DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………
1.
Daftar isi………………………………………………………………………
2. Bab I PENDAHULUAN………………………………………………………
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat
penelitian
- Bab II
TINJAUAN
PUSTAKA…………………………………………………………………
A.
Kajian teori.
B.
Kajian dan Hasil Penelitian
C.
Rumusan Hipotesis
4.
Bab III
METODE
PENELITIAN...................................................................................................
A. Variabel dan
Definisi Operasional
B.
Rancangan Penelitian
C.
Sasaran Penelitian (Sampel Daun)
D.
Instrumen (Alat dan Bahan)
E.
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
F.
Rencana Analisis Data
G. Jadwal
Penelitian
5.
BAB IV
DATA
DAN
PEMBAHASAN..........................................................................................
A.
Deskripsi Data
B.
Interpretasi Data
C.
Uji Hipotesis
D.
Pembahasan
6.
BAB V
KESIMPULAN
DAN
SARAN....................................................................................................
A.
Kesimpulan
B.
Saran
7.
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
8.
LAMPIRAN.................................................................................................
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kehendak-Nyalah kami masih dapat berkreasi untuk menghasilkan sebuah karya berupa laporan penelitian yang berjudul “Herbarium”
Sebagaimana
laporan ilmiah, di dalam laporan kami ini kami memuat fakta yang disusun secara
terpadu. Laporan disusun berdasarkan sistematika penulisan laporan penelitian
yang runtut dan urut.
Kami
berharap, kerja keras yang kami tuangkan dalam laporan ini dapat dan bisa
dimanfaatkan oleh semua orang, terutama siswa dan guru SMAN 3 Pamekasan
Kami
mengucap terimakasih atas segala pihak yang mendukung dan membantu kami. Terima
kasih pula atas saran dan segala masukan serta kritik untuk perbaikan laporan
ini selanjutnya.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Herbarium merupakan istilah yang
pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang
dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di
Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di
bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai
koleksi ilmiah (Ramadhanil, 2003).
Herbarium dibuat dari spesimen yang
telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain.
Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga dan
buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium
kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang,
bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair
dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2005
B.
Rumusan
Masalah
A. Apa itu
Herbarium?
B. Bagaimana
cara membuat Herbarium?
C. Manfaat
dari pembuatan Herbarium?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui alat,bahan,dan proses pembuatan Herbarium. Selain itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui ukuran dan perbedaan warna setelah mengalami
proses pengawetan dengan cara dikeringkan. Dan juga hal-hal lainnya yang
terjadi pada eksperimen tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Herbarium dapat dimanfaatkan
sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson tumbuhan, ia mempunyai holotype
untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat digunakan sebagai bahan
penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi, untuk mendukung studi
ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi fitokimia, penghitungan kromosom,
melakukan analisa perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian
evolusi. Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini menuntut perawatan dan
pengelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan benar (Setyawan dkk,
2005).
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
KAJIAN TEORI
a)
DAUN JAMBU BIJI
Klasifikasi:
o
Kingdom :
Plantae
o
Divisi :
Spermatophyta
o
Class :
Dicotiledonae
o
Ordo :
Geraniales
o
Family :
Rutaceae
o
Genus :
Citrus
o
Species :Citrus hystrix D.C
Morfologi:
o
Akar :
Perakaran jambu biji tunggang yang bercabang berbentuk kerucup atau meruncing
panjang, tumbuh lurus kedalam tanah, bercabang banyak, dan berwarna kecoklatan
muda hingga tua. Akar tanaman jambu biji ini bermanfaat untuk menyokong tanaman
agar lebih kuat dan juga membantu menyerap unsur air dan zat makanan didalam
tanah.
o
Batang :
Batang tanaman jambu biji keras, memanjang dan juga memiliki permukaan halus
dan licin. Perbatangan tanaman ini berbentuk bulat dengan diameter mencapai
10-20 cm bahkan lebih, bukan hanya itu batang tanaman ini kuat dengan panjang
mencapai 10-20 meter bahkan lebih tergantung dengan jenis dan varietesnya.
batang tanaman ini juga memiliki ruas pendek dilengkapi dengan adanya
perabangan banyak yang ada di batang tanaman jambu biji.
o
Daun :
Daun tanaman jambu biji ini berbentuk bulat oval dengan warna kehijauan mudah
hingga tua, dengan bagian tepi merata yang berdiameter 2-3 cm. Daun ini
dilengkapi dengan adanya pertulangan daun berkisar 5-10 dalam satu daun. Daun
tanaman ini bermanfaat untuk melakukan proses fotosintesis yang terjadi
diklorofil.
o
Bunga : Bunga jambu biji
ini berwarna putih, kemerahan dan juha terdiri dari dua mahkota yang terdiri
dari 4-5 daun berkelopak dengan jumlah mahkota yang sama. Daun mahkota saling
berhadapan dilengkapi dengan tangkai sari dengan warna yang cerah. Bunga jambu
ini dapat berbunga dan menjadi bakal buah dengan penyerbukan yang dibantu dengan
angin maupun dengan hewan atau serangga sekitar.
o
Buah :
Buah jambu biji ini berbentuk bulat memanjang dan sedikit oval dengan warna
hijau hingga kekuningan, buah ini termasuk buah tunggal dalam satu bunga
menghasilkan hanya satu buah saja. Buah ini berdaging tebal dengan warna putih,
dan dilegkapi dengan biji berwarna putih bersih, dalam satu buah terdapat biji
yang sangat banyak sekitar 50 – 100 biji.
o
Biji : Biji
berwarna putih bersih, dalam satu buah terdapat biji yang sangat banyak sekitar
50 – 100 biji.
b)
DAUN
MELATI
Klasifikasi:
o
Kingdom :
Plantae
o
Divisi :
Magnoliophyta
o
Class :
Magnoliopsida
o
Ordo :
Scrophulariales
o
Family :
Oleaceae
o
Genus : Jasminum L
o Species : Jasminum sambac (L.) Aiton
Morfologi:
o
Akar :
Sistem perakaran yang dimiliki adalah berupa akar tunggang serta bercabang.
Cabang dari akar dapat menyebar ke segala arah dengan kedalaman dari 40 – 80 cm
dari akar yang berada di permukaan tanah. Tunas dapat sesekali muncul pada akar
tersebut sehingga mempermudah proses perkembangan.
o
Batang: Batang Melati berkayu berbentuk
bulat atau segi empat, berbuku-buku serta memiliki banyak percabangan sehingga
terlihat seperti merumpun. Batang Melati ini berwarna coklat pekat tergantung
dari varietasnya. Jika melihat batangnya, tanaman Melati
dapat digolongkan sebagai tanaman perdu dengan ketinggian kurang dari 5 meter.
Pada batang tanaman tersebut terdapat bulu-bulu halus di sekitarnya.
o
Daun :
Untuk daunnya, tanaman Melati memiliki tangkai yang pendek dengan helaian daun
berbentuk bulat oval. Panjang daun dari tanaman ini kisaran 2,5 cm – 10 cm
dengan lebar kisaran 1,5 cm – 6 cm. Ujung
daun berbentuk runcing dengan pangkal yang tumpul membulat. Bagian tepi daun
merata namun sedikit bergelombang. Daun tanaman ini memiliki pertulangan daun
tipe menyirip dan menonjol di permukaan bagian bawah. Sedangkan permukaan
atasnya terlihat mengkilap berwarna hijau. Letak daun saling berhadapan pada
setiap buku.
o
Bunga :
Bunga dari tanaman Melati memiliki ciri khas bentuk seperti terompet dengan
warna yang beragam tergantung dari varietasnya. Pada umumnya, bunga Melati
tumbuh dari ujung tanaman.
o
Buah :-
o
Biji :-
c)
DAUN
KANGKUNG
Klasifikasi
o Kingdom : Plantea ( tumbuhan )
o Subkingdom
: Tracheobionta ( berpembuluh )
o Superdivisio
: Spermatophyta ( menghasilkan biji )
o Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
o Kelas : Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil
o Sub
kelas : Asteridae
o Ordo
: Solanales
o Familia : Convolvulaceae ( suku kankung – kangkungan )
o
Genus : Ipomea
o Spesies : Ipomea reptans
Tanaman Kangkung Kangkung merupakan
tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki
sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah,
dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara
mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air
(Djuariah, 2007).
Batang kangkung bulat dan berlubang,
berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali
keluar akar.
d)
DAUN
KERSEN
Klasifikasi
Kersen adalah nama sejenis pohon dan buahnya
yang kecil dan manis. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga
dinamai ceri. Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah: datiles, aratiles,
manzanitas (Filipina), khoom sômz, takhôb (Laos), krâkhôb barang (Kamboja); dan
kerukup siam (Malaysia). Juga dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua,
niguito (bahasa Spanyol), Jamaican cherry, Panama berry, Singapore cherry
(Inggris) dan Japanse kers (Belanda), yang lalu dari sini diambil menjadi
kersen dalam bahasa Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Muntingia calabura L. 1
Klasifikasi tanaman ini adalah sebagai berikut:
o Kerajaan
: Plantae
o Divisi :
Magnoliophyta
o Kelas :
Magnoliopsida
o Ordo : Malvales
o Famili
: Muntingiaceae
o Genus
: Muntingia
o Spesies :
Muntingia
Kersen atau talok adalah sejenis tanaman perdu
yang bisa setinggi 12 meter, walau rata-rata hanya antara 1 meter dan 4 meter .
Cabang pohon mendatar dan membentuk naungan rindang. Jika masak buah berwarna
merah, sedangkan 7 saat masih muda berwarna hijau. Rasanya manis, memiliki
banyak biji kecil seperti pasir.11 Daun berbentuk bulat telur sepanjang antara
2,5 cm dan 15 cm, lebar antara 1 cm dan 6,5 cm, dengan tepi daun bergerigi,
ujung runcing, dan struktur berseling. Warna daun hijau muda dengan bulu rapat
pada bagian bawah daun. Bunga berwarna putih dan akan menghasilkan buah
berukuran kecil antara 1 cm dan 1,5 cm dan berwarna merah. Di dalam buah banyak
biji kecil berukuran 0,5 mm berwarna kuning.
e)
DAUN
MANGGA
Klasifikasi
o Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
o Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
o Super
Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
o Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
o Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua
/ dikotil)
o Sub
Kelas :
Rosidae
o Ordo : Sapindales
o Famili : Anacardiaceae
o Genus :
Mangifera
o Spesies :
Mangifera indica L.
Mangga merupakan tanaman berdaun
tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun
bervariasi dari 1,25 - 12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi
sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi
makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti
dalam lingkaran (roset).
Helai daun bervariasi namun kebanyakan
berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat seperti kulit, hijau
tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung
meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder. Daun yang masih muda biasanya
bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan, yang di kemudian hari akan berubah
pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian
permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau
lebih.
f)
DAUN
TERATAI
Klasifikasi
o Kerajaan : Plantae
o Divisi : Magnoliophyta
o Kelas : Magnoliopsida
o Ordo
: Nymphaeald
o Family : Nymphaeaceae
o Genus : Nymphaea
Teratai (Nymphae sp.) adalah tumbuhan
hidrofit. Teratai adalah tumbuhan hidrofit, dapat beradaptasi dengan lingkungan
yang memiliki ketersediaan air yang melimpah dan kelembapan yang tinggi.
Habitat teratai di kolam atau danau. Ukuran daun lebar dengan bentuk yang
melingkar, dan tepi daun bergerigi.
Pada permukaan atas atau adaksial
Nymphae sp. atau teratai berwarna hijau dan ditemukan banyak stomata pada
bagian ini, sedangkan pada bagian bawah atau abaksial Nympae sp. berwarna
keunguan dan terdapat tulang daun berukuran besar dan kecil., pada bagian
abaksial ini biasanya tidak ditemukan adanya stomata.
Teratai memiliki struktur anatomis yang
berbeda dengan tumbuhan lainnya. Struktur tersebut merupakan hasil adaptasi
dengan lingkungannya yang memiliki kelebihan dalam hal ketersediaan air dan
kelembapan yang tinggi serta keadaan yang kekurangan oksigen. Teratai memiliki
lebih banyak ruang-ruang udara untuk membantu pengapungan di permukaan air.
Pada percobaan ini , teratai hidup di
kolam atau di tempat berair. Nymphae sp. memiliki daun yang lebar dengan bentuk
yang melingkar, sebagian besar daun-daun ini mengapung di atas air agar dapat
mengambil oksigen yang ada di udara. Daun dapat mengapung karena adanya ruang
udara yang berkembang dengan baik. Pada
permukaan adaksial atau atas, daun Nymphae sp. berwarna hijau dan stomata
banyak ditemukan pada bagian ini sedangkan pada bagian abaksial atau bawah,
daun Nymphae sp. berwarna keunguan dan terdapat tulang daun besar serta tulang
daun kecil. Pada daun bagian abaksial biasanya tidak di temukan adanya stomata.
Berdasarkan pengamatan pada percobaan
ini Nymphae sp. memiliki batang yang berfungsi
untuk menyangga daun mengapung di atas air. Batang sebagian besar tenggelam di
dalam air, namun ada beberapa yang muncul di atas permukaan air. Batang
memiliki ruang udara yang berkembang dengan baik. Batang teratai yang tenggelam
di dalam air.Selain berfungsi sebagai penyokong dari daun, batang juga
berfungsi untuk mengasorbsi nutrisi yang dibutuhkan oleh Nymphae sp..
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan, dapat dipaparkan struktur anatomi dari daun teratai sebagai berikut:
·
Tidak memiliki kutikula, pada umumnya tumbuhan hidrofit memiliki
kutikula yang sangat tipis bahkan tidak memiliki kutikula sama sekali.
· Epidermis yang dimiliki hanya
selapis. Fungsi epidermis lebih berperan dalam hal penyerapan gas dan nutrien. Sel-sel
epidermis ini memiliki dinding yang tipis.
Pada permukaan epidermis terdapat banyak
stomata. Tipe stomata yang dimiliki adalah tipe menonjol keluar karena pada
Nymphae sp. memiliki daun yang mengapung di atas air. Daun Nymphae sp. tergolong daun epistomatik karena
stomata berada di permukaan atas daun (adaksial).
g)
DAUN
ALPUKAT
Klasifikasi
o Kingdom
: Plantae
o Devisi :
Spermatophyta
o Class :
Dicotylendonae
o Ordo : Ranunculales
o Family :
Lauraceace
o Genus :
Persea
o Spesies :
Persea gratissima Gaertn.
Pohon buah ini berasal dari Amerika
tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di
kebun, dan di pekarangan yang lapisan
tanahnya gembur dan subur serta tidak tergenang air.
Pohon kecil, berakar tunggang, batang
berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang,
ranting berambut halus. Daun tunggal,
letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong
sampai bundar telur memanjang, tebal
seperti kulit ujung dan pangkal yang runcing.
Tepi rata kadang agak menggulung keatas,
betulang menyirip, daun muda warnanya kemerahan dan
berambut rapat, daun tua warnaya hijau
dan gundul. Bunganya majemuk, buahnya buah buni,
bentuk bola dan bulat telur, warnanya
hijau atau hijau kekuningan, daging buah jika sudah masak
lunak, warnaya hijau kekuningan. Biji
bulat seperti bola, keping biji putih kemerahan. Buah
alpukat yang masak dagingnya lunak,
berlemak biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat
jus.
Minyaknya dignakan antara lain untuk keperluan kosmetik.
h)
DAUN
BUNGA SEPATU
Klasifikasi
o
Kerajaan : Plantae
o
Filum :
Tracheobionta
o
Kelas :
Magnoliopsida
o
Ordo : Malvales
o
Famili : Malvaceae
o
Genus :
Hibiscus
o
Spesies :
Hibiscus rosa-sinensis L
Kembang
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang
berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah
tropis dansubtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau.Bunga dari
berbagai kultivar danhibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis)
atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning,
oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Tanaman
ini banyak ditanam orang di halaman sebagai tanaman hias atau sebagai pagar
hidup untuk memperindah halaman rumah. Kembang sepatu memiliki lima helai daun
kelopak. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih.Tangkai putik berbentuk
silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk
sari.
Pada
umumnya tinggi tanaman kembang sepatu ini sekitar 2 m- 5 m. Daun berbentuk
bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang
meruncing. Bunga kembang sepatu ini berbentuk terompet dengan diameter bunga
sekitar 5 cm hingga 20 cm. Bunganya bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah,
atau menghadap ke samping. Akar, daun dan bunga kembang sepatu dapat dijadikan
sebagai bahan obat. Terdiri dari berbagai jenis dan warna : merah tua, pink,
pink putih, putih, orange, kuning.Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak
menghasilkan buah. Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan
penempelan.
Menurut
para ilmuan menyatakan daun, bunga dan akar kembang sepatu mengandung
flavonoida.Di samping itu daunnya juga mengandung saponin, dan polifenol, bunga
mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin dan saponin.
i)
DAUN
SINGKONG
Klasifikasi
o
Kingdom :
Plantae
o
Divisio : Spermatophyta
o
Sub divisio :
Angiospermae
o
Classis :
Dicotilae
o
Ordo : Euphorbiales
o
Familli : Euphorbiaceae
o
Genus : Manihot
o
Species :
Manihot utillisima (Uhan, 2013).
Morfologi
Berdasarkan
kadar amilosanya, ubi kayu dibagi menjadi 2
kelompok,
yaitu ubi kayu gembur (kadar amilosa lebih dari 20 %)
yang
ditandai secara fisik bila kulit ari yang berwarna coklat terkelupas
dan
kulit tebalnya mudah dikupas, dan ubi kayu kenyal (kadar amilosa
kurang
dari 20%) yang ditandai bila kulit ari warna coklat tidak
terkelupas
(lengket pada kulit tebalnya) dan kulit tebalnya sulit
dikupas
(Prabawati, 2011)
j)
DAUN
WARU
Klasifikasi
o
Divisi : Spermatophyta
o
Subdivisi :
Angiospermae
o
Kelas : Dicotyledonae
o
Bangsa :
Malvales
o
Suku : Malvaceae
o
Marga : Hibiscus
o
Jenis : Hibiscus tiliaceus
DESKRIPSI
Pohon
ini cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang 40-50 cm;
bercabang dan berwarna coklat. Daun merupakan daun tunggal, berangkai,
berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter
kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan
kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal. Sisi bawah daun
berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bulat telur memanjang, panjang 2.5 cm,
meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin.
Bunga
waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2.5 cm beraturan
bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning
dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye dan akhirnya berubah menjadi
kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan ditempati oleh kepala sari
kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, dengan
banyak bakal biji. Buah berbentuk telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang
5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
B.
KAJIAN DAN HASIL PENELITIAN
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”,
artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium
adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan
sistim klasifikasi (Onrizal, 2005).
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan
yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi
dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Membuat herbarium yaitu
pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidaklah
boleh diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan,
pengeringan, pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium (Steenis, 2003).
Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi,
herbarium bukan hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu
dari pohon. Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama
latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara
harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada
selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan
dimana ditemukannya (Stacey, 2004).
Herbarium merupakan tempat penyimpanan contoh koleksi
spesiemen tanaman atau tumbuhan yaitu herbarium kering dan herbarium basah.
Herbarium yang baik selalu disertai identitas, pengumpul (nama pengumpul atau
kolektor dan nomor koleksi). Serta dilengkapi keterangan lokasi asal material
dan keterangan tumbuhan tersebut untuk kepentingan penelitian
dan identifikasi. Pengendalian inanditatif dengan penggunaan semacam cendawan
Pathogen dengan pelaksanaan herbisida jangka pendek, agar gulma yang dapat
diberantas (Moenandir, 1996).
Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan
suatu spesimen yag diawetkan tetapi juga mempunyai suatu lingkup
kegiatan botani tertentu, sebagai sumber informai dasar
untuk para ahli taksonomi dan sekaligus berperan sebagai pusat
penelitian dan pengajaran , juga pusat informasi bagi masyarakat
umum. Herbarium diartikan juga sebagai bank data dengan sejumlah data mentah
yang belum diolah. Masing-masing specimen dapat memberikan bermacam-macam
informasi, tergantung kelengkapan spesimen, data dan asal-usul materialnya.
(Balai Taman Nasional Baluran, 2004)
Kelebihan dari Herbarium kering dibandingkan dengan
herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun. Terdapat
beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen mudah mengalami kerusakan
akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang
cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara
manual, tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang,
biaya besar,tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak
jauh (Wibobo dan Abdullah, 2007)
Herbarium kering yang baik adalah herbarium yang
lengkap organ vegetatif dan organ generatifnya. Selain itu kerapian herbarium
juga akan menentukan nilai estetikanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi
koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan
faktor lingkungan seperti suhu (Subrahmanyam, 2002).
Kegunaan Herbarium
Kegunaan herbarium secara umum antara lain:
1. Sebagai
pusat referensi : Merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para
ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta
alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
2. Sebagai
lembaga dokumentasi : Merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti
tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai
ekonomi dan lain lain.
3. Sebagai pusat penyimpanan data : Ahli kimia
memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk
mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya (Onrizal, 2005).
Pembagian Herbarium
Herbarium basah, setelah material herbarium diberi
label gantung dan dirapikan, kemudian dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran.
Satu lipatan kertas koran untuk satu specimen (contoh). Tidak benar digabungkan
beberapa specimen di dalam satu lipatan kertas. Selanjutnya, lipatan kertas
koran berisi material herbarium tersebut ditumpuk satu diatas lainnya. Tebal
tumpukan disesuaikan dengan dengan daya muat kantong plastik (40 × 60) yang
akan digunakan. Tumpukkan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan
disiram alcohol 70 % atau spiritus hingga seluruh bagian tumbukan tersiram
secara merata, kemudian kantong plastic ditutup rapat dengan isolatip atau
hekter supaya alcohol atau spiritus tidak menguap keluar dari kantong plastik
(Onrizal, 2005).
Herbarium kering, cara kering menggunakan dua macam
proses yaitu :
a). Pengeringan
langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di
dalam sasak, untuk mendpatkan hasil yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu
dua minggu kemudian dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang
diatur di dalam oven. Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat
akan mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.
b). Pengeringan
bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air
mendidih selama 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan ke dalam lipatan
kertas koran. Selanjutnya, ditempuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di
atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus
sering diperiksa dan diupayakan agar pengeringan nya merata. Setelah kering,
material herbarium dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan tadi
diganti dengan kertas baru. Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk
diidentifikasi (Onrizal, 2005).
C.
RUMUSAN HIPOTESIS
A. Herbarium adalah koleksi referensi suatu jenis
tumbuhan yang dapat merepresentasikan morfologi tumbuhan yang meliputi batang, daun, bunga, dan buah.
B. Cara
membuat herbarium adalah :
ü Pilihlah
tumbuhan yang akan diawetkan (pilih daunnya saja)
ü Tempel
daun tersebut di atas kertas
ü Simpan
selama 2 sampai 3 minggu di tempat yang kering dan tidak lembab
C. Manfaat
dari herbarium adalah dapat dimanfaatkan untuk mentraktifkan akson tumbuhan, ia
mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat digunakan
sebagai bahan penelitian untuk para ahli bungaatau ahli taksonomi, untuk
mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi,studi
fitokimia,penghitungan kromosom.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Herbarium
merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan
melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data
mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi,
maupun geografinya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama
pengkoleksi
Pembuatan awetan
specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan specimen secara praktis tanpa harus
mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk specimen-spesimen yang sulit
ditemukan di alam. Awetan specimen awetan kering. Untuk awetan kering tanaman
di awetkan dalam bentuk herbarium.
SARAN
Dalam
pembuatan herbarium kering, sebaiknya tidak dikeringkan terpapar langsung di
bawah sinar matahari, sebaiknya ditutup atasnya menggunakan kertas karena
struktur
yang dihasilkan akan lebih bagus dan wanranya tidak terlalu “gosong
DAFTAR PUSTAKA
Chen JJ, Huang SY, Duh CY,
Chen IS, Wang TC, Fang HY., 2006, A new cytotoxic amide from the stem wood of
Hibiscus tiliaceus, Planta Med., 72(10):935-8
LAMPIRAN
BAB III MEtODE PENELITIAN
A, VARIABEL DAN
DEFINISI OPERASIONAL
1.
Variabel,
meliputi:
a) Variabel kontrol
b) Variabel bebas
c) Variabel terikat
2.
Definisi
Operasional, meliputi:
a) Definisi operasional ukur
b) Definisi operasional eksperimen
B
. RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan
sebelum penelitian adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
melakukan eksperimen. Membuat langkah langkah yang akan dilakukan dalam
melakukan eksperimen.
C
. SASARAN PENELITIAN (POPULASI DAN SAMPEL)
Sasaran dari penelitian ini adalah
tumbuhan dengan populasi yang tersebar di hampir semua tempat dan yang sering
kita jumpai. Dan juga sampel yang diambil yaitu tumbuhan yang memiliki ukuran,
jenis, dan kriteria berbeda antara tumbuhan satu dengan tumbuhan yang lainnya.
D. INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
1. 10 lembar daun yaitu menggunakan daun-daun yang berbeda
spesies maupun jenisnya (seperti yang saya gunakan untuk sampel, yaitu daun melati,kangkung,
dll).
2. Penggaris untuk mengukur.
3. Isolatip untuk merekatkan agar tidak bergeser.
4. Gunting.
5. Kertas koran bekas atau buku tulis untuk tempat penempelan
saat dikeringkan.
E
. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
Berikut
prosedur (cara) dalam pembuatan herbarium:
1. Ambil daun yang akan diawetkan. Pastikan daun-daun tersebut
tidak rusak fisiknya dan tidak kotor.
2. Siapkan beberapa lembar kertas koran atau satu buku tulis.
3. Letakkan daun-daun tadi ke atas kertas koran dan susunlah
agar rapi. Untuk daun yang masih memiliki batang, rekatkan isolatip pada batang
daun dan koran agar memiliki bentuk yang rapi dan tidak bergeser. Beri nama
dibagian bawah daun untuk mempermudah saa pendataan.
4. Tutup bahan dengan koran.
5. Simpan daun tersebut
ditempat kering dan tidak lembab selama 1-2 minggu.
6. Jika sudah dirasa kering, keluarkan daun dari bungkusan
kertas koran.
7. Letakkan daun diatas kertas folio. Rekatkan menggunakan
isolatip transparan. Jangan lupa memberi nama pada masing-masing daun.
1. Lakukan pengamatan
lanjutan, seperti pengukuran terhadap lebar dan panjang daun serta pengamatan
terhadap perubahan warna dan
2. keadaan daun.
3. Catat hasil pengamatan dikolom yang sudah disediakan.
F
. Rencana Analisis Data
Ciri
morfologi daun yang diamati
|
Daun
Ke-
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
A. 1. Warna
|
Hijau lumut
|
Hijau lumut
|
Hijau lumut
|
Hijau lumut
|
Coklat
|
Hijau
|
Hijau lumut
|
Kuning kecoklatan
|
Hijau lumut
|
Hijau lumut
|
2.Bentuk
|
Lonjong
|
Oval
|
Lonjong
|
Bergerigi
|
Lonjong
|
Oval
|
Oval
|
Bergerigi
|
Menjari
|
Hati
|
3. Panjang (cm)
|
12,5cm
|
6,7cm
|
13cm
|
6,7cm
|
15,5cm
|
2,9cm
|
11,4cm
|
8,8cm
|
16cm
|
11cm
|
4. Lebar bagian tengah
|
4,5cm
|
5,6cm
|
3,9cm
|
3,5cm
|
3,5cm
|
1,8cm
|
5,7cm
|
4,5cm
|
23cm
|
9,2cm
|
5. Sistem pertulangan
|
Sejajar
|
Sejajar
|
Menjalar
|
Sejajar
|
Sejajar
|
Menjalar
|
Sejajar
|
Menjalar
|
Sejajar
|
Menjalar
|
6. Sifat permukaan
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
G
. Jadwal Penelitian
Minggu I
|
1) Pengumpulan data (informasi, sampel,
instrumen).
2) Melakukan eksperimen.
3) Membuat kerangka makalah.
|
Minggu II
|
1) Eksperimen selesai.
2) Pengamatan terhadap hasil eksperimen.
3) Melakukan penelitian lebih lanjut.
4) Menyusun makalah
|
Minggu III
|
1) Pengamatan dan penelitian terhadap
eksperimen selesai.
2) Menyelesaikan makalah tersisa.
|
Minggu IV
|
Penyerahan
tugas penelitian kepada guru pengajar atau pembimbing
|
A. Interpretasi Data
B. Pembahasan
C. Herbarium merupakan suatu spesimen
dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu
dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Hal ini sesuai
dengan literatur Steenis (2003) yang menyatakan bahwa Herbarium merupakan suatu
spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda
tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut.
Kegunaan herbarium secara umum
antara lain: 1. Sebagai pusat referensi 2. Sebagai lembaga dokumentasi 3.
Sebagai pusat penyimpanan data, hal ini sesuai dengan literatur Onrizal (2005)
yang menyatakan bahwa Kegunaan herbarium secara umum antara lain: 1. Sebagai
pusat referensi : Merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para
ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta
alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam. 2. Sebagai lembaga
dokumentasi : Merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari
taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan
lain lain.3. Sebagai pusat penyimpanan data : Ahli kimia memanfaatkannya untuk
mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk
obat kanker, dan sebagainya.
D. Kelebihan dari Herbarium kering
dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan
tahun, namun herbarium kering juga memiliki kelemahan yaitu spesimen mudah
mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena
frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data
secara manual, tidak bisa diakses secara
bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar,tidak bisa diakses sewaktu-waktu
dan tidak dapat diakses dari jarak jauh