Friday 6 October 2017

definisi tes bahasa Dan Bagaimana kaidah penulisan tes bahasa


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Dalam system pendidikan terdapat evaluasi pendidikan yang kedudukannya sangat urgen dalam pendidikan evaluai merupakan hal ayng dapat membawa pendidikan semakin maju. Evaluasi ini perlu dilakukan dalam setiap pembelajaran agar pembelajaran yang kita lakukan dapat terkontrol dengan baik. Sebuah pembelajaran apapun penting sekali dilakukannya sebuah evaluasi. Pembahasan didalam makalah ini yaitu mengenai evaluasi pembelajaran bahasa Arab yang mana evaluasi ini lebih dikhususkan pada pembelajaran bahasa Arab. Makalah ini akan mengkaji tentang evaluasi pembelajaran bahasa Arab secara terperinci tentang apa yang dimaksud evaluai dan hal-hal yang terkait dengan evaluasi pembelajaran bahasa Arab.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi tes bahasa ?
2.      Apa saja pendekatan tes bahasa?
3.      Apa saja jenis-jenis tes bahasa?
4.      Bagaimana kaidah penulisan tes bahasa?


C.     Tujuan Masalah
1.   Untuk mengetahui definisi tes bahasa.
2.      Untuk mengetahui pendekatan tes bahasa.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis tes bahasa.
4.      Untuk mengetahui kaidah penulisan tes bahasa.




BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi Tes Bahasa
            Pada bagian sebelumnya (instrument evaluasi pembelajaran) telah dijelaskan bahwa di antara alat evaluasi adalah tes. Telah dijelaskan juga bahwa tes adalah suatu alat atau cara untuk mengadakan evaluasi yang berbentuk pertanyaan(yang harus dijawab) atau suatu (yang harus dikerjakan)oleh anak didik sehingga menghasilkan suatu data (nilai) tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang telah ditetapkan. Melalui penyelenggaraan tes, akan diperoleh informasi tentang seberapa banyak dan seberapa mendalam kemampuan berbahasa arab yang dimiliki oleh seorang siswa.
              Istilah “tes” disebut ikhtibar dalam bahasa. Secara umum, tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Kemampuan berbahasa arab mengacu kepada kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa arab dalam komunikasi nyata sehari-hari.[1]
              Tes dalam kamus Bahasa Araba karangang Haris Wehr (1974:225) diarabkan dengan istilah ikhtibar, dalam kamus besar bahasa Indonesia test didefinisikan sebagai ujian secara tertulis, lisan atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan kemampuan bakat dan kepribadian seseorang. Djiwandono menyatakan bahwa tes adalah alat prosedur atau rangkaian kegiatan yang digunakan untuk memperoleh contoh tingkah laku seseorang yang memberikan gambaran tentang kemampuannya dalam suatu bidang ajaran tertentu. Jadi, tes mengandung arti alat atau instrument yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek akan kemampuannya dalam suatu hal tertentu.[2]


B.  Pendekatan Tes Bahasa
Dalam kajian bahasa dikenal adanya cara pandang atau pendekatan terhadap bahasa itu tergantung pada sudut pandang dan unsur yang dianggap penting oleh ahli yang berbeda atau tahap perkembangan ilmu pengetahuan yang berbeda. Perbedaan cara pandang terhadap bahasa itu dapat dikenali dari berbagai cabang kajian bahasa, termasuk tes bahasa. Diantara berbagai pendekatan tes bahasa itu adalah sebagai berikut :[3]
1.      Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional dalam tes bahasa dikaitkan dengan bentuk pembelajaran bahasa yang tradisional pada kurun waktu ketika belum cukup banyak pembelajaran yang pengembangannya dan penyelenggaraannya didasarkan atas kajian yang memadai terhadap seluk beluk bahasa.
Penyelenggaran tes dalam penyelenggaran pembelajaran secara tradisional itu dilakukan secara tradisional juga tanpa menggunakan suatu teori bahasa tertentu sebagai dasar. Dalam penyelenggaraan tes bahasa dengan pendekatan tradisional ini tidak terdapat patokan yang baku tentang jenis kemampuan bahasa yang dijadikan sasaran tes, cara bagaimana tes itu diselenggarakan, dan bahkan cara bagaimana hasil tes itu dinilai .
Dalam pelaksanaanya penyelenggaraan pendekatan tes bahasa ini banyak diwarnai dengan berbagai bentuk subyektivitas dalam hal pemilihan kemampuan bahasa yang dijadikan sasaran, pemilihan dan penetapan bahan dan isi tes, serta cara penilain pekerjaan peserta tes.
2.      Pendekatan Diskret
Tes diskret atau disebut juga tes atomistik-adalah suatu tes yang hanya menekankan pada satu aspek kebahasaan pada satu waktu. Artinya, kemampuan yang akan diukur adalah tunggal atau satu komponen saja. Dengan demikian, teste tidak membutuhkan berbagai kemampuan integrative atau simultan dalam menjawab suatu pertanyaan. Tes diskret inimempunyai beberpa keuntungan, yaitu :
a)      Dengan mudah tes ini dapat disusun untuk mengukur berbagai jenis butir (mudah atau sukar, pendek atau panjang).
b)      Hasil dapat dengan mudah di proses secara statistik.
Disamping tes deskrit ini mempunyai keuntungan, ia juga mempunyai kelemahan, antara lain tes ini dilaksanakan dengan cara mengisolasi unsur-unsur bahasa.
3.      Pendekatan Integrative
Tes integrative mempunyai landasan linguistik yang sama dengan tes diskret. Akan tetapi, dalam test integrative terdapat penggabungan dari bagian-bagian terkecil pada suatu butir tes. Dapat dikatakan bahwa tes integrative ini sebagai koreksi terhadap kelemahan yang terdapat dalam tes diskret.
Yang termasuk tes integrative baik yang menyangkut aspek kebahasaan maupun keterampilan berbahasa adalah:
a)      Tes menyusun kalimat
b)      Tes menafsirkan wacana singkat yang dibaca atau didengar
c)      Tes memahami bacaan yang dibaca atau didengar
d)     Tes menyusun sebuah alinia berdasarkan kalimat-kalimat yang disediakan.

4.      Pendekatan Pragmatik
Djiwandono mendenifisikan tes prakmatik sebagai prosedur atau tugas yang menuntut pembelajar bahasa untuk mencoba memahami rangkaian elemen bahasa yang tersusun dalam bentuk penggunaan bahasa dengan berbgai kendela kontekstual yang secara alamiah dan wajar terdapat dalam penggunaan bahasa, sehingga mengharuskan peserta tes untuk mengaitkan rangkaian elemen bahasa itu dengan konteks diluar bahasa melaui pemetaan pragmatik.
Pendekatan tes pragmatik ini digunakan berdasarkan teori tentang kemampuan memahami bahasa berdasarkan kemampuan tata bahasa pragmatik. Kemampuan itu berupa kemampuan untuk memahami suatu teks atau wacana
Jenis tes bahasa yang bersifat pragmatik cukup beragam, diantaranya adalah dikte, tes close, pemahaman paraphrase, jawaban pertanyaan, berbicara atau wawancara, menulis, bercerita, dan terjemahan.

5.      Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komonikatif  mendasarkan pandngannya terhadap penggunaan bahasa dalam komonikasi sehari hari senyatanya. Sebagai suatu pendekatan dengan orientasi psikolinguistik dan sosiolinguistik, pendekatan komonikatif mementingkan perana unsur-unsur non kebahasaan, terutama unsur-unsur yang terkait dengan terlaksananya komonikasi yang baik.
Seluk beluk komonikasi itu diantaranya meliputi unsur unsur seperti siapa yang berkomonikasi bagaimana hubungan antara mereka yang melakukankomonikasi , apa maksud dan tujuan dilakukannya komonikasi, dalam keadaan bagaimana komonikasi terjadi, kapan dan bagaimana komonikasi terjadi , dan sebagainya.[4]


C.  Jenis-Jenis Tes Bahasa
Berikut akan diuraikan secara utuh jenis-jenis test bahasa :
1.      Jenis tes bahasa berdasarkan tujuan penyelenggaraan.
a.       Tes seleksi
b.      Tes penempatan
c.       Tes hasil belajar
d.      Tes Diagnostik
e.       Tes uji coba
2.      Jenis tes bahasa berdasarkan tahap atau waktu pelaksanaan
a.       Tes masuk
b.      Tes formatif
c.       Tes sumatif
d.      Pree-Tes
e.       Pos Tes
3.      Berdasarkan cara mengerjakan
a.        tes tertulis
b.      Tes lisan
c.       Tes perbuatan
4.      Berdasarkan jumlah peserta
a.       Tes perorangan
b.      Tes kelompok
5.      Berdasarkan bentuk jawaban
a.       Tes pilihan
b.      Tes jawaban pendek
c.       Ter essay
6.      Berdasarkan cara penilaian
a.       Tes objektif
b.      Tes subjektif
7.      Berdasarkan cara menafsirkan skor
a.       Tes acuan norma
b.      Tes acuan criteria
8.      Berdasarkan objek bahasa yang dinilai
a.       Tes komponen bahasa
b.      Tes keterampilan bahasa
9.      Berdasarkan cara penyusunan
a.       Tes terstandar
b.      Tes buatan guru[5]





1.    Kaidah Penulisan Tes Bahasa
Dalam dunia pendidikan, tes sebagai alat ukur mempunyai peranan yang sangat penting sebagai penentu keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, agar tes yang dihasilkan dapat bermutu baik, maka dalam penyusunan tes ada beberapa aturan (kaidah) yang hendaknya diindahkan oleh pembuat tes, baik untuk tes objektif (dengan beragam jenisnya) maupun tes esai.
Ø  Pertama : kaidah penulisan soal tes pilihan
Tes pilihan adalah tes yang jawabannya sudah disediakan, tugas peserta ujian adalah memilih satu jawaban yang benar atau paling benar dari sejumlah alternatif yang disediakan. Jumlah pilihannya bisa dua( benar-salah) atau lebih (menjodohkan atau pilihan ganda).
                              1.            Soal tes benar-salah
Bentuk soal benar salah merupakan salah satu bentuk soal pilihan yang setiap soalnya terdapat dua macam kemungkinan jawaban yang berlawanan yaitu benar (showab) dan salah (khatha’).
                              2.            Soal tes menjodohkan
Matching test maksudnya sama dengan istilah bahasa indonesia mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan atau menjodohkan, dalam bahasa arab istilah yang umum digunakan adalah muzawajah dengan berbagai tashrifannya. Matching test terderi atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Bentuk soal menjodohkan wujudnya terdiri atas dua kelompok atau kolom. Tugas siswa adalah mencari pasangan yang tepat dalam kedua kelompok itu.


                              3.            Soal tes pilihan ganda
Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari berbagai kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes pilihan ganda (PG) merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyaknya materi yang dapat dicakup oleh tes jenis ini.
Bentuk-bentu soal yang digunakan dalam soal pilihan ganda ada beberapa variasi:
a.       Pilihan ganda biasa
b.      Asosiasi
c.       Hubungan antar hal (pernyataan-SEBAB-pernyataan).
Dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda ada 5 (lima) hal pokok yang perlu diperhatikan dan dipahami oleh para penulis soal. Lima hal tersebuat adalah
a.       Materi soal
b.      Penulisan dasar pertanyaan
c.       Pokok soal
d.      Pilihan jawaban
e.       Bahasa yang digunakan
Ø  Kedua : kaidah penulisan tes jawaban singkat
Soal bentuk jawaban singkat merupakan salah satu bentuk tes yang jawabannya menuntut siswa untuk menjawab soal dengan singkat, yaitu jawabannya dapat berupa satu kata, kelompok kata (frase) simbol, atau angka.
1.      Soal tes isian
Soal bentuk isian merupakan soal yang menuntut siswa untuk melengkapi atau mengisi kata-kata atau kelompok kata yang dihilangkan, dan didaftarkan secara acak pada bagian lain dari soal (biasanya di atas).
2.      Soal tes melengkapi
Soalnya disusun seperti kalimat lengkap, kemudian dihilangkan pada bagian tertentu yang harus diisi oleh siswa. Misalnya :
اقوم من ........................صباحا مبكرا ثم............ في الحمام.
                  


Ø  Ketiga : kaidah penulisan soal tes uraian (esai)
Perlu di tambahkan bahwa bentuk uraian apat diklasifikasika lagi menjadi 2 , yaitu uraian objektif dan uraian nonobjektif. Bentuk uraian objektif adalah suatu soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian atau konsep tertentu, sehingga penskornya dapat dilakukan secara objektif. Bentuk uraian nonobjektif adalah suatu soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian atau konsep menurut pendapat masing-masing siswa, sehingga penskornya sukar untuk dilakukan secara objektif.
            Jadi pada prinsipnya perbedaan antara bentuk uraian objektif dan nonobjektif adalah didasarkan pada metode penskornya. Kaidah penulisan soal tes uraian yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a)      Materi
b)      Konstruksi
c)      Bahasa.

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Pada bagian sebelumnya (instrument evaluasi pembelajaran) telah dijelaskan bahwa di antara alat evaluasi adalah tes. Telah dijelaskan juga bahwa tes adalah suatu alat atau cara untuk mengadakan evaluasi yang berbentuk pertanyaan(yang harus dijawab) atau suatu (yang harus dikerjakan)oleh anak didik sehingga menghasilkan suatu data (nilai) tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang telah ditetapkan. Melalui penyelenggaraan tes, akan diperoleh informasi tentang seberapa banyak dan seberapa mendalam kemampuan berbahasa arab yang dimiliki oleh seorang siswa.




















DAFTAR PUSTAKA
Moh matsna,pengembangan evaluasi dan tes bahasa arab(Tanggerang : Alkitabah ,2012
Abdul Hamid, Mengukur kemampuan bahasa Arab untuk studi Islam,
Malang : UIN Maliki press,2010
Musollin,Evaluasi pembelajaran bahasa arab,( Malang : STAIN Pamekasan 2010).
           



                                                                                   






[1] Moh matsna,pengembangan evaluasi dan tes bahasa arab(Tanggerang : Alkitabah ,2012) hal 42
[2] Abdul Hamid, Mengukur kemampuan bahasa Arab untuk studi Islam, ( Malang : UIN Maliki press,2010 Hlm.
[3] Musollin,Evaluasi pembelajaran bahasa arab,( Malang : STAIN Pamekasan 2010).
[4] Pengembangan Evaluasi da Tes Bahasa Arab
[5] Ibid, Hlm 51-58