MAKALAH
PERMASALAHAN
ANAK USIA DINI DAN PEMECAHAN MASALAHNYA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Permasalahan
dan Bimbingan AUD
Dosen Pengampu: Umarul Faruq, M.Psi.
Oleh :
PROGRAM STUDI
PGRA
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI MADURA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik
lagi. Makalah ini kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Pamekasan, 30
Agustus 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1
A.
Latar
Belakang............................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................
1
C.
Tujuan.........................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2
A.
Definisi
Anak Bermasalah..........................................................................
2
B.
Batasan-batasan
Bermasalah.......................................................................
2
C.
Masalah
Anak TK.......................................................................................
3
D.
Jenis-jenis
Permasalahan Anak....................................................................
5
E.
Cara
Mengidentifikasi Permasalahan Anak................................................
7
F.
Langkah-langkah
dan Teknik Penanganan Masalah...................................
8
BAB III PENUTUP............................................................................................
10
A.
Kesimpulan...............................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
11
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masa
usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk
memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi
seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai
stimulan terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun
sosialnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi
sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara
sosial, mereka mau bermain dengan teman.
B.
Rumusan Masalah
1.
Define Anak Bermasalah
2.
Batasan-batasan Bermasalah
3.
Masalah Anak TK
4.
Jenis-jenis Permasalahan Anak
5.
Cara Mengidentifikasi Permasalahan Anak
6.
Langkah-langkah dan Teknik Penanganan Masalah
C.
Tujuan
1.
Define Anak Bermasalah
2.
Batasan-batasan Bermasalah
3.
Masalah Anak TK
4.
Jenis-jenis Permasalahan Anak
5.
Cara Mengidentifikasi Permasalahan Anak
6.
Langkah-langkah dan Teknik Penanganan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi anak bermasalah
Anak
bermasalah usia TK 4-6 tahun yang memiliki perilaku non normatif (perilaku)
dilihat dari tingkat perkembangannya, atau mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri baik pada waktu belajar (konsentrasi) maupun dalam aktivitas
bermain di sekolah atau di rumah (sosial). Untuk mengetahui apakah anak
bermasalah atau tidak, pendidik (orang tua, guru, orang dewasa disekitar anak)
perlu memahami tahapan perkembangan anak dalam segala aspek. Pemahaman tersebut
dapat membantu menganalisis dan mengelompokkan anak pada kategori bermasalah
atau tidak.[1]
B.
Batasan-batasan bermasalah
Anak bermasalah
di TK dapat dilihat dari :
ü Frekuensi
perilaku menyimpang yang tampak, maksudnya seberapa banyak tingkah laku yang
menimbulkan masalah muncul, misalnya anak ngambek setiap hari , malah beberapa
kali dalam sehari maka hal itu pertanda anak bermasalah.
ü Intensitas
perilaku maksudnya tingkat kedalaman perilaku anak yang bermasalah, misalnya,
rentang perhatian anak untuk konsentrasi sangat pendek, anak mudah beralih
perhatiannya baik dalam belajar atau bermain.Usia anak yaitu tingkah laku anak
yang mencolok yang tidak sesuaidengan tahap perkembangan anak seusianya.
ü Ukuran norma
budaya, maksudnya, anak dikatakan bermasalah sangat bergantung pada ukuran
budaya setempat. Apakah anak TK
yang terlambat perkembangannya sama artinya dengan anak yang bermasalah?
Jawabannya ya dan tidak. Ya,
jika anak yang terlambat dalam perkembangan tersebut sulit untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosial dan rumah. Tidak,
jika anak berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya (anak
berkembang dengan iramanya masing-masing). Untuk
tahu apakah anak tersebut bermasalah maka pendidik harus memperhatikan kekhasan
perilaku anak. Berikut ini pertanyaan yang dapat mengidentifikasi apakah anak
tersebut bermasalah atau tidak. Apakah
frekuensi tingkah laku yang menyimpang tersebut terlihat setiap waktu? Apakah
perilaku tersebut mengganggu aktivitas anak baik dalam belajar maupun bermain? Jika
tingkah laku tersebut tidak diatasi dengan segera apakah akan menimbulkan
masalah dalam perkembangan anak secara menyeluruh? Jika
semua pertanyaan tersebut dijawab ”ya” maka
besar kemungkinan anak tersebut bermasalah.
C.
Masalah anak TK
ü Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak
wajar maka perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan,
serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan,
sekolah, angin topan, dll.
Rasa
takut yang berlebihan terlihat dalam gejala-gejala seperti berikut :
ü Gejala psikis,
seperti ; gangguan makan, tidur, perut, sulit bernafas, dan sakit kepala.
ü Gejala
emosional, seperti ; rasa takut, sensitif, rendah diri, ketidakberdayaan,
bingung, putus asa, marah, sedih, bersalah.
ü Gejala tingkah
laku seperti : gangguan tidur, mengisolasi diri, prestasi kurang di sekolah,
agresi, mudah tersinggung, menghindari pergi keluar, ketergantungan pada suatu
benda, dan terus berada di kamar orang tua.
Penyebab
anak memiliki rasa takut :
ü Intelegensi
(anak-anak yang tingkat intelegensi tinggi cenderung punya rasa takut yang sama
dengan anak yang berusia lebih tua, demikian pula sebaliknya).
ü Jenis kelamin
(anak perempuan lebih takut dibanding laki-laki karena lingkungan sosial lebih
menerima rasa takut perempuan).
ü Keadaan fisik
(anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah, lapar atau kurang sehat).
ü Urutan
kelahiran (anak sulung cenderung lebih takut karena perlindungan yang
berlebihan).
ü Kepribadian
anak (anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih penakut).
ü Adanya contoh
yang dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau ibu yang takut.
ü Trauma yang
dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil, angina topan, bencana alam, dll.
ü pola asuh orang
tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti ; paksaan, hukuman, ejekan,
ketidakperdulian, dan pelindungan diluar batas.[2]
Solusi
pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik:
ü
Mendengarkan cerita anak
ü
Lindungi dan hibur anak
ü
Ajari kenyataan
ü
Memberi hadiah
ü
Memberi contoh teladan (guru sebagai model)
ü
Coping model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa
takut namun ia harus melewati rasa takut itu. Salah satu cara dengan bicara
pada diri sendiri).
ü
Mendongeng
ü
Melakukan aktivitas penuh tantangan
ü
Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian
ü
Menggambar
ü Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun
verbal atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan.
Perilaku tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau
memukul. Bertambahnya usia diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.[3]
Gejala
anak yang agresif :
ü Sering
mendorong, memukul, atau berkelahi.
ü Menyerang
dengan menggunakan kaki, tangan, tubuhnya untuk mengganggu permainan yang
dilakukan teman-teman.
ü Menyerang dalam
bentuk verbal seperti ; mencaci, mengejek, mengolok-olok, berbicara kotor dengan
teman.
ü Tingkah laku
mengganggu muncul karena ingin menunjukkan kekuatan kelompok. Biasanya
melanggar aturan atau norma yang berlaku di sekolah seperti; berkelahi, merusak
alat permainan milik teman, mengganggu anak lain.
Penyebab
anak agresif :
Pola asuh yang keliru (melakukan kekerasan terhadap anak, otoriter
terhadap anak dan terlalu protektif, terlalu memanjakan anak (orang tua selalu
mengijinkan atau membenarkan permintaan anak)
Reaksi emosi terhadap frustasi (banyaknya larangan yang dibuat guru
atau orang tua (kecemasan yang berlebihan), sementara anak melakukan kegiatan
yang sesuai dengan kebutuhannya).
D.
Jenis-jenis Permasalahan Anak
Secara garis besar, masalah yang dihadapi anak dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu masalah-masalah yang berkaitan dengan keadaan fisik, psikis,
sosial, serta kesulitan belajar.
1)
Fisik
Perkembangan aspek fisik terkait dengan keutuhan dan kemampuan fungsi
panca indera anak, kemampuan melakukan gerakangerakan sesuai perkembangan
usianya serta kemampuan mengontrol pembuanga. Anak yang mengalami hambatan
dalam hal-hal tersebut dapat dikatakan mengalami masalah secara fisik. Lebih
lanjut permasalahan-permasalahan fisik tersebut adalah sebagai berikut :
a)
Gangguan fungsi pancaindera
b)
Cacat tubuh
c)
Kegemukan (obesitas)
d)
Gangguan gerak peniruan (stereotipik
e)
Kidal
f)
Gangguan Kesehatan (penyakit)
g)
Hiperaktif
h)
Neuropati
i)
Ngompol (enuresis)
j)
Buang air besar di sembarang tempat (encopresis)
k)
Gagap
l)
Gangguan perkembangan bahasa
2)
Psikis
Permasalahan psikis anak terkait dengan kemampuan psikologis yang
dimilikinya atau ketidakmampuan mengekspresikan dirinya dalam kondisi yang
tidak normal. Beberapa permasalahan psikis yang seringkali dialami anak adalah
sebagai berikut.
a)
Gangguan konsentrasi
b)
Inteligensi (baik tinggi maupun rendah)
c)
Berbohong
d)
Emosi(perasaan takut, cemas, marah, sedih, dan
lain-lain)
3)
Sosial
Perkembangan sosial anak berhubungan dengan kemampuan anak dalam
berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa, atau lingkungan pergaulan yang
lebih luas. Dengan demikian, permasalahan anak dalam bidang sosial juga
berkaitan dengan pergaulan atau hubungan sosial, yang meliputi
perilaku-perilaku sebagai berikut.
a)
Tingkah laku agresif
b)
Daya suai kurang
c)
Pemalu
d)
Anak manja
e)
Negativisme
f)
Perilaku berkuasa
g)
Perilaku merusak
4)
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar pada anak dapat dimaknai sebagai ketidakmampuan anak
dalam mencapai taraf hasil belajar yang sudah ditentukan dalam batas waktu yang
telah ditetapkan dalam program kegiatan belajar, sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Beberapa indicator dan jenis kesulitan belajar yang mungkin
dialami anak adalah sebagai berikut.
a)
Lower level
b)
Underachiever
c)
Slow learner
E.
Cara Mengidentifikasi Permasalahan Anak
Mengidentifikasi permasalahan anak diartikan sebagai upaya menemukan
gejala-gejala yang tampak pada penampilan dan perilaku anak dalam memperkirakan
penyebab masalah hingga bentuk bantuan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Berbagai cara dapat dilakukan orang tua dan guru untuk mengetahui apakah anak
mengalami permasalahan atau tidak. Cara-cara tersebut secara umum dibagi dua,
yakni melalui tes dan non tes.
1)
Tes
Tes merupakan salah satu alat bantu yang dapat dipergunakan untuk
mengidentifikasi permasalahan anak yang bersifat standar/baku. Bentuk tes ini
dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau tugas –tugas yang harus dijawab atau
dikerjakan anak serta dibatasi oleh waktu. Di antara beragam jenis tes yang
banyak dipergunakan, di antaranya adalah:
a)
tes bakat;
b)
inteligensi;
c)
prestasi;
d)
diagnostik;
e)
dan lain-lain.
2)
Non-tes
Teknik non tes biasanya dipergunakan untuk mengidentifikasi permasalahan
anak dengan cara mengamati penampilan serta perilaku anak dalam aktivitas
kesehariannya sehingga cenderung lebih fleksibel bila dibandingkan dengan
teknik tes.[4] Di
samping itu, dipergunakan pula kumpulan hasil karya dan pekerjaan anak selama
periode waktu tertentu. Beberapa macam teknik non-tes yang populer, di
antaranya adalah:
a)
observasi;
b)
wawancara;
c)
angket;
d)
portofolio;
e)
catatan anekdot;
f)
daftar cek;
g)
skala penilaian;
h)
sosiometri;
i)
angket;
j)
tugas kelompok;
k)
dan lain-lain.
F.
Langkah-langkah dan Teknik Penanganan Masalah
1)
Langkah-langkah Penanganan masalah
Penanganan masalah anak dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
a)
Identifikasi kasus, yakni upaya untuk menandai subjek
(anak) yang diperkirakan mengalami masalah.
b)
Identifikasi masalah, yakni upaya mengetahui inti
permasalahan yang dihadapi anak.
c)
Diagnosis, merupakan langkah untuk mengidentifikasi
karakteristik serta faktor penyebab masalah yang dialami anak.
d)
Prognosis, merupakan langkah untuk merumuskan
alternatif upaya bantuan sesuai dengan karakteristik permasalahan yang dialami.
e)
Treatment, merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.
f)
Tindak lanjut, dilakukan sebagai bentuk evaluasi
terhadap upaya
pemberian bantuan yang telah dilakukan serta kemungkinan penggunaan
langkah-langkah berikutnya.
2)
Teknik Penanganan Masalah
Pada hakikatnya, tidak ada satu pun teknik yang efektif untuk menangani
permasalahan anak yang berbeda-beda. Penggunaan suatu teknik akan bergantung
kepada karakteristik anak, jenis permasalahan, kemampuan serta keterampilan
pemberi bantuan, serta faktor feasibilitasnya. Di antara berbagai teknik
yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk membantu menangani permasalahan
anak adalah sebagai berikut.
a)
Latihan
b)
Permainan
c)
Saran dan nasihat
d)
Pengkondisian (conditioning)
e)
Model dan peniruan (modeling and imitation)
f)
Konseling[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Anak bermasalah
usia TK 4-6 tahun yang memiliki perilaku non normatif (perilaku) dilihat dari
tingkat perkembangannya, atau mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri baik
pada waktu belajar (konsentrasi) maupun dalam aktivitas bermain di sekolah atau
di rumah (sosial). Permasalahan yang sering di alami oleh guru dalam mendidik
adalah permasalahan anak tk yang selalu ada yaitu: Takut, agresif dan pemalu. Selain
di atas juga ada permasalahan langsung yang ada pada anak, yakni:
§ Permasalahan
Sosio-emosional
§ Permasalahan
Motorik
§ Permasalahan
Penglihatan
§ Permasalahan
Pendengaran
§ Permasalahan
Berbahas
§ Kecerdasan
Yang
paling utama dalam menangani permasalahan yang ada adalah kita harus sabar,
ulet dan telaten dalam menghadapi permasalahan yang ada. Pemberian motivasi
positif terhadap anak didik
DAFTAR PUSTAKA
Rosmala Dewi Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak. Departemen
Pendidikan Nasional,
Dirjen Dikti. Jakarta 2005
Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanak kanak. Program PAUD PPS UNJ.
Jakarta 2005
http://ra-miftahul-jannah.blogspot.com/2012/01/masalah-pada-anak.html
http://marthachristianti.wordpress.com/2008/03/11/permasalahan-anak-di-taman-kanak-kanak/
http://danang-leo-handoko.blogspot.com/2012/01/pembelajaran-pada-anak-tk.html
[1] Rosmala Dewi Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak. Departemen
Pendidikan Nasional,
Dirjen Dikti. Jakarta 2005
[2] Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanak kanak. Program PAUD PPS UNJ. Jakarta 2005
[3] http://ra-miftahul-jannah.blogspot.com/2012/01/masalah-pada-anak.html
[4]
http://marthachristianti.wordpress.com/2008/03/11/permasalahan-anak-di-taman-kanak-kanak/
[5]
http://danang-leo-handoko.blogspot.com/2012/01/pembelajaran-pada-anak-tk.html