SEJARAH
PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ILMU TAUHID
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa
inggris
yang diampu oleh
Ibu: ABDUL MUKTI THABRANI,Lc,M.HI.
Oleh,
Kelompok
1
PROGRAM
STUDI PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN EKONOMI DAN
BISNIS (EBIS)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
PAMEKSAN
2018
KATA PENGANTAR
assalamualaikumWr.
Wb.
Bismillahirrahmanirrahim,
Pertama-tama, penulis mengucapakan
rasa syukur kepada Allah SWT, karena berkat nikmat dan karuniaNYA ,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: sejarah petumbuhan dan
perkembangan ilmu tauhid.
Salah satu tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu bahasa ingish.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan pembahasan makalah ini,tentunya akan
ditemui beberapa hal yang belum sempurna, maka dari itulah kami mohon kritik
dan saran maupun sumbangan pemikiran yang sifatnya membangun untuk dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan makalah berikutnya.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan
pada pihak terselesainya makalah ini terutama kepada:
1. Dr.H.MUHAMMAD
KOSIM, M. Ag. Selaku Rektor kampus IAIN MADURA
2. ABDUL
MUKTI THABRANI,Lc,M.HI. Selaku pengampuh ilmu tauhid
3. Kedua
orang tua kami yang telah sudi memberikan do’a dan kasih kasayangnya
4. Teman-teman
kelompok 1 yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini
Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini bermamfaat bagi kita semua. Amien .
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Pamekasan,
24 September 2018
Penulis,
Kelompok 1
DARTAR ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.
Latar belakang..................................................................................................... 01
2.
Rumusan masalah................................................................................................ 02
3.
Tujuan.................................................................................................................. 02
BAB
II PEMBAHASAN
1.
Sejarah lahirnya ilmu tauhid................................................................................ 03
2.
Definisi ilmu tauhid............................................................................................. 04
3.
Macam-macam ilmu tauhid................................................................................. 05
4.
Sejarah perkembangan ilmu tauhid dari masa ke masa........................................ 06
BAB
III PENUTUP
1.
Kesimpulan.......................................................................................................... 11
2.
Saran.................................................................................................................... 12
DARTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Inti dari ajaran agama
islam adalah dalam kajian ketauhidan. Karena itu dalam berbagai kitab maupun
buku-buku ditegaskan bahwa kewajiban pertama seorang muslim a dari adalah
mempelajari tauhid. Dari kajian tauhid yang secara mendalam dan dibarengi
dengan dalil naqli serta dalil aqli, maka umat islam diharapakn menjadi semakin
kuat akidahnya.
Agama islam memerlukan
tauhid sebagai dasar keyakinan. Tujuan dibentuknya ilmu tauhid/kalam adalah
usaha pemahaman yang dilakukan para ulama (teologi islam) tentang akidah islam
yang terkandung dalam dalil naqli (AL-Qur’an dan Hadits).
Tauhid, sebagaimana
diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari agama islam. Setiap orang yang
ingin menyelami seluk beluk agama islam secara mendalam, perlu mempelajari
tauhid. Mempelajari ilmu tauhidnakan memberikan keyakinan-keyakinan yang
berdasarkan pada landasan yang kuat, yang tidak mudah diombang-ambing oleh
peredaran zaman.
Tujuan lain dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memberi pandangan yang lebih dalam terhadap
islam bagi pembaca-pembaca yang biasanya mengetahui dan mengenal islam hanya dari sudut pandang hukum atau fikih.
Oleh karena itu dirasa perlu memperkenalkan islam secara mendalam dari
aspek-aspek lain dan karangan ini berusaha islam dari tinjauan teologi.
B. Rumusan
Masalah?
a.
Bagaiman sejarah lahirnya ilmu tauhid?
b.
Apa definisi ilmu tauhid?
c.
Apa saja macam-macam ilmu tauhid?
d.
Bagaimana sejarah perkembangan ilmu tauhid dari masa ke masa?
C. Tujuan
masalah
a. Untuk
mengetahui sejarah lahirnya ilmu tauhid.
b. Untuk
mengetahui definisi ilmu tauhid.
c. Untuk
dapat mengetahui macam-macam ilmu tauhid.
d. Untuk
mengetahui sejarah pekembangan ilmu tauhid.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Lahirnya Ilmu Tauhid
Secara detail, menurut ‘Abd
al-Fatah, Faktor-faktor yang melatar belakangi lahirnya ilmu tauhid adalah
sebagai berikut
a. Faktor
internal
1) Al-qur’an
Al-quran,misalnya,
banyak mendorong manusia agar mempunyai ilmu pengetahuan,melakukan penelitian
menegenai fenomina alam, juga mengangkat keududukan orang yang berilmu, dan
banyak ayat Al-Qur,an yang mendorong
umat manuisia agar dengan akal pikirannya mau memikirkan nikmat, hikmat dan
kesempunaan segala ciptaan-Nya.
2) Politik
Peristiwa ini berawal
dari fitnah kubra setelah terbunuhnya ‘Usman bin ‘Affan, yang melahirkan
konflik politik sehingga merembet ke dalam perseoalan kaidah, karena
masing-masing pihak menjastifikasi kelompoknya dengan argumentasi teologis, ini
dapat dibuktikan dalam kasus pengkafiran Khawarij kepada ‘Ali bin Abi Thalib
ra. Dan mu’awiyeh akibat kasus politik yang menyangkut isu tahkim (pengambilan keputusan), yang keduanya dikatakan oleh
Khawarij tidak berhukum kepada ALLAH, melainkan kepada manusia.
3) Kaum
muslimin
Pada awalnya, pemeluk
agama islam menerima secara utuh apa yang diajarkan agama tanpa harus
mengadakan penyelidikan.sesudah itu datanglah perseoalan agama yang dipicu
karena semakin banyaknya orang-orang non muslim yang masuk islam. Disinilah
kaum muslimin mulai memakai filsafat untuk memperkuat argumennya. Kemudian
datang pula oang-orang yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an. Oleh karena itu,
timbullah perbedaan dan perselisihan paham diantara mereka dan dari yang
demikianinilah yang merupakan faktor bagi timbulnya ilmu tauhid.
b. Faktor
eksternal
Faktor
eksternal ini ada karena pengaruh futuhat
(penaklukan) yang dilakukan oleh kaum muslimin terhadap wilayah romawi,
pesrsia dan india, yang merupakan tempat lahirnya, dan berkembangnya filsafat
serta agama-agama non islam, antar lain, seperti Majusi, Yahudi, Nasrani.
Disamping itu, jug karena faktor-faktor penerjemahan filsafat kedalam bahasa
arab.
B. Definisi
Ilmu Tauhid
Arti
dari ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang sifat-sifat Allah dan
sifat-sifat para utusan-Nya yang terdiri dari sifat yang wajib ( yang pasti
ada), sifat yang mustahil (yang tidak ada) dan sifat jaiz ( yang mungkin ada).
Selain itu, juga membicarakan bagaimana
menetapkan kepercayaan-kepercayaan agama islam dengan dalil-dalil naqli. Serta
menolak akidah yang salah dan yang bertentangan dengan akidah-akidah islam.
Dinamakan
ilmu tauhid karena pokok pembahasannya dititik beratkan kepda ke Esaan ALLAH
SWT. Karena tauhid itu percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan percaya bahwa
tidak ada yang menyekutui-Nya. Tauhid adalah mengesakan Allah tanpa keraguan
sedikitpun dan ini merupakan satu materi risalah Nabi yang mengacu kepada
Al-Qur’a.
C. Macam-Macam Ilmu Tauhid
Tauhid ialah mengesakan
Allah tanpa keraguan sedikitpun dan Ia merupakan salah satu materi risalah Nabi
Muhammad saw. Yang sangat prinsip untuk disampaikan kepada umat manusia.
Berdasarkan Al-Qur’an, para ulama’ membuat konsep tentang tauhid sebagai
berikut :
a. Tauhid Uluhiyah/Tauhid Ubudiyah
Tauhid uluhiyah adalah
percaya atau meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah SWT. Yang berhak menerima
semua peribadahan makhluk dan hanya Allah saja yang berhak disembah. Tauhid
uluhiyah ini diidentik dengan tauhid ubudiyah yang sesungguhnya pengabdian hanya kepada Allah
SWT semata.
Kata uluhiyah dinisbatkan kepada Allah yang berhak disembah, sedangkan tauhid
ubudiyah dinisbatkan kepada hamba yang hanya mengabdi kepada Allah saja.
b. Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah adalah
suatu keyakinan bahwa alam semesta diciptakan Allah SWT dan Ia mengawasi dan
memelihara tanpa bantuan siapapun apalagi makhluk. Karena itu Allh berfirman
dalam Q.S. Al-An’am 102 artinya: Demikian
itu ialah Allah, Tuhan kamu (menguasai dan memelihara serta memberi rezeki)
tiada Tuhan selain Dia, maka sembahlah Dia, Dia adalah pemelihara sesuatu.
Kata Allah berarti Tuhan dan kata Rab juga berarti Tuhan yang menciptakan,
mengatur dan memelihara alam semesta.
c. Tauhid Af’al
Yang dimaksud dengan
tauhid af’al adalah esa dalam perbuatannya artinya tiada sekutu bagi Allah dalam
menciptakan sebagimana firman Allah Q.S. Al-An’am 102 artinya : Tiada Tuhan melainkan Allah, Dia menciptakan
tiap-tiap sesuatu.
D. Sejarah
Perkembangan Ilmu Tauhid
1.
Tauhid di zaman
rasulalllah saw
Muhamaad
diutus Allah swt untuk menjadi nabi dan
rasul dalam mengembalikan umat dan
memimpinnya kejalan tauhid, mengakui ke Esaan Allah SWT dengan
semurni-murninnya seperti yang diajarkan oleh nabi ibrahim dahulu, oleh karena
itu bangsa arab tidak asing lagi denag keyakinan ini. Tauhid yang diajarkan oleh nabi muhammad saw adalah
seperti yang tertera dalam AL-Qur’an dan Hadits. Dzat Allah dan sifatnya tidak
pernah dipertanyakan orang kepada rasulallah saw. Karena semua itu sudah
tertera dalam al-qur’an, mereka hanya menanyakan soal-soal ibadah. Juga tidak
pernah ada berita-berita dari sahababat nabi tentang sifat-sifat Allah dan bagaimana kedudukannya, mereka hanya memahami sebagai sifat Allah itu azali.
Nabi dalam menyampaikan agama islam
kepada masyarakat amatlah mudah diterima, disamping itu tidak membutuhkan
banyak syarat.
Agama
islam disampaikan kepada mereka disesuaikan dengan kondisi mereka saat itu, dan
memang masalah tauhid sangatlah sederhana dan dipermudah sebagai contoh; nabi
pernah bertanya kepada seorang hamba sahaya “siapakah tuhanmu?” jawab hamba itu
ALLAHH, dan siapakah nabimu? Jawab hamba sahaya itu Rasulallah, kemudian rasulallah bersabda
“sesungguhnya dia adalah seorang mukmin”.
Kemudian rasulallah pernah bertanya
kepada seorang hamba. “dimanakah Allah?”
jawab hamba itu ; dilangit, tanya rasulallah berikutnya “ siapakah aku”? hamba itu menjawab engkau adalah Rasulallah, maka nabi meyakinkan bahwa
hamba itu adalah seorang mukmin.
Pada
contoh pertama diatas bahwa seseorang untuk beriman tidak mesti dengan persaksian dengan lafal tasyahud
tapi cukup dengan menyatakan bertuhan kepada Allah dan mengakui kerasulan
Muhammad saw. Iman seperti ini menurut ulama’ tauhid sudah mencukupi, kita harus memaklumi bahwa
keislaman seseorang yang rendah pengetahuannya menganggap bahwa tuhan berada
disuatu arah, kepercayaan seperti tidaklah mengurangi keimanan seseorang karena
pengetahuan akalnya sederhana dan terbatas, apalagi baru mengenal islam.
2.
Tauhid di masa
khulafaurrasydin
Para
sahabat dalam memahami tauhid tidak jauh berbeda dizaman rasulallah dalam
kesederhanaan, hanya saja dizaman rasulallah masih hidup, orang dengan mudah
menanyakan langung kepada rasulallah segala hal yang kurang jelas. Sedangkan
dimasa para sahabat dan tabi’in, mereka hanya beroegang teguh kepada al-Qur’an dan hadits saja, jika tidak terdapat dalam al-Qur’an mereka baru melihat pada hadits Nabi. Masa
itu masih sangat dekat dengan masa Nabi, jiwa mereka masih murni belum
dipengaruhi budaya dan tradisi dari luar Islam. Mereka semua tunduk dan patuh
serta ikhlas mengikuti garis Agama Islam. Jika terjadi gejala yang cenderung merusak kepercayaan tauhid
mereka segera mengambil tindakan seperti yang pernah dilakukan Umar bin Khattab
memerintahkan menebang pohon tempat Nabi
berteduh ketika perjanjian hudabiyah berlangsung, sebab ada yang memuja-muja
pohon itu. Keserhanaan dalam bertauhid dicerminkan oleh hadits Nabi yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dari Muaz bin Jabl: Barang siapa akhir kata-katanya lailaha illallah pasti dia masuk surga.
Ulama kalam mengatakan bahwa yang dimaksud
kalim tauhid adalah menyebutkan dua kalimat syahadat, pertama lailaha illallah didalamnya sudh
terkandung Muhammad rasulallah. Menurut Prof. Thahir thsib ABD muniin , bahwa
kalimat tauhid yang dimaksud itu mempunyai dua kedudukan yaitu: 1) sebagai
i’tikat bahtin, 2) sebagai ucapan dzikir dengan lisan. Kedua kalimat syahadat
yang dimaksud itu statusnya sebagai I’tikat bathin. Kalau kalimta lailaha illallah yang diperinthkan itu
maka yang dimaksud bukan hanya itu saja, tetapi seluruh kalimta yang menjadi
rukun keimanan itu, yaitu : iman kepada Allah, malaikat-NYA,kitab-kitab-NYA,
rasul-rasul-NYA, hari kiamatt dan iman kepada taqdir. Iman kepada Allah mempunyai
pengertian bahwa Allh SWT mempunyai sifat-sifat kesempurnaan jauh dari
sifat-sifat kekurangan. Mengenal Allah adalah tujuan pertama kemudian iman
kepada Rasul sebagai tujuan kedua. Orang yang ingkar kepada rasul-rasul,
berarti dia ingkar terhadap Allah SWT. Percaya kepada rasul-rasul berarti
percaya kepada semua yang dibawa oleh rasul-rasul itu. Ketauhidan inilah yang
menjadi tujuan diajarkan ilm tauhid ini. Ketauhidan inilah yang banyak di
ingkari orang yang mengaku bertuhan sehingga Allah menyinggung dalam
(QS:AN-NISA’/4:48)
“Bahwa
Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang menyekutukan Allah dan Allah akan
mengampun orang-orang selain ddari pada itu bagi mereka yang mau.”
Bentuk zdikir yang ada dalam Al-qur’an dan
hadits kebanyakan tanpa menyebut syahadat yang
kedua wa asyhadu anna muhammadur
rosulullah oleh karena itu para ulamak mensyaratkan bagi orang yang baru
masuk islam yang sebelumnya tidak mengenal muhammad cukuplah dengan syahadat
yang pertama itu, tetapi bag mereka yang telah lama mengenal muhammad bahkan
mereka hidup bergaul dengannya maka hal itu harus menyatakan kedua pernyataan
itu asyhadu Allah alla ilaha
illallah wa asyhadu anna muhammadar
rosulullah.
3.
Tauhid di zaman
tabi’in
Setelah kematian khalifah ustman bin
affan, naiklah ali bin abii thalib
menduduki jabatan khalifah. Ketika itu muncullah pro dan kontra terhadap ali
disebabkan ali tidak dapat mengambil tindakan segera terhadap pembunuh ustman.
Tuntutan itu dpelopori oleh umayyah bin abi sofyan di damaskus (syiria)
muawiyah tidak mengakui kedudukan ali sebagai khalifah, sehingga menyulut
terjadinya perang saudara. Kemenangan dipihak ali hampir diraih akan tetapi
atas kecerdikan muawiyah mengajak untuk berdamai setelah melihat pasukannya
terdesak. Pada mulanya ali menolak tawaran muawiyah itu tetapi karena desakan
pasukannya untk menerima tawaran muawiyah itu maka perjanjian damai dilakukan.
Pihak ali diwakili abu musa al-asy’ari yang terkenal kesalehannya pihak
muawiyah diwakili amru bin ash yang terkenal kelicikan dan kecerdikan dalam
poltiknya. Perundingan perdamaian itu pihak ali sangat dirugikan yaitu ali
dipaksa turun dari jabatan kekhalifahannya dan muawiyah dikokohkan menjadi
khalifah karena menurut amru bin ash, tidak boleh terjadi kekosongan jabatan
khalifah. Sebab itulah pengikut ali pecah menjadi dua yaitu syi’ah dan khawarij.
Golongan khawarij memusuhi ali, muawiyah dan amru bin ash ali tewas ditangan
mereka, sedangkan muawiyah dan amru bin ash lolos dari rencana pembunuhan
mereka.
Peristiwa inilah yang pertama-tama yang
mengakibatkan terjadinya firqoh-irqoh(golongan-golongan) dalam islam. Awalnya
didahului persoalan politik ke khalifahan kemudian merembet kepada perseoalann
agama. Penegsehan atas pembunuhan Ali, muawiyeh dan amru ibnu ash, telah
melakukan besar.
Golongan-golongan islam Yang timbul setelah
terjadinya pergolakan politik ini antar lain.
a. Syi’ah
(pendukung Ali).
b. Khawarij
(kelompok yang memisahkan diri dari kelompok Ali).
c. Murjiah (kelompok
moderat).
d. Qodariyeh
,golongan ini berpendirian bahwa manusia mempunyai golongan kehendak yang
bebas, tidak ada qadar dari Allah, golongan ini dipelopori oleh Ma’bad
al-juhaini.
e. Jabariyeh,
golongan ini berpendirian bahwa manusia itu tidak mempunyai kehendak, pelopor
golongan ini adalah jahm ibn safwan.
f.
Mu’tazilah
(lahir
pada abad ke II H.) dipelopori oleh wasil ibn atha’. Aliran ini amat besar
jasanya dalam mempertahankan aqidah Islam dari pengaruh fisafat hellinisme dari yunani dan romawi.
g. Al-Asy’ariyeh, golongan
ini dipelopori oleh Abu hasan al-asy’ari,
pada mulanya ia adalah pengikut mu’tazilah kemudian mereka memisahkan diri
lalu membentuk aliran baru yang disebut Asy’ariyeh.
h. Salafiyeh
i.
Aliran
kalam modern.
BAB
II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arti dari ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang
meng-Esakan Tuhan. Tidak ada sekutu bagiNya. Percaya bahwa Allah-lah sang
pemilik kehidupan di alam ini. Mempelajari tauhid hukumnya wajib bagi seorang muslim karena akidah
merupakan dasar pertama dan utama dalam islam. Macam-macam ilmu tauhid di
antaranya :
1)
Tauhid Uluhiyah
2)
Tauhid Rubudiyah
3)
Tauhid Af’al
Ilmu tauhid mengalami perubahan masa ke
masa Nabi Muhammad SAW belum terjadi konflik karena setiap ada masalah selau
langsung di sandarkan kepada beliau. Pada masa khulafaurrasidin, awal
terjadinya kekacauan pada masa khalifah ke-3, yaitu pada pemerintahan usman bin
Affan.
Dalam perjalanan sejarah islam terdapat
firqoh-firqoh yang mempunyai paham berbeda-beda atau bertentangan secara tajam
terhadap satu dengan yang lainnya. Munculnya ilmu tauhid di karenakan adanya
permasalan politik di masa Usman Bin Affan yang segera merambat ke bidang
akidah. Aliran-aliran yang muncul diantaranya: syi’ah,khawarij, murjiah, qodariyeh, jabariyeh, mu,tazilah Al-asy’ariyeh,
salafiyeh, aliran kalam modern.
B.
Saran
Penulis menyamapaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantuk
dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang
sempurna, maka dari itu kritik dan saran bagi pembaca sangat dibutuhkan. Semoga
makalah ini bermamfaat bagi semua pihak yang membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Latief, Mahmud. 2006. Ilmu Kalam. Pameksan: STAIN Pamekasan Press.
Latief, Mahmud. 2010. Ilmu Tauhid. Pameksan: STAIN Pamekasan Press.
Ghafur,
Muhammad. 2002. Koreksi Atas Kesalahan Pemikiran Kalam Dan Filsafat Islam. Bangil: Al-Izzah.
Burhanuddin, Nunu. 2016. Ilmu
Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Yusuf , M, Yunan. 2014. Alam
Pikiran Islam Pemikiran Kalam. Jakarta: Prenadamedia Group.