METODE PENDIDIKAN
A. Pengertian Metode Pendidikan
Metode dalam pengertian secara umum, metode diartikan ebagai cara mengerjakan sesuatu. Kemudian dalam pengertian secara letterlijk, kata metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari �meta� yang berarti melalui dan �hodos� yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas metode diartikan sebagai cara bukan langkah atau prosedur. Sebab kata prosedur lebih bersifat teknis administratif atau taksonomis. Seakan-akan mendidik atau mengajar dianggap sebagai langkah-langkah yang aksiomatis, kaku dan tematis. Sedang metode yang diartikan sebagai cara mengandung pengertian yang fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi dan mengandung makna mempengaruhi serta saling ketergantungan antara pendidik dan peserta didik (HM. Arifin, 1994: 97).
Dalam pandangan Ahmad Tafsir metode adalah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu. Ungkapan paling cepat dan tepat itulah yang membedakan method dengan way (yang juga berarti cara dalam bahasa Inggris) (Ahmad Tafsir, 1995: 9).
Moh. Abd. Rahim Ghunaimah mendefinisikan metode mengajar sebagai cara-cara yang praktis dalam menjalankan tujuan dan maksud-maksud pengajaran.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode mengajar adalah segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkan, ciri-ciri perkembangan murid-muridnya dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka. Selanjutnnya menolong mereka memperoleh maklumat, pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, sikap, minat dan nilai-nilai yang dinginkan (Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, 1979: 551).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode Pendidikan
Ada beberapa hal atau faktor yang perlu diperhatikan oleh para pendidik, sebelum mempergunakan metode yang dipakai. Dalam hal ini, menurut Muh. Zein ada tiga faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Unsur murid menentukan kecakapan dalam menerima pelajaran.
2. Keadaan sekitar, dan
3. Sifat bahan pelajaran
Lebih lanjut Winarno Surachmad membagi kedalam lima faktor yang mempengaruhi metode pendidikan yaitu:
1. Tujuan Pendidikan
Untuk menjawab pertanyaan �untuk apa� pendidikan dilaksanakan.
2. Peserta didik
Faktor ini digunakan untuk menjawab pertanyaan untuk siapa dan bagaimana berbagai tingkat kematangan, kesanggupan dan kemampuan yang dimilikinya.
3. Faktor situasi
Menjawab pertanyaan bagaimana kondisi lingkungan yang mempengaruhinya.
4. Faktor Sarana atau fasilitas
Menjawab pertanyaan dimana dan bilamana termasuk juga fasilitas dan kwantitas.
5. Pribadi Pendidik
Menjawab pertanyaan oleh siapa serta kompetensi dan kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
Dengan dasar-dasar faktor tersebut maka sudah wajar bila adanya kesulitan dalam usaha mengklasifikasikan metode-metode itu dalam nilai dan efektifitasnya. Melihat faktor-faktor itu suatu metode yang kurang baik dan kurang berhasil bila dipakai pendidik yang satu, boleh jadi menjadi sangat baik dan berhasil bila dipakai oleh pendidik yang lain.
C. Macam-macam Metode Pendidikan
Metode Pendidikan pada dasarnya sangat efektif dalam membina kepribadian peserta didik dan memotivasi mereka, sehingga aplikasi metode pendidikan ini memungkinkan membuka hati manusia untuk dapat menerima petunjuk Ilahi dan konsep-konsep peradaban. Adapun macam-macam metode yang dapat digunakan dalam pendidikan berdasarkan ranah pendidikan adalah :
1. Metode untuk Penguasaan Ranah Kognitif
a. Gambar
Gambar yang dijadikan contoh membuat pembelajaran akan menarik, gambar berfungsi sebagai alat pembantu untuk menghadirkan fakta yang abstrak menjadi konkret.
b. Timeline (garis waktu)
timeline dipakai untuk melihat perjalanan dan perkembangan suatu periode tertentu.
c. Concept Map (peta konsep)
adalah cara yang praktis untuk mendeskresipkan gagasan yang ada dalam pikiran. Nilai praktisnya terletak pada kelenturan dan kemudahan pembuatannya. Penyampaian materi dengan peta konsep akan memudahkan siswa untuk mengikuti dan memahami alur pembelajaran secara menyeluruh.
d. Kotak kata
merupakan permainan yang bisa mengajak otak untuk terus bekerja menemukan susunan jawaban dalam metode tersebut.
e. Data terfokus
dapat meningkatkan ketrampilan mendengarkan mengembangkan kemampuan berkonsentrasi, meningkatkan kecapakan menghafal, mempelajari fakta, sistilah dan konsep pembelajaran dan memotivasi siswa untuk mengembangkan ketrampilan belajar.
f. Kata acak
merupakan permainan yang digemari semua orang, tidak hanya anak-anak, karena permainan ini melibatkan kejelian berpikir, dan pengetahuan untuk menyusun kata atau frase. Metode ini bisa mendorong peserta didik untuk berpkir secara aktif dengan kata teracak yang ada.
g. Mencari pasangan (Menjodohkan)
Metode ini bisa dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mencari pasangan pertanyaan dengan jawaban yang sudah disiapkan oleh pendidik.
h. Learning start with a question
belajar sebaiknya berangkat dari pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari benak peserta didik dengan cara membuka dan melayani pertanyaan proses pembelajaran berjalan dengan efektif karena berangkat dari perhatian dan rasa ingin tahu peserta didik.
2. Metode Penguasaan Ranah Afektif
a. Instant Assesment
Metode ini digunakan oleh pendidik untuk mengetahui dengan singkat sikap peserta didik terhadap materi pembelajaran atau penilaian terhadap diri sendiri. Hal ini bisa menggunakan teknik penilaian diri dengan skala likert.
b. Billboard Rangking (Urutan Nilai Luhur)
Metode ini sangat tepat digunakan untuk mendorong refleksi dan diskusi mengenai nilai-nilai, gagasan dan pilihan perbuatan berdasarkan nilai dan norma sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
c. Assessment Search (Menilai Kelas)
Metode ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran, sikap mereka terhadap materi pelajaran, pengalaman mereka yang berhubungan dengan materi pelajaran, ketrampilan yang sudah dikuasai, harapan yang diperoleh setelah mengikuti pelajaran. Hal tersebut bisa dilakukan dengan meminta peserta didik untuk saling mewawancarai antar peserta didik untuk mengetahui hal-hal tersebut di atas.
3. Metode Penguasaan Ranah Psikomotorik
a. Pencarian Informasi
Metode ini bisa dipakai untuk strategi pembelajaran inquiry, problem based-learning dan collaborative learning. Pembelajaran diawali dengan pertanyaan yang menggugah siswa untuk aktif mencari sendiri jawaban dengan cara bekerja sama dengan peserta didik lainnya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pendidik lebih baik menyangkut informasi-informasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran sehingga bisa menimbulkan diskusi kelompok yang kondusif.
b. Kelompok Investigasi
Metode ini hampir sama dengan information search. Bedanya terletak pada jenis penugasannya. Mulai dari awal pengerjaan tugas dalam group investigation dilakukan secara kelompok. Kerjasama tim yang solid atau kuat sangat dibutuhkan dalam metode ini.
c. Bermain Peran
Bermain peran bisa berbentuk memerankan dialog tokoh-tokoh sejarah atau memerankan diri atau kelompok sebagai ahli sejarah. Bentuk pertama bisa mengajak peserta didik untuk menjiwai karakter atau tokoh sejarah. Dengan cara ini, peserta didik merasakan dirinya sebagai aktor sejarah dan akan sangat berkesan bagi mereka. Dialog-dialog yang dipakai diusahakan sesederhana mungkin dengan tanpa meninggalkan gagasan-gagasan utamanya.
d. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran akan efektif kalau dimulai dengan masalah mendesak yang harus segera dipecahkan, apalagi kalau masalah tersebut terkait dengan dengan pribadi peserta didik. Oleh karena itu, sebaiknya materi pelajaran diawali dengan penyajian masalah dan memberi kesempatan kepada peserta didik ikut merasakan masalah tersebut dan berusaha untuk menyelesaikannya.
e. Jadi Fasilitator dan Menjelaskan
Metode ini menerapkan pola belajar dengan teori belajar sosial, yaitu peserta didik belajar melalui modelling, meniru atau mengikuti orang yang dianggap pantas untuk dijadikan panutan. Guru adalah panutan yang baik bagi siswa di ruang kelas. Di samping itu, guru juga memberi kesempatan peserta didik untuk mendemonstrasikan pemahaman dan penugasannya atas materi yang di sampaikan.
Metode-metode di atas hanya sebagian metode pembelajaran aktif. Masih banyak metode-metode pembelajaran aktif lainnya. Tolong dikembangkan