Fungsi
Bahasa Tubuh Dan Komunikasi Nonverbal Dalam Komunikasi Antar Pribadi
Abstract
Nonverbal communication is a communication process where the message is delivered not using a word. One of these forms of nonverbal communication is the body language. The field that examines body language is kinesics. Body movements include eye contact, facial expressions, gesture, posture or stature, and touch. Body language is part of nonverbal, so its function is the same, just focused on the function of the use of gesture in nonverbal communication. Paul Ekman mentions five noverbal message functions, as can be described eith the behavior of the eye, because the behavior of the eye is an element of body language, then this function can also be said to function body language, namely: emblem, ilustrator, regulator, customizers and affect display. Besides that there are six functions of nonverbal massage and body language that is: repetition, contradiction, substition, regultion, accentuation and complementation. Whereas according to Verdeberet al. (2007), nonverbal communication has five functions: completing information, managing interactions, expressing or hiding emotions and feelings, presenting an image, showing power and control. The existence of verbal and nonverbal communications can be understood tgrough the functions of both. The function of verbal and nonverbal symbols is to produce a communicative meaning. In the present development, nonverbal communication is seen as functioning as holistic message.
Keywords:Function of Body Language, Nonverbal Communication Functions
Abstrak
Komunikasi
nonverbal adalah proses komunikasi di mana pesan di sampaikan tidak menggunakan kata-kata.
Salah satu bentuk komunikasi nonverbal ini adalah bahasa tubuh. Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah (kinesics).
Gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, gerak-isyarat, postur
atau perawakan, dan sentuhan. Bahasa tubuh adalah bagian dari nonverbal,
sehingga fungsinyapun sama, hanya saja difokuskan pada fungsi penggunaan gerak
tubuh didalam komunikasi nonverbal. Paul Ekman menyebutkan
lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku
mata, karena perilaku mata merupakan unsur dari bahasa tubuh, maka fungsi ini
dapat pula dikatakan fungsi bahasa tubuh, yakni: emblem, ilustrator, regulator,
penyesuai dan affect display. Selain itu terdapat enam fungsi dari pesan
nonverbal dan bahasa tubuh yaitu: pengulangan (repetition), berlawanan
(contradiction), pengganti (substition), pengaturan (regulation),
penekanan (accentuation) dan pelengkap (complementation).
Sedangkan menurut Verdeberet al. (2007), komunikasi nonverbal memilki lima fungsi yaitu:
melengkapi informasi, mengatur interaksi, mengekspresikan atau menyembunyikan
emosi dan perasaan, menyajikan sebah citra, memperlihatkan kekuasaan dan kendali.
Keberadaan komunikasi verbal dan nonverbal dapat dipahami melalui fungsi-fungsi
yang dilakukan keduanya. Fungsi dari lambang-lambang verbal maupun nonverbal
adalah memproduksi makna yang komunikatif. Dalam perkembangannya sekarang,
komunikasi nonverbal dipandang berfungsi sebagi pesan-pesan yang holistik.
Kata kunci: Fungsi Bahasa Tubuh, Fungsi Komunikasi Nonverbal
Pendahuluan
Dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam komunikasi antar pribadi kita mengenal 2
jenis komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Seperti
yang kita ketahui bahwa verbal berarti kata, jadi komunikasi verbal adalah
komunikasi dengan kata-kata. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah kebalikannya
yaitu komunikasi tanpa kata-kata.
Meskipun
secara teoritis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal,
dalam keyataannya kedua jenis komunikasi itu jalin-menjalin dalam komunikasi
tatap muka sehari-hari. Misalnya, ketika Anda mengatakan “Tidak” tanpa Anda
sadari Anda juga menggelengkan kepala pada saat yang sama; Anda tidak
mengatakan “Tidak” terlebih dulu lalu memnngelengkan kepala sesudahnya.[2]Isyarat nonverbal lebih berpengaruh
daripada pesan-pesan verbal. Umumnya, bila kita sebagai penerima menangkap dua
pesan yang tidak sesuai, kita lebih condong mempercayai pesan nonverbal. Salah
satu alasannya adalah bahwa isyarat nonverbal memberi informasi mengenai tujuan
dan respon emosional kita.[3] Komunikasi nonverbal ini lebih
mengutamakan pesan relasional (pesan-pesan mengenai tingkat perasaan) daripada
pikiran-pikiran (yang paling baik disampaikan lewat komunikasi verbal).
Berdasarkan uraian di atas, maka akan
timbul pertanyaan apa fungsi dari pesan nonverbal dan fungsi dari bahasa
tubuh?, dan bagaimana hubungan dari fungsi keduanya dengan pesan verbal?. Dari
pertanyaan yang timbul itu, di sini akan dibahas mengenai fungsi dari pesan
nonverbal dan bahasa tubuh, sehingga kita dapat mengetahui dan dapat membedakan
dengan pesan verbal, mengetahui hubungannya serta dapat terimplementasikan pada
kehidupan sehari-hari.
Pembahasan
Komunikasi
nonverbal adalah proses komunikasi di mana pesan di sampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol,
serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Dari
pengertian komunikasi nonverbal diatas dapat kita ketahui bahwasannya bahasa
tubuh merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bidang yang menelaah bahasa tubuh
adalah (kinesics), suatu istilah yang diciptakan seorang perintis studi
bahasa nonverbal, Ray L. Birdwhistell.Kinesics ini meruakan perilaku
nonverbal yang paling terkenal yang digunakan dalam studi mengenai gerakan
tubuh dalam komunikasi. Gerakan tubuh merupakan perilaku nonverbal dimana
komunikasi terjadi melalui gerakan tubuh seseorang atau bagian-bagian tubuh.
Gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, gerak-isyarat, postur atau
perawakan, dan sentuhan.[4]
Seperti yang
telah diketahui bahwasaanya komunikasi nonverbal memilki kaitan dengan
komunikasi verbal, sehingga keduanya dibutuhkan untuk berlangsungnya tindak
komunikasi yang efektif dan komunikatif. Bahasa tubuh adalah bagian dari
nonverbal, sehingga fungsinyapun sama hanya saja difokuskan pada fungsi
penggunaan gerak tubuh didalam komunikasi nonverbal.
Dilhat dari fungsinya, perilaku nonverbal
mempunyaibeberapafungsi. Paul Ekman menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal,
seperti yang dapat di lukiskan dengan perilaku mata, karena perilaku mata
merupakan unsur dari bahasa tubuh, maka fungsi ini dapat pula dikatakan fungsi
bahasa tubuh, yaknisebagai berikut:
1.
Emblem.Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang
memilki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, “Saya tidak
sungguh-sungguh”.
2.
Ilustrator.Pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
3.
Regulator.Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka.
Memalingkan muka menandakan ke tidaksediaan berkomunikasi.
4.
Penyesuai.Kedipan mata
yang cepat meningkat ketika orang berada dalamt ekanan.
Itu merupakan respons tidak disadari
yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
5.
Affect display.Pembesaran manik-mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut,
terkejut atau senang.[5]
Mark L.
Knapp menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan
verbal:
a.
Repetisi,yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.
Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
b.
Substitusi,yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun
kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan megangguk-anggukkan kepala.
c.
Kontradiksi,menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap
pesan verbal. Misalnya Anda ‘memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir,
seraya berkata “Hebat, kau memang hebat”.
d.
Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air mata
Anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
e.
Aksentuasi,yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, Anda
mengungkapkan betapa jengkelnya Anda dengan memukul meja.[6]
Selain itu,
Paul Ekman juga menambahkan satu fungsi lagi mengenai pesan nonverbal, yaitu regulasi
(pengaturan). Fungsi regulasi ini adalah mengatur komunikasi
verbal. Pesan-pesan nonverbal berfungsi untuk mengendalikan sebuah interaksi
dalam suatu cara yang sesuai dan halus, seperti misalnya anggukan kepala selama
percakapan berlangsung.[7] Sehingga terdapat enam fungsi dalam hubungannya dengan pesan
verbal, yaitu: pengulangan (repetition), berlawanan (contradiction), pengganti
(substition), pengaturan (regulation), penekanan
(accentuation) dan pelengkap (complementation).
Menurut Verdeberet komunikasi nonverbal memilk ilima fungsi sebagai berikut:
1.
Melengkapi informasi. Kebenyakan informasi atau isi sebuah pesan disampaika nsecara
nonverbal. Isyarat-isyarat nonverbal kita dapat mengulang, mensubsitusi, menguatkan atau mempertentangkan pesan verbal kita. Kita dapat menggunakan isyarat-isyarat
nonverbal untuk mengulangi apa yang telah kita
katakana secara verbal. Apabila anda mengatakan “tidak” dan menggelengkan kepala Anda pada saat yang sama, Anda telah menggunakan isyarat nonverbal untuk mengulang apa yang
telah Anda katakana secara verbal. Coba bayangkan semua perilaku nonverbal yang melengkapi secara sekunder mengenai mengatakan sesuatu sebagai tambahan untuk kata-kata kita. Beberapa isyarat nonverbal dapat sebagai pengganti untuk kata-kata. Lambaian tangan misalnya,
dapat menjadi pegganti untuk kata “halo” atau “selamat jalan”. Pada budaya
Barat membengkokkan jari telunjuk sambil digerak-gerakkan dapat sebagai pengganti untuk kata “kemari”, tetapi pada budaya
Asia dengan cara
yang sama itu hanya untuk memanggil anjing dan bukan untuk orang. Bagi orang Asia termasuk
Indonesia, menggerak-gerakkan telapak tangan ke bawah sebagi pengganti kata “kemari” untuk memanggil seseorang supaya datang.
Sedangkan pada budaya Barat cara yang sama adalah sebagai pengganti kata “diam ditempat”. Anda dapat membuat daftar
yang panjang mengenai lambang-lambang nonverbal sebagai pengganti
kata-kata atau ungkapan-ungkapan
yang sering kita gunakan. Misalnya, mengangkat kedua bahu dapat berarti ”mungkin”, “tidaktahu”, “masabodoh”. Cara lain
dimana isyarat-isyarat nonverbal melengkapi informasi dengan memperkuat pesan-pesan
verbal. Perilaku nonverbal dapat member tekanan, melengkapi, atau menambah informasi kepada
kata-kata. Seorang guru bisa tersenyum,
bertepuk tangan, atau menepuk punggung seorang siswa sambilmengatakan,
“Hebat, hasil teskamu amat bagus”.
Ekspresi wajah, gerak tubuh, dan
volume suara member tekanan pernyataan
verbal mengenai pujian.
Isyarat-isyarat nonverbal biasa juga bertentangan dengan pesan verbal. Dalam hal lain, nonverbal tetap memberikan informasi,
tetapi informasi yang diberikan mengarah kepada kebingungan dan bukan kepada kejelasan. Ketika Yono berkata pelan dengan nada yang monoton, “Saya benar-benar tertarik dengan proyek Anda”, sambil melengos dan pergi,
dimana pesan nonverbalnya bertentangan dengan pesan verbalnya.
Hasil dari pesan-pesan verbal dan nonverbal yang bertentangan berupa pesan campuran. Hanya karena
orang lebih bergantung kepada komunikasi
nonverbal daipada bentuk kata-kata sebuah pesan untuk menentukan makna emosional,
maka orang lebih banyak bergantung kepada isyarat-isyarat nonverbal untuk memahami pesan campuran atau mixed massage. Ingat bahwa adalah mudah bagi Yono untuk berbohong dengan kata-katanya, tapi sulit baginya untuk menipu perilaku nonverbalnya.
2.
Mengatur interaksi. Kita mengelola sebuah interaksi melalui cara-cara yang tidak kentara dan kadang-kadang melalui isyarat nonverbal yang jelas. Kita gunakan perubahan atau pergeseran dalam kontak mata, gerakan kepala
yang perlahan, bergeser dalam sikap badan,
mengangkat alis,
mengaggukkan kepala memberitahukan pihak
lain kapan boleh melanjutkan, mengulang, menguraikan, bergegas,
atau berhenti. Ingatakan saat-saat di mana Anda telah memberi isyarat secara
nonverbal kepada pihak
lain bahwa Anda harus meninggalkan interaksi. Anda dapat mengurangi jumlah kontak mata
yang Anda lakukan dengan orang lain, berikan atau respon satu jawaban singkat, kurangi ekspresi muka, berpaling atau bergeser dari
orang lain. Mahasiswa di ruang kelas memberikan isyrat secara teratur kepada
guru bahwa waktu belajar sudah habis dan mulai membereskan peralatan tulis dan buku-bukunya,
duduknya mulai gelisah,
mulai berkomat-kamit kepada teman-temannya. Komunikator yang efektif belajar menyesuaikan apa yang ia katakan dan bagaimana mengatakannya atas dasar isyarat-isyarat
nonverbal orang lain.
3.
Mengekspresikan atau menyembunyikan emosi dan perasaan. Kita telah menjelaskan bahwa kebanyakan dari aspek-aspek emosional dari komunikasi disampaikan melalui cara-cara
nonverbal. Camkan bagaimana Anda menunjukkan secara nonverbal kepada pihak lain bahwa Anda peduli kepadanya.
Anda bisa tersenyum,
merangkul, mencium, duduk berdekatan,
menatap kepadanya, menyediakan lebih banyak waktu dengan siapa Anda amat peduli.
Secara alternative kita dapat gunakan perilaku nonverbal untuk menutupi perasaan kita
yang sebenarnya. Namun demikian,
lebih sering dari pada tidak,
kita menunjukkan emosi kita yang sebenarnya secara nonverbal dari pada menjelaskan emosi kita dengan kata-kata. Adakalanya kita mencoba menyembunyikan emosi dan perasaan kita, tetapi secara tidak di sengaja suka bocor atau terbaca orang. Muka merah karena malu merupakan contoh yang terbaik berupa penampilan
yang kurang hati-hati mengenai emosi.
4.
Menyajikan sebuah citra. Manusia mencoba menciptakan kesan mengenai dirinya melalui cara-cara dia tampil dan bertindak.
Kebanyakan pengelolaan kesan terjadi melalui saluran
nonverbal. Manusia dapat secara hati-hati mengembangkan citra melalui pakaian,
merawat diri, perhiasan, dan milik pribadi lainnya. Orang tidak hanya menggunakan komunikasi nonverbal untuk mengomunikasikan citra pribadi, tetapi dua
orang dapat menggunakan isyarat-isyarat nonverbal untuk menyajikan citra atas identitas hubungan. Pada sebuah pesta, Mariana dan Yusuf dapat member isyarat pada pihak
lain bahwa mereka dalam kebersamaan dengan menampilkan isyarat-isyarat nonverbal seperti berbicara dalam
nada berbisik dan saling menyentuh satu sama
lain. Pasangan suami istri yang berada di ambang perpecahan dapat memperlihatkan
di hadapan umum citra yang positif dengan saling bergandeng tangan, atau menunjukkan penuh perhatian terhadap satu sama
lain di perlihatkan melalui ekspresi wajah yang cerah.
5.
Memperlihatkan kekuasaan dan kendali. Banyak perilaku nonverbal merupakan isyarat darike
kuasaan, terlepas dari apakah mereka bermaksud menunjukkan kekuasaan dan kendali.
Coba bayangkan bagaimana
manager tingkat tinggi memperlihatkan status dan bagaimana karyawan bawahan mengakui
status itu melalui perilaku nonverbal. Manager mengenakan baju gaya eksekutif, perabotan kantor seperti mejakursi yang besar dan mahal,
berjalan dan berbicara dengan penuh berwibawa, bawahan menunjukkan rasa hormat dengan menatap dan mendengarkan dengan penuh perhatian apabila
manager berbicara, tidak menginstruksi,
memohon izin atau meminta waktu untuk memasuki ruang kerja
manager. [8]
Keberadaan komunikasi verbal dan nonverbal
dapat dipahami melalui fungsi-fungsi yang dilakukan keduanya. Fungsi dari
lambang-lambang verbal maupun nonverbal adalah memproduksi makna yang
komunikatif. Bahasa nonverbal dipakai untuk mengubah pesan verbal melalui 6
fungsi, yaitu pengulangan, kontradiksi, pengganti, pengaturan, penekanan dan
pelengkap. Dalam perkembangannya sekarang, komunikasi nonverbal dipandang
berfungsi sebagi pesan-pesan yang holistik, ia melakukan fungsi mengendalikan,
dalam artian melalui komunikasi nonverbal kita berusaha supaya orang lain
melakukan sesuatu seperti yang kita perintahkan.
Kesimpulan
1.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi di mana pesan disampaikan
tidak menggunakan kata-kata. Komunikasi
nonverbal memilki kaitan dengan komunikasi verbal, sehingga keduanya dibutuhkan
untuk berlangsungnya tindak komunikasi yang efektif dan komunikatif. Bahasa
tubuh adalah bagian dari nonverbal, sehingga fungsinyapun sama hanya saja
difokuskan pada fungsi penggunaan gerak tubuh didalam komunikasi nonverbal.
2.
Terdapat enam fungsi komunikasi verbal dalam
hubungannya dengan pesan verbal, fungsi ini sekaligus merupakan fungsi bahasa
tibuh, yaitu: pengulangan (repetition), berlawanan (contradiction), pengganti
(substition), pengaturan (regulation), penekanan
(accentuation) dan pelengkap (complementation).
DaftarPustaka
Aw,Suranto.Komunikasi
Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Budyatna, Muhammad dan Leila Mona Ganiem,
Teori Komunikasi Antar pribadi. Jakarta: Kencana, 2011.
Daryanto dan Muljo Rahardjo.Teori Komunikasi. Yogyakarta:
Gava Media, 2016.
Griffin,Em. A First Look at Communication
Theory.New
York: McGrawHill, 1991.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengatar. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014.
Tubbs, Stewart L. dan
Sylnvia Moss.Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008.
[1]Jurusan
Tarbiyah, Pendidikan Islam Anak Usia Dini, STAIN
Pamekasan, Jl. Raya Panglegur KM 04 Pamekasan, JawaTimur, Indonesia, Email:faizzatulhsanah11 @gmail.com
[2] Deddy Mulyana, Ilmu
Komunikasi: Suatu Pengatar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 347.
[3]
Stewart L. Tubbs dan Sylnvia Moss, Human Communication Prinsip-Prinsip Dasar
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 114.
[4]
Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi
(Jakarta: Kencana, 2011), hlm.125.
[5] Em
Griffin, A First Look at Communication Theory (New York: McGrawHill,
1991), hlm.57.
[8]
Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi
(Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 115-118.