BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan,
demikian pula di lembaga Pendidikan Islam. Soal-soal yang menyangkut keuangan
disekolah Islam pada garis besarnya berkisar pada: uang Sumbangan Pembinaan
Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang
berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah Islam seperti perbaikan
sarana dan sebagainya.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya
pengelolaan secara menyeluruh dan profesional terhadap sumber daya yang ada
dalam lembaga pendidikan Islam. Salah satu sumber daya yang perlu dikelola
dengan baik dalam lembaga pendidikan adalah masalah keuangan. Dalam konteks
ini, keuangan merupakan sumber dana yang sangat diperlukan sekolah Islam
sebagai alat untuk melengkapkan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran di
sekolah Islam.
Dari latar belakangi oleh permasalahan tersebut di atas, penulis
menyusun sebuah makalah yang membahas tentang “ Manajemen Keuangan Sekolah”.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan manajemen?
2.
Bagaimana konsep manajemen keuangan sekolah?
3.
Bagaimana perencanaan anggaran sekolah?
C.
Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
dan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen, bagaimana manajemen
keuangan di sekolah, dan bagaimana perencanaan anggaran sekolah dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen
Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Istilah
manajemen biasa dikenal dalam ilmu ekonomi, yang memfokuskan pada profit
(keuntungan) dan komoditas komersial.[1]
Manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam
mengembangkan pendidikan. Bisa juga didefinisikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya pendidikan Islam
untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Manajemen
pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktivitas pendidikan pada umumnya.
Sedangkan manajemen pendidikan islam lebih khusus lagi mengarah pada manajemen
yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan islam.[2]
B.
Konsep Manajemen Keuangan Sekolah
Pengertian manajemen keuangan dalam arti sempit adalah tata
pembukuan. Sedangkan dalam arti luas adalah pengurusan dan pertanggung jawaban
dalam menggunakan keuangan, baik pemerintah pusat maupun daerah. Adapun
Maisyarah sebagaimana dikutip Sulistiyorini, menjelaskan bahwa manajemen
keuangan adalah suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan
menggerakkan tenaga orang lain. Kegiatan ini dapat dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan sampai pengawasan. Dalam manajemen kuangan
disekolah tersebut dimulai dengan perencanaan anggaran sampai dengan pengawasan
dan pertanggung jawaban keuangan.
Keuangan nampaknya mempunyai peran yang signifikan dalam suatu
lembaga, khususnya lembaga pendidikan. Mujamil Qomar mengatakan, ada dua hal
yang menyebabkan besarnya perhatian pada keuangan, yaitu:
1.
Keuangan termasuk kunci penentu kelangsungan dan kemajuan lembaga
pendidikan. Kenyataan ini mengandung konsekuensi bahwa program-program
pembaruan atau pengembangan pendidikan menjadi gagal dan berantakan manakala
tidak didukung oleh keuangan yang memadai.
2.
Lazimya keuangan itu sulit sekali didapatkan dalam jumlah yang
besar khusunya bagi lembaga pendidikan swasta yang baru berdiri.[3]
Manajemen keuangan di sekolah berkenaan dengan kiat sekolah dalam
menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan
dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana
sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pegendalian, serta pemeriksaan. Inti
dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh
karena itu, di samping mengupayakan ketersesuaian dana yang memadai untuk
kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin di sekolah, juga perlu diperhatikan
faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan, baik yang
bersumber pemerintah, masyarakat, maupun sumber-sumber lainnya.[4]
Tugas utama untuk manajemen keuangan sekolah yang efisien adalah
mempelajari sumber-sumber pendapatan. Sekolah dapat memiliki sumber-sumber
pendapatan, yaitu sebagai berikut.
1.
Pemerintah APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
a.
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Provinsi
b.
APBD(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kabupaten/kota
2.
Orang tua siswa/komite sekolah
a.
SPP (Sumbangan Pelaksanaan Pendidikan)
b.
BPP (Bantuan Pengembangan Pendidikan
c.
Biaya pendaftaran murid baru
d.
Biaya ujian akhir semester
e.
Biaya ujian akhir sekolah
f.
Iuran ekstra kurikuler
g.
Iuran perpustakaan
h.
Bantuan-bantuan lain yang ditentukan oleh sekolah
3.
Yayasan penyelenggara
a.
Biaya operasional sekolah
b.
Biaya pengembangan sekolah
4.
Donatur
a.
Bantuan sukarela masyarakat umum incidental
b.
Bantuan sukarela masyarakat umum rutin
c.
Bantuan alumni
5.
Hasil usaha sekolah
a.
Kantin sekolah
b.
Koperasi sekolah
c.
Unit usaha sekolah
Pengeluaran sekolah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi,
dan biaya personal.
b.
Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana
dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
c.
Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan
oleh peserta didik untuk dapat mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
d.
Biaya operasi satuan pendidikan meliputi:
a.
Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang
melekat pada gaji.
b.
Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai.
c.
Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan sebagainya.[5]
Efektivitas
biaya dicapai jika dengan jumlah biaya yang sama atau lebih kecil yang
dikeluarkan dapat dicapai hasil yang baik. Agar sekolah dapat berfungsi secara
ekonomis (menggunakan sumber daya dengan hati-hati untuk menghindari
pengeluaran di atas yang sudah ditargetkan) dan efesien (mencapai hasil yang
maksimal mungkin dengan pengeluaran tertentu), maka manajemen sekolah harus
mengetahui hal-hal berikut.
1.
Berapa banyak uang yang tersedia di bank?
2.
Berapa banyak uang yang masih dibutuhkan dan alasan uang tersebut
dibutuhkan?
3.
Bagaimana untuk memeperoleh uang yang dibutuhkan?
4.
Bagaimana uang digunakan?
Pengelolaan
biaya sekolah dan sumber daya secara efektif membutuhkan:
1.
Visi yang jelas kemana sekolah akan ditujukan, berdasarkan falsafah
khusus dan serangkaian nilai tertentu;
2.
Fokus pada hasil yang diperoleh dengan menyesuaikan pencapaian dan
biaya yang dikeluarkan;
3.
Pendekatan kritikal dan analitis terhadap isu dan masalah, serta
kemampuan untuk berfikir.
Terdapat
aspek-aspek yang berkontribusi terhadap manajemen keuangan yang baik, yaitu
sebagai berikut:
1.
Tanggung jawab dari pegawai finansial harus secara jelas
didefinisikan dan batasan wewenang yang didelegasikan harus ditetapkan.
2.
Anggaran merefleksikan tujuan pendidikan yang diprioritaskan
sekolah, mencari pencapaian nilai uang dan bergantung pada monitoring yang
efektif dan regular.
3.
Sekolah di asuransikan untuk menangani risiko.
4.
Jika sekolah menggunakan komputer untuk tujuan administratif, maka
seluruh data dilindungi dari kehilangan data.
5.
Sekolah menjamin pembelian barang mencapai nilai uang yang terbaik.
Mekanisme kontrol diberikan untuk menjami otorisasi diberikan untuk semua
pembelian barang.
6.
Terdapat prosedur yang cukup untuk administrasi persoalan pribadi.
7.
Stok barang, toko, dan aset yang lain dicatat, dan dilindungi dari
kehilangan.
8.
Seluruh pendapatan sekolah diidentifikasi dan seluruh penerimaan
dicatat dan segera dimasukkan ke daam bank.
9.
Sekolah mengontrol operasi rekening bank seca tepat dan melakukan
rekonsiliasi keseimbangan bank dengan catatan rekening.
10.
Sekolah mengontrol pengunaan uang tunai.
11.
Dana sukarela sekolah dicatat secara tepat sama dengan dana umum.[6]
C.
Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan
Penggunaan keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1.
Hemat, tidak mewah, efesien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan.
2.
Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau
kegiatan.
3.
Keharusan penggunaan kemampuan.
Dalam pengelolaan
keuangan ini, kepala sekolah berfungsi sebagai otorisator dan ordonator.
Sebagai otorisator kepala sekolah diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang
berkaitan dengan penerimaan atau anggaran pengeluaran. Sedangkan berfungsi
sebagai ordonator, kepala sekolah sebagai pejabat yang berwenang melakukan
pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan berdasarkan
otorisasi yang telah ditetapkan.[7]
D.
Perencanaan Anggaran Sekolah
Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah untuk
jangka waktu tertentu (periode), serta alokasi sumber-sumber kepada setiap
bagian aktivitas. Anggaran memiliki peran penting di dalam perencanaan,
pengendalian, dan evaluasi aktivitas yang dilakukan oleh madrasah. Untuk itu,
setiap penanggung jawab program harus menjalankan aktivitas sesuai dengan
anggaran yang telah ditentukan sebelumnya. Karena anggaran memiliki kedudukan
penting, seorang penanggung jawab program harus mencatat serta melaporkan
realisasinya sehingga dapat diperbandingkan selisih antara anggaran dengan
pelaksanaan serta melakukan tindak lanjut untuk perbaikan.
Ada 3 bagian penyusunan rencana anggaran suatu unit atau lembaga
yaitu:
1.
Target penerimaan.
2.
Rencana pengeluaran.
3.
Sumber dana lainnya, yaitu sisa dana periode sebelumnya yang menjadi
saldo awal periode berjalan.[8]
Penyusunan
anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau program yang telah disusun dan
kemudian diperhitungkan berapa biaya yang diperlukan utnuk melaksanakan
kegiatan tersebut, dan bagaimana dana tersebut dihabiskan. Dengan rancanga yang
demikian fungsi anggaran sebagai alat pengendalian kegiatan akan dapat
diefektifkan.
Di dalam
anggaran yang disusun harus memuat informasi/data minimal tentang:
a.
Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan,
penanggung jawab, rencana baru, atau lanjutan.
b.
Uraian kegiatan program: program kerja, rincian program.
c.
Informasi kebutuhan: barang/jasa yang dibutuhkan, volume kebutuhan.
d.
Data kebutuhan: harga satuan, jumlah biaya yang diperlukan untuk
seluruh volume kebutuhan.
e.
Jumlah anggaran: jumlah anggaran untu masing-masing rincian
program, program, rencana kegiatan, dan total anggaran untuk seluruh rencana
kegiatan periode terkait.
f.
Sumber dana: total sumber dana, masing-masing sumber dana yang
mendukung pembiayaan program.[9]
Dalam menyusun
Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah, ada empat langkah yang akan dilakukan,
yaitu:
1.
Menyusun Rencana Biaya.
2.
Menyusun Rencana Biaya dan Pendapatan.
3.
Menyesuaikan Rencana dengan Sumber Pendanaan.
4.
Menyusun Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah (RAS/M).[10]
E.
Pelaksanaan Anggaran Sekolah
Komponen utama
manajemen keuangan meliputi:
1.
Prosedur anggaran
2.
Prosedur akuntansi keuangan
3.
Pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian
4.
Prsedur investasi
5.
Prosedur pemeriksaan.
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan
ini menganut asa pemisahan tugas antara otorisator, ordonator,
dan bendaharawan. Diatas sudah dijelskan bahwa otorisator adalah pejabat
diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan
pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan
pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan
berdasarkan otoritas yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat
yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, pengeluaran uang, atau
surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan
membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen pendidikan
adalah manajemen yang diterapkan dalam mengembangkan pendidikan. Manajemen
keuangan di sekolah berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat
sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program
tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan
pengawasan, pegendalian, serta pemeriksaan.
Anggaran adalah
rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah untuk jangka waktu tertentu
(periode), serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian aktivitas. Anggaran
memiliki peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi
aktivitas yang dilakukan oleh madrasah.
B.
Saran
Dengan apa adanya dalam penulisan
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu
penulis berharap dan siap menerima kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak sehingga penulis agar lebih baik dalam penulisan makalah berikutnya.
[1] Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), hlm. 4.
[2] Ibid, 5.
[3] Sulistyorini & Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen Pendidikan
Islam (Yogyakarta: Kalmedia, 2016),hlm. 216.
[4] Rusman, Manajemen Kurikulum (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 129.
[5] Arita Marini, Manajemen Pendidikan Dasar (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1014), hlm. 14-15.
[6] Ibid, 39-40
[7] Sulistyorini & Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen
Pendidikan Islam,hlm. 219
[8] Muhaimin, dkk, manajemen pendidikan, hlm. 357
[9] Ibid, 360.
[10] Ibid, 362
[11] Sulistyorini & Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen
Pendidikan Islam, hlm. 221-222