Thursday, 9 May 2013

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan





BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN

Dalam ilmu pendidikan kita mengenal berbagai macam faktor pendidikan. Sementara itu ahli-ahli pendidikan membagi faktor-faktor pendidikan tersebut menjadi lima macam:
1.      Faktor tujuan.
2.      Faktor Pendidik.
3.      Faktor peserta didik.
4.      Faktor alat-alat.
5.      Faktor alam sekitar (milieu).
Ada sementara ahli pendidikan yang membagi faktor pendidikan menjadi empat macam:
1.      Faktor tujuan.
2.      Faktor Pendidik.
3.      Faktor Peserta didik.
4.      Faktor alat-alat.
Faktor-faktor pendidikan dapat berdiri sendiri, tetapi saling mempengaruhi dan berhubungan satu sama lainnya. Adapaun faktor-faktor pendidikan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

A.    FAKTOR TUJUAN
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan menurut jenisnya  terbagi dalam beberapa jenis, yaitu tujuan nasional, institusional, kurikuler dan instruksional.
Tujuan nasional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu bangsa. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu mata pelajaran tertentu dan tujuan instruksional (tujuan pembelajaran/kompetensi) adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu pokok atau suatu sub bahasan tertentu.
Menurut Langeveld ada enam tujuan pendidikan, yaitu:
1.      Tujuan umum
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai duiakhir proses pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani.
2.      Tujuan Khusus.
Tujuan khusus adalah pengkhususan tujuan umum atas dasar usia, jenis kelamin, sifat, bakat, inteligensi, lingkungan sosial budaya, tahap-tahap perkembangan, tuntutan syarat pekerjaan, dan sebagainya.

3.      Tujuan tidak lengkap.
Tujuan yang menyangkut sebagian aspek manusia, misalnya aspek psiklogis, biologis, atau sosiologis saja.
4.      Tujuan Sementara.
Tujuan sementara adalah tujuan yang sifatnya sementara. Apabila tujuan sementara sudah tercapai, tujuan itu akan ditinggalkan dan diganti dengan tujuan yang lain.
5.      Tujuan intermediet.
Tujuan intermediet adalah tujuan perantara untuk mencapai tujuan yang lain yang utama.Misalnya, anak dibiasakan untuk menyapu halaman, maksudnya agar kelak ia mempunyai rasa tanggung jawab.
6.      Tujuan insindental.
Tujuan insidental adalah tujuan yang dicapai pada saat-saat tertentu, yanmg sifatnya seketika dan spontan. Misalnya, orang tua menegur anaknya agar berbicara sopan.

B.     FAKTOR PENDIDIK
Dalam proses belajar mengajar, terdiri dari beberapa komponen yang diantaranya adalah pendidik. Pendidik adalah sosok pengganti dari orang tua baik di lembaga formal maupun non formal. Keberadaan pendidik menjadi suri tauladan  bagi peserta didik baik perkataan maupun perbuatannya.
Seorang pendidik berkewajiban mendampingi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Oleh sebab itu diperlukan hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Dari segi bahasa pendidik adalah orang yang memberi pendididikan (pengajar). Sehingga pendidik dalam konteks ini adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik.
Adapun pengertian pendidik menurut istilah telah banyak dirumuskan oleh para ahli pendidikan. Menurut Sutari Imam Barnadib pendidik adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan. Ahmad Tafsir menyatakan bahwa pendidik adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik. Dengan demikian secara umum Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.
Adapun pendidik dalam kaitannya dengan pendidikan terhadap orang lain pada garis besarnya dapat dikategorikan kedalam orang tua, guru dan masyarakat.
a.  Orang tua
            Orang tua merupakan pendidik yang utama dan pertama bagi seorang anak. Karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga dalam pertumbuhan psikis dan fisiknya sangat membutuhkan bimbingan dari orang tua.
b. Guru
Sejalan dengan tuntutan kebutuhan manusia dan pekerjaan, maka orang tua tidak bisa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan anak. Karena itulah orang tua melimpahkan sebagaian tanggung jawabnya kepada orang lain, dalam hal ini adalah guru. Guru yang ideal harus mempunyai empat kompetensi, yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi profesional, kompetensi personal dan kompetensi sosial.
c. Masyarakat
 Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Karena itulah pendidikan dalam Islam merupakan tanggung jawab bersama setiap anggota masyarakat, bukan tanggung jawab individu tertentu. Sebab, masyarakat adalah kumpulan-kumpulan individu yang menjalin satu kesatuan.


A.    FAKTOR PESERTA DIDIK
Pendidikan pada saat ini sudah mengalami perubahan yang begitu cepat, dimana terdapat paradigma dalam pendidikan yang menggunakan simbol proses pembelajaran sehingga yang dulunya dalam pendidikan guru adalah orang yang paling tahu dan mempunyai peran yang dominan dalam proses pendidikan yang lebih dikenal dengan istilah   (Teacher Learning Centered), akan tetapi pada saat sekarang ini proses pembelajaran lebih berpola pada (Student learning Centered), yaitu suatu pola proses pembelajaran yang dituntut lebih aktif adalah peserta didik.
Untuk mengetahui paradigma di atas, maka kita harus mengetahui apa, siapa dan bagaimana peserta didik harus berbuat dan bersikap dalam proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan dari proses pendidikan yang sedang dilaksanakan.
 Dilihat dari segi kedudukannya, peserta didik adalah makhluk yang sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka sedang memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan optimal kemampuan fitrahnya. Dengan kata lain peserta didik dapat dicirikan sebagai orang yang sedang memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.
Dalam pandangan yang lebih modern, peserta didik tidak hanya dianggap sebagai obyek atau sasaran pendidikan sebagaimana disebutkan di atas, melainkan juga harus diperlakukan sebagai subyek pendidikan. Demikian ini dapat dilakukan dengan cara melibatkan mereka dalam memecahkan masalah dalam proses pembelajaran.
Dengan paradigma di atas, jelaslah dapat dipahami bahwa peserta didik merupakan subyek dan obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain (pendidik) untuk membantu mengarahakannnya mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan mampu dikembangkan secara optimal tanpa bantuan dari pendidik. Karena pemahaman yang lebih konkret tentang peserta didik sangat diperlukan oleh setiap peserta didik. Hal ini sangat beralasan sebab melalui pemahaman tersebut akan membantu pendidik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya melalui berbagai aktivitas kependidikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu pendidikan tidak akan terlepas dari karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik dapat dibagi menjadi 2, yaitu karakteristik internal dan eksternal. Karakteristik internal meliputi : karakteristik peserta didik dilihat dari sisi fisiologis otak (otak kanan dan kiri) dan karakteristik peserta didik dilihat dari kemampuan intelegensinya.
Peserta didik secara individu menurut Howard Gardner mempunyai bermacam-macam bentuk intelegensi, di antaranya :
1.      verbal linguistik
2.      kinestetik
3.      logika/matematik
4.      musikal
5.      spasial
6.      interpersonal
7.      intra personal
8.      naturalis
di samping ke delapan intelegensi di atas, terdapat satu intelegensi yang tidak bolak terlepas dari individu peserta didik, yaitu kecerdasan spiritual.
Dari kecerdasan-kecerdasan yang mungkin ada pada tiap indidu peserta didik tersebut, maka gaya belajar (tipologi belajar) peserta didik ada empat, yaitu :
Kinestetik, visual, auditory dan gabungan ketiga gaya belajar tersebut.

B.     FAKTOR ALAT-ALAT PENDIDIKAN
Alat pendidikan adalah hal yang tidak hanya membuat kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksanaknya pekerjaan mendidik, tetapi juga mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi yang membantu tercapainya tujuan pendidikan.
Abu Ahmadi membedakan alat pendidikan ini kedalam beberapa kategori:
1.      Alat pendidikan positif dan negatif
Alat pendidikan yang positif dimaksudkan agar anak mengerjakan sesuatu yang baik. Mislnya, pujian. Alat pendidikan negatif dimaksudkan agar anak tidak mengerjakan sesuatu yang buruk. Mislanya, larangan atau hukuman agar anak tidak mengulang perbuatan yang tidak baik.

2.      Alat pendidikan preventif dan korektif.
Alat pendidikan preventif merupakan alat pendidikan untuk mencegah anak mengerjakan sesuatu yang tidak baik. Misalnya peringatan atau larangan.
Alat pendidikan korektif adalah alat untuk memperbaiki kesalahan atau kekelituan yang telah dilakukan peserta didik. Misalnya hukuman.
3.      Alat pendidikan yang menyenagkan dan tidak menyenagkan.
Alat pendidikan yang menyenagkan merupakan alat pendidikan yang digunakan agar peserta didik menjadi senang. Misalnya dengan hadiah atau ganjaran.
Alat pendidikan yang tidak menyenagkan dimaksudkan agar membuat peserta didik tidak senang. Misalnya dengan hukuman atau celaan.

C.    FAKTOR ALAM SEKITAR
Lingkungan pendidikan adalah lingkungan yang melingkupi terjadinya proses pendidikan. Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
1.      Lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena sebagain besar kehidupan anak berada di tengah-tengfah keluarganya. Untuk mengoptimalkan kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus menumbuhkan suasana edukatif dalam lingkungan keluarga sejak dini.
Behitu besar pengaruh pendidikan keluarga terhadap anak, sehingga orang tua harus menyadari tannggung jawab terhadap anaknya. Tanggung jawab yang harus dilakukan orang tua antara lain:
a.       Memelihara dan membesarkannya.
b.      Melindungi dan menjamin kesehatannya.
c.       Mendidik dengan berbagai ilmu.
d.      Membahagiakn kehidupan anak.
2.      Lingkungan Sekolah.
Sekolah adalah lingkungan resmi yang menyelenggarkan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja dan terarah, yang dialkukan oleh pendidik yang profesional, dengan program yang dituangkan dalam kurikulum tertentu danm diikuti peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari tingkat kanak-kanak (TK) sampai Pendidikan Tinggi (PT).
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:


a.     Tanggung jawab formal
Sesuai dengan fungsinya, lembaga pendidikan bertugas untuk mencapai tujuan pendidikan berdasarkan undang-undang yang berlaku.
b.     Tanggung jawab keilmuan
Berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan, serta jenjang pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat.
c.     Tanggung jawab fungsional
Tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang pelaksanaannya berdasarkan kurikulum.
3.      Lingkungan Masyarakat.
Dalam konsep pendidikan, masyarakat merupakan sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas diri dari yang tidak berpendidikan sampainyang berpenbdidikan tinggi. Baik buruknya kualitas masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan anggotanya, sehingga semakin baik pendidikan anggotanya, senmakin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan.
Ditinjau dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut sebagai lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis. Masyarakat menerima semua anggota yang beragam untuk diarahkan menjadi anggota yang sejalan dengan tujun masyarakat itu sendiri yang berorientasi pada pencapaian tujuan kesejahteraan sosial, jasmani rohani dan juga mental spiritual.