KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن
الرحيم
Alhamdulillahirobbil
alamin segala puja dan puji syukur kami
panjatkan kehadiran ilahirobbi yang mana pada kesempatan ini telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul: Strategi
Menumbuhkan Semangat Edukatif Mahasiswa STAIN Pamekasan
Shalatullah
wasala muhu mudah-mudahan tetap tercurah
limpahkan kepada sang refolusioner dunia kita yakni Nabi besar Muhammad SAW.
Yang mana beliaulah yangtelah mengangkis kita dari jurang-jurang kemaksiatan
dari lumpur-lumpur kehinaan menuju alam yang terang manderang yakni adanya
pengetahuan iman, islam dan ihsan.
Disini
penulis menyadari bahwa terselesainya makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh
karna itu penulis mengharap kepada semua pembaca untuk memberikan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik
Penulis,
IMAM
BUSTOMI
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul.......................................................................................... i
Kata
Pengantar............................................................................................. . ii
Daftar
isi...................................................................................................... . iii
BAB
I Pendahuluan..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................ 1
C.
Tujuan
Penulisan.............................................................................. 1
BAB
II Pembahasan.................................................................................... 2
A.
Peran dan Tujuan
Pendidikan.......................................................... 2
B.
Strategi
Pembelajaran yang Edukatif............................................... 3
C.
Ilmuwan Muslim
Luar dan Dalam Negeri Perintis Pendidikan…… 5
BAB
III Penutup......................................................................................... 8
A.
Kesimpulan...................................................................................... 8
B.
Saran
………………………………………………………………. 8
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................. 9
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peran dan Tujuan Pendidikan
Menuntut Ilmu hukumnya wajib bagi para kaum muslimin. Ilmu
merupakan jembatan untuk mencari barakah, tanpa Ilmu bagaikan pohon yang tak
berbuah. Maka dari itu hendaknya sebagai insane tuntutlah ilmu sampai ke negeri
China . Pendidikan sangat diperlukan oleh semua insan, Pendidikan mempunyai
peran dan tujuan yang sangat vital, antara lain :
1.
Berdasarkan
Hakiki dan Tugas Manusia
Berdasarkan hakiki dan tugas manusia di dunia ini dapatlah
ditemukan suatu dasar dan tujuan pendidikan, yang pada umumnya dapat diterima
oleh semua orang, bahkan semua bangsa. Orang dilahirkan di dunia ini sebagai
ciptaan Allah SWT untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangannya.[1]
2.
Pendidikan
sebagai lembaga pengembangan ilmu
pengetahuan, Teknik dan Pisik
Menurut pasal 3 tentang system prndidikan Nasional yakni pendidikan
Nasional berfungsi untuk mengembangkann kemampuan serta mrningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
Nasional.[2]
3.
Membentuk
Manusia yang Berkarakter Pancasila
Tujuan Pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia yang cakap
dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.[3]
4.
Mengembangkan
Kemampuan, Membentuk Watak, dan Yang Lainnya
Tujuan pendidikan nasional menurut undang-undang nomor 20 tahun
2003 tentang sisitem pendidikan Nasional (pasal 3) adalh sebagai berikut:
“pendidikan anasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradapan bangsa yang bernartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk
2
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertabggung kawab.[4]
B.
Strategi
Pembelajaran Yang Edukatif
Adanya kegagalan pendidikan nasional dan lebih parah lagi munculnya
kasus kasus berat yang layak disebut skandal pendidikan memerlukan upaya serius
untuk mengatasinya.[5]Konsekuensinya,
tenaga tenaga kerja terdidik kita
cenderung bersikap praktis, pragmatis,
potong kompas dan senang terhadap hal-hal yang instan.[6]Akibatnya
Negara Indonesia tertinggal jauh dengan Negara-Negara lainnya, sehingga dalam
hal ini, kita perlu meningkatkan pendidikan dengan berbagai cara, antara lain :
1.
Ikhtiar, Do’a,
dan Ikhlas
Do’a adalah senjata yang ampuh untuk menghadapi musibah, seperti
sabda Rasulullah :
“ Do’a itu memberi manfaat untuk apa-apa yang telah terjadi maupun
yang belum terjadi.Oleh sebab itu, berdo’alah wahai hamba-hamba Allah!” (HR.
Ibnu Najjar, Tirmidzi dan Al-Hakim).[7]
Dan dengan diiringi Usaha, begitulah prinsip dalam melaksanakan
apa yang diharapkan. Jika sudah melaksanakan prinsip tersebut, maka hasilnya kita
pasrahkan kepada sang Khaliq. Apabila keinginannya belum tercapai, hendaknya
jangan menuruti hawa nafsunya kerena bila manusia ingin memenuhi hawa nafsunya,
maka manusia akan mengalami kehancuran dan itu tidak mustahil.[8]
2.
Menumbuhkan Rasa
Yakin Diri Mahasiswa
Guna menumbuhkan keyakinan pada diri seseorang dapat dilakukan
dengan membantu seseorang memperkirakan atau mengukur kemampuannya untuk
mencapai kesuksesan, dengan jalan menyajikan prasyarat untuk kerja dan criteria
evaluasi (Keller, 1987).Menumbuhkan harapan seseorang untuk sukses merupakan
salah satu syarat dalam membangkitkan keyakinan pada diri seseorang terhadap
tugas-tugas pembelajaran(Keller, 1988;Good dan Brophy, 1991).
3
Hal ini dilakukan dengan menyajikan tingkat tantangan yang
memungkinkan seseorang mendapat pengalaman sukses yang bermakna di bawah
kondisi belajar dan untuk kerja tertentu agar merasa yakin tentang apa yang
dikerjakannya, katakana padanya bahwa ia pasti akan sukses melakukannya. Dengan
demikian, pada dirinya akan tumbuh harapan yang sukses.[9]
3.
Menjadi Aktifis
di Organisasi Intra Kampus
Mengapa Mahasiswa memerlukan organisasi? Karena organisasi dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Faedah-faedah yang diberikan oleh
organisasi-organisasi hamper sebanyak pengalaman Mahasiswa. Ilmu-ilmu seperti
ilmu ekonomi, sosiologi, psikologi, filsafat, sastra, sejarah, dan lain-lain
mencurahkan banyak perhatian untuk mempelajari pengalaman Mahasiswa dalam
organisasi dan faedah yang dicapainya dari organisasi.[10]Organisasi
merupakan wadah untuk mengasah kemampuan Intelektual Mahasiswa. Di Organisasi
diajarkan berproses supaya tidak menjadi Mahasiswa kupu-kupu. Bahkan banyak
yang mengatakan bahwa proses perkuliahan yang berlansung di kelas hanya 30%
saja, dan 70% diperoleh dari organisasi. Tetapi jangan terlalu fanatic kepada
organisasi atau kita akan lalai dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang
Mahasiswa.
4.
Perbanyaklah
Membaca Buku Ilmu Pengetahuan
Ibarat orang ingin minum, seseorang akan tergerak motivasinya untuk
mengambil air minum manakala ia merasa haus karenanya ia membutuhkan air.
Demikian halnya dengan membaca, seseorang akan mau membaca ketika dalam dirinya
memerlukan wawasan, ilmu, dan berbagai pengalaman untuk menyuplai kebutuhan
intelektualnya. Maka membaca adalah solusinya. Perlu dipahami bahwa membaca
secara luas tidak terbatas pada penguraian teks tertulis saja, tetapi kegiatan
mengambil dan menganalisis fenomena yang tertangkap oleh pancaindra.Untuk
memiliki kebiasaan membaca, hal yang perlu dilakukan adalah memotivasi diri
untuk selalu ingin tahu dan mendahagakan diri untuk mengakses informasi. [11]
Seperti pepatah yang dikatakan oleh Bung Hatta
“ Dengan buku kau boleh memenjarakan dimana saja, karena dengan
buku, aku bebas”.
4
5.
Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan
kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Hal riset
menunjukkan bahwa murid yang belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka
yang dominan, saat mengerjakan tes, akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi
dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya
belajar mereka.[12]
Misalnya belajar dengan menonton movie yang berkaitan dengan materi,study
tour. Learning Community(belajar
kelompok) juga salah satu gaya belajar yang mengasikkan. Hasil belajar dapat
diperoleh dari dari sharing dengan orang lain, antar teman dan antar kelompok.
Ini dapat memberikan pengalaman, informasi dan pengetahuan. Kemudian guru dapat
memberikan pendampingan dengan cara mendatangkan orang-orang yang memiliki
keahlian di bidang tertentu yang sedang dibahas oleh peserta didik (Elaine B.
Johnson, 2010)[13]
C.
Ilmuwan Muslim
Luar dan Dalam Negeri Perintis Pendidikan
Demi mengasah daya nalar kritis Mahasiswa, selain mempunyai
strategi diatas, adakalanyajuga mencari seseorang yang bisa menjadi motivator
khususnya Ilmuwan muslim. Sesungguhnya orang muslim yang pertama kali
mengembangkan berbagai Ilmu pengetahuan. Banyak Ilmuwan Muslim yang berjasa
atas majunya dunia, antara lain :
1.
Nabi Muhammad
SAW
Nabi Muhammad lahir di Mekah dalam bulan Agustus 570 M. Umat Islam
sepakat bahwa di anatara manusia bahwa Nabi Muhammmad SAW adalah manusia yang
telah mencapai derajat kesempurnaan dari segala aspek. Sesungguhnya ada suri
teladan di dalam diri Nabi.
Di dalam pendidikan, Nabi menegaskan bahwa menyeru kepada umatnya
agar menuntut ilmu setinggi mungkin, sesuai dengan sabdanya
“ Barang siapa berjalan menuntut ilmu niscaya Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surge(HR. Muslim)”. Dan juga sabdanya “ menuntut ilmu
hukumnya wajib bagi setiap orang muslim(( HR. Ibn Majah)”.[14]
5
2.
Imam Al-Ghazali
Al-Ghazali dilahirkan pada tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H.
Beliau sangat popular di berbagai kalangan. Beliau telah banyak memberikan
pengaruh di dalam perkembangan teori ilmu pengetahuan maupun amal perbuatan.
Tidak diragukan lagi, bahwa beliau adalah salah seorang pemikir besar Islam dan
filsafat kemanusiaan, disamping sebagai salah seorang tokoh yang memiliki
berbagai kejeniusan dan banyak karya, beliau juga pakar ilmu syariah pada
dekadenya.[15]
3.
Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun(27 mei 1332 M – 19 maret 1406) adalah salah satu
cendikiawan besar kebannggaan umat Islam. Beliau ekonom muslim pertama, oleh
bangsa barat dan timur, beliau dianggap sebagai penggagas munculnya kajian ilmu
social seperti demografi, sejarah budaya, historiografi, filsafat sejarah,
sosiologi, dan ilmu ekonomi modern. Beliau juga sering dianggap sebagai bapak
dari disiplin ilmu tersebut atau bahkan ilmu sosial secara keseluruhan.[16]
Ibnu Khaldun menggambarkan ekonomi sebagai kumpulan dari susunan proses
penambahan nilai dan juga telah membedakan antara laba dan kebutuhan pokok.
Robert Flint, menyebut beliau sebagai ahli teori sejarah era kuno yang tidak
tertandingi sepanjang masa. Bahkan Plato, Aristoteles, dan Augustin pun bukan
tandingannya.[17]
4.
Ibnu Sina
Ibnu Sina yang lebihdikenal dibarat dengan nama Avicenna ini lahir
pada 980 M di Afghanistan dan wafat pada tahun 428 H/1037 M. Beliau adalah
seorang tokoh terbesar sepanjang zaman, seorang jenius yang mahir dalam
berbagai cabang ilmu, dan ahli pengobatan terhebat dalam sejarah Islam. Ibnu
Sina berhasil menulis ensiklopedia unggulan selain menjadi pakar dalam bidang
kedokteran, filsafat, logika, matematika, astronomi, music, dan puisi. Namanya
menjadi monumental setelah menulis buku Qanun fi Al-Thibb(Canon of Medicine).
Buku ini dinilai sebagai “kitab suci”nya ilmu kedokteran dunia dan pernah menguasai
metode pengobatan di Eropa selama kurang lebih 500 tahun. Qanun fi Al-Thibb
menjadi buku pegangan wajib mahasiswa kedokteran di Eropa.[18]
6
Hingga kini kitab Qanun masih menjadi acuan para akar untuk
penyelidikan ilmu anatomi karena buku ini mampu menjelaskan deskripsi secara
grafis maupun penjelasan rinci mengenai sclera, kornea, koroid, iris, retina,
lensa, urat syaraf, juga tentang optic chiasma.[19]
5.
Ki Hajar
Dewantara
Ki Hajar Dewantara adalah seoran cendikiawan yang sangat cerdas dan
cerdik dalam menghadapi berbagai masalah. Dengan sepatah saja tanpa fisik,
beliau dapat melumpuhkan lawan dalam sekejap. Pada zaman penjajahan Belanda
beliau dapat membangun sekolah yang bernama Tamansiswa serta mengajarkan
pendidikan kepada penduduk bumi yang banyak belum tahu membaca dan menulis.
Berkat perjuangannya beliau dijuluki bapak pendidikan nasional. Beliau
mengatakan” lawan sastra ngesti mulya” yang artinya dengan pendidikan akan
mencapai kemuliaan.
Konsep Ki Hajar Dewantara tentang”Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya
Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang artinya di awal member teladan di tengah
member semangat dan di akhir member dorongan, dapat diaktualisasikan dalam
pembelajaran untuk membentuk karakter peserta didik (Ki Hajar Dewantara, 2004),
aktualisasi konsep tersebut dapat diaplikasikan dalam jenjang-jenjang
pendidikan, dari TK(Taman kanak-kanak)—PT(Perguruan Tinggi).[20]
Dan masih banyak lagi ilmuwan-ilmuwan muslim yang bisa dijadikan
motivator atas kesuksesan kita. Mungkin, hanya sedikit dari kita saat ini yang
mengetahui betapa besarnya sumbangsih peradapan Islam terhadap modernisasi
dunia dan barat.para Ilmuwan muslim telah berjasa dalam ilmu pengetahuan.
7
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari Pembahasan tentang
strategi menumbuhkan semangat edukatif mahasiswa STAIN Pamekasan diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Peran dan
Tujuan Pendidikan sangatlah penting. Allah menciptakan manusia hidup di dunia
salah satunya untuk menuntut ilmu sebagaimana ayat dan hadits yang tegas
menjelaskan pentingnya menuntut ilmu bagi para kaum muslimin.
2.
Untuk
meningkatkan semangat edukatif, maka diperlukan usaha tanpa lelah menuju
kesuksesan. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, selagi kaum itu yang
merubahnya. Sangat banyak strategi yang bisa dicoba sesuai dengan kebutuhan dan
menurut keyakinan masing-masing.
3.
Disamping
mempunyai srategi khusus, adakalanya mencontoh dari ilmuwan-ilmuwan muslim yang
berhasil menundukkan dunia dengan hasil kerja kerasnya. Mereka sangat berjasa
di berbagai bidang, salah satunya di dunia pendidikan.
B.
Saran
Dari penulisan
makalah ini, kami menyadari masih belum dari kata sempurna. Untuk itu, kami Memberikan
saran kepada :
1.
Kepada Pembaca
penulis mengharap kepada semua pembaca untuk
memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk menjadikan makalah
ini menjadi lebih baik. Dan bisa dijadikan acuan sebagai penilaian terhadap
diri sendiri.
2.
Kepada Penulis
Lanjutan
Dalam
penulisan karya ilmiah salah satunya makalah, sebaiknya menggunakan referensi
buku sebanyak mungkin. Karena semakin banyak referensi buku yang kita gunakan,
maka semakin meyakinkan kepada pembaca tentang kebenaran dari makalah tersebut.
8
Daftar Pustaka
Al-Hilali, Majdi. Fal Nabda Bi
Anjusina. Mesir: kairp Al-Islam, 2003.
Al-Qardhawi, Yusuf. Al-Imam
Al-Ghazali Baina Maadihihi Wa Naaqihiihi. Mesir: Dar Al-Wasa’ Li At-Thaba’ah Wa
An-Nasyr Wa At-Tauzi, 1996.
Mudyahardjo, Redja. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2013.
Qomar, Mujamil. Kesadaran Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012
Rifai, Muhammad. Politik Pendidikan
Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Said, H Bustami dkk. Kumpulan Ayat
dan Hadits Tentang Pendidikan. Pamekasan: Jurusan Tarbiah STAIN Pamekasan,
2006.
Soejono, Ag. Pendahuluan Ilmu
Pendidikan Umum. Bandung: CV Ilmu Bandung, 2002.
Suryosubroto, B. Beberapa Aspek
Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1983.
Suwarno, Wiji. Perpustakaan &
Buku Wacana Penulisan & Penerbitan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Suyadi. Strategi Pembelajaran
Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran
Inovatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
W. Gunawan, Adi. Genius Learning
Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Winardi, J. Manajemen Perilaku
Organisasi. Jakarta: Kencana, 2004.
Yulianto, Diyan. 99 Ilmuwan Muslim
Perintis Sains Modern. Jogjakarta: DIVA Press, 2010.
Yulianto, Diyan dan M.S. Rohman.
Sumbangan-Sumbangan Karya Sains Super Dahsyat Islam Abad Pertengahan.
Jogjakarta: DIVA Press, 2010.
Zakaria, M. Taufiq. Kumpulan doa dan
Wirid Ampuh Kunci Sukses Bisnis. Jogjakarta: Lafal Indonesia, 2011.
9
[1] Ag
Soejono, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum ( Bandung: CV. Ilmu Bandung, 2002),
hal 19.
[2] B.
Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta,
1983), hal 48.
[3]
Ibid. hal 48.
[4]Muhammmad
Rifai, Politik Pendidikan Nasional(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal 48.
[5]
Mujamil Qomar, Kesadaran Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal 119.
[6]
Ibid. hal 33.
[7]
M.Taufiq Zakaria, Kumpulan Doa dan Wirid Ampuh Kunci Sukses Bisnis (Yogyakarta:
Lafal Indonesia, 2011), hal 21.
[8]
Majdi Al-Hilali, Fal Nabda Bi Anjusina; Menjadi Generasi Yang Sukses, terj. Ahmad
Zaini(Solo: Al-Bayan, 2003), hal 21.
[9]
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), 42-43.
[10]
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi (Jakarta: Kencana, 2004), hal 65-66.
[11]
Wiji Suwarno, Perpustakaan & Buku Wacana Penulisan & penerbitan
(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2011), hal 103.
[12]
Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2003), hal 139.
[13]
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hal 85-86.
[14] H
Bustami Said dkk, Kumpulan Ayat dan Hadits tentang pendidikan (Pamekasan:
Jurusan Tarbiah STAIN Pamekasan, 2006), hal 88-89.
[15]
Yusuf Al-Qardhawi, Al-Imam Al-Ghazali Baina Maadihihi Wa Naaqidiihi; Antara Pro
dan Kontra Al-Ghazali, terj. Al-Hasan ( Surabaya: Pustaka Progresif, 1996), hal
397.
[16]
Diyan Yulianto dan M.S. Rohman, Sumbangan-Sumbangan Karya Sains Super Dahsyat
Islam Abad Pertengahan (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hal 255.
[17]
Ibid. hal 257.
[18] Diyan
Yulianto, 99 Ilmuwan Muslim Perintis Sains Modern (Jogjakarta: DIVA Press,
2010), hal 104.
[19]
Ibid. hal 107
[20]
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hal 16