BAB II
PENDAHULUAN
A.
Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari
bahasa Inggris “approach” yang memiliki beberapa arti, di antaranya
diartikan dengan “pendekatan”. Oleh karena itu, istilah pendekatan dapat
diartikan sebagai “cara memulai pembelajaran”. Menurut Gladene Robertson dan
Hellmut lang pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu
pendekatan sebagai dokumen tetap, dan pendekatan pembelajaran sebagai bahan
kajian yang terus berkembang. Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai
kerangka umum tentang skenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa
dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. [1]
Menurut sudirdja dan siregar dikutip
dari Mulyono dalam bukunya mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran adalah
upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat
dipermudah pencapaiannya. Di sini, strategi mencerminkan keharusan untuk
mempermudah tujuan pembelajaran. Lebih teknis yang diungkap oleh Gagne dikutip
dari Udin Syaefudin Sa’ud dalam bukunya mengungkapkan bahwa strategi
pembelajaran meliputi 9 aktivitas dalam pembelajaran yakni:
1)
Menarik perhatian peserta didik.
2)
Memberikan informasi tujuan pembelajaran pada peserta didik.
3)
Mengulang pembelajaran yang bersifat prasyarat untuk memastikan
peserta didik menguasinya.
4)
Memberikan simulus.
5)
Memberikan petunjuk cara mempelajari materi yang bersangkutan.
6)
Menunjukkan kinerja peserta didik terkait dengan apa yang
disampaikan.
7)
Memberikan umpan balik terkait dengan kinerja atau tingkat
pemahaman peserta didik.
8)
Memberikan penilaian.
9)
Memberikan kesimpulan.[2]
Menurut J.R. David
dikutip dari Abdul Majid dalam bukunya mengungkapkan bahwa Metode adalah cara
untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan suatu strategi, digunakan
seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode
pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajaran. Unsur seperti
sumber belajar, kemampuan guru dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran,
organisasi, kondisi kelas, dan lingkungan merupakan unsur-unsur yang mendukung
strategi pembelajaran. Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan
belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan siswa terlibat selama
proses pembelajaran berlangsung.[3]
Pada bagian sebelumnya
telah dijelaskan bahw metode pembelajaran dijabarkan kedalam teknik dan gaya
(taktik) pembelajaran. Dengan demikian, Teknik pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. Dalam hal ini guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama. Secara teoritik begitu banyak teknik pembelajaran,
pada pembahasan ini penulis hanya mengelompokkan teknik pembelajaran pada dua
bagian yaitu teknik pembelajaran untuk mengaktifkan kelompok, dan teknik
pembelajaran untuk mengaktifkan individu.[4]
B.
Pendekatan Ilmiyah dalam Pembelajaran
Pendekatan ilmiyah dalam
pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
membentuk jejaring (mengkomunikasikan).[5]
Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiyah itu lebih efektif hasilnya
dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan
bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10%
setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25%. Pada
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiyah, retensi informasi dari guru sebesar
lebih dari 90% setelah 2 hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar
50-70%.
Proses pembelajaran dengan berbasis
pendekatan ilmiyah harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiyah.
Pendekatan ini bercirikan penunjunan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,
pengabsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Untuk mata pelajaran,
materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiyah ini tidak
selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu
saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat
ilmiyah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non-ilmiyah.[6]
Menurut permendikbud nomor 81A tahun
2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar
pokok yaitu:
1)
Mengamati
Mengamati merupakan metode yang mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran. Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah
membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang
dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
2)
Menanya
Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu hidupn cerdas dan belajar sepanjang hayat.
3)
Mengumpulkan informasi /eksperimen
Mengumpulkan informasi /eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran
yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang
dikembangkan dalam proses pengumpulan informasi /eksperimen adalah
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat.
4)
Mengasosiasikan/mengolah informasi
Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan pembelajaran
yang berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari
hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yangdikembangkan dalam prosees
mengasosiasi/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
dsiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berfikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
5)
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa
menyampaikan hasil pengamatan. Kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan
mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berfikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas,
dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.[7]
C.
Strategi Penentuan Pendekatan Metode dan Teknik Pembelajaran
Kegiatan guru saat merancang
pembelajaran amatlah krusial. Salah satu bagian dari kegiatan merancang
pembelajaran ini adalah menentukan pendekatan, metode, strategi dan teknik
pembelajaran. Apabila guru memilih pendekatan, metode, strategi dan teknik yang
tidak tepat dapat dipastikan bahwa pembelajaran tidak akan berjalan efektif.
Sementara bila guru berhasil memilih dan menentukan pendekatan, metode,
strategi dan teknik pembelajaran dengan baik, dapat diasumsikan bahwa pembelajaran
yang akan dilakukannya kemungkinan besar akan berjalan efektif.
Untuk menentukan atau memilih
pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang sesuai, maka guru
harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal seperti:
·
Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran.
Tidak semua pendekatan, metode, strategi, dan teknik pemelajaran
cocok dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap pendekatan, metode, strategi,
dan teknik pembelajaran seringkali punya kompatibilitas tertentu dengan tujuan
pembelajaran tertentu. Contoh: siswa dapat merakit sebuah PC, maka metode
ceramah atau diskusi tidak akan dapat mencapai tujuan pembelajaran ini,
sebaliknya mungkin metode pembelajaran aktif akan berhasil.
·
Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran
dengan materi pembelajaran.
Sudah tentu materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa
sangat mempengaruhi pemilihan pendekatan, metode, strategi dan teknik
pembelajaran. Ada materi-materi yang cocok diberikan melalui pendekatan,
metode, strategi dan teknik pembelajaran tertentu dan tidak cocok jika
diberikan melalui pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang
lainnya. Misalnya jika materi pembelajaran berupa fakta maka ceramah dapat
dipilih dan berfungsi dengan baik.
·
Ketersediaan media, alat, bahan dan sumber belajar
Beberapa pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran
mungkin sangat ideal untuk dipilih, tetapi sebelum benar-benar memilihnya guru
harus kembali memperhatikan ketersediaan media pembelajaran, alat, bahan dan
sumber belajar.
·
Kemampuan siswa
Dalam menentukan pendekatan, metode, strategi dan teknik
pembelajaran tertentu, seringkali guru juga harus memperhatikan tingkat
kemampuan siswa. Ada pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang
mudah untuk diterapkan pada berbagai kemampuan siswa. Tetapi adapula
pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang sulit diterapkan pada
siswa ditingkat kelas tertentu.
·
Gaya belajar siswa
Setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda satu sama lain.
Oleh karena itu guru harus mempertimbangkan hal ini agar pendekatan, metode,
strategi dan teknik pembelajaran yang dipilihnya dapat mengakomodasi semua
siswa dengan gaya belajar yang berbeda.
·
Ketersediaan waktu
Kadangkala waktu adalah faktor pembatas yang sangat penting dalam
pemilihan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang akan
digunakan.
·
Jaminan adanya variasi
Guru juga harus mempertimbangkan bahwa ada jaminan variasi dalam
penggunaan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan agar siswa tidak bosan dan mengakomodasi berbagai gaya belajar dan
jenis kecerdasaan yang dimiliki siswa.
·
Jaminan adanya interaksi antara guru-siswa, siswa-guru dan
siswa-siswa.
Interaksi antar anggota kelas dalam hal ini antara guru dengan
siswa, siswa dengan guru, dan interaksi sesama siswa dalam pembelajaran sangat
mempengaruhi kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Semakin banyak interaksi
yang terjadi, dan berlangsung berbagai arah, maka akan semakin besar proses
pembelajaran yang terjadi pada siswa. Guru hendaknya mempertimbangkan aspek ini
saat menentukan pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang akan
digunakannya.
Selain
itu untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menentukan pendekatan,
metode, strategi dan teknik pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran yang
dilaksanakannya, ada baiknya guru rajin untuk membaca berbagai literatur
terkait berbagai pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaranyang
sedang berkembang dan banyak digunakan saat ini.[8]
[1] Ibid. 19
[2] Mulyono, Strategi
Pembelajaran, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 9-10
[3] Abdul Majid,
21
[4] Mulyono, 113
[5] Lailatul
Qomariyah, dkk, Penerapan Pembelajaran melalui Pendekatan Ilmiyah untuk
Peserta Didik. di akses dari artikel pada tanggal 01 oktober 2018 pukul
21.42
[6] “pendekatan
ilmiyah dan pembelajaran” di akses dari http://www.holyspiritministry.info/index.php/dunia-pendidikan-kristen/269-pendekatan-ilmiyah-dalam-pembelajaran pada tanggal
29 september 2018 pukul 21.43
[7] “langkah-langkah
pembelajaran dengan pendekatan saintifik”, diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/pendekatan_saintifik pada tanggal
29 september 2018 pukul 21.40
[8] “penelitian
tindakan kelas (PTK) dan model pembelajaran” diakses dari http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/menentukan-pendekatan-strategi-metode.html?m=1 pada tanggal 01 oktober 2018 pukul 20.55