Monday, 23 October 2017

PEMBANDING TEORI SIGMUND FREUD


PEMBANDING TEORI SIGMUND FREUD

TUGAS
Disusun untuk memenuhi tuga mata kuliah Pengembangan Kepribadian Dalam Psikologi yang diampu oleh Fathal Haliq, M.Si



Disusun Oleh:


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017


TEORI KEPRIBADIAN SIGMUND FREUD

A.    TOKOH YANG MEMILIKI TEORI KONTRA DENGAN SIGMUND FREUD

1.      ALFERD ADLER
Alfred Adler bukan seorang teroris atau seorang yang dikendalikan secara berlebihan oleh ambisi. Psikologi individualnya menggambarkan pandangan optimis akan manusia yang bersandarpada gagasan minat sosial yaitu perasaan menyatu dengan semua umat manusia. Selain pandangan Adler yang lebih optimis pada manusia, beberapa perbedaan lain membuat hubungan antara Freud dan Adler cukup rapuh.[1]
Pertama, Freud mendeduksikan bahwa semua motivasi menjadi seks dan agresi, sedangkan Adler melihat manusia lebih banyak dimotivasi oleh pengaruh sosial dan perjuangan mereka untuk mencapai superioritas atau keberhasilan. Kedua, Freud berasumsi bahwa manusia mempunyai sedikit piilihan atau tidak mempunyai pilihan sama sekali dalam membentuk kepribadian mereka. Sedangkan Adler percaya bahwa manusia mempunyai tanggung jawab besar akan siapa diri mereka. Ketiga, asumsi Freud bahwa perilaku saat ini disebabkan oleh pengalaman masa lalu, yang sangat berlawanan dengan gagasan Adler, yaitu perilaku saat ini dibentuk oleh pandangan manusia akan masa depan. Keempat, kontras dengan Freud yang sangat menekankan komponen ketidak sadaran dalam perilaku, Adler percaya bahwa manusia yang sehat secara psikologis biasanya sadar dengan apa yang mereka lakukan dan mengapa mereka melakukannya.[2]
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Adler merupakan anggota awal dari sekelompok kecil dokter yang bertemu dirumah Freud pada rabu malam untuk mendiskusikan mengenai topik psikologi. Namun ketika perbedaan teoritis dan personal antara Adler dengan freud muncul, Adler meninggalkan lingkaran Freud dan membuat teori yang  berlawanan yang kemudian dikenal dengan Psikologi Individual.
Selama hampir satu dekade, Alferd Adler merupakan anggota ktif  Vienna Psychoanalytic Society. Akan tetapi pada 1911 ketika ia mempresentasikan pandangannya kepada anggota lain kelompok ini, dia banyak mendapat pertentangan. Sehingga dia membentuk psikologi individualnya sendiri. Ide apa yang dianggap paling tidak diterima bagi Psikoanalisis? Kita jelas tidak dapat membahas teori Adler secara keseluruhan tetapi kita dapat membahas beberapa pandangannya untuk melihat perbedaan penting antara pandangan-pandangannya dengan pandangan Psikoanalisis.[3]
Mungkin yang paling penting dalam perpisahan antara Adler dan freud adalah penekanannya yang lebih besar kepada dorongan sosial dan pikiran sadar ketimbang dorongan instink seksual dan proses bawah sadar.
Pada awalnya Adler tertarik pada kelemahan organ tubuh, namun secara gradual dia menajdi tetarik kepada perasaan inferioritas psikologis dan perjuangan kompensatoris untuk menutupi atau menekan perasaan-perasaan yang menyakitkan. Kaena itu, ketika Freudian memandang tindakan Theodore Roosevelt yang menunjukkan kekerasan dan membawa “tongkat yang besar” sebagai pertahanan terhadap Castration Anciety, Adleriyan justru memandangnya sebagai sesuatu yang sedang mengekspresikan pergulatan kompensatoris terhadap perasaan inferioritas yang mengasosiasikannya kepada kelemahan padamasa kanak-kanak. Freudian mungkinmemandang wanita yang agresif sebagai sosok yang sedang mengeksprsikan penis envy, sedangkan Adlerian mungkin memandangnya sebagai seseorang yang sedang mengekspresikan protes terhadap maskulinitas atau penolakan terhadap stereotip kelemahan dan inferioritas feminim. Menurut Adler, cara seseorang dalam menghadapi perasaan yang seperti itu akan menjadi bagian dari gaya hidupnya-mennjadi aspek unik dari fungsi kepribadiannya. Berbagai konsep ini memang mengindikasikan penekanan yang lebih pada aspek sosial daripada aspek biologis.  [4]


2.      CARL JUNG
Jung berpisah dari Freud beberapa tahun setelah Adler dan mengembangkan aliran pemikirannya sendiri yang disebut dengan Analytical Psychology (Psikologi Analitis) ini merupakan peristiwa a mat penting bagi Freud dan gerakan Psikoanalistis. Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa Freud memandang Jung sebagai pemipin intelektual dan pewarisnya yang dapat menjaminperkembangan psikoanalisis setelah kematian Freud. Kedua pria tersebut  telah mengembangkan hubungan yang amat erat, akan tetapi hubungan ini memburuk sebagai akibat dari konflik profesional dan personal.[5]
Seperti Alder, Jung juga terganggu dengan apa yang dirasakannya sebagai penekanan berlebihan terhadap seksualitas. Jung memandang Libido bukan sebagai insting seksual akan  tetapi sebagai energi kehidupan yang terkumpul. Walaupun seksualitas bagian dari energi dasar, namun libido juga mencakup pergulatan untuk mendapatkan kesengan dan kreativitas. Reinterpretasi libido inilah yang merupakan alasan pertamnya berpisah dari Freud.
Psikologi Analitis Jung menghadirkan tema tambahan yang membedakannya dari psikoanalisis Freud. Karena Jung menganggap Freud terlalu berlebihan dalam menekankan ide bahwa perilaku kita pada saat ini merupakan pengulangan dari masa lau kita, dengan dorongan instingtual dan represi psikologis masa kanak-kanak yang kemudian diulang pada masa dewasa. Sedangkan Jung percaya bahwa perkembangan kepribadian juga ditandai oleh kecenderungan yang mengarah kepada masa depan. Orang mencoba mendapatkan identitas pribadi yang bermakna dan pemahaman akan kebermaknaan itu sendiri. Orang yang memandang kedepan biasanya menjalankan praktik religius untuk mempersiapkan mereka untuk hidup setelah mati.[6]
Ciri yang amat unik dari psikologi Jung adalah penekanannya pada landasan evolusi pikiran manusia. Jung menerima penekan Freud bahwa alam bawah sadar merupakan gudang pengalaman ang ditekan dari kehidupan seseorang, tetapt dia menambahkan konsep bawah sadar kolektif .  Menurut Jung orang telah menyimpan dalam bawah sadar kolektif mereka pengalaman kumulatif generasi-generasi masa lalu. Bawah sadar kolektif sebagai lawan dari bawah sadar personal, dan bersifta universal. Dia dimiliki oleh semua manusia sebagai warisan dari leluhur mereka. Bahwa sadar kolektif merupakan bagian dari kemanusiaan kita dan warisan hewani kita, dan demikian pula hubungan kita dengan kebijaksanaan kolektif jutaan tahun pengalaman masa lalu. “kehidupan jiwa (psikis) ini merupakan pikiran leluhur kita, cara mereka berpikir dan merasa, cara mereka memahami kehidupan dan dunia, tuhan daan  manusia. Eksistensi lapisan historis ini yang  mungkin merupakan sumber keyakinan pada reinkarnasi dan ingatan masa lalu.[7]
B.     KEPRIBADIAN GURU
Faktor-faktor yang mempengaruhi  Kepribadian:[8]
1.         Faktor Biologis
Merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani atau seringkali disebut dengan faktor fisiologis
2.         Faktor Sosial
Yang dimaksud disini adalah masyarakat, yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan.
3.         Faktor Kebudayaan
Perkembanngan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dimana seseorang itu dibesarkan.
Pendapat para ahli tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam kepribadian berbeda-beda, sehingga menimbulkan macam-macam teori yang salah satunya yaitu Teori Kepribadian Psikoanalisis yang dikembangkan oleh Freud. Yang mana Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan menibulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari ketiga kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu yang menjadi kebutuhan instink individu untuk menuntut kepuasan. Ketiga sistem tersebut adalah id, ego, superego. Meskipun memiliki cirr-ciri, prinsip kerja, fungsi dansifat yang berbeda, namun ketiga sistem ini merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia.[9]
Kepribadian Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Guru
1.         Kemantapan dan integrasi pribadi
Seorang guru dituntut untuk bekerja teratur dan konsisten, tetapi kreatif dalam menghadapi pekerjaannya sebagai seorang guru.
2.         Peka terhadap perubahan dan pembaruan
Guru harus peka baik terhadap apa yang sedang belangsung disekolah maupun yang sedang berlangsung disekitarnya.
3.         Berpikir alternatif
4.         Adil, jujur, dan Objektif
Adil yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya, jujur adalah tulus, ikhlas dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, objektif artinya benar-enar menjalankan aturan dan kriteria yang telah ditetapkan, tidak pilih kasih dan lain sebagainya.
5.         Bersifat Terbuka
Kesiapan mendiskusikan apapun dengan lingkungan tempat ia bekerja.
6.         Berwibawa
Dengan kewibawaan siswa akan taat dan patuh pada peraturan yang berlaku.
7.         Kreatif
8.         Simpatik dan Bijaksana
Guru harus simpatik supaya guru bisa disenangi oleh para siswanya dan guru juga harus bijaksana supaya guru bisa menjalin keterkaitan batin antara guru dan siswa.  





DAFTAR PUSTAKA
Feist Jess,J. Feist, Gregory. Teori Kepribadian Theories of Personality. (Jakarta: Salemba Humnanika) 2010.
 Pervin,Lawrence A. Carvone,Daniel. P. John, Deliver. Psikologi Kepribadian:Teori dan Penelitian. (Jakarta: KENCANA Prenada Media Group) 2012.
www. PustakaIlmiah78 (bagian I&II).Blogspot.com. 2015



[1] Jess Feist, Gregory J. Feist. Teori Kepribadian Theories of Personality. (Jakarta:Salemba Humnanika 2010) hal.76
[2] Ibid hal.76-77
[3] Lawrence A. Pervin, Daniel Carvone, Dliver P. John. Psikologi Kepribadian:Teori dan Penelitian. (Jakarta: KENCANA Prenada Media Group) hal.
[4] Ibid hal.
[5] Ibid hal.
[6] Ibid hal.
[7] Ibid hal.
[8] www. PustakaIlmiah78 (bagian I).Blogspot.com. 2015
[9] www. PustakaIlmiah78 (bagian II).Blogspot.com. 2015