Tuesday 25 September 2018

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 B. Latar Belakang


A.    JUDUL
Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017
B.     Latar Belakang
Salah satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas (liquidity ratio). Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.[1] Jika perusahaan mampu melakukan pembayaran artinya perusahaan dalam keadaan likuid, sedangkan jika perusahaan berada dalam keadaan tidak memiliki kemampuan membayar kewajiban jangka pendek artinya perusahaan tersebut dalam keadaan ilikuid. Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan dari pihak luar terutama para kreditur dan pemasok, dan dari pihak dalam yaitu karyawannya.[2]
Tingkat likuiditas perusahaan merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Tingkat likuiditas perusahaan menjadi penting karena efisiensi suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba atau peningkatan volume saja, tetapi yang tidak kalah penting adalah usaha untuk mempetinggi tingkat likuiditasnya yang kan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.
Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban terutama utang jangka pendek disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor ketidakmampuan perusahaan bisa dikarenakan perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali atau perusahaan belum memiliki dana yang cukup secara tunai sehingga harus menunggu waktu tertentu untuk membayarnya. Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya tersebut merupakan masalah manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Para manajer merasa perlu untuk melakukan analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau kewajibannya (rasio likuiditas).[3]
Pada dasarnya likuiditas merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, maka penambahan atau pengurangan pada aktiva lancar  maupun hutang lancar akan mengakibatkan perubahan pada tingkat likuiditas itu sendiri. Oleh karena itu aspek yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas yang dicapai perusahaan diantaranya adalah kas, piutang dan persediaan. Hal ini dikarenakan kas, piutang dan persediaan merupakan unsure aktiva lancar yang likuid dan biasanya memiliki proporsi yang besar dalam aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.[4] kas adalah aset perusahaan yang paling likuid dan karena itu dicantumkan pada urutan aset yang pertama dalam kelompok aset lancar. Jadi rasio perputaran kas ini bermanfaat untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan membayar tagihan dan membiayai penjualan.[5]
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali (secara rata rata) perusahaan mengumpulkan piutang dalam satu periode. Perputran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (penjualan bersih dikurangi penjualan tunai) dengan rata rata piutang neto. Rata rata piutang dapat dihitung dari piutang awal dan akhir piutang neto, kecuali  apabila terdapat faktor musiman.[6]
Perputaran persediaan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali (secara rata-rata) persediaan dijual dalam suatu periode. Hal ini dilakukan untuk mengukur likuiditas persediaan. Perputaran persediaan dihitung dengan membagi dengan membagi beban pokok penjualan dengan rata-rata persediaan.[7]  Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputarran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. [8] Setiap manajemen perusahaan perlu untuk melakukan pengendalian yang optimal atas persediaan melalui perputaran persediaan untuk dapat pengukuran berapa kali dana yang terinvestasi dalam persediaan yang berputar dalam satu tahun.
Tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan digunakan untuk menilai kemampuan koperasi dalam mengelola kas, piutang dan persediaan secara efisien. Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali aktiva lancar menjadi kas melalui penjualan. Tingkat perputaran piutang menunjukkan kecepatan pelunasan piutang menjadi kas kembali. Sedangkan tingkat perputaran persediaan menunjukkan kecepatan digantinya persediaan barang dagangan melalui penjualan, baik secara tunai maupun kredit.
Beberapa penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan likuiditas, menurut penelitian yang dilakukan oleh Noer Annisa Sudargono (2015) Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Likuiditas perusahaan sedangkan Perputaran Piutang berpengaruh negatif terhadap Likuiditas perusahaan pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang sudah listing di BEI.[9] Namun menurut Sriwimerta dalam Imam Fatkhurridlo (2015) Perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008.[10] Penelitian yang dilakukan oleh Romasi Lomban Gaol (2015) perputaran persediaan dan perputaran piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI.[11] Sedangkan menurut Susi (2017) perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap.[12]
Melihat ketidakkonsistenan baik antara teori dengan hasil penelitian maupun antar hasil likuiditas perusahaan penelitian sebelumnya mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan objek yang berbeda, yaitu perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan  judul “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017”
C.    Rumusan Masalah
1.      Apakah perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan?
2.      Apakah perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap likuditas perusahaan?
3.      Apakah perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan?
D.    Daftar Pustaka
Fahmi, Irham Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014
Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2013
Indrajit. Manajemen Persediaan. Jakarta: Grasindo, 2003.
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Sutrisno. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta : Ekonisia. 2009.
Utari, Dewi dkk, Manajemen Keuangan kajian praktik dan teori dalam meneglola keuangan organisasi  perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2014.
Yusup, Al Haryono. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta: STIE YKPN, 2011.
http://repository.iainpekalongan.ac.id/61/ diakses tangal 01 Mei 2018
http://www.google.co.id/search?client=ucweb_&channel=sb&q=pengaruh+perputaran+persediaan%2Cperputaran+piutang+dan+pertumbuhan+penjualan+terhadap+likuiditas&oq= pengaruh+perputaran+persediaan%2Cperputaran+piutang+dan+pertumbuhan+penjualan+terhadap+likuiditas&aqs=mobile-gws-lite. diakses tanggal 01 mei 2018



[1] Irham Fahmi, Manajemen Keuangan Perusahaan Dan Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hlm. 69.
[2] Dewi Utari, dkk, Manajemen Keuangan kajian praktik dan teori dalam meneglola keuangan organisasi  perusahaan (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hlm. 60
[4] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 140.
[6] Al Haryono Yusup, Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2 (Yogyakarta: STIE YKPN, 2011), hlm. 496-497.
[7] Ibid., hlm. 498.
[8] Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan (Jakarta: Rajawali Pers, 2013) Hlm. 308
[11]http://www.google.co.id/search?client=ucweb_&channel=sb&q=pengaruh+perputaran+persediaan%2Cperputaran+piutang+dan+pertumbuhan+penjualan+terhadap+likuiditas&oq= pengaruh+perputaran+persediaan%2Cperputaran+piutang+dan+pertumbuhan+penjualan+terhadap+likuiditas&aqs=mobile-gws-lite. diakses tanggal 01 mei 2018