SEJARAH SASTRA ARAB PADA MASA MODERN
(‘ASHR AL-HADITS)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Tarikh
Adab
yang
dibina Oleh Bapak Ibnu Samsul Huda,S.S, M. A.
Disusun oleh:
|
|
Mufidatul
Ilmi Muyassarah
|
110231415532
|
Amaria
Ifada
|
110231415533
|
Syamsul
Arifin
|
110231415538
|
Zaenal
Baroza
|
110231415561
|
Nurul
Hakimah
|
110231415565
|
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
SASTRA
JURUSAN
SASTRA ARAB
November
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra Arab merupakan karya
sastra yang penting dan menarik untuk dikaji baik secara historis ataupun
kritik yang dapat memberikan pengetahuan bagi para pembacanya. Pada awal
perkembangan sastra arab modern, marak terjadi gelombang migrasi orang-orang
arab ke negara lain, seperti ke wilayah Amerika, Australia dan Eropa. Tidak hal
itu cukup menimbulkan dilema seperti: apakah sastra arab itu identik dengan
karya sastra orang arab saja, atau karya sastra arab yang dihasilkan oleh orang
non-arab ataukah karya sastra orang arab yang tinggal di negara non arab
(Ichsan:2012).
Sutiasumarga,(2001:114-117) mengatakan
”Kesusastraan arab modern bercermin pada suasana hidup yang kontemporer dalam
semua aspeknya dan manifestasinya yang beraneka ragam”. Adanya pengaruh barat
yang menyebabkan banyaknya penyair-penyair yang menganut aliran-aliran sastra,
seperti romantisme, realisme, surealisme, simbolisme, analisis lirik,
eksistensialisme, ekspresionalisme dan regionalisme dalam tingkat yang berbeda.
Apakah pengaruh ini terletak pada subyek dan isinya ataukah dalam bentuk dan
gayanya.
Hal inilah yang melatarbelakangi
kami untuk menyusun makalah ini. Yakni memberikan informasi bagi para pembaca.
Agar lebih mengetahui seluk beluk sastra modern.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
asal muasal dan kondisi sastra arab pada masa modern?
2.
Bagaimana
keadaan bangsa arab pada masa modern?
3.
Bagaimana
karakteristik sastra arab pada masa modern?
4.
Apakah
pengertian sastra arab diaspora ?
5.
Siapa
sastrawan pada masa modern dan apa saja hasil karyanya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Muasal dan Kondisi Sastra Arab pada Masa
Modern
Sejarah kesusastraan Arab Modern
dimulai dari akhir Perang Dunia Pertama, khususnya mulai dari tahun 1920, yaitu
ketika lepasnya beberapa Negara Arab dari pemerintahan kolonialisme. Pertama-tama
adalah Irak yang merdeka menjadi sebuah kerajaan pada tahun 1921, kemudian
Mesir yang berhasil memproklamasikan sebuah konstitusi baru, yaitu pada tahun
1923, setelah pemerintah Inggris berakhir pada tahun 1922, lalu Libanon yang
berhasil mendeklarasikan dirinya sebagai Negara Republik pada tahun 1926, dan
setelah itu, negara-negara Arab lainnya (Sutiasumarga,2000:113).
Kesusastraan Arab pada masa
Modern lebih kaya, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya dibandingkan
dengan masa Kebangkitan.Tema-temanya lebih bervariasi dan pada masa Modern dan
orang Arab lebih terbuka terhadap pengaruh-pengaruh eksternal, baik dari Timur
maupun dari Barat. Terjemahan karya-karya sastra dari para pengarang dan
penyair besar masa klasik dan modern dapat diperoleh orang-orang Arab dalam
kemasan yang bagus dan kuat. Minat universitas-universitas di Eropa dan Amerika
terhadap kesusastraan Arab modern sama baiknya dengan universitas-universitas
Arab(Sutiasumarga,2002:113).
Selain itu juga, terdapat
majalah-majalah, surat kabar-surat kabar, buku-buku arab yang membicarakan
aliran-aliran sastra. Para wanita penulis pun mulai memperluas pendidikannya
dalam jumlah yang besar. Adanya pengaruh barat dalam kasusastraan Arab modern
yang menimbulkan berbagai aliran sastra seperti romantisme, realisme,
simbolisme, eksistensialisme, dan ekspresionalisme dalam tingkat yang berbeda.
Pengaruh ini tidak saja dalam subyek dan isinya, tapi juga dalam bentuk dan
gayanya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai genre dan gayanya. Namun demikian,
sastra klasik pun masih terasa, meski secara bertahap mengalami
penurunan(Sutisumarga, 2002:114-117).
B. Keadaan Bangsa Arab pada Masa Modern
Kata "Arab" biasanya
langsung mengingatkan kita pada orang-orang Badui berjubah putih yang
mengarungi gurun dengan unta mereka. Bahasa Arab ( ةيبرعلا ةغللا al-lughah al-‘Arabīyyah, atau secara
ringkas يبرع ‘Arabī) adalah salah
satu bahasa Semitik Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semitik dan berkerabat dengan bahasa Ibrani. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa
lainnya. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa
peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-Qur'an (wikipedia:2012).
Terdapat dua ratus juta orang
Arab yang mendominasi populasi di 22 negara. Negara yang termasuk kawasan
Timur-Tengah secara harfiah adalah daerah-daerah negara berikut: Suriah, Lebanon, Palestina, Mesir, Arab Saudi, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab,
Bahrain, Qatar, Irak, Kuwait. Negara-negara kawasan Afrika Utara juga
diikutsertakan, seperti: Maroko, Aljazair, Libya, Tunisia, Mauritania, Sahara
Barat, Sudan, Ethiopia, Somalia, Iran, Pakistan dan Turki(wikipedia: 2012).
Salah satu karakteristik yang
pasti adalah rasa bangga menjadi orang Arab. Semua aspek fisik, geografis, dan
agama mereka sangat beraneka ragam; namun demikian, kefasihan dalam berbicara
arab (atau dialek arab) dan kecintaan terhadap budaya warisan Arab mungkin
adalah dua hal paling penting. Di zaman modern ini seseorang dianggap bangsa
Arab jika memenuhi 3 syarat yaitu adanya hubungan genealogi, bahasa dan
politik(Shofiq:Ahira_online:2012).
1.
Kondisi Sosial Budaya
Di dunia Arab modern, nilai-nilai tradisional sudah
berubah. Hal ini disebabkan oleh urbanisasi, industrialisasi, dan berkurangnya
suku-suku yang ada. Kini, hanya 5% dari orang Arab modern yang tinggal di gurun
sebagai penggembala; dan beberapa komunitas orang Arab yang cukup besar bisa
ditemukan di hampir semua dunia barat. Bentuk kebudayaan dan peradaban
masyarakat modern mengikuti pola kehidupan, cara, ukuran, dan konsep
Barat, termasuk teori, partai, perspektif pemikiran ideologis, dan politiknya.
Masyarakat modern merupakan cetak biru masyarakat Barat, sehingga pertumbuhan
dan perkembangan mereka meninggalkan model masyarakat tradisional, bahkan
berlawanan (Syofiq:Ahira_online: 2012).
2.
Kondisi Ekonomi
Syofiq(Ahira_Online: 2011) berkata dalam artikelnya
yang berjudul Tipologi Masyarakat Arab Konteporer bahwa terdapat dua komunitas
pedagang, yaitu komunitas pedagang masyarakat tradisional dan komunitas
pedagang masyarakat modern. Pada masing-masing komunitas tersebut, terdapat
kelompok pedagang kecil, menengah, dan besar. Ada yang menempati bazar-bazar,
pasar-pasar tradisional, gang-gang, dan perkampungan. Ada pula yang menempati
kawasan elit. Sebagian besar Negara-negara Arab adalah Negara berpadang pasir,
dan makmur. Negara-negara seperti Arab Saudi, Mesir, Iran penghasilan terbesar
mereka adalah dari tambang minyak bumi.
Ahira berkata dalam artikelnya yang berjudul
Perekonomian Arab Saudi, Seperti dapat diketahui Negara Arab Saudi adalah
sebagai salah satu negara dengan kandungan minyak bumi terkaya di dunia yang
diikuti oleh Iran. Tapi tidak semua Negara-negara Arab adalah Negara makmur,
seperti yang dapat kita kethui Negara Irak adalah salah satu Negara arab yang
nasibnya tidak seberuntung Arab Saudi dan Iran.
3.
Kondisi Agama
Agama utama orang Arab adalah agama Islam yang mana
agama Islam dibagi atas Sunni, Syi‟ah dan Ibadiah. Bangsa Arab juga menganut
agama Kristen yang sejak abad pertama Masehi sudah masuk ke Arab, beberapa
bukti ialah adanya peradaban Nabath yang didirikan oleh bangsa Arab yang
beragama Kristen. Bangsa Arab yang menganut agama Kristen kebanyakan tinggal di
kawasan Syam dan Mesir. Sebelum datangnya Islam bangsa Arab Badui menganut
agama Berhala. Berhala-berhala yang mereka sembah antara lain:
Hubal, Manat,Uzza dan Latta. Sebagian bangsa Arab juga menganut agama
Yahudi sebagai keyakinan mereka (NN:2012).
C. Karakteristik Sastra Arab pada Masa Modern
Tidak diragukan lagi bahwa kesusastraan pada masa
modern ini lebih kaya, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya dibanding
dengan masa kebangkitan. Tema lebih bervariasi dan pada masa modern orang-orang
arab lebih terbuka terhadap pengaruh eksternal, baik dari timur maupun barat.
Di universitas-universitas telah diselenggarakan kuliah-kuliah atau
penelitian-penelitian dalam bahasa arab dan para sastrawan tidak terbatas dari
golongan kelas atas tapi juga dari semua golongan di masyarakat(Sutiasumarga,
2002:114)
Kesusastraan modern bercermin pada suasana hidup
yang kontemporer dalam semua aspeknya dan manifestasinya yang beraneka ragam.
Sastra prosa berhasil mengekspresikan suasana yang kontemporer dan menyebarkan
isu-isu individu, keluarga, dan masyarakat. Sastra anak-anak, novel, drama,
cerpen dan cerita detektif melimpah. Esai sastra dan bentuk-bentuk sastra
lainnya memegang peranan penting dalam pembentukan kembali masyarakat modern
secara bertahap melalui media massa, khususnya pers, radio, televisi, dan
video(Sutisumarga, 2002: 114).
1. Prosa
Menurut Sutisumarga,(2002:115) Perkembangan prosa
dalam kesusastraan arab dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu :
a. Prosa
pada tahap permulaan pembaruan
Unsur-unsur pembaruan dalam prosa arab ini
berkembang secara bertahap pada masyarakat arab, dengan ciri bahwa para
pengarang sudah mulai memperhatikan aspek pemikiran dan makna dalam tulisannya,
kebiasaan mengarang sudah mulai meluas di masyarakat, dan kata-kata fasih yang
berbobot sudah mulai digunakan lagi seperti para pengarang masa sebelum
kemunduran.
b. Prosa
pada tahap pembaruan
Ciri-ciri prosa pada masa ini adalah lebih
memperhatikan unsur pemikiran dari pada unsur gayanya, tidak banyak menggunakan
kata-kata retoris seperti saja‟, tibaq, seperti pada masa sebelumnya.
Pemikirannya runtun dan sistematis, penulis tidak keluar dari satu gagasan ke
gagasan yang lain, pendahuluannya tidak panjang-panjang, tema cenderung pada
tema yang sedang terjadi pada masyarakat, seperti masalah politik, sosial dan
agama.
2. Puisi
Menurut Sutisumarga(2002: 117) Pada masa ini, puisi
bebas menjadi lebih populer, dengan panjang yang bervariasi dan rima yang tidak
mengikuti pola tertentu. Lariknya semakin pendek hingga ada yang hanya
menggunakan dua atau tiga suku kata. Dari segi temanya, puisi pada masa ini
dapat dibagi menjadi tiga bagian :
a.
Tema-tema lama yang masih dipakai dan semakin banyak digunakan
1) Wasf
(deskripsi) : tema lebih banyak berdiri sendiri
dan memberikan gambaran tentang
masalah yang menyangkut perasaan atau jiwa.
2) Fakhr
(membanggakan diri) : yang diagung-agungkan dalam tema
ini adalah tokoh-tokoh sejarah,
terutama tokoh islam, dan bangsa-bangsa yang dijadikan contoh untuk
membangkitkan semangat perjuangan.
3) Madah
(puji-pujian) : Ditujukan pada para pejuang
kemerdekaan dan kebangsaan.
4) Religius
: Berisi puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW.
b.
Tema-tema yang mengalami sedikit perubahan, seperti :
1) Kritikan
(Naqa’id) : Kritikan lebih banyak ditujukan
pada persoalan orang banyak dan
bahkan terhadap persoalan negara.
2) Keperwiraan
: Tema ini lebih banyak digunakan
untuk mengagungkan sebuah bangsa
atau umat.
3) Ritsa
(ratapan) : Digunakan untuk meratapi para
pejuang yang telah gugur di medan
perang, para pemimpin bangsa yang telah mangkat, dan bahkan untuk bangsa dan
negara yang telah hancur.
4) Ghasal
(cinta) : Tema cinta tampaknya merupakan
tema yang universal dan ada
sepanjang masa. Tema ini lebih terfokus pada nyanyian-nyanyian cinta yang
melukiskan gelora perasaan jiwa.
c.
Tema-tema yang baru muncul pada masa modern antara lain :
1) Patriotik
: Tema yang berisi tentang rasa
cinta dan kasih terhadap negara, tema tentang
kebebasan, kemerdekaan dan penyatuan. Tujuan dari tema ini adalah untuk
membakar semangat rakyat, mencetuskan rasa cinta kepada tanah air dan berkorban
segala-galanya untuk negara.
2) Kemasyarakatan
: Sesuai dengan kondisi masyarakat pada waktu itu
yang
baru saja lepas dari penjajahan, permasalahan kemiskinan, buta huruf,
kesehatan, anak yatim, anak terlantar, kaum wanita menjadi masalah sosial yang
disorot oleh para penyair pada masa ini.
3) Kejiwaan
: Tema ini biasanya ditulis oleh
para penyair yang pengetahuannya banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan barat dan para penyair yang tinggal di
perantauan.Tema ini adalah tentang rintihan, keluhan jiwa dan hati, penderitaan
dan kesengsaraan, serta harapan dan cita-cita.
4) Puisi
Drama : Pada masa ini muncul sebuah tema
baru yang kemudian dapat dianggap
sebagai genre baru dalam kesusastraan arab.
Sementara itu jika dilihat dari segi bentuknya,
puisi pada masa ini dapat dilihat bahwa ada penyair yang masih tetap
menggunakan metrum secara keseluruhan, ada yang menggunakan puisi bentuk
Andalusi, yaitu muwashshah, dan ada yang menggunakan bentuk bebas, tanpa
terkait dengan metrum(Sutisumarga, 2002:118-120).
D. Sastra Arab Diaspora
1.
Pengertian sastra arab mahjar(diaspora)
Dalam perkembangan sastra arab
modern muncul istilah sastra arab mahjar(diaspora). Mahjar berasal dari kata
hajara, yang artinya berpindah ke tempat lain atau menetap. Menurut Atho‟illah
(2008: 210-211) kata diaspora itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yang
berarti penyebaran. Dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian sastra arab
mahjar(diaspora) yaitu sastra arab yang muncul dari sekelompok orang yang telah
melalukan penyebaran diluar tanah airnya/ sastra arab rantauan. Rantauan disini
maksudnya adalah orang Arab imigran yang singgah atau menetap di negara non
arab kemudian menciptakan karya sastra; contohnya seperti masyarakat Arab yang
pindah ke wilayah Amerika.
Atho‟illah (2008: 211)
menjelaskan penyebutan ini tidak terbatas pada orang-orang yang lahir dinegara
berbahasa arab kemudian melakukan emigrasi ke wilayah Amerika tetapi termasuk
juga warga keturunan imigran yang lahir dan besar di Amerika, baik kedua
orangtuanya berasal dari wilayah berbahasa arab maupun salah satu dari keduanya
saja.
2. Sejarah pertumbuhan dan perkembangan sastra arab
mahjar(diaspora)
Boosahda(dalam Atho‟illah,
2008:203) menjelaskan bahwa
puncak
imigrasi orang Arab dari ke wilayah Amerika terjadi
mulai tahun 1880-1924 an. Kebanyakan dari mereka berusia mulai dari kanak-kanak
hingga tiga puluh lima tahun. Selain itu, mereka datang dari berbagai macam
profesi, dari mulai pedagang, montir, petani, penulis dan ada juga yang pergi
dengan berbekal spekulasi.
Sejak awal terjadinya penyebaran
masyarakat Arab ke wilayah Amerika terbagi menjadi 2 gelombang utama, yaitu:
a.
Gelombang pertama berlangsung dari tahun 1870-an hingga Perang Dunia II.
Para imigran dari gelombang ini kebanyakan berasal dai Suriah, Lebanon
yang mayoritas beragama kristen.
b. Gelombang
kedua berlangsung dari Perang Dunia II hingga sekarang.
Para Imigran yang datang dari berbagai penjuru
Arab, terutama wilayah Palestina, Lebanon, Suriah, Mesir, Irak, dan Yaman yang
mayoritas beragama muslim (Suleiman,1999:203).
3.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya diaspora arab
Menurut Abidin(2001:254) mengemukakan beberapa
alasan terjadinya diaspora arab, diantaranya:
a. Membebaskan diri dari tekanan politik.
b.
Berkomunikasi
dengan para misionaris yang memberikan harapan baru dalam kehidupan.
c. Mencari penghidupan yang lebih baik.
d. Kecenderungan penduduk Arab Syam(Syiria)yang suka
bermigrasi.
4. Sarana
pengembangan sastra arab mahjar(diaspora)
Orang-orang Arab berusaha untuk
selalu mengenang negeri, budaya, dan bahasanya melalui karya sastranya. Dengan
latar belakang pengalaman sosial, spiritual, dan tercampurnya budaya timur dan
budaya barat mereka mempunyai rasa tersendiri dalam menciptakan karyanya
walaupun komunitas terbatas di negara rantauan. Momentum berbesar setelah PD I
adalah munculnya kelompok-kelompok sastrawan diantaranya(Atho‟illah,2008: 214)
:
a.
Ar-Rabitah Al-Qolamiyah
Kelompok ini terbentuk tahun 1920
di New York yang dipelopori oleh Gibran Kahlil Gibran. Mereka mempunyai tujuan
untuk mengkonstribusikan dalam pembaharuan karya sastra bagi imigran Arab di
Amerika Utara. Sastrawan dalam kelompok ini diantaranya adalah Kahlil Gibran,
Mikhail Naimy, Elia Abu Madi, Nasib „Arib, Amin Al-Rihani, Rasyid Ayyub, dan
Ilyas „Attallah. Para sastrawan tersebut menerbitkan karya satra mereka di
majalah “al-Sa‟ih” yang terbit setiap tahun. Abidin(2001:254) mengatakan “selain
itu juga ada kelompok lain bernama “Jami‟ah Al-Adab Al-Araby‟‟.
b.
Al-Ushbah Al-Andalusiah
Kelompok ini terbentuk tahun 1933
di Sao Paolo Brazil yang dipelopori oleh Syukrullah al-Jarr. Mereka cenderung
melestarikan sastra Arab dengan
mempertimbangkan aspek diksi dan penggunakan bahasa
sesuai kaidahnya. Sastrawan dalam kelompok ini diantaranya Syukrullah al-Jarr,
Mikhail al-Ma‟luf, Rasyid al-Khuri, Ilyas Farhat dan Najib Ya‟kub. Kelompok ini
telah menerbitkan majalah yang terkenal dengan nama Majallah al-„Usbah(Abidin,
2001:254).
5.
Karakteristik Karya Sastra Arab Mahjar(diaspora)
Karakteristik sastra arab mahjar
tidak terlepas dari pengaruh pengalaman hidup para sastrawannya baik secara
politis, religius, sosiologis bahkan psikologis yang banyak mempengaruhi karya
sastra arab diapora. Diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi dan merupakan
suatu realitas yang dialami mereka, yaitu:
a. Budaya timur dengan berbagai tradisi,
kebiasaan, pandangan hidup dan obsesinya dimana ia hidup bermigrasi.
b. Pengetahuan dan kajiannya yang luas tentang
karya klasik arab, serta pengalaman kulturnya.
c. Rasa rindu terhadap negerinya yang penuh dilema
baik politik maupun sosial.
d.
Pemahaman,
kemahiran, pengetahuan dan emosinya yang baik terhadap bahasa asing.
e.
Pengaruh
kebebasan, kemajuan budaya, sosial, politik negeri yang baru
ditempatinya(Hambali:2009).
E. Sastrawan pada masa modern dan hasil karyanya
Banyak sastrawan Arab yang berkontribusi
dalam perkembangnya kasusastraan arab, baik dari sastrawan Mesir, Irak,
Libanon, bahkan juga dari Indonesia. Mereka menganut berbagai aliran sastra
yang mempengaruhi hasil karya sastra mereka. Diantaranya adalah:
1. Ali
Ahmad Bakatsir al-Kindi
Lahir di Surabaya, Indonesia,
tahun 1910 M. Ayah dan ibunya dari Hadramaut. Pada usia 8 tahun ia dikirim
ayahnya ke Hadramaut untuk belajar ilmu agama dan bahasa Arab mulai dari
tingkat Kuttab, kemudian melanjutkan ke Ma'had
ad-Diny. Sejak usia 13 tahun ia sudah mulai menulis puisi. Setelah lulus Bakaloreat di kota Siwuun, Hadromaut,
pada tahun 1934 ia masuk Fakultas Adab Universitas Mesir, mengambil jurusan
Sastra Inggris, dan tamat tahun 1939.
nuhat Kemudian masuk Ma'had Tarbiyyah Li al-Mu'allimim, tamat
1940(Bahrudin:2002).
Tanggal
10 November 1969, Ali Ahmad Bakatsir wafat dan dimakamkan
di Mesir. Karya-karya Ali Ahmad Bakatsir dilatari oleh berbagai
pengalaman dan lawatan yang dilakukannya ditambah dengan bacaannya terhadap
warisan- warisan sastra Arab dan Barat . Di antara novel-novelnya adalah:
Salamah al-Qass, Wa Islamah, Lailah
an-Nahr, asy-Sya'ir al-Ahmar, dan Sirah Syuja'. Di antara naskah-naskah
dramanya adalah: Hamam au fi 'Ashimah,
al-Ahqaf, ad-Duktur Hazim, dan ad-Dunya Faudla(Bahrudin:2002).
Di antara karya-karya Ba Katsir yang terkenal
antara lain, Wa Islamah, sebuah novel yang menceritakan perjuangan umat Islam
saat diserbu pasukan Mongol dan „Audat al-Firdaus [Kembalinya surga Firdaus]
yang bercerita tentang
perjuangan
rakyat Indonesia merebut kemerdekaan.
زاىية بنت
البحر
|
خليل ناصيف اليازجي
|
عدنان الصائغ
|
حسن إبراىيم األفندي
|
حافظ ابراىيم
|
ابراىيم اليازجي
|
إيليا أبو ماضي
|
ابن شيخان السالمي
|
إبراىيم الطباطبائي
|
أحمد مطر
|
معروف الرصافي
|
عبد اهلل البردوني
|
بدر شاكر السياب
|
محمود السيد
الدغيم
|
د. جمال مرسي
|
إبراىيم األحدب
|
د. إكرامي قورة
|
ابن شهاب العلوي
|
إسماعيل صبري باشا
|
صباح الحكيم
|
(NN:2009)غيداء األيوبي
|
إبراىيم محمد إبراىيم
|
محمد القيسي
|
2. Taha
Husen (1889-1975)
Ia lahir di Mughaghah, sebuah desa di Mesir, namun
ia mengalami buta mata sejak umur 2 tahun. Taha husen adalah sastrawan terkenal
pada era modern, ia dikenal sebagai tokoh modernis pada tahun 1920-an, sehingga
diberi julukan “bapak kesusastraan Arab”. Ia belajar kesusastraan Arab di
Universitas Mesir di bawah bimbingan seorang orientalis Nailino dan Littman. Ia
menulis disertasinya tentang penyair buta abad 4, yaitu Abu al-Ala al-Ma‟arri
di Alepo. Kemudian ia dikirim ke Sorbonne di Paris dan menulis disertasi
keduanya tentang Ibn Kaldun antara tahun 1915-1919(Sutiasumarga, 2001: 123).
Sekembalinya dari Prancis, Taha Husein aktif
memberi kuliah, menulis, menjadi redaktur sastra dan di organisasi. Sementara
karya-karyanya pun bermunculan, di antaranya : Dzikro Abi Al-'Ula (desertasi di
Al-Jami'ah Al-Ahliyyah), Shuhuf Mukhtaroh min asy-Syi'ri at-Tamtsili Inda
al-Yuunaan, Nidhoom al-Atiimyyim li Aristhothillis, Qoshosh Tamtsiliyah (1924),
Ruuh at-Tarbiyyah (terjemahan, 1922), Qodah al-Fikr (1925), Fi asy-Syi 'ri
al-Jaahih (1926) yang kemudian diterbitlan lagi dengan judul Fi al-Adah
al-Jaahili. Gagasan Thaha Husein dalam pendidikan pada pokoknya mengacu pada
dua sasaran, yaitu peningkatan sarana dan peningkatan intelektual. Sebagai
realisasi dari gagasan-gagasan tersebut, terlihat antara lain ketika Thaha
Husein diangkat menjadi Menteri Pendidikan (1950-1952), diantara program pokoknya
adalah memberantas buta huruf dan memperbanyak jumlah sekolah dan perubahan
kurikulum(Bahrudin:2002).
Taha husen menulis buku lebih dari 20 buku, seperti
novel dan autobiografi. Autobiografinya telah diterjemahkan sedikitnya 15
bahasa dan salah satunya dalam Bahasa Indonesia. Berikut ini contoh tulisan
Taha Husen:
يندز : خيشلاّ هذاتسلأ ىثفلا بلاّطلا لاق
,
لومخلا ىلإ كرضيّ وّنإف , كسفن نع ىضرلاوّ كّايإ : ىتفلا هذيملتل خيشلاّ ذاتسلأ
لاق اهّلك كصئاقن ساّنلل رهضي وّنإف , رورغلاو كاّيإو , قمحلا ىف كطرويّ وّنإف , بجعلاو كاّيإو
.كيلع لاإّ اهيفخي لاو ,
Dalam tulisan itu pengarang mengemukakan nasehatnya
melalui dialog antara seorang murid muda dengan guru tua. Murid itu meminta
pada gurunya agar menjelaskan sifat-sifat yang dapat membuatnya menjadi mudarat.
Kemudian guru menjawabnya bahwa diantara sifat manusia yang dapat memberi
mudarat adalah rasa putus asa, putus asa pada tanah air dan putus asa terhadap
rahmat Allah, karena putus asa terhadap ridha Allah hanyalah orang-orang kafir.
Kemudian murid bertanya lagi pada gurunya agar memperjelas lagi apa saja
sifat-sifat manusia yang dapat memberi mudarat, kemudian gurunya menjawabnya
dengan sifat rasa (1) puas pada diri sendiri, karena hal itu akan membuatnya
menjadi lemah (2) rasa kagum pada diri sendiri , yang akan menyebabkannya
menjadi bodoh (3) rasa bangga pada diri sendiri , menyebabkan terlihatnya semua
kekurangan yang ada pada dirinya(NN:2011).
3. Gibran
Kahlil Gibran
Gibran Khalil Gibran dilahirkan dalam keluarga
Kristiani pada tanggal 6 Desember 1883 di kota kecil Bisharri di kaki Gunung
Cedar di Libanon Utara. Gibran sejak kecil sudah mengagumi karya Leonardo da
Vinci pada usia enam tahun. Ketika ia berusia sebelas tahun, seluruh
keluarganya kecuali ayahnya beremigrasi ke Amerika dan tinggal di komunitas
ekspatriat asal Libanon di Boston. Kemudian ia bersekolah dan ejaan namanya
diubah menjadi Kahlil Gibran. (Saputra, 2002:21).
Pada tahun 1898, Gibran kembali ke tanah
kelahirannya untuk bersekolah di Al-Hikmat di Beirut, Libanon. Ia ingin memperdalam
belajar literatur romantis Perancis dan literatur Arab. Pada tahun 1902 ia
kembali ke Amerika dan mencari nafkah sebagai pelukis. Gibran menetap di New
York, dan menghabiskan sebahagian besar waktunya untuk menulis dan
melukis(Bahrudin:2001).
Gibran memiliki gaya penulisan
dan gaya ungkapan yang amat khas dan menarik yang disebut sebagai Jubraniyyah atau Gibranisme. Gaya Gibranisme
memiliki tiga ciri khas, yakni:
a. Romantisme, yakni kecenderungan terhadap
kehidupan alami, sesuai fitrah dan kodrat, dimana perasaan dipakai sebagai
dasar utama dan menganalisa segala sesuatu dalam keindahannya.
b. Memakai gaya
simbolis dan kiasan dalam membahas dan khususnya
dalam
mengkritik
sesuatu.
malad c. Tidak terlalu terikat dengan aturan-aturan baku tata bahasa
arap mengungkapkan ide, sebagaimana ciri yang dimiliki oleh setiap
penyair(Bahrudin:2001).
Menurut Wolf (1985: 745), tulisan-tulisan Gibran dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yakni tulisannya yang berbahasa Arab dan tulisan yang berbahasa Inggris.
Karya-karya Gibran antara lain adalah: Nabadzab
fi Fan al- Musiiqa (1905), Al- 'Arais
al-Muruj ( 1906), Al-Arwaah
al-Mutamarridah "Jiwa-Jiwa Pemberontak" (1908), Al-Ajnihah al-Mutakassirah "Sayap
-Sayap Patah" (1912),
Dam’ah wa Ibtisamah
"Air mata dan Senyuman" (1914) dan lain sebagainya. ” (Jiwa-Jiwa األروة المتمردة Berikut
adalah cuplikan dari
novel Kahlil Gibran
“ Pemberontak:15):
وردة
الهاني
ما أتعس
الرجل يحب صبية من بين الصيايا و يتخدىا رفيقة لحياتو, و يهرق علي قدميها عرق
جبينو ودم قلبو, ويضع بين كفيها ثمار أتعا بو و غلة اجتهادة, ثم ينتبو فجأة فيجد
قلبها الذي حاول ابتيعو بمجاىدة األيام و سهر الليالي قد أعطي مجانا لرجل اخر
ليتمتع بمكنو ناتو و يسعد بسرأر محبتو.
Ibu Rose Hani
Sungguh
nelangsa, pria yang mengasihi seorang wanita dan
mengambilnya
sebagai isteri, mencurahkan di kakinya keringat kulitnya dan darah
tubuhnya dan kehidupan hatinya, dan meletakkannya di dalam tangannya
buah kerja kerasnya pendapatan kerajinannya; sebab ketika ia perlahan-lahan
bangun, ia temukan hati, yang dengan susah payah berusaha dibelinya, diberikan
bebas serta tulus kepada pria lain demi kesenangan rahasia-rahasia
tersembunyinya dan kasihnya yang terdalam(Saputra, 2003: 1).
4. Najib
Mahfudz
Mahfudz
telah menulis sekitar 70 cerita pendek, 46 karya fiksi, serta
sekitar
30 naskah drama. Hingga saat ini, karyanya telah diterjemahkan ke
berbagai bahasa dunia termasuk Indonesia. Karya pertama Mahfudz
diterbitkan pada tahun 1932, diusia 21 tahun, dalam bentuk terjemahan berjudul al-Misr al-Qadimah. Sejak itu
berturut-turut Mahfudz menulis; Hams
al-Junun (1938, Cerpen), Abats al-Akdar (1939), serta Redouvis (1943) dan kisah Kifah Thibah (1944) yang dianggap
sebagai akhir dari periode aliran romantisme yang dianut Mahfudz(Zaini, 1993:
83).
Pada akhir tahun 50-an, dunia Arab, khususnya
Mesir, diguncang oleh sebuah "tragedi" dalam bidang sastra. Novel Aulad Haratina (Anak-Anak Kampung Kita)
karya Najib Mahfudz yang dimuat secara bersambung dalam Surat Kabar Harian al-Ahram mendapatkan reaksi dan protes
yang sangat keras dari masyarakat Mesir. Aulad
Haratina, karya Mahfudz mendapat reaksi keras dari masyarakat Mesir,
khususnya kaum fundamentalis, karena telah melanggar etika agama serta menodai
kesucian agama, khususnya Islam(Zaini, 1993: 83).
Salah satu novel Najib menggunakan gaya bahasa tasybih : (1) tasybih mursal mujmal dan (2) tasybih
balig. Berikut contoh penggalan dalam novel Najib:
a.
Tasybih
mursal mujmal
بسيو نعلي وىو ريدهل اك سيردإ توص #
(suara idris bagai gemuruh. Ia mengutuk dan mencai
maki jabalawi)
ردقلاو ءاضقلاك اننيب نولاتخي ةربكتسملا هوجولا باحصأو
#
(dan[para pemuka kampung itu]
adalah orang-orang sombong yang bersikap angkuhkepada kami bagai qadha dan
qadhar)
لظل اك انعبتي
توملاو #
(kematian selalu mengikuti kita bagaikan bayangan)
b.
Tasybih
balig
ت لازلا لك لاو ةلز كسفن تنأ #
(engkau sendiri [wahai ‘irfah] adalah dosa, tapi
bukan semua dosa)
ءاطخأ اهلك كتايح #
(kehidupanmu seluruhnya adalah kekeliruan)
تاومأ ءانبأو تاومأ انلك #
(kita semua adalah kematian dan anak dari kematian)(NN:2011).
5. Nawal
El-Sa‟dawi
Nawal dilahirkan pada tahun 1931
di desa Kafr Tahla di daerah Delta Mesir. Ia lahir dan tumbah di tengah-tengan
keluarga yang terhormat dan berpendidikan. Nawal El-Sa'dawi adalah wanita
berkebangsaan Mesir yang terkenal sebagai pejuang hak wanita, sarjana
sosiologi, dokter umum, dan penulis militan tentang permasalahan wanita-wanita
Arab. Dia merupakan seorang penulis yang handal. Tulisannya dikenal oleh banyak
orang di berbagai negara, hingga banyak karyanya yang diterjemahkan ke dalam
dua belas bahasa(Bahrudin:2002).
Obsesinya sebagai dokter
merupakan konsekwensi logis tatkala Nawal lebih memilih kerja otak dalam
menempuh hidup ini. Dalam keputusannya Nawal berkata :
"Telah kurencanakan jalan
hidupku dengan jelas, yaitu melalui kerja otak. Aku juga telah menjatuhkan
hukuman mati terhadap tubuhku, sehingga aku tak lagi merasakan keberadaannya”.
Tahun 1958 ia terpilih untuk bekerja pada Departemen Kesehatan Mesir, namun
pada tahun 1972 (setelah mengabdi 4 tahun) Nawal diberhentikan dari instansi
tersebut, sekaligus dicopot dari posisinya sebagai Direktur Kesehatan
Masyarakat. Pemberhentian itu lebih banyak disebabkan oleh pemikirannya yang
blak-blakan yang dituangkan dalam bukunya Woman and Sex. Pada tahun 1981, Nawal
El-Saadawy dipenjara oleh Presiden
Mersir Anwar Sadat bersama-sama rekan intelektual
Mesir lainnya.(Bahrudin:2002).
Nawal El-Saadawy dikenal sebagai
seorang feminist Mesir paling produktif yang dimilki oleh Mesir.
Pikiran-pikirannya dituangkan dalam beberapa
karya yang berbeda-beda, kadang lewat fiksi dan
pada kesempatan lain lewat non-fiksi. Novelnya antaralain Mudhakkirati fi sijin an-nisa(Riwayat hidup seorang wanita dalam
penjara) (1958), Imra’ah ‘inda nuqtat as-
sifr(Perempuan di titik nol) (1973), Al-Mar’ah
wa Al-Jins(Perempuan dan Seks), dan kumpulan cerpen:
Taalamtu
an al-hubb(Aku belajar
mencintai)(1975)(Bahrudin:2002). Ini
adalah beberapa kutipan dari novel Mudhakkirati
fi sijin an-nisa :
الجزء
األول: القبض
سمعت دقة
على الباب. كنت جالسة إلى مكتبي الصغير في غرفة نومي, مستغرقة في كتابة رواية
جديدة. عقارب الساعة تشير إلى الثالثة بعد ظهر يوم األحد 6 سبتمبر ,1981 تجاىلت الدقة على الباب. ربما يكون البواب أو بائع اللبن أو
المكوجي أو أي أحد, و سوف يعود أدواجة إذا لم يفتح أحد.
(Nawal El-Sa‟dawi,
1986:19)
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Kasusastraan arab pada masa modern dimulai pada
akhir Perang Dunia Pertama, khususnya mulai dari tahun 1920, yaitu ketika
lepasnya beberapa negara Arab dari pemerintah kolonialisme. Banyaknya
negara-negara Arab yang merdeka menjadi kerjaan, seperti Irak pada tahun 1921,
kemudian ada negara yang berhasil memprokamirkan konstitusi baru, contohnya
negara Mesir pada tahun 1922 lalu ada negara yang mendeklarasikan dirinya
sebgai negara Republik, contohnya Libanon.
Pada masa modern ini kasusastraan arab mendapatkan
banyak pengaruh dari Barat, dikarenakan adanya penduduk bangsa arab yang hijrah
ke negara-negara Barat atau yang lebih terkenal dengan sebutan Sastra Arab
Mahjar(diaspora). Pengaruh ini tidak hanya dalam subyek dan isinya, melainkan
dalam bentuk dan gayanya. Akan tetapi, tidak diragukan lagi bahwa kasusasraan
pada masa modern ini lebih kaya, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya
dibandingkan dengan masa kebangkitan. Para wanita penulis pun mulai bermunculan
pada masa modern ini sampai sekarang.
DAFTAR
RUJUKAN
Achmad, Bahrudin. 2001. Sejarah
& Tokoh Kesusastraan Arab Modern, (Online), (http://bahrudinblog.wordpress.com/) diakses 6 November 2012.
Aef, Ahmad.2012.Sajak-Sajak Apa
Saja.(Online), (http://achmad-aef.blogspot.com/) diakses 9 November 2012.
Ahira, A. (Tanpa Tahun), Pedrodollar:Perekonomian
Arab Saudi.(Online). (http://www.anneahira.com/) diakses 7 November 2012
Atho‟illah,
Ahmad. 2008. Sejarah Perkembangan Masyarakat & Sastra Diaspora
Arab-Amerika.
Adabiyyat, 7 (2). (Online),
2012.
Gibran, Kahlil. Tanpa Tahun. Roh
Pemberontak(Spirits Rebellious). Terjemahan oleh Arvin Saputra. 2003. Batam
Centre: Classic Press.
Gibran Kahlil. Tanpa tahun. Sang
Nabi. Terjemahan oleh Arvin Saputra. 2002. Batam Centre: Classic Press
Hambali, Gufron. 2008. Perkembangan
dan Karakteristik Adab Mahjar(Sastra Arab
Diaspora). 1(2). (Online), (http://www.jurnallingua.com/edisi-2008/13-vol-1-no-2/59-perkembangan-dan-karakteristik-adab-mahjar-sastra-arab-diaspora.html),
diakses 6 November 2012.
Sutisumarga,
Males. 2001. Kasusastraan Arab Asal Mula
dan Perkembangannya.
Jakarta:
Zikrul Hakim.
توريب .ريزوتلا و رشنلل بدلآا راد .ءاسنلا نحس يف يتاركذم .1986. ىودعسلا لاون
ةرىاقلا .برعلا راد .ةدرمتملا ةورلأا ._______.ناربج ليلخ ناربج