PENELITIAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB;
SUBSTANSI
DAN METODOLOGI[1]
Oleh:
Moh. Ainin
(Guru Besar Universitas Negeri
Malang)
Abstrak:
إذا أطلعنا على
بحوث الطلبة فى قسم تعليم اللغة
العربية لاستغربنا و تعجبنا لأن الموضوعات متشابهة بعضها ببعض، تنقصها
النوعية والتفنن والتطوير فى موضوعاتها. هذه المأسوية ليست من أخطاء الطلبة فقط
وإنما المسؤولية أيضا تلقى على المحاضرين لأنهم مقصرون فى الإرشاد والإشراف.
فالمقالة التى بين أيدينا تؤتينا مجالا وأفقا واسعا عن نوعيات البحوث اللغوية
نظريا أو تطبيقيا ، إلا أن الباحث فى هذه العجالة يولى إهتمامه عن البحوث فيما
يتعلق بتعليم اللغة العربية. مادة البحوث فى تعليم اللغة العربية كثيرة ومتنوعة
منها: (تعليم اللغة)= المنهج، المادة، الوسائل، الطرق، التقويم، تعليم
اللغة العربية للأطفال، الوسائل للأطفال وغيرها. (اكتساب اللغة) = ترتيب
الاكتساب، طبيعة اللغة العربية، استراتيجية التعليم، تطور اللغة العربية الخ. ثم
من ناحية الخطة و التصميم منها: الوصفى، الكمى، التجريبى، الاستقرائى،
الاستنباطى، الدراسة المسحية، الدراسة النمائية، دراسة العلاقة، البحث الصفى
الإجرائى الخ.
Kata Kunci:
Pembelajaran Bahasa Arab, Metode Penelitian, Rumusan
Masalah
A.
Pendahuluan
Penelitian dan pembelajaran memiliki
hubungan simbiosis mutualisme. Penelitian dapat dilakukan atas dasar
kondisi objektif (data) yang terjadi dalam sistem pembelajaran, baik yang
terkait dengan kelemahan, keunggulan, problema, dan keunikan yang ada. Demikian
pula, hasil penelitian dapat dijadikan bukti empirik, acuan, dan landasan yang
sistematis, komprehensif, dan objektif untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran (Ainin, 2008). Hubungan antara pembelajaran dan penelitian dapat
dibagankan (lihat di bagian akhir makalah). Bagan tersebut menggambarkan bahwa
penelitian yang terkait dengan pendidikan berbasis pada data yang diperoleh
melalui aktivitas pembelajaran. Data yang diperoleh melalui aktivitas
pembelajaran dianalisis sebagai bagian integral dalam kegiatan penelitian.
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan, rujukan, dan bukti empiris
untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Lebih-lebih, apabila penelitian yang
dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (termasuk pengembangan, maupun
penelitian eksperimen semu). Ketiga jenis penelitian ini mempunyai manfaat
langsung dalam peningkatan kualitas pembelajaran atau yang disebut PPKP (Research
for Instructional Improvement). Untuk itu, pembelajaran bahasa Arab
idealnya berbasis pada penelitian.
Permasalahan yang terjadi adalah
bahwa penelitian yang dilakukan kebanyakan sering tidak berkelanjutan. Artinya,
kegiatan penelitian selesai bersamaan dengan pembuatan laporan selesai.
Temuan-temuan penelitian, khususnya temuan dalam penelitian pembelajaran bahasa
Arab tidak ditindaklanjuti untuk perbaikan maupun peningkatan kualitas
pembelajaran. Temuan penelitian seperti ini biasanya berupa
penelitian-penelitian deskriptif baik yang kuantitatif, misalnya deskriptif
korelasional maupun yang kualitatif (studi perkembangan kasus).
Temuan-temuan penelitian sebagaimana
dikemukakan tampak hanya sebagai pengetahuan dan pengalaman kognitif. Sementara
itu, esensi penelitian itu -di samping untuk mengeksplor fakta riil di
lapangan- juga dimaksudkan sebagai problem solving terhadap permasalahan
yang diteliti. Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, hasil penelitian
tentunya tidak hanya dimaksudkan sebagai pengetahuan dan pengalaman kognitif,
tetapi yang lebih esensial adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran
bahasa Arab dan peningkatan kualitasnya.
Terkait dengan uraian di atas,
beberapa pertanyaan utama yang patut dikemukakan adalah apa saja yang
layak diteliti dalam pembelajaran bahasa Arab, mengapa dan untuk apa
dilaksanakan penelitian, bagaimana penelitian itu dilakukan, dan produk
apa yang dihasilkan penelitian (out put), serta dampak
penelitian terhadap pembelajaran bahasa Arab (outcome).
Pertanyaan pertama menyangkut
wilayah substansi, yakni isu-isu substansif yang layak diteliti baik yang
terkait dengan isu-isu teoretis dan isu-isu problematis-praktis yang researchable,
fungsional, feasible untuk diteliti. Pertanyaan kedua “mengapa dan untuk
apa penelitian” terkait dengan kontribusi atau manfaat apa yang yang dapat
diperoleh dari hasil penelitian. Apa yang akan terjadi apabila tidak dilakukan
penelitian atau dilakukan penelitian.
Pertanyaan ketiga, yakni bagaimana
penelitian itu dilakukan terkait dengan rancangan penelitian. Apakah rancangan
penelitian kuantitatif, kualitatif, penelitian tindakan kelas, maupun
penelitian pengembangan. Pertanyaan keempat terkait erat dengan hasil
penelitian (temuan-temuan), baik berupa produk fisik maupun nonfisik yang
diceminkan dari laporan. Sementara itu, pertanyaan kelima terkait dengan apakah
hasil-hasil penelitian berdampak terhadap peningkatan kualitas sistem
pembelajaran, baik langsung maupun tidak langsung.
B. Substansi
Penelitian dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam perspektif linguistik,
pembelajaran bahasa Arab termasuk kategori linguistik terapan. Menurut Ahmad
Mashur (1983) yang mengutip pendapat Shini mengemukakan: pembagian kajian
linguistik menjadi linguistik teoritis (ilmu al-lughah an-nadzari) dan
linguistik terapan (ilmu al-lughah ath-thabiqi). Yang termasuk
linguistik teoritis meliputi fonologi (fonetik akustik dan fonetik artikulasi,
linguistik historis, semantik, tata bahasa
(morfologi dan sintaksis)). Yang termasuk linguistik terapan adalah
pengajaran bahasa (analisis kontrastif dan analisis kesalahan/ kesilapan,
metodologi pengajaran bahasa, tes bahasa, literasi), psikolinguistik,
sosiolinguistik, linguistik komputasional, dan leksikograpi.
Dalam makalah ini, pembahasan
difokuskan pada substansi penelitian di bidang pembelajaran bahasa Arab.
Wilayah yang menjadi kajian dalam penelitian pembelajaran bahasa Arab
dikelompokkan sebagai berikut:
1)
Pembelajaran Bahasa Arab
v
Kurikulum Bahasa Arab dan Perangkat
Pendukungnya
a. Implementasi
Kurikulum Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga pendidikan
lainnya).
b. Problematika
Pelaksanaan Kurikulum Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga
pendidikan lainnya).
c. Pengembangan
Kurikulum Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga pendidikan
lainnya).
d. Evaluasi
terhadap substansi dan sistematika Kurikulum Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs,
MA/SMU atau di lembaga pendidikan lainnya).
e. Perbandingan
terhadap Kurikulum Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga
pendidikan lainnya).
f. Analisis
kontinuitas kurikulum Bahasa Arab antar jenjang pendidikan
v Materi
Pembelajaran Bahasa Arab
a.
Implementasi buku ajar (buku teks)
bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU, atau di lembaga pendidikan lainnya).
b.
Pengembangan buku ajar (buku teks)
bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU, atau di lembaga pendidikan lainnya).
c.
Evaluasi terhadap pengorganisasian dan
substansi buku ajar (buku teks) bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU, atau
di lembaga pendidikan lainnya).
d.
Tingkat keterbacaan buku ajar (buku
teks) Bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU, atau di lembaga pendidikan
lainnya).
v Media
Pembelajaran Bahasa Arab
a.
Penggunaan media pembelajaran bahasa
Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga lainnya).
b.
Pengembangan media pembelajaran bahasa
Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau di lembaga pendidikan lainnya).
v Penilaian
dalam Pembelajaran Bahasa Arab
a.
Implementasi sistem penilaian dalam
pembelajaran bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau lembaga pendidikan
lainnya).
b.
Pengembangan alat evaluasi dalam
pembelajaran bahasa Arab di sekolah (MI, MTs, MA/SMU atau lembaga pendidikan
lainnya).
c.
Pengembangan model penelitian otentik
dalam pembelajaran bahasa Arab.
d.
Analisis validitas, reliabilitas,
tingkat kesulitan, dan daya beda soal-soal bahasa Arab untuk anak di lembaga
pendidikan formal maupun informal.
e.
Penilaian terhadap kemampuan kemahiran
bahasa Arab siswa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dan kemampuan
penguasaan unsur-unsur bahasa.
v Metode
Pembelajaran Bahasa Arab
a.
Penerapan metode pembelajaran bahasa Arab
untuk anak di lembaga pendidikan formal atau informal.
b.
Pengembangan metode pembelajaran
bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
c.
Evaluasi terhadap efektivitas
penerapan metode pembelajaran bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
d.
Pengembangan teknik bermain dalam
pembelajaran bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
e.
Pola interaksi dalam pembelajaran
bahasa Arab untuk anak.
f.
Penggunaan lagu dalam pembelajaran
bahasa Arab untuk anak.
v Kurikulum
Bahasa Arab untuk Anak
a.
Implementasi Kurikulum Bahasa Arab
untuk anak di lembaga formal atau informal.
b.
Problematika implementasi Kurikulum
Bahasa Arab untuk anak di lembaga pendidikan formal atau informal.
c.
Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab
untuk anak di lembaga formal atau informal.
d.
Evaluasi terhadap substansi
sistematika kurikulum bahasa Arab untuk anak di lembaga pendidikan formal atau
informal.
e.
Perbandingan terhadap kurikulum Bahasa
Arab untuk anak antar lembaga pendidikan formal atau informal atau perbandingan
berdasarkan masa pemberlakuannya.
v Materi
Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak
a.
Implementasi buku ajar (buku teks)
bahasa Arab untuk anak di lembaga pendidikan formal maupun informal.
b.
Pengembangan buku ajar (buku teks)
bahasa Arab untuk anak di lembaga pendidikan formal atau informal.
c.
Evaluasi terhadap pengorganisasian dan
substansi buku ajar (buku teks) bahasa Arab di lembaga formal atau informal.
d.
Tingkat keterbacaan buku ajar (buku
teks) bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
v Media
Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak
a.
Penggunaan media pembelajaran bahasa
Arab untuk Anak di lembaga pendidikan formal atau informal.
b.
Pengembangan media pembelajaran bahasa
Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
v Penilaian
dan pembelajaran bahasa Arab untuk Anak
a.
Implementasi sistem penilaian dalam
pembelajaran bahasa Arab untuk anak di lembaga formal atau informal.
b.
Pengembangan alat evaluasi (soal-soal,
portofolio) dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak.
c.
Pengembangan model penilaian otentik
dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak.
d.
Analisis validitas, reliabilitas,
tingkat kesulitan, dan daya beda soal-soal bahasa Arab untuk anak di lembaga
formal dan informal.
v Analisis
Kontrastif dan Kesalahan Berbahasa Arab
a.
Analisis kontrastif antara bahasa Arab
B1/B2.
b.
Pengembangan bahan ajar bahasa Arab
(kosa kata atau struktur) berbasis pada analisis konstrastif.
c.
Analisis kesalahan berbahasa Arab
(bahasa lisan atau tulis)
d.
Model koreksi kesalahan berbahasa Arab
dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah.
e.
Pengembangan pola kalimat bahasa Arab
berbasis pada analisis kesalahan.
f.
Interferensi berbahasa Arab atau
sebaliknya dalam karangan atau tuturan pembelajar bahasa Arab.
2)
Pemerolehan bahasa Arab
a.
Perkembangan bahasa Arab pembelajar.
b.
Urutan pemerolehan bahasa Arab
pembelajar.
c.
Strategi pemerolehan dan pembelajaran
bahasa Arab.
d.
Strategi komunikasi lisan pembelajar
bahasa Arab.
e.
Karakteristik bahasa Arab pembelajar,
bahasa Arab guru, dan karakteristik bahasa Arab penutur asli.
C. Desain Penelitian Pembelajaran
Bahasa Arab
Kegiatan penelitian bukanlah
terbatas pada penetapan masalah yang akan diteliti, tetapi menyangkut bagaimana
masalah itu diteliti. Penetapan bagaimana masalah itu diteliti berarti memasuki
wilayah penggunaan desain atau rancangan penelitian. Penggunaan jenis desain atau
rancangan penelitian sangat berhubungan dengan tujuan penelitian atau luaran (out
put) penelitian. Oleh karena itu, seringkali dijumpai bahwa antar peneliti
menggunakan rancangan atau desain penelitian yang berbeda, karena berbeda
tujuan dan luaran, sekalipun sama-sama berada dalam wilayah yang sama, yakni
masalah dalam pembelajaran bahasa Arab.
Beberapa
rancangan atau desain penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian
pembelajaran bahasa Arab misalnya deskriptif, deskripsi kualitatif, eksperimen
semu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan penelitian pengembangan. Rancangan
deskriptif adalah suatu rancangan penelitian yang menggambarkan variabel atau
kondisi seperti apa adanya dalam suatu situasi (Ary, et all, 1979 dan Ubaidat
et all, 1987). Menurut Best (1977), di dalam rancangan deskriptif ini juga
tercakup suatu usaha pemerian, pencatatan, penganalisaan, dan
penginterpretasian kondisi-kondisi yang terjadi.
Yang
termasuk rancangan deskriptif adalah studi kasus, survey, studi perkembangan,
dan studi korelasi. Menurut Bogdan dan Biklen (1982), studi kasus (case
study) merupakan suatu rancangan penelitian yang memfokuskan pada satuan
unit, seorang anak, suatu kelompok kecil, suatu sekolah atau kelas, suatu
komunitas tertentu, dan suatu peristiwa. Dilihat dari statusnya sebagai studi
kasus, maka fenomena yang diteliti merupakan fenomena yang khas, unik, dan
kasuistik. Contoh penelitian studi kasus dalam pembelajaran bahasa Arab
misalnya “Inovasi dalam pembelajaran bahasa Arab di Prodi Pendidikan Bahasa Arab
Universitas X”, Model Terjemahan Jenggotan di Pondok Pesantren Shirathul
Fuqaha’, Gondanglegi Kab. Malang oleh Irhamni (2002).
Survei
perkembangan ((الدراسة المسحية merupakan salah satu bentuk rancangan deskriptif. Tujuan survei
adalah untuk mengumpulkan informasi tentang individu (Ary, et all, 1979). Dalam
konteks pembelajaran bahasa Arab, jenis survei ini dapat digunakan untuk
menjaring pendapat dan sikap masyarakat dari berbagai lapisan terhadap
eksistensi bahasa Arab atau survei tentang persepsi komunitas terhadap
pembelajaran bahasa Arab.
Studi
perkembangan (الدراسات النمائية) merupakan studi untuk memberikan informasi penting mengenai
perkembangan intelektual, emosional, dan perkembangan sosial siswa. Selain itu,
melalui studi perkembangan ini, peneliti dapat juga memperoleh informasi
mengenai progresivitas kemampuan belajar siswa, perkembangan kualitas
pembelajaran, dan perkembangan sarana dan prasarana pembelajaran. Di bidang
bahasa, khususnya bahasa Arab, studi ini dapat digunakan untuk mendeskripsikan
perkembangan bahasa anak/siswa (perkembangan penguasaan fonem, morfem, kata,
tata bahasa, dan perkembangan keterampilan berbahasanya).
Ada
dua tekhnik yang dapat digunakan dalam studi perkembangan ini, yaitu metode
longitudinal (الدراسة الطويلة) dan metode cross-sectional (الدراسة المستعرضة). Dalam metode longitudinal, sampel subjek
yang sama dipelajari sejak jangka waktu tertentu (Ary, et all, 1979). Menurut
Ubaidat et.al., (1987), dalam metode longitudinal ini, peneliti dapat memilih
sekelompok dari individu-individu dan mengikuti perkembangannya dalam usia yang
berbeda. Sementara itu, metode cross-sectional ini merupakan kebalikan
dari metode longitudinal. Metode ini meneliti kelompok dari berbagai usia dan
tingkatan pada saat yang sama (Ary, et all, 1979). Apabila dalam metode
longitudinal, sampel ditetapkan dari sekelompok kecil individu pada usia yang
sama, maka dalam cross-sectional ini, sampel diambil dari beberapa
kelompok usia. Sebagai contoh dari metode cross-sectional ini misalnya
penelitian tentang perkembangan pola kalimat mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa Arab Universitas X. Dalam hal ini, masing-masing angkatan diteliti
perkembangan pola kalimatnya dalam waktu yang bersamaan, setelah data
terkumpul, peneliti melakukan analisis data, dan akhirnya peneliti menyimpulkan
perkembangan pola kalimat mahasiswa tersebut.
Menurut
Ary, et all (1979) studi korelasi ( العلاقةدراسة( ini adalah penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk menetapkan besarnya hubungan antara variabel-variabel. Hubungan
korelatif ini mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti
oleh variasi variabel yang lain. Misalnya, “Hubungan antara Latar Belakang
Pendidikan Input Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas X
dengan IPK lulusan”, atau “Hubungan antara skor SNMPTN dengan IPK lulusan
mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri X dengan IPK lulusan”.
Sementara
itu, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari
orang-orang (subjek) itu sendiri (Bogdan dan Taylor, 1975). Pendapat yang sama
juga juga dikemukakan oleh Strauss dan Corbin (1990) bahwa penelitian
kualitatif adalah salah satu jenis penelitian yang hasilnya bukan melalui
proses analisis statistik kuantitatif, melainkan berupa perian tentang perilaku
manusia. Data dalam penelitian kualitatif dinyatakan dalam bentuk verbal dan
dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik (Ibnu, et all, 2003). Apabila
dalam penelitian kualitatif ini dihasilkan angka-angka, maka angka-angka ini
bukan sebagai data utama, tetapi sebagai data penunjang. Penelitian kualitatif
ini didasari oleh filsafat konstruktivisme. Ia memandang kenyataan itu
berdimensi jamak, interaktif, dan menuntut intrepetasi berdasarkan pengalaman
sosial (Sukmadinata, 2005).
Menurut
Bogdan dan Biklen, (1982), penelitian kualitatif memiliki karakteristik
tertentu antara lain: bersifat alamiah, dilakukan dalam konteks dari suatu
keutuhan (unity), analisis data secara induktif (analisis data data bukan
berdasar pada teori atau hipotesis, melainkan berdasar pada berbagai fakta di
lapangan (dari khusus ke umum), human instrument, gounded theory, atau
teori dari dasar (penelitian kualitatif untuk membangun teori, bukan untuk
menguji teori atau hipotesis), deskriptif (data disajikan apa adanya, tidak ada
manipulasi sebagaimana pada penelitian eksperimen).
Dalam
pembelajaran bahasa Arab, penelitian kualitatif dapat digunakan untuk
mendeskripsikan “Pola interaksi dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah
Aliyah Keagamaan”. Dalam penelitian ini, permasalahan yang diteliti misalnya
meliputi (a) bentuk-bentuk interaksi, (b) strategi interaksi, (c) intensitas
interaksi, (d) penggunaan bahasa dalam interaksi, (e) hambatan dalam interaksi.
Contoh lain yang terkait dengan penelitian pembelajaran bahasa Arab dengan
paradigma kualitatif misalnya penelitian tentang “Karakteristik Bahasa Guru
Penutur Asli dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah X”.
Rancangan
eksperimen merupakan salah satu rancangan penelitian yang bertujuan untuk
mengungkapkan hubungan sebab-akibat antarvariabel dengan melakukan manipulasi
variabel bebas (Degeng 1988). Jadi dalam eksperimen, ada dua variabel yang
perlu diperhatikan, yaitu variabel bebas dan variabel terkait. Variabel bebas
dimanipulasi atau diubah oleh peneliti, sedang variabel terkait adalah suatu
variabel sebagai akibat perubahan. Dinamakan variabel terikat (dependent
variable (المتغيرات المستقلة, karena nilai variabel ini tergantung atau terikat (depend
upon), dan berubah-ubah sesuai dengan nilai variabel bebas (independent
variabel (المتغيرات التابعة. Penelitian eksperimen ada yang bersifat semu (quasi
experimental designs atau التجريبيشبه( yang lazim digunakan untuk penelitian humaniora-dan ada yang
bersifat murni (true experimental) yang lazim digunakan pada ilmu-ilmu
eksakta.
Dalam
pembelajaran Bahasa Arab, rancangan eksperimen semu ini dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat signifikansi pengaruh metode atau bahan ajar terhadap
kemampuan atau minat siswa. Misalnya, pengaruh penggunaan teknik bermain dalam
pembelajaran bahasa Arab terhadap minat dan hasil belajar siswa MI/MTs. Dalam
penelitian ini, siswa sampel dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama
disebut dengan kelompok eksperimen (التجريبية المجموعة(
yang diberi perlakuan berupa pembelajaran bahasa Arab dengan teknik bermain dan
kelompok kontrol ((المجموعة الضابطة yang diberi pembelajaran secara
konvensional. Setelah perlakuan diberikan, minat dan hasil belajar kedua
kelompok diukur dan dibandingkan (diujibedakan).
Rancangan
PTK (البحث الصفي
الإجرائى)
adalah suatu penelitian untuk memecahkan persoalan praktis di kelas sehingga
kualitas pembelajaran semakin meningkat. Watts, 1985 (dalam Ferrance 2002),
memberikan definisi PT sebagai berikut. “Action research process in which
participans examine their own educational practice systematically and carefully
using the techniques of research”. Penelitian tindakan dicirikan oleh
hal-hal sebagai berikut:
·
Tahapan refleksi: peneliti (tim) melakukan
evaluasi internal terhadap proses dan hasil penelitian secara kontinyu untuk
mendapatkan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, bahkan mungkin
kemunduran, kekurangan, dan tingkat keefektifan tindakan yang diberikan.
·
Kolaboratif dan kooperatif: Penelitian
dilaksanakan dalam bentuk kerjasama dengan berbagai pihak. Misalnya kerjasama
antar guru dan dosen, serta kepala sekolah. Melalui kerjasama ini, tim peneliti
membangun persepsi dan pemahaman yang sama terhadap permasalahan yang ada,
pengambil keputusan yang demokratis, dan pada akhirnya, akan dilahirkan suatu
kesamaan dalam pemberian tindakan.
·
Fokus pada permasalahan yang lebih
bersifat praktis: Artinya, PTK lebih berbasis pada permasalahan nyata di
lapangan (di kelas atau sekolah) daripada berbasis pada persoalan
teoritis-akademis. Untuk itu, pelaksanaan PTK bukan dilakukan “dibalik meja”,
melainkan peneliti (tim) secara langsung berada di lapangan (kelas atau
sekolah).
·
Menggunakan siklus: Pelaksanaan PTK
menggunakan siklus yang tiap-tiap siklus saling berhubungan dari terdiri dari
tahap: (1) Perencanaan ((التصميم, (2) Tindakan ((تطبيق التصميم, (3) Pengamatan (Observasi الملاحظة), dan (4) Refleksi (الانعكاس). Bila siklus
I belum mencapai indikator yang ditargetkan maka dilanjutkan dengan siklus
kedua, yaitu perbaikan rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus
berikutnya selalu dimulai dengan perbaikan tindakan dari siklus sebelumnya
(Kemmis dan Taggart, 1998 dalam Dasna 2008). Ferrance (2002) mengemukakan
tahapan siklus PT (khususnya PTK) sebagai berikut (1) identifikasi masalah, (2)
pengumpulan data dan pengorganisasian data, (3) interpretasi data, (4)
memberikan tindakan berbasis data, (5) melakukan refleksi terhadap efektivitas
tindakan yang diberikan. Apabila dalam kegiatan refleksi tindakan tersebut,
ditemukan adanya kekurangefektifan tindakan yang diberikan, maka peneliti
melakukan ulang tahap (1) sampai tahap (5) sampai ditemukan suatu pemberian
tindakan (intervensi tindakan) yang benar-benar mampu memecahkan masalah dan
secara empirik mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
·
Beberapa contoh PTK misalnya: (a)
Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas X Madrasah Aliyah X, (b) Penggunaan
pendekatan Interaktif (Interactive Approach) untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Mahasiswa dalam Pembelajaran Qirâah Muwassa’ah, (c)
Penggunaan Kartu Kata untuk Meningkatkan Minat dan Kemampuan Kosa Kata siswa
MI/SD kelas II dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
Rancangan penelitian lain yang
memiliki kontribusi langsung terhadap peningkatan pembelajaran bahasa Arab
adalah rancangan penelitian pengembangan ((البحث التطويري. Penelitian pengembangan, PTK, dan
eksperimen semu termasuk penelitian terapan (applied approach) untuk
peningkatan kualitas pembelajaran (Karyadi 2006). Oleh karena itu, ketiga
penelitian sering disebut Research for Instructional Improvement (RII)
atau Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran (PPKP).
Penelitian pengembangan adalah
penelitian untuk mengembangkan dan menghasilkan produk-produk pendidikan yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas/lab. (Departemen Pendidikan
Nasional, 2006), Kriteria produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan atau
masalah pembelajaran, spesifikasi produk jelas, dan produk dapat dikembangkan
dengan waktu dan dana yang tersedia. Produk-produk pembelajaran, khususnya
pembelajaran bahasa Arab yang dapat dikembangkan misalnya, alat peraga, media
pembelajaran elektronik dan non-elektonik, prototipe, simulator (bisa berbentuk
software), modul pembelajaran, software komputer, model
pembelajaran/tutorial, model instrumen assessment,dll.
Dalam implementasinya, penelitian
pengembangan memiliki prosedur tertentu. Prosedur yang dimaksud adalah (1)
melakukan studi pendahuluan (Need Analysis), (2) melakukan perencanaan,
(3) mengembangkan produk awal, (4) uji Ahli (Expert Judgement), (5)
revisi 1, (6) uji coba awal, (7) revisi 2, (8) uji coba empiris, (9) revisi 3
(penyempurnaan).
Berikut ini beberapa contoh penelitian
pengembangan dalam pembelajaran bahasa Arab:
·
Pengembangan Modul Pembelajaran
Qira’ah II dengan Pendekatan Kulliyyah (top down) bagi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas X (bagaimana mengembangkan
rencana pembelajaran qira’ah dengan pendekatan kuliah, bagaimana
pengorganisasian bahan ajar qira’ah dengan pendekatan kuliah, bagaimana
mengembangkan substansi bahan ajar qira’ah dengan dengan pendekatan kulliyyah,
bagaimana mengembangkan strategi pembelajaran qira’ah dengan pendekatan kulliyyah,
bagaimana mengembangkan alat penilaian qira’ah dengan pendekatan kulliyyah).
·
Pengembangan Model Perangkat Lunak
Berbasis Web untuk Evaluasi Hasil Belajar Bahasa Arab siswa MTs (Bagaimana
langkah-langkah pengembangan perangkat lunak, bagaimana pengembangan alat-alat
evaluasi, bagaimana pengembangan langkah pemanfaatan perangkat lunak, bagaimana
efektifitas perangkat lunak, bagaiamana efektifitas perangkat lunak berbasis
web untuk evaluasi hasil belajar, dll).
·
Pengembangan Assessment Authenthic dalam
Bentuk Portofolio dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah X.
D. Model Proposal dan Laporan
Proposal
atau usul penelitian merupakan suatu rencana penelitian yang disusun sistematis
yang menggambarkan apa dan bagaimana penelitian itu dilakukan, serta luaran
yang diharapkan. Permasalahannya adalah bagaimana model proposal yang
seharusnya disusun. Tidak ada aturan yang berlaku umum dan dianggap benar
tentang model atau format proposal penelitian. Marshal dan Rosman (1995)
menegaskan, bahwa format proposal penelitian sangat bervariasi. Akan tetapi,
isi pokok yang mutlak ada dalam proposal adalah masalah penelitian, kajian
pustaka, dan desain penelitian. Menurut Huda (1998), sejumlah materi pokok yang
dikomunikasikan kepada sponsor meliputi (a) apa yang akan diteliti, (b)
bagaimana cara meneliti, dan (c) mengapa begitu penting penelitian dilakukan.
Spesifikasi
format proposal penelitian di samping ditentukan oleh gaya selingkung lembaga
pemberi dana/sponsor, juga sangat tergantung pada jenis penelitiannya
(kuantitatif, kualitatif, PTK, atau penelitian pengembangan). Untuk format
penelitian kuantitatif biasanya memuat (a) Latar Belakang Masalah, (b) rumusan
Masalah, (c) tujuan penelitian, (d) hipotesis penelitian, (e) kegunaan
penelitian, (f) kajian pustaka, (g) metode penelitian yang terdiri atas:
rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan
data, dan analisis data, serta (h) daftar rujukan/pustaka.
Format
penelitian kualitatif biasanya memuat hal hal-hal sebagai berikut: (a) latar
belakang masalah, (b) rumusan masalah/fokus penelitian, (c) tujuan penelitian,
(d) kegunaan penelitian, (e) tinjauan pustaka, (f) metode penelitian yang
terdiri atas: pendekatan dan jenis penelitian (misalnya: pendekatan kualitatif,
jenis penelitian, studi kasus, multi kasus, etnografi, dll), kehadiran
peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data
(tekhnik pengumpulan data dan instrumen penelitian), analisis data, pengecekan
keabsahan temuan, dan (g) daftar rujukan.
Format
PTK biasanya memuat hal-hal sebagai berikut: (a) latar belakang masalah, (b)
rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) tinjauan
pustaka, (f) metode penelitian yang terdiri atas: rancangan penelitian, lokasi,
dan waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian (memuat
siklus-siklus penelitian), instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis
data, serta (g) daftar rujukan. Format penelitian pengembangan terdiri dari
hal-hal: (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan
pengembangan, (d) spesifikasi produk yang dihasilkan, (e) Manfaat/kegunaan
pengembangan, (f) metode pengembangan yang terdiri atas: prosedur pengembangan,
instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan (g) daftar rujukan.
Hal
sama juga terjadi pada model/format laporan hasil penelitian. Variasi format
laporan penelitian juga didasarkan pada jenis penelitian sebagaimana berikut
ini (diadaptasi dari Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UM):
Format Penulisan Penelitian
Kuantitatif
·
BAB I Pendahuluan (a) Latar belakang
masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) hipotesis penelitian,
(e) kegunaan penelitian, (f) asumsi penelitian, (g) ruang lingkup dan
keterbatasan penelitian, (h) definisi istilah/operasional.
·
BAB II Kajian Pustaka: memuat sub-sub
informasi teoretis yang relevan dan atau memuat penelitian sebelumnya.
·
BAB III Metode Penelitian: (a) rancangan
penelitian, (b) populasi dan sampel, (c) instrumen penelitian, (d) pengumpulan
data, dan (e) analisis data.
·
BAB IV Hasil Penelitian (a. Deskripsi
data, b. Pengujian hipotesis).
·
BAB V Pembahasan
·
BAB VI Penutup (kesimpulan dari saran)
·
Daftar Rujukan
Format Laporan Penelitian
Kualitatif
·
BAB I Pendahuluan: (a) latar belakang
masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian,
(e) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (f) definisi
istilah/operasional.
·
BAB II Kajian Pustaka: memuat sub-sub
informasi teoretis yang relevan dan atau memuat penelitian sebelumnya
·
BAB III Metode Penelitian: (a)
pendekatan dan jenis penelitian (misalnya: pendekatan kualitatif, jenis
penelitian, studi kasus, multi kasus, etnografi, dll), (b) kehadiran peneliti,
(c) lokasi penelitian, (d) data dan sumber data, (e) prosedur pengumpulan data
(teknik pengumpulan data dari instrumen penelitian), (f) analisis data, (g)
pengecekan keabsahan temuan.
·
BAB IV Paparan data dan temuan
penelitian (disesuaikan dengan tujuan penelitian)
·
BAB V Pembahasan (memuat gagasan
peneliti, keterkaitan antara temuan dengan temuan atau teori sebelumnya)
·
BAB VI Penutup (kesimpulan dan saran)
·
Daftar rujukan
Format Laporan PTK
·
BAB I Pendahuluan: (a) latar belakang
masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian,
(e) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (f) definisi
istilah/operasional.
·
BAB II Kajian Pustaka
·
BAB III Metode Penelitian: (a)
rancangan penelitian, (b) lokasi dan waktu penelitian, (c) subjek penelitian,
(d) prosedur penelitian (memuat siklus-siklus penelitian), (e) instrumen
penelitian, (f) pengumpulan data, (g) dan analisis data.
·
BAB IV Hasil Penelitian: paparan hasil
refleksi, siklus 1 (penyusunan terencana tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil
pengamatan, refleksi siklus I), siklus II (penyusunan rencana tindakan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, pelaksana tindakan, pengamatan,
refleksi siklus II), dan seterusnya.
·
BAB V Pembahasan
·
BAB VI Penutup (kesimpulan dan saran)
·
Daftar Rujukan
Format Laporan Penelitian
Pengembangan
·
BAB I Pendahuluan: (a) latar belakang
masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan pengembangan, (d) spesifikasi produk
yang dihasilkan, (e) manfaat/ kegunaan pengembangan.
·
BAB II Kajian Pustaka
·
BAB III Hasil Pengembangan: Bab ini
memaparkan hasil pengembangan sesuai dengan rumusan dalam tujuan penelitian.
Hal-hal yang dipaparkan adalah hasil uji coba ahli, revisi produk berdasarkan
masukan dari ahli (revisi 1), hasil uji coba lapang, revisi produk (revisi 2).
Dengan ungkapan lain, bab ini paling tidak mengungkapkan tiga butir penting,
yaitu penyajian data uji coba (uji ahli, uji lapang, analisa data, dan revisi
produk berdasarkan hasil analisis data). Contoh judul penelitian “Pengembangan
Media CD Interaktif untuk Pembelajaran Membaca Teks Bahasa Arab Siswa kelas X
Madrasah X. Butir-butir dalam hasil pengembangan misalnya: (a) Uji ahli
langkah-langkah pembuatan media CD interaktif, (b) Uji ahli tampilan Media CD
interaktif, (c) Langkah-langkah penggunaan, (d) Revisi I, (e) uji lapang
masalah(a) sampai masalah (c), (f) uji efektifitas penggunaan CD interaktif
(dari sisi hasil belajar dan minat siswa), dan (g) revisi produk (revisi 2)
·
BAB V Pembahasan
·
BAB VI Penutup
·
Daftar Rujukan
Daftar
Rujukan
Ahmad Manshur, Abdul Majid.
1983. Ilmu Lughah An-Nafsiy. Riyad: Jami’atul Malik Su’udi.
Ainin, Moh. 2008. Ta’limul
Lughatil ‘Arabiyyati Al-Mabna ‘Ala Al-Bahtsi Al-‘Amaly: ‘Ilajun Badilun
Litarqiyati Na’uiyyati Ta’limiha. Makalah disampaikan dalam seminar
internasional di Batu Malang pada tanggal 23-24 November 2008.
Ary, D, Jacobs, L.C., dan
Razaiveh, A. 1979. Introduction of Research in Education. New York:
Reinhart and Winson.
Best, John W. 1981. Research
in Education. Fourth Edition. London: Prentice-Hall International, Inc.
Bogdan, Robert, C. Dan Biklen,
Sari Knopp. 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction
to Theory and Methods. London: Allyn and Bacon, Inc.
Departemen Pendidikan
Nasional. 2006. Penelitian Pengembangan Untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran. Direktorat Ketenagaan Direktorat jendral Pendidikan Tinggi.
Ferrance, Ellien.2000.Action
Research. www.allance.brown.edu/pubs/themes_ed/act_research.pdf.
Diakses pada tanggal 1 Maret 2007.
Karyadi, Benny. 2006. Konsep
Dasar Karakteristik Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran.
Makalah disampaikan dalam Pelatihan Metodologi Penelitian untuk Peningkatan
Kualitas Pembelajaran (PPKP) dann Penelitian Tindakan Kelas bagi Dosen-Dosen
LPTK se-Indonesia pada tanggal 5-9 April di Mataram dan Padang.
Dasna, I, Wajan. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Naskah disiapkan untuk materi acuan pada Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG) di PSG Rayon 15 Universitas Negeri Malang.
Marshal, Catherine dan
Rossman, Grethen B. 1995. Designing Qualitative Research. London. SAGE
Publications.
Sukmadinata, Nana Syaodah.
2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Strauss, Anselm dan Corbin,
Juliet. 1990. Basics of Qualitative Research. Terjemahan oleh Abdullah
bin Hasan Al-khalifah, 1999 “Asasiyati al-bahtsi Al-Kafiy. Qismu al-ijtima’
–Kulliyatu Al’ulum Al-Ijtima’iyyah, jami’atu Al-Imam Muhammad ibn Su’ud
Al-Islamiyah.
Ubaidat, Dzauqan, Adas, Abdur
Rahman, dan Haq, Kayid Abdul. 1987. Al-Bahtsul Ilmi: Mafmuhu, ‘Adawatuhu,
Asalibuhu. Amman: Darul Fikri.
Universitas Negeri Malang,
2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bagan
I:
[1]Makalah
disampaikan dalam Workshop Dosen Pendidikan Bahasa Arab STAIN Pamekasan pada
Tanggal 25 November 2009.