Wednesday 5 October 2016

INDIVIDU, KELUARGA MASYARAKAT DAN INTERAKSI SOSIAL Untuk Memenuhi


 MAKALAH
INDIVIDU, KELUARGA MASYARAKAT DAN INTERAKSI SOSIAL Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“IAD-ISD-IBD”

Dosen Pengampu
Ibu Halimatus Sya’diyah, M.Pd.I


Description: D:\Logo_STAIN_Pamekasan.jpg


Disusun Oleh Kelompok 4 :
Fety Afrida (20160701010050)
Sitti Fatimatuz Zahrah (20160701010169)
Nur Hasanah (2016070101142)

KELAS F

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
(STAIN)
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
2016-2017




KATAR PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah IAD-ISD-IBD yang berjudul “Individu, Masyarakat dan Interaksi Sosial”.
Adapun penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliahIAD-ISD-IBD . Meskipun dengan sistem penyusunan yang ringkas, kami mengharapkan makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan Ibu Halimatus Sa’diyah, M.Pd.I selaku dosen pengampuh mata kuliah kelas kami.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Apa bila ada salah kata yang kurang berkenan di hati para pembaca mohon maaf.
Demikian, makalah ini semoga bermanfaat. Amin…
Wassalamualaikum Wr.Wb                                                     



Pamekasaan, 25 September 2016

Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                                           i
DAFTAR ISI                                                                                                                          ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                     1
a.       Latar Belakang                                                                                                             1
b.      Rumusan Masalah                                                                                                        1
c.       Tujuan                                                                                                                          1
BAB II PEMBAHASAN                                                                                                       2
a.       Individu                                                                                                                       2
b.      Masyarakat                                                                                                                 
c.       Interksi Sosial                                                                                                                        
BAB III PENUTUP                                                                                                               6
a.       Kesimpulan                                                                                                                  6
b.      Saran                                                                                                                            6
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                           7


















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
                               Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia juga bagian dari individu, keluarga dan masyarakat. Sehingga keberadaannya berpengaruh bagi lingkungannya. Manusia juga dituntut untuk berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Manusia tidak akan bisa hidup menyendiri tanpa adanya interaksi sosial.       Pada kesempatan ini kami akan mengkaji tentang individu, keluarga, masyarakat yang ketiga-tiganya berkaitan erat, serta interaksi sosial.

B.     Rumusan Masalah
                   Dalam makalah ini terdapat beberapa pokok permasalahan yang dijadikan objek pembahasan, yaitu :
1.         Apa pengertian dari  individu ?
2.         Apa pengertian dari keluarga ?
3.         Apa pengertian dari masyarakat ?

C.    Tujuan
                               Makalah ini ditulis untuk memberikan gambaran apa itu individu, keluarga, masyarakat serta interaksi sosial.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Individu
Individu berasal dari Bahasa Latin “indivuduum” yang artinya tak terbagi dan merupakaan kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan.
Individu terdiri atas dua dimensi, yaitu fisik dan psikis. Sikap perbuutan, emosi dan sebagainya merupakan refleksi gabungan dari kedua dimensi ini. Tiap dimensi pada dasarnya mempunyai potensi lahiriah dan potensi batiniah. Potensi lahiriah yang mengacu pada potensi fisik dapat berupa gerakan anggota tubuh/badan, panca indera, dan lain-lain. Sedangkan potensi batiniah mengacu potensi psikis dapat berupa inteligensi, emosi, dan lain-lain.
Untuk mengenal individu lebih jelas, jangan hanya melalui pendekatan terhadap naluri, tetapi juga harus melalui jalan yang lain. Penerusan atau pelacakan individu dari pendekatan segi naluriah saja, boleh jadi menyebabkan seseorang terperangkap dalam kesalahan yang tidak kecil. Untuk itu, perlu diadakan pendekatan, paling tidak, dari segi fisik dan psikis.

1.      Segi Fisik
Wujud fisik adalah sebagai sebagian alam selalu tunduk pada alam. Wujud ini tersusun dan mempunyai struktrur fisika seperti berat,volume dan sifat-sifat lainnya. Seorang lahir kemudian menjadi dewasa dan meninggalkan hal ini yang merupkan gejala kealaman. Namun makhluk hdup mempunyai cirri-ciri sendiri dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan yang disebut dengan factor penunjanng kelangsungan hidup.
Tahap pekembangan biologis menurut beberapa pendapat terdapat dalam table berikut : (Siswanto, 1988)
No
Pendapat
Umur
Keterangan
1
Aristoteles
0 tahun-7 tahun
Masa bermain
7 tahun- 14 tahun
Masa remaja
14 tahun – 21 tahun
Masa puber melalui menjadi dewasa
2
Krettschmen
0 tahun- 3 tahun
Kelihatan pendek dan gemuk (fullung periode I)
3 tahun-7 tahun
Kelihatan langsing(strecking periode I)
7 tahun – 13 tahun
Kelihatan pendek dan gemuk kembali (fullung periode II)
13 tahun 20 tahun
Kelihatan langsing (strecking periode II)
3
Sigmund freud
0 tahun – 1 tahun
Mulut pokok aktivitas dinamik
(fase oral)
3 tahun- 5 tahun
Dorongan dan tekanan terpusat pada pembuangan kotoran
5tahun–12/13 tahun
Implis cenderung untuk adalah menyerap
12/13t
Implus mulai menonjol kembali
(fase puber)
Sedangkan penunjang kehidupan manusia antara lain sandang, pangan dan papan untuk keperluan ini manusia selalu berubah dengan lingkungannya hal inilah yang menyebabkan perubahan lingkungan.

2.      Psikis
Wujud psikis ini bersama-sama membentuk individu yang berfungsisangat berpengaruh terhadap gerak dan tingkah laku fisik sedangkan tingkah laku fisik berpengaruh pada psikis. Contoh; temperatur seseorang merupakan pantulan dari kejiwaan tapi dipengaruhi oleh zat cairan (cairan empedu kuning,darah,empedu hitam dn lendir). (Ahmad D. Marimba, 1980)
Tenaga kejiwaan yang sangat menonjol oleh Sigmund Freud disebut libido seksual (naluri tunggal dan sumber tingkah laku) yang melahirkan dorongan untuk hidup dan mati.
Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba adalah cipta, karsa, dan rasa. Fungsi ini selalu mengalami perubahan dalam beberapa tahap.

v  Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu
Faktor lingkungan yang sangat mendukung dan menolong kehidupan jasmani dan rohani, menyebabkan individu dapat berkembang. Banyak ahli yang mengatakan bahwa individu tidak mempunyai arti apa-apa tanpa adanya lingkungan yang mempengaruhinya. (Sanapial Faisal, 1987)
Keluarga, sebagai lingkungan sosial pertama yang secara aktif mempengaruhi individu, mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan individu. Bagi individu yang belum dapat berdiri sendiri, ketergantungannya banyak bertumpu pada kelompok ini.[1]

B.     Keluarga
Kelompok individu yang utama bahkan yang pertama adalah keluarga. Keluarga dapat dibentuk melalui persekutuan-persekutuan individu karena adanya hubungan darah perkawinan ataupun adopsi.
Keluarga dibentuk dari dua orang individu yang berlainan jenis kelamin, yang diikat tali perkawinan. Walaupun demikian, ada juga keluarga yang dibentuk tanpa ikatan perkawinan, tetapi mereka yang menjalankan hal semacam ini juga menganut pola-pola yang dijalankan oleh suami-istri.
Kekerabatan seseorang dengan orang lain karena adanya keterkaitan dengan garis keturunan dari pihak ayah disebut dengan patrinial. Sedangkan apabila kekerabatan itu mempunyai keterkaitan dengan garis keturunan dari pihak ibu disebut dengan matrinial.
Kekerabatan yang dibentuk secara Patrinial maupun Matrinial disebut klen kecil. Sedangkan keluarga besar adalah kelompok kekerabatan yang merupakan keturunan dari suatu nenek moyang. Klen ini sifatnya lebih besar dan lebih luas dari pada keluarga.

Dilihat dari segi tanggung jawab dan kewajiban, kekerabatan keluarga disini termasuk dalam persekutuan gemein schaff, yaitu perikatan manusia dengan perasaan kesetiakawanan dan kesadaran kolektif yang besar. Lawannya adalah persekutuan gessel schaff, yaitu perikatan yang jauh pertaliannya. (Bouman, 1976)

v  Pengaruh Keluarga Terhadap Anggota-Anggotanya
Keluarga sebagai persekutuan dan tempat individu bernaung dalam menjunjung tinggi prinsip kesatuan dan keutuhan untuk mencapai cita-cita dan tujuan bersama.
Menurut Abu Ahmadi 1982 ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap keluarga, yaitu:
a) Status sosial ekonomi keluarga
b) Faktor keutuhan keluarga
c) Sikap dan kebiasaan orang tua
Perlu adanya kepatuhan setiap anggota keluarga terhadap norma yang diterapkan dalam keluarga. Adanya kepatuhan ini mencerminkan tingkat penerimaan anggota kelurga terhadap pengaruh keluarga, kepatuhan itu merupakan sarana suatu hal yang sudah di anggap semestinya dan kebanyakan dikuasai oleh kebiasaan. (P.J. Bouman, 76)

v  Perkawinan sebagai Elemen Pembentukan Keluarga
Perkawinan keterkaitan seorang pria dan wanita untuk menjalin hubungan dan hidup bersama untuk mencapai bersama. Dari segi hukum adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU Perkawinan 1974)
Alih sosiologi memandang Perkawinan sebagai persatuan antar satu orang pria atau lebih dengan seorang wanita atau lebih yang diberi kekuatan sanksi social, dalam suatu hubungan suami istri. (Dewi Sulistyo, 1986)
Denga adanya perkawinan, akan lahir keturunan ang sah dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat keturunan ini secara fisik dan hokum merupakan bagian dari keluarga yang sah.

v  Fungsi Keluarga
Keluarga adalah kelompok keluarga, bagian dari masyarakat dan tempat proses sosialisasi paling dini. Ayah difungsikan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah yang dibantu anak laki-laki dan ibu mengelola kehidupan rumah tangga dengan anak perempuan.
Menurut William F. Ogburn, sebagaimana yang dikutip (Dwi Sulisyo, 1986) fungsi keluarga secara luas, yaitu :
a.    Fungsi pelindung
b.   Fungsi ekonomi
c.    Fungsi pendidikan
d.   Fungsi rekreasi
e.    Fungsi agama

Menurut Merstedt fungsi keluaga, yaitu :
a.    Mengatur dan menguasai implus-implus
b.   Membantu
c.    Menegakkan antarbudaya
d.   Mewujudkan status.[2]

C.    Masyarakat
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk masyarakat. Manusia selalu hidup bersama dan di antara manusia lainnya. Dalam bentuk kongkretnya, manusia bergaul, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan manusia lainnya.
Adapun sikap kemasyarakatan menurut P. J. Bouman (1976) karena adanya factor – factor, yaitu :
a)Kecenderungan social
b)   Rasa harga diri
c)Kecenderungan untuk patuh
d)  Kecenderungan untuk mandiri
e)Kecenderungan menurut
f)  Hasrat tolong menolong dan meniru
g)   Hasrat berjuang
h)   Hasrat member tahu dan sifat mudah menerima

a.   Bentuk-Bentuk Masyarakat
Atas dasar ketergantungan seseorang kepada orang lain dan untuk mencari tujuan bersama, setiap orang bekerja sama dengan orang lain. Hubungan antara yang terjalin antar beberapa orang ini kemudian melahirkan kelompok orang atau masyarakat yang terjalin dalam satu ikatan. Perbedaan prinsip, nilai, kepentingan tujuan antar kelompok masyarakat inilah yang dapat melahirlkan bermacam-macam bentuk masyarakat. Dari segi pengelompokannya, masyarakat terbagi atas dua kelompok, yaitu :      

1)   Masyarakat Paguyuban (gemein schaft)
Masyarakat paguyuban dapat diartikan sebagai persekutuan hidup. Artinya masyarakat ini sebagai suatu persekutuan manusia yang di sertai perasaan setia kawan.
Ciri-ciri masyarakat paguyuban :
a)      Rela berkorban untuk kepentingan bersama
b)      Rasa solidaritas yang sangat kokoh dan bersifat permanen

2)   Masyarakat Patembayan (Gessel Schaft)
Masyarakat patembayan mempunyai pertalian yang lebih renggang di bandingkan dengan masyarakat paguyuban. Contoh masyarakat patembayan dalam hal ini adalah oganisasi masyarakat dalam berbagai bentuk dan ragamnya. Keterikatan mereka hanya di letakkan pada dasar untuk mencapai tujuan bersama. Hak seseorang diberikan dengan memperhitungkan pemenuhan kewajibannya  yang di berikan kepada organisasi sehingga sifat keakuan individu pada masyarakat patembayan ini masih sangat menonjol.
Ciri-ciri masyarakat ini adalah :
a)      Pemenuhan hak seseorang didasarkan pada pemenuhan kewajiban
b)      Solidaritas antar anggota tidak terlalu kuat dan hanya bersifat sementara.

b. Tingkatan-tingkatan Masyarakat
Ditinjau dari perubahan dan perkembangan yang terjadi, bentuk masyarakat dapat di klasifikasikan menjadi masyarakat tradisional dan masyarakat modern.

1)   Masyarakat Tradisional
Masyarakat tradsional, sebagai  bentuk dari kehidupan bersama, mempunyai keterkaitan yang sangat erat  dengan lingkungan hidupnya, baik berupa manusia maupun yang berupa benda. Hal ini dapat di mengerti bahwa masyarakat tradisional sangat bergantung kepada  manusia lain dan lingkungan alamnya. Mata pencahariannya berpusat pada sektor pertanian dan nelayan.
Dalam kehidupan yang serba sederhana ini, pekerjaan-pekerjaan seperti bertani, mendirikan rumah, dikerjakan secara bersama. Sehingga keadaan seperti ini membentuk hubungan yang sangat erat antarindividu.

2)   Masyarakat Modern
Masyarakat moderen merupakan pola perubahan dari masyarakat tradisional yang telah mengalami  kemajuan dari berbagai aspek kehidupan. Salah satu ukuran kemajuan dapat terlihat pada pola hidup dan kehidupannya. Di dalam sektor pertanian mereka tidak bergantung pada sektor pertanian semata, tetapi merambat pada sektor lain seperti  jasa dan perdagangan.
Sektor pertanian sebagai salah satu garapannya, dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan memadukan sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi.










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manusia adalah mahluk social bukan mahluk individu yang hanya dapat hidup dalam kesendirian, tapi manusia dapat menjalankan perannya sebagai mahluk tuhan dengan baik yaitu dengan membentuk suatu asosiasi (pertemanan, organisasi, kelurga, dll) hubungan yang mana dengan manjalin hubungan tersebut kita dapat berintraksi dan membentuk dunia ini lebih indah dan lebih bermakna.  
Sedangkan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Karena adanya lingkungan itu manusia mulai mengenal alam sekitarnya. Manusia tidak bisa lepas secara mutlak dari pengaruh lingkungan, karena lingkungan itu senantiasa tersedia disekitarnya.
     
B.     Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.
















DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Abd,  dkk., Ilmu Budaya Dasar, Bina Ilmu, Ilmu, Surabaya, 1991.
Mawardi dan hidayati, nur, IAD ISD IBD, CV Pustaka setia: Bandung, 2009.



[1] Abd, Kadir, dkk., Ilmu Budaya Dasar, Bina Ilmu, Ilmu, Surabaya, 1991, Hlm. 15
[2] Ibid., Hlm. 22