan peserta didik ialah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan.
Dalam penerimaan peserta didik meliputi : 1.) Sistem penerimaan peserta didik,  2.) Kriteria penerimaan peserta didik,  3.) Prosedur penerimaan peserta didik   4.) Tahap peerimaan peserta didik.
B. Saran
1. Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di waktu yang akan datang.
2. Kepada dosen pengampu bapak Abd. Azis yang telah memberikan pengetahuannya kepada kami, kami  sangat menyadari  bahwa makalah  ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karenanya, kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
3. Kepada teman-teman kami mengharap adanya masukan, kritik dan saran yang membangun.










DAFTAR PUSTAKA


Hamalik,Oemar.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.2014.
Kurniadin,didin & Machali Imam. Manajemen Pendidikan: Konsep & prinsippengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. 2012.
Kosim,Mohammad.pengantar ilmu pendidikan.Pamekasan: stain pamekasan press. 2006.
Prihation,Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Al Fabeta. 2011.
Qomar,Mujamil.Manajemen Pendidikan Islam. Erlangga.
Rochmat, wahab.memahami endidikan dan ilmu pendidikan.yogyakarta: laksbang mediatama.
Saefullah.Manajemen Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka setia.2012.
Usman,Husaini.Manajemen Teori, Praktek, dan Riset  Pendidikan Edisi 3, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. 
perencanaan adalah sebuah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur.Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi : Sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik,  tahap peerimaan peserta didik.
Sebuah lembaga tidak akan pernah bisa maju dan berkembang apabila tidak didukung oleh para peserta didik yang memadai baik yang berpotensi maupun yang kurang berpotensi, maka dari itu setiap lembaga pastinya membutuhkan peserta didik untuk bisa mengharumkan nama baik sekolah dan mengenalkan sekolah tersebut kesekolah lain atau bahkan ketingkat nasional.
Dalam sebuah lembaga pastinya mempunyai kriteria masing-masing dalam penerimaan siswa baru dan juga setiap lembaga tersebut mempunyai standarisasi penerimaan agar apa yang menjadi tujuan bisa tercapai.
Maka dari alasan itu semua, disusunlah makalah tentang perencanaan penerimaan peserta didik baru, untuk bisa membantu para pembaca dalam mempermudah penerimaan peserta didik yang baik. 




B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2. Apa yang dimaksud dengan peserta didik?
3. Apa yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik?

C. TujuanPenulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perencanaan.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan peserta didik.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik.






















BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perencanaan
Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan menjadi penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang akan di capai. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current nglish menguraikan pengertian rencana sebagai berikut:
1. Garis besar gambaran tentang suatu bangunan, baik ukuran, posisi, maupun berbagai gambaran lainnya.
2. Diagram bagian-bagian mesin.
3. Diagram yang memperlihatkan luasnya kebun, taman, kota atau area tanah.
4. Penyusunan sesuatu yang harus dikerjakan dan digunakan (arrangement for doing or using something).Wikipedia , the free encyclopedia, menyebutkan Planning in organization and public policy is both thr organizational process pf creating and maintaining a plan; and the psychological process of thingking about the activities required to create a desire goal on some scale (perencanaan dalam organisasi dan kebijakan publik adalah proses menciptakan dan memelihara rencana serta proses psikologis berpikir tentang kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat suatu tujuan yang dikehendaki pada skala tertentu). 
Ada pendapat lain yang mengatkan perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan mempunyai peran sangat penting dan utama, bahkan yang pertama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya. Begitu pentingnya sebuah perencanaan sehingga dikatakan, “Apabila perencanaan telah selesai dan dilakukan dengan benar, sesungguhnya sebagian pekerjaan besar telah selesai dilaksanakan. 
Bahkan para tokoh-tokoh lain memiliki definisi tersendiri tentang perencanaan itu. Seperti:
1. Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilkakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Menurut Prajudi Atmosudirojo ialah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukannya, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukannya.
3. Sedangkan menurut Siagian ialah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. Dalam pendidikan islam, perencanaan merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola.
Dari beberapa pengertian perencanaan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwasanya perencanaan ialah suatu kegiatan dimana kita membuat suatu penentuan atau sketsa secara matang dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Selain perencanaan sebagai langkah awal, perencanaan juga merupakan aktivitas untuk memilih berbagai alternatif tindakan yang bermuara pada target yang harus di capai. Asnawir menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang akan dilaksanakan
b. Meneliti masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan
c. Menentukan tahap-tahap atau rangkain tindakan
d. Merumuskan bagaimana masalah akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu harus diselesaikan
e. Menentukan cara mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana 
Dalam perencanaan terdapat penentuan-penentuan berikut:
1. Bentuk atau jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Prosedur kegiatan perencanaan 
3. Kebijakan yang dijadikan landasan kegiatan
4. Arah dan tujuan yang hendak dicapai
5. Personal yang melaksanakan rencana 
6. Waktu pelaksanaan rencana
7. Anggaran biaya yang dibutuhkan 
Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur yang terdiri atas kenyataan, kegiatan, kemampuan melaksanakan rencana, dinamika, pelaksanaan, waktu dan biaya yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, memperhitungkan berbagai realitas yang dihadapi sebelum merumuskan perencanaan bukan hal yang mudah, terlebih lagi jika antara kemampuan dan rencana yag dibuattidak seimbang. Oleh sebab itu, perencanaan perlu memperhitungkan kemampuan dan menetapkan standardisasi yang proposional. 
Setiap perencanaan yang dirumuskan bertitik tolak pada tujuan yang sebelumnya telah dirancang. Pelaksanaan rencana tertuju pada sasaran yang jelas atau tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.

B. Definisi Peserta Didik
Menurut Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis penddikan tertentu. Pengertian ini sangat umum, peserta didik bisa berarti siapa saja, usia berapa saja, anak-anak, remaja, pemuda atau dewasa bahkan orang tua, yang penting ada keinginan untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran. 
Peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, pendekatan edukatif/paedagogis.
Pendekatan sosial. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas.
Pendekatan psikologis.Peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan memalaui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.
pendekatan edukatif/paedagogis.  Pendekatan pendidikan menempatkan Peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan yang menyeluruh dan terpadu. 
Ada pendapat lain yang mengatakan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Dalam dirinya terdapat potensi bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang memungkinkan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Untuk itu sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Pesera didik adalah subjek yang otonom, memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan kesedihan, bisa senang dan bisa marah sehingga ia adalah persona. 
Ciri peserta didik adalah: 1.) individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, 2.) individu yang sedang berkembang, 3.) individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, 4.) individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Keempatnya merupakan justifikasi indikasi keunikan peserta didik sebagai persona yang multidimensional. 
Setiap diri peserta didik memiliki bakat dan minat, bakat merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh peserta didik yang mengarah pada aneka kemampuan. Bakat meliputi kemampuan numerik, mekanik, berfikir abstrak, relasi ruang, dan verbal. Sedangkan minat adalah keinginan yang berasal dari dalam diri peserta didik terhadap objek atau aktivitas tertentu. Minat seseorang secara vokasional berupa minat: profesional, minat komersial, dan minat kegiatan fisik. Kepemilikan minat dan bakat sangat berpengaruh pada prestasi hasil belajar peserta didik.
Dalam kegiatan pendidikan anak didik/peserta didik menempati posisi sentral, sebab seluruh faktor yang terkait dengan pendidikan pada akhirnya harus diarahkan pada sasaran pokok bagaimana mengembangkan anak didik menjadi manusia sempurna sesuai yang dicita-citakan.

C. Penerimaan Peserta Didik
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, oleh karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur. 
Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi :  1.) Sistem penerimaan peserta didik, 2.) Kriteria penerimaan peserta didik, 3.) Prosedur penerimaan peserta didik  4.) Tahap peerimaan peserta didik. 
1. Sistem penerimaan peserta didik
Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjukkankepada cara. Berarti, sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru.
Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru.  Pertama, dengan dengan menggunakan sistem promosi, sedangkan yang kedua dengan menggunakan sistem seleksi. Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta didik di suatu sekolah, diterima semua begitu saja. Sehingga mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Sistem promosi demikian, secara umum berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang dari jatah atau daya tampung yang ditentukan.  Kedua, adalah sistem seleksi, sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, seleksi berdasarkan daftar nilai Ujian Akhir Nasional (UAN), yang kedua berdasarkan penelusuran minat dan kemampuan (PMDK), sedangkan yang ketiga adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk.
2. Kriteria penerimaan peserta didik
Yang dimaksud dengan kriteria adalah patokan yang menentukan bisa tidaknya seserang untuk diterima sebagai peserta didik atau tidak. Ada dua macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama, adalah kriteria acuan patokan (standard criterien referenced) yaitu suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, sekolah terlebih dahulu membuat patokan bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat mana yang dapat diterima di sekolah tersebut. Kedua, kriteria acuan norma (nora crtiterian refernced), yaitu status penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi peserta didik yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.
3. Prosedur penerimaan peserta didik
Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas input yang dapat direkrut oleh seklah tersebut. Adapun prosedur penerimaan peserta didik adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik, rapat penentuan peserta didik, pembuatan, pemasangan atau pengiriman yang pengumuman, pendaftaran peserta didik, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.

4. Tahap penerimaan peserta didik
Pada tahap penerimaan peserta didik, ada beberapa langkah-langkah yang perlu ditempuh yaitu sebagai berikut:
a. Promosi atau publikasi yang dilakukan sepanjang tahun, terutama pada momen-momen penting.
b. Mengalokasikan dana yang memadai untuk publikasi tersebut.
c. Memiliki media promosi pribadi, seperi radio, untuk lebih memaksimalkan publikasi.
d. Membentuk grup khusus sesuai dengan kecenderungan masyarakat sekitar. Misalya, jika masyarakat sekitar mereka gemar sepak bola, sekolah/madrasah sebaiknya membentuk klub sepak bola yang cukup kuat.
e. Melakukan pembinaan terhadap sekolah/madrasah di level yang lebih rendah yang kelak diharapkan menjadi basis calon siswa.
f. Menjalin hubungan baik dengan pemimpin-pemimpin lembaga pendidikan di level yang lebih rendah.
g. Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh kunci ( key people ).
h. Memberi beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan lemah secara ekonomi. 
Berkaitan dengan penerimaan siswa baru/peserta didik,ada beberapa pendekatan yang perlu ditempuh: pendekatan formal, sosial, kultural, rasional-profesional dan ideologis. Pendekatan formal ditempuh dengan cara menyebarkan brosur, memasang spanduk dan baliho, serta siaran di radio, televisi, dan media massa.  Pendekatan sosial diempu dengan kepedulian sosial seperti pemberian santunan pada anak yatim piatu saat peringatan hari besar islam. Pendekatan kultural ditempuh dengan menyesuaikan kultur masyarakat sekitar, seperti membuat/membentuk grup sepak bola yang kuat bagi lembaga pendidikan yang berada ditengah-tengah masyarakat pecandu sepak bola. Pendekatan rasional-profesional ditempuh dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan lembaga pendidikan yang sedang dikelola. Pendekatan ideologis ditempuh dengan menggunakan “bahasa agama” untuk menentukan lembaga pendidikan yang dipilih bagi umat islam. 





























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan peserta didik ialah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan.
Dalam penerimaan peserta didik meliputi : 1.) Sistem penerimaan peserta didik,  2.) Kriteria penerimaan peserta didik,  3.) Prosedur penerimaan peserta didik   4.) Tahap peerimaan peserta didik.
B. Saran
1. Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di waktu yang akan datang.
2. Kepada dosen pengampu bapak Abd. Azis yang telah memberikan pengetahuannya kepada kami, kami  sangat menyadari  bahwa makalah  ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karenanya, kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
3. Kepada teman-teman kami mengharap adanya masukan, kritik dan saran yang membangun.










DAFTAR PUSTAKA


Hamalik,Oemar.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.2014.
Kurniadin,didin & Machali Imam. Manajemen Pendidikan: Konsep & prinsippengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. 2012.
Kosim,Mohammad.pengantar ilmu pendidikan.Pamekasan: stain pamekasan press. 2006.
Prihation,Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Al Fabeta. 2011.
Qomar,Mujamil.Manajemen Pendidikan Islam. Erlangga.
Rochmat, wahab.memahami endidikan dan ilmu pendidikan.yogyakarta: laksbang mediatama.
Saefullah.Manajemen Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka setia.2012.
Usman,Husaini.Manajemen Teori, Praktek, dan Riset  Pendidikan Edisi 3, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. 
perencanaan adalah sebuah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur.Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi : Sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik,  tahap peerimaan peserta didik.
Sebuah lembaga tidak akan pernah bisa maju dan berkembang apabila tidak didukung oleh para peserta didik yang memadai baik yang berpotensi maupun yang kurang berpotensi, maka dari itu setiap lembaga pastinya membutuhkan peserta didik untuk bisa mengharumkan nama baik sekolah dan mengenalkan sekolah tersebut kesekolah lain atau bahkan ketingkat nasional.
Dalam sebuah lembaga pastinya mempunyai kriteria masing-masing dalam penerimaan siswa baru dan juga setiap lembaga tersebut mempunyai standarisasi penerimaan agar apa yang menjadi tujuan bisa tercapai.
Maka dari alasan itu semua, disusunlah makalah tentang perencanaan penerimaan peserta didik baru, untuk bisa membantu para pembaca dalam mempermudah penerimaan peserta didik yang baik. 




B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2. Apa yang dimaksud dengan peserta didik?
3. Apa yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik?

C. TujuanPenulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perencanaan.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan peserta didik.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dan bagaimana penerimaan peserta didik.






















BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perencanaan
Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan menjadi penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang akan di capai. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current nglish menguraikan pengertian rencana sebagai berikut:
1. Garis besar gambaran tentang suatu bangunan, baik ukuran, posisi, maupun berbagai gambaran lainnya.
2. Diagram bagian-bagian mesin.
3. Diagram yang memperlihatkan luasnya kebun, taman, kota atau area tanah.
4. Penyusunan sesuatu yang harus dikerjakan dan digunakan (arrangement for doing or using something).Wikipedia , the free encyclopedia, menyebutkan Planning in organization and public policy is both thr organizational process pf creating and maintaining a plan; and the psychological process of thingking about the activities required to create a desire goal on some scale (perencanaan dalam organisasi dan kebijakan publik adalah proses menciptakan dan memelihara rencana serta proses psikologis berpikir tentang kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat suatu tujuan yang dikehendaki pada skala tertentu). 
Ada pendapat lain yang mengatkan perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan mempunyai peran sangat penting dan utama, bahkan yang pertama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya. Begitu pentingnya sebuah perencanaan sehingga dikatakan, “Apabila perencanaan telah selesai dan dilakukan dengan benar, sesungguhnya sebagian pekerjaan besar telah selesai dilaksanakan. 
Bahkan para tokoh-tokoh lain memiliki definisi tersendiri tentang perencanaan itu. Seperti:
1. Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilkakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Menurut Prajudi Atmosudirojo ialah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukannya, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukannya.
3. Sedangkan menurut Siagian ialah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 
Perencanaan mempunyai unsur yang sangat kompleks sehingga perencanaan didefinisikan secara bermacam-macam tergantung dari latar belakang, sudut pandang, dan pendekatan yang digunakan. Dalam pendidikan islam, perencanaan merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola.
Dari beberapa pengertian perencanaan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwasanya perencanaan ialah suatu kegiatan dimana kita membuat suatu penentuan atau sketsa secara matang dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Selain perencanaan sebagai langkah awal, perencanaan juga merupakan aktivitas untuk memilih berbagai alternatif tindakan yang bermuara pada target yang harus di capai. Asnawir menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang akan dilaksanakan
b. Meneliti masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan
c. Menentukan tahap-tahap atau rangkain tindakan
d. Merumuskan bagaimana masalah akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu harus diselesaikan
e. Menentukan cara mengadakan perubahan dalam penyusunan rencana 
Dalam perencanaan terdapat penentuan-penentuan berikut:
1. Bentuk atau jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Prosedur kegiatan perencanaan 
3. Kebijakan yang dijadikan landasan kegiatan
4. Arah dan tujuan yang hendak dicapai
5. Personal yang melaksanakan rencana 
6. Waktu pelaksanaan rencana
7. Anggaran biaya yang dibutuhkan 
Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur yang terdiri atas kenyataan, kegiatan, kemampuan melaksanakan rencana, dinamika, pelaksanaan, waktu dan biaya yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, memperhitungkan berbagai realitas yang dihadapi sebelum merumuskan perencanaan bukan hal yang mudah, terlebih lagi jika antara kemampuan dan rencana yag dibuattidak seimbang. Oleh sebab itu, perencanaan perlu memperhitungkan kemampuan dan menetapkan standardisasi yang proposional. 
Setiap perencanaan yang dirumuskan bertitik tolak pada tujuan yang sebelumnya telah dirancang. Pelaksanaan rencana tertuju pada sasaran yang jelas atau tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.

B. Definisi Peserta Didik
Menurut Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis penddikan tertentu. Pengertian ini sangat umum, peserta didik bisa berarti siapa saja, usia berapa saja, anak-anak, remaja, pemuda atau dewasa bahkan orang tua, yang penting ada keinginan untuk mengembangkan diri melalui proses pembelajaran. 
Peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, pendekatan edukatif/paedagogis.
Pendekatan sosial. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas.
Pendekatan psikologis.Peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. Peserta didik memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan memalaui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya.
pendekatan edukatif/paedagogis.  Pendekatan pendidikan menempatkan Peserta didik sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan yang menyeluruh dan terpadu. 
Ada pendapat lain yang mengatakan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Dalam dirinya terdapat potensi bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang memungkinkan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. Untuk itu sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Pesera didik adalah subjek yang otonom, memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita-cita, mampu merasakan kesedihan, bisa senang dan bisa marah sehingga ia adalah persona. 
Ciri peserta didik adalah: 1.) individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, 2.) individu yang sedang berkembang, 3.) individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, 4.) individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Keempatnya merupakan justifikasi indikasi keunikan peserta didik sebagai persona yang multidimensional. 
Setiap diri peserta didik memiliki bakat dan minat, bakat merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh peserta didik yang mengarah pada aneka kemampuan. Bakat meliputi kemampuan numerik, mekanik, berfikir abstrak, relasi ruang, dan verbal. Sedangkan minat adalah keinginan yang berasal dari dalam diri peserta didik terhadap objek atau aktivitas tertentu. Minat seseorang secara vokasional berupa minat: profesional, minat komersial, dan minat kegiatan fisik. Kepemilikan minat dan bakat sangat berpengaruh pada prestasi hasil belajar peserta didik.
Dalam kegiatan pendidikan anak didik/peserta didik menempati posisi sentral, sebab seluruh faktor yang terkait dengan pendidikan pada akhirnya harus diarahkan pada sasaran pokok bagaimana mengembangkan anak didik menjadi manusia sempurna sesuai yang dicita-citakan.

C. Penerimaan Peserta Didik
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, oleh karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur. 
Dalam penerimaan peserta didik ini meliputi :  1.) Sistem penerimaan peserta didik, 2.) Kriteria penerimaan peserta didik, 3.) Prosedur penerimaan peserta didik  4.) Tahap peerimaan peserta didik. 
1. Sistem penerimaan peserta didik
Sistem yang dimaksudkan disini lebih menunjukkankepada cara. Berarti, sistem penerimaan peserta didik adalah cara penerimaan peserta didik baru.
Ada dua macam sistem penerimaan peserta didik baru.  Pertama, dengan dengan menggunakan sistem promosi, sedangkan yang kedua dengan menggunakan sistem seleksi. Yang dimaksud dengan sistem promosi adalah penerimaan peserta didik yang sebelumnya tanpa menggunakan seleksi. Mereka yang mendaftar sebagai peserta didik di suatu sekolah, diterima semua begitu saja. Sehingga mereka yang mendaftar menjadi peserta didik, tidak ada yang ditolak. Sistem promosi demikian, secara umum berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang dari jatah atau daya tampung yang ditentukan.  Kedua, adalah sistem seleksi, sistem seleksi ini dapat digolongkan menjadi tiga macam. Pertama, seleksi berdasarkan daftar nilai Ujian Akhir Nasional (UAN), yang kedua berdasarkan penelusuran minat dan kemampuan (PMDK), sedangkan yang ketiga adalah seleksi berdasarkan hasil tes masuk.
2. Kriteria penerimaan peserta didik
Yang dimaksud dengan kriteria adalah patokan yang menentukan bisa tidaknya seserang untuk diterima sebagai peserta didik atau tidak. Ada dua macam kriteria penerimaan peserta didik. Pertama, adalah kriteria acuan patokan (standard criterien referenced) yaitu suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, sekolah terlebih dahulu membuat patokan bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat mana yang dapat diterima di sekolah tersebut. Kedua, kriteria acuan norma (nora crtiterian refernced), yaitu status penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi peserta didik yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik.
3. Prosedur penerimaan peserta didik
Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas input yang dapat direkrut oleh seklah tersebut. Adapun prosedur penerimaan peserta didik adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik, rapat penentuan peserta didik, pembuatan, pemasangan atau pengiriman yang pengumuman, pendaftaran peserta didik, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.

4. Tahap penerimaan peserta didik
Pada tahap penerimaan peserta didik, ada beberapa langkah-langkah yang perlu ditempuh yaitu sebagai berikut:
a. Promosi atau publikasi yang dilakukan sepanjang tahun, terutama pada momen-momen penting.
b. Mengalokasikan dana yang memadai untuk publikasi tersebut.
c. Memiliki media promosi pribadi, seperi radio, untuk lebih memaksimalkan publikasi.
d. Membentuk grup khusus sesuai dengan kecenderungan masyarakat sekitar. Misalya, jika masyarakat sekitar mereka gemar sepak bola, sekolah/madrasah sebaiknya membentuk klub sepak bola yang cukup kuat.
e. Melakukan pembinaan terhadap sekolah/madrasah di level yang lebih rendah yang kelak diharapkan menjadi basis calon siswa.
f. Menjalin hubungan baik dengan pemimpin-pemimpin lembaga pendidikan di level yang lebih rendah.
g. Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh kunci ( key people ).
h. Memberi beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan lemah secara ekonomi. 
Berkaitan dengan penerimaan siswa baru/peserta didik,ada beberapa pendekatan yang perlu ditempuh: pendekatan formal, sosial, kultural, rasional-profesional dan ideologis. Pendekatan formal ditempuh dengan cara menyebarkan brosur, memasang spanduk dan baliho, serta siaran di radio, televisi, dan media massa.  Pendekatan sosial diempu dengan kepedulian sosial seperti pemberian santunan pada anak yatim piatu saat peringatan hari besar islam. Pendekatan kultural ditempuh dengan menyesuaikan kultur masyarakat sekitar, seperti membuat/membentuk grup sepak bola yang kuat bagi lembaga pendidikan yang berada ditengah-tengah masyarakat pecandu sepak bola. Pendekatan rasional-profesional ditempuh dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan lembaga pendidikan yang sedang dikelola. Pendekatan ideologis ditempuh dengan menggunakan “bahasa agama” untuk menentukan lembaga pendidikan yang dipilih bagi umat islam. 





























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
perencanaan adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan peserta didik ialah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan.
Dalam penerimaan peserta didik meliputi : 1.) Sistem penerimaan peserta didik,  2.) Kriteria penerimaan peserta didik,  3.) Prosedur penerimaan peserta didik   4.) Tahap peerimaan peserta didik.
B. Saran
1. Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di waktu yang akan datang.
2. Kepada dosen pengampu bapak Abd. Azis yang telah memberikan pengetahuannya kepada kami, kami  sangat menyadari  bahwa makalah  ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karenanya, kritik dan saran sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
3. Kepada teman-teman kami mengharap adanya masukan, kritik dan saran yang membangun.










DAFTAR PUSTAKA


Hamalik,Oemar.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.2014.
Kurniadin,didin & Machali Imam. Manajemen Pendidikan: Konsep & prinsippengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. 2012.
Kosim,Mohammad.pengantar ilmu pendidikan.Pamekasan: stain pamekasan press. 2006.
Prihation,Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Al Fabeta. 2011.
Qomar,Mujamil.Manajemen Pendidikan Islam. Erlangga.
Rochmat, wahab.memahami endidikan dan ilmu pendidikan.yogyakarta: laksbang mediatama.
Saefullah.Manajemen Pendidikan Islam.Bandung: Pustaka setia.2012.
Usman,Husaini.Manajemen Teori, Praktek, dan Riset  Pendidikan Edisi 3, Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.