I’JAZUL QURAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Quran
Yang diampu oleh Bapak Syukron
Affani, M.S.I
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN PERBANKAN
SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MADURA
TAHUN 2018 KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.wr.wb
Segala
puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat taufik serta
Hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Ulumul Quran tentang I’jazul Quran. Serta tak lupa sholawat salam selalu mengalir pada sang Revolusioner
akbar Muhammad Ibni Abdillah yang telah membawa kita dari hedonis kapitalis
menuju revolusi harmonis, seperti yang dapat kita rasakan saat ini.
Disini
penulis menyadari dalam penyelesaian tugas makalah ini tidak terlepas dari
bantuan pihak-pihak yang mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan masalah tugas
ini, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimaksih Kepada:
1. Bapak Syukron Affani, M.S.I
2. Teman-teman
penulis makalah ini yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas makalah ini
Dalam makalah ini, penulis menyadari kesalahan,
kelemahan, bahkan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat
diharapkan agar dapat dijadikan acuan
dalam penulisan makalah periode berikutnya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Atas bantuan dari
semua pihak, penulis mengucapkan terima
kasih. Semoga makalah tentang I’jazul Quran ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Waalaikumussalam wr.wb.
Pamekasan, 10 September 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
- Latar
Belakang ......................................................................................... 1
- Judul Makalah .......................................................................................... 2
- Rumusan
Masalah .................................................................................... 2
- Tujuan Pembahasan................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................... 3
- Definisi dari I’jazul Quran........................................................................ 3
- Sejarah Penulisan I’jazul Quran ............................................................... 4
- Aspek-Aspek I’jazul Quran....................................................................... 5
- Tujuan I’jazul Quran................................................................................. 9
BAB III. PENUTUP …........................................................................................10
A. Kesimpulan …..........................................................................................10
B. Saran….....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA …......................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
I’jaz adalah kemukjizatan atau menetapkan kelemahan. Kelemahan menurut
pengertian umum adalah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu.[1]
Alquran memiliki arti secara segi etimologi (bahasa)
yaitu bacaan. Alquran berasal dari kata قراءة
yaitu bentuk mashdar dari kata قراء. Sedangkan
secara segi terminologis, banyak para ahli tafsir memberikan definisi yang
berbeda pada Alquran tapi pada umumnya semua pendapat tersebut
memiliki makna yang sama.[2]
Moh.
Zahid menyatakan bahwa Alquran sebagai kitab suci terbesar telah menyedot
perhatian banyak orang. Dalam pandangan umat islam, Alquran merupakan teks yang
diwahyukan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad sebagai pedoman dan petunjuk
bagi manusia.[3]
Dari
beberapa pendapat yang disampaikan oleh para ahli tafsir, dapat dikatakan bahwa
Alquran adalah kitab suci yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan manusia
terutama bagi umat muslim. Alquran juga merupakan kitab terakhir yang
diturunkan Allah SWT kepada utusan-Nya yang terakhir, yakni Nabi Muhammad SAW.
Alquran
memiliki beberapa keisimewaan dan kemukjizatan yang luar biasa dan di luar
nalar manusia. I’jazul quran merupakan salah satu dari bagian ilmu tafsir yang
mempelajari tentang semua yang berkaitan kemukjizatan Alquran tersebut.
Alquran memiliki banyak
keistimewaan atau kemukjizatan, dengan adanya cabang ilmu I’jazul quran ini
kita dapat mengetahui semua tentang keistimewaan atau kemukjizatan Alquran. Dikarenakan masih banyak orang-orang yang
masih belum paham tentang kemukjizatan quran, maka kami menyusun makalah i’jazul quran ini untuk lebih mengetahui beberapa hal
lebih dalam lagi tentang i’jazul qur’an.
Yang juga dilatar belakangi oleh rasa ingin tahu kami tentang i’jazul quran dan diharapkan tidak lagi muncul asumsi yang keliru tentang i’jazul quran tersbut, sehingga pembaca memang benar-benar mengerti tentang i’jazul quran.
B. Judul makalah
Adapun judul makalah ini adalah “I’jazul
Quran”.
C. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada pembahasan ini meliputi sarana sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan I’jazul Quran?
2. Bagaimana sejarah
penulisan I’jazul
Quran?
3. Apa
saja aspek-aspek dari I’jazul Quran?
4. Apa
saja tujuan dari I’jazul Quran?
D. Tujuan pembahasan
Adapun tujuan pada pembahasan ini meliputi sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari I’jazul Quran
2. Untuk mengetahui sejarah penulisan I’jazul Quran
3. Untuk mengetahui tentang
aspek-aspek I’jazul
Quran
4. Untuk mengetahui tujuan
dari I’jazul Quran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
dari I’jazul Quran
Sebelum kami menjelaskan
definisi I’jazul quran, kami akan lebih menjelaskan definisi dari kata I’jazul
dan kata quran sendiri agar lebih mengetahui definisi secara lebih rinci.
I’jaz adalah kemukjizatan atau menetapkan kelemahan.
Kelemahan menurut pengertian umum adalah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu,
lawan dari kemampuan. Apabila kemukjizatan telah terbukti, maka nampaklah
kemampuan mu’jiz (sesuatu yang
melemahkan). Yang dimaksud i’jaz dalam pembicaraan ini ialah menampakkan
kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan menampakkan
kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Qur’an, dam
kelemahan generasi-generasi sesudah mereka. Dan mu’jizat (mukjizat) adalah sesuatu hal luar biasa yang disertai
tantang dam selamat dari perlawanan.[4]
Setelah mengetahui definisi
tentang I’jaz, maka selanjutnya kami akan menjelaskan definisi tentang Alquran.
Dalam segi bahasa, Qur’an memiliki persamaan kata dengan kata qira’ah, mashdar
dari kata qara’a, qira’atan, qur’anan. Qara’a mempunyai arti
mengumpulkan dan menghimpun. Sedangkan qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf
dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih.[5]
Adapun dari segi
terminologis atau istilah, Alquran adalah salah satu kitab suci yang diturunkan
oleh Allah swt. kepada utusan-Nya, yakni Nabi Muhammad saw. Alquran ini
dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk bagi manusia. Pada salah satu surah
yang ada di dalam Alquran tepatnya surah al-Furqan ayat 1 yang memiliki arti, “Maha
suci Allah yang telah menurunkan al-Furqan (Alquran) kepada hamba-Nya
(Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan ke seluruh alam (jin dan
manusia).” Dari firman tersebut, dapat diketahui bahwa Alquran diturunkan
memang sebagai pedoman, petunjuk, nasehat bagi seluruh alam.
Alquran tidak hanya sebagai
pedoman ataupun nasehat, tapi Alquran juga bisa menjadi cahaya, obat, kabar
gembira dan juga merupakan kitab yang diberkati. Hal tersebut sudah terbukti di
dalam Alquran yang menjelaskan tentang fungsi tersebut yakni dalam surah yang
memiliki arti :
“ Wahai manusia, telah datang kepadamu
bukti kebenaran dari Tuhanmu, dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang.” (an-Nisa’ [4]:174)
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu nasihat dari Tuhanmu dan obat bagi yang ada di dalam dada, dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(Yunus [10]:57)
“ Kitab
yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang
mengetahui; yang membawa kabar gembira dan yang membawa peringatan.”
(Fussilat [41]: 3-4)
“Dan Quran ini adalah kitab yang telah kami
berkahi; membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya…”
(al- An’am [6]:92)
Setelah
mengetahui definisi dari kata I’jaz dan Alquran secara terpisah, maka kita
telah mengetahui definisi dari I’jazul quran secara umum. I’jazul quran secara
umum memiliki definisi yaitu sebuah cabang ilmu tafsir yang membahas tentang
kemukjizatan atau keistimewaan dari Alquran.
I’jazul quran termasuk
bagian yang paling penting dari ilmu Ulumul Quran, dikarenakan di I’jazul quran
tersebut menjelaskan tentang kemukjizatan Alquran dimana yang akan memperkuat iman seseorang
untuk lebih giat beribadah kepada Allah swt. terutama dalam membaca Alquran.
B. Sejarah
Penulisan I’jazul
Quran
I’jaz Alquran telah dibahas dari masa
sahabat, hanya saja pada masa tersebut I’jaz Alquran masih belum banyak
mendapat perhatian banyak orang. Berbeda halnya dengan masa para tabi’in,
dimana pada masa tersebut Islam telah berkembang pesat dalam cakupan wilayah
yang luas dimana hal tersebut mengakibatkan terjadinya asimilasi antar orang Arab dan non Arab sehingga
terjadi proses penurunan nilai penguasaan terhadap tata bahasa, dan juga
sastra.
Dalam sejarah penulisan I’jaz Alquran ini, terdapat sebuah
pendapat dari Abu Ishaq bin Yasar Al-Nadzdzam tentang I’jaz Alquran. Beliau menyatakan bahwa nudzum (susunan
kata) Alquran tidak termasuk mukjizat Alquran, karena hal ini bisa dilakukan oleh manusia
kalau seandainya Allah swt tidak memalingkan kemampuan mereka untuk maksud ini.
Pendapat tersebut dikhawatirkan oleh
para ulama merasuki pemikiran orang-orang awam.[6]
Seiring
berjalannya waktu, para ulama semakin menyadari betapa pentingnya pembahasan
I’jaz Alquran ini. Oleh karena itu, terbitlah sebuah buku
pertama yang berjudul “ Nudzum Al-Qur’an” yang merupakan karya dari Al-Jahidz
(255H) sebagai bukti kongkrit dari kepedulian ulama masa itu. Dimana buku
tersebut merupakan sebuah sanggahan dari pendapat Al-Nadzdzam.
Penulisan buku-buku tentang ilmu I’jaz Alquran dari beberapa ulama
sebagai berikut :
1. Abdul Qaird Al-Jurjani
(71H) dengan judul bukunya “Dalail Al-I’jaz” dan “Asrar Al-Balaghah”.
2. Fakhr Al-Din Al-Razi dengan
judul bukunya “Nihayah Al Ijaz fi Dirayati Al-I’jaz”.
3. Al-Qadli ‘iyadl Al-Sabti
dengan judul bukunya “Al-Syifa’ Huquqi Al-Mushthafa”.
4. Mushthafa Shadiq Al-Rafi’i
dengan judul bukunya “I’jaz Al-Quran wa Al-Balaghah Al-Nabawiyah”
5. Sayyid Quthb dengan judul bukunya “Al-Tswir Al-Fanni fi
Al-Qur’an Al-Karim”.
C. Aspek-aspek
I’jazul Quran
Aspek-aspek I’jazul Quran adalah aspek-aspek Alquran yang menurut ijtihad ulama merupakan ha-hal
yang tidak bisa ditandingi oleh makhluk-makhluk Allah.[7]
Keistimewaan alquran dapat dlihat dari beberapa aspek, diantaranya yaitu
dari aspek bahasa, aspek ilmiah, juga aspek tasyri’. Adapun aspek-aspek tersebut sebagai berikut:
1.
Aspek Bahasa
Alquran memiliki beberapa keistimewaan dalam
aspek bahasa, yakni;
a.
Menggunakan
bahasa arab. Banyak masyarakat awam yang bertanya-tanya tentang alasan
penggunaan bahasa Arab dalam penulisan atau pelafalan Alquran bukan bahasa dari
Negara-negara lain. Hal tersebut dikarenakan, bahasa Arab merupakan bahasa yang
memiliki tata bahasa yang rinci dan detail. Selain itu, bahasa Arab kaya akan
kosa kata dan juga persamaan kata.
b.
Menggunakan
kalimat yang singkat dan padat. Di dalam Alquran, terdapat beberapa ayat yang sangat singkat dan
padat. Tetapi dengan singkat dan padatnya ayat tersebut, hal tersebut merupakan
salah satu ayat yang menimbulkan beberapa pandangan atau pendapat dari beberapa
ahli filsafat. Contohnya pada surat al-Baqarah ayat 212, yang artinya :
“… Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang
yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” Potongan
arti ayat ini memiliki beberapa pemahaman yang berbeda, yaitu :
1)
Allah
berhak memberikan rezeki terhadap siapa saja yang Allah kehendaki.
2)
Allah
dapat memberikan rezeki tanpa memperhitungkan, dan tanpa diduga-duga oleh orang
tersebut.
3)
Allah
bisa memberikan rezeki tersebut terhadap seseorang tanpa melihat banyaknya amal
atau dosa yang seseorang tersebut lakukan.
c.
Terdapat
keseimbangan-keseimbangan cara dan gaya kata dalam penyusunan kata dalam sebuah
kalimat yang terdapat di Alquran. Keseimbangan-keseimbangan tersebut
diantaranya yaitu, penulisan الحيات
(kehidupan) danالموت
(kematian) masing-masing
ditulis sebanyak 145 kali, dimana dua kata tersebut memilliki arti yang saling
berlawanan. Juga pada kata (kebaikan) الصالحات dan السيئات (keburukan)
yang juga memiliki arti yang berlawanan dan ditulis sebanyak 167 kali. Selain
itu, ayat-ayat dan surah-surah dalam Alquran ini tersusun secara rapi, dan juga saling
terkait antara satu ayat dengan yang lainnya.
2.
Aspek
Ilmiah
Dalam Alquran terdapat beberapa penjelasan tentang hal-hal
yang berbau ilmiah, diantaranya;
a.
Asal
mula alam semesta
Banyak para ilmuwan cerdas yang menemukan teori
dan bukti-bukti tentang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan terbentuknya
alam semesta ini. Dari teori dan bukti yang mereka dapatkan, semua teori
tersebut sesuai dengan yang telah ada di dalam Alquran dimana Alquran telah ada
sebelum para ilmuwan menyampaikan pendapatnya.
Menurut ahli astronomi yang bernama Jean, alam
semesta ini berasal dari gas-gas yang berserakan secara teratur di alam yang
luas, sedangkan bumi ini tercipta dari gas-gas tersebut yang memadat.
Hal tersebut sesuai dengan salah
satu ayat alquran di surah Fussilat tepatnya pada ayat 11 yang berbunyi :
ثُمّ استواى اِلًى السّمآءِ وهي دُخَانٌ فقال لها
وللارضِ اِئْتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًا قلى قالتآ اتَيْنا طآئِعِين
Artinya : Kemudian Dia menuju kepada
penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: “Kami datang
dengan suka hati.”
Selain ayat
diatas, masih banyak ayat Alquran yang menjelaskan tentang
kebesaran-kebesaran Allah swt yang menciptakan alam semesta beserta
fenomena-fenomena yang ada agar manusia dapat berpikir betapa besar kuasa Allah
swt di muka bumi ini. Allah menciptakan alam semesta ini ditujukan pada manusia
agar dapat berpikir dan bisa senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah
berikan. Alquran dianjurkan untuk dijadikan motivasi diri pada manusia terutama
pada umat muslim.[8]
b.
Kadar
oksigen yang akan berkurang di masa depan
Oksigen memiliki peranan penting bagi makhluk di
muka bumi ini, terutama manusia. Oksigen merupakan gas yang dihirup oleh
manusia ketika bernapas. Manusia tidak dapat melangsungkan kehidupan apabila
tanpa bernapas. Tingkatan oksigen akan berkurang di setiap lapisan udara,
semakin tinggi lapisan udara maka semakin berkuranglah kadar oksigen di lapisan
tersebut.
Sehingga,
dalam keadaan seperti itu akan mengakibatkan sesak napas pada manusia ketika
berada lapisan tersebut. Oleh karena itu, ketika manusia ingin terbang atau
pergi ke angkasa dengan jarak lebih dari 30.000 kaki maka orang tersebut harus menggunakan
tabung oksigen buatan yang akan membantu meminimalisir kecelakaan yang tidak
terduga.
Hal tersebut telah terdapat di dalam Alquran sebelum manusia mengetahuinya, tepatnya pada
surah al-An’am ayat 125. Yang artinya “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan
barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah
Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”
c.
Penyerbukan
pada tumbuhan dengan bantuan angin
Tidak hanya tentang ilmu pembentukan alam atau
fenomenanya, tetapi di dalam Alquran
juga terdapat ilmu tentang tumbuhan yakni salah satunya tentang penyerbukan
yang merupakan salah satu cara perkembang biakan oleh beberapa tumbuhan.
Terkait hal penyerbukan yang dibantu oleh angina
ini disebutkan dalam surah al-Hijr ayat 22 yang artinya, “Dan Kami telah
meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)…”
Selain ketiga hal tersebut, masih banyak lagi
hal yang berkaitan dengan ilmiah yang telah tercantum di dalam Alquran, dimulai
tentang embriologi, pentingnya air di kehidupan, berkah turunnya hujan, hingga
ilmu tanah pun telah terdapat dalam Alquran sebelum para ilmuwan menemukan
fakta-fakta tersebut.[9]
3.
Aspek
Tasyri’
Manusia
merupakan makhluk sosial, dimana saling membutuhkan satu sama lain. Untuk bisa
saling bersosialisasi diperlukan sebuah pedoman untuk menghindari hal-hal yang
tidak diharapkan. Oleh karena itu, manusia juga sangat memerlukan pedoman
tersebut. Didalam Alquran
terdapat beberapa ayat yang mengatur atau menjelaskan konsep- konsep dasar yang
berguna untuk kelangsungan hidup manusia.[10]
D. Tujuan I’jazul Quran
I’jazul quran memiliki beberapa tujuan dimana hal
tersebut mengakibatkan semakin menguatnya kemukjizatan Alquran. Tujuan I’jaz Alquran diantaranya yaitu:
1. Memberikan bukti bahwa alquran merupakan wahyu
yang benar-benar diturunkan oleh Allah swt terhadap utusan terakhir-Nya, yakni
nabi Muhammad saw.
2. Memberikan bukti bahwa Alquran merupakan kitab
suci yang tidak dapat ditandingi atau dipalsukan.
3. Membuktikan kerasulan Nabi Muhammad saw. Dengan
salah satu mukjizatnya yaitu Alquran.
4. Meningkatkan keimanan dan juga rasa takjub
kepada umat muslim terhadap Alquran. Selain itu, berpotensi membuka hati kaum
non muslim.
5. Mengakui kelemahan-kelemahan manusia yang tidak
dapat merekayasa Alquran. Dikarenakan, Alquran ini merupakan kitab yang
langsung dijaga keasliannya oleh Allah swt secara langsung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
I’jazul quran secara umum
memiliki definisi yaitu sebuah cabang ilmu tafsir yang membahas tentang
kemukjizatan atau keistimewaan dari Alquran. I’jazul quran termasuk bagian yang
paling penting dari ilmu Ulumul Quran, dikarenakan di I’jazul quran tersebut
menjelaskan tentang kemukjizatan Alquran dimana yang akan memperkuat iman
seseorang untuk lebih giat beribadah kepada Allah swt. terutama dalam membaca Alquran.
I’jaz alquran telah dibahas dari masa sahabat,
hanya saja pada masa tersebut I’jaz Alquran masih belum banyak
mendapat perhatian banyak orang. Berbeda halnya dengan masa para tabi’in,
dimana pada masa tersebut Islam telah berkembang pesat dalam cakupan wilayah
yang luas dimana hal tersebut mengakibatkan terjadinya asimilasi antar orang Arab dan non Arab sehingga
terjadi proses penurunan nilai penguasaan terhadap tata bahasa, dan juga
sastra.
Keistimewaan Alquran dapat dlihat dari beberapa
aspek, diantaranya yaitu dari aspek bahasa, aspek ilmiah, juga aspek tasyri’. Namun, seiring berjalannya waktu, para ulama
semakin menyadari betapa pentingnya pembahasan I’jaz Alquran ini. Oleh karena itu, terbitlah beberapa buku
tentang I’jazul quran yang akan menambah pengetahuan manusia terhadap I’jaz
Alquran.
B.
Saran
Pada
makalah ini terdapat banyak kekurangan, baik dari segi susunan kata, penulisan
dan sebagainya. Maka, kami sebagai pemakalah mohon maaf yang sebesar-besarnya
atas kekurangan kami, dikarenakan kami hanya manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan. Dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dan semoga dengan kritik dan saran yang di berikan bisa kami jadikan pelajaran
untuk memperbaiki makalah kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan, Manna Khalil. 2010.
Studi Ilmu-Ilmu Qur’an (terjemahan dari
Mabahits fi Ulumulil Qur’an). Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa.
Anwar, Abu. 2002. Ulumul qur’an sebuah pengantar. Pekanbaru:
AMZAH.
Asy’ari, Moh. Basri. 2006.Ulumul Qur’an. Pamekasan: STAIN Pamekasan Press.
Zahid, Moh. 2010. I’jaz Al-Qur’an Dalam Al-Huruf
Al-Muqaththa’ah. Pamekasan: STAIN Pamekasan Press.
Sumber:
Urwatun Wutsqa, “Contoh Makalah Ijazul Quran”, diakses
dari
http://urwatunwutsqa.blogspot.com/2018/01/makalah-ijazul-quran-kemukjizatan-al.html?m=1, pada tanggal 9 September 2018 pukul 01.10
Qitha, “Makalah
Ijaz Alquran”, diakses dari
http://makalah-qitha.blogspot.com/2011/10/ijazul-quran.html?m=1,
pada tanggal 9 September 2018 pukul 01.15
[3] Moh. Zahid, I’jaz Al-Qur’an Dalam Huruf Al-Muqaththa’ah,
(Pamekasan: STAIN Pamekasan Press,2010), hlm. 19
[8] Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Jakarta: Litera AntarNusa, 2010), hlm. 387-388.
[9] Manna Khalil al-Qattan, Studi
Ilmu-Ilmu Qur’an, (Jakarta: Litera AntarNusa, 2010), hlm. 386-390.