PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN STRATEGI
PEMBELAJARAN
MAKALAH
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI
Yang
diampu oleh Dawiyatun, M.PD
Oleh
:
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2018
KATA
PENGANTAR
Puji syuur
kehadirat allah SWT, yang atas rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI.
Dalam penulisan
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kamimiliki. Untuk itu, kritik dan
saran pihak sangat kami harapkan dari penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan
makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi
adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu.
Pembelajaran adalah pemberian atau mendorong kepada siswa untuk melakukan
proses kegiatan belajar dengan memberikan rangsangan atau bimbingan yang sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik, yaitu aspek konitif, aspek afektif,
dan aspek psikomotorik.
Menurut
UUD no. 20 tahun 20003 pembelajaran adalah proses interksi peserta didik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Strategi pembelajaran adalah
rencana seorang guru dalam mengelola semua komponen belajar dan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan. Strategi dapat diasumsikan
sama artinya dengha sebuah siasat, cara atau taktik. Didalam strategi yang baik
terdapat koordinasi kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung
yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien
dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan sevara efektif.
Strategi pembelajaran ini membantu guru mengembangkan model pembelajaran yang
sesuai. Strategi pemebelajaran fokus pada apa yang dilakukan guru dan siswa
serta apa yang mereka lakukan tidah hanya pemberian dan penguasaan teori,
tetapi juga memperhatikan kecakapan bagi siswa.
Strategi
dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu
yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang seringkali mencampur adukan
kedua kata tersebut. Strategi pembelajaran harus berfariasi dan sesuai dengan
kompetensi dan hasil belajar yang akan dicapai serta materi pembelajaran.
Sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat saat ini, hendaknya strategi tidak
hanya berguna dalam pencapaian tujuan pembelajaran saja, tapi juga memiliki
dampak pengiring dalam pertumbuhan kepribadian individu, sesuai dengan tuntutan
pembentukan kompetensi. Untuk itu perlu digunakan strategi yang sesuai dengan
konteks kehidupan yang nyata.[1]
B. Rumusan Masalah
- Apa prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran?
- Bagaimana prinsip-prinsip strategi pembelajaran?
- Bagaimana prinsip-prinsip umum tentang mengajar?
C. Tujuan
- Mengetahui prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran.
- Mengetahui prinsip-prinsip strategi pembelajaran.
- Mengetahui prinsip-prinsip umum tentang mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Prinsip-Prinsip Kegunaan Strategi Pembelajaran
Kata
prinsip berasal dari bahasa latin yang berarti”asas (kebenaran yang menjadi
pokok dasar berfikir, bertindak, dan sebagainya) prinsip itu adalah sebuah
kepercayaan yang di terima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi
prinsip dapat di artikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar pkok berfikir atau
bertindak.
Kata
pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilaukan oleh
pihak guru dan belajar dilakukan oleh peserta didik. Jadi prinsip pembelajaran
adalah landasan berfikir, landasanberpijak dengan harapan tujuan pembelajaran
tercapai dan tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.
Dalam
penggunan strategi pembelajaran ada hal-hal yang harus di perhatikan oleh
pendidik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Proses
pembelajaran pendidikan sebaiknya di selenggarakan secara interaktif,
menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik unruk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta
didik.[2]
- Prinsip Prinsip Strategi Pembelajaran
Prinsip prinsip dalam bahasan ini
adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran.
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.
Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh Killen " bahwa guru harus mampu memilih strategi yang
dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami
prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut :
1. Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan
merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah
diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting,
sebab mengajar adalah proses yang
bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat
ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat
menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru. Hal ini sering dilupakan
guru. Guru yang sedang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi
penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai
dengan strategi yang demikian. Ini tentu saja keliru. Apabila kita menginginkan
siswa terampil menggunakan alat tertentu, Katakanlah terampil menggunakan
termometer sebagai alat pengukur suhu badan, dalam hal ini seorang guru tidak
mungkin menggunakan strategi penyampaian secara berturut-turut, untuk mencapai
hal yang sedemikian siswa harus berpraktik secara langsung.
2. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal
sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman
tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada
aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis
seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang
terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.
3. Individualitas
Mengajar adalah usaha
mengembangkan aetiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok
siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku
setiap siswa. Di katakan guru yang profesional manakala ia menangani 50 siswa,
seluruhnya berhasil mencapai tujuan; dan sebaliknya, di katakan guru yang tidak
baik atau tidak berhasil manakala ia menangani 50 orang siswa dan 49 siswa
tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu di lihat dari segi
jumlah siswa sebaiknya standar kerberhasilan guru di tentukan setinggi-tingginya.
Semakin tinggi standar
keberhasilan di tentukan
, maka semakin berkualitas proses pembelajaran.
4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai
usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan
kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif
dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi. Penggunaan
metode diskusi, contohnya, guru harus
dapat Merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada
pengembangan aspek intelektual saja tetapi harus mendorong siswa agar mereka
bisa berkembang secara keseluruhan, misalkan mendorong agar siswa dapat
menghargai pendapat orang lain, mendorong siswa agar berani mengeluarkan gagasan
atau ide-ide orisinil, mendorong siswa untuk bersikap jujur, tenggang rasa, dan
lain sebagainya.
Disamping itu, Bab IV pasal 19
peraturan pemerintahan No. 19 Tahun 2015 di katakan bahwa proses pembelajaran
pada satuan pendidikan di selenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktiv,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta
didik.
Sesuai dengan isi peraturan
pemerintah diatas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan
pembelajaran, sebagai berikut:
·
Interaktif
Prinsip
interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan
pengetahuan dari guru ke siswa; akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses
mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan
demikian, proses pembelajaran adalah proses interaksi baik antara guru dan
siswa, antara siswa dan siswa, maupun antara siswa dengan lingkungannya.
Melalui proses interaksi, memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik
mental maupun intelektual.
·
Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses
yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan
sesuatu. berbagai informasi dan proses
pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat mutlak,
akan tetapi mereka merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk mau mencoba
dan mengujinya. Oleh karena itu, guru mesti membuka berbagai kemungkinan yang
dapat dikerjakan siswa. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan
inspirasinya sendiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang
bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar sendiri.
·
Menyenagkan
proses pembelajaran adalah proses
yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya
mungkin dapat berkembang makalah siswa terbebas dari rasa takut atau
menegangkan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran
merupakan proses yang menyenangkan (enjoying learning).
·
Menantang
Proses pembelajaran adalah suatu
proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni
merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan
dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba,
berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. Apapun yang diberikan dan
dilakukan guru harus dapat merangsang siswa untuk berpikir (learning how to
learn) dan melakukan (learning how to do).
·
Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat
penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin Siswa
memiliki kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi
merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri
siswa manakala siswa merasa membutuhkan (need). Siswa yang merasa butuh akan
bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu dalam
rangka membangkitkan motivasi, guru
harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan
siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh
nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi
kebutuhannya.[3]
- Prinsi-Prinsip Umum Tentang Mengajar Tentang
Prinsip-prinsip
umum yang harus di jadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajarar
mengajar adalah sebagi berikut:
- Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah di miliki siswa. Apa yang telah di pelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan di ajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus di ketahui guru. Tingkat kemampuan semacam ini di sebut entry behavior. Entry behavior dapat di ketahui di antaranya melakukan pretes.n hal ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien.
- Pengetahuan dan keterampilan yang di ajarkan harus bersifat praktis. Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubugan dengan situasi kehidupan. Hal ini dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar.
- Menagajar harus memperhatikan perbedaan individu setiap siswa.
- Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting di jadikan landasan dalam mengaja. Kesiapan adalah kapasitas (kemampuan potensial) baik bersifat fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu.
- Tujuan pengajaran harus di ketahui siswa. Apabila tujuan pengajaran di ketahui, siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Agar tujuan mudah di ketahui, harus di rumuskan secara khusus.
- Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. Para ahli psikologi merumuskan prinsip bahwa belajar itu bertahap dan meningkat. Olrh karena itu, dalam mengajar haruslah mempersiapkan bahan yang bersifat gradual, yaitu dari sederhana kepada yang kompleks (rumit), dari kongkret kepada yang abstrak, dari umum (general) kepada yang kompleks, dari yang sudah di ketahui (fakta) kepada yang tidak di ketahui (konsep yang bersifat abstrak). Dengan menggunakan prinsip induksi ke induksi atau sebaliknya, dan sering mnggunakan penguatan (reinforcement).[4]
Seorang
guru harus mempunyai modal strategi sebelum memasuki proses pembelajaran agar
guru mampu meningkatkan belajar siswa dan mendapatkan hasil yang maksimal.
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
penggunan strategi pembelajaran ada hal-hal yang harus di perhatikan oleh
pendidik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Proses
pembelajaran pendidikan sebaiknya di selenggarakan secara interaktif,
menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik unruk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta
didik.
Prinsip prinsip dalam bahasan ini
adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran.
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.
Prinsip-prinsip
umum yang harus di jadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajarar
mengajar adalah sebagi berikut: Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang
sudah di miliki siswa. Apa yang telah di pelajari merupakan dasar dalam
mempelajari bahan yang akan di ajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan
siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus di ketahui guru
B. Saran
Demikian
makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan dalam segi penulisan dan
pengetikan kami sebagai penulis mohon kritikan dan saran pembaca agar bisa
membimbing unuk bisa membuat makalah yang baik lagi dari yang sekarang, AMIN
DAFTAR RUJUKAN
Sutarjo Adi Susilo, Pembelajaran Nilai,(Bandung:
Prestasi Pustakaraya, 2013)
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011)
Suryadarma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihanya,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008.)
Rohman Muhammad dan Amri Sofan, Strategi dan Desain
Pengembangan Sistem Pembelajaran,
[1]
Suryadarma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihanya, (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.), hlm.65
[2]
Adi Susilo Sutarjo, Pembelajaran
Nilai,(Bandung: Prestasi Pustakaraya, 2013), hlm. 87-89.
[3]
Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2011), hlm. 131-135
[4]
Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi
dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Pustakaraya, 2010),
hlm. 46-47.