RANCANGAN
PELATIHAN
QOYYIMAH
Kelas MPI F Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam IAIN Madura
Abstrak :
Pelatihan merupakan bagian dari pembelajaran sepanjang hayat
(continuing Education ). Tujuan dan keberadaan pelatihan berbeda dari suatu
lembaga dengan lembaga lain. Akan tetapi pada akhirnya tujuan dari lembaga yang
berhubungan dengan Pelatihan sangat berkaitan dengan bagaimana efektivitas
dalam mencapai tujuan. Bila setiap orang mempunyai urutan yang sama untuk
mencapai tujuan, pada akhirnya ketercapaian tujuan ini sangat tergantung pada
keberadaan manajer yang secara khusus memiliki tugas khusus dalam melakukan
perencanaan, pengorganisasian dan mengevaluasi setiap kegiatan lembaga dalam
upaya untuk mencapai tujuan..
Manajemen pelatihan adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan dan Pengevaluasian terhadap kegiatan pelatihan dengan memanfaatkan
aspek-aspek pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan secara efektif dan
efisien. Manajemen atau pengelolaan pelatihan merupakan proses penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang berupa kegiatan memahirkan.
Sebagai suatu proses, manajemen pelatihan bergamitan dengan trisula aktivitas.
Kata kunci : Rancangan
Pelatihan
Abstract:
Training is part of lifelong learning in Education) The purpose and
existence of training is different from an institution with other institutions.
Will remain at the end of the objectives of the institution with training
related to how effective it is in achieving masters. If everyone has the same
order to reach the goal. in the end the achievement of this goal is highly
dependent on the existence of managers who specifically possess Special tasks
in planning. evaluating each institution's activities in an effort to achieve
organizational management and training Management is the planning process of
organizing and evaluating training activities by utilizing aspects of training
to achieve the objectives of compliance effectively and efficiently. Management
or management of training is the process of using resources effectively to
achieve targets with shameful activities. As a process, training management
relates to the activity.
Keyword
: Training Design
Pendahuluan
Lingkungan pendidikan yang sangat kompetitif akan memiliki dampak seperti
tuntutan untuk selalu membangun keunggulan kompetitif, pemutakhirkan peta
perjalanan (roadmap) organisasi secara berkelanjutan, penentuan langkah-langkah
strategik ke depan, pengerahkan, pemusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh
staf dalam mewujudkan masa depan organisasi. Dan kecenderungan umum, pendidikan
saat ini hanya mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencana masa depan
organisasi, sehingga menjadi tidak koheren antara Visi dan Misi, Tujuan
organisasi, Rencana Jangka Pendek dan Jangka Panjang, Implementasi oleh karena
itu rancangan dan langkah-langkah pelatihan sangatlah dibutuhkan sebagai
penunjang keefektifan proses pendidikan maupun instansi lainnya.
Manajemen diperlukan di dalam sebuah organisasi menyusun perencanaan
strategik, sementara manajemen menengah sampai karyawan hanya melakukan
implementasi rencana jangka panjang dan pendek. Sistem ini hanya pas untuk
lingkungan yang stabil yang di dalamnya prediksi masih dapat diandalkan untuk
memperkirakan masa depan organisasi. Dalam pengembangan aktivitas, perguruan
tinggi harus melibatkan seluruh unit kerja dan personel didalamnya dalam
perencanaan strategiknya untuk mengubah mode operasi organisasi dari plan and
control menjadi sense and respon. Dengan mekanisme baru ini, diharapkan akan
dapat terlihat dan terukur seluruh kinerja organisasi dalam berbagai level.
Pengertian
Rancangan Pelatihan
Rancangan Pelatihan sebagai
pelajaran untuk membiasakan atau memperoleh sesuatu kecakapan. Pelatihan pada
dasarnya merupakan suatu usaha pengetahuan dan kecakapan agar karyawan dapat
mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, Rancangan pelatihan dapat didefinisikan
sebagai suatu rencana kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan sengaja,
terorganisir dan sistematik di luar sistem persekolahan untuk memberikan dan
meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada kelompok tenaga
kerja tertentu dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang mengutamakan
praktek daripada teori, agar mereka memperoleh pengetahuan, sikap dan
keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dengan
cara yang efisien dan efektif.
Pelatihan dilaksanakan guna mengajarkan sejumlah pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dibutuhkan anggota / kader penggerak suatu
organisasi atau untuk peningkatan kemampuan dalam menjalankan aktivitas
tertentu. Telah banyak metode pelatihan yang telah dikenal, antara lain program
pelatihan di tempat kerja (On the job training ), pelatihan di kelas, dan
pelatihan
vestibule (balai), sejenis pelatihan dengan simulasi menggunakan
peralatan dalam laboratory setting.[1] Saat ini telah
dikembangkan pula pelatihan di alam terbuka ( outdoor) misalnya outbond
management training, yaitu metode pelatihan di alam terbuka dengan penekanan
pada pengembangan kemampuan di bidang manajemen organisasi dan pengembangan
diri ( personal development ) yang disimulasikan melalui permainan-permainan
yang secara langsung bisa dirasakan oleh peserta dengan tujuan untuk
meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri ( personal development ), berpikir
kreatif (inovasi), rasa kebersamaan, saling percaya (trust ) dll.
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan
semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengelolaan program pelatihan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan
sebuah proyek atau program tertentu. Akan tetapi, seringkali pengelolaan
program pelatihan dianggap sebagai suatu yang sederhana hingga banyak
dikesampingkan. Hal ini ditengarai dengan "tingkat keseriusan dan
komitmen" berbagai pihak. Banyak pihak lebih memperhatikan dan lebih
menguntungkan "mengelola proyek fisik" daripada "proyek
pengembangan sumberdaya manusia melalui program pelatihan". Di samping
itu, tercermin pula dalam "penyediaan atau alokasi dana" yang relatif
kecil untuk komponen pelatihan, baik pelatihan bagi staf maupun pelatihan bagi
kelompok sasaran.
Setiap pengelola pelatihan tidak dapat menggantungkan keberhasilan
pelatihan dari satu atau dua aspek saja, tetapi harus melihat secara
komprehensif semua faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelatihan
tersebut. Salah satu aspek yang sangat penting tersebut adalah aspek manajemen,
yaitu bagaimana sebuah pelatihan dikelola dan diarahkan pada pencapaian tujuan.
Manajemen pelatihan, dalam konteks yang lebih luas manajemen pelatihan
memiliki dimensi tentang bagaimana pengelolaan pelatihan, supaya pelatihan bisa
berjalan dengan baik dan berhasil secara efektif dan efisien.[2] Manajemen pelatihan secara
konsep bisa diartikan “Proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan
Pengevaluasian terhadap kegiatan pelatihan dengan memanfaatkan aspek-aspek
pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan secara efektif dan efisien”.
Bentuk-bentuk
Pelatihan
Pelatihan SDM sendiri telah dibagi menjadi beberapa jenis. Setidaknya
terdapat lima jenis pelatihan atau training yang biasanya diadakan oleh
perusahaan baik itu adalah perusahaan swasta maupun BUMN, diantaranya adalah:
1. Skill Training.
Skill training atau yang lebih dikenal juga dengan pelatihan keahlian
merupakan salah satu jenis training yang biasanya diadakan dengan tujuan agar
peserta mampu dalam menguasai sebuah skill atau keterampilan baru yang
berhubungan dengan pekerjaannya sendiri. Keahlian yang lebih banyak diajarkan
dalam training biasanya akan diberikan kepada karyawan yang telah dianggap
belum menguasai atau masih kurang nilainya dalam sebuah keahlian tertentu.
Seperti contoh skill training misalnya adalah training manajemen atau training
leadership.
2. Re Training.
Retraining atau pelatihan ulang merupakan Training SDM yang banyak
diberikan kepada karyawan bagaimana untuk menghadapi tuntutan kerja yang
semakin berkembang pesat dari sisi teknologi, ilmu pengetahuan, dan dunia yang
semakin berkembang memaksa semua orang untuk tetap terus maju dan menyesuaikan
diri tidak terkecuali para karyawan perusahaan. Mereka harus selalu
menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman dan berbagai inovasi terbaru sehingga
mereka memiliki kompetensi yang sama sekali tidak kalah dengan karyawan dari
perusahaan-perusahaan lainnya. Salah satu contoh dari re training ini adalah
training dalam hal penggunaan komputer sampai dengan internet untuk para
karyawan yang selama ini hanya menggunakan mesin ketik dalam membu
dokumen-dokumen perusahaan.[3]
3. Cross
Functional Training
Cross functional training adalah training yang dilakukan dengan cara
meminta karyawan untuk melakukan aktivitas pekerjaan tertentu diluar bidang
pekerjaan yang saat ini ditugaskan kepadanya. Cross training sangat bermanfaat
bagi para karyawan sehingga mereka akan mampu dalam memahami cara kerja
organisasi perusahaan secara lebih luas tidak hanya berkecimpung pada tugas
kerjanya saja. Salah satu contoh cross functional training adalah meminta para
staff bagian keuangan untuk membantu tugas para staff HRD dalam menyeleksi
karyawan baru.
4. Creativity
Training.
Training kreatifitas adalah sebuah Training SDM yang lebih bertolak
belakang dari semua anggapan bahwa kreatifitas sebenarnya bukan bakat melainkan
sebuah skill yang bisa saja unt dipelajari. Dalam perusahaan terdapat berbagai
posisi dan jabatan yang membutuhkan kreatifita tinggi diantaranya adalah :
a. Marketing.
b. Manajer.
c. Promosi.
d. Supervisor.
e. Dan lain sebagainya.
Mereka semua akan dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam memimpin anak
buahnya serta mampu kreatif dalam menelurkan ide – ide baru yang inovatif untuk
kepentingan perusahaan. Training kreatifitas harus selalu ditunjang dengan
kebebasan berpendapat dan mengeluarkan gagasan selama gagasan dan pendapat
tersebu masih rasional, penuh perhitungan, dan sudah dikalkulasikan dari sisi
untung ruginya bagi perusahaan.[4]
5. Team
Training.
Dalam internal perusahaan karyawan tidak hanya lebih dituntut untuk
bekerja secara mandiri namun juga harus bisa bekerja secara tim dala sebuah
divisi, bagian, dan bahkan dituntut untuk bisa bekerja dalam keseluruhan tim
organisasi perusahaan. Training SDM yang satu ini lebih ditujukan bagi
sekelompok karyawan agar mereka bisa tetap terbiasa bekerja dalam tim, mampu
menempatkan diri dalam sebuah tim, dan mampu bekerja sama dengan anggota tim
lainnya sehingga pekerjaan dan tujuan perusahaan mampu diselesaikan dengan
lebih cepat dan efektif.
Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah dalam kelima jenis Training
SDM yang sudah disebutka diatas, manakah jenis training yang banyak dibutuhkan
oleh perusahaan Anda? Biasanya sebelum memutuskan untuk menggelar atau
mengadakan training, perusahaan terlebih dahul akan melakukan training need
analysis atau analisis kebutuhan akan training.
Analisis kebutuhan training ini sangat penting bagaimana untuk mengetahui
kebutuhan tentang training seperti apa yang dibutuhkan oleh sebua perusahaan.
Dari data-data yang nantinya sudah terkumpul perusahaan akan bisa menentukan jenis
training apa saja yang dibutuhkan. Selain itu analisis kebutuhan training ini
juga akan membantu perusahaan dalam menyusun setiap konsep training termasuk
didalamnya adalah peserta training, dukungan, biaya, sampai materi training
yang nantinya harus disampaikan.
Langkah-Langkah
Dalam Merancang Pelatihan
Sebagai langkah awal, mengelola program pelatihan adalah penjajagan dan
analisis kebutuhan pelatihan, baik kebutuhan pelatihan yang bersifat
kelembagaan, kesatuan unit dalam lembaga atau kebutuhan pelatihan yang bersifat
individual. Kebutuhan pelatihan ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu
kebutuhan yang ada saat ini maupun kebutuhan pelatihan di masa yang akan
datang, sebagai akibat adanya berbagai perubahan. Di sisi lain, langkah ini
disertai pula dengan identifikasi sumber daya yang dimiliki sehingga
memungkinkan permasalahan tersebut dapat dipecahkan.[5]
Mengingat adanya berbagai keterbatasan, baik keterbatasan dana maupun
keterbatasan lain, perlu pula ditempuh berbagai langkah untuk menetapkan skala
prioritas, dengan menguji "bagian atau unit manakah atau siapa saja dan
posisi apa saja" yang perlu diprioritaskan dengan jalan melakukan analisis
jabatan atau analisis posisi melalui analisis tugas, uraian tugas, dan analisis
spesifikasi tugas, kemudian dilanjutkan dengan analisis terhadap pengetahuan,
ketrampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi "standar" yang diharapkan
dalam uraian tugas yang ada. Berdasarkan hasil analisis ini, langkah berikutnya
menetapkan "siapa" atau "calon peserta" yang potensial
untuk mengikuti program pelatihan.
Dari rangkaian kegiatan tersebut, secara garis besar sudah dapat
teridentifikasi "isi" atau "materi" pelatihan yang
diharapkan untuk dapat memenuhi persyaratan berdasarkan dalam "uraian
tugas" dan "tujuan lembaga". Kemudian langkah terperinci dan
spesifik dapat disusun dalam tahapan-tahapan perencanaan pelatihan.
Dalam mendasain dan merencanakan program pelatihan, hendaknya dilakukan
secara partisipatif dengan melibatkan berbagai pihak terkait, terutama pihak
manajemen untuk memperoleh komitmen lebih jauh guna "menciptakan situasi
yang mendukung dalam implementasi dan pasca pelatihan. Keterlibatan dan
komitmen semua pihak, terutama pihak manajemen, akan menjadi kunci keberhasilan
program pelatihan. Pepatah mengatakan bahwa "perencanaan yang baik berarti
setengah pekerjaan telah terselesaikan". Pada umumnya, perencanaan
pelatihan lebih banyak membutuhkan waktu daripada pelaksanaannya. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam merencanakan program pelatihan, antara lain: (1) latar
belakang kegiatan, (2) tujuan pelatihan; (3) peserta pelatihan; (4)
biaya/sumber dana; (5) waktu dan tempat pelatihan, (6) jadwal pelatihan (waktu,
materi, dan pemateri); (7) susunan panitia pelaksana; (8) tata tertib; dan (9)
narasumber. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
penyelenggara pelatihan yang menyangkut komunikasi, logistik, fasilitator,
peserta dan prasarana pendukung lainnya.[6]
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara.. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2012.
Basri, hasan & Rusdiana. Manajemen Pendidikan & Pelatihan.
Bandung: CV Pustaka Setia, . 2015.
Roesminingsih, Erny. Pedoman Model dan Paket Pelatihan Peningkatan
Mutu Guru dalam Prespektif ManajemenStrategik. Yogyakkarya: Pustaka Media,
2016.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi
Jakarta: . Bumi Aksara, 2014.
Tilaar., Manajemen
Pendidikan Nasional, , Bandung: Remadja Rosdakarya, 2011.
[1] A.A. Anwar Prabu Mangkunegara.. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2012. Hlm. 56.
[2] Hasan Basri & Rusdiana. Manajemen Pendidikan
& Pelatihan. Bandung: CV Pustaka Setia, . 2015. Hlm., 89
[3] Roesminingsih, Erny. Pedoman Model dan Paket
Pelatihan Peningkatan Mutu Guru dalam Prespektif ManajemenStrategik.
Yogyakkarya: Pustaka Media, 2016. Hlm., 90
[4] Ibid.,
95
[5] Tilaar., Manajemen
Pendidikan Nasional, , Bandung: Remadja Rosdakarya, 2011. Hlm., 78
[6] Ibid.,
80