Thursday 27 September 2018

PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN MAKALAH




PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN
MAKALAH
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI
Yang diampu oleh Dawiyatun, M.PD

Oleh :









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2018
KATA PENGANTAR


Puji syuur kehadirat allah SWT, yang atas rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kamimiliki. Untuk itu, kritik dan saran pihak sangat kami harapkan dari penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.



BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Pembelajaran adalah pemberian atau mendorong kepada siswa untuk melakukan proses kegiatan belajar dengan memberikan rangsangan atau bimbingan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, yaitu aspek konitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Menurut UUD no. 20 tahun 20003 pembelajaran adalah proses interksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Strategi pembelajaran adalah rencana seorang guru dalam mengelola semua komponen belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan. Strategi dapat diasumsikan sama artinya dengha sebuah siasat, cara atau taktik. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan sevara efektif. Strategi pembelajaran ini membantu guru mengembangkan model pembelajaran yang sesuai. Strategi pemebelajaran fokus pada apa yang dilakukan guru dan siswa serta apa yang mereka lakukan tidah hanya pemberian dan penguasaan teori, tetapi juga memperhatikan kecakapan bagi siswa.
Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang seringkali mencampur adukan kedua kata tersebut. Strategi pembelajaran harus berfariasi dan sesuai dengan kompetensi dan hasil belajar yang akan dicapai serta materi pembelajaran. Sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat saat ini, hendaknya strategi tidak hanya berguna dalam pencapaian tujuan pembelajaran saja, tapi juga memiliki dampak pengiring dalam pertumbuhan kepribadian individu, sesuai dengan tuntutan pembentukan kompetensi. Untuk itu perlu digunakan strategi yang sesuai dengan konteks kehidupan yang nyata.[1]    

B.     Rumusan Masalah

  1. Apa prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran?
  2.  Bagaimana prinsip-prinsip strategi pembelajaran?
  3. Bagaimana prinsip-prinsip umum tentang mengajar?

C.    Tujuan

  1. Mengetahui prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran.
  2. Mengetahui prinsip-prinsip strategi pembelajaran.
  3. Mengetahui prinsip-prinsip umum tentang mengajar.



BAB II

PEMBAHASAN


  1. Pengertian Prinsip-Prinsip Kegunaan Strategi Pembelajaran
Kata prinsip berasal dari bahasa latin yang berarti”asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir, bertindak, dan sebagainya) prinsip itu adalah sebuah kepercayaan yang di terima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi prinsip dapat di artikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar pkok berfikir atau bertindak.
Kata pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilaukan oleh pihak guru dan belajar dilakukan oleh peserta didik. Jadi prinsip pembelajaran adalah landasan berfikir, landasanberpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.
Dalam penggunan strategi pembelajaran ada hal-hal yang harus di perhatikan oleh pendidik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Proses pembelajaran pendidikan sebaiknya di selenggarakan secara interaktif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik unruk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.[2]
  1. Prinsip Prinsip Strategi Pembelajaran
Prinsip prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Killen " bahwa guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut :
1. Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab  mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru. Hal ini sering dilupakan guru. Guru yang sedang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi penyampaian, seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan strategi yang demikian. Ini tentu saja keliru. Apabila kita menginginkan siswa terampil menggunakan alat tertentu, Katakanlah terampil menggunakan termometer sebagai alat pengukur suhu badan, dalam hal ini seorang guru tidak mungkin menggunakan strategi penyampaian secara berturut-turut, untuk mencapai hal yang sedemikian siswa harus berpraktik secara langsung.
2. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.  aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.
3. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan aetiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Di katakan guru yang profesional manakala ia menangani 50 siswa, seluruhnya berhasil mencapai tujuan; dan sebaliknya, di katakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil manakala ia menangani 50 orang siswa dan 49 siswa tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu di lihat dari segi jumlah siswa sebaiknya standar kerberhasilan guru di tentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan di tentukan , maka semakin berkualitas proses pembelajaran.
4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi. Penggunaan metode diskusi, contohnya,  guru harus dapat Merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan, misalkan mendorong agar siswa dapat menghargai pendapat orang lain, mendorong siswa agar berani mengeluarkan gagasan atau ide-ide orisinil, mendorong siswa untuk bersikap jujur, tenggang rasa, dan lain sebagainya.
Disamping itu, Bab IV pasal 19 peraturan pemerintahan No. 19 Tahun 2015 di katakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan di selenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktiv, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan isi peraturan pemerintah diatas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut:
·         Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa; akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, proses pembelajaran adalah proses interaksi baik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, maupun antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi, memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
·         Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.  berbagai informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi mereka merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk mau mencoba dan mengujinya. Oleh karena itu, guru mesti membuka berbagai kemungkinan yang dapat dikerjakan siswa. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar sendiri.
·         Menyenagkan
proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang makalah siswa terbebas dari rasa takut atau menegangkan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan (enjoying learning).
·         Menantang
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. Apapun yang diberikan dan dilakukan guru harus dapat merangsang siswa untuk berpikir (learning how to learn) dan melakukan (learning how to do).
·         Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin Siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri siswa manakala siswa merasa membutuhkan (need). Siswa yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu dalam rangka membangkitkan motivasi,  guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.[3]
  1. Prinsi-Prinsip Umum Tentang Mengajar Tentang
Prinsip-prinsip umum yang harus di jadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajarar mengajar adalah sebagi berikut:
  1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah di miliki siswa. Apa yang telah di pelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan di ajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus di ketahui guru. Tingkat kemampuan semacam ini di sebut entry behavior. Entry behavior dapat di ketahui di antaranya melakukan pretes.n hal ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien.
  2. Pengetahuan dan keterampilan yang di ajarkan harus bersifat praktis. Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubugan dengan situasi kehidupan. Hal ini dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar.
  3. Menagajar harus memperhatikan perbedaan individu setiap siswa.
  4. Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting di jadikan landasan dalam mengaja. Kesiapan adalah kapasitas (kemampuan potensial) baik bersifat fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu.
  5. Tujuan pengajaran harus di ketahui siswa. Apabila tujuan pengajaran di ketahui, siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Agar tujuan mudah di ketahui, harus di rumuskan secara khusus.
  6. Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. Para ahli psikologi merumuskan prinsip bahwa belajar itu bertahap dan meningkat. Olrh karena itu, dalam mengajar haruslah mempersiapkan bahan yang bersifat gradual, yaitu dari sederhana kepada yang kompleks (rumit), dari kongkret kepada yang abstrak, dari umum (general) kepada yang kompleks, dari yang sudah di ketahui (fakta) kepada yang tidak di ketahui (konsep yang bersifat abstrak). Dengan menggunakan prinsip induksi ke induksi atau sebaliknya, dan sering mnggunakan penguatan (reinforcement).[4]
Seorang guru harus mempunyai modal strategi sebelum memasuki proses pembelajaran agar guru mampu meningkatkan belajar siswa dan mendapatkan hasil yang maksimal.
.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dalam penggunan strategi pembelajaran ada hal-hal yang harus di perhatikan oleh pendidik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Proses pembelajaran pendidikan sebaiknya di selenggarakan secara interaktif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik unruk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Prinsip prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.
Prinsip-prinsip umum yang harus di jadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajarar mengajar adalah sebagi berikut: Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah di miliki siswa. Apa yang telah di pelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan di ajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus di ketahui guru

B.     Saran

Demikian makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan dalam segi penulisan dan pengetikan kami sebagai penulis mohon kritikan dan saran pembaca agar bisa membimbing unuk bisa membuat makalah yang baik lagi dari yang sekarang, AMIN


DAFTAR RUJUKAN


Sutarjo Adi Susilo, Pembelajaran Nilai,(Bandung: Prestasi Pustakaraya, 2013)
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011)
Suryadarma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihanya, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008.)
Rohman Muhammad dan Amri Sofan, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran,


[1] Suryadarma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihanya, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008.), hlm.65
[2] Adi Susilo Sutarjo, Pembelajaran Nilai,(Bandung: Prestasi Pustakaraya, 2013), hlm. 87-89.
[3] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 131-135
[4] Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Pustakaraya, 2010), hlm. 46-47.