Saturday, 15 September 2018

MAKALAH PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA







MAKALAH
PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah IAD, IBD
Dosen Pengampu: Mohammad Hefni, M.Si



 









Oleh :




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.








Penyusun


Pamekasan, 30 Agustus 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A.    Latar Belakang............................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.     Tujuan......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 2
A.    Definisi Alam Semesta................................................................................ 2
B.     Proses Pembentukan Alam Semesta........................................................... 3
C.     Proses Pembentukan Tata Surya................................................................. 4
D.    Proses Pembentukan Tata Surya dan Bumi Menurut Islam........................ 4
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 8
A.    Kesimpulan................................................................................................. 8
B.     Saran........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10

BAB I

PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Jika kita berada di suatu tempat yang tinggi diluar kota, jauh dari sinar gemerlapan kota dan pada saat itu tidak ada bulan dan langit bebas dari awan, maka akan tampak bintang-bintang. Jika kita menggunakan teropong binokulat atau teleskop, jumlah bintang yang kita lihat semakin banyak. Pengamatan lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli astronomi dengan menggunakan alat-alat atau intrumen mutakhir menunjukkan bahwa dialam semesta terdapat bintang-bintang yang beredar mengkuti suatu pusat yang berupa suatu kabut gas pijar yang sangat besar, dikelilingi oleh kelompok-kelompok bintang yang sangat dekatsatu sama lain (cluster) dan juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya (nebula) dan tebaran ribuan bintang. Keseluruhan itu termasuk matahari kita, yang selanjutnya disebut galaksi. Galaksi itu ternyata tidak satu, tetapi beribu-ribu jumlahnya. Galaksi dimana bumi kita berinduk di galaksi Milky Way atau Bima Sakti.
B.            Rumusan Masalah
Simpulan masalah yang akan kami bahas adalah :
1.             Apa yang dimaksud dengan Alam Semesta?
2.             Bagaimana proses pembentukkan Alam Semesta?
3.             Bagaimana proses pembentukkan Tata Surya?
4.             Bagaimana proses pembentukkan Tata Surya dan Bumi menurut Ilmu Islam?
C.            Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.             Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar;
2.             Mengetahui definisi dan unsur-unsur Alam Semesta;
3.             Mengetahui proses pembentukkan Alam Semesta;
4.             Mengetahui proses pembentukkan Tata Surya dan Bumi Menurut Islam


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Definisi Alam Semesta
Alam semesta atau jagat raya sudah berusia sekitar 25 biliun tahun dan masih terus berlangsung beberapa billion lagi. Alam kita dihiasi oleh beberapa galaksi yang jumlahnya milyaran antara lain galaksi Bima Sakti yang memiliki 100.000.000.000 bintang dan salah satu diantaranya ialah matahari. Galaksi ini berbentuk cakram atau kue cucur, dan bagian tengahnya yang tebal terdapat 80 milyar bintang yang 20 milyar lainnya berada di tepi termasuk letak matahari kita. Diameter galaksi Bima Sakti 100 ribu tahun cahaya, sedangkan tebal bagian tengahnya kira-kira 10 ribu tahun cahaya.[1] Adapun galaksi lainnya adalah galaksi Magellan (kurang lebih 150 ribu tahun cahaya dari galaksi Bima Sakti), dan galaksi Andromeda lebih jauh dari galaksi Magellan (2 juta tahun cahaya). Kecepatan cahaya adalah kecepatan maksimal yang dapat dilampaui oleh materi (300.000 x 60 x 60 x 24 x 365 = 9.460.800.000.000 km. bintang yang terdekat dari bumi adalah binta Alpha Centauri, 4 tahun cahaya. Matahari kita bukanlah bintang yang terbesar karena masih ada bintang lain yang besarnya kurang lebih 27.000.000 kali besar matahari. Didalam tata surya, matahari adalah pusat orbit planet-planet yang meliputi Merkurisu,Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto (Meskipun yang terakhir ini, Pluto, sudah mulai di eliminasi dari kelompok planet).
Galaksi tempat bumi kita ini adalah galaksi Bima Sakti. “Galaksi Bima Sakti berbentuk kabut gas hydrogen yang panas sekali sehingga bentuknya bulat-bulat bertambah berat. Akibatnya ia mengadakan kontraksi dan massa bagian luar yang tertinggal. Dari bagian kabut yang mempunyai berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang yang lambat laun juga mengadakan kontraksi pada kontraksi ini bintang-bintang memancarkan potensial berupa energy kalor sehingga suhu turun. Setelah ribuan tahun bintang-bintang itu ada yang bentuknya hampir tetap seperti mathari kita.”

B.            Proses Pembentukan Alam Semesta
Alam semesta terjadi pada tahun yang lampau bersamaan dengan berbagai letusan besar. Teori terjadinya alam semesta adalah sebaagai berikut:
1.             Teori dentuman atau teori ledakan. Mengatakan bahwa adanya suatu massa dan berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibat adanya reaksi inti. Massa yang meledak itu kemudian berserakan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang relatif kecil dari massa semula. Kelompok inilah yang kita kenal sebagai Galaksi. Kelompok galaksi ini terus bergerak menjauhi titik intinya.
Teori ini tampaknya sesuai dengan firman Allah  pada surat Al-Anbiyaa Ayat 30. Yang artinya: “Dan tidaklah orang-orang kafir itu melihat bahwa sesungguhnya langit dan bumi (dahulunya) adalah sebuah massa, lalu kami pisahkan keduanya dan kami jadikan dari air,tiap-tiap sesuatu yang hidup, maka apakah mereka itu tidak mau percaya.”
Ayat ini menunjukkan bahwa alam semesta terdiri dari galaksi, tata surya, nebula, cluster, dan benda-benda langit lainnya berasal dari sekepal (satu massa) dengan kuasa Allah SWT. Timbullah gaya endogen yang sangat besar dan mampu meledakkan massa itu, lalu lemparkannya ke segala arah
2.             Teori ekspansi dan kontraksi. Teori ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu masa ekspansi dan masa kontrasi. Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut di dukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel tersebut berasal dari paralel yang ada pada zaman dahulu kala.

C.            Proses Pembentukan Tata Surya
Menurut Flower (1957) + 12.500 juta tahun yang lalu Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan juta dan terdapat di alam semesta. Menurut Fowler, kira-kira 12 ribu juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang jumlahnya ribuan tidaklah seperti galaksi pada yang ada saat ini. Pada saat ini, galaksi masih merupakan kabut gas hidrogen yang sangat besar. Kabutgas hidrogen tersebut bergerak perlahan-lahan dan berputar pada porosnya, sehingga seolah-olah berbentuk bulat karena gaya beratnya.[2] Kabut gas hidrogen mengadakan kontraksi sehingga bagian luar dari kabut gas hidrogen tersebut banyak yang tertinggal. Gumpalan kabut hidrogen yang sudah menjadi bintang juga melakukan kontraksi secara perlahan. Menurut macamnya, galaksi dibedakan menjadi 3 macam:
Hal ini diyakini karena sampai sekarang hasil observasi terhadap galaksi bima sakti selalu ditemukan bintang baru. Bentuk-bentuk galaksi menurut pengamatan ada tiga :
1.             Galaksi berbentuk spiral adalah sebagian besar (80%) termasuk galaksi bima sakti dan Andromeda.
2.             Galaksi berbentuk elips sedikit.
3.             Galaksi berbentuk tak beraturan (3%) diantaranya galaksi Magellan.
D.           Proses Pembentukkan Tata Surya Dan Bumi Menurut Ilmu Islam
Matahari dan tata surya dilahirkan 4.6 milyar tahun yang lalu ketika kabut raksasa gas dan debu mulai mengerut karena gaya tarik. Mungkn sebuah supernova atau bintang meledak yang terletak di dekat sanalah yang pertama-tama “menendangnya” sehingga buyar.[3] Kabut yang mengerut tersebut bergasing makin cepat lalu lambat laun membentuk piringan. Matahari muda ini mulai terbentuk dibagian pusat kabu tersebut, sementara piringan yang lebih dingin, gas dan butir-butir debu saling bertabrakan untuk membentuk awal mula planet-planet beserta bulannnya. Sebuah eposide dahsyat berakhir lebih kurang 3,8 milyar tahun yang lalu.
Sejak itu hampir semua keeping materi yang berkeliaran di sapu bersih oleh planet-planet tersebut dan sejak itu pulalah tata surya hampir tak pernah berubah lagi. Fotofera atau lapisan cahaya merupakan bagian yang dapat kita lihat sehari-hari. “Dan matahari berjalan ditempat peredarannya”. Demikianlah ketetapn yang maha kuasa lagi maha mengetahui.” (QS Yaasiin [36]:38). Adapun lapisan materi tersusun dari beberapa unsur diantaranya fotofera, kromosfera, dan korona. Fotofera atau lapisan cahaya merupakan bagian yang dapat kita lihat sehari-hari. Kromosfera merupakan bagian atmosfera matahari. Sedangkan, korona merupakan atmosfera matahari yang paling luar. Ketika terjadi gerhana matahari penuh kelihatan melingkar di pinggirnya. “Dan telah kami tetapkan bagi bulan manzillah-manzillah, sehingga ( setelah ia sampai pada manzillah terakhir) kembalilah ia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaasiin [36] :39-40).
Bumi memiliki bentuk yang bulat seperti planet-planet yang lain. Ketika matahari baru saja terbenam, awan dan gunug-gunung yang tinggi masih tampak terang atau pelayaran ke satu arah akan dapat kembali ke tempat semula. Demikian juga kapal yang menuju ke pantai terlihat lebih dulu puncak layarnya. Seperti kita lihat bahwa permukaan bumi ada yang daratan degan dataran tinggi menjulang (gunung) ada yang rendah dan curam (lembah) dan adapula yang datar meluas dan sebagian besar berupa laut, ada yang riyaknya ada tenang, adapaula yang geelombangnaya tinggi menggunung, bahkan laut itupun ada yang membeku. Semakin kedalam suhu bumi semakin tinggi. Misalnya kedalaman 50 km suhunya 1500 derajat celcius. Kedalaman tiga raibu kilometer suhunya 500 derajat celcius, dan pada pusat bumi suunya 7000 derajat celcius. Bumi kita juga kita berevolusi dan berotasi yang sama arahnya yaitu dari barat ke timur. Akibat rotasi bumi maka terjadilah pergantian siang malam dan adanya perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya. Sedangkan akibat evolusi bumi adalah terjadinya pergantian musim, perubahan alamnya siang dan malam dan terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan. (Baca Hadhiri, 1999:58-63).
Temuan terakhir abad ini (bukan secara teoritis) dari hasil penelitian melalui observasi astronom NASA menemukan jejak-jejak baru awal mula terbentuknya alam, yaitu kurang dari sepertriliun detik. Asaronom nasa merilis temuannya tentang ada nya rediasi gelombang microwave purba yang tercipta saat awal alam semesta. Golombang microwave ini terus bergerak yang seolah membenarkan teori inflasionernya alam semesta. Bukti baru ini ditemukan oleh salah satu satelit NASA yaitu Wikinson Microwave Anisotropi Probre (WMAP). Temuan ini menjelaskan bahwa alam semesta tiba-tiba tumbuh dari ukuran submikroskopis keukuran astronomis dalam rentang waktu kurang dari kedipan mata. Membesarnya alam semesta yang luar biasa ini terjadi kurang dari sepertriliun detik, kata fisikawan Universitas Johns Hopkins, Charles Bannett.[4]
Kalau kita kaitkan dengan kuasa Allah, maka kejadian yang luar biasa itu dapat kita mengerti karena Allah dalam menciptakan alam ini terungkap pada firman-Nya, “…Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah….” (QS Al-Araf [7] : 54) dan “Sesungguhnya perintah-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata pada-Nya, ‘Jadilah!’ maka terjadilah ia.” (QS Yasin [36] : 82). Dapat saja alam terjadi spontan tanpa memerlukan waktu dan perencanaan antara kalimat ‘Jadilah!’ dengan wujud yang dikehendakinya. Jika kita seseorang yang beriman maka justru akan bertambah iman dengan adanya temuan NASA yang luar biasa itu tentang proses terjadinya alam semesta ini.
Dalam teori  Barat proses terbentuknya alam semesta yaitu, Mula-mula Ptolomeus, ilmuan Yunani abad ke-2 M berpendapat bahwa semua benda di angkasa bergerak mengelilingi bumi. Teori ini disebut geosentris. Kemudian teori ini dibetulkan oleh Nicholai Copernicus astronot Polandia(1473-1543) pada tahun 1530 dengan teorinya heliosentris, bahwa semua benda angkasa bergerak mengelilingi matahari, dengan orbit yang berbentuk lingkaran. Johannes Kepler, astronom dan matematikawan Jerman(1571-1630) berpendapat bahwa orbit bumi dalam mengelilingi matahari berbentuk elips.[5] Pada tahun 1610, Galileo dengan bantuan teleskop membenarkan teori Copernicus yang telah diralat oleh Kepler. Pada tahun 1686, Issac Newton(1643-1727), dengan teori gravitasinya, menjelaskan bahwa bumi dan planet-planet mengorbit karena prinsip gravitasi.


BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Sampai sekarang belum ada teori yang benar-benar tepat untuk mengambarkan masa depan alam semesta. Pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya akan terjawab , namun setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan baru. Demikianlah yang akan terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas karena sifat curiosity kita. Seringkali kita mendapati suatu pertanyaan yang sangat mendasar, yang mendapat jawaban membuat hati kita kagum, heran, takzim dan sampai pada tingkat suatu perenungan bahwa betapa luar biasa kuasa Allah SWT. Namun demikian, sebagai sebuah akhir dan penutup dari makalah ini, sedikit ada beberapa poin penting yang bisa kami jadikan simpulan. Diantaranya :
1.             Alam semesta mencakup mikrokosmos, atau benda-benda yang kecil seperti, atom, electron, partikel dan sebagainya, serta juga mencakup makro kosmos, atau benda besar seperti, bintang, bulan, matahari dan sebagainya.
2.             Tata surya terdiri dari mataharti. Planet-planet, dan berbagai benda langit seperti galaksi, komet dan asteroid.
3.             Ada 2 teori yang menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta. Yaitu, teori kedaan tetap dan teori big bang,
4.             Sedangkan teori terbentuknya tata surya ada lima.yaitu, teori nabula, planetesimal, teori pasang surut, teori awan debu dan bintang kembar
5.             Al-Qur’an  dan Al-Hadist sebagai sumber hukum dan keberagaman seorang muslim yang di dalamnya berisi tentang semua ilmu pengetahuan, juga menjelasklan tentang proses terjadinya Alam semesta
B.            Saran
Terlepas dari itu semua. Pengetahuan yang lebih mendalam tentang alam semesta akan berimpikasi pada meningkatnya intensitas keimanan sebagai akibat dari munculnya rasa syukur yang mendalam dan rasa takjub akan kebesaran Allah yang telah menciptakan alam semesta yang begitu komplek proses terjadinya. Sangat mustahil, jika alam semesta yang demikian luas dan megahnya ini tidak ada yang mengaturnya. Bergantinya bulan dan matahari, siang dan malam, musim hujan dan musim panas, tentulah ada kekuatan dahsyat yang memotori semua itu, dan itu tidak lain adalah Dia Yang Maha Esa, Maha Perkasa lagi Maha Sempurna, Maka benarlah apa yang Allah firmankan dalam kitab-Nya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring. Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata,  Ya Tuhan kami. tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”


DAFTAR PUSTAKA
Drs. Abu Ahmadi dan Ir. A. Supatmo,  Ilmu Alamiah Dasar. Rineka Cipta Jakarta 2008.
Drs. Herabudin, M.Pd., M.Si., Ilmu Alamiah Dasar , CV Pustaka Setia Bandung, 2010.
Drs. Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, PT rajaGrafindo Persada Jakarta 2008.
Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD), CV Pustaka Setia Bandung 2009.
Drs. Sofyan Anwar Mupdi, M.S, Islam dan Ekologi Manusia, Nuansa Cetakan Satu, Jakarta 2010.








[1] Drs. Abu Ahmadi dan Ir. A. Supatmo,  Ilmu Alamiah Dasar. Rineka Cipta Jakarta 2008.
[2] Drs. Herabudin, M.Pd., M.Si., Ilmu Alamiah Dasar , CV Pustaka Setia Bandung, 2010.
[3] Drs. Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, PT rajaGrafindo Persada Jakarta 2008.
[4] Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD), CV Pustaka Setia Bandung 2009.
[5] Drs. Sofyan Anwar Mupdi, M.S, Islam dan Ekologi Manusia, Nuansa Cetakan Satu, Jakarta 2010.