Monday 24 September 2018

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ILMU TAUHID




SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ILMU TAUHID
MAKALAH
Diajukan  untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa inggris
yang diampu oleh Ibu: ABDUL MUKTI THABRANI,Lc,M.HI.
Oleh,
Kelompok 1


PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS (EBIS)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
PAMEKSAN 2018

KATA PENGANTAR

assalamualaikumWr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim,                
            Pertama-tama, penulis mengucapakan rasa syukur kepada Allah SWT, karena berkat nikmat dan karuniaNYA ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: sejarah petumbuhan dan perkembangan ilmu tauhid.
            Salah satu tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu bahasa ingish. Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan pembahasan makalah ini,tentunya akan ditemui beberapa hal yang belum sempurna, maka dari itulah kami mohon kritik dan saran maupun sumbangan pemikiran yang sifatnya membangun untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan makalah berikutnya.
            Ucapan terima kasih penulis ucapkan pada pihak terselesainya makalah ini terutama kepada:
1.      Dr.H.MUHAMMAD KOSIM, M. Ag. Selaku Rektor kampus IAIN MADURA
2.      ABDUL MUKTI THABRANI,Lc,M.HI. Selaku pengampuh ilmu tauhid
3.      Kedua orang tua kami yang telah sudi memberikan do’a dan kasih kasayangnya
4.      Teman-teman kelompok  1 yang telah membantu dalam penulisan makalah ini
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermamfaat bagi kita semua. Amien .
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pamekasan, 24 September 2018
                                                                                                           
Penulis,


Kelompok  1

DARTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar belakang..................................................................................................... 01
2.      Rumusan masalah................................................................................................ 02
3.      Tujuan.................................................................................................................. 02
BAB II PEMBAHASAN
1.      Sejarah lahirnya ilmu tauhid................................................................................ 03
2.      Definisi ilmu tauhid............................................................................................. 04
3.      Macam-macam ilmu tauhid................................................................................. 05
4.      Sejarah perkembangan ilmu tauhid dari masa ke masa........................................ 06
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan.......................................................................................................... 11
2.      Saran.................................................................................................................... 12
DARTAR PUSTAKA




BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
                       Inti dari ajaran agama islam adalah dalam kajian ketauhidan. Karena itu dalam berbagai kitab maupun buku-buku ditegaskan bahwa kewajiban pertama seorang muslim a dari adalah mempelajari tauhid. Dari kajian tauhid yang secara mendalam dan dibarengi dengan dalil naqli serta dalil aqli, maka umat islam diharapakn menjadi semakin kuat akidahnya.
                       Agama islam memerlukan tauhid sebagai dasar keyakinan. Tujuan dibentuknya ilmu tauhid/kalam adalah usaha pemahaman yang dilakukan para ulama (teologi islam) tentang akidah islam yang terkandung dalam dalil naqli (AL-Qur’an dan Hadits).
                       Tauhid, sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari agama islam. Setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk agama islam secara mendalam, perlu mempelajari tauhid. Mempelajari ilmu tauhidnakan memberikan keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan yang kuat, yang tidak mudah diombang-ambing oleh peredaran zaman.
                       Tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberi pandangan yang lebih dalam terhadap islam bagi pembaca-pembaca yang biasanya mengetahui dan mengenal islam  hanya dari sudut pandang hukum atau fikih. Oleh karena itu dirasa perlu memperkenalkan islam secara mendalam dari aspek-aspek lain dan karangan ini berusaha islam dari tinjauan teologi.


B.     Rumusan Masalah?
a.  Bagaiman sejarah lahirnya ilmu tauhid?
b. Apa definisi ilmu tauhid?
c.  Apa saja macam-macam ilmu tauhid?
d. Bagaimana sejarah perkembangan  ilmu tauhid dari masa ke masa?
C.     Tujuan masalah
a.  Untuk mengetahui sejarah lahirnya ilmu tauhid.
b. Untuk mengetahui definisi ilmu tauhid.
c.  Untuk dapat mengetahui macam-macam ilmu tauhid.
d. Untuk mengetahui sejarah pekembangan ilmu tauhid.














BAB II

PEMBAHASAN
A.    Sejarah Lahirnya Ilmu Tauhid
            Secara detail, menurut ‘Abd al-Fatah, Faktor-faktor yang melatar belakangi lahirnya ilmu tauhid adalah sebagai berikut
a.       Faktor internal
1)      Al-qur’an
Al-quran,misalnya, banyak mendorong manusia agar mempunyai ilmu pengetahuan,melakukan penelitian menegenai fenomina alam, juga mengangkat keududukan orang yang berilmu, dan banyak  ayat Al-Qur,an yang mendorong umat manuisia agar dengan akal pikirannya mau memikirkan nikmat, hikmat dan kesempunaan segala ciptaan-Nya.
2)      Politik
Peristiwa ini berawal dari fitnah kubra setelah terbunuhnya ‘Usman bin ‘Affan, yang melahirkan konflik politik sehingga merembet ke dalam perseoalan kaidah, karena masing-masing pihak menjastifikasi kelompoknya dengan argumentasi teologis, ini dapat dibuktikan dalam kasus pengkafiran Khawarij kepada ‘Ali bin Abi Thalib ra. Dan mu’awiyeh akibat kasus politik yang menyangkut isu tahkim (pengambilan keputusan), yang keduanya dikatakan oleh Khawarij tidak berhukum kepada ALLAH, melainkan kepada manusia.
3)      Kaum muslimin
Pada awalnya, pemeluk agama islam menerima secara utuh apa yang diajarkan agama tanpa harus mengadakan penyelidikan.sesudah itu datanglah perseoalan agama yang dipicu karena semakin banyaknya orang-orang non muslim yang masuk islam. Disinilah kaum muslimin mulai memakai filsafat untuk memperkuat argumennya. Kemudian datang pula oang-orang yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an. Oleh karena itu, timbullah perbedaan dan perselisihan paham diantara mereka dan dari yang demikianinilah yang merupakan faktor bagi timbulnya ilmu tauhid.
b.      Faktor eksternal
Faktor eksternal ini ada karena pengaruh futuhat (penaklukan) yang dilakukan oleh kaum muslimin terhadap wilayah romawi, pesrsia dan india, yang merupakan tempat lahirnya, dan berkembangnya filsafat serta agama-agama non islam, antar lain, seperti Majusi, Yahudi, Nasrani. Disamping itu, jug karena faktor-faktor penerjemahan filsafat kedalam bahasa arab.
B.     Definisi Ilmu Tauhid
Arti dari ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang sifat-sifat Allah dan sifat-sifat para utusan-Nya yang terdiri dari sifat yang wajib ( yang pasti ada), sifat yang mustahil (yang tidak ada) dan sifat jaiz ( yang mungkin ada). Selain itu, juga membicarakan  bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan agama islam dengan dalil-dalil naqli. Serta menolak akidah yang salah dan yang bertentangan dengan akidah-akidah islam.
Dinamakan ilmu tauhid karena pokok pembahasannya dititik beratkan kepda ke Esaan ALLAH SWT. Karena tauhid itu percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan percaya bahwa tidak ada yang menyekutui-Nya. Tauhid adalah mengesakan Allah tanpa keraguan sedikitpun dan ini merupakan satu materi risalah Nabi yang mengacu kepada Al-Qur’a.


C.     Macam-Macam Ilmu Tauhid
Tauhid ialah mengesakan Allah tanpa keraguan sedikitpun dan Ia merupakan salah satu materi risalah Nabi Muhammad saw. Yang sangat prinsip untuk disampaikan kepada umat manusia. Berdasarkan Al-Qur’an, para ulama’ membuat konsep tentang tauhid sebagai berikut :
a.  Tauhid Uluhiyah/Tauhid Ubudiyah
            Tauhid uluhiyah adalah percaya atau meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah SWT. Yang berhak menerima semua peribadahan makhluk dan hanya Allah saja yang berhak disembah. Tauhid uluhiyah ini diidentik dengan tauhid ubudiyah yang  sesungguhnya pengabdian hanya kepada Allah SWT semata.
Kata uluhiyah dinisbatkan kepada Allah yang berhak disembah, sedangkan tauhid ubudiyah dinisbatkan kepada hamba yang hanya mengabdi kepada Allah saja.
b. Tauhid Rububiyah
            Tauhid rububiyah adalah suatu keyakinan bahwa alam semesta diciptakan Allah SWT dan Ia mengawasi dan memelihara tanpa bantuan siapapun apalagi makhluk. Karena itu Allh berfirman dalam Q.S. Al-An’am 102 artinya: Demikian itu ialah Allah, Tuhan kamu (menguasai dan memelihara serta memberi rezeki) tiada Tuhan selain Dia, maka sembahlah Dia, Dia adalah pemelihara sesuatu. Kata Allah berarti Tuhan dan kata Rab juga berarti Tuhan yang menciptakan, mengatur dan memelihara alam semesta.



c.  Tauhid Af’al
            Yang dimaksud dengan tauhid af’al adalah esa dalam perbuatannya artinya tiada sekutu bagi Allah dalam menciptakan sebagimana firman Allah Q.S. Al-An’am 102 artinya : Tiada Tuhan melainkan Allah, Dia menciptakan tiap-tiap sesuatu.



D.    Sejarah Perkembangan Ilmu Tauhid
1.      Tauhid di zaman rasulalllah saw
           Muhamaad diutus Allah swt  untuk menjadi nabi dan rasul dalam mengembalikan  umat dan memimpinnya kejalan tauhid, mengakui ke Esaan Allah SWT dengan semurni-murninnya seperti yang diajarkan oleh nabi ibrahim dahulu, oleh karena itu bangsa arab tidak asing lagi denag keyakinan ini. Tauhid  yang diajarkan oleh nabi muhammad saw adalah seperti yang tertera dalam AL-Qur’an dan Hadits. Dzat Allah dan sifatnya tidak pernah dipertanyakan orang kepada rasulallah saw. Karena semua itu sudah tertera dalam al-qur’an, mereka hanya menanyakan soal-soal ibadah. Juga tidak pernah ada berita-berita dari sahababat nabi tentang sifat-sifat  Allah dan bagaimana kedudukannya, mereka  hanya memahami sebagai sifat Allah itu azali. Nabi dalam menyampaikan  agama islam kepada masyarakat amatlah mudah diterima, disamping itu tidak membutuhkan banyak syarat.
           Agama islam disampaikan kepada mereka disesuaikan dengan kondisi mereka saat itu, dan memang masalah tauhid sangatlah sederhana dan dipermudah sebagai contoh; nabi pernah bertanya kepada seorang hamba sahaya “siapakah tuhanmu?” jawab hamba itu  ALLAHH, dan siapakah nabimu? Jawab hamba sahaya itu Rasulallah, kemudian rasulallah bersabda “sesungguhnya dia adalah seorang mukmin”. Kemudian rasulallah  pernah bertanya kepada seorang hamba. “dimanakah Allah?” jawab hamba itu ; dilangit, tanya  rasulallah berikutnya “ siapakah aku”? hamba itu menjawab engkau adalah Rasulallah, maka nabi meyakinkan bahwa hamba itu adalah seorang mukmin.
           Pada contoh pertama diatas bahwa seseorang untuk beriman tidak  mesti dengan persaksian dengan lafal tasyahud tapi cukup dengan menyatakan bertuhan kepada Allah dan mengakui kerasulan Muhammad saw. Iman seperti ini menurut ulama’ tauhid  sudah mencukupi, kita harus memaklumi bahwa keislaman seseorang yang rendah pengetahuannya menganggap bahwa tuhan berada disuatu arah, kepercayaan seperti tidaklah mengurangi keimanan seseorang karena pengetahuan akalnya sederhana dan terbatas, apalagi baru mengenal islam.
2.      Tauhid di masa khulafaurrasydin
      Para sahabat dalam memahami tauhid tidak jauh berbeda dizaman rasulallah dalam kesederhanaan, hanya saja dizaman rasulallah masih hidup, orang dengan mudah menanyakan langung kepada rasulallah segala hal yang kurang jelas. Sedangkan dimasa para sahabat dan tabi’in, mereka hanya beroegang teguh  kepada al-Qur’an dan hadits saja, jika  tidak terdapat dalam al-Qur’an  mereka baru melihat pada hadits Nabi. Masa itu masih sangat dekat dengan masa Nabi, jiwa mereka masih murni belum dipengaruhi budaya dan tradisi dari luar Islam. Mereka semua tunduk dan patuh serta ikhlas mengikuti garis Agama Islam. Jika terjadi gejala  yang cenderung merusak kepercayaan tauhid mereka segera mengambil tindakan seperti yang pernah dilakukan Umar bin Khattab memerintahkan menebang pohon  tempat Nabi berteduh ketika perjanjian hudabiyah berlangsung, sebab ada yang memuja-muja pohon itu. Keserhanaan dalam bertauhid dicerminkan oleh hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Muaz bin Jabl: Barang siapa akhir kata-katanya lailaha illallah pasti dia masuk surga.
     Ulama kalam mengatakan bahwa yang dimaksud kalim tauhid adalah menyebutkan dua kalimat syahadat, pertama lailaha illallah didalamnya sudh terkandung Muhammad rasulallah. Menurut Prof. Thahir thsib ABD muniin , bahwa kalimat tauhid yang dimaksud itu mempunyai dua kedudukan yaitu: 1) sebagai i’tikat bahtin, 2) sebagai ucapan dzikir dengan lisan. Kedua kalimat syahadat yang dimaksud itu statusnya sebagai I’tikat bathin. Kalau kalimta lailaha illallah yang diperinthkan itu maka yang dimaksud bukan hanya itu saja, tetapi seluruh kalimta yang menjadi rukun keimanan itu, yaitu : iman kepada Allah, malaikat-NYA,kitab-kitab-NYA, rasul-rasul-NYA, hari kiamatt dan iman kepada taqdir. Iman kepada Allah mempunyai pengertian bahwa Allh SWT mempunyai sifat-sifat kesempurnaan jauh dari sifat-sifat kekurangan. Mengenal Allah adalah tujuan pertama kemudian iman kepada Rasul sebagai tujuan kedua. Orang yang ingkar kepada rasul-rasul, berarti dia ingkar terhadap Allah SWT. Percaya kepada rasul-rasul berarti percaya kepada semua yang dibawa oleh rasul-rasul itu. Ketauhidan inilah yang menjadi tujuan diajarkan ilm tauhid ini. Ketauhidan inilah yang banyak di ingkari orang yang mengaku bertuhan sehingga Allah menyinggung dalam (QS:AN-NISA’/4:48)
“Bahwa Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang menyekutukan Allah dan Allah akan mengampun orang-orang selain ddari pada itu bagi mereka yang mau.”
     Bentuk zdikir yang ada dalam Al-qur’an dan hadits kebanyakan tanpa menyebut syahadat yang  kedua wa asyhadu anna muhammadur rosulullah oleh karena itu para ulamak mensyaratkan bagi orang yang baru masuk islam yang sebelumnya tidak mengenal muhammad cukuplah dengan syahadat yang pertama itu, tetapi bag mereka yang telah lama mengenal muhammad bahkan mereka hidup bergaul dengannya maka hal itu harus menyatakan kedua pernyataan itu asyhadu Allah alla ilaha illallah  wa asyhadu anna muhammadar rosulullah.
3.      Tauhid di zaman tabi’in
      Setelah kematian khalifah ustman bin affan, naiklah ali bin abii  thalib menduduki jabatan khalifah. Ketika itu muncullah pro dan kontra terhadap ali disebabkan ali tidak dapat mengambil tindakan segera terhadap pembunuh ustman. Tuntutan itu dpelopori oleh umayyah bin abi sofyan di damaskus (syiria) muawiyah tidak mengakui kedudukan ali sebagai khalifah, sehingga menyulut terjadinya perang saudara. Kemenangan dipihak ali hampir diraih akan tetapi atas kecerdikan muawiyah mengajak untuk berdamai setelah melihat pasukannya terdesak. Pada mulanya ali menolak tawaran muawiyah itu tetapi karena desakan pasukannya untk menerima tawaran muawiyah itu maka perjanjian damai dilakukan. Pihak ali diwakili abu musa al-asy’ari yang terkenal kesalehannya pihak muawiyah diwakili amru bin ash yang terkenal kelicikan dan kecerdikan dalam poltiknya. Perundingan perdamaian itu pihak ali sangat dirugikan yaitu ali dipaksa turun dari jabatan kekhalifahannya dan muawiyah dikokohkan menjadi khalifah karena menurut amru bin ash, tidak boleh terjadi kekosongan jabatan khalifah. Sebab itulah pengikut ali pecah menjadi dua yaitu syi’ah dan khawarij. Golongan khawarij memusuhi ali, muawiyah dan amru bin ash ali tewas ditangan mereka, sedangkan muawiyah dan amru bin ash lolos dari rencana pembunuhan mereka.
     Peristiwa inilah yang pertama-tama yang mengakibatkan terjadinya firqoh-irqoh(golongan-golongan) dalam islam. Awalnya didahului persoalan politik ke khalifahan kemudian merembet kepada perseoalann agama. Penegsehan atas pembunuhan Ali, muawiyeh dan amru ibnu ash, telah melakukan besar.


     Golongan-golongan islam Yang timbul setelah terjadinya pergolakan politik ini antar lain.
a.      Syi’ah (pendukung Ali).
b.      Khawarij (kelompok yang memisahkan diri dari kelompok Ali).
c.       Murjiah (kelompok moderat).
d.      Qodariyeh ,golongan ini berpendirian bahwa manusia mempunyai golongan kehendak yang bebas, tidak ada qadar dari Allah, golongan ini dipelopori  oleh Ma’bad al-juhaini.
e.       Jabariyeh, golongan ini berpendirian bahwa manusia itu tidak mempunyai kehendak, pelopor golongan ini adalah jahm ibn safwan.
f.        Mu’tazilah (lahir pada abad ke II H.) dipelopori oleh wasil ibn atha’. Aliran ini amat besar jasanya dalam mempertahankan aqidah Islam dari pengaruh fisafat hellinisme dari yunani dan romawi.
g.      Al-Asy’ariyeh, golongan ini dipelopori oleh Abu hasan al-asy’ari, pada mulanya ia adalah pengikut mu’tazilah kemudian mereka memisahkan diri lalu membentuk aliran baru yang disebut Asy’ariyeh.
h.      Salafiyeh
i.        Aliran kalam modern.





BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Arti dari ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang meng-Esakan Tuhan. Tidak ada sekutu bagiNya. Percaya bahwa Allah-lah sang pemilik kehidupan di alam ini. Mempelajari tauhid hukumnya wajib bagi seorang muslim karena akidah merupakan dasar pertama dan utama dalam islam. Macam-macam ilmu tauhid di antaranya :
1)      Tauhid Uluhiyah
2)      Tauhid Rubudiyah
3)      Tauhid Af’al
      Ilmu tauhid mengalami perubahan masa ke masa Nabi Muhammad SAW belum terjadi konflik karena setiap ada masalah selau langsung di sandarkan kepada beliau. Pada masa khulafaurrasidin, awal terjadinya kekacauan pada masa khalifah ke-3, yaitu pada pemerintahan usman bin Affan.
      Dalam perjalanan sejarah islam terdapat firqoh-firqoh yang mempunyai paham berbeda-beda atau bertentangan secara tajam terhadap satu dengan yang lainnya. Munculnya ilmu tauhid di karenakan adanya permasalan politik di masa Usman Bin Affan yang segera merambat ke bidang akidah. Aliran-aliran yang muncul diantaranya: syi’ah,khawarij, murjiah, qodariyeh, jabariyeh, mu,tazilah Al-asy’ariyeh, salafiyeh, aliran kalam modern.


B.     Saran
Penulis menyamapaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantuk dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna, maka dari itu kritik dan saran bagi pembaca sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bermamfaat bagi semua pihak yang membaca.








DAFTAR PUSTAKA
Latief, Mahmud. 2006. Ilmu Kalam. Pameksan: STAIN Pamekasan Press.
Latief, Mahmud. 2010. Ilmu Tauhid. Pameksan: STAIN Pamekasan Press.
Ghafur, Muhammad. 2002. Koreksi Atas Kesalahan Pemikiran Kalam Dan Filsafat Islam. Bangil: Al-Izzah.
Burhanuddin, Nunu. 2016. Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Yusuf , M, Yunan. 2014. Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam. Jakarta: Prenadamedia Group.