Thursday 13 September 2018

METODE PENELITIAN




BAB III
METODE PENELITIAN
3.1  Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental semu (quasi eksperimental design) dengan pola nonequevalent control group design. Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperi
men atau eksperimen semu. Penelitian ini membandingkan keefektifan dua model pembelajaran yaitu probing prompting dan active learning terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa di kelas X MPA3 dan X MIPA4. Kelompok sampel ditentukan secara purpossive sampling yaitu pengambilan sample tidak secara acak. Penelitian ini diambil dua kelompok kelas, kemudian dipilih satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan yang satunya lagi sebagai kelompok kontrol. Kelas X MPA3 di model pembelajaran probing prompting sebagai kelas eksperimen dan kelas XB melaksanakan model pembelajaran active learning sebagai kelas kontrol. Desain penelitian control group Pretest Posttest menurut Arikunto (dalam Damayanti, 2016) digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian nonequevalent control group design
Sampel
Kondisi Awal
Perlakuan
Kondisi Akhir
Kelas Eksperimen
O1
X1
O3
Kelas Kontrol
O2
X2
O4



Keterangan:
O1  :  pretest sebelum penelitian di kelas eksperimen
O2  :  pretest sebelum penelitian di kelas kontrol
X1  :  perlakuan dengan model pembelajaran probing promting
X2  :  perlakuan dengan model active learning
O3  :  posttest setelah penelitian di kelas eksperimen
O4  :  posttest setelah penelitian di kelas kontrol

3.2.   Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA semester Genap di  SMA Negeri 5 Pamekasan. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak 52 siswa yang terbagi dalam Kelas X MIPA3  sebanyak 26 siswa, dan X MIPA4 sebanyak 26 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purpossive sampling. Pembagian sampel dijadikan dua kelompok, yaitu:
·         Kelompok 1 : kelas X MIPA3  sebagai kelompok eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran probing promting dengan jumlah 26 siswa
·         Kelompok 2 : kelas X MIPA4  sebagai kelompok kontrol yang diajar dengan menggunakan model active learning.dengan jumlah 26 siswa.



3.3.  Variabel Penelitian
·      Variabel Bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran probing promting dan model active learning.
·      Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Pamekasan tahun ajaran 2017/2018.

3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada 2, yaitu data penguasaan konsep fisika siswa dan data keterlaksanaan pembelajaran. Adapun langkah-langkah pengumpulan datanya sebagai berikut.
·      Data Penguasaan Konsep Fisika
Data penguasaan konsep fisika diperoleh dengan melakukan tes, sedangkan keterlaksanaan pembelajaran dilakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Tes penguasaan konsep dilakukan setelah siswa mendapatkan materi atau di akhir penelitian. Instrumen yang digunakan sudah divalidasi oleh 1 orang dosen dan sudah dilakukan uji coba sebelumnya. Soal yang digunakan dalam tes penguasaan adalah soal pilihan ganda sebanyak 14 soal.
·      Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data keterlaksanaan diperoleh dengan melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan bantuan observer sebanyak 2 orang. Observasi ini menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran.
·      Data Keaktifan Siswa
Data keaktifan siswa diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh 2 orang observer pada saat guru mengajar.

3.5.  Instrumen Pembelajaran dan Penelitian
·         Instrument Pembelajaran
Instrument pembelajaran yang digunakan terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan buku siswa
·         Instrument Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari Lembar keterlaksanaan RPP, Tes untuk mengukur prestasi belajar siswa berupa tes pilihan ganda dan lembar observasi.

3.6.  Uji Coba Instrumen
Untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dilakuakan pretes berupa tes pilihan ganda dan lembar observasi yang datanya dikumpulkan sebelum perlakuan diberikan.
Posttes diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa berupa soal-soal tes yang terdiri dari 14 soal dan lembar observasi berupa skala penilaian (rating scale). Soal-soal yang digunakan di uji coba dan dianalisis terlebih dahulu sebelum dijadikan alat ukur. Analisis instrument meliputi:
3.6.1.      Validitas Tes
Validitas tes berhubungan dengan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen pada penelitian ini ialah menggunakan korelasi biserial seperti berikut.

  .....................(3.1)
Dengan :
   = Koefisien korelasi biserial
  = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul untuk item yang dicari validitasnya
Mt     = Rerata skor total
St      = Standar deviasi dari skor total
p       = Proporsi siswa yang menjawab benar
q       = Proporsi siswa yang menjawab salah

3.6.2. Reliabilitas Tes
Soal yang baik disamping validitasnya tinggi, juga memiliki reliabilitas tinggi. Soal tes yang baik adalah yang valid dan reliabel. Reliabilitas berarti keandalan, keterpercayaan, atau keajekan kemampuan soal tes apabila digunakan untk mengetes berkali-kali. Cara mengetahui reliabilitas soal tes dihitung dengan menggunakan rumus  pada persamaan 3.2 Arikunto (dalam Nurhasanah, 2016).
 ............................(3.2)

Keterangan :
r11      = Reliabilitas yang dicari
      = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
      = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
      = Standar deviasi dari tes
n        = Jumlah butir tes

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi
Kekuatan Hubungan
0,00 – 0,20
Sangat rendah
0,21 – 0,40
Rendah
0,41 – 0,60
Cukup
0,61 – 0,80
Tinggi
0,81 – 1,00
Sangat tinggi

3.6.3.      Daya Pembeda
Daya pembeda soal tes adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi atau disingkat D.
Arikunto (dalam akbar, 2013) menyatakan bahwa untuk kelompok kecil (jmlah sisiwa kurang 100) seluruh testee dikelompokkan jadi dua, yakni 50% kelompok siswa berkemampuan tinggi (JA=kelompok siswa atas) dan 50% kelompok siswa dengan kemampuan rendah (JB=kelompok siswa bawah).
Rumus mencari indeks diskriminasi pada persamaan 3.3
 ......................................................(3.3)
                                   
Keterangan:
J = jumlah peserta tes.
JA = banyaknya peserta kelompok atas.
JB = banyaknya peserta kelompok bawah.
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar.
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar.
PA = (BA/JA) = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat P sebagai indeks kesukaran).
PB = (BB/JB) = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Tabel 3.3 Kriteria Daya Beda
Indeks Daya Beda
Kriteria
0,00 – 0,20
Daya beda soal jelek/poor
0,21 – 0,40
Daya beda soal cukup/satisfactory
0,41 – 0,70
Daya beda soal baik/good
0,71 – 1,00
Daya beda soal baik sekali/excellent

3.6.4.      Taraf Kesukaran
Soal yang baik memiliki taraf kesukaran yang sedang, yaitu tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah, ditunjukkan sebagai indeks kesukaran.rentang indeks kesukaran ialah antara 0,0 – 1,00. Soal yang indeks kesukarannya 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar. Soal yang yang indeks kesukarannyaa 1,00 meujukkan bahwa soa itu terlalu mudah (Arikunto, dalam Akbar 2013).
Rumus indeks kesukaran terdapat pada persamaan 3.4

..............................................(3.4)


Keterangan :
P     = indeks kesukaran.
B    = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
JS   = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Rentang P
Kriteria
0,00 – 0,30
Soal memiliki tingkat kesukaran tinggi (sukar)
0,31 – 0,70
Soal memiliki tingkat kesukaran sedang
0,71 – 1,00
Soal memiliki tingkat kesukaran rendah (mudah)

3.7. Metode Analisis Data
Analis prestasi belajar siswa diperoleh berdasarkan pretes dan postes yang telah didapat sebelumnya kemudian diolah dengan menggunakan uji statistik. Beberapa uji statistik yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
3.7.1.      Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh berdistribusi simetris atau normal dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik.
Dalam penelitian ini, untuk melakukan uji normalitas menggunakan rumus Chi-Kuadrat pada persamaan 3.7
.........................................(3.7)
Keterangan :
: nilai Chi kuadrat
: Frekuensi harap
: Frekuensi hasil pengamatan/observasi
Hipotesis yang diajukan:
Ho : Sampel berdistribusi normal
Ha : Sampel tidak berdistribusi normal
Apabila harga  hitung lebih kecil atau sama dengan table (α = 0.05) dan dk = (k - 1), maka . Namun jika  hitung lebih besar daripada  tabel, maka

3.7.2.      Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk memastikan bahwa varian dari setiap kelompok sama atau sejenis, sehingga perbandingan dapat dilakukan secara adil. Jika setiap kelompok data mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Untuk menguji kesamaan varians, rumus uji homogenitas yang digunakan pada persamaan 3.6
 ...................................... (3.6)

Varians adalah rata-rata hitung deviasi kuadrat setiap data terhadap rata-rata hitungnya. Dengan kriteria pengujian jika Fhitung  Ftabel berarti tidak homogen dan jika FhitungFtabel berarti homogen (untuk kesalahan 5%).

3.7.3.      Uji Hipotesis
Analisis hipotesis yang digunakan adalah uji–t dua sample bebas (independent sample t test). Uji-t adalah tehnik statistik yang dipergunakan untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi.
Dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan menggunakan rumus pada persamaan 3.8 dan 3.9 (Sugiyono, 2012) :
t =        ................................................................(3.8)
dimana .....................................(3.9)
keterangan :
  = Varians gabungan
 = Rata-rata sampel 1
 = Rata-rata sampel 2
= varians sampel 1
= varians sampel 2
 = Jumlah sampel 1
= Jumlah sampel 2

Hipotesis akan diterima jika  dengan taraf signifikansi 0,5. Ha dari penelitian ini adalah ada  perbedaan yang signifikan penggunaan model pembelajaran probing promting dengan model active learning terhadap keaktifan dan peningkatan prestasi belajar siswa. Sedangkan Ho dari penelitian ini adalah ada  perbedaan yang signifikan penggunaan model pembelajaran probing promting dengan model active learning terhadap keaktifan dan peningkatan prestasi belajar siswa.

3.7.4.      Uji N-Gain
Setelah pretes dan posttes dilaksanakan, langkah selanjutnya yaitu menghitung gain (peningkatan) penguasaan konsep siswa. Gain diperoleh dengan cara membandingkan hasil pretes dengan hasil pretes. Adapun rumus dari  gain ternormalisasi (normalisasi gain) menggunakan persamaan 3.11 (sukirman,2011).
g =  .............................................................(3.11)
Dengan ketentuan :
Tabel 3.5 Tabel Klasifikasi Normalisasi Gain
Koefisien Normalisasi Gain
Klasifikasi
g  0,3
Rendah
0,3  g  0,7
Sedang
g  0,7
Tinggi


3.7.5.      Analisis Data Pada Keterlaksanaan Pembelajaran
Untuk mengetahui hasil keterlaksanaan pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing, maka hasil keterlaksanaan pembelajaran model inkuiri terbimbing dianalisis secara deskriptif yaitu analisis dilakukan dengan mencari keterlaksanaan pembelajaran (KP). KP dihitung dengan rumus sebagai berikut
 .................................................. (3.12)
Keterangan:
KP = keterlaksanaan pembelajaran
S    = banyak indikator yang diamati
SMI = skor maksimal ideal
Selanjutnya keterlaksanaan pembelajaran dalam proses mengajar digolongkan menjadi 5 kategori, seperti pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.6 Pedoman Konversi Skor Keterlaksanaan Pembelajaran
Keterlaksanaan Pembelajaran (KP)
Kategori
90%-100%
Sangat Baik
80%-89%
Baik
65%-79%
Cukup Baik
55%-64%
Tidak Baik
0%-54%
Sangat Tidak Baik

3.7.6.      Analisis Data Keaktifan Siswa
Kektifan siswa selama kegiatan pembelajaran dapat dikonversikan dalam bentuk nilai, yaitu persentase tiap aspek yang diperoleh dengan menggunakan persamaan 3.6(Arikunto dalam Prastiti, 2016)