BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah
yang didasarkan pada suatu masalah yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam
kehidupan selalu ada masalah, baik masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan
negara. Dari semua masalah tersebut, tidak semua masalah yang memerlukan solusi
dalam bentuk kegiatan penelitian. Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian
masalah. Selain masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian
adalah tujuan penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk
penyelesain masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut penelitian
dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan
didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada.
Secara umum, penelitian dapat dibedakan
dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian. Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar
dan lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian
sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto , penelitian eksperimen,
penelitian kuai eksperimen. Sedangkan, aspek kajian sesuai bidang garapan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan dan penelitian
nonkependidikan.
Masalah penelitian dapat dibagi dalam
berbagai bidang diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan
lain-lain. Salah satu bidang penelitian yang memerlukan perhatian khusus adalah
bidang penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian masalah pada
penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode
kualitatif yang yang pengumpulan datanya berinteraksi langsung dengan objek
penelitianya dan hasilnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Sedangkan
metode kuantitatif, pengumpulan datanya melalui instrumen penelitian berupa
populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh melalui prosedur statistic. Salah
satu peneltian yang penting dan bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah
penelitian korelasional.
Fenomena yang terjadi dalam dunia
pendidikan terdapat hubungan antarunsur-unsurnya. Seperti hubungan antara guru
dengan siswa, guru dengan materi/kurikulum, materi dengan evaluasi, dan
lain-lain. Hubungan-hubungan tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya
secara ilmiah secara statistik melalui metode penelitian korelasional.
B.
Rumusan Masalah
1. Mengetahui pengertian penelitian
korelasional.
2.
Mengetahui macam-macam studi korelasional
3.
Mengetahui rancangan penelitian korelasional.
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mendeskripsikan teori penelitian korelasional dan contoh penerapan.
2. Mengetahui
macam-macam studi korelasional.
3.
Menjelaskan rancangan penelitian korelasional.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi atau korelasional
adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara
dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Adanya hubungan dan tingkat
variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada,
peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis
penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang
disebut dengan korelasi. Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk
menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel
atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Penelitian korelasi merupakan salah satu
bagian penelitian karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel
yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel
yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya Fraenkel dan Wallen
menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian
tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam
penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks
kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.[1]
Penelitian korelasional dilakukan dalam
berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya
terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan
kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi
penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen. Penelitian korelasi
mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak
menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
a. Penelitian
korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
b. Memungkinkan
variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
c. Memungkinkan
peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
B.
Tujuan Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrataadalah
untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi. Sedangkan menurut Gay Tujuan penelitian korelasional adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut
untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel
yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar
variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari
perhatian selanjutnya.
C.
Ciri-ciri Penelitian Korelasional
1. Penelitian
macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau
tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
2. Studi
macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya
secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3. Output
dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan
bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.[2]
4. Dapat
digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.
D.
Macam Penelitian Korelasional
1. Penelitian
Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau
korelasi sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk
menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda
dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat
atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut,
penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang
dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya,
dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel
secara simultan pada umumnya selalu diawali dengan penelitian hubungan
sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan
satu sama lain secara berpasangan.
Dalam penelitian korelasi sederhana ini
hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi.
Nilai koofisien korelasi merupakn suatu alat statistik yang digunakan untuk
membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien
bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik
statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian
hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel
dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya.
Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti
menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya.
Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil
penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
2. Penelitian
Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan,
banyak situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal
tahun ajaran baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas,
seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon
siswa baru.
Penelitian korelasi jenis ini
memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat
dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau
variabel lain. Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan
penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni
variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya
(disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan
kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor).
Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel
tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan nilai koefisien regresi,
yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang utama antara penelitian
relasional dan penelitian jenis ini terletak pada asumsi yang mendasari
hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti
berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah atau
dengan kata lain, ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai
hubungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari
yang lain.[3]
Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang
dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan antara dua
variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel muncul
lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak
seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam waktu yang
berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria terjadi,
dan tidak dapat sebaliknya.
3. Korelasi
Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki
tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik
korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya
yang akan dibahas di sini adalah: regresi ganda atau multiple regresion dan
korelasi kanonik .
Regresi ganda Memprediksi suatu fenomena
yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel prediktor)
seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin
banyak informasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat dibuat ,yakni
dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi
terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan
masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan demikian,
penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik . Pada dasarnya teknik
ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk
memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti regresi ganda yang
hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari
satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan,
bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai variabel
kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat dianggap sebagai
perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap
sebagai bagian dari korelasi kanonik.[4]
Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan
untuk meentukan apakah sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama lain yang
serupa atau berbeda.
E.
Rancangan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mempunyai
berbagai jenis rancangan, yaitu:
1.
Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat
adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan
antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut
mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan)
biasanya diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan
koefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan.
Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi
sempurna pada kedua ekstrem.
Arah hubungan diindikasikan olh simbol
“-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada
suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya.
Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel,
semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya.
2.
Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua
variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel
kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat
membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00
maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.[5]
3.
Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan
regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi
beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk
membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel
kriteria ( criterion variable ). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi,
variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor ( predictor
variables ).
4.
Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi
pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya
antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
5.
Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat
digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat
menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis
jalur ( path analysis design ) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged
panel design ).
Analisis jalur digunakan untuk
menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan
variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel
pada dua titik sekaligus.
6.
Analisis sistem (System Analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan
prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti
perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.[6]
F.
Desain Dasar Penelitian Korelasional
Pada dasarnya penelitian korelasioanal
melibatkan perhitungan korelasi antara variabel yang komplek (variabel
kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel prediktor).
Langkah-langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum yaitu penentuan
masalah, peninjauan masalah atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau
hipotesis, rancangan penelitian dan metodologi penelitian, pengumpulan data,
dan analisis data, simpulan.[7]
1.
Penentuan masalah
Dewey menyatakan masalah dalam
penelitian merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang
ada atau sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti,
tetapi target tersebut tidak tercapai. Disetiap penelitian langkah awal yang
harus dilakukan peneliti adalah menentukan masalah penelitian yang akan menjadi
fokus studinya. Ciri-ciri permasalahan yang layak diteliti adalah yang dapat
diteliti (researchable) , mempunyai kontribusi atau kebermanafaatan bagi banyak
pihak, dapat didukung oleh data empiris serta sesuai kemampuan dan keinginan
peneliti. Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai
nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memerlukan
pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus
didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel
tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
2.
Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan
Setelah penentuan masalah, kegiatan
penelitian yang penting adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan
untuk memperoleh landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan sementara
sehingga peneliti dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan
menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Macam-macam sumber untuk
memperoleh teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dari
jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang
relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.
3.
Rancangan penelitian atau Metodologi Penelitian
Pada tahap ini peneliti menentukan
subjek penelitian yang akan dipilih dan menentukan cara pengolahan datanya.
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam
variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif
homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat
mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan
yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang
diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat
mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor
tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk
masing-masing kelompok.
4.
Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan
untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket,
tes, pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan
kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus
dalam bentuk angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel dapat
dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian prediktif,
variabel prediktor harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria
terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak
ada artinya.
5.
Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian
korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu
variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian korelasional,
teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk
menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Sedang
dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk
mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel
kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila
hanya melibatkan dua variabel.[8]
Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua
variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel
kriteria lebih baik dari bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis
regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil
analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi
atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi
variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Interpretasi data pada penelitian
korelasional adalah bila dua variabel hubungkan maka akan menghasil koefisen
korelasi dengan simbol ( r ). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan
nilai dari -1 samapai +1. Nilai (-) menunjukan korelasi negatif yang
variabelnya saling bertolak belakang dan nilai (+) menunjukkan korelasi positif
yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama.
6.
Simpulan
Berisi tentang hasil analisis deskripsi
dan pembahasan tentang hal yang diteliti dengan menggunakan mudah dipahami
pembaca secara ringkas.
G.
Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mengandung
kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan
antara beberapa variabel secara bersama-sama; dan Penelitian korelasional juga
dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti , kelebihan penelitian ini adalah penelitian
ini berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan,
ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki
beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat
melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.[9]
Sedangkan, kelemahan penelitian
korelasional, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan
apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika
dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu
kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur;
ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach , yaitu
memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi
yang berguna atau bermakna.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
sebagai berikut . Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan
tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungannya dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel
ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan
dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian korelasional adalah
untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan
antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat
prediksi.
Ciri-ciri Penelitian Korelasional:
Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit
dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipulasi, Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.Output dari
penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada
atau tidak adanya saling hubungan tersebut.Dapat digunakan untuk meramalkan
variabel tertentu berdasarkan variabel bebas. Penelitian korelasional, mengandung
kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan
dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika
dibandingkan dengan penelitian eksperimental. Penelitian korelasional itu
kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel
bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang
penggunaannya sebagai semacam short-gun approach , yaitu memasukkan berbagai
data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau
bermakna.
Penelitian korelasional juga mengandung
kelebihan-kelebihan, antara lain: Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan
antara beberapa variabel secara bersama-sama. Penelitian korelasional dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan)
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Akurinto
Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta:
PT. Rineka Cipta 2010
Syaodih Sukmadinata Nana. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kualitatif dan Kuantitatif . Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda2009.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kompetensi dan Praktiknya . Jakarta: Bumi Aksara 2004.
[1]
Suharsimi Akurinto, Manajemen
Penelitian. (Jakarta: PT. Rineka Cipta) hlm., 247
[2]
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif .
(Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda. 2009). Hlm., 175
[3] Nana Syaodih Sukmadinata. Metode
Penelitian Pendidikan. ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013) hlm., 59.
[4]
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya .
(Jakarta: Bumi Aksara, 2004). Hlm., 135
[5] Suharsimi Akurinto, Manajemen
Penelitian. (Jakarta: PT. Rineka Cipta) hlm., 278
[6] Nana Syaodih Sukmadinata. Metode
Penelitian Pendidikan. ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013) hlm., 99
[7] Ibid., 180
[8] Suharsimi Akurinto, Manajemen
Penelitian. (Jakarta: PT. Rineka Cipta) hlm., 167
[9] Sukardi. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya . (Jakarta: Bumi Aksara,
2004). Hlm., 266.