SEKOLAH SEABAGI ORGANISASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Itaanis Tianah, S. SOS,M.A.HUM.
Disusun ol
eh:
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MADURA
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR
..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ….......................................................................................................1
B.
Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C.
Tujuan …………....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi Sekolah…………………………................................................................. 3
B.
Karakteristik Sekolah sebagai Organisasi.................................................................. 5
C.
Fungsi Sekolah………………….………………………………………………….. 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
............................................................................................................... 10
B.
Saran
........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...……... 11
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan taufik hidayah-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan masalah yang
berjudul “SEKOLAH
SEBAGAI ORGANISASI”. Shalawat
dan salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.dan
untuk para keluarga, sahabat dan pengikut pengikutnya yang setia mendampingi
beliau. Terima kasih kepada kedua orang tua, dosen pembimbing, dan teman yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini dengan doa dan bimbingannya makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan, karena itu saran,kritik maupun sumbangan pikiran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermamfaat bagi kita semua.Amin
Yaa Rabbal aalamin.
Pamekasan,23 September 2018
Penulis
Kelompok
10
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Sekolah
Sekolah pada hakikatnya adalah sistem yang tidak bisa hidup tanpa
manusia, sekolah itu tak berarti tetapi konkret dan ada. Sebagai sistem yang
hidup, sekolah berada pada proses interaksi yang konstan bersama masyarakat,
kelompok tenaga kerja, universitas, dan lembaga-lembaga lainnya.[1]
Sekolah berasal dari bahasa latin yakni skhola,skolae,skula,schule
yang berarti waktu luang dan waktu senggang, dimana sekolah itu memberikan
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat kepada anak dan remaja memanfaatkan waktunya
untuk digunakan yang lebih baik. kegiatan waktu luang yang berupa membaca,
berhitung, menulis, dsb. Di damping oleh pakar ahli dan psikologi anak hingga
dapat membimbing anak menemukan dunianya sendiri.
Sekolah berasal dari bahasa Belanda School,bahasa Jerman die
scrule, bahasa Inggris school
yang artinya sama dengan sekolah, yaitu suatu lembaga pendidikan. Dalam
kehidupan sehari-hari, kata sekolah mempunyai arti, sekolah dapat diartikan
sebagai gedung tempat belajar, waktu berlangsungnya pelajaran, dan usaha
menuntut pelajaran kegiatan belajar mengajar. Sekolah merupakan lembaga
pendidikan formal sebagai tempat belajar siswa. Sekolah mempunyai dua aspek
penting, yaitu aspk individu dan aspek sosial.Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal dituntut untuk dapat merekam segala fenomena yang terjadi di
masyarakat.[2]
Menurut Sunarto sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk
belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah
dipimpin oleh seorang kepala sekolah, dan kepala sekolah dibantu oleh wakil
kepala sekolah, jumlah kepala sekolah bisa berbeda pada tiap sekolahnya,
tergantung dengan kebutuhan.[3]
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untul pengajaran siswa
(atau murid) dibawah pengawasan pendidik (guru). Sebagian besar Negara memiliki
sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib, dalam upaya menciptakan anak
didik agar mengalami kemajuan setelah melalui proses pembelajaran. Nama-nama
untuk sekolah-sekolah itu bervariasi menurut Negara, tetapi umumnya sekolah
dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk anak remaja yang telah
menyelesaikan pendidikan dasar. Ada pula sekolah swasta (Private school). Sekolah swasta mungkin untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa
memberi sekolah khusus bagi mereka, keagamaan, seperti sekolah islam (madrasah,
pesantren); sekolah Kristen, sekolah katolik, sekolah Hindu, sekolah Budha,
atau seklah khusus lainnya yang memiliki standar lebih tinggi untuk
mempersiapkan prestasi pribadi anak didik. Sekolah untuk orang dewasa meliputi
lembaga pelatihan perusahaan; dan pendidikan dan pelatihan militer.[4]
Para orang tua di masyarakat kita mulai beranggapan bahwa sekolah
adalah satu-satunya lembaga yag bertanggung jawab terhadap pendidikan anak
mereka. Di sekolah terjadi interaksi antara kepala sekolah dengan para guru,
staf administrasi, para siswa, orangtua siswa dan sebagainya. Demikian pula
para guru berinteraksi dengan sesame para guru lainnya, para siswa, orangtua
siswa dan lainnya. Selanjutnya para siswa berinteraksi dengan para siswa
lainnya. Dengann para guru, kepala sekolah dan sebagainya. Semua unsur lainnya
yang ada di sekolah tidak ada yang berdiri sendiri. Masing-masing
berkomunikasi, berinteraksi, beradaptasi, berasimilasi, berkolaborasi,
berintegritas dan melakukan aktivitas lainnya. Dalam melakukan proses-proses
tersebut mereka juga memerhatikan peran dan fungsinya yang berbeda antara satu
dan lainnya sesuai dengan posisi masing-masing, sesuai dengan struktur dan
stratifikasi sosial di sekolah.[5]
Selama berada disekolah, para siswa dan berbagai unsur lainnya
menjumpai banyak hal yang tidak dijumpai ditempat lain. Di sekolah para siswa
memiliki agenda kerja yang harus dilakukan, yaitu menimba ilmu sesuai yang
tercantum dalam kurikulum dan silabus. Mereka harus belajar membaca,
menghitung, menulis, mengerjakan tugas-tugas, membaca buku di perpustakaan,
melakukan praktikum di laboratorium,
menunaikan shalat berjama’ah, uapcara hari-hari besar nasional, hari-hari besar
keagamaan, mengikuti kegiatan olahraga, kesenian, perlombaan, kunjungan wisata,
pesantren ramadhan, kegiatan pramuka, rekreasi, ujian nasional, dan sebagainya.
Dan sekolah juga memberikan fasilitas sekolah yang diberikan kepada siswa untuk
digunakan sesuai kegiatan yang dibutuhkan[6].
B.
Karakteristik
Sekolah sebagai organisasi
Dalam lingkungan sekolah, sekolah memiliki perkumpulan orang-orang
yang didalamnya memiliki tujuan dan terencana. Sekolah sebagai organisasi adalah
perkumpulan sosiol yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partispasi
masyarakat dalam pebangunan bangsa dan Negara. Sebagai makhluk yang selalu
hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Sekolah merupakan
organisasi formal yang berperan didalamnya berdasarkan struktur organisasi yang
terbentuk, guru bertugas sebagai pelaksana pengajar kepada siswa, supervisor
berfungsi membina para guru dan tugas formal administrasi sekolah iala
mengoordinasikan dan menentukan berbagai ragam aktivitas dalam lingkungan
sekolah.
Jika kita telusuri ulang ke
belakang hakikat sekolah, maka akan menemukan bahwa sekolah itu pada mulanya
dijadikan tempat untuk menggali, mengembangkan dan mendiseminasikan ilmu
pengetahuan kepada para siswa. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang
untuk pengajaran siswa/murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar Negara
memiliki sistem pendidikan formal. Dalam sistem ini, siswa bisa memiliki ilmu
pengetahuan melalui proses belajar di sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah
ini bervariasi menurut Negara, tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk
anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan
pendidikan dasar.[7]
Sekolah terdiri atas komponen-komponen, individu-individu,
faslitas, buku-buku, dan sebagainya yang diorganisasikan ke dalam subsistem di
mana anggota atau staf. Sebagai contoh subsistem semacam ini meliputi kelas,
ruang sumber belajar, ruang serba guna; kelompok departemen, komite-komite
khusus, staf bagian gedung, pegawai pemelihara gedung, pegawai kantor usaha,
dan bagian administrasi.[8]
Sekolah sebagai sistem kehidupan, beberapa sekolah yang merumuskan
tujuan menyiapkan anak menjadi orang dewasa yang siap menjadi manusia yang
bermanfaat di tengah-tengah masyarakat. Dan sebagaimana sistem kehidupan
lainnya, menunjukkan berbagai tingkat keterbukaan dalam komunikasi seperti
halnya bagian administrasi berkomunikasi dengan dewan sekolah, komite kurikulum
kontak dengan para inovator dari luar, dan study banding antar sekolah. Melalui
interaksi ini, sekolah membawa elemen-elemen baru dari luar ke dalam organisasi
internal.[9]
Keberhasilan organisasi sekolah banyak ditentukan keberhasilan
kepala sekolah dalam menjalankan peranan dan tugasnya. Peranan adalah
seperangkat sikap dan perilaku dalam organisasi. Peranan tidak hanya
menunjukkan tugas dan hal, tapi juga mencerminkan tanggung jawab dan wewenang
dalam organisasi.
C.
Fungsi
sekolah
Lembaga pendidikan berfungsi sebagai: (1) peletak dasar perkembangan
pribadi anak untuk menjadi warga Negara yang baik, (2) peletak dasar kemampuan
dasar anak, dan (3) penyelenggara pendidikan awal untuk persiapan melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu pendidikan menengah.[10]
Anak yang telah menyelesaikan sekolah diharapkan sanggup melakukan
pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai dasar ketrampilan
untuk mencari nafkahnya. Hal ini bukan berarti sekola haya ingin memenuhi
kebutuhan pragmatis, tetapi pandangan ini berangkat dari persoalan dan
problematika yang dihadapi secara azasi dalam kehidupan manusia. Manusia
terdorong dan bergairah untuk melanjutkan sekolah diantaranya beranggapan bahwa
semakin tinggi pendidikannya, semakin tinggi harapannya memperoleh pekerjaan
yang lebih baik. Sekolah sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Hal ini
dapat dilihat dari fungsi-fungsi sekolah.[11]
Ada beberapa pandangan dari tokoh-tokoh yang disebut sebagai
berikut :
1.
Menurut
David Popenoe, sebagaimana oleh ST. Vembriarto, bahwa fungsi pendidikan itu ada
empat, yaitu : 1. Transmisi kebudayaan masyarakat. 2. Menolong Individu memilih
dan melakukan peranan sosialnya. 3. Menjamin integrasi sosial. 4. Sebagai
sumber inovasi sosial.
2.
Menurut
Bogardus, fungsi pendidikan sekolah ada dua yaitu : 1. Menolong anak untuk
menjadi melek huruf, mengembangkan
kemampuan-kemampuan intelektualnya. 2. Mengembangkan pengertian yang luas
tentang manusia lain yang berbeda kebudayaan dan inteusnya.
3.
Menurut
S. Nasution fungsi pendidikan sekolah adalah: 1. Sekolah memberikan ketrampilan
dasar. 2. Sekolah memberikan kesempatan untuk memperbaiki nasib. 3.Sekolah
mempersiapkan anak-anak suatu pekerjaan. 4. Sekolah menyediakan tenaga
pembangunan. 5. Sekolah membangun memecahkan masalah-masalah sosial. 6. Sekolah
mentasnmisi kebudayaan. 7. Sekolah membentuk manusia yang sosial. 8. Sekolah
merupakan alat transformasi kebudayaan.
Dari beberapa pendapat tentang fungsi sekolah yang disebutkan
diatas dapat disimpulkan bahwa sekolah berfungsi :
a.
Fungsi
transmisi dan transformasi kebudayaan
Fungsi
transformasi kebudayaan pendidikan sekolah ada dua yaitu : pertama, transmisi
pengetahuan tentang bahasa, sistem matematika, pengetahuan alam dan sosial, dan
penemuan-penemuan teknologi. Dalam dunia industry, transmisi pengetahuan sangat
penting, sehingga dibutuhkan waktu yang lama, guru-guru yang professional, dan
lembaga khusus. Transmisi ketrampilan diajakn utnuk membenruk ketrampilan anak
didi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, seperti anak SMK. Kedua, transmisi
sikap, nilai, dan norma-norma. Sebagian besar sikap dan nilai dipelajari secara
informasl melalui situasu formal dikelas dan di sekolah. Disekolah melalui
contoh peribadi guru, cerita-cerita, buku-buku bacan, pelajaran sejarah, dan
suasana sekolah yang mencerminkan sikap nilai dan norma-norma masyarakat yang
dapat dipelajari anak didik.
b.
Fungsi
peranan manusia sosial
Fungsi sekolah
adalah menyaring dan mengarahkan pilihan anak mengenai spesialisasi pekerjaan
kelak dalam masyarakat. Disamping itu, sekolah juga mengajarkan kepada anak
peranannya sebagai anak dn sebagai pemuda, sebagai siswa, dan sebagai warga
Negara.
c.
Fungsi
membentuk kepribadian sebagai dasar ketrampilan
Pendidikan
sekolah berfungsi mengembangkan kepribadian aak secara keseluruhan. Oleh karena
itu, dalam pendidikan modern, pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung awab
guru saja, melainkan juga seluruh unsur0unsur sekolah, seperti konselor,
perawat, dan dokter sekolah, pekerja sosial, pegawai satpam, orang tua, dan
masyarakat. Kepribadian ini akan menyinari dan mewarnai ketrampilan-ketrampilan
yang dimiliki anak didik yaitu seperti berbahasa, membaca, menulis, menguasai
pengetahuan, mempunyai sikap, dan mengembangkan nilai-nilai dari ketrampilan
dasar itu.
d.
Sekolah
mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
Sekolah ang
ditempuh seseorang banyak menetukan pekerjaan yang dilakukan oleh seseoranh.
Seseorang yang mempunyai ijazah D2 hanya dapat mngajar di MI atau SD, sedangkan
seseorang yang mempunyai ijasah S-1 pendidikan berhak mengajar di MTS/SMP atau
MA SMU. bagi seseorang yang ingin menjadi dosen harus mempunyai ijazah S2 dan
S3, dan begitu seterusnya.
e.
Integritas
sekolah
Dalam
masyarakat yang bersifat pluralistic, multicultural, dan heterogen membutuhkan
upaya oleh semua pihak untuk menjamin integrasi sosial. Keutuhan sosial sangat
penting untuk menciptakan keseimbangan hidup masyarakat. Indonesia merupakan
Negara yang mempunyai multicultural, adat istiadat, agama, aneka suku, bermacam
bahasa, kelas sosial, politik, ekonomi, sarat dengan disintegrasi untuk menjada
keutuhan sosial adalah tugas sekolah yang sangat penting.[12]
Beberapa manfaat
yang dijamin jika peserta bersekolah dengan baik, ialah :
1.
Untuk
memiliki skill dan kemampuan yang kelak pasti akan berguna bagi
kehidupan. Contoh : kita bisa membaca karena kita belajar, kemampuan membaca
adalah salah satu kemampuan baik yang kita miliki setelah kita menempuh
pendidikan, terutama pendidikan di sekolah. Untuk itu agar makin banyak
ketrampilan yang kita miliki maka akan lebih baik jika kita bersekolah.
2.
Untuk
menjadi pribadi yang pantas dibayar mahal, uang tidak menjadin kebahagiaan.
Tapi dengan adanya uang mudah-mudahan kita bisa jadi orang kaya yang baik hati,
dan berbahagia. Nah kalau mau jadi orang kaya jelas kita harus dibayar mahal,
nah agar pantas dibayar mahal kita harus mampu dan bisa. Dan untuk mencapai
mampu jelas kita harus belajar.
3.
Untuk
tahu banyak hal baru, ada banyak ilmu yang akan kita dapatkan jika kita
bersekolah dengan baik. Dari sana kita akan menjadi semakin bijak dalam
menjalani hidup.
Di sekolah, nilai-nilai yang bertalian dengan aspek-aspek akademis
atau intelektual mendapat penghargaan yang khusus. Prestasi akademis dijunjung
tinggi dan dengan demikian juga kerajinan dan ketekunan belajar, angka-angka
yang tinggi, rapor yang baik, kenaikan kelas, dan ranking yang tinggi. Dengan
senidirnya, murid-murid yang tidak mempunyai motivasi yang cukup untuk
melanjutkan pelajarannya, akan merasa kurang pada tempatnya di sekolah. Sekolah
menginginkan anak-anak yang sukses dalam akademis dan teoritis, sedangkan
anak-anak yang terampil secara praktis kurang mendapat penghargaan.[13]
Sekolah Bukan hanya berfungsi untuk peserta didik saja
juga berpengaruh terhadap pendidik dan kependidikan untuk memberi lapangan
pekerjaan bagi lulusan sarjana. Dan sekolah juga berfungsi sebagai memberi dan
menerima ilmu pengetahuan.
[1]
Hendyat Soetopo, Periaku Organisasi Teori Dan Praktik Di Bidang Pendidikan,
hlm, 98.
[2]
Moh. Padil & Triyo Supriyanto,sosiologi
pendidikan, (Yogyakarta:UIN Maliki Pers,2010),hlm,145.
[3]
Abdullah Idi & Safarina, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan
Pendidikan,(Jakarta:Rajawali pers,2013),hlm.142.
[4]
Ibid,hlm.143.
[5]
Abuddin Nata,Sosiologi Pendidikan Islam,(Jakarta,PTRajaGrafindo,2014),304.
[6]
Ibid.
[7]
Abdul Rahmat, Humas Sekolah (Yogyakarta: Media akademi, 2016), hlm. 1.
[8]
Hendyat Soetopo, Periaku Organisasi Teori Dan Praktik Di Bidang Pendidikan,
hlm, 100.
[9]
Ibid.
[10]
Abdul Rahmat, Humas Sekolah, hlm. 45.
[11]
Moh. Padil & Triyo Supriyanto,sosiologi
pendidikan,hlm.148
[12]
Ibdi,hlm.150-156
[13]
Muhammad Rifa’I, Sosiologi Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Rus Media, 2011),
hlm. 163.