Wednesday, 23 November 2016

Tugas Sekolah Makalah Biologi Variabel dan Definisi Operasional


DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………
1.     Daftar isi………………………………………………………………………
2.     Bab I PENDAHULUAN………………………………………………………
A.      Latar belakang
B.      Rumusan masalah
C.      Tujuan penelitian
D.      Manfaat penelitian
  1. Bab II
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………
A.    Kajian teori.
B.   Kajian dan Hasil Penelitian
C.   Rumusan Hipotesis

4.     Bab III
METODE PENELITIAN...................................................................................................
A.   Variabel dan Definisi Operasional
B.   Rancangan  Penelitian
C.   Sasaran Penelitian (Sampel Daun)
D.   Instrumen (Alat dan Bahan)
E.    Prosedur Pelaksanaan Penelitian
F.    Rencana Analisis Data
G.   Jadwal Penelitian

5.     BAB IV
DATA
 DAN PEMBAHASAN..........................................................................................
A.   Deskripsi Data
B.   Interpretasi Data
C.   Uji Hipotesis
D.   Pembahasan

6.     BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN....................................................................................................
A.   Kesimpulan
B.   Saran

7.     DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

8.     LAMPIRAN.................................................................................................


         



Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kehendak-Nyalah kami masih dapat berkreasi untuk menghasilkan sebuah karya berupa laporan penelitian yang berjudul “Herbarium”
Sebagaimana laporan ilmiah, di dalam laporan kami ini kami memuat fakta yang disusun secara terpadu. Laporan disusun berdasarkan sistematika penulisan laporan penelitian yang runtut dan urut.
Kami berharap, kerja keras yang kami tuangkan dalam laporan ini dapat dan bisa dimanfaatkan oleh semua orang, terutama siswa dan guru SMAN 3 Pamekasan
Kami mengucap terimakasih atas segala pihak yang mendukung dan membantu kami. Terima kasih pula atas saran dan segala masukan serta kritik untuk perbaikan laporan ini selanjutnya.

















BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Ramadhanil, 2003).
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2005

B. Rumusan Masalah
A.   Apa itu Herbarium?
B.   Bagaimana cara membuat Herbarium?
C.   Manfaat dari pembuatan Herbarium?
                 

C. Tujuan Penelitian
          Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alat,bahan,dan proses pembuatan Herbarium. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran dan perbedaan warna setelah mengalami proses pengawetan dengan cara dikeringkan. Dan juga hal-hal lainnya yang terjadi pada eksperimen tersebut. 
D. Manfaat Penelitian
          Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi, untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi fitokimia, penghitungan kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap kajian evolusi. Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini menuntut perawatan dan pengelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan benar (Setyawan dkk, 2005).






                                                








                                                 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   KAJIAN TEORI
a)    DAUN JAMBU BIJI
*    Klasifikasi:
o   Kingdom     : Plantae
o   Divisi                   : Spermatophyta
o   Class           : Dicotiledonae
o   Ordo           : Geraniales
o   Family        : Rutaceae
o   Genus                   : Citrus
o   Species       :Citrus hystrix D.C

*    Morfologi:
o   Akar           : Perakaran jambu biji tunggang yang bercabang berbentuk kerucup atau meruncing panjang, tumbuh lurus kedalam tanah, bercabang banyak, dan berwarna kecoklatan muda hingga tua. Akar tanaman jambu biji ini bermanfaat untuk menyokong tanaman agar lebih kuat dan juga membantu menyerap unsur air dan zat makanan didalam tanah.
o   Batang        : Batang tanaman jambu biji keras, memanjang dan juga memiliki permukaan halus dan licin. Perbatangan tanaman ini berbentuk bulat dengan diameter mencapai 10-20 cm bahkan lebih, bukan hanya itu batang tanaman ini kuat dengan panjang mencapai 10-20 meter bahkan lebih tergantung dengan jenis dan varietesnya. batang tanaman ini juga memiliki ruas pendek dilengkapi dengan adanya perabangan banyak yang ada di batang tanaman jambu biji.
o   Daun           : Daun tanaman jambu biji ini berbentuk bulat oval dengan warna kehijauan mudah hingga tua, dengan bagian tepi merata yang berdiameter 2-3 cm. Daun ini dilengkapi dengan adanya pertulangan daun berkisar 5-10 dalam satu daun. Daun tanaman ini bermanfaat untuk melakukan proses fotosintesis yang terjadi diklorofil.
o   Bunga         : Bunga jambu biji ini berwarna putih, kemerahan dan juha terdiri dari dua mahkota yang terdiri dari 4-5 daun berkelopak dengan jumlah mahkota yang sama. Daun mahkota saling berhadapan dilengkapi dengan tangkai sari dengan warna yang cerah. Bunga jambu ini dapat berbunga dan menjadi bakal buah dengan penyerbukan yang dibantu dengan angin maupun dengan hewan atau serangga sekitar.
o   Buah           : Buah jambu biji ini berbentuk bulat memanjang dan sedikit oval dengan warna hijau hingga kekuningan, buah ini termasuk buah tunggal dalam satu bunga menghasilkan hanya satu buah saja. Buah ini berdaging tebal dengan warna putih, dan dilegkapi dengan biji berwarna putih bersih, dalam satu buah terdapat biji yang sangat banyak sekitar 50 – 100 biji.
o   Biji              : Biji berwarna putih bersih, dalam satu buah terdapat biji yang sangat banyak sekitar 50 – 100 biji.

b)    DAUN MELATI
*    Klasifikasi:
o   Kingdom     : Plantae
o   Divisi                   : Magnoliophyta
o   Class           : Magnoliopsida
o   Ordo           : Scrophulariales
o   Family        : Oleaceae
o   Genus         : Jasminum L
o   Species       : Jasminum sambac (L.) Aiton

*    Morfologi:
o   Akar  : Sistem perakaran yang dimiliki adalah berupa akar tunggang serta bercabang. Cabang dari akar dapat menyebar ke segala arah dengan kedalaman dari 40 – 80 cm dari akar yang berada di permukaan tanah. Tunas dapat sesekali muncul pada akar tersebut sehingga mempermudah proses perkembangan.
o   Batang: Batang Melati berkayu berbentuk bulat atau segi empat, berbuku-buku serta memiliki banyak percabangan sehingga terlihat seperti merumpun. Batang Melati ini berwarna coklat pekat tergantung dari varietasnya. Jika melihat batangnya, tanaman Melati dapat digolongkan sebagai tanaman perdu dengan ketinggian kurang dari 5 meter. Pada batang tanaman tersebut terdapat bulu-bulu halus di sekitarnya.
o   Daun           : Untuk daunnya, tanaman Melati memiliki tangkai yang pendek dengan helaian daun berbentuk bulat oval. Panjang daun dari tanaman ini kisaran 2,5 cm – 10 cm dengan lebar kisaran 1,5 cm – 6 cm. Ujung daun berbentuk runcing dengan pangkal yang tumpul membulat. Bagian tepi daun merata namun sedikit bergelombang. Daun tanaman ini memiliki pertulangan daun tipe menyirip dan menonjol di permukaan bagian bawah. Sedangkan permukaan atasnya terlihat mengkilap berwarna hijau. Letak daun saling berhadapan pada setiap buku.
o   Bunga         : Bunga dari tanaman Melati memiliki ciri khas bentuk seperti terompet dengan warna yang beragam tergantung dari varietasnya. Pada umumnya, bunga Melati tumbuh dari ujung tanaman.
o   Buah           :-
o   Biji              :-


c)     DAUN KANGKUNG
*    Klasifikasi
o   Kingdom       : Plantea ( tumbuhan )
o   Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
o   Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
o   Divisio          : Magnoliophyta ( berbunga ) 
o   Kelas             : Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil
o   Sub kelas      : Asteridae
o   Ordo             : Solanales
o   Familia         : Convolvulaceae ( suku kankung – kangkungan )
o   Genus           : Ipomea   
o   Spesies         : Ipomea reptans

Tanaman Kangkung Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007).
 Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar.

d)    DAUN KERSEN 
*    Klasifikasi
 Kersen adalah nama sejenis pohon dan buahnya yang kecil dan manis. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri. Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah: datiles, aratiles, manzanitas (Filipina), khoom sômz, takhôb (Laos), krâkhôb barang (Kamboja); dan kerukup siam (Malaysia). Juga dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua, niguito (bahasa Spanyol), Jamaican cherry, Panama berry, Singapore cherry (Inggris) dan Japanse kers (Belanda), yang lalu dari sini diambil menjadi kersen dalam bahasa Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Muntingia calabura L. 1 Klasifikasi tanaman ini adalah sebagai berikut:
o   Kerajaan  : Plantae
o   Divisi       : Magnoliophyta
o   Kelas        : Magnoliopsida
o   Ordo         : Malvales
o   Famili       : Muntingiaceae
o   Genus       : Muntingia
o   Spesies     : Muntingia
 Kersen atau talok adalah sejenis tanaman perdu yang bisa setinggi 12 meter, walau rata-rata hanya antara 1 meter dan 4 meter . Cabang pohon mendatar dan membentuk naungan rindang. Jika masak buah berwarna merah, sedangkan 7 saat masih muda berwarna hijau. Rasanya manis, memiliki banyak biji kecil seperti pasir.11 Daun berbentuk bulat telur sepanjang antara 2,5 cm dan 15 cm, lebar antara 1 cm dan 6,5 cm, dengan tepi daun bergerigi, ujung runcing, dan struktur berseling. Warna daun hijau muda dengan bulu rapat pada bagian bawah daun. Bunga berwarna putih dan akan menghasilkan buah berukuran kecil antara 1 cm dan 1,5 cm dan berwarna merah. Di dalam buah banyak biji kecil berukuran 0,5 mm berwarna kuning.


e)     DAUN MANGGA
*    Klasifikasi
o   Kingdom            : Plantae (Tumbuhan)
o   Subkingdom      : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
o   Super Divisi       : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
o   Divisi                 : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
o   Kelas                 : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
o   Sub Kelas          : Rosidae
o   Ordo                  : Sapindales
o   Famili               : Anacardiaceae
o   Genus               : Mangifera
o   Spesies             : Mangifera indica L.
Mangga merupakan tanaman berdaun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25 - 12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (roset).
Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder. Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan, yang di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih.

f)      DAUN TERATAI
*    Klasifikasi
o   Kerajaan          :          Plantae
o   Divisi               :          Magnoliophyta
o   Kelas               :          Magnoliopsida
o   Ordo                :          Nymphaeald
o   Family             :           Nymphaeaceae
o   Genus              :          Nymphaea

Teratai (Nymphae sp.) adalah tumbuhan hidrofit. Teratai adalah tumbuhan hidrofit, dapat beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki ketersediaan air yang melimpah dan kelembapan yang tinggi. Habitat teratai di kolam atau danau. Ukuran daun lebar dengan bentuk yang melingkar, dan tepi daun bergerigi.
            Pada permukaan atas atau adaksial Nymphae sp. atau teratai berwarna hijau dan ditemukan banyak stomata pada bagian ini, sedangkan pada bagian bawah atau abaksial Nympae sp. berwarna keunguan dan terdapat tulang daun berukuran besar dan kecil., pada bagian abaksial ini biasanya tidak ditemukan adanya stomata.
Teratai memiliki struktur anatomis yang berbeda dengan tumbuhan lainnya. Struktur tersebut merupakan hasil adaptasi dengan lingkungannya yang memiliki kelebihan dalam hal ketersediaan air dan kelembapan yang tinggi serta keadaan yang kekurangan oksigen. Teratai memiliki lebih banyak ruang-ruang udara untuk membantu pengapungan di permukaan air.
Pada percobaan ini , teratai hidup di kolam atau di tempat berair. Nymphae sp. memiliki daun yang lebar dengan bentuk yang melingkar, sebagian besar daun-daun ini mengapung di atas air agar dapat mengambil oksigen yang ada di udara. Daun dapat mengapung karena adanya ruang udara yang berkembang dengan baik.  Pada permukaan adaksial atau atas, daun Nymphae sp. berwarna hijau dan stomata banyak ditemukan pada bagian ini sedangkan pada bagian abaksial atau bawah, daun Nymphae sp. berwarna keunguan dan terdapat tulang daun besar serta tulang daun kecil. Pada daun bagian abaksial biasanya tidak di temukan adanya stomata.
Berdasarkan pengamatan pada percobaan ini  Nymphae sp. memiliki batang yang berfungsi untuk menyangga daun mengapung di atas air. Batang sebagian besar tenggelam di dalam air, namun ada beberapa yang muncul di atas permukaan air. Batang memiliki ruang udara yang berkembang dengan baik. Batang teratai yang tenggelam di dalam air.Selain berfungsi sebagai penyokong dari daun, batang juga berfungsi untuk mengasorbsi nutrisi yang dibutuhkan oleh Nymphae sp..
 Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat dipaparkan struktur anatomi dari daun teratai sebagai berikut:
·         Tidak memiliki kutikula, pada umumnya tumbuhan hidrofit memiliki kutikula yang sangat tipis bahkan tidak memiliki kutikula sama sekali.
·          Epidermis yang dimiliki hanya selapis. Fungsi epidermis lebih berperan dalam hal penyerapan gas dan nutrien. Sel-sel epidermis ini memiliki dinding yang tipis.
Pada permukaan epidermis terdapat banyak stomata. Tipe stomata yang dimiliki adalah tipe menonjol keluar karena pada Nymphae sp. memiliki daun yang mengapung di atas air. Daun  Nymphae sp. tergolong daun epistomatik karena stomata berada di permukaan atas daun (adaksial).

g)    DAUN ALPUKAT
*    Klasifikasi
o   Kingdom : Plantae
o   Devisi      : Spermatophyta
o   Class        : Dicotylendonae
o   Ordo         : Ranunculales
o   Family      : Lauraceace
o   Genus        : Persea
o   Spesies      : Persea gratissima Gaertn.

Pohon buah ini berasal dari Amerika tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di
kebun, dan di pekarangan yang lapisan tanahnya gembur dan subur serta tidak tergenang air.
Pohon kecil, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang,
ranting berambut halus. Daun tunggal, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong
sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit ujung dan pangkal yang runcing.
Tepi rata kadang agak menggulung keatas, betulang menyirip, daun muda warnanya kemerahan dan
berambut rapat, daun tua warnaya hijau dan gundul. Bunganya majemuk, buahnya buah buni,
bentuk bola dan bulat telur, warnanya hijau atau hijau kekuningan, daging buah jika sudah masak
lunak, warnaya hijau kekuningan. Biji bulat seperti bola, keping biji putih kemerahan. Buah
alpukat yang masak dagingnya lunak, berlemak biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat
jus. Minyaknya dignakan antara lain untuk keperluan kosmetik.


h)    DAUN BUNGA SEPATU
*    Klasifikasi
o   Kerajaan  : Plantae
o   Filum        : Tracheobionta
o   Kelas        : Magnoliopsida
o   Ordo         : Malvales
o   Famili       : Malvaceae
o   Genus       : Hibiscus
o   Spesies      : Hibiscus rosa-sinensis L

Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dansubtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau.Bunga dari berbagai kultivar danhibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Tanaman ini banyak ditanam orang di halaman sebagai tanaman hias atau sebagai pagar hidup untuk memperindah halaman rumah. Kembang sepatu memiliki lima helai daun kelopak. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih.Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari.
Pada umumnya tinggi tanaman kembang sepatu ini sekitar 2 m- 5 m. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Bunga kembang sepatu ini berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm hingga 20 cm. Bunganya bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Akar, daun dan bunga kembang sepatu dapat dijadikan sebagai bahan obat. Terdiri dari berbagai jenis dan warna : merah tua, pink, pink putih, putih, orange, kuning.Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.
Menurut para ilmuan menyatakan daun, bunga dan akar kembang sepatu mengandung flavonoida.Di samping itu daunnya juga mengandung saponin, dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin dan saponin.

i)       DAUN SINGKONG
*    Klasifikasi
o   Kingdom    : Plantae
o   Divisio        : Spermatophyta
o   Sub divisio : Angiospermae
o   Classis        : Dicotilae
o   Ordo           : Euphorbiales
o   Familli        : Euphorbiaceae
o   Genus         : Manihot
o   Species       : Manihot utillisima (Uhan, 2013).
*    Morfologi
Berdasarkan kadar amilosanya, ubi kayu dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu ubi kayu gembur (kadar amilosa lebih dari 20 %)
yang ditandai secara fisik bila kulit ari yang berwarna coklat terkelupas
dan kulit tebalnya mudah dikupas, dan ubi kayu kenyal (kadar amilosa
kurang dari 20%) yang ditandai bila kulit ari warna coklat tidak
terkelupas (lengket pada kulit tebalnya) dan kulit tebalnya sulit
dikupas (Prabawati, 2011)

j)      DAUN WARU
*    Klasifikasi
o   Divisi         : Spermatophyta
o   Subdivisi   : Angiospermae
o   Kelas         : Dicotyledonae
o   Bangsa       : Malvales
o   Suku           : Malvaceae
o   Marga         : Hibiscus
o   Jenis           : Hibiscus tiliaceus

*    DESKRIPSI
Pohon ini cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang 40-50 cm; bercabang dan berwarna coklat. Daun merupakan daun tunggal, berangkai, berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bulat telur memanjang, panjang 2.5 cm, meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin.
Bunga waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2.5 cm beraturan bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye dan akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan ditempati oleh kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah berbentuk telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).


B.   KAJIAN DAN HASIL PENELITIAN
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi (Onrizal, 2005).
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidaklah boleh diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan, pengeringan, pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium (Steenis, 2003).

Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya (Stacey, 2004).

Herbarium merupakan tempat penyimpanan contoh koleksi spesiemen tanaman atau tumbuhan yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium yang baik selalu disertai identitas, pengumpul (nama pengumpul atau kolektor dan nomor koleksi). Serta dilengkapi keterangan lokasi asal material dan keterangan tumbuhan tersebut untuk kepentingan penelitian dan    identifikasi.  Pengendalian  inanditatif   dengan  penggunaan   semacam    cendawan
 Pathogen   dengan  pelaksanaan  herbisida  jangka  pendek,  agar  gulma  yang  dapat diberantas (Moenandir, 1996).

Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan suatu spesimen yag diawetkan tetapi juga mempunyai suatu lingkup kegiatan  botani tertentu,  sebagai sumber informai dasar untuk para ahli taksonomi dan sekaligus berperan  sebagai pusat penelitian  dan pengajaran , juga pusat informasi bagi masyarakat umum. Herbarium diartikan juga sebagai bank data dengan sejumlah data mentah yang belum diolah. Masing-masing specimen dapat memberikan bermacam-macam informasi, tergantung kelengkapan spesimen, data dan asal-usul materialnya. (Balai Taman Nasional Baluran, 2004)
Kelebihan dari Herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun. Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual,  tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar,tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh (Wibobo dan Abdullah, 2007)
Herbarium kering yang baik adalah herbarium yang lengkap organ vegetatif dan organ generatifnya. Selain itu kerapian herbarium juga akan menentukan nilai estetikanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu (Subrahmanyam, 2002).

Kegunaan Herbarium
Kegunaan herbarium secara umum antara lain:
 1. Sebagai pusat referensi : Merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
 2. Sebagai lembaga dokumentasi : Merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain lain.
3. Sebagai pusat penyimpanan data : Ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya (Onrizal, 2005).
Pembagian Herbarium
Herbarium basah, setelah material herbarium diberi label gantung dan dirapikan, kemudian dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan kertas koran untuk satu specimen (contoh). Tidak benar digabungkan beberapa specimen di dalam satu lipatan kertas. Selanjutnya, lipatan kertas koran berisi material herbarium tersebut ditumpuk satu diatas lainnya. Tebal tumpukan disesuaikan dengan dengan daya muat kantong plastik (40 × 60) yang akan digunakan. Tumpukkan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disiram alcohol 70 % atau spiritus hingga seluruh bagian tumbukan tersiram secara merata, kemudian kantong plastic ditutup rapat dengan isolatip atau hekter supaya alcohol atau spiritus tidak menguap keluar dari kantong plastik (Onrizal, 2005).
Herbarium kering, cara kering menggunakan dua macam proses yaitu :
 a). Pengeringan langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam sasak, untuk mendpatkan hasil yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu dua minggu kemudian dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur di dalam oven. Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.
 b). Pengeringan bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air mendidih selama 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Selanjutnya, ditempuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa dan diupayakan agar pengeringan nya merata. Setelah kering, material herbarium dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas baru. Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi (Onrizal, 2005).






C.   RUMUSAN HIPOTESIS
A.   Herbarium adalah koleksi referensi suatu jenis tumbuhan yang dapat merepresentasikan morfologi tumbuhan yang meliputi batang, daun, bunga, dan buah.
B.   Cara membuat herbarium adalah :
ü Pilihlah tumbuhan yang akan diawetkan (pilih daunnya saja)
ü Tempel daun tersebut di atas kertas
ü Simpan selama 2 sampai 3 minggu di tempat yang kering dan tidak lembab
C.   Manfaat dari herbarium adalah dapat dimanfaatkan untuk mentraktifkan akson tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bungaatau ahli taksonomi, untuk mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi,studi fitokimia,penghitungan kromosom.














BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
                              
KESIMPULAN
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data taksonomi, morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu dalam herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi
Pembuatan awetan specimen diperlukan untuk tujuan pengamatan specimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk specimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam. Awetan specimen awetan kering. Untuk awetan kering tanaman di awetkan dalam bentuk herbarium.


SARAN
Dalam pembuatan herbarium kering, sebaiknya tidak dikeringkan terpapar langsung di bawah sinar matahari, sebaiknya ditutup atasnya menggunakan kertas karena
struktur yang dihasilkan akan lebih bagus dan wanranya tidak terlalu “gosong




DAFTAR PUSTAKA
Chen JJ, Huang SY, Duh CY, Chen IS, Wang TC, Fang HY., 2006, A new cytotoxic amide from the stem wood of Hibiscus tiliaceus, Planta Med., 72(10):935-8










LAMPIRAN








BAB III MEtODE PENELITIAN
A,  VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL
1.    Variabel, meliputi:
a)    Variabel kontrol
b)   Variabel bebas
c)    Variabel terikat
2.   Definisi Operasional, meliputi:
a)    Definisi operasional ukur
b)   Definisi operasional eksperimen
B . RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan sebelum penelitian adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan eksperimen. Membuat langkah langkah yang akan dilakukan dalam melakukan eksperimen.
C . SASARAN PENELITIAN (POPULASI DAN SAMPEL)
Sasaran dari penelitian ini adalah tumbuhan dengan populasi yang tersebar di hampir semua tempat dan yang sering kita jumpai. Dan juga sampel yang diambil yaitu tumbuhan yang memiliki ukuran, jenis, dan kriteria berbeda antara tumbuhan satu dengan tumbuhan yang lainnya.
D.  INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
1.     10 lembar daun yaitu menggunakan daun-daun yang berbeda spesies maupun jenisnya (seperti yang saya gunakan untuk sampel, yaitu daun melati,kangkung, dll).
2.    Penggaris untuk mengukur.
3.    Isolatip untuk merekatkan agar tidak bergeser.
4.    Gunting.
5.    Kertas koran bekas atau buku tulis untuk tempat penempelan saat dikeringkan.
E . PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
Berikut prosedur (cara) dalam pembuatan herbarium:
1.     Ambil daun yang akan diawetkan. Pastikan daun-daun tersebut tidak rusak fisiknya dan tidak kotor.
2.    Siapkan beberapa lembar kertas koran atau satu buku tulis.
3.    Letakkan daun-daun tadi ke atas kertas koran dan susunlah agar rapi. Untuk daun yang masih memiliki batang, rekatkan isolatip pada batang daun dan koran agar memiliki bentuk yang rapi dan tidak bergeser. Beri nama dibagian bawah daun untuk mempermudah saa pendataan.
4.    Tutup bahan dengan koran.
5.    Simpan daun tersebut  ditempat kering dan tidak lembab selama 1-2 minggu.
6.    Jika sudah dirasa kering, keluarkan daun dari bungkusan kertas koran.
7.    Letakkan daun diatas kertas folio. Rekatkan menggunakan isolatip transparan. Jangan lupa memberi nama pada masing-masing daun.
1.      Lakukan pengamatan lanjutan, seperti pengukuran terhadap lebar dan panjang daun serta pengamatan terhadap perubahan warna dan
2.    keadaan daun.
3.    Catat hasil pengamatan dikolom yang sudah disediakan.
F . Rencana Analisis Data
Ciri morfologi daun yang diamati
Daun Ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A.   1. Warna
Hijau lumut
Hijau lumut
Hijau lumut
Hijau lumut
Coklat
Hijau
Hijau lumut
Kuning kecoklatan
Hijau lumut
Hijau lumut
      2.Bentuk
Lonjong
Oval
Lonjong
Bergerigi
Lonjong
 Oval
Oval
Bergerigi
Menjari
Hati
      3. Panjang (cm) 
12,5cm
6,7cm
13cm
6,7cm
15,5cm
2,9cm
11,4cm
8,8cm
16cm
11cm
      4. Lebar bagian tengah
4,5cm
5,6cm
3,9cm
3,5cm
3,5cm
1,8cm
5,7cm
4,5cm
23cm
9,2cm
      5. Sistem pertulangan
Sejajar
Sejajar
Menjalar
Sejajar
Sejajar
Menjalar
Sejajar
Menjalar
Sejajar
Menjalar
      6. Sifat permukaan
Halus
Halus
Halus
Halus
Halus
Halus
Halus
Halus
Halus
Halus







G . Jadwal Penelitian
Minggu I
1)    Pengumpulan data (informasi, sampel, instrumen).
2)    Melakukan eksperimen.
3)    Membuat kerangka makalah.
Minggu II
1)    Eksperimen selesai.
2)    Pengamatan terhadap hasil eksperimen.
3)    Melakukan penelitian lebih lanjut.
4)    Menyusun makalah
Minggu III
1)    Pengamatan dan penelitian terhadap eksperimen selesai.
2)    Menyelesaikan makalah tersisa.
Minggu IV
Penyerahan tugas penelitian kepada guru pengajar atau pembimbing
       



A.  Interpretasi Data







B.  Pembahasan
C.     Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Steenis (2003) yang menyatakan bahwa Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut.
Kegunaan herbarium secara umum antara lain: 1. Sebagai pusat referensi 2. Sebagai lembaga dokumentasi 3. Sebagai pusat penyimpanan data, hal ini sesuai dengan literatur Onrizal (2005) yang menyatakan bahwa Kegunaan herbarium secara umum antara lain: 1. Sebagai pusat referensi : Merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam. 2. Sebagai lembaga dokumentasi : Merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain lain.3. Sebagai pusat penyimpanan data : Ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya.
D.  Kelebihan dari Herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun, namun herbarium kering juga memiliki kelemahan yaitu spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual,  tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar,tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh