Tuesday 26 June 2018

PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB; SUBSTANSI DAN METODOLOGI[1]




PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB;
SUBSTANSI DAN METODOLOGI[1]


Oleh: Moh. Ainin
(Guru Besar Universitas Negeri Malang)


Abstrak:
إذا أطلعنا على بحوث الطلبة  فى قسم تعليم اللغة العربية  لاستغربنا و تعجبنا  لأن الموضوعات متشابهة بعضها ببعض، تنقصها النوعية والتفنن والتطوير فى موضوعاتها. هذه المأسوية ليست من أخطاء الطلبة فقط وإنما المسؤولية أيضا تلقى على المحاضرين لأنهم مقصرون فى الإرشاد والإشراف. فالمقالة التى بين أيدينا تؤتينا مجالا وأفقا واسعا عن نوعيات البحوث اللغوية نظريا أو تطبيقيا ، إلا أن الباحث فى هذه العجالة يولى إهتمامه عن البحوث فيما يتعلق بتعليم اللغة العربية. مادة البحوث فى تعليم اللغة العربية كثيرة ومتنوعة منها: (تعليم اللغة)= المنهج، المادة، الوسائل، الطرق، التقويم، تعليم اللغة العربية للأطفال، الوسائل للأطفال وغيرها. (اكتساب اللغة) = ترتيب الاكتساب، طبيعة اللغة العربية، استراتيجية التعليم، تطور اللغة العربية الخ. ثم من ناحية الخطة و التصميم منها: الوصفى، الكمى، التجريبى، الاستقرائى، الاستنباطى، الدراسة المسحية، الدراسة النمائية، دراسة العلاقة، البحث الصفى الإجرائى الخ.

Kata Kunci:
Pembelajaran Bahasa Arab, Metode Penelitian, Rumusan Masalah




A. Pendahuluan
            Penelitian dan pembelajaran memiliki hubungan simbiosis mutualisme. Penelitian dapat dilakukan atas dasar kondisi objektif (data) yang terjadi dalam sistem pembelajaran, baik yang terkait dengan kelemahan, keunggulan, problema, dan keunikan yang ada. Demikian pula, hasil penelitian dapat dijadikan bukti empirik, acuan, dan landasan yang sistematis, komprehensif, dan objektif untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran (Ainin, 2008). Hubungan antara pembelajaran dan penelitian dapat dibagankan (lihat di bagian akhir makalah). Bagan tersebut menggambarkan bahwa penelitian yang terkait dengan pendidikan berbasis pada data yang diperoleh melalui aktivitas pembelajaran. Data yang diperoleh melalui aktivitas pembelajaran dianalisis sebagai bagian integral dalam kegiatan penelitian. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan, rujukan, dan bukti empiris untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Lebih-lebih, apabila penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (termasuk pengembangan, maupun penelitian eksperimen semu). Ketiga jenis penelitian ini mempunyai manfaat langsung dalam peningkatan kualitas pembelajaran atau yang disebut PPKP (Research for Instructional Improvement). Untuk itu, pembelajaran bahasa Arab idealnya berbasis pada penelitian.
            Permasalahan yang terjadi adalah bahwa penelitian yang dilakukan kebanyakan sering tidak berkelanjutan. Artinya, kegiatan penelitian selesai bersamaan dengan pembuatan laporan selesai. Temuan-temuan penelitian, khususnya temuan dalam penelitian pembelajaran bahasa Arab tidak ditindaklanjuti untuk perbaikan maupun peningkatan kualitas pembelajaran. Temuan penelitian seperti ini biasanya berupa penelitian-penelitian deskriptif baik yang kuantitatif, misalnya deskriptif korelasional maupun yang kualitatif (studi perkembangan kasus).
            Temuan-temuan penelitian sebagaimana dikemukakan tampak hanya sebagai pengetahuan dan pengalaman kognitif. Sementara itu, esensi penelitian itu -di samping untuk mengeksplor fakta riil di lapangan- juga dimaksudkan sebagai problem solving terhadap permasalahan yang diteliti. Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, hasil penelitian tentunya tidak hanya dimaksudkan sebagai pengetahuan dan pengalaman kognitif, tetapi yang lebih esensial adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran bahasa Arab dan peningkatan kualitasnya.
            Terkait dengan uraian di atas, beberapa pertanyaan utama yang patut dikemukakan adalah apa saja yang layak diteliti dalam pembelajaran bahasa Arab, mengapa dan untuk apa dilaksanakan penelitian, bagaimana penelitian itu dilakukan, dan produk apa yang dihasilkan penelitian (out put), serta dampak penelitian terhadap pembelajaran bahasa Arab (outcome).
            Pertanyaan pertama menyangkut wilayah substansi, yakni isu-isu substansif yang layak diteliti baik yang terkait dengan isu-isu teoretis dan isu-isu problematis-praktis yang researchable, fungsional, feasible untuk diteliti. Pertanyaan kedua “mengapa dan untuk apa penelitian” terkait dengan kontribusi atau manfaat apa yang yang dapat diperoleh dari hasil penelitian. Apa yang akan terjadi apabila tidak dilakukan penelitian atau dilakukan penelitian.
            Pertanyaan ketiga, yakni bagaimana penelitian itu dilakukan terkait dengan rancangan penelitian. Apakah rancangan penelitian kuantitatif, kualitatif, penelitian tindakan kelas, maupun penelitian pengembangan. Pertanyaan keempat terkait erat dengan hasil penelitian (temuan-temuan), baik berupa produk fisik maupun nonfisik yang diceminkan dari laporan. Sementara itu, pertanyaan kelima terkait dengan apakah hasil-hasil penelitian berdampak terhadap peningkatan kualitas sistem pembelajaran, baik langsung maupun tidak langsung.

B. Substansi Penelitian dalam Pembelajaran Bahasa Arab
            Dalam perspektif linguistik, pembelajaran bahasa Arab termasuk kategori linguistik terapan. Menurut Ahmad Mashur (1983) yang mengutip pendapat Shini mengemukakan: pembagian kajian linguistik menjadi linguistik teoritis (ilmu al-lughah an-nadzari) dan linguistik terapan (ilmu al-lughah ath-thabiqi). Yang termasuk linguistik teoritis meliputi fonologi (fonetik akustik dan fonetik artikulasi, linguistik historis, semantik, tata bahasa  (morfologi dan sintaksis)). Yang termasuk linguistik terapan adalah pengajaran bahasa (analisis kontrastif dan analisis kesalahan/ kesilapan, metodologi pengajaran bahasa, tes bahasa, literasi), psikolinguistik, sosiolinguistik, linguistik komputasional, dan leksikograpi.
            Dalam makalah ini, pembahasan difokuskan pada substansi penelitian di bidang pembelajaran bahasa Arab. Wilayah yang menjadi kajian dalam penelitian pembelajaran bahasa Arab dikelompokkan sebagai berikut:
1)    Pembelajaran Bahasa Arab
v  Kurikulum Bahasa Arab dan Perangkat Pendukungnya
a.   Implementasi Kurikulum Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga pendidikan lainnya).
b.   Problematika Pelaksanaan Kurikulum Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga pendidikan lainnya).
c.   Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga pendidikan lainnya).
d.   Evaluasi terhadap substansi dan sistematika Kurikulum Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga pendidikan lainnya).
e.   Perbandingan terhadap Kurikulum Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga pendidikan lainnya).
f.    Analisis kontinuitas kurikulum Bahasa Arab antar jenjang pendidikan
v  Materi Pembelajaran Bahasa Arab
a.   Implementasi buku ajar (buku teks) bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU, atau di lembaga pendidikan lainnya).
b.   Pengembangan buku ajar (buku teks) bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU, atau di lembaga pendidikan lainnya).
c.   Evaluasi terhadap pengorganisasian dan substansi buku ajar (buku teks) bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU, atau di lembaga pendidikan lainnya).
d.   Tingkat keterbacaan buku ajar (buku teks) Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU, atau di lembaga pendidikan lainnya).
v  Media Pembelajaran Bahasa Arab
a.   Penggunaan media pembelajaran bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga lainnya).
b.   Pengembangan media pembelajaran bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga pendidikan lainnya).
v  Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Arab
a.   Implementasi sistem penilaian dalam pembelajaran bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau lembaga pendidikan lainnya).
b.   Pengembangan alat evaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau lembaga pendidikan lainnya).
c.   Pengembangan model penelitian otentik dalam pembelajaran bahasa Arab.
d.   Analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, dan daya beda soal-soal bahasa Arab untuk anak di lembaga pendidikan formal maupun informal.
e.   Penilaian terhadap kemampuan kemahiran bahasa Arab siswa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dan kemampuan penguasaan unsur-unsur bahasa.
v  Metode Pembelajaran Bahasa Arab
a.   Penerapan metode pembelajaran bahasa Arab untuk anak di lembaga pendidikan formal atau informal.
b.   Pengembangan metode pembelajaran bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
c.   Evaluasi terhadap efektivitas penerapan metode pembelajaran bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
d.   Pengembangan teknik bermain dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
e.   Pola interaksi dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak.
f.    Penggunaan lagu dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak.
v  Kurikulum Bahasa Arab untuk Anak
a.   Implementasi Kurikulum Bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
b.   Problematika implementasi Kurikulum Bahasa Arab untuk anak di lembaga pendidikan formal atau informal.
c.   Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
d.   Evaluasi terhadap substansi sistematika kurikulum bahasa Arab untuk anak di lembaga pendidikan formal atau informal.
e.   Perbandingan terhadap kurikulum Bahasa Arab untuk anak antar lembaga pendidikan formal atau informal atau perbandingan berdasarkan masa pemberlakuannya.
v  Materi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak
a.   Implementasi buku ajar (buku teks) bahasa Arab untuk anak di lembaga pendidikan formal maupun informal.
b.   Pengembangan buku ajar (buku teks) bahasa Arab untuk anak di lembaga pendidikan formal atau informal.
c.   Evaluasi terhadap pengorganisasian dan substansi buku ajar (buku teks) bahasa Arab di lembaga formal atau informal.
d.   Tingkat keterbacaan buku ajar (buku teks) bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
v  Media Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak
a.   Penggunaan media pembelajaran bahasa Arab untuk Anak di lembaga pendidikan formal atau informal.
b.   Pengembangan media pembelajaran bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
v  Penilaian dan pembelajaran bahasa Arab untuk Anak
a.   Implementasi sistem penilaian dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
b.   Pengembangan alat evaluasi (soal-soal, portofolio) dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak.
c.   Pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak.
d.   Analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, dan daya beda soal-soal bahasa Arab untuk anak di lembaga formal dan informal.
v  Analisis Kontrastif dan Kesalahan Berbahasa Arab
a.   Analisis kontrastif antara bahasa Arab B1/B2.
b.   Pengembangan bahan ajar bahasa Arab (kosa kata atau struktur) berbasis pada analisis konstrastif.
c.   Analisis kesalahan berbahasa Arab (bahasa lisan atau tulis)
d.   Model koreksi kesalahan berbahasa Arab dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah.
e.   Pengembangan pola kalimat bahasa Arab berbasis pada analisis kesalahan.
f.    Interferensi berbahasa Arab atau sebaliknya dalam karangan atau tuturan pembelajar bahasa Arab.
2)    Pemerolehan bahasa Arab
a.      Perkembangan bahasa Arab pembelajar.
b.      Urutan pemerolehan bahasa Arab pembelajar.
c.      Strategi pemerolehan dan pembelajaran bahasa Arab.
d.      Strategi komunikasi lisan pembelajar bahasa Arab.
e.      Karakteristik bahasa Arab pembelajar, bahasa Arab guru, dan karakteristik bahasa Arab penutur asli.

C. Desain Penelitian Pembelajaran Bahasa Arab
              Kegiatan penelitian bukanlah terbatas pada penetapan masalah yang akan diteliti, tetapi menyangkut bagaimana masalah itu diteliti. Penetapan bagaimana masalah itu diteliti berarti memasuki wilayah penggunaan desain atau rancangan penelitian. Penggunaan jenis desain atau rancangan penelitian sangat berhubungan dengan tujuan penelitian atau luaran (out put) penelitian. Oleh karena itu, seringkali dijumpai bahwa antar peneliti menggunakan rancangan atau desain penelitian yang berbeda, karena berbeda tujuan dan luaran, sekalipun sama-sama berada dalam wilayah yang sama, yakni masalah dalam pembelajaran bahasa Arab.
              Beberapa rancangan atau desain penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian pembelajaran bahasa Arab misalnya deskriptif, deskripsi kualitatif, eksperimen semu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan penelitian pengembangan. Rancangan deskriptif adalah suatu rancangan penelitian yang menggambarkan variabel atau kondisi seperti apa adanya dalam suatu situasi (Ary, et all, 1979 dan Ubaidat et all, 1987). Menurut Best (1977), di dalam rancangan deskriptif ini juga tercakup suatu usaha pemerian, pencatatan, penganalisaan, dan penginterpretasian kondisi-kondisi yang terjadi.
              Yang termasuk rancangan deskriptif adalah studi kasus, survey, studi perkembangan, dan studi korelasi. Menurut Bogdan dan Biklen (1982), studi kasus (case study) merupakan suatu rancangan penelitian yang memfokuskan pada satuan unit, seorang anak, suatu kelompok kecil, suatu sekolah atau kelas, suatu komunitas tertentu, dan suatu peristiwa. Dilihat dari statusnya sebagai studi kasus, maka fenomena yang diteliti merupakan fenomena yang khas, unik, dan kasuistik. Contoh penelitian studi kasus dalam pembelajaran bahasa Arab misalnya “Inovasi dalam pembelajaran bahasa Arab di Prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas X”, Model Terjemahan Jenggotan di Pondok Pesantren Shirathul Fuqaha’, Gondanglegi Kab. Malang oleh Irhamni (2002).
              Survei perkembangan ((الدراسة المسحية merupakan salah satu bentuk rancangan deskriptif. Tujuan survei adalah untuk mengumpulkan informasi tentang individu (Ary, et all, 1979). Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, jenis survei ini dapat digunakan untuk menjaring pendapat dan sikap masyarakat dari berbagai lapisan terhadap eksistensi bahasa Arab atau survei tentang persepsi komunitas terhadap pembelajaran bahasa Arab.
              Studi perkembangan (الدراسات النمائية) merupakan studi untuk memberikan informasi penting mengenai perkembangan intelektual, emosional, dan perkembangan sosial siswa. Selain itu, melalui studi perkembangan ini, peneliti dapat juga memperoleh informasi mengenai progresivitas kemampuan belajar siswa, perkembangan kualitas pembelajaran, dan perkembangan sarana dan prasarana pembelajaran. Di bidang bahasa, khususnya bahasa Arab, studi ini dapat digunakan untuk mendeskripsikan perkembangan bahasa anak/siswa (perkembangan penguasaan fonem, morfem, kata, tata bahasa, dan perkembangan keterampilan berbahasanya). 
              Ada dua tekhnik yang dapat digunakan dalam studi perkembangan ini, yaitu metode longitudinal  (الدراسة الطويلة) dan metode cross-sectional   (الدراسة المستعرضة). Dalam metode longitudinal, sampel subjek yang sama dipelajari sejak jangka waktu tertentu (Ary, et all, 1979). Menurut Ubaidat et.al., (1987), dalam metode longitudinal ini, peneliti dapat memilih sekelompok dari individu-individu dan mengikuti perkembangannya dalam usia yang berbeda. Sementara itu, metode cross-sectional ini merupakan kebalikan dari metode longitudinal. Metode ini meneliti kelompok dari berbagai usia dan tingkatan pada saat yang sama (Ary, et all, 1979). Apabila dalam metode longitudinal, sampel ditetapkan dari sekelompok kecil individu pada usia yang sama, maka dalam cross-sectional ini, sampel diambil dari beberapa kelompok usia. Sebagai contoh dari metode cross-sectional ini misalnya penelitian tentang perkembangan pola kalimat mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas X. Dalam hal ini, masing-masing angkatan diteliti perkembangan pola kalimatnya dalam waktu yang bersamaan, setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis data, dan akhirnya peneliti menyimpulkan perkembangan pola kalimat mahasiswa tersebut.
              Menurut Ary, et all (1979) studi korelasi ( العلاقةدراسة( ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menetapkan besarnya hubungan antara variabel-variabel. Hubungan korelatif ini mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain. Misalnya, “Hubungan antara Latar Belakang Pendidikan Input Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas X dengan IPK lulusan”, atau “Hubungan antara skor SNMPTN dengan IPK lulusan mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri X dengan IPK lulusan”.
              Sementara itu, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri (Bogdan dan Taylor, 1975). Pendapat yang sama juga juga dikemukakan oleh Strauss dan Corbin (1990) bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu jenis penelitian yang hasilnya bukan melalui proses analisis statistik kuantitatif, melainkan berupa perian tentang perilaku manusia. Data dalam penelitian kualitatif dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik (Ibnu, et all, 2003). Apabila dalam penelitian kualitatif ini dihasilkan angka-angka, maka angka-angka ini bukan sebagai data utama, tetapi sebagai data penunjang. Penelitian kualitatif ini didasari oleh filsafat konstruktivisme. Ia memandang kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif, dan menuntut intrepetasi berdasarkan pengalaman sosial (Sukmadinata, 2005).
              Menurut Bogdan dan Biklen, (1982), penelitian kualitatif memiliki karakteristik tertentu antara lain: bersifat alamiah, dilakukan dalam konteks dari suatu keutuhan (unity), analisis data secara induktif (analisis data data bukan berdasar pada teori atau hipotesis, melainkan berdasar pada berbagai fakta di lapangan (dari khusus ke umum), human instrument, gounded theory, atau teori dari dasar (penelitian kualitatif untuk membangun teori, bukan untuk menguji teori atau hipotesis), deskriptif (data disajikan apa adanya, tidak ada manipulasi sebagaimana pada penelitian eksperimen).
              Dalam pembelajaran bahasa Arab, penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mendeskripsikan “Pola interaksi dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah Keagamaan”. Dalam penelitian ini, permasalahan yang diteliti misalnya meliputi (a) bentuk-bentuk interaksi, (b) strategi interaksi, (c) intensitas interaksi, (d) penggunaan bahasa dalam interaksi, (e) hambatan dalam interaksi. Contoh lain yang terkait dengan penelitian pembelajaran bahasa Arab dengan paradigma kualitatif misalnya penelitian tentang “Karakteristik Bahasa Guru Penutur Asli dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah X”.
              Rancangan eksperimen merupakan salah satu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab-akibat antarvariabel dengan melakukan manipulasi variabel bebas (Degeng 1988). Jadi dalam eksperimen, ada dua variabel yang perlu diperhatikan, yaitu variabel bebas dan variabel terkait. Variabel bebas dimanipulasi atau diubah oleh peneliti, sedang variabel terkait adalah suatu variabel sebagai akibat perubahan. Dinamakan variabel terikat (dependent variable (المتغيرات المستقلة, karena nilai variabel ini tergantung atau terikat (depend upon), dan berubah-ubah sesuai dengan nilai variabel bebas (independent variabel (المتغيرات التابعة. Penelitian eksperimen ada yang bersifat semu (quasi experimental designs atau  التجريبيشبه( yang lazim digunakan untuk penelitian humaniora-dan ada yang bersifat murni (true experimental) yang lazim digunakan pada ilmu-ilmu eksakta.
              Dalam pembelajaran Bahasa Arab, rancangan eksperimen semu ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh metode atau bahan ajar terhadap kemampuan atau minat siswa. Misalnya, pengaruh penggunaan teknik bermain dalam pembelajaran bahasa Arab terhadap minat dan hasil belajar siswa MI/MTs. Dalam penelitian ini, siswa sampel dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama disebut dengan kelompok eksperimen (التجريبية المجموعة( yang diberi perlakuan berupa pembelajaran bahasa Arab dengan teknik bermain dan kelompok kontrol ((المجموعة الضابطة yang diberi pembelajaran secara konvensional. Setelah perlakuan diberikan, minat dan hasil belajar kedua kelompok diukur dan dibandingkan (diujibedakan).
              Rancangan PTK  (البحث الصفي الإجرائى) adalah suatu penelitian untuk memecahkan persoalan praktis di kelas sehingga kualitas pembelajaran semakin meningkat. Watts, 1985 (dalam Ferrance 2002), memberikan definisi PT sebagai berikut. “Action research process in which participans examine their own educational practice systematically and carefully using the techniques of research”. Penelitian tindakan dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut:
·    Tahapan refleksi: peneliti (tim) melakukan evaluasi internal terhadap proses dan hasil penelitian secara kontinyu untuk mendapatkan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, bahkan mungkin kemunduran, kekurangan, dan tingkat keefektifan tindakan yang diberikan.
·    Kolaboratif dan kooperatif: Penelitian dilaksanakan dalam bentuk kerjasama dengan berbagai pihak. Misalnya kerjasama antar guru dan dosen, serta kepala sekolah. Melalui kerjasama ini, tim peneliti membangun persepsi dan pemahaman yang sama terhadap permasalahan yang ada, pengambil keputusan yang demokratis, dan pada akhirnya, akan dilahirkan suatu kesamaan dalam pemberian tindakan.
·    Fokus pada permasalahan yang lebih bersifat praktis: Artinya, PTK lebih berbasis pada permasalahan nyata di lapangan (di kelas atau sekolah) daripada berbasis pada persoalan teoritis-akademis. Untuk itu, pelaksanaan PTK bukan dilakukan “dibalik meja”, melainkan peneliti (tim) secara langsung berada di lapangan (kelas atau sekolah).
·    Menggunakan siklus: Pelaksanaan PTK menggunakan siklus yang tiap-tiap siklus saling berhubungan dari terdiri dari tahap: (1) Perencanaan ((التصميم, (2) Tindakan ((تطبيق التصميم, (3) Pengamatan (Observasi الملاحظة), dan (4) Refleksi (الانعكاس). Bila siklus I belum mencapai indikator yang ditargetkan maka dilanjutkan dengan siklus kedua, yaitu perbaikan rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus berikutnya selalu dimulai dengan perbaikan tindakan dari siklus sebelumnya (Kemmis dan Taggart, 1998 dalam Dasna 2008). Ferrance (2002) mengemukakan tahapan siklus PT (khususnya PTK) sebagai berikut (1) identifikasi masalah, (2) pengumpulan data dan pengorganisasian data, (3) interpretasi data, (4) memberikan tindakan berbasis data, (5) melakukan refleksi terhadap efektivitas tindakan yang diberikan. Apabila dalam kegiatan refleksi tindakan tersebut, ditemukan adanya kekurangefektifan tindakan yang diberikan, maka peneliti melakukan ulang tahap (1) sampai tahap (5) sampai ditemukan suatu pemberian tindakan (intervensi tindakan) yang benar-benar mampu memecahkan masalah dan secara empirik mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
·    Beberapa contoh PTK misalnya: (a) Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas X Madrasah Aliyah X, (b) Penggunaan pendekatan Interaktif (Interactive Approach) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Mahasiswa dalam Pembelajaran Qirâah Muwassa’ah, (c) Penggunaan Kartu Kata untuk Meningkatkan Minat dan Kemampuan Kosa Kata siswa MI/SD kelas II dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
Rancangan penelitian lain yang memiliki kontribusi langsung terhadap peningkatan pembelajaran bahasa Arab adalah rancangan penelitian pengembangan ((البحث التطويري. Penelitian pengembangan, PTK, dan eksperimen semu termasuk penelitian terapan (applied approach) untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Karyadi 2006). Oleh karena itu, ketiga penelitian sering disebut Research for Instructional Improvement (RII) atau Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran (PPKP).
Penelitian pengembangan adalah penelitian untuk mengembangkan dan menghasilkan produk-produk pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas/lab. (Departemen Pendidikan Nasional, 2006), Kriteria produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan atau masalah pembelajaran, spesifikasi produk jelas, dan produk dapat dikembangkan dengan waktu dan dana yang tersedia. Produk-produk pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Arab yang dapat dikembangkan misalnya, alat peraga, media pembelajaran elektronik dan non-elektonik, prototipe, simulator (bisa berbentuk software), modul pembelajaran, software komputer, model pembelajaran/tutorial, model instrumen assessment,dll.
Dalam implementasinya, penelitian pengembangan memiliki prosedur tertentu. Prosedur yang dimaksud adalah (1) melakukan studi pendahuluan (Need Analysis), (2) melakukan perencanaan, (3) mengembangkan produk awal, (4) uji Ahli (Expert Judgement), (5) revisi 1, (6) uji coba awal, (7) revisi 2, (8) uji coba empiris, (9) revisi 3 (penyempurnaan).
Berikut ini beberapa contoh penelitian pengembangan dalam pembelajaran bahasa Arab:
·      Pengembangan Modul Pembelajaran Qira’ah II dengan Pendekatan Kulliyyah (top down) bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas X (bagaimana mengembangkan rencana pembelajaran qira’ah dengan pendekatan kuliah, bagaimana pengorganisasian bahan ajar qira’ah dengan pendekatan kuliah, bagaimana mengembangkan substansi bahan ajar qira’ah dengan dengan pendekatan kulliyyah, bagaimana mengembangkan strategi pembelajaran qira’ah dengan pendekatan kulliyyah, bagaimana mengembangkan alat penilaian qira’ah dengan pendekatan kulliyyah). 
·      Pengembangan Model Perangkat Lunak Berbasis Web untuk Evaluasi Hasil Belajar Bahasa Arab siswa MTs (Bagaimana langkah-langkah pengembangan perangkat lunak, bagaimana pengembangan alat-alat evaluasi, bagaimana pengembangan langkah pemanfaatan perangkat lunak, bagaimana efektifitas perangkat lunak, bagaiamana efektifitas perangkat lunak berbasis web untuk evaluasi hasil belajar, dll).
·      Pengembangan Assessment Authenthic dalam Bentuk Portofolio dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah X.

D. Model Proposal dan Laporan
            Proposal atau usul penelitian merupakan suatu rencana penelitian yang disusun sistematis yang menggambarkan apa dan bagaimana penelitian itu dilakukan, serta luaran yang diharapkan. Permasalahannya adalah bagaimana model proposal yang seharusnya disusun. Tidak ada aturan yang berlaku umum dan dianggap benar tentang model atau format proposal penelitian. Marshal dan Rosman (1995) menegaskan, bahwa format proposal penelitian sangat bervariasi. Akan tetapi, isi pokok yang mutlak ada dalam proposal adalah masalah penelitian, kajian pustaka, dan desain penelitian. Menurut Huda (1998), sejumlah materi pokok yang dikomunikasikan kepada sponsor meliputi (a) apa yang akan diteliti, (b) bagaimana cara meneliti, dan (c) mengapa begitu penting penelitian dilakukan.
            Spesifikasi format proposal penelitian di samping ditentukan oleh gaya selingkung lembaga pemberi dana/sponsor, juga sangat tergantung pada jenis penelitiannya (kuantitatif, kualitatif, PTK, atau penelitian pengembangan). Untuk format penelitian kuantitatif biasanya memuat (a) Latar Belakang Masalah, (b) rumusan Masalah, (c) tujuan penelitian, (d) hipotesis penelitian, (e) kegunaan penelitian, (f) kajian pustaka, (g) metode penelitian yang terdiri atas: rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data, serta (h) daftar rujukan/pustaka.
            Format penelitian kualitatif biasanya memuat hal hal-hal sebagai berikut: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah/fokus penelitian, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) tinjauan pustaka, (f) metode penelitian yang terdiri atas: pendekatan dan jenis penelitian (misalnya: pendekatan kualitatif, jenis penelitian, studi kasus, multi kasus, etnografi, dll), kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data (tekhnik pengumpulan data dan instrumen penelitian), analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan (g) daftar rujukan.
            Format PTK biasanya memuat hal-hal sebagai berikut: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) tinjauan pustaka, (f) metode penelitian yang terdiri atas: rancangan penelitian, lokasi, dan waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian (memuat siklus-siklus penelitian), instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data, serta (g) daftar rujukan. Format penelitian pengembangan terdiri dari hal-hal: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan pengembangan, (d) spesifikasi produk yang dihasilkan, (e) Manfaat/kegunaan pengembangan, (f) metode pengembangan yang terdiri atas: prosedur pengembangan, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan (g) daftar rujukan.
            Hal sama juga terjadi pada model/format laporan hasil penelitian. Variasi format laporan penelitian juga didasarkan pada jenis penelitian sebagaimana berikut ini (diadaptasi dari Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UM):

Format Penulisan Penelitian Kuantitatif
·    BAB I Pendahuluan (a) Latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) hipotesis penelitian, (e) kegunaan penelitian, (f) asumsi penelitian, (g) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (h) definisi istilah/operasional.
·    BAB II Kajian Pustaka: memuat sub-sub informasi teoretis yang relevan dan atau memuat penelitian sebelumnya.
·    BAB III Metode Penelitian: (a) rancangan penelitian, (b) populasi dan sampel, (c) instrumen penelitian, (d) pengumpulan data, dan (e) analisis data.
·    BAB IV Hasil Penelitian (a. Deskripsi data, b. Pengujian hipotesis).
·    BAB V Pembahasan
·    BAB VI Penutup (kesimpulan dari saran)
·    Daftar Rujukan

Format Laporan Penelitian Kualitatif
·    BAB I Pendahuluan: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (f) definisi istilah/operasional.
·    BAB II Kajian Pustaka: memuat sub-sub informasi teoretis yang relevan dan atau memuat penelitian sebelumnya
·    BAB III Metode Penelitian: (a) pendekatan dan jenis penelitian (misalnya: pendekatan kualitatif, jenis penelitian, studi kasus, multi kasus, etnografi, dll), (b) kehadiran peneliti, (c) lokasi penelitian, (d) data dan sumber data, (e) prosedur pengumpulan data (teknik pengumpulan data dari instrumen penelitian), (f) analisis data, (g) pengecekan keabsahan temuan.
·    BAB IV Paparan data dan temuan penelitian (disesuaikan dengan tujuan penelitian)
·    BAB V Pembahasan (memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara temuan dengan temuan atau teori sebelumnya)
·    BAB VI Penutup (kesimpulan dan saran)
·    Daftar rujukan

Format Laporan PTK
·    BAB I Pendahuluan: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (f) definisi istilah/operasional.
·    BAB II Kajian Pustaka
·    BAB III Metode Penelitian: (a) rancangan penelitian, (b) lokasi dan waktu penelitian, (c) subjek penelitian, (d) prosedur penelitian (memuat siklus-siklus penelitian), (e) instrumen penelitian, (f) pengumpulan data, (g) dan analisis data.
·    BAB IV Hasil Penelitian: paparan hasil refleksi, siklus 1 (penyusunan terencana tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan, refleksi siklus I), siklus II (penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, pelaksana tindakan, pengamatan, refleksi siklus II), dan seterusnya.
·    BAB V Pembahasan
·    BAB VI Penutup (kesimpulan dan saran)
·    Daftar Rujukan

Format Laporan Penelitian Pengembangan
·    BAB I Pendahuluan: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan pengembangan, (d) spesifikasi produk yang dihasilkan, (e) manfaat/ kegunaan pengembangan.
·    BAB II Kajian Pustaka
·    BAB III Hasil Pengembangan: Bab ini memaparkan hasil pengembangan sesuai dengan rumusan dalam tujuan penelitian. Hal-hal yang dipaparkan adalah hasil uji coba ahli, revisi produk berdasarkan masukan dari ahli (revisi 1), hasil uji coba lapang, revisi produk (revisi 2). Dengan ungkapan lain, bab ini paling tidak mengungkapkan tiga butir penting, yaitu penyajian data uji coba (uji ahli, uji lapang, analisa data, dan revisi produk berdasarkan hasil analisis data). Contoh judul penelitian “Pengembangan Media CD Interaktif untuk Pembelajaran Membaca Teks Bahasa Arab Siswa kelas X Madrasah X. Butir-butir dalam hasil pengembangan misalnya: (a) Uji ahli langkah-langkah pembuatan media CD interaktif, (b) Uji ahli tampilan Media CD interaktif, (c) Langkah-langkah penggunaan, (d) Revisi I, (e) uji lapang masalah(a) sampai masalah (c), (f) uji efektifitas penggunaan CD interaktif (dari sisi hasil belajar dan minat siswa), dan (g) revisi produk (revisi 2)
·    BAB V Pembahasan
·    BAB VI Penutup
·    Daftar Rujukan


Daftar Rujukan

Ahmad Manshur, Abdul Majid. 1983. Ilmu Lughah An-Nafsiy. Riyad: Jami’atul Malik Su’udi.

Ainin, Moh. 2008. Ta’limul Lughatil ‘Arabiyyati Al-Mabna ‘Ala Al-Bahtsi Al-‘Amaly: ‘Ilajun Badilun Litarqiyati Na’uiyyati Ta’limiha. Makalah disampaikan dalam seminar internasional di Batu Malang pada tanggal 23-24 November 2008.

Ary, D, Jacobs, L.C., dan Razaiveh, A. 1979. Introduction of Research in Education. New York: Reinhart and Winson.

Best, John W. 1981. Research in Education. Fourth Edition. London: Prentice-Hall International, Inc.

Bogdan, Robert, C. Dan Biklen, Sari Knopp. 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. London: Allyn and Bacon, Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Penelitian Pengembangan Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Direktorat Ketenagaan Direktorat jendral Pendidikan Tinggi.

Ferrance, Ellien.2000.Action Research. www.allance.brown.edu/pubs/themes_ed/act_research.pdf. Diakses pada tanggal 1 Maret 2007.

Karyadi, Benny. 2006. Konsep Dasar Karakteristik Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Metodologi Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran (PPKP) dann Penelitian Tindakan Kelas bagi Dosen-Dosen LPTK se-Indonesia pada tanggal 5-9 April di Mataram dan Padang.

Dasna, I, Wajan. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Naskah disiapkan untuk materi acuan pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di PSG Rayon 15 Universitas Negeri Malang.

Marshal, Catherine dan Rossman, Grethen B. 1995. Designing Qualitative Research. London. SAGE Publications.

Sukmadinata, Nana Syaodah. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. 1990. Basics of Qualitative Research. Terjemahan oleh Abdullah bin Hasan Al-khalifah, 1999 “Asasiyati al-bahtsi Al-Kafiy. Qismu al-ijtima’ –Kulliyatu Al’ulum Al-Ijtima’iyyah, jami’atu Al-Imam Muhammad ibn Su’ud Al-Islamiyah.

Ubaidat, Dzauqan, Adas, Abdur Rahman, dan Haq, Kayid Abdul. 1987. Al-Bahtsul Ilmi: Mafmuhu, ‘Adawatuhu, Asalibuhu. Amman: Darul Fikri.

Universitas Negeri Malang, 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.


Bagan I:


 










[1]Makalah disampaikan dalam Workshop Dosen Pendidikan Bahasa Arab STAIN Pamekasan pada Tanggal 25 November 2009.