Wednesday, 16 May 2018

AYAT-AYAT TARBAWI QS. AN-NAHL 78 & QS. AL-ALAQ 1-5




AYAT-AYAT TARBAWI

QS. AN-NAHL 78 & QS. AL-ALAQ 1-5

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah AYAT-AYAT TARBAWI
Yang diampu oleh Bapak H. KARIMULLAH, M.Pd.I.




Disusun oleh:
SITI WASHILATUR RAHMAH          (20170701092099)
STEFFI AISYAH ADAM                      (20170701092102)
UMMI FARIQOH                                  (20170701092107)



JURUSAN TARBIYAH
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
TAHUN AKADEMIK 2017-2018
KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah AYAT-AYAT TARBAWI. Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. karena berkat beliau kami dapat terangkis dari alam yang kelam menuju alam yang terang benderang yakni adanya iman dan Islam.
            Maksud  dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui kandungan surah an-Nahl ayat 78, al-‘Alaq ayat 1-5 dan implementasinya dalam pendidikan. Selain itu tujuan kami menulis makalah ini agar kita sebagai calon pendidik mengetahui kandungan surah an-Nahl ayat 78, al-‘Alaq ayat 1-5 dan implementasinya dalam pendidikan.
            Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan, kalimat dan tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

                                                                                    Pamekasan, 10 Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                 i
DAFTAR ISI                                                                                                 ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                               1
B.     Rumusan Masalah                                                                          1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Bunyi QS. An-Nahl ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5                           2
B.      Kandungan dari QS. An-Nahl ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5          3
C.     Asbabun Nuzul QS. An-Nahl ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5                        6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                     8

DAFTAR PUSTAKA                                                                                  11




BAB I

PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Allah swt menurunkan Al-quran kepada nabi muammad saw sebaga mukjizat terbesar dan disaksikan oleh seuruh makhuk Allah hingga hari akhir (yaumil qiyyamah) dan dijaga kemurniannya, tentunya merupakan keistimewaan bagi umat muhammad sebagai khairul ummatn ukrijat linnas dan ramatan lil alamin, yaitu Al-quran sebagai pedoman sealigus tuntunan menalani kehidupan manusia yang telah Allah jadikan sebagai khalifah  fil al-ardy. Dilihat dari sisi kandungan Al-quran memuat berbagai ketentuan,seperti ubudiyyah, muamalah.
Al-quran tidak hanya sebagai petnjuk bagi manusia, melainkan menjadi petunjuk yang universal dan sepanjang waktu. Al-quran adalah eksis bagi setiap zaman dan tempat. Petunuknya sangat luas sepert luasnya umat manusia dan meliputi segala aspek kehidupan.
Bukan saja ilmu-ilmu keislaman yang digali secara langsung dai Al-quran, seperti ilmu tafsir, fiki dan tauhid, akan tetapi Al-quran juga merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi, karena banyak sekali isyarat-isyarat Al-quran yang membicarakan persoalan-persoalan sains dan teknologi dalam bidang keilmuan lainnya.
B.       Rumusan Masalah
1.    Bagaimana bunyi QS. An-Nahl ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5?
2.    Apa kandungan dari QS. An-Nahl ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5?
3.    Apa saja Asbabun Nuzul QS. An-Nahl ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5?

C.      Tujuan
1.    Untuk mengetahui bunyi dari QS. An-Nahl ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5?
2.    Untuk mengetahui kandungan isi QS. An-Nahl ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5?
3.    Untuk mengetahui apa saja Asbabun Nuzul QS. An-Nahl ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5?
BAB II
PEMBAHASAN
A.  QS. An-Nahl ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5
Ayat-ayat yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini adalah:
QS. An-Nahl ayat 78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.[1]

QS. Al-Alaq 1-5
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5
Artinya:
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, (5)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.”[2]
B.  Kandungan dari QS. An-Nahl Ayat 78 & QS. Al-Alaq 1-5
Berikut adalah kandungan isi QS. An-Nahl ayat 78 dan QS. Al-Alaq 1-5:
1.    QS. An-Nahl ayat 78
Potensi yang ada pada diri manusia sangatlah besar. Allah SWT. mengaruniakan potensi berupa kemampuan untuk berpikir pada otak manusia dan kemampuan fisik. Selain kedua potensi itu, Allah SWT. juga memberikan ilham ketakwaan dan kefajiran (kerusakan) dalam jiwa manusia. Ilham ini membuka kesempatan bagi manusia untuk berkembang seluas mungkin sebagai sosok pemakmur bumi.
Ilham ini pula yang akan menjadi ujian bagi manusia dalam kehidupannya di dunia ini. Ilham ketakwaan dan kefajiran ini akan selalu bertarung dalam jiwa manusia. Keduanya akan mewarnai perjalanan hidup manusia dalam menghadapi segala hal yang terjadi. Untuk mengatasi kedua ilham inilah Allah SWT. menurunkan tuntunannya bagi manusia.
Semua potensi dan ilham di atas melekat pada diri manusia sesuai dengan kadar masing-masing. Akan tetapi, semua potensi dan ilham itu tidak dapat berkembang dengan sendirinya. Diperlukan pintu dan pengarah bagi potensi dan ilham tersebut. Oleh karena itu, Allah SWT. melengkapinya dengan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Pendengaran dan penglihatan merupakan pintu bagi manusia untuk berhubungan dengan dunia luar. Tersambungnya manusia dengan dunia luar melalui penglihatan dan pendengaran menyebabkan semua gerak jasad dan jiwanya berkembang.
Allah mengaruniai manusia pendengaran dan penglihatan agar dapat belajar dan bergerak. Dengan penglihatan, manusia mengetahui segala benda di sekitarnya dan dengan pendengaran manusia belajar pengetahuannya. Bayangkan yang akan terjadi saat sesosok bayi tidak dapat melihat dan mendengar hingga masa dewasanya. Dirinya akan lumpuh karena gerak motoriknya tidak berkembang. Dia juga akan menjadi seorang yang bisu atau gagu karena tidak mengetahui apa yang harus diucapkannya.
Hati nurani merupakan karunia ketiga dan teragung yang diberikan kepada manusia. Hati nurani menjadi pengarah hidup manusia. Hati nurani inilah yang akan menjadi pengendali tindakan manusia. Dalam kehidupannya, manusia dihadapkan pada berbagai keadaan dan pilihan. Adakalanya pilihan yang ada mengarahkan pada kesesatan dan tidak jarang pula tawaran kebaikan tampak tidak begitu menarik. Melihat pilihan ini manusia cenderung tergerak mengikuti hawa nafsunya yang menginginkan kenikmatan sesaat di dunia ini. Dalam keadaan seperti inilah hati nurani berperan.
Hati nurani mengingatkan manusia terhadap arah yang benar dalam hidupnya. Hati nurani membisikkan ilham kebaikan dalam jiwa manusia. Apabila manusia mengikuti arahan hati nurani maka ia akan menuju kebenaran yang ada dalam fitrah manusia, yaitu menuju Allah SWT.[3]
2.    QS. Al-Alaq ayat 1-5
a.    Ayat 1
Surat Al-Alaq 1-5 merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. Inilah wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw, yang dalam kajian Ibnu Katsir dikatakan sebagai rahmat dan nikmat pertama yang dianugerahkan Allah Swt kepada para hamba-Nya. Dan inilah pula yang menandai penobatan beliau sebagai Rasulullah, utusan Allah SWT, kepada seluruh umat manusia. Wahyu inilah yang menjadi tonggak perubahan peradaban dunia. Dengan turunnya ayat tersebut maka berubahlah garis sejarah umat manusia. Berubah dari kehidupan jahiliyah nan gelap dalam semua aspek, termasuk di dalamnya kegelapan ilmu pengetahuan, menjadi terang benderang.
Sejak saat itu, penduduk bumi hidup dalam keharibaan dan pemeliharaan Allah Swt secara langsung. Mereka hidup dengan terus memantau ajaran Allah SWT yang mengatur semua urusan mereka, besar maupun kecil. Dan perubahan-perubahan itu ternyata diawali dengan "Iqra" (bacalah). Perintah membaca di sini tentu harus dimaknai bukan sebatas membaca lembaran-lembaran buku, melainkan juga membaca ‘buku’ dunia. Seperti membaca tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Membaca diri kita, alam semesta dan lain-lain. Berarti ayat tersebut memerintahkan kita untuk belajar dari mencari ilmu pengetahuan serta menjauhkan diri kita dari kebodohan.
Namun membaca yang mampu membawa kepada perubahan positif bagi kehidupan manusia bukanlah sembarang membaca, melainkan membaca ‘dengan menyebut nama Allah Yang Menciptakan’ اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Dalam kajian Sayyid Quthb rahimahullah, bahwa surat ini adalah surat pertama dari Al Qur’an, maka ia dimulai dengan Bismillah, dengan nama Allah. Dan Rasulullah Saw pertama kali melangkah dalam berhubungan dengan Allah dan pertama kali menapaki jalan da’wah dengan Bismillah: "Iqra’ bismi rabbik".
Dengan demikian dalam makna yang lebih luas, ayat pertama merupakan perintah untuk mencari ilmu, ilmu yang bersifat umum baik ilmu yang menyangkut ayat-ayat qauliyah (ayat Al Qur’an) dan ayat-ayat kauniyah (yang terjadi di alam). Ayat qauliyah ialah tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang berupa firmanNya, yaitu Al-Quran. Dan ayat-ayat kauniyah ialah tanda-tanda kebesaran Allah Swt yang berupa keadaan alam semesta.
b.    Ayat 2
Allah swt. menyatakan bahwa manusia dicipta dari 'alaqah (segumpal darah). Allah swt.sendiri juga telah menegaskan bahwa manusia dicipta sebagai sebaik-baik ciptaan (Q.S. at-Tin/95:4). Di dunia ini tidak ada makhluk yang dianugerahi wujud dan fasilitas hidup yang menyamai manusia. Allah swt. memberi anugerah kepada manusia berupa akal pikiran, perasaan, dan petunjuk agama. Semua itu menjadika manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Dengan anugerah yang demikian banyak, diharapkan manusia bersyukur kepada Allah dengan menaati semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya.
          Dalam kaitannya dengan kewajiban menuntut ilmu, ayat kedua ini juga memberi petunjuk kepada manusia untuk mengenal dirinya sara jelas, yaitu mengetahui asal kejadiannya.
c.    Ayat 3
Terdapat dua pengertian pokok yaitu perintah membaca (belajar) sebagai penegasan bahwa Allah SWT Maha Mulia. Olehnya itu Islam mendidik umatnya agar menjadi umat yang cerdas sehingga dapat memahami ayat-ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Karena dalam memahami ayat qauliya tanpa didasari dengan ayat kauniyah sulit untuk mencapai kemajuan. Sebaliknya pemahaman ayat-ayat kauniyah tapa diimbangi dengan ayat qauliyah  dapat membayakan diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian tepatlah kalau dikatakan " Agama tanpa pengetahuan pincang, ilmu tanpa agama buta (tak tahu arah dan tujuan hidup).
d.   Ayat 4
Allah swt. menjelaskan bahwa dia mengajar manusia dengan pena. Pena adalah benda mati dan beku. Namun setelah digunakan oleh manusia dapat dipahami secara oleh orang lain. Dengan pena maka manusia dapat mencatat berbagai ilmu pengetahuan, dengan pena pula manusia dapat menyatakan pendapat dan keinginan hatinya.
          Banyak orang yang tidak pandai berpidato tetapi pandai menulis dengan seuah karya ilmiah sehingga memberi manfaat bagi orang lain. Dalam kenyataannya kekuatan pena tidak kalah dengan kuatan lisan. Dengan kemampuan menulis, seseorang mampu meninggalkan jasa yang sangat berharga bagi orang lain.
e.    Ayat 5
Allah swt. menjelaskan bahwa Dia mengarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Manusia lahir kedunia ini dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Secara perlahan-lahan Allah swt menganugerahkan pendengaran dan penglihatan, makin bertambah hari makin bertambah pula pengetahuan manusia dengan kemampuan membaca dan menulis. Manusia dapat mencapai berbagai macam ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan yang lain.[4]

C.  Asbabun Nuzul QS. Al-Alaq ayat 1-5
Dalam hadis diriwayatkan oleh Aisyah r.a., ia berkata bahwa permulaan wahyu kepada Rasulullah saw. ialah mimpi baik pada waktu tidur. Biasanya mimpi yang dilihat itu jelas, sebagaimana cuaca pagi. Kemudian, timbullah pada diri beliau keinginan meninggalkan keramaian. Untuk itu, beliau pergi ke Gua Hira untuk berkhalwat. Beliau melakukannya beberapa hari. Khadijah, istri beliau, menyediakan perbekalan untuk beliau.
       Pada suatu saat, datanglah malaikat kepada beliau. Malaikat itu berkata, "Iqra' (bacalah)!" Beliau menjawab "Aku tak pandai membaca." Malaikat mendekap beliau sehingga beliau merasa kepayahan. Malaikat itu kembali berkata, "Bacalah!" Beliau menjawab lagi. "Aku tak pandai membaca." setelah tiga kali beliau menjawab seperti itu, malaikat membacakan surah al- 'Alaq ayat 1-5, sebaga
i mana tersebut.
       Setelah selesai membacakan kelima ayat tersebut, malaikat pun menghilang. Tinggallah beliau seorang diri dengan perasaan ngeri (takut). Beliau segera pulang menemui Khadijah. Beliau tampak gugup sambil berkata, "Zammiluni, zammiluni (selimuti aku, selimuti aku)." Stelah mereda rasa takut dan dinginnya, Khadijah meminta beliau untuk menceritakan kejadian yang dialami. Setelah mendengar cerita yang dialami beliau, Khadijah berkata, " Demi Allah, Allah tidak akan mengecewakanmu selama-lamanya. Engkau aadalah orang yang suka menghubungkan kasih sayang yang memikul yang berat."
       Khadijah segera mengajak beliau untuk menemui Waraqah bin Naufal, paman Khadijah. Dia adalah seorang pendeta Nasrani yang sangat memahami Kitab Injil. Setelah bertemu dengannya, Khadijah meminta Rasulullah saw. untuk menceritakan kejadian yang dialami semalam.
       Setelah Rasulullah saw, Selesai menceritakan pengalamannya semalam, Waraqah berkata, "Inilah utusan, sebagaimana Allah swt. pernah mengutus Nabi Musa a.s. Semoga aku masih dikaruniai hidup sampai saatnya engkau diusir kaummu."  Rasulullah saw. bertanya, "Apakah mereka akan mengusir aku?" Waraqah menjawab, "Benar! belum pernah ada seorang nabi pun yang diberi wahyu seperti engkau, yang tidak dimusuhi orang. Apabila aku masih mendapati engkau, pasti aku akan menolong engkau seuat-kuatnya." (H.R al- Bukhari, Bada' ul Wahyi No. 3)[5]

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
     QS. An-Nahl ayat 78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur
QS. Al-Alaq 1-5
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5
Artinya:
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, (5)
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.
QS. An-Nahl ayat 78
Potensi yang ada pada diri manusia sangatlah besar. Allah SWT. mengaruniakan potensi berupa kemampuan untuk berpikir pada otak manusia dan kemampuan fisik. Selain kedua potensi itu, Allah SWT. juga memberikan ilham ketakwaan dan kefajiran (kerusakan) dalam jiwa manusia. Ilham ini membuka kesempatan bagi manusia untuk berkembang seluas mungkin sebagai sosok pemakmur bumi.
QS. Al-Alaq ayat 1-5
1)      Ayat 1
Surat Al-Alaq 1-5 merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. Inilah wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw, yang dalam kajian Ibnu Katsir dikatakan sebagai rahmat dan nikmat pertama yang dianugerahkan Allah Swt kepada para hamba-Nya.
2)      Ayat 2
Allah swt. menyatakan bahwa manusia dicipta dari 'alaqah (segumpal darah). Allah swt.sendiri juga telah menegaskan bahwa manusia dicipta sebagai sebaik-baik ciptaan (Q.S. at-Tin/95:4). Di dunia ini tidak ada makhluk yang dianugerahi wujud dan fasilitas hidup yang menyamai manusia
3)      Ayat 3
Terdapat dua pengertian pokok yaitu perintah membaca (belajar) sebagai penegasan bahwa Allah SWT Maha Mulia. Olehnya itu Islam mendidik umatnya agar menjadi umat yang cerdas sehingga dapat memahami ayat-ayat qauliyah dan ayat kauniyah.
4)      Ayat 4
Allah swt. menjelaskan bahwa dia mengajar manusia dengan pena. Pena adalah benda mati dan beku. Namun setelah digunakan oleh manusia dapat dipahami secara oleh orang lain. Dengan pena maka manusia dapat mencatat berbagai ilmu pengetahuan, dengan pena pula manusia dapat menyatakan pendapat dan keinginan hatinya
5)      Ayat 5
Allah swt. menjelaskan bahwa Dia mengarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Manusia lahir kedunia ini dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Secara perlahan-lahan Allah swt menganugerahkan pendengaran dan penglihatan.
            Pada suatu saat, datanglah malaikat kepada beliau. Malaikat itu berkata, "Iqra' (bacalah)!" Beliau menjawab "Aku tak pandai membaca." Malaikat mendekap beliau sehingga beliau merasa kepayahan. Malaikat itu kembali berkata, "Bacalah!" Beliau menjawab lagi. "Aku tak pandai membaca." setelah tiga kali beliau menjawab seperti itu, malaikat membacakan surah al- 'Alaq ayat 1-5, sebagai mana tersebut.
            Setelah selesai membacakan kelima ayat tersebut, malaikat pun menghilang. Tinggallah beliau seorang diri dengan perasaan ngeri (takut). Beliau segera pulang menemui Khadijah. Beliau tampak gugup sambil berkata, "Zammiluni, zammiluni (selimuti aku, selimuti aku)." Stelah mereda rasa takut dan dinginnya, Khadijah meminta beliau untuk menceritakan kejadian yang dialami. Setelah mendengar cerita yang dialami beliau, Khadijah berkata, " Demi Allah, Allah tidak akan mengecewakanmu selama-lamanya. Engkau aadalah orang yang suka menghubungkan kasih sayang yang memikul yang berat."




























DAFTAR PUSTAKA

Bahreisy Salim, terjemah AL-QURAN AL-HAKIM.  Surabaya:PT. Karya Toha Putra Semarang,2001



[1] Salim Bahreisy, terjemah AL-QURAN AL-HAKIM (Surabaya:PT. Karya Toha Putra Semarang,2001) h.276
[2] Ibid h.598
[3] Salim Bahreisy, terjemah AL-QURAN AL-HAKIM (Surabaya:PT. Karya Toha Putra Semarang,2001) h.276
[4] Salim Bahreisy, terjemah AL-QURAN AL-HAKIM (Surabaya:PT. Karya Toha Putra Semarang,2001) h.276
[5] Ibid h.598