Tuesday 25 September 2018

RANCANGAN PELATIHAN


RANCANGAN PELATIHAN

QOYYIMAH
Kelas MPI F Jurusan Manajemen Pendidikan Islam IAIN Madura

Abstrak :
Pelatihan merupakan bagian dari pembelajaran sepanjang hayat (continuing Education ). Tujuan dan keberadaan pelatihan berbeda dari suatu lembaga dengan lembaga lain. Akan tetapi pada akhirnya tujuan dari lembaga yang berhubungan dengan Pelatihan sangat berkaitan dengan bagaimana efektivitas dalam mencapai tujuan. Bila setiap orang mempunyai urutan yang sama untuk mencapai tujuan, pada akhirnya ketercapaian tujuan ini sangat tergantung pada keberadaan manajer yang secara khusus memiliki tugas khusus dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian dan mengevaluasi setiap kegiatan lembaga dalam upaya untuk mencapai tujuan..
Manajemen pelatihan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan Pengevaluasian terhadap kegiatan pelatihan dengan memanfaatkan aspek-aspek pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan secara efektif dan efisien. Manajemen atau pengelolaan pelatihan merupakan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang berupa kegiatan memahirkan. Sebagai suatu proses, manajemen pelatihan bergamitan dengan trisula aktivitas.
Kata kunci : Rancangan Pelatihan
Abstract:
Training is part of lifelong learning in Education) The purpose and existence of training is different from an institution with other institutions. Will remain at the end of the objectives of the institution with training related to how effective it is in achieving masters. If everyone has the same order to reach the goal. in the end the achievement of this goal is highly dependent on the existence of managers who specifically possess Special tasks in planning. evaluating each institution's activities in an effort to achieve organizational management and training Management is the planning process of organizing and evaluating training activities by utilizing aspects of training to achieve the objectives of compliance effectively and efficiently. Management or management of training is the process of using resources effectively to achieve targets with shameful activities. As a process, training management relates to the activity.
Keyword : Training Design
Pendahuluan
Lingkungan pendidikan yang sangat kompetitif akan memiliki dampak seperti tuntutan untuk selalu membangun keunggulan kompetitif, pemutakhirkan peta perjalanan (roadmap) organisasi secara berkelanjutan, penentuan langkah-langkah strategik ke depan, pengerahkan, pemusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh staf dalam mewujudkan masa depan organisasi. Dan kecenderungan umum, pendidikan saat ini hanya mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencana masa depan organisasi, sehingga menjadi tidak koheren antara Visi dan Misi, Tujuan organisasi, Rencana Jangka Pendek dan Jangka Panjang, Implementasi oleh karena itu rancangan dan langkah-langkah pelatihan sangatlah dibutuhkan sebagai penunjang keefektifan proses pendidikan maupun instansi lainnya.
Manajemen diperlukan di dalam sebuah organisasi menyusun perencanaan strategik, sementara manajemen menengah sampai karyawan hanya melakukan implementasi rencana jangka panjang dan pendek. Sistem ini hanya pas untuk lingkungan yang stabil yang di dalamnya prediksi masih dapat diandalkan untuk memperkirakan masa depan organisasi. Dalam pengembangan aktivitas, perguruan tinggi harus melibatkan seluruh unit kerja dan personel didalamnya dalam perencanaan strategiknya untuk mengubah mode operasi organisasi dari plan and control menjadi sense and respon. Dengan mekanisme baru ini, diharapkan akan dapat terlihat dan terukur seluruh kinerja organisasi dalam berbagai level.
Pengertian Rancangan Pelatihan
            Rancangan Pelatihan sebagai pelajaran untuk membiasakan atau memperoleh sesuatu kecakapan. Pelatihan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengetahuan dan kecakapan agar karyawan dapat mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, Rancangan pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu rencana kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan sengaja, terorganisir dan sistematik di luar sistem persekolahan untuk memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada kelompok tenaga kerja tertentu dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang mengutamakan praktek daripada teori, agar mereka memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang efisien dan efektif.
Pelatihan dilaksanakan guna mengajarkan sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan anggota / kader penggerak suatu organisasi atau untuk peningkatan kemampuan dalam menjalankan aktivitas tertentu. Telah banyak metode pelatihan yang telah dikenal, antara lain program pelatihan di tempat kerja (On the job training ), pelatihan di kelas, dan pelatihan
vestibule (balai), sejenis pelatihan dengan simulasi menggunakan peralatan dalam laboratory setting.[1] Saat ini telah dikembangkan pula pelatihan di alam terbuka ( outdoor) misalnya outbond management training, yaitu metode pelatihan di alam terbuka dengan penekanan pada pengembangan kemampuan di bidang manajemen organisasi dan pengembangan diri ( personal development ) yang disimulasikan melalui permainan-permainan yang secara langsung bisa dirasakan oleh peserta dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri ( personal development ), berpikir kreatif (inovasi), rasa kebersamaan, saling percaya (trust ) dll.
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengelolaan program pelatihan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan sebuah proyek atau program tertentu. Akan tetapi, seringkali pengelolaan program pelatihan dianggap sebagai suatu yang sederhana hingga banyak dikesampingkan. Hal ini ditengarai dengan "tingkat keseriusan dan komitmen" berbagai pihak. Banyak pihak lebih memperhatikan dan lebih menguntungkan "mengelola proyek fisik" daripada "proyek pengembangan sumberdaya manusia melalui program pelatihan". Di samping itu, tercermin pula dalam "penyediaan atau alokasi dana" yang relatif kecil untuk komponen pelatihan, baik pelatihan bagi staf maupun pelatihan bagi kelompok sasaran.
Setiap pengelola pelatihan tidak dapat menggantungkan keberhasilan pelatihan dari satu atau dua aspek saja, tetapi harus melihat secara komprehensif semua faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelatihan tersebut. Salah satu aspek yang sangat penting tersebut adalah aspek manajemen, yaitu bagaimana sebuah pelatihan dikelola dan diarahkan pada pencapaian tujuan.
Manajemen pelatihan, dalam konteks yang lebih luas manajemen pelatihan memiliki dimensi tentang bagaimana pengelolaan pelatihan, supaya pelatihan bisa berjalan dengan baik dan berhasil secara efektif dan efisien.[2] Manajemen pelatihan secara konsep bisa diartikan “Proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan Pengevaluasian terhadap kegiatan pelatihan dengan memanfaatkan aspek-aspek pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan secara efektif dan efisien”.

Bentuk-bentuk Pelatihan
Pelatihan SDM sendiri telah dibagi menjadi beberapa jenis. Setidaknya terdapat lima jenis pelatihan atau training yang biasanya diadakan oleh perusahaan baik itu adalah perusahaan swasta maupun BUMN, diantaranya adalah:
1. Skill Training.
Skill training atau yang lebih dikenal juga dengan pelatihan keahlian merupakan salah satu jenis training yang biasanya diadakan dengan tujuan agar peserta mampu dalam menguasai sebuah skill atau keterampilan baru yang berhubungan dengan pekerjaannya sendiri. Keahlian yang lebih banyak diajarkan dalam training biasanya akan diberikan kepada karyawan yang telah dianggap belum menguasai atau masih kurang nilainya dalam sebuah keahlian tertentu. Seperti contoh skill training misalnya adalah training manajemen atau training leadership.
2. Re Training.
Retraining atau pelatihan ulang merupakan Training SDM yang banyak diberikan kepada karyawan bagaimana untuk menghadapi tuntutan kerja yang semakin berkembang pesat dari sisi teknologi, ilmu pengetahuan, dan dunia yang semakin berkembang memaksa semua orang untuk tetap terus maju dan menyesuaikan diri tidak terkecuali para karyawan perusahaan. Mereka harus selalu menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman dan berbagai inovasi terbaru sehingga mereka memiliki kompetensi yang sama sekali tidak kalah dengan karyawan dari perusahaan-perusahaan lainnya. Salah satu contoh dari re training ini adalah training dalam hal penggunaan komputer sampai dengan internet untuk para karyawan yang selama ini hanya menggunakan mesin ketik dalam membu dokumen-dokumen perusahaan.[3]
3. Cross Functional Training
Cross functional training adalah training yang dilakukan dengan cara meminta karyawan untuk melakukan aktivitas pekerjaan tertentu diluar bidang pekerjaan yang saat ini ditugaskan kepadanya. Cross training sangat bermanfaat bagi para karyawan sehingga mereka akan mampu dalam memahami cara kerja organisasi perusahaan secara lebih luas tidak hanya berkecimpung pada tugas kerjanya saja. Salah satu contoh cross functional training adalah meminta para staff bagian keuangan untuk membantu tugas para staff HRD dalam menyeleksi karyawan baru.
4. Creativity Training.
Training kreatifitas adalah sebuah Training SDM yang lebih bertolak belakang dari semua anggapan bahwa kreatifitas sebenarnya bukan bakat melainkan sebuah skill yang bisa saja unt dipelajari. Dalam perusahaan terdapat berbagai posisi dan jabatan yang membutuhkan kreatifita tinggi diantaranya adalah :
a.       Marketing.
b.      Manajer.
c.       Promosi.
d.      Supervisor.
e.       Dan lain sebagainya.
Mereka semua akan dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam memimpin anak buahnya serta mampu kreatif dalam menelurkan ide – ide baru yang inovatif untuk kepentingan perusahaan. Training kreatifitas harus selalu ditunjang dengan kebebasan berpendapat dan mengeluarkan gagasan selama gagasan dan pendapat tersebu masih rasional, penuh perhitungan, dan sudah dikalkulasikan dari sisi untung ruginya bagi perusahaan.[4]
5. Team Training.
Dalam internal perusahaan karyawan tidak hanya lebih dituntut untuk bekerja secara mandiri namun juga harus bisa bekerja secara tim dala sebuah divisi, bagian, dan bahkan dituntut untuk bisa bekerja dalam keseluruhan tim organisasi perusahaan. Training SDM yang satu ini lebih ditujukan bagi sekelompok karyawan agar mereka bisa tetap terbiasa bekerja dalam tim, mampu menempatkan diri dalam sebuah tim, dan mampu bekerja sama dengan anggota tim lainnya sehingga pekerjaan dan tujuan perusahaan mampu diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif.
Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah dalam kelima jenis Training SDM yang sudah disebutka diatas, manakah jenis training yang banyak dibutuhkan oleh perusahaan Anda? Biasanya sebelum memutuskan untuk menggelar atau mengadakan training, perusahaan terlebih dahul akan melakukan training need analysis atau analisis kebutuhan akan training.
Analisis kebutuhan training ini sangat penting bagaimana untuk mengetahui kebutuhan tentang training seperti apa yang dibutuhkan oleh sebua perusahaan. Dari data-data yang nantinya sudah terkumpul perusahaan akan bisa menentukan jenis training apa saja yang dibutuhkan. Selain itu analisis kebutuhan training ini juga akan membantu perusahaan dalam menyusun setiap konsep training termasuk didalamnya adalah peserta training, dukungan, biaya, sampai materi training yang nantinya harus disampaikan.
Langkah-Langkah Dalam Merancang Pelatihan
Sebagai langkah awal, mengelola program pelatihan adalah penjajagan dan analisis kebutuhan pelatihan, baik kebutuhan pelatihan yang bersifat kelembagaan, kesatuan unit dalam lembaga atau kebutuhan pelatihan yang bersifat individual. Kebutuhan pelatihan ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu kebutuhan yang ada saat ini maupun kebutuhan pelatihan di masa yang akan datang, sebagai akibat adanya berbagai perubahan. Di sisi lain, langkah ini disertai pula dengan identifikasi sumber daya yang dimiliki sehingga memungkinkan permasalahan tersebut dapat dipecahkan.[5]
Mengingat adanya berbagai keterbatasan, baik keterbatasan dana maupun keterbatasan lain, perlu pula ditempuh berbagai langkah untuk menetapkan skala prioritas, dengan menguji "bagian atau unit manakah atau siapa saja dan posisi apa saja" yang perlu diprioritaskan dengan jalan melakukan analisis jabatan atau analisis posisi melalui analisis tugas, uraian tugas, dan analisis spesifikasi tugas, kemudian dilanjutkan dengan analisis terhadap pengetahuan, ketrampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi "standar" yang diharapkan dalam uraian tugas yang ada. Berdasarkan hasil analisis ini, langkah berikutnya menetapkan "siapa" atau "calon peserta" yang potensial untuk mengikuti program pelatihan.
Dari rangkaian kegiatan tersebut, secara garis besar sudah dapat teridentifikasi "isi" atau "materi" pelatihan yang diharapkan untuk dapat memenuhi persyaratan berdasarkan dalam "uraian tugas" dan "tujuan lembaga". Kemudian langkah terperinci dan spesifik dapat disusun dalam tahapan-tahapan perencanaan pelatihan.
Dalam mendasain dan merencanakan program pelatihan, hendaknya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan berbagai pihak terkait, terutama pihak manajemen untuk memperoleh komitmen lebih jauh guna "menciptakan situasi yang mendukung dalam implementasi dan pasca pelatihan. Keterlibatan dan komitmen semua pihak, terutama pihak manajemen, akan menjadi kunci keberhasilan program pelatihan. Pepatah mengatakan bahwa "perencanaan yang baik berarti setengah pekerjaan telah terselesaikan". Pada umumnya, perencanaan pelatihan lebih banyak membutuhkan waktu daripada pelaksanaannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan program pelatihan, antara lain: (1) latar belakang kegiatan, (2) tujuan pelatihan; (3) peserta pelatihan; (4) biaya/sumber dana; (5) waktu dan tempat pelatihan, (6) jadwal pelatihan (waktu, materi, dan pemateri); (7) susunan panitia pelaksana; (8) tata tertib; dan (9) narasumber. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara pelatihan yang menyangkut komunikasi, logistik, fasilitator, peserta dan prasarana pendukung lainnya.[6]




DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara.. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2012.
Basri, hasan & Rusdiana. Manajemen Pendidikan & Pelatihan. Bandung: CV Pustaka Setia, . 2015.
Roesminingsih, Erny. Pedoman Model dan Paket Pelatihan Peningkatan Mutu Guru dalam Prespektif ManajemenStrategik. Yogyakkarya: Pustaka Media, 2016.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Jakarta: . Bumi Aksara, 2014.
Tilaar., Manajemen  Pendidikan Nasional, , Bandung: Remadja Rosdakarya, 2011.








[1] A.A. Anwar Prabu Mangkunegara.. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2012. Hlm. 56.
[2] Hasan Basri & Rusdiana. Manajemen Pendidikan & Pelatihan. Bandung: CV Pustaka Setia, . 2015. Hlm., 89     
[3] Roesminingsih, Erny. Pedoman Model dan Paket Pelatihan Peningkatan Mutu Guru dalam Prespektif ManajemenStrategik. Yogyakkarya: Pustaka Media, 2016. Hlm., 90
[4] Ibid., 95
[5] Tilaar., Manajemen  Pendidikan Nasional, , Bandung: Remadja Rosdakarya, 2011. Hlm., 78
[6] Ibid., 80