ANALISIS ROI ( RETURN ON INVESTMENT) DAN RI ( RESIDUAL
INCOME) UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT KIMIA FARMA Tbk.
PROPOSL PENELITIAN
OLEH:
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
A.
Judul Proposal
Analisis ROI (Return On
Investment) dan RI (Residual Income) Untuk Menilai Kinerja Keuangan
PT KIMIA FARMA Tbk.
B.
Latar Belakang Penelitian
Pada saat ini perkembangan dunia
bisnis terus menggiring perusahaan kedalam persaingan yang semakin ketat.
Mengahadapi hal tersebut perusahaan dituntut untuk meningkatkan operasional
manajemen secara efektif dan efisien. Hal ini memicu perusahaan untuk dapat
bertahan dan tumbuh dalam persaingan ekonomi tingkat global. Fenomena
persaingan bisnis tersebut mendorong perusahaan untuk lebih memaksimalkan
kinerja operasionalnya serta berinovasi lebih dalam produk-produknya. Agar
perusahaan dapat tetap bertahan dalam persaingan yang semakin ketat maka setiap
perusahaan perlu berhati-hati dalam pengambilan keputusan,
terlebih lagi disektor keuangan.
Untuk pengambilan keputusan yang tepat bagi para investor diperlukan
suatu informasi mengenai keuangan perusahaan yang akurat. Maka, perusahaan akan
menyusun laporan keuangan yang menggambarkan seluruh aktivitas perusahaan pada setiap akhir periode pembukuan. Sebuah perusahaan menjalankan berbagai aktivitas untuk menyediakan
produk atau jasa yang dapat dijual dan menghasilkan pengembalian investasi yang
memuaskan. Laporan keuangan perusahaan berikut pengungkapannya menginformasikan empat
aktivitas utama, yang pertama yaitu aktivitas perencanaan dimana perusahaan
tersebut mengimplementasikan sasaran dan tujuan tertentu, sasaran dan tujuan
tersebut terdapat dalam rencana bisnis yang mendeskripsikan maksud perusahaan,
strategi, dan taktik untuk aktivitasnya. Yang kedua aktivitas pendanaan yaitu
metode yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan uang untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan. Yang ketiga aktivitas investasi dimana mengacu pada
perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk dan
menyediakan jasa, dan untuk tujuan menginvestasikan kelebihan kas. Yang
terakhir yaitu aktivitas operasi dimana mencerminkan pelaksanaan bisnis yang
terdapat dalam aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi, yang didalamnya
terdapat lima komponen yaitu penelitian dan
pengembangan, pembelian, produksi, pemasaran dan administrasi.[1]
Untuk membantu investor, dan pengguna
lainnya dalam menganalisis laporan keuangan tersedia beragam alat yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik, beberapa alat analisis laporan
keuangan diantaranya adalah analisis laporan keuangan komparatif, analisis
laporan keuangan common size, analisis rasio, analisis arus kas, dan
valuasi. Dalam penelitian ini, untuk menilai
kinerja keuangan terfokus pada analisi rasio dimana,
analisis rasio itu sendiri adalah alat untuk menganalisis keuangan yang
paling banyak digunakan.[2]
Ada tiga area penting analisis laporan keuangan untuk menerapkan analisis rasio
tersebut diantaranya yang pertama analisis kredit yang meliputi likuiditas, struktur
modal dan solvabilitas, yang kedua analisis profitabilitas yang meliputi
tingkat pengembalian atas investasi atau return on investment (ROI),
kinerja operasi, dan pemanfaatan aset, dan yang terakhir valuasi yang meliputi
estimasi nilai instrinsik perusahaan.[3]
Dalam penelitian ini analisis laporan keuangan menggunakan analisis rasio
profitabilitas yaitu (ROI) return on investment yaitu rasio antar laba
setelah pajak (EAT) dengan total aktiva. Rasio ini mengukur tingkat keuntungan
dari tingkat investasi total. Rasio yang lebih rendah dapat disebabkan karena net
profit margin yang rendah atau karena perputaran total aktiva yang rendah
atau keduanya.[4]
Pendapat lain menyebutkan hasil pengembalian investasi (ROI) atau return on
total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. (ROI) juga merupakan suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu hasil
pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan,
baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Selain analisis ROI untuk menutupi
kelemahannya maka digunakan analisi yang kedua yaitu analisis Residual
Income adalah laba yang dihasilkan di atas target pengembalian investasi
pada suatu pusat laba. Simamora (2002:286) mendefinisikan Residual Income merupakan
salah satu cara memusatkan perhatian pada nilai rupiah ketimbang pada rasio
(seperti terjadi pada Return on Investment). Laba jumlah minimal laba
operasi yang dikehendaki yang ditentukan oleh manajemen senior, dengan
memperhitungkan faktor seperti biaya modal kegiatan bisnis perusahaan. Hansen dan
Mowen (2005:126) menyatakan, jika nilai Residual Income positif,
perusahaan telah menciptakan kekayaan. Jika negative, maka perusahaan telah
menyia-nyiakan modal, maka dalam jangka panjang hanya perusahan-perusahan yang
menghasilkan modal atau kekayaan yang dapat bertahan.[5]
Pengukuran kinerja perusahaan, baik
dengan menggunakan ROI maupun RI, dalam hal ini masih menjadi bahan kajian
sampai saat ini. Perbandingan antara ROI dan RI dapat dilihat dari beberapa
penelitian pengukuran kinerja keuangan yang dilakukan. Permadi (2013) meneliti
bahwa perhitungan nilai ROI dan RI pada PT Astra International Tbk, mengalami
kondisi yang cukup baik dalam pertumbuhan ROI dan RI nya. Nilai ROI yang
dihasilkan perusahaan adalah positif selama periode 2008-2012 dan presentasenya
mengalami kondisi yang fluktuatif.[6]
Penelitian selanjutnya menyatakan bahwa Penilaian kinerja keuangan PT Mayora
Indah, Tbk apabila ditinjau berdasarkan nilai ROI selama 4 periode yaitu 2010
hingga 2013 menunjukan kondisi yang cukup baik dengan menghasilkan nilai ROI
positif yang berarti bahwa perusahaan mampu meningkatkan pendapatan
dan asset dari tahun sebelumnya yang mengakibatkan kenaikan pada tingkat laba
bersih sesudah pajak namun perkembangan ROI mengalami naik turun. Penurunan
menunjukan bahwa laba perusahaan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sedangkan aktiva perusahaan mengalami peningkatan. Apabila dibandingkan dengan
biaya modal rata-rata tertimbang menunjukan bahwa perusahaan dalam
menginvestasikan modalnya belum efektif dan belum mampu memenuhi harapan para
investor, karena biaya modal perusahaan yang tinggi. Sedangkan Penilaian kinerja perusahaan jika ditinjau
dari perhitungan RI pada periode 2010 hingga 2013 menunjukan kondisi yang
kurang baik karena perkembangan setiap tahunnya bernilai negatif akibat
pengaruh ROI yang selalu berada dibawah biaya modal sehingga perusahaan belum
bisa memenuhi tingkat pengembalian yang diharapkan investor.[7]
Dari perbandingan penelitian diatas
terlihat adanya perbedaan pendapat dalam pengukuran kinerja perusahaan yang
diduga disebabkan perbedaan pengguaan indikator pengukuran variable, waktu
serta keterbatasan data. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti berusaha
memaparkan bagaimana penggunaan metode ROI dan RI dalam menganalisis dan
mengukur kinerja keuangan perusahaan kimia farma, sehingga mengaruskan pihak
manajemen mengelola perusahaan dengan baik guna menghadapi persaingan tingkat
global yang semakin ketat. Oleh karena itu keberhasilan suatu perusahaan dapat
tercermin dari pengukuran kinerja dan peningkatan penilaian kinerja sangat
bermanfaat bagi para investor atau pengguna lainnya yang berkepentingan dalam
pengambilan keputusan. Maka dalam hal ini, peneliti ingin melakukan penelitian
yang berjudul ” Analisis ROI (Return On Investment) dan RI (Residual
Income) Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT KIMIA FARMA Tbk “
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yaitu bagaimana
menginterpretasikan hasil kinerja keuangan perusahaan kimia farma yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia bila diukur dengan ROI dan RI?
D.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hasil interpretasi
dari kinerja keuangan perusahaan kimia farma yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia bila diukur dengan ROI dan RI.
E.
Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian adalah anggapan
dasar penelitian yang berkenaan dengan masalah penelitian yang kebenarannya
sudah di terima oleh peneliti.[8]
Asumsi sangat diperlukan dalam melakukan suatu penelitian, agar seorang
memiliki dasar berpijak yang kokoh terhadap masalah yang diteliti. Adapun
asumsi yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah:
1.
Kinerja
keuangan PT Kimia Farma Tbk sudah baik apabila dihitung dengan menggunakan
analisis ROI.
2.
Analisis
RI jika diterapkan dalam laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk menunjukkan hasil
kinerja keuangan yang positif.
F.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara
yang kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang
diperoleh dari tinjauan putaka.[9]
Analisis Return on Invesment (ROI),
Analisis biaya modal, dan Analisis Residual Income (RI) secara
simultan efektif untuk menilai kinerja
keuangan suatu perusahaan khususnya PT Kimia Farma Tbk.
G.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari
penelitian ini terbagi atas dua, kegunaan teoretis dan kegunaan praktis yang
diuraikan sebagai berikut.
1.
Kegunaan
Teoretis
Kegunaan teoretis
artinya hasil penelitian bermanfaat untuk penemuan konsep baru, pengembangan
konsep yang sudah ada, penemuan teori baru, atau pengembangan teori sebelumnya.
Oleh karena itu, dengan adanya penelitian ini agar pengembangan keilmuan di bidang
akuntansi dapat terus meningkat, terutama untuk membuktikan teori-teori yang
melandasi penelitian.
2.
Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis artinya
hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait. Pihak-pihak
yang terkait sehubungan dengan tema penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, yaitu sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan
atau wawasan mengenai ROI, dan RI dalam menganalisis kinerja keuangan untuk
menilai kinerja perusahaan.
2. Bagi perusahaan yang diteliti,
sebagai masukan dan pertimbangan bagi perusahaan
guna menemukan alternatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
analisis kinerja keuangan dengan menggunakan ROI dan RI
3. Bagi akademisi,
hasil penelitian ini Sebagai referensi bagi peneliti lain yang sedang atau yang
ingin meneliti topik yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Bagi publik, hasil penelitian ini
diharapkan bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai analisis laporan keuangan
untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan.
H.
Ruang Lingkup Penelitian
1.
Ruang Lingkup Penelitian
Ada dua variable yang menjadi fokus kegiatan dalam penelitian ini yaitu Analisis
Return on investment (ROI) dan Residual Income (RI) (variable X1 dan X2) dan Kinerja Keuangan
(variable Y). Agar variabel yang menjadi focus tersebut tidak meluas, maka
perlu adanya batasan terhadap materi yang akan di teliti.
a.
Untuk
mengukur ROI dengan cara
ROI =Net
profit after taxes
Total
assets
= Laba bersih setelah pajak x 100%
Total aktiva
Keterangan:
Net Profit Margin = Laba
Bersih Setelah Pajak
Total Asset = Total Aset
b.
Untuk mengukur RI dengan cara
RI = NOPAT – Biaya Modal
= EBIT (1 – T) – (WACC x Total Aktiva)
Keterangan
:
NOPAT =
Laba Operasi Bersih Setelah Pajak
EBIT =
Laba sebelum bunga dan pajak
T (Taxes)=
Pajak
WACC
= Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
c.
Kinerja
Keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan menggunakan yang meliputi
profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk mendapat laba dalam suatu
priode tertentu.
2.
Ruang Lingkup Lokasi
Lokasi pengambilan data dan penelitian
dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan pemilihan di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sebagai tempat penelitian adalah dengan pertimbangan bahwa
Bursa Efek Indonesia merupakan pusat informasi perusahaan go public di
Indonesia, selain itu laporan keuangan perusahaan telah dilakukan audit.
I.
Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman
dan guna memperoleh gambaran yang jelas serta kesamaan pandangan dalam memahami
judul proposal skripsi ini, maka peneliti memberikan deskripsi kosa kata judul
sebagai berikut:
1.
Return
On Investment (ROI)
Adalah pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.[10]
2.
Residual
Income (RI)
Adalah laba yang dihasilakn diatas
target pengembalian investasi pada suatu pusat laba.[11]
3.
Kinerja
Keuangan
Adalah suatu analisis yang dilakukan
untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.[12]
4.
Bursa
Efek Indonesia
Adalah sebuah pasar yang berhubungan
dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar dibursa
itu. Bursa efek tersebut bersama dengan pasar uang merupakan permodalan
eksternal bagi perusahaan dan pemerintah.[13]
J.
Kajian Pustaka
1.
Kajian Teoritik
a.
Analisis Return on Investment (ROI)
Menurut
Syamsuddin (2011 :63), “Return on Investment (ROI) atau yang sering juga
disebut dengan “Return on Total Assets” merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin
tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan”.
Secara matematis rumus Return
On Investment adalah sebagai berikut: ROI =Net profit after taxes
Total
assets
= Laba bersih setelah pajak x 100%
Total aktiva
Sumber : Syamsuddin (2007:63)[14]
Pengukuran
ROI menurut Agus Sartono (1991:64) adalah penilaian kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang dimiliki perusahaan dan
investor.[15]
b.
Analisis Biaya Modal
Manajemen
perusahaan perlu memperhatikan biaya modal untuk keputusan investasi. Sumber
dana dan besar kecilnya biaya yang digunakan untuk membiayai investasi tersebut
juga perlu dipertimbangkan dengan seksama sehingga perusahaan dapat mencapai
tingkat pendapatanyang diharapkan. Menurut I Made Sudana (2011: 133) biaya
modal merupakan tingkat pendapatan minimum yang disyaratkan pemilik modal. Dari
sudut pandang perusahaan yang memperoleh dana, tingkat pendapatan yang
disyaratkan tersebut merupakan biaya atas dana yang diperoleh oleh perusahan. Besar
kecilnya biaya modal suatu perusahaan tergantung pada sumber dana yang
digunakan oleh perusahaan untuk membiayai investasi, khususnya sumber dana
yang bersifat jangka panjang. Biaya
modal penting dipertimbangkan khusunya dalam pengambilan keputusan investasi
jangka panjang. Secara garis besar, biaya modal dibedakan menjadi dua macam,
yaitu biaya modal dari masing- masing sumber dana (component cost of capital)
dan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital).
Menurut Rudiyanto (2013: 227) biaya modal adalah biaya yang harus dibayar oleh
perusahaan atas penggunaan dana untuk investasi yang dilakukan perusahaan, baik
dana yang ersal dari utang maupun dari pemegang saham. Suatu investasi dianggap
akan menguntungkan jika investasi tersebut akan menghasilkan tingkat
pengembaliaan (rate of return) yang lebih besar dari biaya modal yang
ditanamkan. Oleh karna itu, analisis keputusan investasi tergantung pada
pengertian manajemen mengenai biaya modalnya. Berdasarkan cara menghitungnya,
biaya modal dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu Biaya modal
khusus yang meliputi biaya modal pinjaman atau hutang, biaya modal saham
preferen, biaya modal saham biasa yang kedua yaitu biaya modal rata- rata
tertimbang.[16]
c.
Analisis Residiual Income (RI)
Menurut
Rudianto (2013: 224 ) pada saat perusahaan atau pemegang saham akan
menginvestasikan dana yang dimiliki, mereka akan mengahrapkan tingkat
pengembalian atas investasinya tersebut. Tingkat pengembalian minimal atas
investasi yang dilakukan merupakan harapan pengembalian atas modal yang
digunakan pda pusat investasi tersebut. Jika pusat investasi mampu menghasilkan
laba diatas tingkat pengembalian minimal, maka pusat laba akan memilih “sisa”
atas perolehan labanya. Sedangkan jika pusat investasi tidak mampu menghasilkan
laba diatas tingkat pengembalian minimal, maka pusat laba akan mengalami “deficit”
atas laba yang diperoleh. Residual income adalah laba yang dihasilakn
diatas target pengembalian investasi pada suatu pusat laba.
Dari
pengertian diatas tentang Residual income (RI) tersebut, jelas bahwa
pemilik modal memberikan suatu target minimal kepada organisasi dimana mereka
menanamkan modalnya.
RUMUS RI = LABA – (
INVESTASI x TARGET ROI )
Menurut
Supriono (2001:152) menyatakan bahwa laba sisa yang dihitung dari selisih laba
sebelum pajak dikurangi biaya modal yang dihitung dari hasil investasi
perusahaan. berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat di simpulkan
bahwa meotde residual income digunakan untuk menghitung laba sisa
perusahaan yang nantinya akan mencerminkan nilai perusahaan yang berpatokan
dalam hasil investasi. Berikut adalah rumus untuk meghitung residual income (RI)
:
RI = NOPAT- Biaya Modal
=
EBIT (1-t) – (WACC × Total Aktiva)
Sumber: Sartono (2011:104)
Keterangan :
NOPAT = laba oprasi setelah pajak
EBIT = laba sebelum bunga dan pajak
t =
tingkat pajak
WACC =
biaya modal rata-rata terimbang[17]
d.
Hubungan Return On Invesment (ROI)
dengan Residual Income (RI)
Kinerja
keuangan perlu dievaluasi dengan suatu pengukuran yang tepat karena akan
mempengaruhi perilaku manajer dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Tolak ukur
dalam menilai kinerja keuangan yang digunakan adalah Return on Investment dan
Residual Income, karena keduanya memiliki keterkaitan. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Prawironegoro (2005:255-256) “Laba Residu atau Residual
Income dianggap sebagai laba ekonomi (economic value added),
sedangkan laba bersih atau earning after tax disebut laba akuntansi.
Perusahaan yang memiliki nilai tambah ekonomi adalah perusahaan yang memiliki Return
on Investment lebih besar daripada biaya modal rata-rata tertimbang. Jika
lebih kecil dari biaya modal rata-rata tertimbang maka nilai perusahaan
negative sehingga menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan kurang baik”. [18]
Kebanyakan
perusahaan menilai kinerjanya atas persentase Return on Investment karena
telah dipahami dengan baik serta data tersedia untuk perusahaan dan industri
lain sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan. Analisis RI mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan ROI dalam mengukur kinerja keuangan, yaitu
terletak pada biaya tambahan, dimana ROI tidak memasukkan biaya tambahan
sebagai komponen pengukuran laba perusahaan, Biaya tambahan tersebut merupakan
biaya modal yang dasarnya harus ditanggung oleh perusahaan. Kedua perhitungan
tersebut saling berkaitan karena perhitungan RI digunakan untuk mengatasi
perhitungan ROI.[19]
e.
Penilaian
Kinerja Keuangan
Menurut
Wirnani dan Sugiyarso (2005:111), “Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi
yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan perusahaan tersebut”. Manajemen perusahaan perlu menerapkan standar
tertentu sebagai dasar untuk menilai kenerja. Menurut Irham (2011: 11)
menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.[20]
2.
Kajian Penelitian Terdahulu
Kajian
penelitian terdahulu berfungsi sebagai bahan analisis berdasarkan kerangka
teoritis yang sedang dibangun dan sebagai pembeda dengan penelitian yang akan
dilakukan selanjutmya. Berikut beberapa penelitian yang terkait dengan analisis
ROI dan RI dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.
1.
|
Dewi (2007)
|
Analisis kompratif kinerja keuangan dengan
menggunakan ROI
|
Return On Investment (ROI) pengukur kinerja keuangan
|
Analissis ROI pada PT Mansom indonesa Tbk dan PT
Mustika ratu berada di bawah rata-rata industri, sedangkan PT Unilever
Indonesa Tbk berada di atas rata-rata industri. oleh karena itu PT Unilever
Indonesa Tbk memiliki kinerja keuangan yang baik dari pada ketiga perusahaan
kosmetk yang listing d BEI. [21]
|
2.
|
Permadi Roy Mey (2013)
|
Analisis Return on investment (ROI) dan Residual
Income (RI) Guna menilai kinerja keuangan perusahaan.
|
Return on investment (ROI) dan Residual Income
sebagai pengukur kinerja keuangan
|
perhitungan nilai ROI dan RI pada PT Astra
International Tbk, mengalami kondisi yang cukup baik dalam pertumbuhan ROI
dan RI nya. Nilai ROI yang dihasilkan perusahaan adalah positif selama
periode 2008-2012 dan presentasenya mengalami kondisi yang fluktuatif. [22]
|
3.
|
Suhadak(2014)
|
Analisis ROI dan RI untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan
|
Return on investment (ROI) dan Residual Income
sebagai pengukur kinerja keuangan
|
ROI dalam periode 4 tahun PT Mayora Indah Tbk.menghasilkan nilai
positive yang berarti perusahaan meningkatkan pendapatan dan asset sedangkan
perhitungan RI nilainya negative karna ROI selalu berada dibawah biaya modal.[23]
|
4.
|
Romadhani (2016)
|
Analisis kompratif kinerja keuangan dengan
menggunakan ROI
|
Return On Investment (ROI) pengukur kinerja keuangan
|
Nilai ROI mengalami kondisi yang fluktuatif dan tidak
stabil sedangkan RI menunjukkan tren kurang baik karna perhitungan ROI tidak
ada laba residu yang negative walaupun hail perhitungan fluktuatif.[24]
|
Dari penelitian yang dipaparkan diatas
tidak meutup kemungkinan masih ada penelitian mengenai analaisi ROI dan RI di perusahaan
manufaktur atau jasa namun penulis belum mengetahui ada penelitian tetang
analisi ROI dan RI dalam menilai kinerja keuangan PT Kima Farma Tbk.yang
terdaftar di BEI. Perbedaan penelitian dengan penelitian yang ada diantaranya adalah
tempat penelitian yang berbeda dengan penelitian terdahulu sebagaimana
penelitian terdahulu dilakukan di perusahaan manufaktur dan jasa yang terdaftar
di BEI, PT Astra Internasional Tbk, dan PT. Mayora Indah Tbk. Peneliti saat ini
mengambil objek studi kasus PT Kimia Farma Tbk (laporan keuangan tahun
2014-2016).
K.
Metodologi Penelitian
1.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yakni penelitian dengan menggunakan analisis data statistik
atau angka-angka. Sedangkan metode penelitiannya adalah analisis deskriptif
yaitu kerja penelitian deskriptif ini menggunakan data laporan keuangan PT
Kimia Farma yang terdaftar di bursa efek 2014-2016 dengan menganalisis pengaruh
rasio keuangan antar pos (neraca dan laba rugi)
Dalam penelitian
ini digunakan beberapa variabel yang didefinisikan secara operasional sehingga
dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi yang membaca.
a.
Return On
Investment (ROI), (X1)
Return on investment adalah perbandingan antara laba dengan jumlah investasi. ROI
menggambarkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam seluruh aktiva
untuk menghasilkan keuntungan bersih (Rudianto, 2006.:339). Menurut Sumarsan
(2013:130) tingkat pengembalian investasi adalah salah satu rasio kemampulabaan
yang berfungsi untuk kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
diinvestasikan dalam aktiva yang digunakan dalam operasional perusahaan untuk
menghasilkan laba, sehingga rasio tingkat pengembalian investasi/ return On
Investment adalah:
ROI =Total Laba Bersih
Total Investasi
Laba bersih dapat dihitung baik sebelum pajak
maupun sebelum beban bunga dan pajak. Laba yang digunakan dalam penelitian ini
laba operasi bersih. Alasannya karena dasar perhitungan (yaitu denominator)
terdiri atas asset operasi. Jadi, agar tetap konsisten maka yang digunakan
sebagai pembilangnya adalah laba operasi bersih (Garisson et al.,2013:69).[25]
Berdasarkan analisis Cross
Sectional dalam mengganalisis kinerja keuangan, adapun Standar penilaian
ROI pada perusahaan industri yaitu sebagai berikut.
Table 3.1 Standar penilaian industri di perusahaan No
|
Nama Industri
|
Standar Industri
|
1.
|
Industri Pulp Dan Kertas
|
4.62%
|
2.
|
Industri Makanan Dan Minuman
|
18.00%
|
3.
|
Industri Farmasi
|
16.03%
|
4.
|
Industri Plastik Dan Kemasan
|
3.23%
|
5.
|
Sektor Perbankan
|
10.00%
|
6.
|
Sektor Pembiayaan
|
9.45%
|
b.
Residual Income (RI),(X2)
Simamora (2002:286) Residual
Income merupakan salah satu cara memusatkan perhatian pada nilai rupiah
ketimbang pada rasio (seperti terjadi pada Return on Investment). Laba
jumlah miinimal laba operasi yang dikehendaki yang ditentukan oleh manajemen
senior, dengan memperhitungkan faktor seperti biaya modal kegiatan bisnis
perusahaan. Hansen dan Mowen (2005:126) menyatakan Jika nilai Residual
Income positif, perusahaan telah menciptakan kekayaan dan Jika negatif,
maka perusahaan telah menyia-nyiakan modal, dalam jangka panjang hanya
perusahan-perusahan yang menghasilkan modal atau kekayaan yang dapat bertahan.
Kesimpulan dari pengertian di atas, Residual
Income atau laba residu digunakan untuk menilai kinerja divisional dengan
menghitung selisih laba sebelum pajak dengan biaya modal atas investasi yang
dilakukan. Perusahaan telah memperoleh nilai tambah ekonomis, jika hasil
pengurangan dari laba operasi setelah pajak dengan biaya modal.[26]
2.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan individu
yang menjadi subjek penelitian. Untuk lebih jelasnya mngenai pengertian
populasi ini, peneliti mengungkapkan pendapat Arikunto tentang populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian.[27]
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh laporan keuangan PT
Kimia Farma Tbk yang terdaftar di BEI.
Sampel adalah suatu prosedur
pengambilan data dimana hanya sebagian saja yang diambil dan digunakan untuk
menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.[28]
Sampel yang akan digunakan peneliti adalah laporan keuangan triwulan dari tahun
2014-2016.
3.
Instrument Penelitian
`Instrument penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati(variabel penelitian).[29]
Dengan demikian , penelitian dalam mengumpulkan data akan lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, lebih cermat, lebih sistematis sehingga lebih mudah
diolah. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian sebagai
sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dokumentasi
sangat penting untuk keperluan analisis penelitian. Data dokumentasi penelitian
inisebagai data pendukung dari data yang diperoleh dari data hasil wawancara,
dan pengamatan. Dan melalui dokumentasi penenlitian mengetahui secara tertulis
apa yang sebenarnya terjadi, baik perilaku maupun peristiwa tertentu.[30]
4.
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi yang dimana peneliti mencari informasi dengan cara mempelajari
dokumen-dokumen seperti laporan keuangan dan gambaran umum perusahaan yang
terdaftar di BEI di tahun 2010-2013. Dokumen yang diambil berupa laporan laba
rugi dan neraca perusahaan yang terdaftar di BEI.
5.
Analisis
Data
Analisis data digunakan untuk meringkas data
dalam bentuk yang mudah dipahami dan ditafsirkansehingga hubungan antar problem
penelitian dapat dipelajari dan diuji.[31]
Analisis data dalam penelitian kuantitatif lazim disebut analisis statistik
kerena menggunakan rumus-rumus statistik.[32]Adapun
langkah menganalisis data adalah sebagai berikut:
a.
Menghitung Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan ROI
ROI =Laba
(rugi)Operasi Bersih ×100%
Total Asset
b.
Menghitung
Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan RI
RI = NOPAT – Biaya Modal
= NOPAT – (WACC x Total Aktiva)
Keterangan :
NOPAT= Net operation
after tax (Laba Operasi Bersih Setelah Pajak )
WACC = Weight
Average Cost Of Capital (Biaya Modal Rata- RataTertimbang)
c.
Statistik Deskriptif
Analisis data yang digunakan peneliti yaitu statistik
deskriptif. Menurut Sugiyono (2008:11) Statistik deskriptif adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul.
Statistik ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam
bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling
hubungan, tidak menguji hipotesis, tidak membuat prediksi ataupun mempelajari
berdasarkan implikasi sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan
mengenai masalah yang diteliti.
Berdasarkan penjelasan
di atas, maka penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu mengarah pada
analisis deskriptifkuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan dan
mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa seagaimana adanya yang
diwakili dengan angka. Menurut Sugiyono (2008:14) Adapun Teknik analisis dengan
kuantitatif yang dapat digunakan antara lain:
1. Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan
tabulasi silang (crosstab). Dengan analisis ini akan diketahui kecenderungan
hasil temuan penelitian, apakah masuk dalam kategori rendah, sedang atau
tinggi.
2. Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, poligon,
ogive, diagram batang, diagram lingkaran, diagram pastel (pie chart), dan
diagram lambang.
3. Penghitungan ukuran penyebaran seperti mean (nilai
rata-rata).
d.
Melakukan Uji Kualitas Instrumen
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen
penelitian dapat di evaluasi uji autokorelasi.
1)
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menjadi apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena oservasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.[33]Masalah
ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Oleh sebab itu, uji asumsi klasik autokorelasi
dilakukan untuk data yang memiliki seri (time series).[34]
Pada uji autokorelasi ini, penulis menggunakan uji Dorbin-Waston dengan cara
membandingkan DW hitung dengan DW tabelnya, derajat yang digunakan adalah 5%
pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi jika nilai DW terletak antara
batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi
sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.[35]
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin,Beni
Ahmad Saebeni, Metode Penelitian Kualitatif Bandung:Pustaka Setia, 2012
Annisa,
Nur Rachma, Suhadak, Muhammad Saifi, Analisis Return On Investment (ROI) Dan Residual
IncomeE (RI) Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan.Administrasi
Bisnis . 2 Agustus, 2014
Arikunto,
Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006
Dewa,
Aditya Putra. Analisi Kinerja Keuangan.Ilmu dan Riset Manajemen, 3
Maret,2015
Ghazali,
Imam. Aplikasi Analisis
Multivariet Dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2001
Kasiram,
Moh. Metodologi Penelitian,Refleksi Pengembangan dan Pemahaman Dan
pengausaan Metodologi Penelitian, alang: UIN Maliki Press, 2010
Kuncono,
Mudrajat. Metode Kuantitatif Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN, 2011
Martono,
Nanang. Metode Penelitian
Kuantitatif, Jakarta: PT Grafindo Persada,2011
Rizal,
Risna, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Jasa Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Administrasi Bisnis. 8 Juli, 2017
Romadhoni.
Analisis ROI dan RI untuk menilai kinerja keuangan perusahaan untuk menilai
kinerj keuangan perusahaan makanan yang terdaftar dibursa efekindonesia. Ilmu
Administrasi.1 Agustus, 2016
Rudianto.
Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama,2013
Sartono,
Agus. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1991
Subramanyam
dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat,
2010
Sugiyono, Metode
KuantitatifKualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2013
Sunyoto,
Danang. Metode Penelitian Akuntansi Bandung:PT. Refika Aditama, 2013
Tanzeh,
Ahmad Pengantar Metode Penelitian Yogyakarta: Teras,2009
Tim
Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan karya Ilmiah.
Pamekasan: STAIN Press, 2012
[1]
Subramanyam dan John J. Wild, Analisis
Laporan Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), hlm.17-22
[2] Ibid, hlm. 40
[3] Ibid, hlm.
43-44
[4] Agus Sartono,
Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1991), hlm. 65
[5] Nur
Rachma Annisa, Suhadak, Muhammad
Saifi,”
Analisis Return On Investment (ROI) Dan Residual IncomeE (RI)
Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan.”Administrasi Bisnis”,2(Agustus,
2014). hlm. 2
[6] Risna Rizal,“
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Jasa Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Administrasi Bisnis”, 8
(Juli, 2017), hlm. 14
[7] Nur Rachma
Annisa, Suhadak, Muhammad Saifi,” Analisis Return On Investment (ROI) Dan Residual
Income (RI) Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan.” Administrasi Bisnis,”2(Agustus,
2014). hlm. 7
[8] Tim Penyusun
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan karya Ilmiah
(Pamekasan: STAIN Press, 2012), hlm.10
[9] Nanang
Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta: PT Grafindo
Persada,2011), hlm. 63
[10] Nur Rachma
Annisa, Suhadak, Muhammad Saifi,” Analisis Return On Investment (ROI) Dan Residual
Income (RI) Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan.” Administrasi Bisnis”,2(Agustus, 2014).
hlm. 4
[11] Ibid, hlm 5
[12] Ibid, hlm.6
[13] Ibid, hlm. 9
[14] Nur Rachma
Annisa, Suhadak, Muhammad Saifi, “Analisis Return On Investment (ROI)
Dan Residual Income (RI) Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan. Admiistrasi
Bisnis” 2 (Agustus, 2014), hlm. 7
[15] Agus Sartono, Manajemen
Keuangan, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1991), hlm. 64
[16] Aditya Putra Dewa,” Analisi Kinerja Keuangan.Ilmu
dan Riset Manajemen”,3(Maret,2015), hlm. 8
[17]Rudianto, Akuntansi
Manajemen, (Jakarta: Pt Gelora Aksara Pratama,2013), hlm.224-225
[18] Nur Rachma
Annisa, Suhadak, Muhammad Saifi,” Analisis Return On Investment (ROI) Dan Residual
Income (RI) Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan.” Administrasi Bisnis”,2(Agustus,
2014). hlm. 9
[19] Ibid, hlm.10
[20] Nur Rachma
Annisa, Suhadak, Muhammad Saifi,” Analisis Return On Investment (ROI) Dan Residual
Income (RI) Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan.” Administrasi Bisnis”,2(Agustus,
2014). hlm. 10
[21] Risna Rizal,“
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Jasa Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia.” Administrasi Bisnis”, 8 (Juli, 2017),
hlm. 20
[22] Ibid, hlm. 22
[23] Nur Rachma
Annisa, Suhadak, Muhammad Saifi,” Analisis Return On Investment (ROI) Dan Residual
Income (RI) Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan.” Administrasi Bisnis”,2(Agustus,
2014). hlm. 17
[24]
Romadhoni,”Analisis ROI dan RI untuk menilai kinerja keuangan perusahaan untuk
menilai kinerj keuangan perusahaan makanan yang terdaftar dibursa
efekindonesia.”Ilmu Administrasi.”1 (Agustus,2016), hlm.10
[25] Risna Rizal,“
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Jasa Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Administrasi Bisnis”, 8
(Juli, 2017), hlm. 22-23
[26] Risna Rizal,“
Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Jasa Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Administrasi Bisnis”, 8
(Juli, 2017), hlm. 24
[27] Arikunto,
Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hlm. 130
[28] Nanang Martono, Metode Penelitian
Kuantitatif:Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Edisi Revisi (
Jakarta:PT Grafindo Persada, 2011), hlm. 74
[29] Sugiyono, Metode
KuantitatifKualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta,2013), hlm.102
[30] Afifuddin,Beni
Ahmad Saebeni, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:Pustaka Setia,
2012), hlm. 133
[31] Moh Kasiram,Metodologi
Penelitian,Refleksi Pengembangan dan Pemahaman Dan pengausaan Metodologi
Penelitian, (alang: UIN Maliki Press, 2010), hlm.120
[32] Ahmad Tanzeh, Pengantar
Metode Penelitian (Yogyakarta: Teras,2009), hlm.71
[33] Mudrajat
Kuncono, Metode Kuantitatif (Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Mnajemen
YKPN, 2011), hlm.115
[34] Danang
Sunyoto,Metode Penelitian Akuntansi (Bandung:PT. Refika Aditama, 2013),
hlm. 97
[35] Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariet Dengan Program
SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2001), hlm. 61