Sunday 25 March 2018

Contoh Proposal ANak UTM MADURA




BAB   I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah

1.Identifikasi Masalah

Kondisi pembelajaran yang kondusif akan berpengaruh terhadap penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas. Agar dapat melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik, maka guru diharapkan menguasai keterampilan mengajar seoptimal mungkin, akan pembelajaran yang dilaksanakan berjalan dengan sukses.
Kegiatan belajar mengajar adalah proses komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi sudah merupakan suatu kegiatan manusia yang seolah-olah sudah berjalan dengan sendirinya. Tidak ubahnya dalam proses belajar mengajar, perlu adanya proses komunikasi yang harus diciptakan oleh setiap guru dan siswanya.. Juga tidak kalah pentingnya dengan adanya media Pembelajaran, maka dunia pengajaran semakin mengalami kemajuan yang pesat, sehingga dengan demikian peranan media pembelajaran sangat menentukan pula terhadap kegiatan proses belajar mengajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu syarat agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Menurut definisinya media pembelajaran adalah alat atau perantara berfungsi sebagai penyampai pesan yang bertujuan memberikan pengalaman secaara konkrit yang akan lebih mengefektifkan dan mengefesienkan komunikasi dan interaksi antara pendidik dan anak didik dalam proses belajar mengajar (Djamarah, 2006: 136), sehingga mencapai tujuan pengajaran yang di harapkan.
1
 
Mengingat pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, seorang pendidik hendaknya dapat memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan, khususnya dalam memilih media pembelajaran yang mempunyai daya tarik yang tinggi bagi peserta didik, sehingga anak didik dapat menerima, memahami serta menguasai materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dari silabi dan kurikulum yang telah di tetapkan. Sebagaimana Oemar Hamalik berpendapat bahwa:
 “Guru harus memiliki pengetahuaan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran, meliputi pemahaman media sebagai alat komunikasi untuk mengefektifkan proses belajar mengajar, fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, pemilihan dan penggunaan media pengajaran dan usaha  inovatif dalam media pengajaran” (Arsyad, 2007:4)

Dari sebagian realitas yang ada, banyak pendidik yang kurang bisa memanfaatkan dan menggunakan media pembelajaran yang ada dengan baik dan benar, sehingga hasilnya tidak dapat bisa maksimal, bahkan siswa yang menerima pelajaran tersebut tidak memahami materi yang di sampaikan dan hasilnyapun  mengecewakan, dalam arti tidak ada kesesuaian antara materi dengan tujuan pembelajaran dan situasi serta kondisi yang ada.
Penggunaan media pembelajaran penting dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas mengingat pemanfaatan dan penggunaan media pembelajaran itu tidak perlu mngeluarkan biaya yang sangat mahal dan sulit di dapatkan, dan hasilnya pun bisa meningkatkan pemahaman siswa dalam PBM. Misalnya penggunaan media pembelajaran jenis gambar, di samping harga murah untuk dijangkau, gampang dan mudah didapat serta sekolah manapun bisa menggunakannya.
Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat diketahui apabila evaluasi pembelajaran telah diketahui. Begitu juga untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA harus diadakan evaluasi sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Dari hasil evaluasi pembelajaran IPA di kelas V SDN Tanjung 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan mengenai macam-macam gaya menunjukkan rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran tentang macam-macam gaya, yaitu dari 19 siswa hanya 6 siswa (31,58%) di kelas V SDN Tanjung 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan yang mencapai tingkat penguasaan materi sesuai dengan KKM sebesar  65.
Melihat keadaan tingkat penguasaan siswa terhadap materi tentang Macam-macam gaya, penulis mengupayakan suatu perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan melakukan refleksi, meminta bantuan teman sejawat, berdiskusi dengan supervisor terungkap masalah yang terjadi dalam diri siswa, adalah :
1.      Pembelajaran yang diterapkan  terlalu menonton , yaitu penggunaan metode pembelajaran kurang bervariasi.
2.      Pembelajaran yang dilaksanakan kurang memberi kesan yang lama pada siswa, sehingga dengan mudah siswa melupakan pelajaran yang telah diterimanya.
3.      Pembelajaran kurang menarik minat siswa.
4.      Rendahnya penguasaan materi pembelajaran oleh siswa
5.      Kurangnya kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam upaya menarik perhatian siswa
2. Analisis Masalah
Menganalisis masalah merupakan langkah yang harus dilakukan guru setelah melakukan identifikasi. Jika melalui identifikasi anda dapat menemukan beberapa masalah yang terkait dengan kegiatan pembelajaran di kelas,maka analisis bertujuan agar masalah tersebut menjadi lebih jelas dan dapat menduga faktor-faktor penyebabnya. Guru sebagai peneliti selanjutnya perlu melakukan analisis. Melalui brainstorming (secara kolaboratif), analisis penyebab munculnya masalah dapat di jabarka dengan mudah. Dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut, beberapa tehnik pengumpulan data dapat diterapkan misalnya (a) mengembangkan angket (b) mewawancarai siswa dan (c) melakukan observasi langsung dalam kelas.
Dari berrbagai  kemungkinan penyebab masalah yang dapat ditemukan untuk memastikan penyebab yang paling mungkin, apa yang sesungguhnya menjadi penyebab hasil belajar siswa kelas V SDN Tanjung 2 kecamatan pademawu kabupaten pamekasan masih rendah. Data di coba dan dianalisis untuk menentukan penyebab yang paling mungkin dan data-data dikumpulkan melalui (a) angket (b) wawancara (c) observasi kelas. Data tersebut kemudian dianalisis secara (kolaboratif) dan disimpulkan.
Ternyata melalui hasil kolaboratif dan analisis data, penyebab sesungguhnya adalah metode yang digunakan guru tidak kondusif (mendukung/mendorong) siswa untuk memahami pelajaran IPA khususnya materi pengaruh gaya terhadap benda sehinnga siswa mampu mencapai hasil yang maksimal. Umumnya, siswa menganggap bahwa akar penyebab masalah kualitas belajar mengajar antara lain sebagai berikut :
a.        Proses belajar mengajar yang satu arah
b.      Metode mengajar guru yang membosankan, kurang menarik akar penyebab masalah tersebut perlu dianalisis sehingga bentuk intervensi (action/saluting) dalam penelitian tindakan kelas dapat dikembangkan secara lebih tepat
3. Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah diatas, langkah selanjutnya guru merencanakan alternatif pemecahan masalah, untuk memperbaiki proses pembelajaran maka peneliti mengambil beberapa alternatif pemecahan masalah diantaranya :
a.       Penggunaan alat peraga konkrit untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pengaruh gaya terhadap benda
b.      Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pengaruh gaya terhadap benda
c.       Pengelolaan kelas yang berfokus pada cara belajar siswa aktif.
Dilihat dari mata pelajaran dan karakteristik materi pelajaran yang akan diajarkan maka penulis mengambil prioritas pemecahan masalah yaitu : penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pengaruh gaya terhadap benda melalui media gambar dan diskusi.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor diketahui bahwa permasalahannya, adalah :

a.       Bagaimanakah cara meningkatkan pemahaman siswa tentang macam-macam gaya melalui media gambar di kelas V SDN Dharma Camplong 3 Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang?
b.      Bagaimanakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang macam-macam gaya pada pembelajaran IPA  kelas V SDN Tanjung 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan?

C.     Tujuan

Setiap kegiatan yang dilakukan akan mempunyai tujuan yang jelas sebagai arah dan penentu kegiatan yang dilakukan, oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui cara meningkatkan pemahaman siswa tentang macam-macam gaya melalui media gambar dan diskusi di kelas V SDN Tanjung 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan
  2. Untuk mengetahui dampak penggunaan media gambar dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang macam-macam gaya pada pembelajaran IPA  kelas V SDN Tanjung 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan

D.    Manfaat

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa maupun sekolah, antara lain :
  1. Manfaat bagi guru
-         Meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru
-         Memudahkan guru mengelola kelas secara maksimal
-         Membantu guru memperbaiki pembelajaran di kelasnya
-         Meningkatkan rasa percaya diri guru dengan kemampuannya melaksanakan perbaikan pembelajaran IPA
-         Memiliki strategi pembelajaran yang aktif, kreatif  dan inovatif serta menyenangkan
-         Mengembangkan potensi guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
  1. Manfaat bagi siswa
-         Meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran
-         Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
-         Meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa
-         Memotivasi siswa dalam belajar
  1. Manfaat bagi sekolah
-         Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
-         Membantu sekolah untuk berkembang pesat dengan adanya peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan pendidikan sekolah tersebut
-         Dapat dimanfaatkan sebagai bahan bagi sekolah itu sendiri ataupun sekolah lain untuk menciptakan suasana kondusif bagi iklim pendidikan disekolah.


BAB   II
KAJIAN PUSTAKA


A.     Hakikat Kegiatan Belajar Mengajar IPA/Sains di Sekolah Dasar

Kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu belajar dan mengajar. Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang optimal adalah situasi dimana siswa dapat berinteraksi dengan guru atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka mencapai indikator yang ingin dicapai. Selain itu belajar akan lebih optimal bila menggunakan metode atau media yang tepat. Agar dapat diketahui keefektifan KBM maka setiap proses dan hasilnya dapat dievaluasi sehingga menunjukkan adanya perubahan tingkah laku.
1.      Arti Belajar
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh, sebagian kecil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Sudjana (1995:28) mengatakan belajar adalah merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru-siswa, siswa-guru pada saat pengajaran berlangsung.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan pribadi anak didik yang terjadi di dalam situasi yang bervariasi. Pertumbuhan tingkah laku serta pertumbuhan pribadi anak didik tidak lain adalah sebagai hasil dari pengalaman yang dihayati oleh anak didik yang akan menimbulkan respon tertentu. Perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak terampil menjadi terampil, dari sikap dan nilai tertentu menjadi sikap dan nilai yang lain.
6
 
Pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan, yaitu :
a)      Kognitif, berupa pengetahuan, prinsip kekayaan informasi
b)      Afektif, berupa sistem nilai dan sikap
c)      Psikomotorik, berupa keterampilan
2.      Arti Mengajar
Pengertian mengajar mempunyai arti yang sangat luas, yaitu dikemukan oleh Sudjana (1995:29), adalah  menanamkan pengetahuan pada siswa dengan cara membimbing kepada siswa dalam KBM.
Jadi dengan demikian mengajar bukan sekedar mentransfer pengetahuan, mengajar dalam arti yang komprehensif dan mendasar adalah mendidik sebagai proses menuju kemandirian, tidak tergantung pada pihak lain. Mendidik merupakan upaya untuk membawa peserta didik menuju kedewasaan baik jasmani maupun rohani.
Untuk melaksanakan tugas tersebut ada beberapa pendapat tentang prinsip dan bentuk mengajar yang baik. Roestiyah (1991), mengatakan bahwa mengajar yang efektif itu adalah :
a)      Guru mampu merumuskan tujuan dari setiap pembelajaran
b)      Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin
c)      Guru harus mencintai apa yang akan diajarkan dan berpendirian bahwa mengajar adalah suatu profesi yang diharapkan dengan mantap
d)      Guru harus mampu mengerti tentang pengalaman pribadi anak didiknya
e)      Guru harus menggunakan variasi metode dalam mengajar, memilih metode yang tepat untuk setiap bahan pelajaran agar siswa tidak mudah bosan
f)        Seorang guru tidak mungkin mampu mendahului semua bahan dan semua materi mata pelajaran
g)      Guru harus dapat membimbing kepada apa yang aktual dan harus disiapkan sebaik-baiknya
h)      Murahlah dengan pujian dan guru harus berani, hal itu akan membawa hasil yang lebih baik daripada selalu mengkritik dan mencela
i)        Timbulkan semangat belajar secara individual dan gunakan pengalaman anak sehingga dapat memberi kebebasan dan dapat membiasakan anak mempunyai daya kreasi dalam bekerja.

3).   Fungsi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Dalam Kurikulum tingkat satuan pendidikan dnyatakan bahwa fungsi mata pelajaran IPA di SD meliputi lima hal, yaitu :
1.       Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatan bagi kehidupan sehari-hari
2.       Mengembangkan keterampilan proses
3.       Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari
4.       Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatan bagi kehidupan sehari-hari, dan
5.       Mengembangkan pengetahuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Berdasarkan fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di tingkat pendidikan dasar sangat menekankan pada proses pemahaman IPA dan hubungannya dalam kehidupan sehari-hari, siswa SD dalam belajar IPA diharapkan memiliki pengertian, kemampuan berfikir dan sikap yang tepat untuk menghadapai kecepatan perubahan yang terus menerus dimasyarakat sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Oleh karena itu guru harus menguasai benar kurikulum yang merupakan pedoman dalam merencanakan program kegiatan belajar mengajar di kelas. Tanpa penguasaan yang baik terhadap kurikulum yang berlaku akan mengalami kesulitan dan kurang terarah dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa.
Guru yang baik adalah guru yang berhasil dalam pengajaran, dan mampu mepersiapkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengarahkan siswa agar mencapai tujuan-tujuan itu, maka setiap guru harus memiliki berbagai kemampuan kualifikasi profesional. Tugas profesional itu meliputi tugas-tugas mendidik (untuk mengembangkan kepribadian siswa), mengajar (untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan melatih (untuk mengembangkan keterampilan siswa).

B.     Materi Macam-Macam Gaya

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan gaya dengan jenis yang berbeda satu dan yang lainnya. Gaya tarik, gaya dorong, dan gaya gesek merupakan beberapa gaya yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Setiap gaya yang dilakukan memerlukan tenaga. Berdasarkan sumber tenaga yang diperlukan, gaya dibedakan menjadi beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
a.      Gaya Otot
Gaya otot, merupakan gaya yang dihasilkan oleh tenaga otot. Contoh gaya otot adalah pada saat kita menarik atau mendorong meja, membawa belanjaan ibu, dan menendang bola. Karena terjadi sentuhan, maka gaya ini termasuk gaya sentuh.
b.      Gaya  Gesek antara Dua Benda
Gaya gesek, merupakan gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda. Contoh gaya gesek adalah gaya yang bekerja pada rem sepeda. Pada saat akan berhenti, karet rem pada sepeda akan bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan sepeda dapat berhenti ketika dilakukan pengereman.
c.       Gaya Magnet
Gaya magnet, merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet. Contoh gaya magnet adalah tertariknya paku ketika didekatkan dengan magnet. Benda – benda dapat tertarik oleh magnet jika masih berada dalam medan magnet.

d.      Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi, merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan bumi. Contoh gaya gravitasi adalah jatuhnya buah dari atas pohon dengan sendirinya. Semua benda yang dilempar ke atas akan tetap kembali ke bawah karena pengaruh gravitasi bumi.
e.       Gaya Listrik
Gaya listrik, merupakan gaya yang terjadi karena aliran muatan listrik. Aliran muatan listrik ini ditimbulkan oleh sumber energi listrik. Contoh gaya listrik adalah bergeraknya kipas angin karena dihubungkan dengan sumber energi listrik. Muatan listrik dari sumber energi listrik mengalir ke kipas angin. Sehingga, kipas angin dapat bergerak.

C.     Prestasi Belajar

1.      Pengertian prestasi belajar
Sebelum membahas tentang prestasi belajar, maka perlu diketahui pengertiannya satu persatu yaitu pengertiuan prestasi dan belajar itu sendiri, karena antara kata prestasi belajar dan itu mempunyai kata berbeda. Untuk itu penulis akan mengemukakan pengertian prestasi dari beberapa tokoh diantaranya:
Menurut Zainal Arifin, prestasi berasal dari kata belanda yaitu "prestase" setelah di indonesiakan menjadi "prestasi" yang artinya hasil usaha. (Zainal Arifin, 1991 : 3)
Sedangkan menurut M. Buchori M. Ed, "prestasi yaitu hasil yang tercapai atau hasil sebenarnya yang tercapai". (Sutartinah Tirtonegoro, 1984 : 93)
Dari beberapa pengertian  prestasi yang dikemukakan para ahli diatas, terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu  hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan.
Setelah mengetahui pengertian prestasi penulis juga akan mengemukakan pengertian belajar dari beberapa tokoh, diantaranya :
Menurut W.H. Buston, yang sudah di indonesiakan, belajar adalah :perubahan tingkah laku pada diri indivindu dengan lingkungannya. (Lilis Sekiawati, 1993 : 4)
Sedangkan pengertian belajar menurut Oemar Hermalik adalah sebagai berikut :
"Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan padadiri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan-kebiasaan, ketrampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifar-sifat sosial, emosi dan pertumbuhan jasmani". (Oemar Hamalik, 1990 : 122)
Menurut Drs. Slameto, Belajar adalah suatu proses usaha yang dilaksanakan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri  dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 1983 : 59)
Beberapa pendapat tentang pengertian belajar yang dinyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri anak didik, yang disebabkan hasil interaksi indivindui dengan lingkungannya. Namun tidak serta merta semua perubahan dapat dikatagorikan belajar, sebab ada karekteristik yang mendasari belajar yaitu :
a.       Perubahan yang terjadi secara sadar yaitu adanya sebuah kesadaran yang terjadi pada diri seseorang bahwa di dalamnya ada sebuah perubahan semisal ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah.
b.      Perubahan belajar bersifat kontinu dan fungsional. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang hendaknya berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang akan mengakibatkan perubahan selanjutnya. Contoh bagi anak yang belajar menulis dari tidak tahu manjadi tahu dan lama kelamaan tulisannya menjadi lebih baik.
c.       Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dari hasil belajar perubahan itu akan semakin bertambah dan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumya.Perubahan yanmg bersifat aktif adalah adanya upaya yang dilakukan indivindu untuk mencapai suatu peruibahan.
d.      Perubahan dalam  belajar tidak bersifat sementara. Perubahan yang diakibatkan belajar itu bersifat permanen. Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
e.       Perubahan dalam belajar bersifat terarah atau bertujuan. Perubahan yang di akibatkan belajar itu akan dapat menngarahkan  seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
f.        Perubahan dalam belajar mencangkup segala aspek kehidupan siswa yang melalui proses belajar mengajar aakan mengalami perubahan seluruh tingkah laku baik dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya. (Slameto, 1983 : 3-5) 
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa untuk mendapatkan perubahan tingkah laku setelah mengalami proses belajar atau akibat dari pengetahuan juga diperolehnya  atau ketrampilan yang dikembangkan dalam sekolah sehingga siswa memiliki kesiapan diberbagai aspek yaitu kognetif (sikap) , psikomotorik (ketrampilan).
2.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa pada hakekatnya merupakan hasil yang dicapai melalui proses individu dengan lingkungannya, dari interaksi ini juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun eksternal.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut :
a.         Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dalam diri manusia itu sendiri. Faktor ini dapat diklasifikasi menjadi 2 yaitu faktor biologis (Usla, kesehatan, kematangan) dan faktor psikologis (kelelahan suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar. (Suharsimi Arikunto, 1995 : 21)
Dalam hal ini arden N. Frandsin mengatakan bahwa yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut :
1)        Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki lebih luas
2)        Adanya keinginan untuk selalu lebih maju
3)        Adanya keinginan mendapat simpati dari guru, orang tua dan teman-temannya.
4)        Adanya keinginan memperbaiki kegagalan yang walaupun melalui kompetisi.
5)        Adanya keinginan mendapatkan rasa aman dalam menguasai pelajaran.
6)        Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar. (Abu Ahmadi, Widodo Supriono, 1991 : 131)
b.        Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar dirinya sendiri, faktor ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)      Faktor sosial, meliputi :
a)      Lingkungan Keluarga
Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dan utama dalam mempengaruhi anak baik pertumbuhan atau perkembangannya yang akhirnya mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
b)      Lingkungan Sekolah
Merupakan faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa karena situasi dan kondisi sekolah itu sangat menentukan kebarhasilan siswa dalam belajar baik berupa kurikulum yang digunakan, disiplin sekolah maupun metode mengajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
c)      Lingkungan Masyarakat
Merupakan faktor eksternal yang sangat menunjang terhadap keberhasilan belajar, peran serta masyarakat dalam menciptakan dan mengupayakan lingkungan belajar yang baik sangat dibutuhkan.
2)      Faktor budaya (adat istiadat dan iptek)
3)      Faktor lingkungan fisik (fasilitas, sarana dan perasaan belajar)
4)      Faktor spiritual / keagamaan (moh. Uzer Uzman, Lilis Setiawan, 1993 : 27)
Dengan demikian pengenalan seorang guru terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut sangat penting sekali artinya dalam membentuk siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

3.      Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang renteng kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidangnya dan kemampuannya masing-masing, bila demikian halnya maka kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pula bagi manusia, khususnya bagi manusia yang berada di bangku sekolah.
Adapun fungsi utama dari prestasi bilangan adalah sebagai berikut:
a.       Sebagai indikator kualitas-kualitas pengetahuan telah dikuasai siswa, karena prestasi belajar merupakan hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah belajar, juga sebagai alat untuk memotivasi siswa agar lebih belajar juga sebagai alat untuk memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, baik individu maupun kelompok.
b.      Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebutkan sebagai tendensi keingintahuan merupakan kebutuhan siswa dalam suatu program pendidikan.
c.       Sebagai badan informasi dalam inovasi pendidikan, bahwa prestasi belajar dapat dijadikan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan juga sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d.      Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan, asumsinya bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan masyarakat dan siswa. Sedangkan indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik atau siswa di dalam masyarakat, asumsinya bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan pembangunan masyarakat.
e.       Sebagai indikator daya serap kecerdasan siswa, artinya dalam prestasi belajar mengajar siswalah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum materi pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum. (Ibid)
f.        Sebagai alat motivasi, di mana dalam belajar motivasi adalah pendorong siswa dan juga dapat mempengaruhi intensitas belajarnya. Siswa ingin tahu sesuatu dari apa yang dipelajarinya sebagai tujuan yang ingin dicapainya selama belajar yang pada akhirnya ia akan terdorong untuk mempelajarinya, oleh karena itu setiap siswa berlomba-lomba untuk mencapai prestasi yang lebih baik dan tinggi dengan usaha yang dilakukan seoptimal mungkin. Dengan demikian prestasi belajar dapat dikatakan sebagai kebutuhan yang memunculkan motivasi di dalam diri siswa untuk selalu belajar dengan giat. (Drs. Syaiful Bahri Jamaroh, 1994, 28)
Dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, maka betapa pentingnya kita mengetahui prestasi yang telah dicapai siswa baik perorangan maupun kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan pada bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan dan sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan prestasi belajar mengajar, sehingga dapat menentukan apakah perlu menggunakan diagnosis, bimbingan atau penempatan anak didik.
Sedangkan kegunaan dari prestasi belajar, sebagaimana yang diungkapkan oleh eronbach adalah sebagai berikut:
a.       Sebagai umpan balik bagi pendidikan dalam mengajar
b.      Untuk keperluan diagnosis
c.       Untuk keperluan Bp
d.      Untuk keperluan seleksi
e.       Untuk keperluan penempatan atau penjurusan
f.        Untuk menentukan isi kurikulum
g.       Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah. (Zainal Arifin, 4)
Dari uraian tentang fungsi dan kegunaan prestasi belajar di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampai kepanpun selama pendidikan masih berlangsung prestasi belajar sangat diperlukan dan besar pula pengaruhnya baik pada siswa maupun pada institusi pendidikannya, demikian juga pada guru sebagai pengajar karena salah satu indikator berhasilnya proses pembelajaran akan terlihat dari hasil belajar atau prestasi yang dicapai oleh para siswa di sekolah.
Namun perlu di ketehui pula bahwa berhasil tidaknya atau tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa adalah bergantung pada lancar tidaknya siswa dalam proses belajarnya, dalam arti jika siswa tidak mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajarnya, maka tidak mustahil siswa akan memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan yang diharapkan, namun sebaliknya, jika siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajarnya maka cepat atau lambat akan berpengaruh pada rendahnya hasil belajar atau prestasi belajar yang diperolehnya.

D.    Media Gambar

1.      Pengertian
Secara harfiah kata media gambar terdiri dari dua kata yaitu media dan gambar. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan (Basuki, 1991:8). Sedangkan gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, Tumbuhan) yang dibuat dengan cat, tinta. (Poerwadarminta, 1984:292). Jadi yang dimaksud media gambar adalah suatu media yang berbentuk lukisan yang dapat dijadikan sebagai sumber pesan bagi orang yang melihatnya. Dalam proses pembelajaran penerima pesan adalah siswa, sehingga dengan menggunakan media gambar siswa akan lebih memahami materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
Dalam proses pembelajaran pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan adalah materi pelajaran yang terkandung dalam media gambar tersebut yang disampaikan oleh guru kepada siswa sebagai penerima pesan.

2.      Fungsi Media Gambar
Media gambar merupakan wahana penyalur informasi belajar atau pesan yang meliputi manusia, materi, atau kondisi tertentu  yang dapat merangsang pikiran, perhatian, dan perasaan  siswa dalam proses belajar mengajar, maka media memiliki fungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan bahan pelajarannya di samping itu juga dapat berfungsi sebagai sumber belajar.
 Disamping fungsi di atas media gambar juga dapat membangkitkan minat, motivasi siswa, dan media juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, serta memudahkan penafsiran data dan  memadatkan informasi. (Arsyad, 2003:16)
Di antara beberapa fungsi pokok media gambar dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Nana S. Sudjana adalah sebagai berikut:
a.   Penggunaan media dalam proses pembelajaran bukan merupakan fungsi  tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b.  Penggunaan media merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi pembelajaran, ini berarti bahwa media merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
c.   Media dalam pembelajaran penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajarannya, fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan media harus melihat kepada tujuan pengajaran.
d.  Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
e.   Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam memahami pengertian yang diberikan oleh guru.
f.  Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, dalam artian jika menggunakan media, hasil belajar  yang dicapai siswa akan tahan lama diingat, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi. (Sudjana, 2004:99-100).
3.      Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yang dapat dipergunakan untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran IPS. Kelebihan-kelebihan dari penggunaan media gambar adalah sebagai berikut :

a.       Umumnya murah harganya.
b.      Mudah didapat
c.       Mudah digunakannya
d.      Dapat memperjelas suatu masalah.
e.       Lebih realistis
f.        Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan
g.       Dapat membantu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. 
     (Basuki, 1991:29).
Namun demikian, dari beberapa kelebihan yang dimilikinya tersebut di atas penggunaan media gambar dalam pembelajaran juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat menghambat proses pembelajaran, diantaranya  adalah senbagai berikut:
a.       Semata-mata hanya sebuah gambar (tidak nyata).
b.      Ukuran gambar sering kali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar,
c.       Memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan, dan kejelian guru dalam memanfaatkannya. (Basuki, 1991:29).
Dengan adanya kelebihan dan kelemahan tersebut diperlukan kreativitas seorang guru untuk dapat mempertajam yang menjadi kelebihan dari penggunaan media gambar dalam pembelajaran, dan meminimalisir dampak yang timbulkan oleh kelemahan yang dimilikinya.

4.      Jenis-Jenis Media Gambar
Keragaman media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar, diperlukan keterampilan guru dalam memilah dan memilih media yang sesuai dengan gambar Media gambar mempunyai banyak jenis sesuai dengan kegunaan, diantaranya adalah :
a.       Foto
Foto telah banyak digunakan sebagai media pembelajaran, karena foto merupakan gambar yang sama persis dengan aslinya, ssehingga memudahkan siswa untuk menebak dan mengenal dari gambar yang tampilkan.
b.      Gambar Ilustrasi
Gambar ilustrasi sering digunakan dalam buku-buku pelajaran. Dengan gambar ilustrasi guru dapat menggambar suatu peristiwa pada siswa yang terjadi dimasa-masa tertentu.
c.       Falsh card.
Falsh card adalah kartu berisi kata-kata, gambar atau kombinasinya dan  dapat digunakan untuk mengembangkan kata-kata dalam mata pelajaran bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khususnya
d.      Gambar pilihan dan potongan
Gambar pilihan dan potongan, biasanya digunakan untuk membuat kliping gambar-gambar pilihannya dari berbagai sumber, seperti majalah, surat kabar, buku, kalender, katalog, iklan dan poster.


BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A.     Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

1.      Lokasi Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Tanjung 2 yang terletak di desa Tanjung,  Kecamatan Pademawu Kabupaten pamekasan.
2.      Waktu  Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2018-2019. Dalam pengambilan data penelitian diambil dalam dua siklus, yaitu pada hari Senin tanggal 26 Maret 2018  merupakan pelaksanaan penelitian siklus pertama, dan pada hari Senin tanggal 02 April 2018  merupakan pelaksanaan siklus kedua.

Mata Pelajaran
Adapun mata pelajaran yang peneliti gunakan sebagai media penelitian adalah Ilmu pengetahuan Alam. Sedangkan materi pelajaran yang dijadikan bahan penelitian adalah Pokok Bahasan “Macam-macam gaya”.

3.      Subjek Penelitian
20
 
Yang menjadi Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Tanjung 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan yang dengan jumlah siswa 19  terdiri dari 8 siswa 11  siswi.  Motivasi belajar siswa umumnya rendah, suasana pembelajaran dalam kelas siswa kurang aktif, yang ditunjukkan dengan jika  diberi pertanyaan hanya sebagian kecil yang mau menjawab, jika diberi tugas sebagian besar tidak bisa mengerjakan. Dari jumlah siswa 19 orang, hanya 7 orang yang sering mencapai ketuntasan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 65.

B.     Prosedur Penelitian

Perbaikan pembelajaran ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dirancang dalam dua siklus. Pada setiap siklus mencakup perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengumpulan data/pengamatan dan refleksi.  Adapun prosedur kedua siklus ini akan terlihat dalam bagan berikut:
































Siklus I
 












Siklus II
 










 











(Hasil modifikasi  dari Andayani dkk, 2008:39)

Untuk lebih jelasnya tentang uraian  masing-masing siklus, maka penulis uraikan seperti berikut ini

I.          Siklus I

Langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan perbaikan pembelajaran IPA untuk siklus I adalah sebagai berikut :
a.       Perencanaan
·        Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk belajar dan mempraktekkan tentang pengaruh gaya terhadap benda sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
·        Menyiapkan sumber belajar dan media atau sarana pendukung yang diperlukan
·        Menyiapkan lembar observasi
·        Menyiapkan tes akhir pelajaran dan daftar nilai
b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus I ini peneliti menggunakan metode Ceramah dan tanya jawab. sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dipaparkan panjang lebar dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
Selain itu, pada tahap pelaksanaan juga dilaksanakan tes formatif untuk mengukur daya serap siswa dalam pembelajaran. Diakhiri dengan menutup pembelajaran siklus I

c.       Pengamatan/Pengumpulan data
Pengamatan dan pengumpulan data pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dibantu oleh teman sejawat (format terlampir).
Format pengamatan terdiri dari :
·        Daftar Nilai siswa hasil evaluasi akhir pembelajaran siklus I
·                  Format observasi selama proses perbaikan pembelajaran siklus I
d.      Refleksi
Data yang dikumpulkan selama kegiatan pembelajaran siklus I diobservasi dan dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan analisis dilakukan refleksi, yaitu mencoba merenungkan atau mengingat dan menghubung-hubungkan kejadian dalam interaksi kelas untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan yang dicapai selama tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Hasil refleksi pada siklus I terdapat kelemahan-kelemahan dan digunakan sebagai dasar dan pertimbangan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilanjutkan pada siklus II.

II.       Siklus II
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan perbaikan pembelajaran IPA untuk siklus II adalah sebagai berikut :
a.      Perencanaan
·        Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (terlampir) beserta skenario tindakan yang akan digunakan dalam pembelajaran IPA dan telah dikonsultasikan dengan supervisor
·        Menyiapkan materi yang tersusun jelas, sistematis dan lengkap untuk setiap langkah kegiatan pembelajaran dengan berbagai macam metode
·        Menyiapkan media dan sarana pendukung yang diperlukan
·        Menyiapkan lembar observasi
·        Menyiapkan test akhir pelajaran dan daftar nilai
b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II ini peneliti menggunakan media gambar dan diskusi dalam pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dipaparkan panjang lebar dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
Selain itu, pada tahap pelaksanaan juga dilaksanakan tes formatif untuk mengukur daya serap siswa dalam pembelajaran. Dan diakhiri dengan menutup pembelajaran siklus II
c.       Pengumpulan data/pengamatan
Pengamatan dan pengumpulan data pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dibantu oleh teman sejawat (format terlampir)
Format pengamatan terdiri dari :
·        Daftar nilai siswa hasil evaluasi akhir pembelajaran dan siklus II
·        Format observasi selama proses perbaikan pembelajaran siklus II

d.      Refleksi
Data yang dikumpulkan selama kegiatan pembelajaran siklus II diobservasi dan dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan analisis dilakukan refleksi, yaitu mencoba merenungkan atau mengingat dan menghubung-hubungkan kejadian dalam interaksi kelas untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan yang dicapai selama tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Hasil refleksi pada siklus II, perbaikan dianggap berhasil apabila siswa minimal mencapai nilai yang ditargetkan dari hasil evaluasi.
Berdasarkan deskripsi dari dua siklus diatas, rincian indikator tingkat keberhasilan yang ditargetkan dari tiap siklus adalah dari sisi hasil belajar siswa, kompetensi dianggap telah dicapai oleh siswa jika siswa mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 65% keatas.

C. Analisa Data
1.      Untuk mengetahui ketuntasan kelas digunakan rumus berikut :
Ketuntasan kelas =           
2.      Untuk mengetahui daya serap siswa terhadap pembelajaran, digunakan rumus berikut :
Nilai =
3.      Untuk mengetahui Prestasi belajar siswa menggunakan rumus rata-rata.








BAB   IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.     Hasil Penelitian
1.      Siklus I
a.      Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu dipersiapkan beberapa instrumen yang akan diterapkan pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran, diantaranya :
-         Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam  Kelas IV. Pada pokok Bahasan “Macam-macam gaya” dengan indikator : yang ingin dicapai adalah siswa dapat menyebutkan macam-macam gaya.
-         Menyiapkan format lembar observasi dan lembar soal.
b.      Tahap Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah yang digunakan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam PTK ini adalah sebagai berikut :
-         Membuka pelajaran dengan pembacaan “Basmalah”
-         Menyampaikan secara singkat materi dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
-         Melakukan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab dengan siswa
-         Guru menjelaskan secara panjang lebar mengenai cara menentukan macam-macam gaya
-         Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa jika ada keterangan yang tidak dimengerti
-         Guru memberikan beberapa soal yang berkenaan dengan materi yang disampaikan
-         Siswa disuruh mengerjakan soal secara bergantian di papan tulis
-        
25
 
Guru mengarahkan seperlunya jika ada kesalahan dan kekeliruan.
-         Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan sendiri materi yang telah dipelajarinya.
-         Melakukan tes formatif untuk mengetahui daya serap siswa terhadap proses pembelajaran.
-         dan mengakhiri pembelajaran siklus I
c.       Tahap Pengamatan
Untuk lebih objektifnya hasil penelitian tindakan kelas, bersamaan dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk melakukan pengamatan dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu yang telah dipersiapkan
Adapun hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat dipaparkan sebagai berikut :

Tabel 1

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Dalam Pembelajaran Siklus I


No
Aspek Yang Dinilai
Skor Penilaian
Kriteria
1
2
3
4
1
Siswa termotivasi untuk menggunakan kemampuan berpikirnya.
 √



 Tidak baik
2
Kemampuan siswa menceritakan kembali terhadap apa yang telah dibacanya

 √


 Kurang baik
3
Siswa belajar dalam keadaan senang dan gembira
 √



 Tidak baik
4
Terjadi interaksi siswa dengan siswa

√ 


 Kurang baik
5
Terjadi interaksi siswa dengan guru
 √



 Tidak baik
6
Siswa mempunyai kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan presentasi

√ 


 Kurang baik
7
Kerja sama siswa dalam kelas atau kelompok
 √



Tidak baik
8
siswa melaksanakan refleksi
 √



 Tidak baik
JUMLAH
11 

Prosentase
34,37 % 

    
  
=

Tabel 2

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

Dalam Pembelajaran Siklus I

No
Aspek Yang Dinilai
Skor Penilaian
Kriteria
1
2
3
4
1
Membuka pelajaran



Kurang baik
2
Melakukan Apersepsi



Tidak baik
3
Penyampaian Tujuan Pembelajaran



Tidak baik
4
Memotivasi siswa dalam pembelajaran



Tidak baik
5
Penguasaan Materi



Cukup Baik
6
Penggunaan Metode dan Teknik Pembelajaran



Tidak baik
7
Penguasaan Kelas Pembelajaran



Tidak baik
8
Memberi kesempatan bertanya dan tanggapan pada siswa



Kurang baik
9
Kemampuan bertanya dan menanggapi



Kurang baik
10
Membimbing siswa membuat rangkuman



Tidak baik
11
Memberikan Evaluasi



Tidak baik
12
Interaksi Guru dengan Siswa



Kurang baik
13
Pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu



Kurang baik
14
KBM sesuai dengan skenario dan silabus



Kurang baik
JUMLAH
7+12+3 = 22 

Prosentase



       ==
Tabel 3

Hasil Test Akhir IPA Siklus I Di Kelas IV
SDN Dharma Camplong 3

(KKM =  65)

NO
NAMA SISWA
HASIL TES
KET
1
MUKARROMAH
70
Tuntas
2
NURUL AINI
80
Tuntas
3
ROKIP
55
Tdk Tuntas
4
SITI ASIA
60
Tdk Tuntas
5
SOLFIATUS SHOLEHAH
50
Tdk Tuntas
6
AHMAD ADI FIRMANSYAH
70
Tuntas
7
DINA RINDI ANTIKA
60
Tdk Tuntas
8
FARIDATUL JANNAH
60
Tdk Tuntas
9
FAIRUS ABADI
60
Tdk Tuntas
10
FATIMATUS ZAHROH
50
Tdk Tuntas
11
INDAHWATI
80
Tuntas
12
YUSLIANDI
70
Tuntas
13
MUZAMMIL
60
Tdk Tuntas
14
MUHAMMAD NAFIK
60
Tdk Tuntas
15
ULFATUL UMMAH
80
Tuntas
16
UMMUL LAILATUL H.
50
Tdk Tuntas
17
SINDY AULIA PUTRI
50
Tdk Tuntas
18
SULLAM
40
Tdk Tuntas
19
MASHUR JAILANI
70
Tuntas

JUMLAH
1175


KKM                                                =  65

Jumlah siswa Tuntas   =  7 Siswa


Rata-rata Kelas                      =          

Prosentase Ketuntasan           =  36,84 %


d.      Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan oleh teman sejawat dan hasil data yang iperoleh pada siklus I, maka diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru masih rendah, aktivitas guru maupun aktifitas siswa, yaitu  34,37% dan hanya 39,30 %, Semua itu disebabkan oleh kurangnya minat dan kurang antusiasnya siswa mengikuti pembelajaran IPA.
Proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus II, yaitu :
-         Perlunya penggunaan media gambar dan diskusi pada pembelajaran IPA untuk menambah minat membaca siswa
-          Kurangnya kreativitas dalam mengatifkan siswa dalam pembelajaran.

2.      Hasil Penelitian Siklus II
a.      Tahap Perencanaan
Pada tahap ini hampir sama dengan perencanaan pada siklus I, yaiu :
-        Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) IPA pada pokok bahasan Macam-macam gaya, dengan indikator yang ingin dicapai adalah : mengidentifikasi macam-macam gaya
-        Lembar Observasi
-        Lembar Soal

b.      Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini Peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan media gambar, metode Diskusi sesuai dengan RPP.
Adapun langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
-         Membuka pelajaran dengan pembacaan “Basmalah”
-         Menyampaikan secara singkat materi dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
-         Setelah mengadakan apersepsi secukupnya dilanjutkan dengan penyampaian tujuan dan kegiatan pembelajaran.
-         Guru memajang gambar macam-macam gaya di papan  tulis.
-         Guru menjelaskan cara menentukan macam-macam gaya berdasarkan gambar.
-         Kelas dibentuk beberapa kelompok ( baris 1, 3 dan lima menghadap kebelakang membentuk kelompok)
-         Guru membagikan beberapa gambar macam-macam gaya
-         Siswa melaksanakan tugas yang diberikan dalam kelompok
-         Siswa mepresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas
-         Kelompok yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi dan bertanya jika dijumpai permasalahan.
-         Memantau dan membimbing jika ditemukan permasalahan yang ada.
-         Mengarahkan siswa untuk memberikan kesimpulan sendiri.
-         Melakukan tes formatif untuk mengetahui daya serap siswa terhadap proses pembelajaran.
-         Mengakhiri pembelajaran siklus II

c.       Pengamatan
Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat yang dilakukan oleh teman sejawat dapat dipaparkan sebagai berikut :

Tabel 4

Lembar Pengamatan Aktivitas SiswaDalam Pembelajaran Siklus II

No
Aspek Yang Dinilai
Skor Penilaian
Kriteria
1
2
3
4
1
Siswa termotivasi untuk menggunakan kemampuan membacanya.



Baik
2
Kemampuan siswa menceritakan kembali terhadap apa yang telah dibacanya



Cukup Baik
3
Siswa belajar dalam keadaan senang dan gembira



Baik
4
terjadi interaksi siswa dengan siswa



Cukup Baik
5
Terjadi interaksi siswa dengan guru



Baik
6
Siswa mempunyai kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan presentasi



Cukup Baik
7
Kerja sama siswa dalam kelas atau kelompok



Cukup Baik
8
siswa melaksanakan refleksi



Baik
JUMLAH
12+16= 28

Prosentase
87,5 %


     
=
=

Tabel 5

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

Dalam Pembelajaran Siklus II


No
Aspek Yang Dinilai
Skor Penilaian
Kriteria
1
2
3
4
1
membuka pelajaran



Baik
2
Melakukan Apersepsi



Cukup Baik
3
Penyampaian Tujuan Pembelajaran



Baik
4
Memotivasi siswa dalam pembelajaran



Baik
5
Penguasaan Materi



Baik
6
Penggunaan Metode dan Teknik Pembelajaran



Cukup Baik
7
Penguasaan Kelas Pembelajaran



Cukup Baik
8
Memberi kesempatan bertanya dan tanggapan pada siswa



Baik
9
Kemampuan bertanya dan menanggapi



Baik
10
Membimbing siswa membuat rangkuman




11
Memberikan Evaluasi



Baik
12
Interaksi Guru dengan Siswa



Cukup Baik
13
Pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu



Kurang Baik
14
KBM sesuai dengan skenario dan silabus



Cukup Baik
JUMLAH
2+18+28 =48

Prosentase
85,7 %


=
=
Tabel 6

Hasil Test Akhir IPA Siklus II Di Kelas IV
SDN Dharma Camplong 3

(KKM =  65)

NO
NAMA SISWA
HASIL TES
KET
1
MUKARROMAH
80
Tuntas
2
NURUL AINI
75
Tuntas
3
ROKIP
80
Tuntas
4
SITI ASIA
80
Tuntas
5
SOLFIATUS SHOLEHAH
75
Tuntas
6
AHMAD ADI FIRMANSYAH
80
Tuntas
7
DINA RINDI ANTIKA
60
Tdk Tuntas
8
FARIDATUL JANNAH
70
Tuntas
9
FAIRUS ABADI
80
Tuntas
10
FATIMATUS ZAHROH
90
Tuntas
11
INDAHWATI
90
Tuntas
12
YUSLIANDI
80
Tuntas
13
MUZAMMIL
75
Tuntas
14
MUHAMMAD NAFIK
70
Tuntas
15
ULFATUL UMMAH
80
Tuntas
16
UMMUL LAILATUL H.
90
Tuntas
17
SINDY AULIA PUTRI
80
Tuntas
18
SULLAM
80
Tuntas
19
MASHUR JAILANI
80
Tuntas

JUMLAH
1495


KKM                                                =  65

Jumlah siswa Tuntas   =  18 Siswa

Rata-rata Kelas                      = 

Prosentase Ketuntasan           =  94,74 %





d.      Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan oleh teman sejawat, pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan Silus I, baik dalam hal aktivitas guru maupun siswa dalam proses pembelajaran, sehingga berdampak pada kenaikan ketuntasan belajarnya.

B.     Pembahasan Dari Setiap Siklus
Adapun pembahasan dari setiap siklus adalah berdasarkan pada hasil pemaparan dan hasil pengamatan tersebut diatas. Yaitu :
1.      Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
-         Pada Siklus I,  berdasarkan lembar observasi yang dilakukan teman sejawat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencapai 34,37%
-         Pada siklus II aktivitas pembelajaran siswa mencapai 87,5%
Dengan demikian aktivitas pembelajaran siswa juga mengalami kenaikan yang signifikan pada siklus II. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut :

2.      Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
-         Pada siklus I aktivitas guru dalam proses apembelajaran mencapai 39,30% dari 14 item kriteria yang diberikan.
-         Pada sillus II aktivitas guru mencapau 85,7% dari item yang ada.
Jadi ada kenaikan yang signifikan aktivitas guru pada siklus II. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut :
3.      Hasil Tes Akhir Siswa
-         Pada Siklus I terdapat 7 siswa dari 19 siswa (36,84 %) yang tuntas dalam proses pembelajaran,
-         pada siklus II yang mengalami ketuntasan dalam proses pembelajaran sebanyak 18 siswa dari 19 siswa (94,74 %).
Dengan demikian ada kenaikan yang sangat signifikan tentang ketuntasan Belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut :

4.      Prestasi Siswa
Prestasi belajar juga mengalami kenaikan yang cukup berarti, yaitu rata-rata nilai yang diperoleh siswa dalam pembelajaran sklus I adalah 61,84, sedangkan pada siklus II rata-rata nilai hasil pembelajaran adalah 78,68. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut :
Secara keseluruhan proses pembelajaran pada perbaikan pembelajaran mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada siklus II ketimbang siklus I, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter anak didik dan materi yang disampaikan

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN


A.  Simpulan
Dari hasil seluruh pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengidentifikasi macam-macam gaya adalah melalui penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran IPA siswa Kelas IV SDN Dharma Camplong 3 kecamatan Camplong Kabupaten Sampang.
2.      Penggunaan media gambar dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa dalam mengidentifikasi macam-macam gaya pada pembelajaran IPA siswa Kelas IV SDN Dharma Camplong 3 Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kenaikan yang signifikan pada proses perbaikan pembelajaran pada siklus II yang menggunakan media gambar ketimbang pada proses perbaikan pembelajaran pada siklus I yang hanya menggunakan metode ceramah, yaitu aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I mencapai 34,37% dan pada siklus II mencapai 87,5%. Begitu juga dalam hal ketuntasan belajar siswa pada Siklus I terdapat 7 siswa dari 19 siswa (36,84%) yang tuntas dalam proses pembelajaran, dan pada pada siklus II sebanyak 18 siswa (94,74%), dan meningkatnya aktivitas siswa, Prestasi belajar dan ketuntasan belajar siswa yang disebabkan oleh kenaikan aktivitas guru dalam pembagian media pembelajaran.

B.     Saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian tindakan kelas di atas adalah sebagai berikut :
1.     
36
 
Untuk mengatasi persoalan daya serap siswa pada kegiatan belajar mengajar di sekolah, diharpkan guru pengajar selalu mengadakan penelitian tindakan kelas, agar permasalahan dari kegagalan dalam pembelajaran bisa cepat teratasi dengan baik dan benar.
2.      Dalam pembelajaran IPA, guru pengajar hendaklah tidak ragu dalam menggunakan media gambar ditingkat sekolah dasar, karena telah terbukti dengan meyakinkan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan pencapaian ketuntasan belajar.
3.      Kepada sekolah agar lebih memperhatikan kelengkapan sarana dan prasarana khususnya media dan alat-alat pembelajaran IPA

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hermwan, dkk. (2006). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Denny Setiawan, dkk. (2005). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dinn Wahyudin, Supardi, Ishak Abduhak, (2007). Pengantar Pendidikan, Jakarta : Universitas Terbuka,
H. Panut, Muchtar S.P. , (2007). Dunia IPA Kelas IV, Bogor : Yudistira
Hadiyanto Umaedi. dan Siswantari. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.
I.G.A.K. Wardani, (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Universitas Terbuka
J.J. Hasibuan, dan Moedjiono. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remadja Rosdakarya.
Moh. Arif Tiro, (2004). Fasilitator, Wahana Informasi dan Komunikasi Pendidikan TK dan SD, Jakarta : Depdiknas,
Mulyani Sumantri, dan Syaodih, Nana. (2005). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mulyasa, E. (2005). Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Puji Santosa, dkk (2005). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suciati dkk. (2005). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suprayekti dkk. (2005). Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Udin S. Winata Putra (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Uniersitas Terbuka.
W.J.S. Poerwadarminta, (1984). Kamus Umum Bahasa Indoensia, Jakarta : Balai Pustaka.