BESARNYA PENGARUH PEMIKIRAN AL-GHAZALI TERHADAP MASYARAKAT MODERN
Abu
Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad at-Thusi al-Ghazali adalah nama
lengkap dari Imam al-Ghazali. Lahir di Thus, Khurasan, suatu tempat kira-kira
sepuluh mil dari Naizabur, Persia. Tepatnya lahir pada tahun : 450 Hijriyah.
Wafatnyapun di negeri kelahiran tersebut, pada tahun 505 Hijriyah.
Di
masa hidupnya, Al-Ghazali dikenal sebagai seorang ahli keTuhanan dan seorang
filosof besar. Disamping itu juga masyhur sebagai seorang ahli fiqih dan
tasawuf yang tidak ada tandingannya dizaman itu, sehingga karya tulisnya yang
berupa kitab “IHYA’ ‘ULUMUDDIN” dipakai oleh seluruh dunia Islam hingga
kini.Karya Al-Ghazali diperkirakan mencapai 300 buah, namun disini hanya
sebagian yang dapat di sebutkan yang mana di antaranya adalah:
a.
Maqashid
al-Falsafah (Tujuan-tujuan Para Filsuf), sebagai karangannya yang pertama dan berisi
masalah-masalah filsafat.
b.
Tahafut
al-Falasifah (Kekacauan Pikiran Para Filsuf), buku ini dikarangsewaktu Beliau
berada di Baghdad tatkala jiwanya dilanda keragu-raguan. Dalam buku ini,
Al-Ghazali mengecam filsafat dan para filsuf dengan keras.
c.
Mi’yar
al-‘Ilm (Kriteria Ilmu-ilmu).
d.
Ihya’
‘Ulum al-Din (Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama), buku ini merupakan
karyanya yang terbesar yang dikarangnya selama beberapa tahun dalam keadaan
berpindah-pindah antara Damaskus, Yerussalem, Hijaz, dan Thus yang berisi
paduan antara fikih, tasawuf, dan filsafat.
e.
Al-Munqids
min al-Dhalal (Penyelamat Dari Kesesatan), buku ini f. Al-Ma’arif al-‘Aqliah
(Pengetahuan Yang Rasional)
f.
Misykat
al-Anwar (Lampu Yang Bersinar Banyak), buku ini berisi pembahasan tentang
akhlak dan tasawuf.
g.
Minhaj al-‘Abidin (Jalan Mengabdikan Diri
Kepada Tuhan).
h.
Al-Iqtishad
fi al-‘Itiqad (Moderasi Dalam Akidah).
i.
Ayyuha
al-Walad.
j.
Al-Mustashfa
k.
Iljam
al-‘Awwam ‘an ‘Ilm al-Kalam
l.
Mizan
al-‘Amal.
m.
Mahakk
al-Nazhar.
Semuanya
itu termasuk di antara karya al-Ghazali, yang mampu memberi kontribusi terhadap
pemikiran baru Islam di masanya, bahkan sampai pada era modrn sekarang, pemikiran
al-ghazali masih banyak dianut oleh alangan terpelajar khususnya di
pesantren-pesantren dan diperguruan tinggi. Di antara pemikiran al-Ghazali yang
sangat besar pengaruhnya terhadap masyarakat saat ini adalah sebagai berikut:
a.
Filsafat
Imam
Al-Ghazali adalah seorang tokoh yang juga banyak menulis mengenai filsafat,
sebagaimana yang beliau tulis dalam bukunya Tahafut Falsafah sebagai salah satu
buku yang mengkritik keras terhadap pemikiran para filsuf yang di anggap
menggoyahkan sendi-sendi keimanan. Namun disisi lain beliau menulis buku
Maqashid Al-Falsafah, yang mana beliau mengemukakan kaidah filsafat untuk
menguraikan persoalan yang berkaitan dengan logika, teologi, dan metafisika.
Pada
prinsipnya, Al-Ghazali tidaklah bertujuan menghancurkan filsafat dalam
pengertian yang sebenarnya, bukan dalam pengertian awam. Bahkan, beliau adalah
seorang yang mendalaminya dan berfilsafat.
Pemikiran
al-Ghazali dalam ranah filsafat masih tetap dijadikan sebagai rujukan oleh para
pelajar saat ini, meskipun juga tidak sedikit pula para pemikir-pemikir modern
saat ini yang menolak terhadap pemikiran beliau.
b.
Tasawuf
Dalam
pandangan Al-Ghazali, ilmu tasawuf mengandung dua bagian penting, Pertama
mengandung bahasa hal-hal yang menyangkut ilmu mu’amalah dan bagian Kedua
mengandung bahasa hal-hal yang menyangkut ilmu mukasyafah. Ilmu tasawuf yang
mengandung dua bagian ilmu ini secara jelas diuraikan dalam karyanya Ihya’
Ulumuddin. Dalam kitab ini, Al-Ghazali menyusun menjadi empat bab utama dan
masing-masing bab utama dibagi lagi kedalam sepuluh fasal keempat bab utama itu
adalah pertama tentang ibadah, bab kedua adalah berkenaan dengan adat istiadat,
bab utama ketiga adalah berkenaan dengan hal-hal yang mencelakakan, dan bab
utama keempat berkenaan dengan maqamat dan ahwal.
Berpengaruhnya
pemikiran Al-Ghazali terhadap masyarakat modern yang sekarang, bisa dibuktikan
dengan adanya realita masyarakat yang masih menggunakan faham tasawufnya
al-Ghazali, seperti karyanya Buya Hamka “Tasawuf Modern” dan Said Aqil Siraj
“tasawuf sebagai kritik sosial”.
c.
Kalam
Sebagai
salah satu tokoh Al-Asy’ariyah pada generasi kelima, Al-Ghazali berpendapat
bahwa Tuhanlah yang menciptakan daya dan perbuatan. Daya untuk berbuat yang
terdapat dalam diri manusia lebih dekat menyerupai impotensi.
Qadim
alam yang dikemukakan oleh para filosof merupakan salah satu masalah yang
sangat ditentang oleh Al-Ghazali, bahkan beliau mengkafirkan para filosof
karena menganggap alam qadim. Menurut Al-Ghazali, kalau alam qadim
berarti tidak ada arti Tuhan mencipta karena Tuhan dan alam semesta sama qadim.
Lagi pula, kalau alam hanya dipahami lewat sebab akibat, Tuhan sebagai pencipta
tidak dapat dibuktikan. Teori emanasi, demikian Al-Ghazali memberi kesan bahwa
alam terus berproses tanpa henti-hentinya. Hal ini akan mengakibatkan bahwa
materi itu sudah ada sejak qadim. Padahal, menurut Al-Ghazali, alam diciptakan
Tuhan dari tidak ada pada waktu yang lalu secara terbatas, baik dalam bentuk
maupun materi.
Faham
tentang ketuhanan yang dicetuskan oleh al-Ghazali, yang notabeninya beliau
adalah salah satu ulama dari faham Asy’Ariyah, hampir seluruh umat islam di
Indonesia menganut faham tersebut.