MAKALAH
PROSES
TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah IAD, IBD
Dosen Pengampu: Mohammad Hefni, M.Si
Oleh :
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI MADURA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik
lagi. Makalah ini kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Pamekasan, 30
Agustus 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1
A.
Latar
Belakang............................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................
1
C.
Tujuan.........................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2
A.
Definisi
Alam Semesta................................................................................
2
B.
Proses
Pembentukan Alam Semesta...........................................................
3
C.
Proses
Pembentukan Tata Surya.................................................................
4
D.
Proses
Pembentukan Tata Surya dan Bumi Menurut Islam........................
4
BAB III PENUTUP..............................................................................................
8
A.
Kesimpulan.................................................................................................
8
B.
Saran...........................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
10
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jika kita berada di suatu tempat yang tinggi
diluar kota, jauh dari sinar gemerlapan kota dan pada saat itu tidak ada bulan
dan langit bebas dari awan, maka akan tampak bintang-bintang. Jika kita
menggunakan teropong binokulat atau teleskop, jumlah bintang yang kita lihat
semakin banyak. Pengamatan lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli astronomi
dengan menggunakan alat-alat atau intrumen mutakhir menunjukkan bahwa dialam
semesta terdapat bintang-bintang yang beredar mengkuti suatu pusat yang berupa
suatu kabut gas pijar yang sangat besar, dikelilingi oleh kelompok-kelompok
bintang yang sangat dekatsatu sama lain (cluster) dan juga dikelilingi oleh
gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya (nebula) dan
tebaran ribuan bintang. Keseluruhan itu termasuk matahari kita, yang
selanjutnya disebut galaksi. Galaksi itu ternyata tidak satu, tetapi
beribu-ribu jumlahnya. Galaksi dimana bumi kita berinduk di galaksi Milky Way
atau Bima Sakti.
B.
Rumusan Masalah
Simpulan masalah yang akan kami bahas adalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan Alam Semesta?
2.
Bagaimana proses pembentukkan Alam Semesta?
3.
Bagaimana proses pembentukkan Tata Surya?
4.
Bagaimana proses pembentukkan Tata Surya dan
Bumi menurut Ilmu Islam?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
:
1.
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu
Alamiah Dasar;
2.
Mengetahui definisi dan unsur-unsur Alam
Semesta;
3.
Mengetahui proses pembentukkan Alam Semesta;
4.
Mengetahui proses pembentukkan Tata Surya dan
Bumi Menurut Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Alam Semesta
Alam semesta atau jagat raya sudah berusia
sekitar 25 biliun tahun dan masih terus berlangsung beberapa billion lagi. Alam
kita dihiasi oleh beberapa galaksi yang jumlahnya milyaran antara lain galaksi
Bima Sakti yang memiliki 100.000.000.000 bintang dan salah satu diantaranya
ialah matahari. Galaksi ini berbentuk cakram atau kue cucur, dan bagian
tengahnya yang tebal terdapat 80 milyar bintang yang 20 milyar lainnya berada
di tepi termasuk letak matahari kita. Diameter galaksi Bima Sakti 100 ribu
tahun cahaya, sedangkan tebal bagian tengahnya kira-kira 10 ribu tahun cahaya.[1]
Adapun galaksi lainnya adalah galaksi Magellan (kurang lebih 150 ribu tahun
cahaya dari galaksi Bima Sakti), dan galaksi Andromeda lebih jauh dari galaksi
Magellan (2 juta tahun cahaya). Kecepatan cahaya adalah kecepatan maksimal yang
dapat dilampaui oleh materi (300.000 x 60 x 60 x 24 x 365 = 9.460.800.000.000
km. bintang yang terdekat dari bumi adalah binta Alpha Centauri, 4 tahun
cahaya. Matahari kita bukanlah bintang yang terbesar karena masih ada bintang
lain yang besarnya kurang lebih 27.000.000 kali besar matahari. Didalam tata
surya, matahari adalah pusat orbit planet-planet yang meliputi Merkurisu,Venus,
Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto (Meskipun yang
terakhir ini, Pluto, sudah mulai di eliminasi dari kelompok planet).
Galaksi tempat bumi kita ini adalah galaksi
Bima Sakti. “Galaksi Bima Sakti berbentuk kabut gas hydrogen yang panas sekali
sehingga bentuknya bulat-bulat bertambah berat. Akibatnya ia mengadakan
kontraksi dan massa bagian luar yang tertinggal. Dari bagian kabut yang
mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang yang lambat laun
juga mengadakan kontraksi pada kontraksi ini bintang-bintang memancarkan
potensial berupa energy kalor sehingga suhu turun. Setelah ribuan tahun
bintang-bintang itu ada yang bentuknya hampir tetap seperti mathari kita.”
B.
Proses
Pembentukan Alam Semesta
Alam semesta terjadi pada tahun yang lampau
bersamaan dengan berbagai letusan besar. Teori terjadinya alam semesta adalah
sebaagai berikut:
1.
Teori dentuman atau teori ledakan. Mengatakan
bahwa adanya suatu massa dan berat jenis yang sangat besar, meledak dengan
hebatnya akibat adanya reaksi inti. Massa yang meledak itu kemudian berserakan
dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan. Setelah
berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok-kelompok
dengan berat jenis yang relatif kecil dari massa semula. Kelompok inilah yang
kita kenal sebagai Galaksi. Kelompok galaksi ini terus bergerak menjauhi titik
intinya.
Teori ini tampaknya sesuai dengan firman
Allah pada surat Al-Anbiyaa Ayat 30. Yang artinya: “Dan tidaklah
orang-orang kafir itu melihat bahwa sesungguhnya langit dan bumi (dahulunya)
adalah sebuah massa, lalu kami pisahkan keduanya dan kami jadikan dari
air,tiap-tiap sesuatu yang hidup, maka apakah mereka itu tidak mau percaya.”
Ayat ini menunjukkan bahwa alam semesta terdiri
dari galaksi, tata surya, nebula, cluster, dan benda-benda langit lainnya
berasal dari sekepal (satu massa) dengan kuasa Allah SWT. Timbullah gaya
endogen yang sangat besar dan mampu meledakkan massa itu, lalu lemparkannya ke
segala arah
2.
Teori ekspansi dan kontraksi. Teori ini
berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu masa ekspansi dan masa
kontrasi. Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi,
terbentuklah galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut di dukung
oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnnya
membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, terjadi
galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup sehingga unsur-unsur yang
terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.
Teori ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel tersebut berasal
dari paralel yang ada pada zaman dahulu kala.
C.
Proses Pembentukan Tata Surya
Menurut Flower (1957) + 12.500 juta tahun yang
lalu Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan
juta dan terdapat di alam semesta. Menurut Fowler, kira-kira 12 ribu juta tahun
yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan tidaklah seperti
galaksi pada yang ada saat ini. Pada saat ini, galaksi masih merupakan kabut
gas hidrogen yang sangat besar. Kabutgas hidrogen tersebut bergerak
perlahan-lahan dan berputar pada porosnya, sehingga seolah-olah berbentuk bulat
karena gaya beratnya.[2]
Kabut gas hidrogen mengadakan kontraksi sehingga bagian luar dari kabut gas
hidrogen tersebut banyak yang tertinggal. Gumpalan kabut hidrogen yang sudah
menjadi bintang juga melakukan kontraksi secara perlahan. Menurut macamnya,
galaksi dibedakan menjadi 3 macam:
Hal ini diyakini karena sampai sekarang hasil
observasi terhadap galaksi bima sakti selalu ditemukan bintang baru.
Bentuk-bentuk galaksi menurut pengamatan ada tiga :
1.
Galaksi berbentuk spiral adalah sebagian besar
(80%) termasuk galaksi bima sakti dan Andromeda.
2.
Galaksi berbentuk elips sedikit.
3.
Galaksi berbentuk tak beraturan (3%)
diantaranya galaksi Magellan.
D.
Proses Pembentukkan Tata Surya Dan Bumi Menurut
Ilmu Islam
Matahari dan tata surya dilahirkan 4.6 milyar
tahun yang lalu ketika kabut raksasa gas dan debu mulai mengerut karena gaya
tarik. Mungkn sebuah supernova atau bintang meledak yang terletak di dekat
sanalah yang pertama-tama “menendangnya” sehingga buyar.[3]
Kabut yang mengerut tersebut bergasing makin cepat lalu lambat laun membentuk
piringan. Matahari muda ini mulai terbentuk dibagian pusat kabu tersebut,
sementara piringan yang lebih dingin, gas dan butir-butir debu saling
bertabrakan untuk membentuk awal mula planet-planet beserta bulannnya. Sebuah
eposide dahsyat berakhir lebih kurang 3,8 milyar tahun yang lalu.
Sejak itu hampir semua keeping materi yang
berkeliaran di sapu bersih oleh planet-planet tersebut dan sejak itu pulalah
tata surya hampir tak pernah berubah lagi. Fotofera atau lapisan cahaya
merupakan bagian yang dapat kita lihat sehari-hari. “Dan matahari berjalan
ditempat peredarannya”. Demikianlah ketetapn yang maha kuasa lagi maha
mengetahui.” (QS Yaasiin [36]:38). Adapun lapisan materi tersusun dari
beberapa unsur diantaranya fotofera, kromosfera, dan korona. Fotofera atau
lapisan cahaya merupakan bagian yang dapat kita lihat sehari-hari. Kromosfera
merupakan bagian atmosfera matahari. Sedangkan, korona merupakan atmosfera
matahari yang paling luar. Ketika terjadi gerhana matahari penuh kelihatan
melingkar di pinggirnya. “Dan telah kami tetapkan bagi bulan
manzillah-manzillah, sehingga ( setelah ia sampai pada manzillah terakhir)
kembalilah ia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan, dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing
beredar pada garis edarnya.” (QS Yaasiin [36] :39-40).
Bumi memiliki bentuk yang bulat seperti
planet-planet yang lain. Ketika matahari baru saja terbenam, awan dan
gunug-gunung yang tinggi masih tampak terang atau pelayaran ke satu arah akan
dapat kembali ke tempat semula. Demikian juga kapal yang menuju ke pantai
terlihat lebih dulu puncak layarnya. Seperti kita lihat bahwa permukaan bumi
ada yang daratan degan dataran tinggi menjulang (gunung) ada yang rendah dan
curam (lembah) dan adapula yang datar meluas dan sebagian besar berupa laut,
ada yang riyaknya ada tenang, adapaula yang geelombangnaya tinggi menggunung,
bahkan laut itupun ada yang membeku. Semakin kedalam suhu bumi semakin tinggi.
Misalnya kedalaman 50 km suhunya 1500 derajat celcius. Kedalaman tiga raibu
kilometer suhunya 500 derajat celcius, dan pada pusat bumi suunya 7000 derajat
celcius. Bumi kita juga kita berevolusi dan berotasi yang sama arahnya yaitu
dari barat ke timur. Akibat rotasi bumi maka terjadilah pergantian siang malam
dan adanya perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
Sedangkan akibat evolusi bumi adalah terjadinya pergantian musim, perubahan
alamnya siang dan malam dan terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke
bulan. (Baca Hadhiri, 1999:58-63).
Temuan terakhir abad ini (bukan secara
teoritis) dari hasil penelitian melalui observasi astronom NASA menemukan
jejak-jejak baru awal mula terbentuknya alam, yaitu kurang dari sepertriliun
detik. Asaronom nasa merilis temuannya tentang ada nya rediasi gelombang microwave
purba yang tercipta saat awal alam semesta. Golombang microwave ini
terus bergerak yang seolah membenarkan teori inflasionernya alam semesta. Bukti
baru ini ditemukan oleh salah satu satelit NASA yaitu Wikinson Microwave
Anisotropi Probre (WMAP). Temuan ini menjelaskan bahwa alam semesta tiba-tiba
tumbuh dari ukuran submikroskopis keukuran astronomis dalam rentang waktu
kurang dari kedipan mata. Membesarnya alam semesta yang luar biasa ini terjadi
kurang dari sepertriliun detik, kata fisikawan Universitas Johns Hopkins,
Charles Bannett.[4]
Kalau kita kaitkan dengan kuasa Allah, maka
kejadian yang luar biasa itu dapat kita mengerti karena Allah dalam menciptakan
alam ini terungkap pada firman-Nya, “…Ingatlah menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah….” (QS Al-Araf [7] : 54) dan “Sesungguhnya perintah-Nya
apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata pada-Nya, ‘Jadilah!’ maka
terjadilah ia.” (QS Yasin [36] : 82). Dapat saja alam terjadi spontan tanpa
memerlukan waktu dan perencanaan antara kalimat ‘Jadilah!’ dengan wujud yang
dikehendakinya. Jika kita seseorang yang beriman maka justru akan bertambah
iman dengan adanya temuan NASA yang luar biasa itu tentang proses terjadinya
alam semesta ini.
Dalam teori Barat proses terbentuknya
alam semesta yaitu, Mula-mula Ptolomeus, ilmuan Yunani abad ke-2 M berpendapat
bahwa semua benda di angkasa bergerak mengelilingi bumi. Teori ini disebut
geosentris. Kemudian teori ini dibetulkan oleh Nicholai Copernicus astronot
Polandia(1473-1543) pada tahun 1530 dengan teorinya heliosentris, bahwa semua
benda angkasa bergerak mengelilingi matahari, dengan orbit yang berbentuk
lingkaran. Johannes Kepler, astronom dan matematikawan Jerman(1571-1630)
berpendapat bahwa orbit bumi dalam mengelilingi matahari berbentuk elips.[5]
Pada tahun 1610, Galileo dengan bantuan teleskop membenarkan teori Copernicus
yang telah diralat oleh Kepler. Pada tahun 1686, Issac Newton(1643-1727),
dengan teori gravitasinya, menjelaskan bahwa bumi dan planet-planet mengorbit
karena prinsip gravitasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sampai sekarang belum ada teori yang benar-benar tepat untuk
mengambarkan masa depan alam semesta. Pertanyaan kita sekarang tentang suatu
hal pada akhirnya akan terjawab , namun setelah itu akan muncul beberapa
pertanyaan baru. Demikianlah yang akan terjadi jika kita bertanya tentang alam
semesta, kita tidak akan pernah puas karena sifat curiosity kita. Seringkali
kita mendapati suatu pertanyaan yang sangat mendasar, yang mendapat jawaban
membuat hati kita kagum, heran, takzim dan sampai pada tingkat suatu perenungan
bahwa betapa luar biasa kuasa Allah SWT. Namun
demikian, sebagai sebuah akhir dan penutup dari makalah ini, sedikit ada
beberapa poin penting yang bisa kami jadikan simpulan. Diantaranya :
1.
Alam semesta mencakup
mikrokosmos, atau benda-benda yang kecil seperti, atom, electron, partikel dan
sebagainya, serta juga mencakup makro kosmos, atau benda besar seperti,
bintang, bulan, matahari dan sebagainya.
2.
Tata surya terdiri dari mataharti.
Planet-planet, dan berbagai benda langit seperti galaksi, komet dan asteroid.
3.
Ada 2 teori yang menjelaskan asal mula
terbentuknya alam semesta. Yaitu, teori kedaan tetap dan teori big bang,
4.
Sedangkan teori terbentuknya tata surya ada
lima.yaitu, teori nabula, planetesimal, teori pasang surut, teori awan debu dan
bintang kembar
5.
Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber
hukum dan keberagaman seorang muslim yang di dalamnya berisi tentang semua ilmu
pengetahuan, juga menjelasklan tentang proses terjadinya Alam semesta
B.
Saran
Terlepas dari itu semua. Pengetahuan yang lebih
mendalam tentang alam semesta akan berimpikasi pada meningkatnya intensitas
keimanan sebagai akibat dari munculnya rasa syukur yang mendalam dan rasa
takjub akan kebesaran Allah yang telah menciptakan alam semesta yang begitu
komplek proses terjadinya. Sangat mustahil, jika alam semesta yang demikian
luas dan megahnya ini tidak ada yang mengaturnya. Bergantinya bulan dan
matahari, siang dan malam, musim hujan dan musim panas, tentulah ada kekuatan
dahsyat yang memotori semua itu, dan itu tidak lain adalah Dia Yang Maha Esa,
Maha Perkasa lagi Maha Sempurna, Maka benarlah apa yang Allah firmankan dalam
kitab-Nya.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk dan berbaring. Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi seraya berkata, Ya Tuhan kami. tidaklah Engkau menciptakan semua
ini sia-sia. Maha suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
DAFTAR PUSTAKA
Drs.
Abu Ahmadi dan Ir. A. Supatmo, Ilmu Alamiah Dasar. Rineka Cipta
Jakarta 2008.
Drs.
Herabudin, M.Pd., M.Si., Ilmu Alamiah Dasar , CV Pustaka Setia Bandung,
2010.
Drs. Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, PT
rajaGrafindo Persada Jakarta 2008.
Drs.
Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu
Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD), CV Pustaka Setia Bandung 2009.
Drs.
Sofyan Anwar Mupdi, M.S, Islam dan Ekologi Manusia, Nuansa Cetakan Satu,
Jakarta 2010.
[4] Drs.
Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu
Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD), CV Pustaka Setia Bandung 2009.