Sunday 16 September 2018

Psikologi Dalam Bahasa


A. Psikologi Dalam Bahasa
Belajar adalah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajarpun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.
Pengertian belajar menurut para ahli:
Moh. Surya: “Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Witherington: “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.[1]
Menurut para pakar psikologi belajar bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Alasannya, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan.
Teori belajar sangat banyak dan beraneka ragam. Setiap teori menjelaskan aspek-aspek tertentu dalam belajar, dan setiap teori yang dijadikan dasar akan mewarnai proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam praktek, suatu teori belajar tidak dapat diterapkan untuk berbagai situasi pembelajaran. Penerapan suatu teori mungkin cocok untuk suatu situasi tertentu dan tidak untuk situasi yang lain.
Ciri-ciri belajar adalah:
1.      Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu.Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor).
2.       Perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis.
3.       Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
a.       Faktor intern yang meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
b.      Faktor ekstern yang meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
B. Peranan Psikologi Dalam Pembelajaran Bahasa
            Psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dalam perkembangannya, psikologi lebih mengarah pada pemabahasan atau pengkajian sisi-sisi manusia dari segi yang bisa diamati.[2]
            Psikologi juga dapat diaplikasikan dibidang bahasa, yaitu dengan menggabungkan cabang kajian kebahasaan linguistic dan ilmu psikologi, sehingga melahirkan disiplin ilmu baru berupa psikolinguistik.
            Dalam perkembangannya, psikologi telah terbagi menjadi beberapa aliran sesuai dengan paham filsafat yang dianut. Karena itulah dikenal adanya psikologi yang mentalistik, behavioristik, dan kognitifistik. Psikologi mentalistik merupakan suatu proses akal dengan cara melihat kedalam diri sendiri setelah suatu rangsangan terajadi.  Psikologi behavioristik hanya mengkaji peristiwa-peristiwa yang dapat diamati, yang nyata dan konkret yaitu berupa kelakuan dan tingkah laku manusia. Psikologi kognitifistik adalah mengkaji bagaimana cara manusia memperoleh, menafsirkan, mengatur, menyimpan, mengeluarkan, dan menggunakan pengetahuannya.
Psikologi sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia dalam segala kegiatannya yang sangat luas. Oleh karena itu, muncullah berbagai cabang psikologi yang sesuai dengan penerapannya.
            Pembelajaran bahasa menjadi sangat penting karena belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komonikasi. Bagi sebagian orang belajar bahasa bukanlah sesuatu yang sulit, karena memang ada manusia yang sejak lahir sudah memiliki bakat dalam berbahasanya, ketika ia dewasa tidak sulit baginya untuk lebih memahami bahasa lewat pembelajaran bahasa itu sendiri. Akan tetapi ada sebagian orang yang kesulitan dalam belajar bahasa. Baik itu mengalami kesulitan karena adanya organ tubuh yang tak sempurna ataupun keadaan psikologisnya yang terganggu sehingga menyebabkan terhambatnya pembelajran bahasa itu sendiri
            Seseorang yang memiliki gangguan psikologi akan sulit belajar berbahasa, karena didalam dirinya tertanam penyakit yang menyabotase kepercayaan dirinya, seperti halnya pengaruh negatif hasil didikan secara tidak langsung dari lingkungannya, seperti:
·         Tundingan dan kritik
·         Konformitas (suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada)
·         Pengucilan
·         Persaingan
·         Kekecewaan
·         Kesempurnaan
·         Dominasi
Ketika seseorang telah menyimpan penyakit itu, maka akan sulit baginya belajar bahasa, baik untuk kepentingan dirinya maupun kepentingan sosial. Untuk mengatasi hal itu, dan meningkatkan kepercayaan diri yang bisa membantu pembelajaran bahasa lebih baik, ada beberapa cara, yakni:
a.       Melakukan obrolan ringan, mengingat nama
b.      Menambah refrensi dan mengajukan pertanyaan di forum diskusi
c.       Menciptakan kesan dan mengembangkan kemampuan mendengarkan[3]



















DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Citra, 2009
Denis, Fitriyan G. Bekerja Sebagai Psikolog. Jakarta: Esensi, 2011



           




[1] Abdul Chaer, Kajian Teoritik, (Jakarta: Rineka Citra,2009) hlm. 78
[2]Fitriyan G Denis, Bekerja Sebagai Psikolog(Jakarta: Esensi 2011) hlm. 45