Tuesday, 2 October 2018

Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik Pembelajaran




BAB II
PENDAHULUAN
A.    Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik Pembelajaran
            Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris “approach” yang memiliki beberapa arti, di antaranya diartikan dengan “pendekatan”. Oleh karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan sebagai “cara memulai pembelajaran”. Menurut Gladene Robertson dan Hellmut lang pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu pendekatan sebagai dokumen tetap, dan pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang. Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka umum tentang skenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. [1]
            Menurut sudirdja dan siregar dikutip dari Mulyono dalam bukunya mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya. Di sini, strategi mencerminkan keharusan untuk mempermudah tujuan pembelajaran. Lebih teknis yang diungkap oleh Gagne dikutip dari Udin Syaefudin Sa’ud dalam bukunya mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran meliputi 9 aktivitas dalam pembelajaran yakni:
1)      Menarik perhatian peserta didik.
2)      Memberikan informasi tujuan pembelajaran pada peserta didik.
3)      Mengulang pembelajaran yang bersifat prasyarat untuk memastikan peserta didik menguasinya.
4)      Memberikan simulus.
5)      Memberikan petunjuk cara mempelajari materi yang bersangkutan.
6)      Menunjukkan kinerja peserta didik terkait dengan apa yang disampaikan.
7)      Memberikan umpan balik terkait dengan kinerja atau tingkat pemahaman peserta didik.
8)      Memberikan penilaian.
9)      Memberikan kesimpulan.[2]
                        Menurut J.R. David dikutip dari Abdul Majid dalam bukunya mengungkapkan bahwa Metode adalah cara untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan suatu strategi, digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajaran. Unsur seperti sumber belajar, kemampuan guru dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran, organisasi, kondisi kelas, dan lingkungan merupakan unsur-unsur yang mendukung strategi pembelajaran. Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan siswa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung.[3]
                        Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahw metode pembelajaran dijabarkan kedalam teknik dan gaya (taktik) pembelajaran. Dengan demikian, Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Dalam hal ini guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Secara teoritik begitu banyak teknik pembelajaran, pada pembahasan ini penulis hanya mengelompokkan teknik pembelajaran pada dua bagian yaitu teknik pembelajaran untuk mengaktifkan kelompok, dan teknik pembelajaran untuk mengaktifkan individu.[4]        
B.     Pendekatan Ilmiyah dalam Pembelajaran
            Pendekatan ilmiyah dalam pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan membentuk jejaring (mengkomunikasikan).[5] Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiyah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10% setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25%. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiyah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90% setelah 2 hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70%.
            Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiyah harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiyah. Pendekatan ini bercirikan penunjunan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiyah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiyah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non-ilmiyah.[6]
            Menurut permendikbud nomor 81A tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
1)      Mengamati
Mengamati merupakan metode yang mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
2)      Menanya
Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu hidupn cerdas dan belajar sepanjang hayat.
3)      Mengumpulkan informasi /eksperimen
Mengumpulkan informasi /eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses pengumpulan informasi /eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4)      Mengasosiasikan/mengolah informasi
Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yangdikembangkan dalam prosees mengasosiasi/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, dsiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berfikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
5)      Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa menyampaikan hasil pengamatan. Kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berfikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.[7]
C.    Strategi Penentuan Pendekatan Metode dan Teknik Pembelajaran
            Kegiatan guru saat merancang pembelajaran amatlah krusial. Salah satu bagian dari kegiatan merancang pembelajaran ini adalah menentukan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran. Apabila guru memilih pendekatan, metode, strategi dan teknik yang tidak tepat dapat dipastikan bahwa pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Sementara bila guru berhasil memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran dengan baik, dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang akan dilakukannya kemungkinan besar akan berjalan efektif.
            Untuk menentukan atau memilih pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang sesuai, maka guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal seperti:
·         Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan tujuan pembelajaran.
Tidak semua pendekatan, metode, strategi, dan teknik pemelajaran cocok dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran seringkali punya kompatibilitas tertentu dengan tujuan pembelajaran tertentu. Contoh: siswa dapat merakit sebuah PC, maka metode ceramah atau diskusi tidak akan dapat mencapai tujuan pembelajaran ini, sebaliknya mungkin metode pembelajaran aktif akan berhasil.
·         Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan materi pembelajaran.
Sudah tentu materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa sangat mempengaruhi pemilihan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran. Ada materi-materi yang cocok diberikan melalui pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran tertentu dan tidak cocok jika diberikan melalui pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang lainnya. Misalnya jika materi pembelajaran berupa fakta maka ceramah dapat dipilih dan berfungsi dengan baik.
·         Ketersediaan media, alat, bahan dan sumber belajar
Beberapa pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran mungkin sangat ideal untuk dipilih, tetapi sebelum benar-benar memilihnya guru harus kembali memperhatikan ketersediaan media pembelajaran, alat, bahan dan sumber belajar.
·         Kemampuan siswa
Dalam menentukan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran tertentu, seringkali guru juga harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa. Ada pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang mudah untuk diterapkan pada berbagai kemampuan siswa. Tetapi adapula pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang sulit diterapkan pada siswa ditingkat kelas tertentu.
·         Gaya belajar siswa
Setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu guru harus mempertimbangkan hal ini agar pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang dipilihnya dapat mengakomodasi semua siswa dengan gaya belajar yang berbeda.
·         Ketersediaan waktu
Kadangkala waktu adalah faktor pembatas yang sangat penting dalam pemilihan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang akan digunakan.
·         Jaminan adanya variasi
Guru juga harus mempertimbangkan bahwa ada jaminan variasi dalam penggunaan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak bosan dan mengakomodasi berbagai gaya belajar dan jenis kecerdasaan yang dimiliki siswa.
·         Jaminan adanya interaksi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa.
Interaksi antar anggota kelas dalam hal ini antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan interaksi sesama siswa dalam pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Semakin banyak interaksi yang terjadi, dan berlangsung berbagai arah, maka akan semakin besar proses pembelajaran yang terjadi pada siswa. Guru hendaknya mempertimbangkan aspek ini saat menentukan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang akan digunakannya.
                        Selain itu untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran yang dilaksanakannya, ada baiknya guru rajin untuk membaca berbagai literatur terkait berbagai pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaranyang sedang berkembang dan banyak digunakan saat ini.[8]















[1] Ibid. 19
[2] Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 9-10
[3] Abdul Majid, 21
[4] Mulyono, 113
[5] Lailatul Qomariyah, dkk, Penerapan Pembelajaran melalui Pendekatan Ilmiyah untuk Peserta Didik. di akses dari artikel pada tanggal 01 oktober 2018 pukul 21.42
[6] “pendekatan ilmiyah dan pembelajaran” di akses dari http://www.holyspiritministry.info/index.php/dunia-pendidikan-kristen/269-pendekatan-ilmiyah-dalam-pembelajaran pada tanggal 29 september 2018 pukul 21.43
[7] “langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik”, diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/pendekatan_saintifik pada tanggal 29 september 2018 pukul 21.40
[8] “penelitian tindakan kelas (PTK) dan model pembelajaran” diakses dari http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/menentukan-pendekatan-strategi-metode.html?m=1 pada tanggal 01 oktober 2018 pukul 20.55