Friday, 13 October 2017

MAKALAH HADIS MACAM-MACAM SALAT


HADIS MACAM-MACAM SALAT
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Ibadah
Dosen Pengampu:
Khairul Muttaqin. M.Th.I

Description: E:\Foto\logo kampus\STAINWarna.jpg
Oleh:
Ikmal  (20160702050012)
Aprilita Sari (20160702050006)
Badrut Tamaam Sofyan (20160702050008)
               
PRODI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR
JURUSAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PAMEKASAN
2017

 KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang sudah memberikan kami kesempatan untuk bisa menyelesaikan yang berupa tugas pembuatan makalah ini, karena dengan pembuatan makalah ini kami bisa menambah wawasan dan pengetahuan. Selawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah kita dapat membedakan antara yang hak dan yang batil.
Kami juga ucapkan terimakasih kepada Bpk. Khairul Muttaqin. M, Th.I, sebagai dosen dalam mata kuliah Hadis Ibadah, sekaligus motivator kami, kami sangat mengharapkan berkah beliau, agar ilmu yang beliau berikan pada kami tidak sia-sia, yakni menjadi ilmu yang bermanfaat dan berkah di dunia sampai akhirat kelak.





Pamekasan 28 September 2017
                                                                                                                                                                                                                      Penulis







DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………….……...….I
Kata Pengantar……………………………………………………….…….......I
Daftar Isi……………………………………………………………….…........II
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……………………………………………………........1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………….......1
C.     Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Hadis Macam-Macam Salat ...................................................................3
1.      Hadis Macam-Macam Salat Wjib  ...................................................3
2.      Hadis Macam-Macam Salat Sunah...................................................4
B.     Fikih Hadis..............................................................................................6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………..……………...……...…….....8
B.     Saran-Saran.............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………...…………………......10

 BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Salat merupakan rukun Islam yang kedua, meskipun begitu, salat merupakan amal ibadah yang pertama kali yang dihisab di akhirat. Salat juga merupakan tiang agama, orang lalai dalam salat, apalagi sampai tidak mengerjakan salat, maka orang tersebu sudah merobohkan tiang agama. Salat jyga merupakan salah satu cara yang sangat istimiwa untuk menghambakan diri kepada sang pencipta, bakhan Nabi Muhammad yang sudah mendapat jaminan mendapatkan surga dan sudah di maksum oleh Allah masih sangat rajin melakukan salat, hal itu merupakan indikasi bahawa salat adalah ibadah yang sangatlah istimewa di hadapan Allah.
Berbicara mengenai salat, salat yang pertama kali diwajibkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad di waktu pelaksanaan isra mikraj adalah sebanyak 50 kali sehari semalam, karena Nabi Muhammad begitu cintanya kepada umatnya, beliau meminta kepada Allah untuk dikurangan karena umatnya tidak mungkin sanggup melaksanakan kewajiaban sebanyak itu. Akhirnya Allah mengkabulkan permintaan Nabi Muhammad dan dikurangi sampai menjadi lima waktu saja sehari semalam, yang pahalanya sama dengan salat 50 kali sehari semalam.
Dalam Islam, selain ada salat yang diwajibkan, juga ada banyak macam- macam salat yang disunahkan yang tentunya dibalik salat sunah itu banyak keutamaan yang Allah berikan kepada umatnya,  maka untuk lebih bisa memahami salat-salat yang ada dalam Islam, maka kami berinisiatif memberikan sebuah sumbangan pengetahuan mengenai macam-macam salat, yang akan kami sajikan dalam bentuk makalah.

B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami angkat adalah sebagai berikut:
1.        Apa saja hadis yang menerangkan pembagian salat?
2.        Dan bagaimana kesimpulan fikihnya?


C.      Tujuan Penulisan
1.      Bisa mengetahui hadis-hadis yang menerangkang penmbagian salat.
2.      Bisa mengetahui hasil hukum fikih dari hadis-hadis tersebut.





























BAB I
PEMBAHASAN
A.      Hadis Macam-Macam Salat
Salat ditinjau dari segi tuntutan untuk melakukan dibagi menjadi dua bagian, yaitu salat wajib dan salat sunah. Artinya, salat wajib merupakan salat yang wajib dilakukan oleh setiap kaum muslim baik laki-laki maupun perempuan dan apabila meninggalkan wajib menggantinya. Adapun salat yang hanya disunahkan, merupakan salat yang tidak ada tuntutan untuk melakukan, apabila melakukan dapat pahala, apabila meninggalkan tidak ada tuntutan untuk menggantinya. Salat wajib dan sunah ada bagian masing-masing sebagaimana dijelaskan berikut.

1.        Hadis Macam-Macam Salat Wajib
a.         Salat lima waktu
عن انس بن مالك رضي الله عنه قال , فرضت على النبي صلى الله عليه وسلم الصلوات ليلةاسرى به خمسين, ثم نقصت حتى جعل خمسا. ثم نودي: يا محمد انه لايبدل القول لدي وان لك بهذه الخمس خمسين. رواه الترمذي
Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata: diwajibkan salat itu pada Nabi Muhammad SAW pada malam isra, lima pulih kali, kemudian dikurangai sampai menjadi lima. Kemudian Nabi dipanggil, “Ya Muhammad , sesungguhnya tidak diganti ketetapan itu di sisi-Ku. Dan sesungguhnya lima kali itu sama dengan lima puluh kali. H.R. At-Tirmidi.[1]
عن طلحة بن عبيدالله ان اعرابيا جاء الى راسول الله صلى الله عليه وسلم ثائر الرأس, فقال : يارسول الله , أخبرني ما فرض الله علي من الصلاة, قال الصلوات الخمس الا ان تطوع شيئا. رواه البخاري.
Dari Thalhah bin Ubaidillah, bahwa seorang Arab gunung datang kepada Rasulullah dalam keadaan rambut kusut, lalu ia bertanya, “Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku , apa yang Allah wajibkan kepadaku tentang salat? Beliau bersabda “Salat-salat yang lima kecuali kamu mau melakukan yang sunah”. H.R, Bukhari.[2]
b.        Salat jumat
عن عبد الله بن عمر وابي هريرة رضي الله عنهم, انهما سمعا رسول الله صلى الله عليه وسلم . يقول على اعواد منبره. لينتهين اقوام عن ودعهم الجمعات, او ليحتمن الله على قلوبهم ثم ليكونن من الغافلين. رواه مسلم.
Dari Abdullah ibn Umar r.a dan Abu Hurairah r.a, bahwasanya mereka telah mendengar Rasulullah SAW bersabda di atas kayu mimbarnya hendaklah orang-orang betul-betul berhenti meninggalkan salat jumat, atau Allah akan menutup hati-hati mereka, kemudian mereka benar-benar termasuk orang-orang yang lupa. H.R. Muslim.[3]

2.        Hadis Macam-Macam Salat Sunnah
a.         Salat sunah rawatib
عن ابن عمر رضي الله عنه قال: حفظت من النبي صلى الله عليه وسلم عشر ركعات: ركعتين قبل الظهر, وركعتين بعدها, وركعتين بعد المغرب في بيته, وركعتين بعد العشاء في بيته, وركعتين قبل الصبح. رواه مسلم
Dari Ibn Umar r.a dia berkata: Saya menghafal dari Nabi sepuluh rakaat, dua rakaat sebelum zuhur, dua sesudahnya, dua rakaat setelah magrib, dalam rumahnya, dua rakaat setelah isya dalam rumahnya, dan dua rakaat sebelum subuh. H.R Muslim.[4]
وعن عائشة رضي الله عنها . ان النبي صلى الله عليه وسلم   كان لا يدع اربعا قبل الظهر, وركعتين قبل الغداة . رواه البخاري
Dari Aisyah r.a bahwasanya Nabi tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum zuhur dan dua rakaat sebelum subuh. H.R Bukhari.[5]
b.        Salat idulfitri dan iduladha
عن ابي عمير بن انس ابن مالك رضي الله عنهما. عن عمومة له من الصحابة, ان ركبا جاءوا, فشهدوا انهم رأوا الهلال بالأمس, فأمرهم النبي ان يفطروا, واذا أصبحوا يغدوا ألى مصلاهم. رواه أبو داود
Dari Abu Umair bin Anas bin Malik dari paman-pamannya di kalangan sahabat bahwasanya kafilah datang lalu bersaksi bahwa mereka melihat bulan tanggal satu kemaren. Lalu Nabi memerintahkan untuk berbuka dan besok pagi pergi ke mushalla. H.R, Abu Daud.[6]
c.         Salat kusuf dan khusuf
عن المغيرة بن شعبة رضي الله عنه, قال: انكسفت الشمس لموت أبراهيم , فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم أن الشمس و القمر ايتان من ايات الله لا ينكسفان لموت احد ولا لحياته, فأذا رأيتمواهما فادعو الله وصلوا حتى تنكشف رواه البخاري
Dari Mughirah bin Syu’bah r.a, dia berkata: Pernah terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah pada hari wafatnya Ibrahim, lalu orang-orang berkata: Telah terjadi gerhana karena wafatnya Ibrahim. Lalu Rasulullah bersabda: sesungguhnya matahari da bulan adalaah dua tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak akan terjadi gerhana karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu apabila engkau melihat kedunya, maka berdo’alah kepada Allah dan shalatlah hingga kembali seperti semula. HR. Bukhari.[7]
d.        Shalat Istisqa
عن ابن عباس رضي الله عنه. قال خرج النبي صلى الله عليه وسلم متواضعا, متبذلا, متخشعا, مترسلا, متضرعا, فصلى ركعتين, كما يصلي في العيد لم يخطب خطبتكم هذه. رواه مسلم.
Dari Ibn Abbas r.a, dia berkata: Nabi keluar dengan keadaan merendah dari, berpakaian sederhana, penuh khusyu, tenang, berdoa, lalu salat dua rakaat sebagaimana salat id. Beliau berhutbah tidak seperti khutbahmu ini. R.H, Muslim.[8]  
B.       Fikih Hadis
Shalat adalah intisari dari semua rangkaian jenis ibadah formal. Dan menjadi salah satu tolak ukur keselamatan kita nanti sewaktu dihisab di hari kiamat, karena merupakan materi yang pertama kali dipertanyakan.[9]
itu sudah menjadi fardu ‘ain bagi setiap muslim untuk belajar dan mengerti dengan benar bagaimana tata cara shalat, mulai dari pengertian, syarat, rukun, yang membatalkan, apa yang diwajibkan dan apa yang sekedar disunahkan.
Salat secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu  salat fardu dan sunah, sebagaimana akan dijelaskan.
1.        Salat Fardu
Salat fardu merupakan  ritual ibadah yang  diwajibkan kepada semua makhluknya, selama sehari semalam , semua orang muslim yang balig dan berakal wajib melaksanakan salat sebanyak lima kali, yaitu subuh, duhur, asar, magrib, isya, dan subuh.[10] Kecuali pada hari Jumat maka semua orang Islam yang laki-laki wajub melaksanakan salat yang bernama salat jumat, dan apabila sudah melaksnakan salat jumat maka tidak diwajibkan melaksnakan salat duhur.[11]
2.        Salat Sunah
Salat sunah merupakan salat yang tidak ada tuntuan untuk melakukan oleh syari’. Dalam artian tidak ada ancaman bagi orang yang meninggalkan, tapi bagi orang yang istiqamah melakukan salat sunah ini, maka akan mendapatkan kuatamaan dari Allah SWT.
Mengenai macam-macam salat sunah ini sangat banyak jumlahnya, yang di antaranya sebagai berku:
a.         Salat sunah rawatib
Salat sunah rawatib adalah salat sunah yang muakkad dilakukan sebelum salat fardu atau sesudahnya. [12] Adapun megenai jumlah rakaatnya semua ulama sepakat, bahwa jumlah rakaat yang sering dilakukan oleh nabi berjumlah sepuluh, yaitu dua rakaat sebelum subuh, dua rakaat sebelum duhur dn juga sesudahnya, dua rakaat sesudah magrib, dua rakaat sesudah isya, tapi ketika melihat dari keutamaannya, maka imam mujtahid menambahkan jumlah rakaat yang berbeda-beda.[13]
b.        Salat idulfitri dan iduladha
Salat idulfitri dan iduladha adalah salat sunah muakkad yang dilakukan yang disyariatkan baik secara berjamaah sendirian, atau dalam keadaan perjalanan dengan waktu yang sudah ditentukan.[14]
c.         Salat sunah kusuf dan husuf
Salat kusuf adalah salat sunah yang dilakukan karena terjadinya gerhana matahari. Adapun husuf dilakukan ketika terjadinya gerhana bulan.[15]
d.        Salat istisqa
Salat sunah yang dilakukan untuk meminta pertolongan turunnya hujan.[16]




BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.        Di antara hadis yang menjelaskan tentang macam-macam salat adalah sebagai berikut:
عن انس بن مالك رضي الله عنه قال , فرضت على النبي صلى الله عليه وسلم الصلوات ليلةاسرى به خمسين, ثم نقصت حتى جعل خمسا. ثم نودي: يا محمد انه لايبدل القول لدي وان لك بهذه الخمس خمسين. رواه الترمذي
Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata: diwajibkan salat itu pada Nabi Muhammad SAW pada malam isra, lima pulih kali, kemudian dikurangai sampai menjadi lima. Kemudian Nabi dipanggil, “Ya Muhammad , sesungguhnya tidak diganti ketetapan itu di sisi-Ku. Dan sesungguhnya lima kali itu sama dengan lima puluh kali. H.R. At-Tirmidi.
عن ابن عمر رضي الله عنه قال: حفظت من النبي صلى الله عليه وسلم عشر ركعات: ركعتين قبل الظهر, وركعتين بعدها, وركعتين بعد المغرب في بيته, وركعتين بعد العشاء في بيته, وركعتين قبل الصبح. رواه مسلم
Dari Ibn Umar r.a dia berkata: Saya menghafal dari Nabi sepuluh rakaat, dua rakaat sebelum zuhur, dua sesudahnya, dua rakaat setelah magrib, dalam rumahnya, dua rakaat setelah isya dalam rumahnya, dan dua rakaat sebelum subuh. H.R Muslim
2.        Salat wajib selama sehari semalam ada lima waktu yaitu, subuh, duhur, asar, magrib isya, kecuali pada hari jumat, semua orang muslim yag laki-laki wajib melaksanakan salat jumat
Adapun salat sunah ada banyak di antaranya adalah sunah rawatib (salat sunah yang dilakukan sebelum atau sesudah salat fardu), idulfitri, iduladha, kusuf (gerhana matahari), husuf (gerhana bula), dan istisqa (meminta hujan).
B.       Saran-Saran
Penulis sarankan kepada semua para pembaca, makalah ini apabila terdapat kesalahan untuk diperbaiki, karna kesalahan itu memang murni dari penulis, dan sebaliknya kebenaran hanya semata-mata murni dari Allah SWT.



















DAFTAR PUSTAKA
An-Nuriy Sulaiman. Ibanat al-Ahkam juz I. (Surabaya: Al-Hidayah, tt
At-Tirmidzi Imam. Sunan al-Tirmidzi juz I. Bairut: Dar al-Fikr, 2009.
bin Abdurrahman Muhammad. Rahmat al-Ummah. Surabaya: Al-Hidayah, tt.
Bukhari Imam, Shahih Bukhari juz II. Bairut: Dar al-Fikr, 2005.
Muslim Imam. Jami’ al-Shahih juz III. Bairut: Dar al-Fikr, t,t.
Qasim Ib. Al-Baijury juz I. Surabaya: Nurul Huda, tt.
Sarwat Ahmad. Seri fiqih Kehidupah. Jakarta: DU Publishing, 2011.
Suja’Abi. Fathu al-Qarib. Surabaya: Al-Hidayah, tt.
Sulaiman Abi Daud. Sunan Abu Daud juz II. Damaskus: Dar Al-Risalah al-Alawiyah, 2009



[1] Imam at-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi juz I, (Bairut: Dar al-Fikr, 2009), hlm. 254.
[2] Imam Bukhari, Shahih Bukhari juz II, (Bairut: Dar al-Fikr, 2005), hlm.225
[3] Imam Muslim, Jami’ al-Shahih juz III, (Bairut: Dar al-Fikr, t,t), hlm. 10
[4] Ibid.
[5] Imam Bukhari, Shahih Bukhari juz
[6] Abi Daud Sulaiman, Sunan Abu Daud juz II, (Damaskus: Dar Al-Risalah al-Alawiyah, 2009), hlm. 345
[7] Imam Bukhari, Shahih Bukhari juz
[8] Imam Muslim, Jami’ al-Shahih juz I, hlm
[9] Ahmad Sarwat, Seri fiqih Kehidupah, (Jakarta: DU Publishing, 2011), hlm. 79
[10] Ibn Qasim, Al-Baijury juz I, (Surabaya: Nurul Huda, tt), hlm. 121
[11] Ibid, hlm. 211
[12] Sulaiman an-Nuriy, Ibanat al-Ahkam juz I, (Surabaya: Al-Hidayah, tt), hlm. 497.
[13] Muhammad bin Abdurrahman, Rahmat al-Ummah, (Surabaya: Al-Hidayah, tt), hlm. 44
[14] Abi Suja’, Fathu al-Qarib, (Surabaya: Al-Hidayah, tt), hlm. 19
[15] Ibid
[16] Ibid, hlm. 20