BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untun mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan
tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh
sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang memberikan jawaban
atas sjumlah tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan. Pengembangan
kurikulum dilakukan atas sejumlah komponen pada pendidikan, diantaranya pada
pembelajaran yang merupakan implementasi dari kurikulum. Hasil dari proses ini
adalah adanya perubahan pada guru dan siswa, serta komponen lain nya. Pandangan
tentang kurikulum dikenal dalam dimensi kurikulum yang membedakan peran dan
fungsinya. Oleh karna itu perlu di pahami mengenai seluk beluk kurikulum.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Pengertian Pengembangan Kurikulum Secara Umum?
2.
Bagaimana Pengembangan Kurikulum Tingkat Dasar?
3.
Bagaimana Pengembangan Kurikulum Tingkat Menengah Pertama?
4.
Bagaimana Pengembangan Kurikulum Tingkat Menengah Atas?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk Mengetahui Pengembangan Kurikulum Secara Umum
2.
Untuk Mengatahui Bagaimana Pengembangan Kurikulum Tingkat
Dasar
3.
Untuk Mengetahui Bagaimana Pengembangan Kurikulum Tingkat
Menengah Pertama
4.
Untuk Mengetahui Bagaimana Pengembangan Kurikulum Tingkah
Menengah Atas.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengembangan Kurikulum Secara Umum
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum. Menurut
Unruh & Unruh (Oemar Hamalik, 2006) mengemukakan definisi pengembangan
kurikulum yakni: Curriculum Development: problems, proces, and progress is
aimed at contenporary circumtarces and future projections (Pengembangan
Kurikulum: masalah, proses, dan kemajuan ditujukan untuk situasi sekarang dan
proyeksi masa depan). Berdasarkan pengertian tersebut, pengmbangan kurikulum
tidak hanya merupakan suatu hal yang terjadi begitu saja namun perkembangan
kurikulum harus mampu mengatisipasi permasalahan yang terjadi sekarang ataupun
yang akan terjadi pada masa depan. Selain itu pengembangan kurikulum yang
terjadi harus mempersiapkan berbagai contoh dan alternatif umtuk tindakan yang
merupakan inspirasi dari bebapa ide dan penyesuaian-penyesuaian lain yang
dianggap penting.[1]
Audrey Nicholls &
Howard Nicholls (Oemar Hamalik, 2006) merumuskan kembali secara lebih jelas
bahwa pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah: the
planning of learning opportunities intended to bring about certain desred in
pupils, and assesment ot the extent to wich these changes heve teken plece.[2]
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum
adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksutkan untuk membawa
peserta didik ke arah perubahan-perubahan
yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi
pada diri peserta didik dengan adanya hubungan yang telah direncanakan dan
dikontrol antara peserta didik, pendidik, bahan peralatan, dan lingkungan
dimana belajar diharapkan terjadi.
Penegembangan kurikulum
adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembangan kurikulum
( curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang
dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Kurukulum merupakan alat untuk mencapai pendidikan
yang dinamis. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan
disempurnakan agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengertian kurikulum yang semakin luas membuat para pelaksana kurikulum
memberikan batasan sendiri terhadap kurikulum.
Namun berbedaan pengertian tersebut tidak
menjadi masalah yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan, apabila pengembangan
kurikulum didasarkan pada landasan dan
prinsip-prinsip yang mendasarinya. Hal ini dimaksutkan agar pengembangan yang
dilaksanakan susuai dengan apa yang menjadi tujuan dari pendidikan nasional.
perwujudan prinsip, aspek dan konsep kurikulum terletak pada guru. Sehingga
guru memiliki tanggung jawab terhadap tercapainya tujuan kurikulum itu sendiri.
Oleh sebab itu, seorang pelaksana kurikulum perlu mengetahui dan melaksakan
beberapa landasan dan prinsip-prinsip menjadi pedoman dalam pengembangan kurikulum.
Namun hal ini sering diabaikan oleh para pelaksana kurikulum, sehingga
pencapaian tujuan pendidikan tidak optimal.[3]
2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Dasar
Perkembangan
kurikulum SD di Indonesia
Pembaharuan kurikulum
SD dapat dipahami lebih baik apabila konteks historis dari pembaharuan itu
diketahui. Pembaharuan atau inovasi kurikulum dimaksudkan adalah cara baru dan
kreatif dalam seleksi, penggunaan sumber-sumber manusia dan organisasi dan
material yang diharapkan akan meningktkan hasil-hasil yang berkenaan dengan
tujuan yang telah dirumuskan.
Lebih lanjut, Nasution
(1982:156), menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum pada hakikatnya sangat
kompleks karena banyaknya faktor yang terlibat didalamnya. Tiap kurikulum
didasarkan atas asas-asas tertentu, yakni :
a.
Asas filosois,
yang pada hakikatnya menentukan tujuan umum pendidikannya.
b.
Asas sosiologis
yang memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan dipelajari sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, kebudayaan, perkembangan IPTEk.
c.
Asas organisasi
yang memberikan dasar-dasar, dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu
disusun, dan bagaimana luas dan dan urutannya.
d.
Asas psikologis
yang memberikan prinsip-prinsip tentang perkembangan anaak dalam berbagai
aspek.
Perkembangan kurikulum
menyangkut banyak faktor, misalnya mempertimbangkan isudan kepada isu mengenai
kurikulum , siapa yang terlibat, bagaimana proses, tujuan, kepada siapa
kurikulum itu ditujukan. Faktor inilah yang menjadi pertimbangan untuk
menyempurnakan atau mengubah kuriulum dari waktu ke waktu.[4]
Adapun perkembngan kurikulum yang
diberlakukan di Indonesia meliputi beberapa fase, yaitu :
1. Kurikulum SD
sebelum tahun 1968
Sebelum orang-orang
Eropa masuk ke Indonesia pendidikan yang didirikan oleh lembaga-lembaga
pendidikan sebenarnya sudah ada dan materi pelajaran yang diajarkan lebih
berorientasi dibanding pengembangan agama, setelah agama islam masuk ke
Indonesia maka didirikanlah dari lembaga-lembaga keagamaan yakni,
pesantren-pesantren yang memberikan pelajaran-pelajaran tentang keislaman yang
lebih teratur dan mendalam.
Pada awal abad ke-20
muncul era revolusi yang menggolongkan tiga kelas yakni : ELS(Eropesche Lagere
School) untuk orang Eropa, Tionghoa dan Indonesia, HCS (Hollands Inlandshe
School) untuk rakyat bumipetra kalangan atas.
2. Kurikulum SD
tahun 1968
Pada tahun ini terjadi
peristiwa G-30-SPKI yang menandai masa berakhirnya orde lama. Peristiwa ini
berpengaruh pada tatanan politik, ekonomi, sosial, dan budaya termasuk alam
pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional maka isi pendidikan
diarahkan untuk :
a. Mempertinggi
mental, moral, budi pekerti, dan memperkuat keyakinan agama.
b. Mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan.
c. Mempertimbangkan fisik yang kuat dan sehat.
Penerbitan kurikulum
ini dari tingkat kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi dan terbagi dalam tiga
kelompok besar dalam kurikulum SD 1968 yaitu : kelompok pembinaan jiwa
pancasila, kelompok pembinaan pengetahuan dasar, dan kelompok pembinaan
kecakapan khusus.
3. Kurikulum SD
tahun 1975
Pada kurikulum ini
dikenal dengan tonggak pembarua yang lebih nyata dan lebih mantap pada sistem
pendidikan nasional. Perubahan kurikulum ini dimaksudkan untuk mencapai
keselarasan antar kurikulum dan kebijakan baru dibidang pendidikan, berikut :
a.
Memiliki sifat
dasar yang lebih baik.
b.
Memiliki jasmani
dan rohani.
c.
Memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan
pelajaran, bekarja di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan asas-asas
pendidikan seumur hidup.
Kurikulum SD tahun 1975
menganut pendekatan yang berorientasi kepada tujuan, pendekatan integratif,
pendekatan sistem dan pendekatan ekosistem.
4. Kurikulum SD
tahun 1984
Pengembangan kurikulum
1984 berorientasi pada landasan teori, yaitu : pendekatan proses belajar
mengajar yang diarahkan agar murid memiliki kemampuan untuk memproses
perolehannya. Kurikulum ini mengacu kepada tiga aspek perkembangan murid, yaitu
: ranah kognitif yang berisi kemampuan berfikir, ranah efektif yang
mengungkapkan pengembangan sikap dan ranah psikomotor yang berisi kemampuan
bertindak.
Kegiatan yang
berhubungan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam kurikulum sekolah dasar
meliputi kegiatan intrakulikuler, kokurikuler, dan ekstrakulikuler.
Pada GBHN 1983
dinyatakan bahwa pendidikan berdasarkan
pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha
Esa, kecerdasaan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Tujuan pendidikan
nasional menjadi acuhan dari tujuan pendidikan sekolah pada kurikulum 1984,
yakni :
a.
Mendidik murid
agar menjadi manusia seutuhnya berdasarkan pancasila yang mampu membangun
dirinya sendiri dan ikut bertanggung jawab trhadap pembangunan bangsa.
b.
Memberi bekal
kemampuan yang diperlukan bagi murid untuk melanjutkan pendidikan ketingkat
yang lebih tinggi.
c.
Memberikan
kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan
bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya.
5. Kurikulum SD
tahun 1994
Didalam
kurikulum SD tahun 1994 menggunakan sistem catur wulan yang membagi waktu
belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu. Isi kurikulum SD tahun
1994, sesuai dengan UU no.2/1989 dan PP no.28/1990, sekurang-kurangnya memuat
bahan kajian tentang pendidikan pancasila, pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan menulis, matematika, pengantar
sains dan teknologi, ilmu bumi, ilmu sejarah umum, kerajinan tangan dan
kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar serta bahasa Inggris.
Kajian tersebut juga merupakan mata pelajaran satu persatu yang mencerminkan
kepribadian pada individu masing-masing.
6. Kurikulum SD
tahun 2004 (KBK)
Di kurikulum berbasis
kompetensi (KBK), sebenarnya tidak jauh berbeda dari kurikulum 1994,
perbedaannya hanya cara murid belajar dikelas. Dalam kurikulum 1994
dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangnkan kurikulum ini dicantumkan
dengan sistem semester.
Pada kurikulum
sebelumnya murida hanya menerima pembelajaran isi materi dari guru saja, dalam
kurikulum 2004 ini, para siswa dituntut aktif mengembangkan keterampilan dan
menerapkan IPTEK tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meskipun
sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi (bersaing). Jadi guru disini,
hanya bertindak sebagai fasilitator. Dalam kegiatan dikelas siswa bukan lagi
sebagai objek, namun subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dan setiap
kegiatan siswa ada nilainya.
7. Kurikulum SD
tahun 2006 (KTSP)
Kurikulum tingkat kesatuan pendidikan (KTSP)
atau kurikulum tahun 2006 adalah sebuah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan dari masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. Secara Yuridis
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 dan peratuan
pemerintah RI nomor 19 tahun 2005tentang standar pendidikan Nasional, KTSP
sangatlah mengacu pada standar isi dan standar kelulusan (SKL), untuk
pendidikan menengah diterbitkan melalui Menteri Pendidikan Nasional
(PERMENDIKNAS). Pada prinsipnya, KTSP sangatlah bagian yang tidak bisa
terpisahkan dari SI, namun perkembangan tersebut diserahkan oleh kepala sekolah
itu sendiri.[5]
3. Pengembangan Kurikulum Tingkat Menengah Pertama
SMP merupakan lembaga pendidikan formal sesudah SD dan merupakan persiapan bagi
sekolah menengah atas (SMA). Perkembangan kurikulum SMP di Indonesia mengalami
masa yang meliputi :
A. Masa Penjajahan Belanda
Pada pemerintahan
Belanda, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama yang formal sudah ada kesesuaiannya
dengan masa sekarang.
a) Periode Sebelum Tahun 1900
Sekolah Menengah Pertama didirikan tahun 1960 oleh
Gymnasium. Lamanya belajar 3 tahun, siswa-siswanya hanya orang-orang
Barat/golongan Ningrat. Hal ini didasarkan atas kebutuhan pegawai-pegawai yang
terdidik. Adapun mata pelajaran (vakken) yang diajarkan pada Gymnasium, yakni :
1)
Bahasa Belanda (Nederlande Taal)
2)
Bahasa Inggris (Engelsce Taal)
3)
Ilmu Hitung (Kekenkunde en)
4)
Aljabar (Algebra)
5)
Ilmu Ukur (Meetkunde)
6)
Ilmu Alam/kimia (Naturkunde/Schiedkunde)
7)
Ilmu Hayat (Biologie)
8)
Ilmu Bumi (Arsdrykskunde)
9)
Sejarah (Geschiedenis/Staatkunde)
10) Tata Buku (Boekhouden)
Kurikulum Sekolah
Menengah sebelum tahun 1990, mata pelajaran atau vak yang diberikan berdasarkan
kebutuhan akan pegawai Negeri (Onderdeming).
b) Periode 1900 - 1914
Situasi politik akhir abad ke-19 mengalami perubahan,
karena adanya revolusi sosial, industri, dan sebagainya. Karena semakin
berpengaruhnya pandangan aliran Humanisme. Hal ini berlaku bagi negara Belanda,
sehingga timbul paham yang disebut Politis etnis (erschuld). Aliran ini
menuntut agar pemerintahan jajahan memerhatikan rakyat jajahannya, sehingga
dibukalah sekolah-sekolah untuk penduduk pribumi (BumiPutera) agar mendapat
pekerjaan yang agak tinggi.
c) Periode 1914 - 1935
Dengan meluasnya paham Humanitas dikalangan orang
Belanda, akhirnya pemerintah didesak untuk memperluas pendidikan bagi kaum
pribumi. Maka didirikanlah sekolah MULO, lama belajarnya ditambah `1 tahun.
Dalam memahami pelajaran, ditambah bahasa Melayu dan mulai dimasukkan di
kurikulum untuk melakukan sekolah lanjutan.
d) Periode 1935 – 1945
Karena
keterbatasan pendidikan yang bersifat skill pada sekolah MULO, pemerintah
Belanda mengubah struktur organisasi MULO dengan mrengembangkan Bahasa
Indonesia (yang dulunya bahasa Melayu) pada kelas tiga, untuk memenuhi tuntutan
masyarakat.
B. Masa Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan jepang, kurikulum yang di terapkan
bertujuaan agar rakyat dapat membantu pertahanan jepang. Karena itu, vak yang
di ajarkan pada masa pemerintahan Belanda di ubah sesuai dengan keinginan
bangsa jepang . Hal itu di mulai dari perubahan bahasa, dari bahasa belanda di
ubah menjadi bahasa jepang, mata pelajaran ilmu pasti, ilmu lam, ilmu hayat di
jadikan pengetahuan dasar, seperti yang di berikan di MULO, yaitu pada bagian
ilmu pasti alam. Mata pelajaran ilmu bumi, sejarah, tatanegara yang dahulunya
terpusat pada Belanda sekarang terpusat pada Belanda sekarang berubah terpusat pada Jepang ( Asia Timur
Raya).
Mata pelajaran Gymnasium/ pendidikan jasmani di berikan
tiap hari sebelum masuk sekolah, sedangkan sekolah dasar kemiliteran di berikan
pada murid-murid sekolah. Musik nyanyian Belanda di ganti menjadi musik
nyanyian Jepang Asia Jaya dan di ajarkan di sekolah Gayo,serta di laksanakan
pula semacam SAPTA USAHA UTAMA, dimana murid diharuskan menanami halaman
sekolah dan rumahnya dengan tanam-tanaman yang berguna, seperti jeruk, dan
sebagainya. Jadi, kurikulum pada masa penjajahan Jepang banyak mengalami
perubahan.
C. Masa Republik Indonesia
1. Masa 1945-1950
Seperti yang telah dijelaskan, isi kurikulum pendiddikan
masa penjajahan Belanda berorientasikan kepada tujuan untuk mempersiapkan
tenaga pegawai yang diperlukan oleh pemerintah Belanda, dan pada masa
penjajahan jepang isi kurikulumnya bertujuan untuk membantu kelancaran dan
pertahanan jepang selama mereka berada di Indonesia. Sedangkan pada masa
Indonesia merdeka, yang diawali dengan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945, telah menimbulkan hidup baru dalam segala bidang, termasuk dalam
bidang pendidikan. Dengan fenomena tersebut, perubahan sistem pendidikan pun
sangat diperlukan bahkan sangat mendesak. Sebagai pedoman bagi rakyat,
pemerintah menggunakan Rencana Usaha Pendidikan dan Pengajaran yang
telah disiapkan pada saat-saat terakhir pendudukan Jepang. Kemudian, Ki Hajar
Dewantara, Menteri PP dan K, mengeluarkan instruksi umum yang memerintahkan
kepada semua kepala sekolah dan guru-guru, yakni:
·
Pengibaran sang saka merah putih dihalaman sekolah pada
setiap harinya;
·
Menyanyikan lagu Indonesia Raya,sebagai lagu kebangsaan;
·
Menurunkan bendera jepang dan menghilangkan Kimigayo;
·
Menghapuskan Bahasa jepang dan semua ucapan yang berasal
dari balatentara jepang;
·
Memberikan semangat kebangsaan kepada anak didik atau
murid
Kemudian,atas usul BPKNIP,tertanggal 19 Desember 1945,
Menteri O&K membentuk panitia penyelidikan dan pengajaran. Panitia
melalukan perombakan Sekolah menengah pertama ala Jepang menjadi sekolah
Menengah pertama ala jepang menjadi sekolah Menengah pertama ala
Pribumi,lamanya 3 (tiga tahun), dengan kategori-kategori:
v Bagian A : Bahasa
dan pengetahuan sosial
v Bagian B : Ilmu
pasti dan pengetahuan.
Sekolah ini diperuntukkan bagi semua anak Indonesia.
Meskipun telah terjadi perombakan, tetapi isi kurikulumnya sebagian masih ada
yang merupakan kelanjutan dari MULO, milik belanda. Agar lebih jelasnya, tabel
1 diharapkan dapat mambantu. Uraiannya: kelas II,7 jam perharinya (Senin sampai
Kamis),3 jam (jum’at), dan 6 jam untuk hari Sabtu. Untuk kelas III dan II
adalah 3×7 jam, 2×6 jam, dan 5 jam pada hari jum’at. Tapi jam pelajaran lamanya
45 menit, istirahat 2×5 menit. Ilmu pasti, Berhitung, Ilmu Hayat, Ilmu alam
merupakan kurikulum lanjutan dari MULO.
2. Masa 1950-1962
Meskipun sebelumnya indonesia telah memiliki SMP,yakni
pada masa1945-1950,sebagai revisi dari MULO,namun belum semua anak Indonesia
dapat mengenyamnya,karena pada waktu itu belum semua wilayah Indonesia telah
dikuasai pemerintah RI.
Setelah mengungsi ke Australia,belanda ingin menjajah
Indonesia lagi dengan mendirikan NICA. Pemerintah RI yang legal mengalami
pemindahan dari jakarta ke yogyakarta, sementara itu pihak belanda terus
melancarkan Aksi Militer I dan II (1947,1948). Akhirnya,negara Imdonesia
mengalami perpecahan dengan berbagai daerah kantong. Setelah terjadi KMB
(Konfrensi Meja Bundar) dan tergabung dalam RIS, negara-negara bagian pun
muncul sebagai follow-up dari daerah-daerah kantong sebelumnya,
misalnya: Negara bagian Pasundan, Jawa Timur, Sumatera Timur, dan lain-lain.
Aplikasi dalam bidang pendidikan pun mengalami berbagai
perbedaan antara satu negara bagian dengan negara bagian lainnya. Bagi Republik
Indonesia, tetap masih berlaku sistem pendidikan yang telah ditetapkan, tetapi
di luar RI kembali kepada MULO (dulu). Di negara Pasundan, SMP lamanya 4 tahun,
di negara Sumatera Timur IMS lamanya juga 4 tahun.
Dengan terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) pada tanggal 17 Agustus 1950, struktur dan sistem pendidikan harus
diseragamkan, dan sebagai pedomannya adalah SMP di Yogyakarta (milik RI) dan
akan diberlakukan pada semua SMP ditanah air, yang namanya diubah menjadi SMP
Otomatis dengan kurikulum SMP RI (Yogyakarta).
D. Kurikulum Sekolah menengah atas (SMA)
Kurikulum
Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia sejak masa penjajahan dan pasca
kemerdekaan dapat dikatagorikan sebagai berikut:
1.
Kurikulum SMA pada masa Belanda
Sekolah Menengah Atas (SMA) pada zaman Belanda adalah AMS (Algemene
Midelbare Schppl). Sekolah ini berdiri pada tahun 1919, setelah mendirikan
Sekolah Menengah Pertama, seperti MULO (Meer uifgebried Onder Wijs) pada tahun
1914, Gymana sium villent 3 tahun (1897), dan HBS (1875) dengan lama pendidikan
3 tahun kemudian berubah menjadi 5 tahun.
AMS mempunyai tujuan:
- Memberi kesempatan kepada pemuda indonesia (tamatan MULO untuk meneruskan
pelajaran)
- Sebagai jembatan untuk meneruskan ke perguruan tinggi
- Mendidik anak didik untuk menjadi pegawai-pegawai Kolonial Belanda dan
mempertahankan kekuasaannya
- Lamanya pendidikan AMS adalah 3 tahun,yang terbagi menjadi: bagian A dan
bagian B
- Bagian A: Ilmu pengetahuan kebudayaan, yakni kesusastraanTimur (AI), Kesusastraan
Klasik Barat (AII)
- Bagian B: Ilmu pengetehuan Kealaman
Mata pelajaran pokok AMS bagian AI
(kesusastraan Timur) adalah bahasa jawa , Bahasa Melayu, Sejarah Indonesia
(ditinjau dari kepentingan Belanda) danilmu bangsa-bangsa. Mata pelajaran AMS
II (Kesusastraan Klasik Barart) adalah Bahasa latin.Sedangkan,mata peljaran
pokok AMS B adalah Ilmu pasti dan Ilmu Alam. Lulusan jenis sekolah AMS ini
dapat melanjutkan ke perguruan ting i (PT). Namun hanya memungkinkan dari
kalangan anak pegawai pemerintah kolonial.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang
memberikan jawaban atas sjumlah tuntutan kebutuhan yang berkembang pada
pendidikan. Pengembangan kurikulum dilakukan atas sejumlah komponen pada
pendidikan, diantaranya pada pembelajaran yang merupakan implementasi dari
kurikulum. Hasil dari proses ini adalah adanya perubahan pada guru dan siswa,
serta komponen lain nya. Pandangan tentang kurikulum dikenal dalam dimensi
kurikulum yang membedakan peran dan fungsinya. Oleh karna itu perlu di pahami
mengenai seluk beluk kurikulum.
B.
Saran
Setelah mengetahui penjelasan perkembangan kurikulum
diatas, bisa dilihat perbedaan dari sebelum era kemerdekaan dan sampai pada
kemerdekaan saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution,
Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1990.
Nana
Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2005
Download.portugalgaruda.org.article.
Blogspot.com
https//anzdoc.com.
[2] Nana Syaodih
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2005). hlm. 135.
[3] M. Ahmad, Pengembangan
Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 86-87.
[4]
Download.portugalgaruda.org.article.22:24/28
[5] Blogspot.com,
23:41/30/09/2018
[6] https//anzdoc.com,20:15/1/10/2018