BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1.Identifikasi Masalah
Kondisi pembelajaran yang kondusif akan berpengaruh
terhadap penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas.
Agar dapat melaksanakan tugas pembelajaran dengan baik, maka guru diharapkan
menguasai keterampilan mengajar seoptimal mungkin, akan pembelajaran yang
dilaksanakan berjalan dengan sukses.
Kegiatan belajar
mengajar adalah proses komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi sudah
merupakan suatu kegiatan manusia yang seolah-olah sudah berjalan dengan
sendirinya. Tidak ubahnya dalam proses belajar mengajar, perlu adanya proses
komunikasi yang harus diciptakan oleh setiap guru dan siswanya.. Juga tidak
kalah pentingnya dengan adanya media Pembelajaran, maka dunia pengajaran
semakin mengalami kemajuan yang pesat, sehingga dengan demikian peranan media
pembelajaran sangat menentukan pula terhadap kegiatan proses belajar mengajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu syarat agar
pelaksanaan kegiatan pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat. Menurut definisinya media pembelajaran adalah alat atau
perantara berfungsi sebagai penyampai pesan yang bertujuan memberikan
pengalaman secaara konkrit yang akan lebih mengefektifkan dan mengefesienkan
komunikasi dan interaksi antara pendidik dan anak didik dalam proses belajar
mengajar (Djamarah, 2006: 136), sehingga mencapai tujuan pengajaran yang di
harapkan.
|
“Guru harus memiliki pengetahuaan dan
pemahaman yang cukup tentang media pengajaran, meliputi pemahaman media sebagai
alat komunikasi untuk mengefektifkan proses belajar mengajar, fungsi media
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, pemilihan dan penggunaan media
pengajaran dan usaha inovatif dalam
media pengajaran” (Arsyad, 2007:4)
Dari sebagian realitas yang ada, banyak pendidik
yang kurang bisa memanfaatkan dan menggunakan media pembelajaran yang ada
dengan baik dan benar, sehingga hasilnya tidak dapat bisa maksimal, bahkan
siswa yang menerima pelajaran tersebut tidak memahami materi yang di sampaikan
dan hasilnyapun mengecewakan, dalam arti
tidak ada kesesuaian antara materi dengan tujuan pembelajaran dan situasi serta
kondisi yang ada.
Penggunaan media pembelajaran penting dilakukan
dalam proses belajar mengajar di kelas mengingat pemanfaatan dan penggunaan
media pembelajaran itu tidak perlu mngeluarkan biaya yang sangat mahal dan
sulit di dapatkan, dan hasilnya pun bisa meningkatkan pemahaman siswa dalam
PBM. Misalnya penggunaan media pembelajaran jenis gambar, di samping harga
murah untuk dijangkau, gampang dan mudah didapat serta sekolah manapun bisa
menggunakannya.
Prestasi
belajar siswa dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai
materi pelajaran. Hal ini dapat diketahui apabila evaluasi pembelajaran telah
diketahui. Begitu juga untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar siswa pada
pembelajaran IPA harus diadakan evaluasi sesuai dengan materi yang telah
disampaikan. Dari hasil evaluasi pembelajaran IPA di kelas V SDN Tanjung 2
Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan mengenai macam-macam gaya menunjukkan
rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran tentang macam-macam
gaya, yaitu dari 19
siswa hanya 6 siswa (31,58%) di kelas V SDN Tanjung 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten
Pamekasan yang mencapai tingkat penguasaan materi sesuai dengan KKM sebesar 65.
Melihat keadaan tingkat penguasaan siswa terhadap materi
tentang Macam-macam gaya, penulis mengupayakan suatu perbaikan pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas dengan melakukan refleksi, meminta bantuan
teman sejawat, berdiskusi dengan supervisor terungkap masalah yang terjadi
dalam diri siswa, adalah :
1. Pembelajaran
yang diterapkan terlalu menonton , yaitu
penggunaan metode pembelajaran kurang bervariasi.
2. Pembelajaran
yang dilaksanakan kurang memberi kesan yang lama pada siswa, sehingga dengan
mudah siswa melupakan pelajaran yang telah diterimanya.
3. Pembelajaran
kurang menarik minat siswa.
4. Rendahnya
penguasaan materi pembelajaran oleh siswa
5. Kurangnya
kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam upaya menarik perhatian siswa
2. Analisis Masalah
Menganalisis masalah
merupakan langkah yang harus dilakukan guru setelah melakukan identifikasi. Jika
melalui identifikasi anda dapat menemukan beberapa masalah yang terkait dengan
kegiatan pembelajaran di kelas,maka analisis bertujuan agar masalah tersebut
menjadi lebih jelas dan dapat menduga faktor-faktor penyebabnya. Guru sebagai
peneliti selanjutnya perlu melakukan analisis. Melalui brainstorming (secara
kolaboratif), analisis penyebab munculnya masalah dapat di jabarka dengan
mudah. Dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut, beberapa
tehnik pengumpulan data dapat diterapkan misalnya (a) mengembangkan angket (b)
mewawancarai siswa dan (c) melakukan observasi langsung dalam kelas.
Dari
berrbagai kemungkinan penyebab masalah
yang dapat ditemukan untuk memastikan penyebab yang paling mungkin, apa yang
sesungguhnya menjadi penyebab hasil belajar siswa kelas V SDN Tanjung 2
kecamatan pademawu kabupaten pamekasan masih rendah. Data di coba dan
dianalisis untuk menentukan penyebab yang paling mungkin dan data-data
dikumpulkan melalui (a) angket (b) wawancara (c) observasi kelas. Data tersebut
kemudian dianalisis secara (kolaboratif) dan disimpulkan.
Ternyata
melalui hasil kolaboratif dan analisis data, penyebab sesungguhnya adalah
metode yang digunakan guru tidak kondusif (mendukung/mendorong) siswa untuk
memahami pelajaran IPA khususnya materi pengaruh gaya terhadap benda sehinnga
siswa mampu mencapai hasil yang maksimal. Umumnya, siswa menganggap bahwa akar
penyebab masalah kualitas belajar mengajar antara lain sebagai berikut :
a. Proses belajar mengajar yang satu arah
b. Metode mengajar
guru yang membosankan, kurang menarik akar penyebab masalah tersebut perlu
dianalisis sehingga bentuk intervensi (action/saluting) dalam penelitian
tindakan kelas dapat dikembangkan secara lebih tepat
3. Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan
analisis masalah diatas, langkah selanjutnya guru merencanakan alternatif
pemecahan masalah, untuk memperbaiki proses pembelajaran maka peneliti
mengambil beberapa alternatif pemecahan masalah diantaranya :
a.
Penggunaan alat
peraga konkrit untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pengaruh gaya
terhadap benda
b.
Penerapan metode
eksperimen untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pengaruh gaya terhadap
benda
c.
Pengelolaan
kelas yang berfokus pada cara belajar siswa aktif.
Dilihat
dari mata pelajaran dan karakteristik materi pelajaran yang akan diajarkan maka
penulis mengambil prioritas pemecahan masalah yaitu : penerapan metode
eksperimen untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pengaruh gaya terhadap
benda melalui media gambar dan diskusi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor diketahui bahwa permasalahannya, adalah :
a. Bagaimanakah cara meningkatkan pemahaman siswa tentang macam-macam
gaya melalui media gambar di kelas V SDN Dharma Camplong 3 Kecamatan Camplong
Kabupaten Sampang?
b. Bagaimanakah penggunaan
media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang macam-macam gaya pada
pembelajaran IPA kelas V SDN Tanjung 2
Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan?
C. Tujuan
Setiap kegiatan yang dilakukan akan mempunyai tujuan yang
jelas sebagai arah dan penentu kegiatan yang dilakukan, oleh karena itu tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui cara meningkatkan pemahaman siswa tentang macam-macam gaya melalui media gambar dan diskusi di kelas V SDN Tanjung 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan
- Untuk mengetahui dampak penggunaan media gambar dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang macam-macam gaya pada pembelajaran IPA kelas V SDN Tanjung 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan
D. Manfaat
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru,
siswa maupun sekolah, antara lain :
- Manfaat bagi guru
-
Meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru
-
Memudahkan guru mengelola kelas secara maksimal
-
Membantu guru memperbaiki pembelajaran di kelasnya
-
Meningkatkan rasa percaya diri guru dengan
kemampuannya melaksanakan perbaikan pembelajaran IPA
-
Memiliki strategi pembelajaran yang aktif,
kreatif dan inovatif serta menyenangkan
-
Mengembangkan potensi guru dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas
- Manfaat bagi siswa
-
Meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi
pelajaran
-
Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar
-
Meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa
-
Memotivasi siswa dalam belajar
- Manfaat bagi sekolah
-
Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
-
Membantu sekolah untuk berkembang pesat dengan adanya
peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan pendidikan sekolah tersebut
-
Dapat dimanfaatkan sebagai bahan bagi sekolah itu
sendiri ataupun sekolah lain untuk menciptakan suasana kondusif bagi iklim
pendidikan disekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Kegiatan Belajar Mengajar IPA/Sains di Sekolah Dasar
Kegiatan
belajar mengajar (KBM) merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan, yaitu belajar dan mengajar. Situasi yang memungkinkan
terjadinya kegiatan belajar mengajar yang optimal adalah situasi dimana siswa
dapat berinteraksi dengan guru atau bahkan pembelajaran di tempat tertentu yang
telah diatur dalam rangka mencapai indikator yang ingin dicapai. Selain itu
belajar akan lebih optimal bila menggunakan metode atau media yang tepat. Agar
dapat diketahui keefektifan KBM maka setiap proses dan hasilnya dapat
dievaluasi sehingga menunjukkan adanya perubahan tingkah laku.
1. Arti Belajar
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh, sebagian kecil pengalaman
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Sudjana (1995:28) mengatakan
belajar adalah merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam dalam satu kegiatan manakala terjadi
interaksi guru-siswa, siswa-guru pada saat pengajaran berlangsung.
Dari
pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan pribadi anak didik yang terjadi di
dalam situasi yang bervariasi. Pertumbuhan tingkah laku serta pertumbuhan
pribadi anak didik tidak lain adalah sebagai hasil dari pengalaman yang
dihayati oleh anak didik yang akan menimbulkan respon tertentu. Perubahan dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak terampil menjadi terampil, dari
sikap dan nilai tertentu menjadi sikap dan nilai yang lain.
|
a) Kognitif, berupa
pengetahuan, prinsip kekayaan informasi
b) Afektif, berupa
sistem nilai dan sikap
c) Psikomotorik,
berupa keterampilan
2. Arti Mengajar
Pengertian mengajar mempunyai
arti yang sangat luas, yaitu dikemukan oleh Sudjana (1995:29), adalah menanamkan pengetahuan pada siswa dengan cara
membimbing kepada siswa dalam KBM.
Jadi
dengan demikian mengajar bukan sekedar mentransfer pengetahuan, mengajar dalam
arti yang komprehensif dan mendasar adalah mendidik sebagai proses menuju
kemandirian, tidak tergantung pada pihak lain. Mendidik merupakan upaya untuk
membawa peserta didik menuju kedewasaan baik jasmani maupun rohani.
Untuk
melaksanakan tugas tersebut ada beberapa pendapat tentang prinsip dan bentuk
mengajar yang baik. Roestiyah (1991), mengatakan bahwa mengajar yang efektif
itu adalah :
a) Guru mampu
merumuskan tujuan dari setiap pembelajaran
b) Guru harus
menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin
c) Guru harus
mencintai apa yang akan diajarkan dan berpendirian bahwa mengajar adalah suatu
profesi yang diharapkan dengan mantap
d) Guru harus mampu
mengerti tentang pengalaman pribadi anak didiknya
e) Guru harus
menggunakan variasi metode dalam mengajar, memilih metode yang tepat untuk setiap
bahan pelajaran agar siswa tidak mudah bosan
f)
Seorang guru tidak mungkin mampu mendahului semua
bahan dan semua materi mata pelajaran
g) Guru harus dapat
membimbing kepada apa yang aktual dan harus disiapkan sebaik-baiknya
h) Murahlah dengan
pujian dan guru harus berani, hal itu akan membawa hasil yang lebih baik
daripada selalu mengkritik dan mencela
i)
Timbulkan semangat belajar secara individual dan
gunakan pengalaman anak sehingga dapat memberi kebebasan dan dapat membiasakan
anak mempunyai daya kreasi dalam bekerja.
3).
Fungsi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Dalam
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dnyatakan bahwa fungsi mata pelajaran IPA
di SD meliputi lima hal, yaitu :
1. Memberikan
pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan
buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatan bagi kehidupan sehari-hari
2. Mengembangkan
keterampilan proses
3. Mengembangkan
wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas
kehidupan sehari-hari
4. Mengembangkan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA
dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatan bagi kehidupan
sehari-hari, dan
5. Mengembangkan
pengetahuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan
yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan ke
tingkat yang lebih tinggi.
Berdasarkan fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA di tingkat pendidikan dasar sangat menekankan pada proses
pemahaman IPA dan hubungannya dalam kehidupan sehari-hari, siswa SD dalam
belajar IPA diharapkan memiliki pengertian, kemampuan berfikir dan sikap yang
tepat untuk menghadapai kecepatan perubahan yang terus menerus dimasyarakat
sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Oleh karena itu guru harus menguasai benar kurikulum yang
merupakan pedoman dalam merencanakan program kegiatan belajar mengajar di
kelas. Tanpa penguasaan yang baik terhadap kurikulum yang berlaku akan
mengalami kesulitan dan kurang terarah dalam penyampaian materi pelajaran
kepada siswa.
Guru
yang baik adalah guru yang berhasil dalam pengajaran, dan mampu mepersiapkan
siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengarahkan siswa agar
mencapai tujuan-tujuan itu, maka setiap guru harus memiliki berbagai kemampuan
kualifikasi profesional. Tugas profesional itu meliputi tugas-tugas mendidik
(untuk mengembangkan kepribadian siswa), mengajar (untuk mengembangkan
kemampuan berfikir dan melatih (untuk mengembangkan keterampilan siswa).
B. Materi Macam-Macam Gaya
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak
menemukan gaya dengan jenis yang berbeda satu dan yang lainnya. Gaya tarik,
gaya dorong, dan gaya gesek merupakan beberapa gaya yang dapat kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap gaya yang dilakukan memerlukan tenaga.
Berdasarkan sumber tenaga yang diperlukan, gaya dibedakan menjadi beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut:
a.
Gaya
Otot
Gaya otot, merupakan gaya yang
dihasilkan oleh tenaga otot. Contoh gaya otot adalah pada saat kita menarik
atau mendorong meja, membawa belanjaan ibu, dan menendang bola. Karena terjadi
sentuhan, maka gaya ini termasuk gaya sentuh.
b.
Gaya Gesek antara Dua Benda
Gaya gesek, merupakan gaya yang terjadi
karena bersentuhannya dua permukaan benda. Contoh gaya gesek adalah gaya yang
bekerja pada rem sepeda. Pada saat akan berhenti, karet rem pada sepeda akan
bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan
sepeda dapat berhenti ketika dilakukan pengereman.
c.
Gaya
Magnet
Gaya magnet, merupakan gaya yang
ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet. Contoh gaya magnet adalah
tertariknya paku ketika didekatkan dengan magnet. Benda – benda dapat tertarik
oleh magnet jika masih berada dalam medan magnet.
d.
Gaya
Gravitasi
Gaya gravitasi, merupakan gaya yang
ditimbulkan oleh tarikan bumi. Contoh gaya gravitasi adalah jatuhnya buah dari
atas pohon dengan sendirinya. Semua benda yang dilempar ke atas akan tetap
kembali ke bawah karena pengaruh gravitasi bumi.
e.
Gaya
Listrik
Gaya listrik,
merupakan gaya yang terjadi karena aliran muatan listrik. Aliran muatan listrik
ini ditimbulkan oleh sumber energi listrik. Contoh gaya listrik adalah
bergeraknya kipas angin karena dihubungkan dengan sumber energi listrik. Muatan
listrik dari sumber energi listrik mengalir ke kipas angin. Sehingga, kipas
angin dapat bergerak.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian
prestasi belajar
Sebelum
membahas tentang prestasi belajar, maka perlu diketahui pengertiannya satu
persatu yaitu pengertiuan prestasi dan belajar itu sendiri, karena antara kata
prestasi belajar dan itu mempunyai kata berbeda. Untuk itu
penulis akan mengemukakan pengertian prestasi dari beberapa tokoh diantaranya:
Menurut Zainal Arifin, prestasi berasal dari kata belanda
yaitu "prestase" setelah di indonesiakan menjadi "prestasi"
yang artinya hasil usaha. (Zainal Arifin, 1991 : 3)
Sedangkan menurut M. Buchori M. Ed, "prestasi yaitu
hasil yang tercapai atau hasil sebenarnya yang tercapai". (Sutartinah
Tirtonegoro, 1984 : 93)
Dari beberapa pengertian
prestasi yang dikemukakan para ahli diatas, terlihat perbedaan pada
kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan.
Setelah mengetahui pengertian prestasi penulis juga akan
mengemukakan pengertian belajar dari beberapa tokoh, diantaranya :
Menurut W.H. Buston, yang sudah di indonesiakan, belajar
adalah :perubahan tingkah laku pada diri indivindu dengan lingkungannya. (Lilis
Sekiawati, 1993 : 4)
Sedangkan pengertian belajar menurut Oemar Hermalik
adalah sebagai berikut :
"Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan padadiri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang
baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap,
kebiasaan-kebiasaan, ketrampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan
sifar-sifat sosial, emosi dan pertumbuhan jasmani". (Oemar Hamalik, 1990 :
122)
Menurut Drs. Slameto, Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilaksanakan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
(Slameto, 1983 : 59)
Beberapa pendapat tentang pengertian belajar yang dinyatakan
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri anak didik,
yang disebabkan hasil interaksi indivindui dengan lingkungannya. Namun tidak
serta merta semua perubahan dapat dikatagorikan belajar, sebab ada
karekteristik yang mendasari belajar yaitu :
a.
Perubahan yang
terjadi secara sadar yaitu adanya sebuah kesadaran yang terjadi pada diri
seseorang bahwa di dalamnya ada sebuah perubahan semisal ia menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah.
b.
Perubahan
belajar bersifat kontinu dan fungsional. Perubahan yang terjadi pada diri
seseorang hendaknya berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang
akan mengakibatkan perubahan selanjutnya. Contoh bagi anak yang belajar menulis
dari tidak tahu manjadi tahu dan lama kelamaan tulisannya menjadi lebih baik.
c.
Perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif. Dari hasil belajar perubahan itu akan
semakin bertambah dan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumya.Perubahan yanmg bersifat aktif adalah adanya upaya yang dilakukan indivindu
untuk mencapai suatu peruibahan.
d. Perubahan dalam
belajar tidak bersifat sementara. Perubahan yang diakibatkan belajar itu
bersifat permanen. Tingkah
laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
e.
Perubahan dalam
belajar bersifat terarah atau bertujuan. Perubahan yang di akibatkan belajar
itu akan dapat menngarahkan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
f.
Perubahan dalam
belajar mencangkup segala aspek kehidupan siswa yang melalui proses belajar
mengajar aakan mengalami perubahan seluruh tingkah laku baik dalam sikap,
ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya. (Slameto, 1983 : 3-5)
Dari
uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa untuk mendapatkan perubahan
tingkah laku setelah mengalami proses belajar atau akibat dari pengetahuan juga
diperolehnya atau ketrampilan yang
dikembangkan dalam sekolah sehingga siswa memiliki kesiapan diberbagai aspek
yaitu kognetif (sikap) , psikomotorik (ketrampilan).
2.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa pada
hakekatnya merupakan hasil yang dicapai melalui proses individu dengan
lingkungannya, dari interaksi ini juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik faktor internal maupun eksternal.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut :
a.
Faktor internal
yaitu faktor-faktor yang berasal dalam diri manusia itu sendiri. Faktor ini
dapat diklasifikasi menjadi 2 yaitu faktor biologis (Usla, kesehatan,
kematangan) dan faktor psikologis (kelelahan suasana hati, motivasi, minat dan
kebiasaan belajar. (Suharsimi
Arikunto, 1995 : 21)
Dalam hal ini arden N. Frandsin mengatakan bahwa yang
mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut :
1)
Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki lebih luas
2)
Adanya keinginan
untuk selalu lebih maju
3)
Adanya keinginan
mendapat simpati dari guru, orang tua dan teman-temannya.
4)
Adanya keinginan
memperbaiki kegagalan yang walaupun melalui kompetisi.
5)
Adanya keinginan mendapatkan rasa aman dalam menguasai
pelajaran.
6)
Adanya ganjaran
atau hukuman sebagai akhir dari belajar. (Abu Ahmadi, Widodo Supriono, 1991 : 131)
b.
Faktor eksternal
yaitu faktor yang berasal dari luar dirinya sendiri, faktor ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Faktor sosial,
meliputi :
a) Lingkungan
Keluarga
Faktor ini sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar karena keluarga merupakan
lingkungan sosial pertama dan utama dalam mempengaruhi anak baik pertumbuhan
atau perkembangannya yang akhirnya mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
b) Lingkungan
Sekolah
Merupakan faktor yang
sangat penting yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa karena situasi
dan kondisi sekolah itu sangat menentukan kebarhasilan siswa dalam belajar baik
berupa kurikulum yang digunakan, disiplin sekolah maupun metode mengajar yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
c) Lingkungan
Masyarakat
Merupakan faktor
eksternal yang sangat menunjang terhadap keberhasilan belajar, peran serta
masyarakat dalam menciptakan dan mengupayakan lingkungan belajar yang baik
sangat dibutuhkan.
2)
Faktor budaya
(adat istiadat dan iptek)
3)
Faktor
lingkungan fisik (fasilitas, sarana dan perasaan belajar)
4)
Faktor spiritual
/ keagamaan (moh. Uzer Uzman, Lilis Setiawan, 1993 : 27)
Dengan demikian pengenalan seorang guru terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut sangat penting sekali
artinya dalam membentuk siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
3. Fungsi dan
Kegunaan Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat
perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang renteng kehidupannya
manusia selalu mengejar prestasi menurut bidangnya dan kemampuannya
masing-masing, bila demikian halnya maka kehadiran prestasi belajar dalam
kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan
tertentu pula bagi manusia, khususnya bagi manusia yang berada di bangku
sekolah.
Adapun fungsi utama dari prestasi
bilangan adalah sebagai berikut:
a.
Sebagai
indikator kualitas-kualitas pengetahuan telah dikuasai siswa, karena prestasi
belajar merupakan hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah
belajar, juga sebagai alat untuk memotivasi siswa agar lebih belajar juga
sebagai alat untuk memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar, baik
individu maupun kelompok.
b.
Sebagai lambang
pemuasan hasrat ingin tahu, hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli
psikologi biasanya menyebutkan sebagai tendensi keingintahuan merupakan
kebutuhan siswa dalam suatu program pendidikan.
c.
Sebagai badan
informasi dalam inovasi pendidikan, bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan juga
sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d.
Sebagai
indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern
dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan tingkat produktifitas suatu
institusi pendidikan, asumsinya bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan
masyarakat dan siswa. Sedangkan indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi
rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak
didik atau siswa di dalam masyarakat, asumsinya bahwa kurikulum yang digunakan
relevan pula dengan pembangunan masyarakat.
e. Sebagai indikator daya serap kecerdasan siswa, artinya
dalam prestasi belajar mengajar siswalah yang diharapkan dapat menyerap seluruh
materi pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum materi pelajaran yang
diprogramkan dalam kurikulum. (Ibid)
f.
Sebagai alat
motivasi, di mana dalam belajar motivasi adalah pendorong siswa dan juga dapat
mempengaruhi intensitas belajarnya. Siswa ingin tahu sesuatu dari apa yang
dipelajarinya sebagai tujuan yang ingin dicapainya selama belajar yang pada
akhirnya ia akan terdorong untuk mempelajarinya, oleh karena itu setiap siswa
berlomba-lomba untuk mencapai prestasi yang lebih baik dan tinggi dengan usaha
yang dilakukan seoptimal mungkin. Dengan demikian prestasi belajar dapat
dikatakan sebagai kebutuhan yang memunculkan motivasi di dalam diri siswa untuk
selalu belajar dengan giat. (Drs. Syaiful Bahri Jamaroh, 1994, 28)
Dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas, maka betapa
pentingnya kita mengetahui prestasi yang telah dicapai siswa baik perorangan
maupun kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator
keberhasilan pada bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas
institusi pendidikan dan sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan
prestasi belajar mengajar, sehingga dapat menentukan apakah perlu menggunakan
diagnosis, bimbingan atau penempatan anak didik.
Sedangkan kegunaan dari prestasi belajar, sebagaimana yang
diungkapkan oleh eronbach adalah sebagai berikut:
a.
Sebagai umpan
balik bagi pendidikan dalam mengajar
b. Untuk keperluan
diagnosis
c. Untuk keperluan
Bp
d. Untuk keperluan
seleksi
e. Untuk keperluan
penempatan atau penjurusan
f.
Untuk menentukan isi kurikulum
g.
Untuk menentukan
kebijaksanaan sekolah. (Zainal Arifin, 4)
Dari uraian tentang fungsi dan kegunaan prestasi belajar
di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampai kepanpun selama pendidikan
masih berlangsung prestasi belajar sangat diperlukan dan besar pula pengaruhnya
baik pada siswa maupun pada institusi pendidikannya, demikian juga pada guru
sebagai pengajar karena salah satu indikator berhasilnya proses pembelajaran
akan terlihat dari hasil belajar atau prestasi yang dicapai oleh para siswa di
sekolah.
Namun perlu di ketehui pula bahwa berhasil tidaknya atau
tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa adalah bergantung pada
lancar tidaknya siswa dalam proses belajarnya, dalam arti jika siswa tidak
mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajarnya, maka tidak mustahil siswa
akan memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan yang diharapkan, namun
sebaliknya, jika siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajarnya maka
cepat atau lambat akan berpengaruh pada rendahnya hasil belajar atau prestasi
belajar yang diperolehnya.
D. Media Gambar
1. Pengertian
Secara
harfiah kata media gambar terdiri dari dua kata yaitu media dan gambar. Media
adalah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan (yang dapat berupa orang
atau benda) kepada penerima pesan (Basuki, 1991:8). Sedangkan gambar adalah tiruan
barang (orang, binatang, Tumbuhan) yang dibuat dengan cat, tinta. (Poerwadarminta,
1984:292). Jadi yang dimaksud media gambar adalah suatu media yang berbentuk
lukisan yang dapat dijadikan sebagai sumber pesan bagi orang yang melihatnya.
Dalam proses pembelajaran penerima pesan adalah siswa, sehingga dengan
menggunakan media gambar siswa akan lebih memahami materi pelajaran yang akan
disampaikan oleh guru.
Dalam
proses pembelajaran pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke
penerima pesan adalah materi pelajaran yang terkandung dalam media gambar
tersebut yang disampaikan oleh guru kepada siswa sebagai penerima pesan.
2. Fungsi Media Gambar
Media gambar
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau pesan yang meliputi manusia,
materi, atau kondisi tertentu yang dapat
merangsang pikiran, perhatian, dan perasaan
siswa dalam proses belajar mengajar, maka media memiliki fungsi sebagai
alat bantu bagi guru untuk menyampaikan bahan pelajarannya di samping itu juga
dapat berfungsi sebagai sumber belajar.
Disamping fungsi di atas media gambar juga
dapat membangkitkan minat, motivasi siswa, dan media juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, serta
memudahkan penafsiran data dan
memadatkan informasi. (Arsyad, 2003:16)
Di
antara beberapa fungsi pokok media gambar dalam proses belajar mengajar yang
dikemukakan oleh Nana S. Sudjana adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan media dalam proses pembelajaran
bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif.
b. Penggunaan media merupakan bagian integral
dari keseluruhan situasi pembelajaran, ini berarti bahwa media merupakan salah
satu unsur yang harus dikembangkan guru.
c. Media dalam pembelajaran penggunaannya
integral dengan tujuan dari isi pelajarannya, fungsi ini mengandung pengertian
bahwa penggunaan media harus melihat kepada tujuan pengajaran.
d. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan
semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses
belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
e. Penggunaan media dalam pembelajaran lebih
diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam
memahami pengertian yang diberikan oleh guru.
f. Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan
untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, dalam artian jika menggunakan media,
hasil belajar yang dicapai siswa akan
tahan lama diingat, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi. (Sudjana,
2004:99-100).
3. Kelebihan dan
Kekurangan Media Gambar
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yang dapat dipergunakan untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran IPS. Kelebihan-kelebihan dari penggunaan media gambar adalah sebagai berikut :
a. Umumnya murah
harganya.
b. Mudah didapat
c. Mudah
digunakannya
d. Dapat
memperjelas suatu masalah.
e. Lebih realistis
f.
Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan
g. Dapat membantu
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
(Basuki, 1991:29).
Namun demikian, dari
beberapa kelebihan yang dimilikinya tersebut di atas penggunaan media gambar
dalam pembelajaran juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat menghambat
proses pembelajaran, diantaranya adalah
senbagai berikut:
a. Semata-mata
hanya sebuah gambar (tidak nyata).
b. Ukuran gambar
sering kali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar,
c. Memerlukan
ketersediaan sumber dan keterampilan, dan kejelian guru dalam memanfaatkannya.
(Basuki, 1991:29).
Dengan adanya kelebihan
dan kelemahan tersebut diperlukan kreativitas seorang guru untuk dapat
mempertajam yang menjadi kelebihan dari penggunaan media gambar dalam
pembelajaran, dan meminimalisir dampak yang timbulkan oleh kelemahan yang
dimilikinya.
4. Jenis-Jenis
Media Gambar
Keragaman
media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar, diperlukan
keterampilan guru dalam memilah dan memilih media yang sesuai dengan gambar
Media gambar mempunyai banyak jenis sesuai dengan kegunaan, diantaranya adalah
:
a. Foto
Foto telah banyak
digunakan sebagai media pembelajaran, karena foto merupakan gambar yang sama
persis dengan aslinya, ssehingga memudahkan siswa untuk menebak dan mengenal
dari gambar yang tampilkan.
b. Gambar Ilustrasi
Gambar ilustrasi sering
digunakan dalam buku-buku pelajaran. Dengan gambar ilustrasi guru dapat
menggambar suatu peristiwa pada siswa yang terjadi dimasa-masa tertentu.
c. Falsh card.
Falsh card adalah kartu
berisi kata-kata, gambar atau kombinasinya dan
dapat digunakan untuk mengembangkan kata-kata dalam mata pelajaran
bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khususnya
d. Gambar pilihan
dan potongan
Gambar pilihan dan
potongan, biasanya digunakan untuk membuat kliping gambar-gambar pilihannya
dari berbagai sumber, seperti majalah, surat kabar, buku, kalender, katalog,
iklan dan poster.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Tanjung 2 yang terletak
di desa Tanjung, Kecamatan Pademawu
Kabupaten pamekasan.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2018-2019. Dalam pengambilan data penelitian
diambil dalam dua siklus, yaitu pada hari Senin tanggal 26 Maret 2018 merupakan pelaksanaan penelitian siklus
pertama, dan pada hari Senin tanggal 02 April 2018 merupakan pelaksanaan siklus kedua.
Mata Pelajaran
Adapun
mata pelajaran yang peneliti gunakan sebagai media penelitian adalah Ilmu
pengetahuan Alam. Sedangkan materi pelajaran yang dijadikan bahan penelitian
adalah Pokok Bahasan “Macam-macam gaya”.
3.
Subjek Penelitian
|
B. Prosedur Penelitian
Perbaikan pembelajaran ini menggunakan desain penelitian
tindakan kelas yang dirancang dalam dua siklus. Pada setiap siklus mencakup
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengumpulan data/pengamatan dan refleksi. Adapun prosedur kedua siklus ini akan
terlihat dalam bagan berikut:
|
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
(Hasil modifikasi
dari Andayani dkk, 2008:39)
Untuk
lebih jelasnya tentang uraian
masing-masing siklus, maka penulis uraikan seperti berikut ini
I. Siklus I
Langkah-langkah
yang ditempuh dalam perencanaan perbaikan pembelajaran IPA untuk siklus I
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
·
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang
memberikan kesempatan siswa untuk belajar dan mempraktekkan tentang pengaruh
gaya terhadap benda
sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
·
Menyiapkan sumber belajar dan media atau sarana
pendukung yang diperlukan
·
Menyiapkan lembar observasi
·
Menyiapkan tes akhir pelajaran dan daftar nilai
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus I ini peneliti menggunakan metode
Ceramah dan tanya jawab. sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
dipaparkan panjang lebar dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
Selain itu, pada tahap pelaksanaan juga dilaksanakan tes
formatif untuk mengukur daya serap siswa dalam pembelajaran. Diakhiri dengan
menutup pembelajaran siklus I
c. Pengamatan/Pengumpulan
data
Pengamatan dan pengumpulan
data pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dibantu oleh teman
sejawat (format terlampir).
Format pengamatan terdiri
dari :
·
Daftar Nilai siswa hasil evaluasi akhir pembelajaran
siklus I
·
Format observasi selama proses
perbaikan pembelajaran siklus I
d. Refleksi
Data yang
dikumpulkan selama kegiatan pembelajaran siklus I diobservasi dan dikumpulkan
kemudian dianalisis. Berdasarkan analisis dilakukan refleksi, yaitu mencoba
merenungkan atau mengingat dan menghubung-hubungkan kejadian dalam interaksi
kelas untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan yang dicapai selama
tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Hasil refleksi pada siklus I terdapat
kelemahan-kelemahan dan digunakan sebagai dasar dan pertimbangan untuk
perbaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilanjutkan pada siklus II.
II. Siklus II
Langkah-langkah
yang ditempuh dalam perencanaan perbaikan pembelajaran IPA untuk siklus II
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
·
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (terlampir)
beserta skenario tindakan yang akan digunakan dalam pembelajaran IPA dan telah
dikonsultasikan dengan supervisor
·
Menyiapkan materi yang tersusun jelas, sistematis dan
lengkap untuk setiap langkah kegiatan pembelajaran dengan berbagai macam metode
·
Menyiapkan media dan sarana pendukung yang diperlukan
·
Menyiapkan lembar observasi
·
Menyiapkan test akhir pelajaran dan daftar nilai
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II ini peneliti menggunakan media
gambar dan diskusi dalam pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
telah dipaparkan panjang lebar dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
Selain itu, pada tahap pelaksanaan juga dilaksanakan tes
formatif untuk mengukur daya serap siswa dalam pembelajaran. Dan diakhiri
dengan menutup pembelajaran siklus II
c. Pengumpulan
data/pengamatan
Pengamatan
dan pengumpulan data pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II
dibantu oleh teman sejawat (format terlampir)
Format
pengamatan terdiri dari :
·
Daftar nilai siswa hasil evaluasi akhir pembelajaran
dan siklus II
·
Format observasi selama proses perbaikan pembelajaran
siklus II
d. Refleksi
Data
yang dikumpulkan selama kegiatan pembelajaran siklus II diobservasi dan
dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan analisis dilakukan refleksi, yaitu
mencoba merenungkan atau mengingat dan menghubung-hubungkan kejadian dalam
interaksi kelas untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan yang
dicapai selama tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Hasil refleksi pada
siklus II, perbaikan dianggap berhasil apabila siswa minimal mencapai nilai
yang ditargetkan dari hasil evaluasi.
Berdasarkan
deskripsi dari dua siklus diatas, rincian indikator tingkat keberhasilan yang
ditargetkan dari tiap siklus adalah dari sisi hasil belajar siswa, kompetensi
dianggap telah dicapai oleh siswa jika siswa mencapai tingkat penguasaan materi
sebesar 65% keatas.
C. Analisa Data
1.
Untuk
mengetahui ketuntasan kelas digunakan rumus berikut :
Ketuntasan kelas =
2.
Untuk mengetahui daya serap siswa
terhadap pembelajaran, digunakan rumus berikut :
Nilai =
3. Untuk
mengetahui Prestasi belajar siswa menggunakan rumus rata-rata.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Tahap
Perencanaan
Sebelum
melaksanakan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu dipersiapkan beberapa
instrumen yang akan diterapkan pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
diantaranya :
-
Menyusun Rencana Perbaikan
Pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV. Pada pokok Bahasan “Macam-macam
gaya” dengan indikator : yang ingin dicapai adalah siswa dapat menyebutkan macam-macam
gaya.
-
Menyiapkan format lembar observasi
dan lembar soal.
b. Tahap
Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah yang digunakan pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dalam PTK ini adalah sebagai berikut :
-
Membuka pelajaran dengan pembacaan “Basmalah”
-
Menyampaikan secara singkat materi dan tujuan
pembelajaran yang akan dipelajari.
-
Melakukan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab
dengan siswa
-
Guru menjelaskan secara panjang
lebar mengenai cara menentukan macam-macam gaya
-
Guru memberikan kesempatan bertanya
pada siswa jika ada keterangan yang tidak dimengerti
-
Guru memberikan beberapa soal yang berkenaan
dengan materi yang disampaikan
-
Siswa disuruh mengerjakan soal
secara bergantian di papan tulis
-
|
-
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan sendiri materi yang telah dipelajarinya.
-
Melakukan tes formatif untuk
mengetahui daya serap siswa terhadap proses pembelajaran.
-
dan mengakhiri pembelajaran siklus
I
c.
Tahap Pengamatan
Untuk lebih objektifnya hasil penelitian tindakan kelas,
bersamaan dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran peneliti meminta bantuan
teman sejawat untuk melakukan pengamatan dengan menggunakan instrumen-instrumen
tertentu yang telah dipersiapkan
Adapun hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat
dipaparkan sebagai berikut :
Tabel 1
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Siklus I
No
|
Aspek Yang Dinilai
|
Skor Penilaian
|
Kriteria
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Siswa termotivasi untuk
menggunakan kemampuan berpikirnya.
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
2
|
Kemampuan siswa
menceritakan kembali terhadap apa yang telah dibacanya
|
|
√
|
|
|
Kurang baik
|
3
|
Siswa belajar dalam keadaan
senang dan gembira
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
4
|
Terjadi interaksi siswa
dengan siswa
|
|
√
|
|
|
Kurang baik
|
5
|
Terjadi interaksi siswa
dengan guru
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
6
|
Siswa mempunyai kesempatan
untuk mengemukakan pendapat dan presentasi
|
|
√
|
|
|
Kurang baik
|
7
|
Kerja sama siswa dalam
kelas atau kelompok
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
8
|
siswa melaksanakan refleksi
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
JUMLAH
|
11
|
|
||||
Prosentase
|
34,37 %
|
|
=
Tabel 2
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Dalam Pembelajaran Siklus I
No
|
Aspek Yang Dinilai
|
Skor Penilaian
|
Kriteria
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Membuka pelajaran
|
|
√
|
|
|
Kurang baik
|
2
|
Melakukan Apersepsi
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
3
|
Penyampaian Tujuan Pembelajaran
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
4
|
Memotivasi siswa dalam
pembelajaran
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
5
|
Penguasaan Materi
|
|
|
√
|
|
Cukup Baik
|
6
|
Penggunaan Metode dan
Teknik Pembelajaran
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
7
|
Penguasaan Kelas
Pembelajaran
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
8
|
Memberi kesempatan bertanya
dan tanggapan pada siswa
|
|
√
|
|
|
Kurang baik
|
9
|
Kemampuan bertanya dan
menanggapi
|
|
√
|
|
|
Kurang baik
|
10
|
Membimbing siswa membuat
rangkuman
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
11
|
Memberikan Evaluasi
|
√
|
|
|
|
Tidak baik
|
12
|
Interaksi Guru dengan Siswa
|
|
√
|
|
|
Kurang baik
|
13
|
Pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu
|
|
√
|
|
|
Kurang baik
|
14
|
KBM sesuai dengan skenario
dan silabus
|
|
√
|
|
|
Kurang baik
|
JUMLAH
|
7+12+3 = 22
|
|
||||
Prosentase
|
|
|
==
Tabel 3
Hasil Test Akhir IPA Siklus I Di Kelas IV
SDN Dharma Camplong 3
(KKM = 65)
NO
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES
|
KET
|
1
|
MUKARROMAH
|
70
|
Tuntas
|
2
|
NURUL AINI
|
80
|
Tuntas
|
3
|
ROKIP
|
55
|
Tdk Tuntas
|
4
|
SITI ASIA
|
60
|
Tdk Tuntas
|
5
|
SOLFIATUS SHOLEHAH
|
50
|
Tdk Tuntas
|
6
|
AHMAD ADI FIRMANSYAH
|
70
|
Tuntas
|
7
|
DINA RINDI ANTIKA
|
60
|
Tdk Tuntas
|
8
|
FARIDATUL JANNAH
|
60
|
Tdk Tuntas
|
9
|
FAIRUS ABADI
|
60
|
Tdk Tuntas
|
10
|
FATIMATUS ZAHROH
|
50
|
Tdk Tuntas
|
11
|
INDAHWATI
|
80
|
Tuntas
|
12
|
YUSLIANDI
|
70
|
Tuntas
|
13
|
MUZAMMIL
|
60
|
Tdk Tuntas
|
14
|
MUHAMMAD NAFIK
|
60
|
Tdk Tuntas
|
15
|
ULFATUL UMMAH
|
80
|
Tuntas
|
16
|
UMMUL LAILATUL H.
|
50
|
Tdk Tuntas
|
17
|
SINDY AULIA PUTRI
|
50
|
Tdk Tuntas
|
18
|
SULLAM
|
40
|
Tdk Tuntas
|
19
|
MASHUR JAILANI
|
70
|
Tuntas
|
|
JUMLAH
|
1175
|
|
KKM = 65
Jumlah siswa Tuntas = 7 Siswa
Rata-rata Kelas =
Prosentase Ketuntasan = 36,84 %
d.
Tahap Refleksi
Berdasarkan
pengamatan oleh teman sejawat dan hasil data yang iperoleh pada siklus I, maka
diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru masih
rendah, aktivitas guru maupun aktifitas siswa, yaitu 34,37% dan hanya 39,30 %, Semua itu
disebabkan oleh kurangnya minat dan kurang antusiasnya siswa mengikuti
pembelajaran IPA.
Proses
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki pada siklus II, yaitu :
-
Perlunya penggunaan media gambar dan diskusi pada
pembelajaran IPA untuk menambah minat membaca siswa
-
Kurangnya
kreativitas dalam mengatifkan siswa dalam pembelajaran.
2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada
tahap ini hampir sama dengan perencanaan pada siklus I, yaiu :
-
Rencana Perbaikan Pembelajaran
(RPP) IPA pada pokok bahasan Macam-macam gaya, dengan indikator yang ingin
dicapai adalah : mengidentifikasi macam-macam gaya
-
Lembar Observasi
-
Lembar Soal
b. Tahap
Pelaksanaan
Pada tahap ini Peneliti melakukan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar, metode Diskusi sesuai dengan RPP.
Adapun langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah
sebagai berikut :
-
Membuka pelajaran dengan pembacaan “Basmalah”
-
Menyampaikan secara singkat materi dan tujuan
pembelajaran yang akan dipelajari.
-
Setelah mengadakan apersepsi
secukupnya dilanjutkan dengan penyampaian tujuan dan kegiatan pembelajaran.
-
Guru memajang gambar macam-macam gaya di papan tulis.
-
Guru menjelaskan cara menentukan macam-macam gaya
berdasarkan gambar.
-
Kelas dibentuk beberapa kelompok ( baris 1, 3 dan lima
menghadap kebelakang membentuk kelompok)
-
Guru membagikan beberapa gambar macam-macam gaya
-
Siswa melaksanakan tugas yang diberikan dalam kelompok
-
Siswa mepresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas
-
Kelompok yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi
dan bertanya jika dijumpai permasalahan.
-
Memantau dan membimbing jika ditemukan permasalahan
yang ada.
-
Mengarahkan siswa untuk memberikan kesimpulan sendiri.
-
Melakukan tes formatif untuk
mengetahui daya serap siswa terhadap proses pembelajaran.
-
Mengakhiri pembelajaran siklus II
c. Pengamatan
Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat yang
dilakukan oleh teman sejawat dapat dipaparkan sebagai berikut :
Tabel 4
Lembar Pengamatan Aktivitas SiswaDalam Pembelajaran Siklus II
No
|
Aspek Yang Dinilai
|
Skor Penilaian
|
Kriteria
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Siswa termotivasi untuk
menggunakan kemampuan membacanya.
|
|
|
|
√
|
Baik
|
2
|
Kemampuan siswa
menceritakan kembali terhadap apa yang telah dibacanya
|
|
|
√
|
|
Cukup Baik
|
3
|
Siswa belajar dalam keadaan
senang dan gembira
|
|
|
|
√
|
Baik
|
4
|
terjadi interaksi siswa
dengan siswa
|
|
|
√
|
|
Cukup Baik
|
5
|
Terjadi interaksi siswa
dengan guru
|
|
|
|
√
|
Baik
|
6
|
Siswa mempunyai kesempatan untuk
mengemukakan pendapat dan presentasi
|
|
|
√
|
|
Cukup Baik
|
7
|
Kerja sama siswa dalam
kelas atau kelompok
|
|
|
√
|
|
Cukup Baik
|
8
|
siswa melaksanakan refleksi
|
|
|
|
√
|
Baik
|
JUMLAH
|
12+16= 28
|
|
||||
Prosentase
|
87,5 %
|
|
=
=
Tabel 5
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Dalam Pembelajaran Siklus II
No
|
Aspek Yang Dinilai
|
Skor Penilaian
|
Kriteria
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
membuka pelajaran
|
|
|
|
√
|
Baik
|
2
|
Melakukan Apersepsi
|
|
|
√
|
|
Cukup Baik
|
3
|
Penyampaian Tujuan Pembelajaran
|
|
|
|
√
|
Baik
|
4
|
Memotivasi siswa dalam
pembelajaran
|
|
|
|
√
|
Baik
|
5
|
Penguasaan Materi
|
|
|
|
√
|
Baik
|
6
|
Penggunaan Metode dan
Teknik Pembelajaran
|
|
|
√
|
|
Cukup Baik
|
7
|
Penguasaan Kelas
Pembelajaran
|
|
|
√
|
|
Cukup Baik
|
8
|
Memberi kesempatan bertanya
dan tanggapan pada siswa
|
|
|
|
√
|
Baik
|
9
|
Kemampuan bertanya dan
menanggapi
|
|
|
|
√
|
Baik
|
10
|
Membimbing siswa membuat
rangkuman
|
|
|
√
|
|
|
11
|
Memberikan Evaluasi
|
|
|
|
√
|
Baik
|
12
|
Interaksi Guru dengan Siswa
|
|
|
√
|
|
Cukup Baik
|
13
|
Pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu
|
|
√
|
|
|
Kurang Baik
|
14
|
KBM sesuai dengan skenario
dan silabus
|
|
|
√
|
|
Cukup Baik
|
JUMLAH
|
2+18+28 =48
|
|
||||
Prosentase
|
85,7 %
|
|
=
=
Tabel 6
Hasil Test Akhir IPA Siklus II Di Kelas IV
SDN Dharma Camplong 3
(KKM = 65)
NO
|
NAMA SISWA
|
HASIL TES
|
KET
|
1
|
MUKARROMAH
|
80
|
Tuntas
|
2
|
NURUL AINI
|
75
|
Tuntas
|
3
|
ROKIP
|
80
|
Tuntas
|
4
|
SITI ASIA
|
80
|
Tuntas
|
5
|
SOLFIATUS SHOLEHAH
|
75
|
Tuntas
|
6
|
AHMAD ADI FIRMANSYAH
|
80
|
Tuntas
|
7
|
DINA RINDI ANTIKA
|
60
|
Tdk Tuntas
|
8
|
FARIDATUL JANNAH
|
70
|
Tuntas
|
9
|
FAIRUS ABADI
|
80
|
Tuntas
|
10
|
FATIMATUS ZAHROH
|
90
|
Tuntas
|
11
|
INDAHWATI
|
90
|
Tuntas
|
12
|
YUSLIANDI
|
80
|
Tuntas
|
13
|
MUZAMMIL
|
75
|
Tuntas
|
14
|
MUHAMMAD NAFIK
|
70
|
Tuntas
|
15
|
ULFATUL UMMAH
|
80
|
Tuntas
|
16
|
UMMUL LAILATUL H.
|
90
|
Tuntas
|
17
|
SINDY AULIA PUTRI
|
80
|
Tuntas
|
18
|
SULLAM
|
80
|
Tuntas
|
19
|
MASHUR JAILANI
|
80
|
Tuntas
|
|
JUMLAH
|
1495
|
|
KKM = 65
Jumlah siswa Tuntas = 18 Siswa
Rata-rata
Kelas =
Prosentase Ketuntasan = 94,74 %
d.
Tahap Refleksi
Berdasarkan
hasil pengamatan oleh teman sejawat, pada siklus II terjadi peningkatan yang
signifikan dibandingkan dengan Silus I, baik dalam hal aktivitas guru maupun
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga berdampak pada kenaikan ketuntasan
belajarnya.
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus
Adapun
pembahasan dari setiap siklus adalah berdasarkan pada hasil pemaparan dan hasil
pengamatan tersebut diatas. Yaitu :
1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
-
Pada Siklus I, berdasarkan lembar observasi yang dilakukan
teman sejawat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencapai 34,37%
-
Pada siklus II aktivitas
pembelajaran siswa mencapai 87,5%
Dengan demikian aktivitas pembelajaran
siswa juga mengalami kenaikan yang signifikan pada siklus II. Hal ini dapat
dilihat pada grafik berikut :
2. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
-
Pada siklus I aktivitas guru dalam
proses apembelajaran mencapai 39,30% dari 14 item kriteria yang diberikan.
-
Pada sillus II aktivitas guru
mencapau 85,7% dari item yang ada.
Jadi ada
kenaikan yang signifikan aktivitas guru pada siklus II. Hal ini dapat dilihat
pada grafik berikut :
3. Hasil Tes Akhir Siswa
-
Pada Siklus I terdapat 7 siswa dari 19 siswa (36,84 %) yang tuntas dalam proses pembelajaran,
-
pada siklus II yang mengalami
ketuntasan dalam proses pembelajaran sebanyak 18 siswa dari 19 siswa (94,74 %).
Dengan
demikian ada kenaikan yang sangat signifikan tentang ketuntasan Belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat pada
grafik berikut :
4.
Prestasi Siswa
Prestasi
belajar juga mengalami kenaikan yang cukup berarti, yaitu rata-rata nilai yang
diperoleh siswa dalam pembelajaran sklus I adalah 61,84, sedangkan pada siklus II rata-rata
nilai hasil pembelajaran adalah 78,68.
Hal ini dapat dilihat pada
grafik berikut :
Secara
keseluruhan proses pembelajaran pada perbaikan pembelajaran mengalami kenaikan
yang sangat signifikan pada siklus II ketimbang siklus I, hal ini disebabkan
oleh adanya perubahan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter
anak didik dan materi yang disampaikan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil seluruh pembahasan pada
bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengidentifikasi macam-macam gaya
adalah melalui penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran IPA siswa Kelas
IV SDN Dharma Camplong 3 kecamatan Camplong Kabupaten Sampang.
2. Penggunaan media
gambar dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa dalam mengidentifikasi
macam-macam gaya pada pembelajaran IPA siswa Kelas IV SDN Dharma Camplong 3
Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
kenaikan yang signifikan pada proses perbaikan pembelajaran pada siklus II yang
menggunakan media gambar ketimbang pada proses perbaikan pembelajaran pada
siklus I yang hanya menggunakan metode ceramah, yaitu aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran pada siklus I mencapai 34,37% dan pada siklus II mencapai
87,5%. Begitu juga dalam hal ketuntasan belajar siswa pada Siklus I terdapat 7 siswa dari 19 siswa (36,84%) yang tuntas dalam proses
pembelajaran, dan pada pada siklus II sebanyak 18 siswa (94,74%), dan meningkatnya aktivitas siswa,
Prestasi belajar dan ketuntasan belajar siswa yang disebabkan oleh kenaikan aktivitas
guru dalam pembagian media pembelajaran.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian tindakan kelas di atas adalah sebagai berikut :
1.
|
2.
Dalam pembelajaran IPA, guru pengajar hendaklah tidak
ragu dalam menggunakan media gambar ditingkat sekolah dasar, karena telah
terbukti dengan meyakinkan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPA
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan
pencapaian ketuntasan belajar.
3.
Kepada sekolah
agar lebih memperhatikan kelengkapan sarana dan prasarana khususnya media dan
alat-alat pembelajaran IPA
DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry Hermwan, dkk. (2006). Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Denny Setiawan, dkk. (2005). Komputer
dan Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dinn Wahyudin, Supardi, Ishak Abduhak, (2007). Pengantar Pendidikan, Jakarta :
Universitas Terbuka,
H. Panut, Muchtar S.P. , (2007). Dunia IPA Kelas IV, Bogor
: Yudistira
Hadiyanto Umaedi. dan Siswantari.
(2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.
I.G.A.K.
Wardani, (2007). Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta : Universitas Terbuka
J.J.
Hasibuan, dan Moedjiono. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remadja
Rosdakarya.
Moh. Arif Tiro, (2004). Fasilitator,
Wahana Informasi dan Komunikasi Pendidikan TK dan SD, Jakarta : Depdiknas,
Mulyani
Sumantri, dan Syaodih, Nana. (2005). Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Mulyasa,
E. (2005). Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Puji
Santosa, dkk (2005). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Suciati
dkk. (2005). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suprayekti
dkk. (2005). Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Udin S.
Winata Putra (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Uniersitas Terbuka.
W.J.S. Poerwadarminta, (1984). Kamus Umum Bahasa Indoensia, Jakarta : Balai Pustaka.