A. Psikologi Dalam Bahasa
Belajar adalah kunci
yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir
selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan
dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar.
Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan
eksperimen psikologi belajarpun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih
luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.
Pengertian belajar
menurut para ahli:
Moh. Surya:
“Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Witherington:
“Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai
pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan”.[1]
Menurut para pakar
psikologi belajar bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun
sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Alasannya, sampai batas
tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian
organisme yang bersangkutan.
Teori belajar sangat
banyak dan beraneka ragam. Setiap teori menjelaskan aspek-aspek tertentu dalam
belajar, dan setiap teori yang dijadikan dasar akan mewarnai proses
pembelajaran yang berlangsung. Dalam praktek, suatu teori belajar tidak dapat
diterapkan untuk berbagai situasi pembelajaran. Penerapan suatu teori mungkin
cocok untuk suatu situasi tertentu dan tidak untuk situasi yang lain.
Ciri-ciri belajar adalah:
1.
Belajar harus
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu.Perubahan
tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga
meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor).
2. Perubahan itu merupakan buah dari pengalaman.
Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara
dirinya dengan lingkungan. interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan
psikis.
3. Perubahan perilaku akibat belajar akan
bersifat cukup permanen.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar
a. Faktor
intern yang meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
b. Faktor
ekstern yang meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
B. Peranan Psikologi Dalam Pembelajaran Bahasa
Psikologi merupakan ilmu jiwa atau
ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dalam perkembangannya, psikologi lebih
mengarah pada pemabahasan atau pengkajian sisi-sisi manusia dari segi yang bisa
diamati.[2]
Psikologi juga dapat diaplikasikan
dibidang bahasa, yaitu dengan menggabungkan cabang kajian kebahasaan linguistic
dan ilmu psikologi, sehingga melahirkan disiplin ilmu baru berupa
psikolinguistik.
Dalam perkembangannya, psikologi
telah terbagi menjadi beberapa aliran sesuai dengan paham filsafat yang dianut.
Karena itulah dikenal adanya psikologi yang mentalistik, behavioristik, dan
kognitifistik. Psikologi mentalistik merupakan suatu proses akal dengan cara
melihat kedalam diri sendiri setelah suatu rangsangan terajadi. Psikologi behavioristik hanya mengkaji
peristiwa-peristiwa yang dapat diamati, yang nyata dan konkret yaitu berupa
kelakuan dan tingkah laku manusia. Psikologi kognitifistik adalah mengkaji
bagaimana cara manusia memperoleh, menafsirkan, mengatur, menyimpan,
mengeluarkan, dan menggunakan pengetahuannya.
Psikologi
sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia dalam segala kegiatannya yang
sangat luas. Oleh karena itu,
muncullah berbagai cabang psikologi yang sesuai dengan penerapannya.
Pembelajaran bahasa menjadi sangat
penting karena belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komonikasi. Bagi
sebagian orang belajar bahasa bukanlah sesuatu yang sulit, karena memang ada
manusia yang sejak lahir sudah memiliki bakat dalam berbahasanya, ketika ia
dewasa tidak sulit baginya untuk lebih memahami bahasa lewat pembelajaran
bahasa itu sendiri. Akan tetapi ada sebagian orang yang kesulitan dalam belajar
bahasa. Baik itu mengalami kesulitan karena adanya organ tubuh yang tak
sempurna ataupun keadaan psikologisnya yang terganggu sehingga menyebabkan
terhambatnya pembelajran bahasa itu sendiri
Seseorang yang memiliki gangguan
psikologi akan sulit belajar berbahasa, karena didalam dirinya tertanam
penyakit yang menyabotase kepercayaan dirinya, seperti halnya pengaruh negatif
hasil didikan secara tidak langsung dari lingkungannya, seperti:
·
Tundingan dan kritik
·
Konformitas (suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang
mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang
ada)
·
Pengucilan
·
Persaingan
·
Kekecewaan
·
Kesempurnaan
·
Dominasi
Ketika
seseorang telah menyimpan penyakit itu, maka akan sulit baginya belajar bahasa,
baik untuk kepentingan dirinya maupun kepentingan sosial. Untuk mengatasi hal
itu, dan meningkatkan kepercayaan diri yang bisa membantu pembelajaran bahasa
lebih baik, ada beberapa cara, yakni:
a.
Melakukan obrolan ringan, mengingat nama
b.
Menambah refrensi dan mengajukan pertanyaan di forum diskusi
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. Kajian
Teoritik. Jakarta: Rineka Citra, 2009
Denis, Fitriyan
G. Bekerja Sebagai Psikolog. Jakarta: Esensi, 2011
http://www.academia.edu/Jurnal-peranan-psikologi-dalam-pembelajaran-bahasa diakses pada
tgl:05, jam:09.23
[1]
Abdul Chaer, Kajian Teoritik, (Jakarta: Rineka Citra,2009) hlm. 78
[2]Fitriyan G Denis, Bekerja Sebagai
Psikolog(Jakarta: Esensi 2011) hlm. 45
[3] http://www.academia.edu/Jurnal-peranan-psikologi-dalam-pembelajaran-bahasa diakses pada tgl:05, jam:09.23