Thursday, 27 September 2018

SEKOLAH SEABAGI ORGANISASI




SEKOLAH SEABAGI ORGANISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
 Dosen Pengampu: Itaanis Tianah, S. SOS,M.A.HUM.

Disusun ol
eh:






JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MADURA 
2018


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ….......................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C.     Tujuan …………....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Sekolah…………………………................................................................. 3
B.     Karakteristik Sekolah sebagai Organisasi.................................................................. 5
C.     Fungsi Sekolah………………….………………………………………………….. 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................................... 10
B.     Saran  ........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...……...           11











i
KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan taufik hidayah-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan masalah yang berjudul “SEKOLAH SEBAGAI ORGANISASI”. Shalawat dan salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih kepada kedua orang tua, dosen pembimbing, dan teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini dengan doa dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena itu saran,kritik maupun sumbangan pikiran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermamfaat bagi kita semua.Amin Yaa Rabbal aalamin.



                                                            Pamekasan,23 September 2018
                                                                        Penulis
                                                                                    Kelompok 10










ii


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Sekolah
Sekolah pada hakikatnya adalah sistem yang tidak bisa hidup tanpa manusia, sekolah itu tak berarti tetapi konkret dan ada. Sebagai sistem yang hidup, sekolah berada pada proses interaksi yang konstan bersama masyarakat, kelompok tenaga kerja, universitas, dan lembaga-lembaga lainnya.[1]
Sekolah berasal dari bahasa latin yakni skhola,skolae,skula,schule yang berarti waktu luang dan waktu senggang, dimana sekolah itu memberikan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat kepada anak dan remaja memanfaatkan waktunya untuk digunakan yang lebih baik. kegiatan waktu luang yang berupa membaca, berhitung, menulis, dsb. Di damping oleh pakar ahli dan psikologi anak hingga dapat membimbing anak menemukan dunianya sendiri.
Sekolah berasal dari bahasa Belanda School,bahasa Jerman die scrule, bahasa Inggris school yang artinya sama dengan sekolah, yaitu suatu lembaga pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari, kata sekolah mempunyai arti, sekolah dapat diartikan sebagai gedung tempat belajar, waktu berlangsungnya pelajaran, dan usaha menuntut pelajaran kegiatan belajar mengajar. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sebagai tempat belajar siswa. Sekolah mempunyai dua aspek penting, yaitu aspk individu dan aspek sosial.Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk dapat merekam segala fenomena yang terjadi di masyarakat.[2]
Menurut Sunarto sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah, dan kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah, jumlah kepala sekolah bisa berbeda pada tiap sekolahnya, tergantung dengan kebutuhan.[3]
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untul pengajaran siswa (atau murid) dibawah pengawasan pendidik (guru). Sebagian besar Negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib, dalam upaya menciptakan anak didik agar mengalami kemajuan setelah melalui proses pembelajaran. Nama-nama untuk sekolah-sekolah itu bervariasi menurut Negara, tetapi umumnya sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk anak remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar. Ada pula sekolah swasta (Private school). Sekolah swasta mungkin untuk anak-anak dengan  kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberi sekolah khusus bagi mereka, keagamaan, seperti sekolah islam (madrasah, pesantren); sekolah Kristen, sekolah katolik, sekolah Hindu, sekolah Budha, atau seklah khusus lainnya yang memiliki standar lebih tinggi untuk mempersiapkan prestasi pribadi anak didik. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga pelatihan perusahaan; dan pendidikan dan pelatihan militer.[4]
Para orang tua di masyarakat kita mulai beranggapan bahwa sekolah adalah satu-satunya lembaga yag bertanggung jawab terhadap pendidikan anak mereka. Di sekolah terjadi interaksi antara kepala sekolah dengan para guru, staf administrasi, para siswa, orangtua siswa dan sebagainya. Demikian pula para guru berinteraksi dengan sesame para guru lainnya, para siswa, orangtua siswa dan lainnya. Selanjutnya para siswa berinteraksi dengan para siswa lainnya. Dengann para guru, kepala sekolah dan sebagainya. Semua unsur lainnya yang ada di sekolah tidak ada yang berdiri sendiri. Masing-masing berkomunikasi, berinteraksi, beradaptasi, berasimilasi, berkolaborasi, berintegritas dan melakukan aktivitas lainnya. Dalam melakukan proses-proses tersebut mereka juga memerhatikan peran dan fungsinya yang berbeda antara satu dan lainnya sesuai dengan posisi masing-masing, sesuai dengan struktur dan stratifikasi sosial di sekolah.[5]
Selama berada disekolah, para siswa dan berbagai unsur lainnya menjumpai banyak hal yang tidak dijumpai ditempat lain. Di sekolah para siswa memiliki agenda kerja yang harus dilakukan, yaitu menimba ilmu sesuai yang tercantum dalam kurikulum dan silabus. Mereka harus belajar membaca, menghitung, menulis, mengerjakan tugas-tugas, membaca buku di perpustakaan, melakukan praktikum di laboratorium, menunaikan shalat berjama’ah, uapcara hari-hari besar nasional, hari-hari besar keagamaan, mengikuti kegiatan olahraga, kesenian, perlombaan, kunjungan wisata, pesantren ramadhan, kegiatan pramuka, rekreasi, ujian nasional, dan sebagainya. Dan sekolah juga memberikan fasilitas sekolah yang diberikan kepada siswa untuk digunakan sesuai kegiatan yang dibutuhkan[6].

B.     Karakteristik Sekolah sebagai organisasi
Dalam lingkungan sekolah, sekolah memiliki perkumpulan orang-orang yang didalamnya memiliki tujuan dan terencana. Sekolah sebagai organisasi adalah perkumpulan sosiol yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partispasi masyarakat dalam pebangunan bangsa dan Negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Sekolah merupakan organisasi formal yang berperan didalamnya berdasarkan struktur organisasi yang terbentuk, guru bertugas sebagai pelaksana pengajar kepada siswa, supervisor berfungsi membina para guru dan tugas formal administrasi sekolah iala mengoordinasikan dan menentukan berbagai ragam aktivitas dalam lingkungan sekolah.
   Jika kita telusuri ulang ke belakang hakikat sekolah, maka akan menemukan bahwa sekolah itu pada mulanya dijadikan tempat untuk menggali, mengembangkan dan mendiseminasikan ilmu pengetahuan kepada para siswa. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar Negara memiliki sistem pendidikan formal. Dalam sistem ini, siswa bisa memiliki ilmu pengetahuan melalui proses belajar di sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut Negara, tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.[7]
Sekolah terdiri atas komponen-komponen, individu-individu, faslitas, buku-buku, dan sebagainya yang diorganisasikan ke dalam subsistem di mana anggota atau staf. Sebagai contoh subsistem semacam ini meliputi kelas, ruang sumber belajar, ruang serba guna; kelompok departemen, komite-komite khusus, staf bagian gedung, pegawai pemelihara gedung, pegawai kantor usaha, dan bagian administrasi.[8]
Sekolah sebagai sistem kehidupan, beberapa sekolah yang merumuskan tujuan menyiapkan anak menjadi orang dewasa yang siap menjadi manusia yang bermanfaat di tengah-tengah masyarakat. Dan sebagaimana sistem kehidupan lainnya, menunjukkan berbagai tingkat keterbukaan dalam komunikasi seperti halnya bagian administrasi berkomunikasi dengan dewan sekolah, komite kurikulum kontak dengan para inovator dari luar, dan study banding antar sekolah. Melalui interaksi ini, sekolah membawa elemen-elemen baru dari luar ke dalam organisasi internal.[9]
Keberhasilan organisasi sekolah banyak ditentukan keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan peranan dan tugasnya. Peranan adalah seperangkat sikap dan perilaku dalam organisasi. Peranan tidak hanya menunjukkan tugas dan hal, tapi juga mencerminkan tanggung jawab dan wewenang dalam organisasi.
C.     Fungsi sekolah
Lembaga pendidikan berfungsi sebagai: (1) peletak dasar perkembangan pribadi anak untuk menjadi warga Negara yang baik, (2) peletak dasar kemampuan dasar anak, dan (3) penyelenggara pendidikan awal untuk persiapan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu pendidikan menengah.[10]
Anak yang telah menyelesaikan sekolah diharapkan sanggup melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai dasar ketrampilan untuk mencari nafkahnya. Hal ini bukan berarti sekola haya ingin memenuhi kebutuhan pragmatis, tetapi pandangan ini berangkat dari persoalan dan problematika yang dihadapi secara azasi dalam kehidupan manusia. Manusia terdorong dan bergairah untuk melanjutkan sekolah diantaranya beranggapan bahwa semakin tinggi pendidikannya, semakin tinggi harapannya memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Sekolah sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari fungsi-fungsi sekolah.[11]
Ada beberapa pandangan dari tokoh-tokoh yang disebut sebagai berikut :
1.      Menurut David Popenoe, sebagaimana oleh ST. Vembriarto, bahwa fungsi pendidikan itu ada empat, yaitu : 1. Transmisi kebudayaan masyarakat. 2. Menolong Individu memilih dan melakukan peranan sosialnya. 3. Menjamin integrasi sosial. 4. Sebagai sumber inovasi sosial.
2.      Menurut Bogardus, fungsi pendidikan sekolah ada dua yaitu : 1. Menolong anak untuk menjadi melek huruf, mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektualnya. 2. Mengembangkan pengertian yang luas tentang manusia lain yang berbeda kebudayaan dan inteusnya.
3.      Menurut S. Nasution fungsi pendidikan sekolah adalah: 1. Sekolah memberikan ketrampilan dasar. 2. Sekolah memberikan kesempatan untuk memperbaiki nasib. 3.Sekolah mempersiapkan anak-anak suatu pekerjaan. 4. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan. 5. Sekolah membangun memecahkan masalah-masalah sosial. 6. Sekolah mentasnmisi kebudayaan. 7. Sekolah membentuk manusia yang sosial. 8. Sekolah merupakan alat transformasi kebudayaan.
Dari beberapa pendapat tentang fungsi sekolah yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa sekolah berfungsi :
a.       Fungsi transmisi dan transformasi kebudayaan
Fungsi transformasi kebudayaan pendidikan sekolah ada dua yaitu : pertama, transmisi pengetahuan tentang bahasa, sistem matematika, pengetahuan alam dan sosial, dan penemuan-penemuan teknologi. Dalam dunia industry, transmisi pengetahuan sangat penting, sehingga dibutuhkan waktu yang lama, guru-guru yang professional, dan lembaga khusus. Transmisi ketrampilan diajakn utnuk membenruk ketrampilan anak didi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, seperti anak SMK. Kedua, transmisi sikap, nilai, dan norma-norma. Sebagian besar sikap dan nilai dipelajari secara informasl melalui situasu formal dikelas dan di sekolah. Disekolah melalui contoh peribadi guru, cerita-cerita, buku-buku bacan, pelajaran sejarah, dan suasana sekolah yang mencerminkan sikap nilai dan norma-norma masyarakat yang dapat dipelajari anak didik.
b.      Fungsi peranan manusia sosial
Fungsi sekolah adalah menyaring dan mengarahkan pilihan anak mengenai spesialisasi pekerjaan kelak dalam masyarakat. Disamping itu, sekolah juga mengajarkan kepada anak peranannya sebagai anak dn sebagai pemuda, sebagai siswa, dan sebagai warga Negara.
c.       Fungsi membentuk kepribadian sebagai dasar ketrampilan
Pendidikan sekolah berfungsi mengembangkan kepribadian aak secara keseluruhan. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern, pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung awab guru saja, melainkan juga seluruh unsur0unsur sekolah, seperti konselor, perawat, dan dokter sekolah, pekerja sosial, pegawai satpam, orang tua, dan masyarakat. Kepribadian ini akan menyinari dan mewarnai ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki anak didik yaitu seperti berbahasa, membaca, menulis, menguasai pengetahuan, mempunyai sikap, dan mengembangkan nilai-nilai dari ketrampilan dasar itu.
d.      Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
Sekolah ang ditempuh seseorang banyak menetukan pekerjaan yang dilakukan oleh seseoranh. Seseorang yang mempunyai ijazah D2 hanya dapat mngajar di MI atau SD, sedangkan seseorang yang mempunyai ijasah S-1 pendidikan berhak mengajar di MTS/SMP atau MA SMU. bagi seseorang yang ingin menjadi dosen harus mempunyai ijazah S2 dan S3, dan begitu seterusnya.
e.       Integritas sekolah
Dalam masyarakat yang bersifat pluralistic, multicultural, dan heterogen membutuhkan upaya oleh semua pihak untuk menjamin integrasi sosial. Keutuhan sosial sangat penting untuk menciptakan keseimbangan hidup masyarakat. Indonesia merupakan Negara yang mempunyai multicultural, adat istiadat, agama, aneka suku, bermacam bahasa, kelas sosial, politik, ekonomi, sarat dengan disintegrasi untuk menjada keutuhan sosial adalah tugas sekolah yang sangat penting.[12]
            Beberapa manfaat yang dijamin jika peserta bersekolah dengan baik, ialah :
1.      Untuk memiliki skill dan kemampuan yang kelak pasti akan berguna bagi kehidupan. Contoh : kita bisa membaca karena kita belajar, kemampuan membaca adalah salah satu kemampuan baik yang kita miliki setelah kita menempuh pendidikan, terutama pendidikan di sekolah. Untuk itu agar makin banyak ketrampilan yang kita miliki maka akan lebih baik jika kita bersekolah.
2.      Untuk menjadi pribadi yang pantas dibayar mahal, uang tidak menjadin kebahagiaan. Tapi dengan adanya uang mudah-mudahan kita bisa jadi orang kaya yang baik hati, dan berbahagia. Nah kalau mau jadi orang kaya jelas kita harus dibayar mahal, nah agar pantas dibayar mahal kita harus mampu dan bisa. Dan untuk mencapai mampu jelas kita harus belajar.
3.      Untuk tahu banyak hal baru, ada banyak ilmu yang akan kita dapatkan jika kita bersekolah dengan baik. Dari sana kita akan menjadi semakin bijak dalam menjalani hidup.
Di sekolah, nilai-nilai yang bertalian dengan aspek-aspek akademis atau intelektual mendapat penghargaan yang khusus. Prestasi akademis dijunjung tinggi dan dengan demikian juga kerajinan dan ketekunan belajar, angka-angka yang tinggi, rapor yang baik, kenaikan kelas, dan ranking yang tinggi. Dengan senidirnya, murid-murid yang tidak mempunyai motivasi yang cukup untuk melanjutkan pelajarannya, akan merasa kurang pada tempatnya di sekolah. Sekolah menginginkan anak-anak yang sukses dalam akademis dan teoritis, sedangkan anak-anak yang terampil secara praktis kurang mendapat penghargaan.[13]
            Sekolah Bukan hanya berfungsi untuk peserta didik saja juga berpengaruh terhadap pendidik dan kependidikan untuk memberi lapangan pekerjaan bagi lulusan sarjana. Dan sekolah juga berfungsi sebagai memberi dan menerima ilmu pengetahuan.











                                                                                                  


[1] Hendyat Soetopo, Periaku Organisasi Teori Dan Praktik Di Bidang Pendidikan, hlm, 98.
[2] Moh. Padil & Triyo Supriyanto,sosiologi pendidikan, (Yogyakarta:UIN Maliki Pers,2010),hlm,145.
[3] Abdullah Idi & Safarina, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan,(Jakarta:Rajawali pers,2013),hlm.142.
[4] Ibid,hlm.143.
[5] Abuddin Nata,Sosiologi Pendidikan Islam,(Jakarta,PTRajaGrafindo,2014),304.
[6] Ibid.
[7] Abdul Rahmat, Humas Sekolah (Yogyakarta: Media akademi, 2016), hlm. 1.
[8] Hendyat Soetopo, Periaku Organisasi Teori Dan Praktik Di Bidang Pendidikan, hlm, 100.
[9] Ibid.
[10] Abdul Rahmat, Humas Sekolah, hlm. 45.
[11] Moh. Padil & Triyo Supriyanto,sosiologi pendidikan,hlm.148
[12] Ibdi,hlm.150-156
[13] Muhammad Rifa’I, Sosiologi Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Rus Media, 2011), hlm. 163.