MAKALAH
ULUMUL QUR’AN
Disusun
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah:
“Ulumul
Qur’an”
Dosen
Pengampu :
Akh.
Syaiful Rijal, S.Th.,M.Pd.I.
Disusun
Oleh Kelompok 2 :
Ach azmi adibi
Ach zian firadis
Taufikur rifkianto
Fatimatus zahrah
PRODI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
TAHUN AJARAN 2017-2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa
atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik dan hidayahNYA sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana, semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai acuan atau petunjuk
bagi pembaca dalam mengetahui tentang ULUMUL QUR’AN dalam pembahasan ILMU MAKKI DAN MADANI.
Harapan kami semoga makalah ini dapat
membantu menambah pengetahuan dan memberi pengalaman pembaca, kami menginginkan
koreksi dari pembaca agar kami dapat memperbaiki lebih baik lagi kedepannya.
Makalah yang kami buat ini masih banyak
kekurangan karena kami masih kurang berpengalaman, oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Pamekasan, 3 oktober 2017
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah...........................................................................................1
C.
Tujuan
Penulisan.............................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian ilmu makki dan madani
...............................................................2
B.
Cara-cara mengetahui makkiyyah dan
madaniyyah.......................................4
C.
Ciri-ciri spesifik makkiyah dan
madaniyah....................................................5
D.
Macam-macam surah makkiyah dan
madaniyah dan dasarnya.....................6
E.
Faedah mengetahui makki dan
madani..........................................................7
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan....................................................................................................9
B.
Saran..............................................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Ayat-ayat
Al-Qur’an ada yang diturunkan di kota mekkah dan sekitarnya. Dan ada juga yang
di turunkan di kota madinah dan sekitarnya, sehingga dam Al-Qur’an ada surah yang
diberi nama surah makkiyah dan ada pula surah yang diberi nama surah madaniyah.
Dan keseluruhan mencakup tentang pembahasan makkiyah dan madaniyah akan dikaji
dalam makalah ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang
di maksud dengan ilmu makki dan madani?
2. Apa
faedah mengetahui makki dan madani?
3. Apa
ciri-ciri spesifik dari makki dan madani?
4. Apa
cara mengetahui surah makkiyah dan madaniyah?
C. TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
ilmu makki dan madani
2.
Untuk mengetahui faedah mengetahui
makki dan madani
3.
Untuk mengetahui ciri-ciri
spesifik dari makki dan madani
4.
Untuk mengetahui cara menentukan
surah makkiyah dan madaniyah
Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MAKKIYAH DAN MADANIYAH
Yang disebut ilmu makki dan madani ialah ilmu yang membahas ihwal
bagian Al-Qur’an yang makki dan madani, baik dari segi artidan maknanya cara
mengetahuinya, atau tanda masing-masingnya, maupun macam-macamnya.
Sedangkan yang dimaksud makki dan
madani ialah bagian-bagian kitab suci Al-Qur’an,dimana ada sebagiannya termasuk
makki dan madani. Tetapi dalam memberikan kriteria bagian mana yang termasuk
makki dan mana yang termasuk madani itu, atau di dalam mendefinisikan
masing-masingnya, ada beberapa teori yang berbeda-beda, karena perbedaan
orientasi yang menjadi dasar tinjauwan masing-masing.
Para sarjana muslim mengemukakan
empat teori perspektif dalam mendefinisikan terminologi makkiyah dan madaniyah.
Keempat perspektif
itu adalah :
·
Masa turun
·
Tempat turun
·
Objek pembicaraan
·
Tema pembicaraan
·
Masa turun
Dari perspektif masa
turun ( waktu ) mereka mendelegasikan kedua terminologi di atas sebagai berikut
Makkiyah ialah
ayat-ayat yang turun sebelum rasulullah hijrah ke madinah kendatipun bukan
turun di mekkah. Sedangkan madaniyah adalah ayat yang turun sesudah rasulullah
hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di madinah ayat-ayat yang turun
setelah peristiwa hijrah disebut madaniyah walaupun turun di mekah atau arafah.
·
Dari perspektif tempat turun
Makkiyah ialah ayat-ayat yang turun
di mekkah dan sekitarnya seperti mina, arafah dan hudaibiyah. Sedangkan
madaniyah adalah ayat-ayat yang turun di madinah dan sekitarnya seperti uhud, duba’
dan sus’6.
·
Dari perspektif objek pembicaraan
Dari perspektif objek pembicaraan mereka mendefinisikan
kedua terminologi sebagai berikut.
Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab-kitab bagi
orang-orang mekah, sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang menjadi
kitab-kitab bagi orang-orang madinah9.
·
Dari perspektif tema pembicaraan
Dari perspektif tema pembicaraan akan
di singgunglebih rinci dalam uraian karakteristik keduanya. Kendatipun
menggunakan pendefinisian makkiyah dan madaniyah dari perspektif masa turun,
subhi shahih melihat komponen serapa dalam tiga pendefinisian pada ketiga versi
itu terkandung masa tempat dan orang12. bukti lebih lanjut dari tesis shahih di atas bisa dilihat
dalam kasus surah Al-mumtahanah [60] bila dilihat dari perspektif tempat turun,
surah itu termasuk madaniyah karena diturunkan setelah peristiwa hijrah. Akan
tetapi dalam perspektif objek pembicaraan surah itu termasuk makkiyah karena
menjadi kitab bagi orang-orang mekah. Oleh karena itu para sarjana muslim memasukkan
surah itu ke dalam “Ma Nuzilah bin al-madaniyah wa hukmuhu makki” (ayat-ayat
yang diturunkan di madinah sedangkan hukumnya termasuk ayat-ayat yang turun di
mekah)13.[2]
B.
CARA-CARA MENGETAHUI MAKKIYAH DAN MADANIYAH
Cara mengetahui
tanda-tanda suatu surah/ayat itu makkiyah atau madaniyah, tidak ada jalan lain
kecuali harus dengan dasar riwayat dari para sahabat nabi/para tabi’in yang
menjelaskan hal tersebut sebab, tidak ada nas dari hadist nabi Muhammad SAW.
Yang khusus menjelaskan soal-soal makkiyah dan madaniyah ini, hal ini di
karenakan para sahabat dan tabi’in pada waktu itu tidak membutuhkan penjelasan
soal tersebut, karena mereka sudah menyaksikan sendiri waktu-waktu turunnya
wahyu, cara turunnya dan materinya serta kasus yang menyebabkan tururnnya
Al-qadhi
abu bakar dalam kitabnya al-intishari memberi alasan mengapa tidak ada nas soal
makkiyah dan madaniyah ini dari nabi SAW. Ialah karena beliau tidak
diperintahkan untuk menjelaskan hal hal itu. Allah SWT pun tidak menjadikan
pengetahuan tentang makkiyah dan madaniyah ini sebagai kewajiban.
Karena
hal-hal tersebut itulah, maka satu-satunya jalan mengetahui makkiyah dan
madaniyah itu harus melalui riwayat-riwayat dari para sahabat dan tabi’in.
Imam
Al-ja’bari menegaskan
قال الجعبري: لمعرفة المكي والمداني
طريقتان سماعي ما وصل الينا نزوله
Al-ja’bari
berkata: untuk mengtahui makki dan madani ada dua jalan, yaitu sima’i (riwayat)
dan qiyasi (penerapan). Yang jalan sima’i ialah menurut riwayat yang sampai
kepada kita mengenai turunnya al-qur’an itu, sedangkan yang qiyasi (penerapan)
yaitu seperti yang dikatakan Al-qaman dari abdullah, yakni semua surah yang
berisi “ya ayyuhan naasu” dan seterusnya seperti dalil kedua dari teori content
analysis[3]
C. CIRI-CIRI SPESIFIK MAKKIYAH DAN MADANIYAH
1.
Ciri-ciri surah makkiyah
a.
Surah-surah atau
ayat-ayatnya pendek-pendek.
b.
Di dalamnya terdapat
ayat-ayat sajadah.
ويسبحونه وله يسجدون
Artinya: dan mereka bertasbih memujimu dan
hanya kepadanyalah mereka bersujud.
c.
Ayat-ayatnya dimulai dengan
kata “kalla”.
d.
Dimulai dengan ungkapan “ya
ayyuhan nas” dan sebangsanya.
e.
Dan ayat-ayatnya mengandung
tema kisah para nabi dan umat terdahulu.
f.
Ayat-aytnya berbicara
tentang kisah nabi adam dan iblis.
2.
Ciri-ciri surah madaniyah
a.
Mengandung ketentuan-ketentuan
faraid contohnya: al-baqarah.
b.
Mengandung sindiran-sindiran
terhadap kaum munafikun contohnya: al-munafiqun.
c.
Berisi hukum-hukum ibadah, seperti
hukum salat, zakat, puasa, haji dan sebagainya. Contohnya: al-baqarah,
at-taubah dll.
d.
Kebanyakan surah/ayatnya
panjang-panjang, sebab ditujukan kepada penduduk madinah yang orang-orangnya
kurang terpelajar, sehingga perlu dengan ungkapan yang luas biar jelas.
e.
Berisi hukum-hukum muamalah,
seperti jual beli, sewa-menyewa, gadai, hutang-piutang dan sebagainya.
Contohnya: al-baqarah, an-nisa’ dll.[5]
D.
MACAM-MACAM SURAH MAKKIYAH
DAN MADANIYAH DAN DASARNYA
A.
macam-macam surah makkiyah
dan madaniyah
pada umumnya, para ulama’ memberi
macam-macam surah al-qur’an menjadi dua kelompok, yaitu surah-surah makkiyah
dan madaniyah. Mereka berbeda pendapat dalam menetapkan jumlah masing-masing
kelompoknya. Sebagian ulama mengatakan bahwa jumlah surah makkiyah ada 94 surah
sedangkan surah madaniyyah ada 20 surah. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa
jumlah surah makkiyah 84 surah, sedagkan yang madaniyyah ada 30.
Perbedaan pendapat para ulama itu di
karenakan adanya sebagian surah yang seluruh ayat-ayatnya makkiyyah atau
madaniyyah, dan ada sebagian surah lain yang tergolong makkiyah atau
madaniyyah, tetapi di dalamnya berisi sedikit arti yang lain statusnya karna
itu, dari segi makkiyah dan madaniyyah ini, maka surah Al-qu’an itu terbagi
menjadi empat macam, sebagai berikut :
1.
Surah-surah makkiyah murni
Yang
seluruh ayat-ayatnya juga berstatus makkiyah semua,tidak ada satupun yang
madaniyyah. Surah-surah yang berstatus makkiyah murni ini seluruhnya ada 58
surah, seperti: surah al-fatihah, yunus, al-anbiya’, dan semua surah-surah
pendek pada juz 30
2.
Surah-surah madaniyah murni
Yaitu
surah-surah madaniyah yang seluruh ayat-ayatnyapun madaniyah semua, tidak ada
satu ayatpun yang makkiyah. Surah-surah yang berstatus madaniyah murni ini
seluruhnya menurut para peneliti penulis ada 18 surah, seperti surah al-imron,
an-nisa’, dan lain-lain.
3.
Surah-surah makkiyah yang berisi
ayat madaniyah
Yaitu
surah-surah yang sebetulnya kebanyakan ayat-ayatnya adalah makkiyah, sehingga
berstatus makkiyah, tetapi didalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus
madaniyah. Surah yang demikian dalam Al-qur’an ada 32 surah, yang terdiri dari
2699 ayat. Contoh: surah al-an’am, al-a’raf, yusuf dan lain-lain.[6]
4.
Surah-surah madaniyah yang berisi
ayat makkiyah
Yaitu
surah yang kebanyakan ayat-ayatnya berstatus madaniyah. Surah-surah yang
seperti ini dalam Al-qur’an hanya ada 6 surah. Yaitu surah al-baqarah, al-maidah,
al-anfal, at-taubah,
al-hajj dan surah muhammad.[7]
B. Dasar-dasar penetapan makkiyyah dan madaniyyah
Adapu
dasar yang menentukan sesuatu surah itu makkiyah atau madaniyah ada dua hal.
Yaitu:
1.
Dasar aghlabiyah (mayoritas),
yakni kalau sesuatu surah itu mayoritas atau kebanyakan ayat-ayatnya adalah
makkiyah.sebaliknya, jika yang terdapat ayat-ayat dalam suatu surah itu adalah
madaniyah atau di turunkan setelah nabi hijrah ke madinah, maka surah tersebut
di sebut sebagai surah madaniyah
2.
Dasar taba’iyah (kontinuitas)
yakni kalau permulaan sesuatu surah itu didahului dengan ayat-ayat yang turun
di mekah atau turun sebelum hijrah. Maka surah tersebut bersatus sebagai surah
makkiyah begitu pula sebaliknya jika ayat-ayat pertama suatu surah itu di
turunkan di madinah atau berisi hukum-hukum syari’at, maka surah tersebut di
namakan surah madaniyah.
Dasar
kedua ini di dasarkan pada hadist riwayat ibnu abbas r.a
Artinya: kalau awal
surah itu diturunkan dimekkah, maka dicatat sebagai surah makkiyah, lalu allah
menambahkan dalam surah itu ayat-ayat yang dikehendakinya.
E.
FAEDAH MENGETAHUI MAKKI DAN
MADANI ANTARA LAIN
a.
Mudah diketahui mana ayat-ayat
yang turun lebih dahulu dan mana ayat yang turun belakang dari kitab suci
al-qur’an.
b.
Mengetahui hikmah di syariatkannya
suatu hukum sebab dengan ilmu makki dan
madani dapat diketahui itu secara bertahap, sehingga dapat pula diketahui
mengapa sesuatu hukum itu di syari’atkan secara demikian. Contoh: sepertti
diharamkannya minuman keras yang penetapan hukumnya itu secara bertahap.
c.
Meningkatkan keyakinan orang
terhadap kesucian, kemurnian dan keaslian Al-Qur’an, melihat bahwa hukum-hukum
ajarannya ataupun bentuk tulisannya dan kata-kata serta kalimatnya tetapi tidak
berkurang atau bertambah satu hurufpun.
d.
Dapat mengetahui situasi dan
kondisi masyarakat kota Mekkah dan Madinah khususnya pada waktu turunnya
ayat-ayat Al-Qur’an.
e.
Mengerti perbedaan bentuk bahasa
Al-Qur’an yang dalam surah Makkiyah berbeda dengan surah Madaniyah. Sebab dalam
surah Makkiyah yang ditujukan kepada orang-orang kafir quraisy yang banyak
pakar ahli bahasa arabnya memakai bentuk bahasa yang singkat, padat. Sedangkan
dalam surah madaniyah ditujukan pada masyarakat madinah. Yang banyak
orang-orang asing belum mengenal bahasa arab. Menggunakan unkapan panjang lebar
agar mudah di serap mereka.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ilmu makki dan madani itu ialah
ilmu yang membahas ihwal bagian Al-Qur’an yang makki dan madani, baik dari segi
arti dan maknanya, cara mengetahuinya atau tanda masing-masingnya, maupun
macam-macamnya. Sedangkan makki dan madani ialah bagian-bagian kitab suci
Al-Qur’an dimana sebagiannya termasuk makki dan madani.
Jika seseorang ingin
mengetahui antara makki dan madani yaitu dengan cara periwayatannya dan qiyasi.
Adapun ciri-ciri dari makki dan madani banyak salah satunya dapat di simpulkan
jika makkiyah itu surahnya pendek-pendek, sedangkan madaniyah panjang-panjang.
Adapun faedah mengetahui makki dan madani juga banyak salah satunya kita dapat
mudah mengetahui mana ayat-ayat yang turun di lebih dahulu dan mana ayat yang
tutun belakangan dari kitab Al-Qur’an.
B.
Saran
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT , karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
pengertian ilmu makki dan madani dalam materi ulumul qur’an, Kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu kami minta kritik dan
sarannya bagi pembaca, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Page|
9
DAFTAR
PUSTAKA
v Prof . Dr . H . Muhammad Amin Suma . S . H ., M . A ., MM . Ulumul
Qur’an
v Dr. H . Anshori , IAI
. M . AM Ulinnuha Khusnan Ulumul Qur’an
v Prof . Dr . Rosihon anwar , M . Ag ., Drs . Maman abd djaliel , M . Ag
. cv pustaka setia
v Prof . Dr . Abdul Djalal , H . A cv
. dunia ilmu
Page|
10
[1] Manna Al-Qatha (nan, mabahits fi ulum Al-Qur’an, mansyurat al-ashr
al-hadist, ttp,ig 73, ha) 61-62
2badr. Al. Bin muhammad bin abdillah az-zaikasyi
al-burhan fi ulum Al-Qur’an, jilid 1 halaman, 187
Page
| 2
. Al-Qur’an
;loc_cit.
. Ash
Shahih, op, cit.
. Az-zarkasyi,
op. Cit halaman 195
Page
| 3
[4][ibid, hal.63-64, al-zarkasyi, op. Cit. Hal 188