STUDI ISLAM KONTEMPORER
Dalam kajian buku kontemporer ini
diawali dengan adanya studi peradaban islam yaitu naik turunnya kebudayaan,
politik, keilmuan islam. Karena adanya desintegrasi dinasti Abbasiyah yang
berpusat di Baghdad yang disebabkan olehbeberapa hal: di antaranya muncul
dinastidinasti kecil di timur maupun di barat baghdadyang berusaha untuk
melepaskan diri dan mengendalikan otonomisasi dan juga di karenakan adanya
perang salib antara pasukan salib eropa dan pasukan islam, berikut dinasti-dinasti
kecil yang ada di barat Baghdad: dinasti idrisi, dinasti aghlabi, dinasti
thuluni, dinasti ikhsyidi, dinasti hamdani, sedang yang ada di timur Baghdad
yaitu: dinasti thahiri, dinasti safari, dinasti samani.
Terjadinya
desintegrasi ini memicu pada kehancuran konsolidasi politik dan niatan untuk
melakukan ekspansi. Begitu pula sector-sektor lainnya yang mengalami gangguan
yakni di bidang politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan lain-lain. Dan di
samping mengalami kemunduran juga mengalami kemajuan, seperti munculnya
tokoh-tokoh penting dalam disiplin ilmu, yang terbagi dalam tiga lapisan:
kegiatan menyusun buku-buku ilmiah, mengatur ilmu-ilmu islam.
Selanjutnya
yaitu bagian kritis dialektika fenomenologi dalam islam, islam sebagai agama
produk Tuhan tidak mungkin diketahui eksistensi riilnya tanpa keberanian untuk
mencari dan memahaminya. Dalam hal ini dibutuhkan pendekatan fenomenologi yang
mampu membedah wujud islam, fenomenologi yang berarti gejala, sesuatu yang
tidak nyata dapat diamati melalui indera. Metode fenomenologi ini yang berusaha
menjelaskan sesuatu menurut gejala empiric (sensual) fenomenal yang baik
persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subjek tentang sesuatu transenden,
di samping yang aposteritik, metode fenomenologi merupakan metode yang berusaha
mengungkap suatu fenomena (gejala) dengan objek yang teliti mengarah pada
pengalam rohani. Sedang pendekatan fenomenologis digunakan sebagai upaya
memahami arti, peristiwa dan kaitan-kaitan dengan situasi tertentu.
Penemu gagasan ini
ialah Edmond husseri, ia menjelaskan korelasi kesadaran (subjek) dan realitas
(objek) melalui konsep intonalitas. Contohnya agama, realitas agama tergantung
pada subjek yang sesuai dengan kepentingnnya. Dalam diskursus filsafat, term
fenomenologi bukanlah murni husserlian, namun oleh para filsuf digunakan untuk menjelaskan gejala realitas,
menurut lairus orang ini yang pertama mengapresiasikan terminology ini adala
lambert, yang karyanya berpengaruh pada pertengahan abad 18. Pada abad 19 term
ini diberi arti lain oleh hegel yaitu conservant about mind Pengetahuan tentang
pikiran, sedang pada abad 20 sudah tidak dikenal term, melainkan disiplin ilmu
atau metode baru dalam filsafat.
Metode
fenomenologi juga mempunyai karakteristik kajian terhadap agama, yang pertama
adanya sifat universal, infinite (tidak terbatas) dan transhistoris. Kedua
adalah dialektis yang artinya saling mengisi, melengkapi, memperkokoh,
memanfaatkan, bahkan saling mengkritik dan mengontrol.
Problem
dualitas filsafat ini. Dalam diskursus keagamaan, mirip problem agama
(realition) dalam keberagaman (religiousitas). Dalam terminologi agama, pertama
dalam sebutan proper noun bersifat particular seperti islam, Kristen, hindu,
budha, dan protestan. Yang ke dua mengungkapkan keragaman penghayatan dengan
sebutan abstrak noun bersifat universal. Dengan kesadaran objektif kita akan
mempunyai pengalam keberagamaan tanpa terjerat akan formal lembaga pendidikan.
Pendekatan fenomenologis cenderung mengungkap kondisi sesuai realitas, kalau
ada hal tak baik pun itu diungkap apa adanya.
Selanjutnya
tentang filsafat materialism karl mark dan Frederick engels, filsafat merupakan
ilmu yang menyelidiki tujuan terakhir atau makna terdalam dari realita manusia,
filsafat dikatakan sebagai jenis berfikir. Dewasa ini filafat sudah menjadi
idola dalam mendukung proses berfikir dalam berinteraksi dengan ilmu. Banyak
pula filsafat yang berkembang oleh para pelopornya. Misalnya, persoalan yang
diwariskan imanuel kant di satu pihak akan diseimbangkan aliran spekulatif idelialisme yang dibawa oleh fitchte, F.W.J
Schelling, G.W.F Hegel, sedang pihak lain didukung oleh aliran positiveme
diatas pelopor august comte. Dan terakhir aliran materialism yang tokohnhya
adalah karl mary dan Frederick engels. Yang nama mereka seorang filsuf yang
gagas materialisme dialektis, materialism historis yang berkiblat pada hegel
secara kritis dan melakukan rekontraksi.
Kajian filsafat
kontempore selanjutnya yaitu postomodernisme, keadaan sejarah paska modern. Dan
dipandang sebagai gerakan intelektual yang mencoba menggugat bahkan
mendekontruksi pemikiran sebelumnya, yang berkembang dalam bingkai pradigma
pemikiran modern. Dan hingga saat ini postomodernisme masih menjadi trend
filsafat.
Kajian
selanjutnya mengenai metode dan corak tafsie alAzhar. Dalam uatu kitab tafsir
yang terbit di Indonesia adalah tafsir alAzhar
karangan Hamka yang merujuk tafsir alManar karya Muhammad Abduh dan
Rasyid Ridla. Cirinya Nampak pada metode analisis bergaya tertib mushaf dan
corak kombinasi alAdabi alIjtima’i Sufi.
Dalam memahami
alQuran membutuhkan penafsiran yang disebut metode hermeneutika alQuran, tapi
diskursus penafsiran tradisional lebih dikenal dengan istilah tafsir, at-Takwil
al-Bayan.
Kajian
berikutnya mengenai histiografi tentang jawa dan tradisi islam yang dirumuskan
oleh Mark R Woodward baginya islam jawa itu unik, bukan karena kebudayaan yang
dipertahankan, tetapi karena konsep kewalian, jalan mistik dan kesempurnaan
manusia diterapkan dalam kultur kerato.
Dalam kajian
terakhir adalah peradaban islam dan kebudayaan islam dan hanya mengarah pada
semenanjung arab dan penduduknya mayoritas beragama islam, tetapi seluruh warga
yang dibawah kekuasaan khalifah islam. Yakni bangsa arab, Persia, mesir, suriah,
maroko, spanyol, dan Armenia. Disana ditemukan peninggalan-peninggalan umat
islam pada masa dinasti terdahulu berupa tempat ibadah, perpustakaan, istana,
tempat sosial yang merupakan gudang ilmu muslim tersohor. Seperti al-Farobi,
ibnu sina, al-Gozali, dan lain-lain. Namun karena kelengahan umat islam,
kejayaan islam runtuh dengan ditandai hancurnya dinasti Abbasiyah.
Sebab itu umat
islam hrus bangkit dan berani mengembalikan kejayaan peradaban masa lampau
untuk mampu merekonsiliasi diri secara kreatif dan cerdas dengan berbagai
tantangan global yang akan menciptakan peradaban yang progresif dan terbuka.
Nama : Wiwin Nur Aini
Penulis :M. RIZKA
CHAMAMI, M.
Penerbit : SiFAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN WALISONG
SEMARANG
Halaman :228 halaman