BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran fisika merupakan proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik serta dapat menguasai pengetahuan
dan konsep fisika serta hukum-hukum fisika melalui kegiatan mengamati,
merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, mengukur, menganalisis data, dan menyimpulkan permasalahan serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Damayanti, Ngazizah, & K., 2013). Dalam pembelajaran fisika, siswa diharapkan tidak hanya menguasai konsep fisika secara teori tetapi juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk membuktikan konsep fisika yang didapat dari teori tersebut melalui kegiatan praktikum.
Menurut Hodson dalam Abraham yang dikutip oleh Suprianto,
Kholida, S. I., & Andi, H. J. (2017) kegiatan praktikum mempunyai 5 tujuan, yaitu: (1) untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah; (2) untuk mengajarkan keterampilan eksperimen; (3) untuk mengembangkan ‘sikap ilmiah’ seperti berpikiran terbuka, bersikap objektif, dan kesediaan untuk menangguhkan
penilaian; (4) dapat mengembangkan keahlian, dan dapat memberikan penilaian dan (5) untuk memotivasi peserta didik, dengan simulasi yang menarik dan menyenangkan.
Salah satu komponen penunjang yang sangat penting dalam pelaksanaan praktikum
yaitu panduan praktikum. Fungsi panduan praktikum ditujukan untuk membantu dan menuntun peserta didik agar dapat
bekerja secara kontinu dan terarah. Penuntun praktikum digunakan sebagai panduan tahapan-tahapan kerja
praktikum bagi siswa maupun bagi guru sendiri (Handayani, 2013).
Berdasarkan hasil pengamatan di beberapa sekolah
Kecamatan Larangan, dalam pelaksanaan praktikum banyak siswa yang kurang
termotivasi dalam melakukan praktikum, malu bertanya, kebingungan dalam
melakukan langkah-langkah percobaan dan kurang kerja sama antar anggota
kelompok. Kondisi tersebut menyebabkan sikap ilmiah yang ditunjukkan siswa
dalam kegiatan praktikum masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena
dalam pelaksanaan praktikum, guru masih menggunakan panduan praktikum
konvensional berupa panduan praktikum KIT yang hanya berisi tujuan praktikum,
alat dan bahan serta langkah percobaan secara singkat. Selain itu, panduan praktikum
yang digunakan belum menunjukkan kesesuaian dengan aspek literasi sains.
Korpan dalam (Sapriati & Sekarniwahyu, 2013) mendefinisikan literasi sains sebagai
kemampuan menerapkan pengetahuan ilmiah dan pemahaman sains, dimana kemampuan
tersebut mencakup
kemampuan mengidentifikasi masalah untuk penyelidikan, merumuskan hipotesis, dan merancang serta
melaksanakan penelitian. Lebih lanjut Sapriati
& Sekarniwahyu (2013)
menjelaskan bahwa literasi sains mengacu pada kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
sains, berpikir dan bersikap secara ilmiah.
Pendapat ini menguatkan hipotesis bahwa aspek literasi sains dapat mengembangkan
sikap ilmiah.
Mengacu pada uraian di atas, maka salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa yaitu dengan mengembangkan
panduan praktikum yang memuat aspek literasi sains. Hal ini diperkuat oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ramdaniyah &
Dwiningsih (2017) dengan mengembangkan LKS Berbasis Literasi Sains Melalui Model Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan
Literasi Sains Siswa Pada Submateri
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi. Didapatkan hasil bahwa terjadi
peningkatan disetiap kompetensi literasi sains, yaitu (1) menjelaskan fenomena
ilmiah terjadi peningkatan 0,64 dengan kriteria sedang, (2) mengevaluasi dan
merancang penyelidikan ilmiah terjadi peningkatan 0,64 dengan kriteria sedang
(3) menafsirkan data dan bukti ilmiah terjadi peningkatan 0,78 dengan kriteria
tinggi.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Suprianto,
et al. (2017) dengan menggunakan Panduan Praktikum Fisika Dasar 1 Berbasis Guided Inquiry
Terhadap Peningkatan Hard Skills dan Soft Skills Mahasiswa.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai rerata posttest hard skills sebesar 4,01 dengan kategori “Baik”, sedangkan nilai rerata soft skills
sebesar 4,35 yang berkategori “Sangat Baik”. Selain itu, dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan panduan praktikum fisika dasar 1
berbasis guided inquiry terhadap peningkatan hard skills dan
soft skill mahasiswa.
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan maka dilakukan
penelitian dalam proses pembelajaran dengan judul “Pengembangan Panduan
Praktikum Fisika Berbasis
Literasi Sains Sub Pokok Bahasan Hubungan Momentum Dan Impuls Terhadap Sikap
Ilmiah Siswa”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang
telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah
1.
Bagaimanakah
pengembangan panduan praktikum fisika berbasis literasi sains sub pokok bahasan hubungan momentum dan impuls?
2.
Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan panduan
praktikum fisika berbasis literasi sains sub pokok bahasan hubungan momentum dan impuls
terhadap sikap ilmiah siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan
1.
Untuk mengembangkan panduan praktikum fisika berbasis literasi sains sub pokok bahasan hubungan momentum dan impuls
2.
Untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan panduan praktikum
fisika berbasis literasi sains sub pokok bahasan hubungan momentum dan impuls
terhadap sikap ilmiah siswa
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Manfaat
Teoritis
a.
Menjadi bukti
empirik tentang potensi pembelajaran menggunakan panduan praktikum berbasis
literasi sains terhadap sikap ilmiah siswa.
b.
Memperkaya hasil
penelitian terkait pengaruh panduan praktikum berbasis literasi sains terhadap
sikap ilmiah siswa.
c.
Menjadi bahan
informasi, pembanding, pendukung atau bahkan sebagai rujukan bagi penelitian
sejenis yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan seperti
guru, mahasiswa, LPTK, praktis pendidikan. Peneliti dan lain-lain.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi sekolah
Merintis adanya petunjuk praktikum berbasis literasi sains yang
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk menemukan dan
mengembangkan sendiri konsep, dan dapat melatih sikap ilmiah siswa. Serta
merupakan sumbangan yang baik dalam rangka menambah perangkat disekolah.
b.
Bagi
guru
Memberikan petunjuk praktikum yang dapat digunakan untuk
mengembangkan sikap ilmiah dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
c.
Bagi
siswa
Menumbuhkan kebiasaan bersikap ilmiah pada kegiatan praktikum.
Selain itu dapat menunjang kegiatan praktikum bagi siswa sehingga membantu
mempermudah dalam memahami konsep dalam mencapai kompetensi, serta dapat
meningkatkan kemampuan literasi sains pada siswa.
d.
Bagi
peneliti
Memberikan pengalaman mengenai pembuatan petunjuk praktikum berbasis literasi
sains yang tepat diterapkan pada siswa SMA/MA.
1.5 Definisi Operasional
1.
Panduan Praktikum Berbasis Literasi
Sains
Panduan praktikum berbasis literasi sains adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi
tata cara, pelaksanaan dan analisis data yang disusun berdasarkan kaidah
tulisan ilmiah dan memuat komponen-komponen literasi sains. Literasi sains yang
digunakan terfokus pada dimensi proses yang memiliki 5 komponen, yaitu mengenali
pertanyaan ilmiah, mengidentifikasi bukti, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan kesimpulan dan menunjukkan pemahaman
konsep ilmiah. Panduan praktikum yang dikembangkan yaitu pada sub pokok bahasan hubungan momentum dan impuls. Instrumen yang digunakan yaitu lembar validasi berupa validasi
materi dan validasi tampilan.
2.
Sikap Ilmiah
Sikap
ilmiah merupakan kecenderungan orang atau
individu untuk bertindak
atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis
melalui langkah-langkah ilmiah. Dimensi
sikap ilmiah yang diamati yaitu: sikap ingin tahu, sikap
respek terhadap fakta / data, sikap berpikir kritis, sikap penemuan dan
kreativitas dan sikap berpikiran terbuka dan kerja sama. Instrumen yang
digunakan berupa dan lembar observasi sikap ilmiah.
1.6 Hipotesis Penelitian
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
panduan praktikum fisika
berbasis literasi sains sub pokok bahasan hubungan momentum dan impuls terhadap sikap ilmiah
siswa