Sunday, 18 December 2016

Pengertian Perencanaan Kurikulum,Pengertian Pengorganisasian Kurikulum,Maksud Penyusunan Staf Dalam Kurikulum


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang 
Tentu saja telah kita ketahui bersama dan pahami bahwa kurikulum merupakan suatu yang sangat di perlukan dalam dunia sekolah. Tanpa adanya sebuah kurikulum, di pastikan proses pendidikan tidak akan terarah dan dapat mencapai tujuan yang di harapkan
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian perencanaan kurikulum?
2.      Apa pengertian pengorganisasian kurikulum?
3.      Apa maksud penyusunan staf dalam kurikulum?
4.      Apa maksud kontrol kurikulum?
C.    Tujuan masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian perencanaan kurikulum
2.      Untuk mengetahui pengertian pengorganisasian kurikulum
3.      Untuk mengetahui maksud penyusunan staf kurikulum
4.      Untuk mengetahui maksud kontrol kurikulum




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perencanaan Pengembangan Kurikulum
Salah satu pengembangan pendidikan adalah merencanakan pengembangan kurikulum pendidikan dengan sebaik mungkin karena pendidikan senantiasa berhubungan dengan kurikulum, tujuan, program yang di rencanakan sarana dan prasarana, guru, siswa, dan evaluasi kelembagaan pendidikan.[1]
1.      Makna Perencanaan Pendidikan
Tanpa perencanaan yang matang, pendidikan tidak akan berjalan dengan baik, karena tanpa manajemen dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pendidikan, pada akhirnya secara kelembagaan akan mengalami kegagalan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai perencanaan pengembangan pendidikan sangat penting untuk para pengelola pendidikan, sebagai salah satu dasar kependidikan.
Perencanaan merupakan rangkaian tindakan untuk ke depan. Perencanaan bertujuan untuk mencapai seperangkat operasi yang konsisten dan terkoordinasi guna memperoleh hasil-hasil yang di inginkan. Arti perencanaan dapat di kemukakan sebagai berikut:
a.       Dalam oxford Advanced learner’s Dictionarybof Current English, perencanaan adalah  planing yang artinya 1). Plan  adalah gambaran tentang bangunan yang memiliki ukuran, posisi, dan bagian-bagian lainnya. 2). Plan juga berarti diagram bagian-bagian mesin. 3). Plan juga berarti diagram yang memperlihatkan luasnya kebun, taman, kota, dan area tanah. 4). Plan artinya penyusunan sesuatu yang harus di kerjakan dan di gunakan.
b.      Dalam The Free Encylopedia, planing in organizations and public policy is both the organizational process of ceating and maintaining a plan and the psychological process of thinking about the activities required to create a desired goal on some scale (perencanaan dalam organisasi dan kebijakan publik adalah proses menciptakan dan memelihara rencana, serta proses psikologis berfikir tentang kegiatan yang di butuhkan untuk membuat tujuan yang di kehendaki pada skala tertentu).
c.       Planing berasal dari kata plan artinya rencana, rancangan, maksud, dan niat. Planing berarti perencanaan. Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha merumuskan program yang di dalamnya memuat segala sesuatu yang akan di laksanakan, penentuaan, tujuan, kebijakan, arah yang akan di tempuh, prosedur dan metode yang akan di ikuti dalam usaha  pencapaian tujuan.
d.      Planing adalah pemilihan fakta dan usaha menghubungkan antara fakta yang satu dan fakta yang lain, kemudian membuat perkiraan dan peramalan keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan datnag yang mungkin di perlukan untuk mencapai hasil yang di kehendaki.
e.       Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif, kebijaksanaan, prosedur , dan program.
f.       Perencanaan mengandung tiga hal yang mendasar, yaitu 1). Tujuan. 2). Perhitungan atau pertimbangan kebijakan. 3). Pelaksanaan rencana
g.      Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif, kebijaksanaan, prosedur , dan program.[2]
Secara mendasar perencanaan adalah suatu proses intelektual yang melibatkan pembuatan keputusan. Perencanaan adalah suatu proposisi jangka panjang dan mengandung implikasi pencapaian yang jauh dalam rangka operasi bidang pengembangan sumber daya manusia dalam cara analitik.
Kurikulum adalah semua pengalaman yang telah direncanakan untuk mempersiapkan siswa mencapai tujuan pendidikan. Perencanaan kurikulum mencakup pengumpulan, pembentukan, sintesis, menyeleksi informasi yang relevan dari berbagai sumber
Jadi Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan damenilai sampai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa. Di dalam perencanaan kurikulum minimal ada lima hal yang memengaruhi perencanaan dan pembuatan keputusan, yaitu filosopis, konten/materi, manajemen pembelajaran, pelatihan guru, dan sistem pembelajaran.[3]
Dalam perencanaan pengembangan kurikulum terdapat unsur-unsur yang terdapat atas kenyataan, kegiatan, kemampuan melaksanakan rencana, dinamika pelaksanaan, waktu dan biaya yang di butuhkan. Pada kenyataannya, memperhitungkan.
1.      Jenis-jenis Perencanaan
Perencanaan bukan hanya dapat di lihat dari bobot dan waktunya, perencanaan pendidikan dapat pula di lihat dari hal-hal berikut:
a.       Jenis Planing menurut penggunaannya
1)      Single use planning, yaitu perencanaan untuk satu kali pakai.
2)      Repats planing, yaitu perencanaan yang di pergunakan untuk keperluan yang berulang-ulang.
b.      Jenis Planing menurut Prosesnya
1)      Policy planning (kebijakan), yaitu planing yang berisi kebijakan tanpa di lengkapi teknis pelaksanaan secara sistematis.
2)      Program planning adalah perencanaan yang merupakan penjelasan dan perincian dari policy planning.

B.     Pengorganisasian Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah stuktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program  pembelajaran yang di sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan. Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan di sampaikan.
Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajarann, sebab menentukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di sajikan kepada terdidik
Struktur program dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu struktur horizontal dan struktur vertikal. Struktur horizontal berhubungan dengan masalah pengorganisasian atau penyusunan bahan pelajaran ke dalam pola tertentu, sedangkan struktur vertikal berhubungan dengan masalah sistem-sistem pelaksanaan kurikulum sekolah, termasuk di dalamnya sistem pengalokasian waktu.[4]

Suatu organisasi sangat di perlukan untuk melaksanakan proses managemen:
1.      Organisasi perencanaan kurikulum, yang di laksanakan oleh suatu lembaga pengembangan kurikulum, atau suatu tim pengembangan kurikulum.[5]
2.      Organisasi dalam rangka pelaksanaan kurikulum, baik pada tingkat daerah maupun pada tingkat sekolah atau lembaga pendidikan yang melaksanakan kurikulumm
3.      Organisasi dalam evaluasi kurikulum, yang melibatkan berbagai pihak dalam proses evaluasi kurikulum.
Secara akademik, organisasi kurikulum di kembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi sebagai berikut:
1.    Kurikulum mata pelajaran, yang terdiri dari sejumlah mata ajaran secara terpisah.
2.    Kurikulum bidang studi, yang memfungsikan beberapa mata ajaran sejenis.
3.    Core curriculum, yakni kurikulum yang di susun berdasarkan masalah dan kebutuhan siswa.[6]
Hamalik berpendapat dalam bukunya Muhammad Zaini, pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi:
1.      Prosedur pembelajaran
Pemilihan isi kurikulum di dasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku pelajaran yang telah di pilih oleh sebuah panitia tertentu
2.      Prosedur survey pendapat
Pemilihan dan pengorganisasian isi kurikulum di lakukan dengan jalan mengadakan survey atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
3.      Prosedur studi kesalahan
Prosedur ini di laksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman kurikuler.
4.      Prosedur memperbaiki kurikulum lainnya
Prosedur ini dapat disamakan dengan metode tambal sulam dengan mempelajari metode sekolah lain, guru atau sekolah dapat menetapkan atau menentukan isi kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan tujuan.
5.      Analisis kegiatan orang dewasa
Prosedur ini terlebih dahulu di adakan studi terhadap kegiatan kegiatan dalam kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang di pelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang di analisis adalah yang berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan.
6.      Prosedur fungsi sosial
Prosedur ini tertalian dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat melakukan banyak fungsi sosial dalam kehidupannya yang bermacam ragam dan bentuknya, dan berada dalam daerah kehidupan tertentu, fungsi yang di tertentu, di klasifikasikan menjadikan sejumlah area of living.
7.      Prosedur minat kebutuhan.
Menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent problem, tetapi scope dan sequencenya di dasarkan atas siswa dan berkenaan denhan fungsi-fungsi personal dan sosial.

C.    Penyusunan Staf
Penyusunan (Staffing) staf  adalah fungsi yang menyediakan orang-orang untuk melaksanakan suatu sistem yang di rencanakan dan di organisasikan. Staffing di laksanakan setelah semua tugas di tetapkan terlebih dahulu. Staffing terdiri dari:
1.      Rekrutmen adalah suatu proses ketenangan yang berkualifikasi tertentu untuk menempati posisi kriteria yang tersedia.
2.      Seleksi adalah mengidentifikasi strategi rekrutmen, maka selanjutnya mengidentifikasi kriteria seleksi bagi calon ketenangan. Kriteria seleksi di perlukan untuk kepentingan periklanan dan persyaratan yang perlu di ketahui oleh pelamar, sehingga tidak terjadi pelamar yang sama sekali tidak berkualifikasi, atau kurang berkualifikasi atau kualifikasinya sangat tinggi.
3.      Setelah mengidentifikasi kandidat-kandidat terbaik, kemudian perlu di pilih kandidat yang paling baik dari daftar tersebut, menentukan calon yang yang paling memenuhi kualifikasi yang telah di tetapkan.
4.      Penempatan  proses ini merupakan lingkungan pekerjan yang senyatanya, disini tenaga kerja di berikan kesempatan untuk mengembangkan bakatnya secara maksimal.
5.      Manajemen staf adalah kegiatan mnumbuhkan dan mngembangkan unsur ketenangan pada suatu lembaga.[7]

D.    Kontrol Kurikulum
Pengontrolan adalah proses pengecekan performance terhadap standart untuk menentukan sejauh mana tujuan telah tercapai.
Kontrol kurikulum dapat di pandang  sebagai proses pembuatan keputusan-keputusan tentang kurikulum di dalam sekolah atau proses pengajaran yang di batasi oleh minat-minat pihak luar, seperti orang tua, karyawan, masyarakat lokal atau masyarakat luar.
Pelakasanaan kontrol kurikulum dapat di tafsirkan sebagai berikut: hakikat siswa dan kelas meminta agar guru mempertimbngkan discreationary space dalam memilih pokok-pokok penting dalam kurikulum. Pernyataan offical kurikulum dan implementasi perubahan yang di lakukan oleh guru biasanya tampak pada ruang lingkup (materi), dapat bersikap radikal atau bersifat menyeluruh.     






BAB III
PENUTUP

A.    Keseimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwasanya prosedur pengembangan kurikulum tidak sesederhana yang selama ini di bayangkan dan di lakukan oleh pengembang kurikulum amatir. Pengembangan kurikulum ternyata mempunyai banyak rambu-rambu yang harus di patuhi secara seksama. Dalam prosedur pengembangan kurikulum dapat di identifikasi tiga tahap, yakni tahap perencanaan, melaksanaan dan menilai. Pelaksanaan kurikulum tidak akan terjalan tanpa adanya kontrol, untuk mengontrol harus di lakukan secara seksama.
B.     Saran
Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat serta agar dapat lebih di mengerti oleh para pembaca, dan apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun isi makalah ini mohon maaf, dan berbaikan anda untuk pembenahan makalah selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA

Ghofir, Abdul. Pengenalan Kurikulum Madrasah. Solo: CV. Ramadhani, 1993.
Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Hamid, Hamdani. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: CV.  Pustaka Setia, 2012.
Nurgiyantoro, Burhan. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta: BPFE, 1998.
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). hlm. 21.




[1] Hamdani Hamid, Pengembangan kurikulum Pendidikan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012),  hlm. 50.
[2] Ibid, hlm. 50-52.
[3] Dr. Rusman, M.Pd., Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). hlm. 21.

[4] Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (Yogykarta: BPFE,1998), hlm. 111.
[5] Abdul Ghofir, Pengenalan Kurikulum Madrasah (Solo: CV. Ramadhani, 1993). Hlm 49.
[6] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 136-137.
[7] Ibid. Hlm 138