MAKALAH
INDIVIDU, KELUARGA MASYARAKAT DAN
INTERAKSI SOSIAL Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“IAD-ISD-IBD”
Dosen Pengampu
Ibu Halimatus Sya’diyah, M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok 4 :
Fety Afrida (20160701010050)
Sitti Fatimatuz Zahrah
(20160701010169)
Nur Hasanah (2016070101142)
KELAS F
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN
(STAIN)
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI)
2016-2017
KATAR PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya kepada kami. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah IAD-ISD-IBD yang berjudul “Individu, Masyarakat dan Interaksi Sosial”.
Adapun
penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah “IAD-ISD-IBD” . Meskipun dengan sistem penyusunan yang ringkas,
kami mengharapkan makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan Ibu
Halimatus Sa’diyah, M.Pd.I selaku dosen pengampuh mata kuliah kelas kami.
Dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Apa bila ada salah
kata yang kurang berkenan di hati para pembaca mohon maaf.
Demikian, makalah ini semoga bermanfaat. Amin…
Wassalamualaikum Wr.Wb
Pamekasaan,
25 September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
a. Latar
Belakang 1
b. Rumusan
Masalah 1
c. Tujuan
1
BAB II PEMBAHASAN 2
a.
Individu 2
b.
Masyarakat
c.
Interksi Sosial
BAB III PENUTUP 6
a. Kesimpulan
6
b. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa
hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia juga bagian dari individu, keluarga dan
masyarakat. Sehingga keberadaannya berpengaruh bagi lingkungannya. Manusia juga dituntut untuk berinteraksi sosial
dengan lingkungannya. Manusia tidak akan bisa hidup menyendiri tanpa adanya
interaksi sosial. Pada kesempatan ini kami akan mengkaji tentang
individu, keluarga, masyarakat yang ketiga-tiganya berkaitan erat, serta
interaksi sosial.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat beberapa pokok permasalahan yang
dijadikan objek pembahasan, yaitu :
1.
Apa pengertian
dari individu ?
2.
Apa pengertian dari
keluarga ?
3.
Apa pengertian dari
masyarakat ?
C.
Tujuan
Makalah ini ditulis untuk memberikan gambaran apa itu individu, keluarga, masyarakat serta
interaksi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Individu
Individu berasal dari Bahasa Latin “indivuduum”
yang artinya tak terbagi dan merupakaan kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia perorangan.
Individu terdiri atas dua dimensi, yaitu fisik dan
psikis. Sikap perbuutan, emosi dan sebagainya merupakan refleksi gabungan dari
kedua dimensi ini. Tiap dimensi pada dasarnya mempunyai potensi lahiriah dan
potensi batiniah. Potensi lahiriah yang mengacu pada potensi fisik dapat
berupa gerakan anggota tubuh/badan, panca indera, dan lain-lain. Sedangkan potensi
batiniah mengacu potensi psikis dapat berupa inteligensi, emosi, dan
lain-lain.
Untuk mengenal individu lebih jelas, jangan hanya
melalui pendekatan terhadap naluri, tetapi juga harus melalui jalan yang lain.
Penerusan atau pelacakan individu dari pendekatan segi naluriah saja, boleh
jadi menyebabkan seseorang terperangkap dalam kesalahan yang tidak kecil. Untuk
itu, perlu diadakan pendekatan, paling tidak, dari segi fisik dan psikis.
1. Segi Fisik
Wujud fisik adalah sebagai sebagian alam selalu tunduk
pada alam. Wujud ini tersusun dan mempunyai struktrur fisika seperti
berat,volume dan sifat-sifat lainnya. Seorang lahir kemudian menjadi dewasa dan
meninggalkan hal ini yang merupkan gejala kealaman. Namun makhluk hdup
mempunyai cirri-ciri sendiri dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan
yang disebut dengan factor penunjanng kelangsungan hidup.
Tahap pekembangan biologis menurut beberapa pendapat
terdapat dalam table berikut : (Siswanto, 1988)
No
|
Pendapat
|
Umur
|
Keterangan
|
1
|
Aristoteles
|
0 tahun-7 tahun
|
Masa bermain
|
7 tahun-
14 tahun
|
Masa
remaja
|
||
14 tahun – 21 tahun
|
Masa puber melalui menjadi dewasa
|
||
2
|
Krettschmen
|
0 tahun- 3
tahun
|
Kelihatan
pendek dan gemuk (fullung periode I)
|
3 tahun-7 tahun
|
Kelihatan langsing(strecking periode I)
|
||
7 tahun –
13 tahun
|
Kelihatan
pendek dan gemuk kembali (fullung periode II)
|
||
13 tahun 20 tahun
|
Kelihatan langsing (strecking periode II)
|
||
3
|
Sigmund
freud
|
0 tahun –
1 tahun
|
Mulut
pokok aktivitas dinamik
(fase
oral)
|
3 tahun- 5
tahun
|
Dorongan
dan tekanan terpusat pada pembuangan kotoran
|
||
5tahun–12/13 tahun
|
Implis cenderung untuk adalah menyerap
|
||
12/13t
|
Implus mulai
menonjol kembali
(fase
puber)
|
Sedangkan penunjang
kehidupan manusia antara lain sandang, pangan dan papan untuk keperluan ini
manusia selalu berubah dengan lingkungannya hal inilah yang menyebabkan
perubahan lingkungan.
2.
Psikis
Wujud psikis ini bersama-sama
membentuk individu yang berfungsisangat berpengaruh terhadap gerak dan tingkah
laku fisik sedangkan tingkah laku fisik berpengaruh pada psikis. Contoh; temperatur
seseorang merupakan pantulan dari kejiwaan tapi dipengaruhi oleh zat cairan
(cairan empedu kuning,darah,empedu hitam dn lendir). (Ahmad D. Marimba, 1980)
Tenaga kejiwaan yang
sangat menonjol oleh Sigmund Freud disebut libido seksual (naluri tunggal dan
sumber tingkah laku) yang melahirkan dorongan untuk hidup dan mati.
Sedangkan menurut Ahmad
D. Marimba adalah cipta, karsa, dan rasa. Fungsi ini selalu mengalami perubahan
dalam beberapa tahap.
v Pengaruh Lingkungan
Terhadap Individu
Faktor lingkungan yang
sangat mendukung dan menolong kehidupan jasmani dan rohani, menyebabkan
individu dapat berkembang. Banyak ahli yang mengatakan bahwa individu tidak
mempunyai arti apa-apa tanpa adanya lingkungan yang mempengaruhinya. (Sanapial
Faisal, 1987)
Keluarga, sebagai
lingkungan sosial pertama yang secara aktif mempengaruhi individu, mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pembentukan individu. Bagi individu yang belum dapat
berdiri sendiri, ketergantungannya banyak bertumpu pada kelompok ini.[1]
B. Keluarga
Kelompok individu yang utama bahkan yang pertama
adalah keluarga. Keluarga dapat dibentuk melalui persekutuan-persekutuan
individu karena adanya hubungan darah perkawinan ataupun adopsi.
Keluarga dibentuk dari dua orang individu yang
berlainan jenis kelamin, yang diikat tali perkawinan. Walaupun demikian, ada
juga keluarga yang dibentuk tanpa ikatan perkawinan, tetapi mereka yang
menjalankan hal semacam ini juga menganut pola-pola yang dijalankan oleh
suami-istri.
Kekerabatan seseorang dengan orang lain karena adanya
keterkaitan dengan garis keturunan dari pihak ayah disebut dengan patrinial.
Sedangkan apabila kekerabatan itu mempunyai keterkaitan dengan garis keturunan
dari pihak ibu disebut dengan matrinial.
Kekerabatan yang dibentuk secara Patrinial
maupun Matrinial disebut klen kecil. Sedangkan keluarga besar adalah
kelompok kekerabatan yang merupakan keturunan dari suatu nenek moyang. Klen ini
sifatnya lebih besar dan lebih luas dari pada keluarga.
Dilihat dari segi tanggung jawab dan kewajiban, kekerabatan
keluarga disini termasuk dalam persekutuan gemein schaff, yaitu
perikatan manusia dengan perasaan kesetiakawanan dan kesadaran kolektif yang
besar. Lawannya adalah persekutuan gessel schaff, yaitu perikatan yang
jauh pertaliannya. (Bouman, 1976)
v
Pengaruh Keluarga
Terhadap Anggota-Anggotanya
Keluarga sebagai persekutuan dan tempat individu
bernaung dalam menjunjung tinggi prinsip kesatuan dan keutuhan untuk mencapai
cita-cita dan tujuan bersama.
Menurut Abu Ahmadi 1982 ada beberapa faktor yang
sangat berpengaruh terhadap keluarga, yaitu:
a) Status sosial ekonomi keluarga
b) Faktor keutuhan keluarga
c) Sikap dan kebiasaan orang tua
Perlu adanya kepatuhan setiap anggota keluarga
terhadap norma yang diterapkan dalam keluarga. Adanya kepatuhan ini
mencerminkan tingkat penerimaan anggota kelurga terhadap pengaruh keluarga,
kepatuhan itu merupakan sarana suatu hal yang sudah di anggap semestinya dan
kebanyakan dikuasai oleh kebiasaan. (P.J. Bouman, 76)
v Perkawinan sebagai
Elemen Pembentukan Keluarga
Perkawinan keterkaitan
seorang pria dan wanita untuk menjalin hubungan dan hidup bersama untuk
mencapai bersama. Dari segi hukum adalah ikatan lahir dan batin antara seorang
pria dan wanita sebagai suami istri dengan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU Perkawinan
1974)
Alih sosiologi
memandang Perkawinan sebagai persatuan antar satu orang pria atau lebih dengan
seorang wanita atau lebih yang diberi kekuatan sanksi social, dalam suatu
hubungan suami istri. (Dewi Sulistyo, 1986)
Denga adanya
perkawinan, akan lahir keturunan ang sah dan mendapatkan pengakuan dari
masyarakat keturunan ini secara fisik dan hokum merupakan bagian dari keluarga
yang sah.
v Fungsi Keluarga
Keluarga adalah kelompok keluarga, bagian dari masyarakat dan tempat proses sosialisasi paling dini. Ayah difungsikan sebagai kepala
keluarga yang mencari nafkah yang dibantu anak laki-laki dan ibu mengelola
kehidupan rumah tangga dengan anak perempuan.
Menurut William F.
Ogburn, sebagaimana yang dikutip (Dwi Sulisyo, 1986) fungsi keluarga secara
luas, yaitu :
a.
Fungsi pelindung
b.
Fungsi ekonomi
c.
Fungsi pendidikan
d.
Fungsi rekreasi
e.
Fungsi agama
Menurut Merstedt fungsi
keluaga, yaitu :
a.
Mengatur dan menguasai implus-implus
b.
Membantu
c.
Menegakkan antarbudaya
d.
Mewujudkan status.[2]
C. Masyarakat
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk masyarakat. Manusia selalu
hidup bersama dan di antara manusia lainnya. Dalam bentuk kongkretnya, manusia
bergaul, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan manusia lainnya.
Adapun sikap kemasyarakatan menurut P. J. Bouman (1976) karena adanya factor
– factor, yaitu :
a)Kecenderungan social
b)
Rasa harga diri
c)Kecenderungan untuk patuh
d) Kecenderungan
untuk mandiri
e)Kecenderungan menurut
f) Hasrat tolong menolong dan meniru
g)
Hasrat berjuang
h)
Hasrat member tahu dan sifat mudah menerima
a.
Bentuk-Bentuk Masyarakat
Atas dasar ketergantungan seseorang kepada orang lain dan untuk mencari
tujuan bersama, setiap orang bekerja sama dengan orang lain. Hubungan antara yang
terjalin antar beberapa orang ini kemudian melahirkan kelompok orang atau
masyarakat yang terjalin dalam satu ikatan. Perbedaan prinsip, nilai,
kepentingan tujuan antar kelompok masyarakat inilah yang dapat melahirlkan
bermacam-macam bentuk masyarakat. Dari segi pengelompokannya, masyarakat
terbagi atas dua kelompok, yaitu :
1)
Masyarakat Paguyuban (gemein schaft)
Masyarakat paguyuban dapat diartikan
sebagai persekutuan hidup. Artinya masyarakat ini sebagai suatu
persekutuan manusia yang di sertai perasaan setia kawan.
Ciri-ciri masyarakat paguyuban :
a) Rela berkorban untuk kepentingan bersama
b) Rasa solidaritas yang sangat kokoh dan bersifat permanen
2) Masyarakat Patembayan (Gessel Schaft)
Masyarakat
patembayan mempunyai pertalian yang lebih renggang di bandingkan dengan
masyarakat paguyuban. Contoh masyarakat patembayan dalam hal ini adalah
oganisasi masyarakat dalam berbagai bentuk dan ragamnya. Keterikatan mereka
hanya di letakkan pada dasar untuk mencapai tujuan bersama. Hak seseorang
diberikan dengan memperhitungkan pemenuhan kewajibannya yang di
berikan kepada organisasi sehingga sifat keakuan individu pada masyarakat
patembayan ini masih sangat menonjol.
Ciri-ciri masyarakat ini adalah :
a) Pemenuhan hak seseorang didasarkan
pada pemenuhan kewajiban
b) Solidaritas antar anggota tidak
terlalu kuat dan hanya bersifat sementara.
b. Tingkatan-tingkatan
Masyarakat
Ditinjau
dari perubahan dan perkembangan yang terjadi, bentuk masyarakat dapat di
klasifikasikan menjadi masyarakat tradisional dan masyarakat modern.
1)
Masyarakat
Tradisional
Masyarakat
tradsional, sebagai bentuk dari kehidupan bersama, mempunyai
keterkaitan yang sangat erat dengan lingkungan hidupnya, baik berupa
manusia maupun yang berupa benda. Hal ini dapat di mengerti bahwa masyarakat
tradisional sangat bergantung kepada manusia lain dan lingkungan alamnya.
Mata pencahariannya berpusat pada sektor pertanian dan nelayan.
Dalam kehidupan yang serba sederhana
ini, pekerjaan-pekerjaan seperti bertani, mendirikan rumah, dikerjakan secara
bersama. Sehingga keadaan seperti ini membentuk hubungan yang sangat erat
antarindividu.
2) Masyarakat Modern
Masyarakat
moderen merupakan pola perubahan dari masyarakat tradisional yang telah
mengalami kemajuan dari berbagai aspek kehidupan. Salah satu ukuran
kemajuan dapat terlihat pada pola hidup dan kehidupannya. Di dalam sektor
pertanian mereka tidak bergantung pada sektor pertanian semata, tetapi merambat
pada sektor lain seperti jasa dan perdagangan.
Sektor pertanian sebagai salah satu
garapannya, dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan memadukan sumber daya
alam, sumber daya manusia dan teknologi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah mahluk social bukan mahluk
individu yang hanya dapat hidup dalam kesendirian,
tapi manusia dapat menjalankan perannya sebagai mahluk tuhan dengan baik yaitu dengan
membentuk suatu asosiasi (pertemanan, organisasi, kelurga, dll) hubungan yang
mana dengan manjalin hubungan tersebut kita dapat berintraksi dan membentuk
dunia ini lebih indah dan lebih bermakna.
Sedangkan lingkungan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan manusia. Karena adanya lingkungan itu manusia mulai mengenal
alam sekitarnya. Manusia tidak bisa lepas secara mutlak dari pengaruh
lingkungan, karena lingkungan itu senantiasa tersedia disekitarnya.
B. Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas
dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan
harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang
baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu
dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Abd,
dkk., Ilmu Budaya Dasar, Bina Ilmu, Ilmu, Surabaya, 1991.
Mawardi dan hidayati, nur, IAD ISD IBD,
CV Pustaka setia: Bandung, 2009.