Monday, 6 November 2017

STUDI ISLAM KONTEMPORER


STUDI ISLAM KONTEMPORER
Dalam kajian buku kontemporer ini diawali dengan adanya studi peradaban islam yaitu naik turunnya kebudayaan, politik, keilmuan islam. Karena adanya desintegrasi dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad yang disebabkan olehbeberapa hal: di antaranya muncul dinastidinasti kecil di timur maupun di barat baghdadyang berusaha untuk melepaskan diri dan mengendalikan otonomisasi dan juga di karenakan adanya perang salib antara pasukan salib eropa dan pasukan islam, berikut dinasti-dinasti kecil yang ada di barat Baghdad: dinasti idrisi, dinasti aghlabi, dinasti thuluni, dinasti ikhsyidi, dinasti hamdani, sedang yang ada di timur Baghdad yaitu: dinasti thahiri, dinasti safari, dinasti samani.
Terjadinya desintegrasi ini memicu pada kehancuran konsolidasi politik dan niatan untuk melakukan ekspansi. Begitu pula sector-sektor lainnya yang mengalami gangguan yakni di bidang politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan lain-lain. Dan di samping mengalami kemunduran juga mengalami kemajuan, seperti munculnya tokoh-tokoh penting dalam disiplin ilmu, yang terbagi dalam tiga lapisan: kegiatan menyusun buku-buku ilmiah, mengatur ilmu-ilmu islam.
Selanjutnya yaitu bagian kritis dialektika fenomenologi dalam islam, islam sebagai agama produk Tuhan tidak mungkin diketahui eksistensi riilnya tanpa keberanian untuk mencari dan memahaminya. Dalam hal ini dibutuhkan pendekatan fenomenologi yang mampu membedah wujud islam, fenomenologi yang berarti gejala, sesuatu yang tidak nyata dapat diamati melalui indera. Metode fenomenologi ini yang berusaha menjelaskan sesuatu menurut gejala empiric (sensual) fenomenal yang baik persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subjek tentang sesuatu transenden, di samping yang aposteritik, metode fenomenologi merupakan metode yang berusaha mengungkap suatu fenomena (gejala) dengan objek yang teliti mengarah pada pengalam rohani. Sedang pendekatan fenomenologis digunakan sebagai upaya memahami arti, peristiwa dan kaitan-kaitan dengan  situasi tertentu.
Penemu gagasan ini ialah Edmond husseri, ia menjelaskan korelasi kesadaran (subjek) dan realitas (objek) melalui konsep intonalitas. Contohnya agama, realitas agama tergantung pada subjek yang sesuai dengan kepentingnnya. Dalam diskursus filsafat, term fenomenologi bukanlah murni husserlian, namun oleh para filsuf  digunakan untuk menjelaskan gejala realitas, menurut lairus orang ini yang pertama mengapresiasikan terminology ini adala lambert, yang karyanya berpengaruh pada pertengahan abad 18. Pada abad 19 term ini diberi arti lain oleh hegel yaitu conservant about mind Pengetahuan tentang pikiran, sedang pada abad 20 sudah tidak dikenal term, melainkan disiplin ilmu atau metode baru dalam filsafat.
Metode fenomenologi juga mempunyai karakteristik kajian terhadap agama, yang pertama adanya sifat universal, infinite (tidak terbatas) dan transhistoris. Kedua adalah dialektis yang artinya saling mengisi, melengkapi, memperkokoh, memanfaatkan, bahkan saling mengkritik dan mengontrol.
Problem dualitas filsafat ini. Dalam diskursus keagamaan, mirip problem agama (realition) dalam keberagaman (religiousitas). Dalam terminologi agama, pertama dalam sebutan proper noun bersifat particular seperti islam, Kristen, hindu, budha, dan protestan. Yang ke dua mengungkapkan keragaman penghayatan dengan sebutan abstrak noun bersifat universal. Dengan kesadaran objektif kita akan mempunyai pengalam keberagamaan tanpa terjerat akan formal lembaga pendidikan. Pendekatan fenomenologis cenderung mengungkap kondisi sesuai realitas, kalau ada hal tak baik pun itu diungkap apa adanya.
Selanjutnya tentang filsafat materialism karl mark dan Frederick engels, filsafat merupakan ilmu yang menyelidiki tujuan terakhir atau makna terdalam dari realita manusia, filsafat dikatakan sebagai jenis berfikir. Dewasa ini filafat sudah menjadi idola dalam mendukung proses berfikir dalam berinteraksi dengan ilmu. Banyak pula filsafat yang berkembang oleh para pelopornya. Misalnya, persoalan yang diwariskan imanuel kant di satu pihak akan diseimbangkan aliran spekulatif  idelialisme yang dibawa oleh fitchte, F.W.J Schelling, G.W.F Hegel, sedang pihak lain didukung oleh aliran positiveme diatas pelopor august comte. Dan terakhir aliran materialism yang tokohnhya adalah karl mary dan Frederick engels. Yang nama mereka seorang filsuf yang gagas materialisme dialektis, materialism historis yang berkiblat pada hegel secara kritis dan melakukan rekontraksi.
Kajian filsafat kontempore selanjutnya yaitu postomodernisme, keadaan sejarah paska modern. Dan dipandang sebagai gerakan intelektual yang mencoba menggugat bahkan mendekontruksi pemikiran sebelumnya, yang berkembang dalam bingkai pradigma pemikiran modern. Dan hingga saat ini postomodernisme masih menjadi trend filsafat.
Kajian selanjutnya mengenai metode dan corak tafsie alAzhar. Dalam uatu kitab tafsir yang terbit di Indonesia adalah tafsir alAzhar  karangan Hamka yang merujuk tafsir alManar karya Muhammad Abduh dan Rasyid Ridla. Cirinya Nampak pada metode analisis bergaya tertib mushaf dan corak kombinasi alAdabi alIjtima’i Sufi.
Dalam memahami alQuran membutuhkan penafsiran yang disebut metode hermeneutika alQuran, tapi diskursus penafsiran tradisional lebih dikenal dengan istilah tafsir, at-Takwil al-Bayan.
Kajian berikutnya mengenai histiografi tentang jawa dan tradisi islam yang dirumuskan oleh Mark R Woodward baginya islam jawa itu unik, bukan karena kebudayaan yang dipertahankan, tetapi karena konsep kewalian, jalan mistik dan kesempurnaan manusia diterapkan dalam kultur kerato.
Dalam kajian terakhir adalah peradaban islam dan kebudayaan islam dan hanya mengarah pada semenanjung arab dan penduduknya mayoritas beragama islam, tetapi seluruh warga yang dibawah kekuasaan khalifah islam. Yakni bangsa arab, Persia, mesir, suriah, maroko, spanyol, dan Armenia. Disana ditemukan peninggalan-peninggalan umat islam pada masa dinasti terdahulu berupa tempat ibadah, perpustakaan, istana, tempat sosial yang merupakan gudang ilmu muslim tersohor. Seperti al-Farobi, ibnu sina, al-Gozali, dan lain-lain. Namun karena kelengahan umat islam, kejayaan islam runtuh dengan ditandai hancurnya dinasti Abbasiyah.
Sebab itu umat islam hrus bangkit dan berani mengembalikan kejayaan peradaban masa lampau untuk mampu merekonsiliasi diri secara kreatif dan cerdas dengan berbagai tantangan global yang akan menciptakan peradaban yang progresif dan terbuka.


Nama               : Wiwin Nur Aini
Penulis             :M. RIZKA CHAMAMI, M.
Penerbit          : SiFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN WALISONG
SEMARANG

Halaman          :228 halaman