MAKALAH
PERKEMBANGAN
POLA PIKIR MANUSIA
DOSEN PENGAMPUH
: ITAANIS TIANAH
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................
DAFTAR
ISI................................................................................
BAB
: I PENDAHULUAN ............................................................
A. LATAR BELAKANG
...........................................................
B. RUMUSAN MASALAH
.....................................................
C. TUJUAN PENULISAN
.......................................................
D. MANFAAT PENULISAN
....................................................
BAB
: II PEMBAHASAN
A. POLA PIKIR MANUSIA
....................................................
B. GLAKSI SENTRIS
..............................................................
C. TERBENTUKNYA GLAKSI
.................................................
D. GLAKSI
...........................................................................
E. GLAKSI SPIRAL
...............................................................
F. GLAKSI BERBENTUK ELIPS
.............................................
G. CIRI-CIRI GLAKSI
............................................................
H. BIMA SAKTI ..................................................................
I. ASENTRIS
......................................................................
BAB
: III PENUTUP
A. KESIMPULAN
...............................................................
B. SARAN .........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
........................................................
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR
ISI................................................................................................................................
BAB:
1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................
D. MANFAAT PENULISAN .................................................................................................
E. METODE......................................................................................................................
BAB
: II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN POLA PIKIR MANUSIA............................................................................
A. ANTROPOSENTRIS...................................................................................................
B. GEOSENTRIS............................................................................................................
C. HELIOSENTRIS .........................................................................................................
2. DESKRIPSI POLA PIKIR MANUSIA...................................................................................
A. ANTORPOSENTRIS ...................................................................................................
B. GEOSENTRIS ............................................................................................................
C. HELIOSENTRIS...........................................................................................................
BAB
: III PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................................................
B. SARAN ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
PENGERTIAN POLA PIKIR MANUSIA
Sudah merupakan hukum alam (natural
law) bahwa pemikiran manusia berdaur dari taraf yang sederhana menuju dan
akhirnya sampai, setelah melalui proses yang panjang pemikiran yang bersifat
komplek dan canggih (shophisticated). Sehubungan dengan itu, relevan dikutip
dari adalah penegesan Auguste comte[1]+[2]
yang menegaskan evolusi perkembangan kehidupan manusia (termasuk evolusi dalam
pemikirannya) melalu tiga tahapan yaitu tahapan fictions, tahapan
metafisika atau abstrak dan tahapan positif atau ilmiyah[3].
Manusia sebagai mahluk yang berpikir
dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal,
memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami
dan memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula
terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada, kemudian semakin
bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Kemudian
pengetahuan yang didapatnya, terus dikembangkan sehingga manusia sampai saat
ini terus berkembang dan akhirnya manusia dapat menciptakan beberapa benda
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Maka dari itu di sini kami akan menjelaskan proses berkembangnya pola pikir
manusia.
A. ANTROPOSENTRIS
Antroposentris[4]
adalah suatu pemikiran yang memandang bahwa dirinya (manusia itu sendiri)
sebagai pusat segala sesuatu. Hal ini terjadi karena pola pikirnya masih
berfocus pada egositas, menusia sebagai makluk berfikir memiliki hasrat ingin
tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekelilingnya, rasa ingin tahu
mendorong manusia untuk melakukan berbagai kagiatan yang bertujuan untuk
mencari jawaban / berbagai persoalan yang muncul dibenak pikirannya.
Rasa ingin tahu semacam itu
tidak dimiliki oleh makluk lain. Misal hewan , rasa ingin tahu hewan terbatas
pada rasa ingin tahu yang tetap. Berbada dengan manusia, pengetahuan hewan
mengenai makanan / tempat tinggal sepanjang zaman tetap (bersifat fisologis
karena hanya mempertahankan hidupnya dan berkembang biak)
Kegiatan manusia dalam mencari jawaban atau pemetahan masalah :
- Penyelidikan
langsung
- Penggalian
hasil hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh oleh orang lain
- Kerja
sama dengan peneliti-peneliti yang lain yang juga sedang memetahkan
persoalan yang sama atau sejenis
Rasa ingin tahu yang terus menerus berkembang dan seakan
akan tanpa batas. Hal inilah yang menyebkan perkembangan pada manusia .
1.Mitos, penalaran dan cara memperoleh pengetahuan
Mitos timbul
dan dapat diterima orang orang pada saat itu karena keterbatasan penginderaan
dan penalaran
serta hasrat ingin tahu yang perlu segera dipenuhi, keterbatasan indera manusia yaitu :
·
Alat penglihatan
Mata tak dapat membedakan 10
gambar dalam satu datik jika diukur partikel terlalu kecil, mata tak dapat
melihat dengan jelas bila ada benda bergerak dengan cepat. Demikian juga jika
benda terlalu jauh, maka mata tak mampu melihatnya.
·
Alat pendegaran
Pendengaran manusia ternatas
pada getaran dengan frekuensi 30 sampai 30.000 perdetik . diatas bawah
frekuensi itu manusia tidak dapat mendengar.
·
Alat pencium dan pengucap
Manusia hanya bias membedakan
4 jenis rasa, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Hidung dapat mencium bau
diudara bila terkonsentrasi lebih dari seperpuluh juta bagian. Melalui bau
manusia mampu membedakan benda satu dengan benda yang lainnya.
Alat perasa yang terdapat pada
manusia disebut kulit yang mampu membedakan panas dan dingin.
Puncak
pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM). Pendapat
orang Babylonia tentang alam semesta adalah seperti ruang setengah bola,
lantainya adalah bumi yang datar, langit dengan bintang-bintangnya sebagai
atap. Ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan atau horoskop juga
terkenal pada zaman ini. Masyarakat waktu itu, bahkan masa kini dapat diterima
Horoskop itu didasarkan dari pengetahuan yang mereka peroleh, dari kenyataan
pengamatan dan pengalaman, yang tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah
hidup yang mereka hadapi.
Terdapat
berbagai cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak
berdasarkan penalaran, diantaranya adalah :
1.
.Pengambilan kesimpulan kerdasarkan perasaan,
merasa merupakan cara menarik kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran.
2.
.Intuisi, intuisi merupakan
kegiatan berpikir yang tidak didasarkan pada pola pikir tentu/tidak analisis.
Intuisi dapat juga timbul pada saat seseorang tidak pada waktu ia sedang
memikirkan masalah tersebut. Timbulnya intuisi mungkin terjadi pada seorang
yang menunda pemecahan suatu masalah karena mengalami jalan buntu. Pada orang
itu secara tiba tiba muncul jawaban yang lengkap dari masalah yang tidak sedang
dicarinya.
3.
Wahyu[6]. Dalam
alquran firman allah (Wahyu) menyatakan bahawa “Iqro’ bismirobikal ladzi
kholaq, kholaqal insaana min ‘alaq, iqro’ wa robbukal akrom, allazdi ‘allama
bil qolam, ‘allamal insaana malam ya’lam”= Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang Menciptakan,-Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal
darah.-Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,-Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam[*],-Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dapat diambil kesimpulan pengetahuan yang di sampaikan oleh Allah SWT
kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi yang diutusNya. Dengan
wahyu, manusia memperoleh pengetahuan dengan keyakinan (kepercayaan) bahwa yang
diwahyukan itu benar.
4.
Trian and error. Trian and
error adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau
spekulasi. Proses untuk memperoleh pengetahuan cara ini memakan waktu yang
lama, hingga cara ini merupakan cara yang tidak efesien bila digunakan untuk
mencari kebenaran.
2. Tokoh
pelopor perkambangan pola pikir modern
Kemudian,
berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju[7]
Shophisticated canggih, maju,modern dan perlengkapan pengamatan yang
semakin sempurna misal toropong bintang maaka mitos dengan berbagai legenda
makin ditinggalkan dan cenderung menggunakan akal budi atau rasionya. Berikut
ini berupa orang orang yunani yang telah memberikan sumbangan perubahan
berpikir (pelopor) pada masa itu ialah :
1.Anaximander (610- 546 SM), pemikir
kontemporer yang sezaman dengan Theles. Pendapatnya bahwa langit dan segala
isinya beredar mengelilingi bumi, dan bentuk lagit/alam semesta seperti bola
bumi dan bumi sebagai pusatnya.
2.Anaximenes[8]
(560-520 SM), pendapatnya bahwa unsur-unsur dasar pembentukan semua benda
adalah air, namun air merupakan salah satu bentuk saja, air jika meregang
menjadi api dan jika memadat akan menjadi tanah. Ini merupakan pertama tentang
transumutasi unsur-unsur.
3.Phytagoras (500 SM), pendapatnya
adalah unsur dasar membentuk benda itu ada empat, bukan satu. Yang dapat
berubah dalam tiga bentuk unsur lainnya empat unsur itu adalah tanah, api,
udara, dan air. Phytagoras juga terkenal dibidang matematika yang tekanal
dengan dalil phytagoras dan sehubungan dengan alam semesta, pendapatnya
adalah bumi adalah bulat da berputar, karena berputar tampak seolah-olah alam berputar
mengelilingi bumi.
4.Demokritos (460-370 SM), melanjutkan
permasalahan tentang unsur dasar benda, bila suatu unsur dipecah atau dibagi
secara terus-menerus, pada suatu saat akan sampailah pada bagian terkecil dari
benda itu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi yang disebut atomos atau
atom. Kata atom inilah yang kita pakai sampai sekarang, tentunya dengan konsep
yang berbeda.
.
5.Empedokles (480-430 SM), lebih menyempurnakan ajaran phytagoras, ia
memperkenalkan tentang tenaga
pemisah atau tolak-menolak dan daya
tarik-menarik.
6.Plato (627-435 SM), memiliki titik tolak berpikir yang berbeda dengan para
ahli sebelumnya, seperti demokritos dan empedokles sebagai seorang sastrawan,
menurut plato , keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanyalah suatu
duplikat dari semua yang kekal dan immaterial.
7Aristotheles (348-322 SM). Seorang pemikir terbesar di zamannyayang berhasil
membukukan intisari ajaran orang-orang sebelumnya berupa ensiklopedia
pengetahuan masa itu. Tentang unsur unsur alam ini, ia menyebutkan adanya zat
tunggal yang disebut hule: zat tunggal itu tergantung kepada kondisi
(seperti ; dingin, lembah, panas, dan kering), yang dapat menyebabkan
transmutasi unsur benda, contoh : bila hule dalam kondisi lembah dan panas, ia
berbentuk udara. Bila dalam keadaan kering dan dingin berbentuk tanah. Ia juga
orang pertama yang menyusun klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
8.Avicenna (ibnu-shina, abad 11), seorang ahli ilmu pengetahuan , terutama dalam
bidang kedokteran, filosof. Kecuali avicenna, perlu dikemukakan ahli lainnya
dari dunia Islam, yaitu: Al-Biruni, seorang ahli pengetahuan yang ahli
dan kontemporer (abad 11). Al-Khawarizzmi, Al-Farghani, Al-Batani (abad 9),
Abul Weva (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali (abad 11) Al-Kindi, Al-farabi
(Filosof abad 10), Al-Ghazali (Filosof abad 11), dan Averoes (Ibn Rushd). Pada
abad 9-11, semua ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani diterjemahkan dan
dikembangkan dalam bahasa arab. Setelah itu, secara bertahap diterjeahkan dan
di kembangkan dalam bahasa latin dan sedikit dalam bahasa ibrani. Pada waktu
itulah ilmu pengetahuan dan kebudayaan arab merupakan kebudayaan
internasional yang terbesar jatuh kebarat.
B. GEOSENTRIS
Merupakan pemahaman bahwa bumi merupakan pusat segala
sesuatu. Hampir semua tokoh-tokoh pemikir yunani adalah aliran pemikir ini.
Ahli lainnya yang perlu dicatat adalah Galileo (1564-1642), orang asal atalia
ini dengan menggunakan teleskopnya yang mutakhir ia mengumumkan penemuannya
yang bertentangan dengan pandangan penguasa, ia membenarkan ajaran agama yang
Homosentris/Geosentris. Ia mengemukakan bahwa ada empat bulan mengelilingi
yupiter, adanya gunung-gunung di bulan dan suatu bintik bintik hitam dan
matahari yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi matahari.
Dapat disimpulkan disini, dari pemikiran yunani Thales
sampai Plotomeous mempunyai persamaan pendapat bahwa bumi adalah pusat jagad
raya, pandangan inilah yang di sebut sebagai Geosentris.
Copercius, Keppler, dan Galileo merupakan pelopor ilmu
pengetahuan modern dengan metode induksinya (Eksperimen[9])
tertolaknya ajaran Aristoteles tentang Geosentrisme sebagai berkat alat
teropong.
C. HELIOSENTRIS
Holiosntris merupakan perkembangan pola pikir manusia
yang menempatkan matahari sebagai pusatnya. Berkat semakin sempurnanya alat
pengamat bintang berupa teleskop dan semakin meningkatnya kemampuan berpikir
manusia. Pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar atas semua ajaran
ariestoteles maupun plotomeus sebagai tonggak sejarah dapat dicatat disini
adalah nicolous copernicus (1473-1543) ia bukan saja asrtonom, tetapi
juga ahli pengobatan dan ahli matematika, tulisannya yang terkanal dengan
merombak pandangan astronomi zaman yunani berjudul peredaran alam semesta.
Buku ini ditulis pada tahun 1507 namun tidak segera diumumkan karena prinsip
Heliosentrisme (pusat matahari) bertentangan dengan penguasa pada saat ini,
pokok ajaranya ialah :
1. Matahari adalah pusat diantara
sistem solar, sedangkan bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet
yang lain yang mengelilingi beredar pada matahari.
2.
Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
3.
Bumi berputar pada porosnya dari barat ketimur yang mengakibatkan adanya siang
dan malam[10]
begitu pula dalam firman allah dalam alqur’an yang sangat benar faktanya “Inna
fi kholqis samaawati wal ardi wahktilafil laili wannaharha la,a yaatil liulil
albab“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Dan pandangan gerakan bintang. pengikut copernicus
adalah brono (1548-1600) ia menyimpulkan lebih jauh lagi yaitu :
1. Jagat raya ini tidak ada lagi.
2. Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat
raya. Karena keberaniannya mengungkap pendapat yang bertentangan dengan
penguasa waktu itu, ia anggap kemasukan syetan lalu dibakar sampai mati pada
tahun 1600.
Johannes
Kepler (1571-1630) juga seorang ahli astronomi, ia berpendapat:
1. Planet-planet beredar
mengelilingi matahari pada suatu garis edar yang berbentuk ellips dengan suatu
fokus.
2. Bila ditarik garis imajinasi dari
planet ke matahari dan ia bergerak menurut garis edarnya, luas bidang yang
ditempuh pada jangka waktu yang sama adalah sama.
3. Pangkat
dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari secara
penuh sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap
matahari
DESKRIPSI POLA PIKIR MANUSIA
Manusia sebagai makhluk yang
berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk
mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam. Manusia sebagai makhluk
mempunyai ciri-ciri :
1. Memiliki organ tubuh yang komplek dan sangat khusus terutama otaknya.
2. Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar.
4. Memiliki potensi berkembang biak.
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinteraksi dengan lingkungannya.
7. Meninggal atau mati.
Manusia sebagai makhluk
berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi
disekitarnya, termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu
inilah manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam
besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan
masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan
memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan
pengetahuan[11].
Pengetahuan yang diperoleh ini
akhirnya tidak hanya terdapat pada objek yang diamati dengan panca indera saja,
tetapi juga masalah-masalah lain, misalnya yang berhubungan dengan baik atau
buruk, indah atau tidak indah. Kalau suatu masalah dapat dipecahkan, timbul
masalah lain menunggu pemecahannya. Manusia bertanya terus setelah tahu
apa-nya, mereka ingin tahu bagaimana dan mengapa. Manusia mampu menggunakan
pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang
baru, menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Rasa ingin tahu yang terdapat
manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari
mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan semua peristiwa yang terjadi
di sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca inderanya
merupakan objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum
memperoleh hal-hal yang diamatinya.
Mereka berusaha mencari
jawabannya dan untuk itu mereka harus berfikir, rasa ingin tahunya terus
berlanjut, bukan hanya apa-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi
jawaban dari bagaimana dan kemudian berlanjut mengapa tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan benda-benda dan semua peristiwa yang diamatinya.
Berlangsungnya perkembangan
pengetahuan tersebut lebih dipermudah atau diperlancar dengan adanya kemampuan
ini, maka dapat dilakukan tukar menukar informasi mengenai pengalaman dan
pengetahuan yang mereka miliki masing-masing. Perkembangan pengetahuan pada
manusia juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia
yang selalu tidak puas dan sifat yang lebih baik. Mereka selalu berusaha
mengerti atau memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian,
Akumulasi pengetahuan akan berlangsung lebih cepat.
a. Antroposentris
antroposentris merupakan perkembangan dini pola pikir
manusia yang timbul pada tahapan fiction dan tahapan metafisik,
secara mutlak manusia telah dibekali oleh
penciptaannya suatu kondisi yakni rasa ingin tahu (curiosity) terhadap fenomena
disekitarnya sekaligus tentang dirinya sendiri. pemahaman tentang dirinya
sendiri tersebut telah membangkitkan kesadaran bahwa dirinya merupan pusat
segala sesuatu, sehingga terwujudlah apa yang disebut dengan antroposentris,
yaitu suatu pemikiran yang memandang bahwa dirinya merupakan pusat segala
sesuatu[12].
b. Geosentris
geosentris tidak jauh beda dengan antroposentris yaitu
merupakan pola pikir yang timbul dari tahapan fiction dan tahapan metafisika,
dimana kesadaran bahwa tanah tempat dirinya mengangtungkan hidup itulah yang
merupakan pusat segala sesuatu sehingga terlahirlah pemahaman yang bersifat geosentris.
Dengan sebab demikian, untuk selanjutnya manusia beriktiyar
bagaimana ia dapat hidup dengan tenang, dan untuk itu, direka suatu pola dan
sarana yang dianggap mampu menyerasikan hubungan dirinya dengan dunia
sekitarnya. Karena pemikirannya masih sangat sederhana, maka dalam memaknai
realitas dunia sekitarnya, manusia mendasarkan pada apa yang disebut dengan
metos. Metos timbul sebgai sarana pemenuhan rasa keingin tahuan manusia
terhadap dirinya dan dunia sekitarnya. Atas dasar pereka-rekaan , karena
keterbatasan pengetahuan perekaan itu, sampai batas tertentu, lebih didasarkan
pada unsur magi.
c.
Heliosentris
gagasan
tentang haliosentris timbul pada tahapan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan positif. Dalam buku de revolutionibus orbium caelestium yang
ditulis oleh nicolous copernicus (1473- 1453) mempromosikan tentang
heliosentrisme dengan pokok titik ajaran.
- Matahari
sebagai pusat sistem solar sedangkan bumi hanyalah satu planet yang
mengelilingi matahati.
- Bulan
beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahati.
- Bumi
berputar pada porosnya yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan
pandangan gerakan bintang-bintang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pola pikir
manusia adalah hal yang fitrah dalam diri manusia sendiri, dimana pola pikir
ini mengalami beberapa tahapan revolusi dan perkembangan yang sejalan dengan
perkembangan zaman
Mitologi mungkin akan terus eksis di dalam peradaban ini ketika manusia
belum menemukan suatu jawaban atas sebuah misteri. Mitologi bisa tertanam ke
dalam kepribadian yang paling prinsip sekalipun, bahkan dijadikan sebuah
ideologi. Friksi antara mitologi dan logika akan muncul ketika telah tuntasnya
logika suatu misteri, namun pola pikir masih berdiri pada alas paradigma
mitologi.
Pemahaman kita menjadi lebih
lengkap mengenai kesalingterkaitan antara ide-ide itu. Mitos menggunakan
imajinasi untuk mengungkap keyakinan. Sastra memakai gelora jiwa untuk
mengungkap keindahan. Mitos ini timbul disebabkan antara lain keterbatasan alat
indra manusia, seperti :
1. Alat
penglihatan.
2. Alat pendengaran.
3. Alat pencium dan pengecap.
4. Alat perasa.
Cara untuk memperoleh
kesimpulan atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, di antaranya
ialah : Pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan, Intuisi, Wahyu, Trial and
error.
Dalam sejarah perkembangan jiwa manusia baik sebagai individu maupun
sebagai keseluruhan, berlangsung dalam 3 tahap :
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap
positif atau ilmiah ril
3. Tahap
filsafat atau metafisik
B. SARAN
Demikian dengan isi materi
kuliah IAD, IBD, ISD yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan
mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang mamotivasi yang tentunya kami akan
lebih meningkatkan gagasan-gagasan kami.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Edi susanto,
M.phil –buku ajaran ilmu alamiah dasar, pamekasan
stain press, 2006.
2. Drs.
Mawardi, ir. Nur hidayati IAD,IBD,ISD (bandung, Cv pustaka setia, 2009).
3. Maskoeri
yasin, ilmu alamiah dasar (jakarta : raja grapindo persada, 1996).
4. Drs.
Abdullah aly, ir. Eny rahma – ilmu alamiah dasar (jakarta : bumi aksara, 1991).
5. Drs. Mawardi
dan Ir. Nur Hidayati, IAD, ISD, IBD.(Bandung :
Pustaka Setia. 2007) hlm. 11
6. Pius A
Partanto & M. Dahlan Al Barry : (kamus ilmiah
populer) ARKALO SURABAYA.
MAKALAH
PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA
DOSEN PENGAMPUH : ITAANIS TIANAH
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................
DAFTAR ISI................................................................................
BAB : I PENDAHULUAN ............................................................
A. LATAR BELAKANG ...........................................................
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................
D. MANFAAT PENULISAN ....................................................
BAB : II PEMBAHASAN
A. POLA PIKIR MANUSIA ....................................................
B. GLAKSI SENTRIS ..............................................................
C. TERBENTUKNYA GLAKSI .................................................
D. GLAKSI ...........................................................................
E. GLAKSI SPIRAL ...............................................................
F. GLAKSI BERBENTUK ELIPS .............................................
G. CIRI-CIRI GLAKSI ............................................................
H. BIMA SAKTI ..................................................................
I. ASENTRIS ......................................................................
BAB : III PENUTUP
A. KESIMPULAN ...............................................................
B. SARAN .........................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB: 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................
D. MANFAAT PENULISAN .................................................................................................
E. METODE......................................................................................................................
BAB : II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN POLA PIKIR MANUSIA............................................................................
A. ANTROPOSENTRIS...................................................................................................
B. GEOSENTRIS............................................................................................................
C. HELIOSENTRIS .........................................................................................................
2. DESKRIPSI POLA PIKIR MANUSIA...................................................................................
A. ANTORPOSENTRIS ...................................................................................................
B. GEOSENTRIS ............................................................................................................
C. HELIOSENTRIS...........................................................................................................
BAB : III PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................................................
B. SARAN ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
PENGERTIAN POLA PIKIR MANUSIA
Sudah merupakan hukum alam (natural law) bahwa pemikiran manusia berdaur dari taraf yang sederhana menuju dan akhirnya sampai, setelah melalui proses yang panjang pemikiran yang bersifat komplek dan canggih (shophisticated). Sehubungan dengan itu, relevan dikutip dari adalah penegesan Auguste comte[1]+[2] yang menegaskan evolusi perkembangan kehidupan manusia (termasuk evolusi dalam pemikirannya) melalu tiga tahapan yaitu tahapan fictions, tahapan metafisika atau abstrak dan tahapan positif atau ilmiyah[3].
Manusia sebagai mahluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada, kemudian semakin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Kemudian pengetahuan yang didapatnya, terus dikembangkan sehingga manusia sampai saat ini terus berkembang dan akhirnya manusia dapat menciptakan beberapa benda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Maka dari itu di sini kami akan menjelaskan proses berkembangnya pola pikir manusia.
A. ANTROPOSENTRIS
Antroposentris[4] adalah suatu pemikiran yang memandang bahwa dirinya (manusia itu sendiri) sebagai pusat segala sesuatu. Hal ini terjadi karena pola pikirnya masih berfocus pada egositas, menusia sebagai makluk berfikir memiliki hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekelilingnya, rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kagiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban / berbagai persoalan yang muncul dibenak pikirannya.
Rasa ingin tahu semacam itu tidak dimiliki oleh makluk lain. Misal hewan , rasa ingin tahu hewan terbatas pada rasa ingin tahu yang tetap. Berbada dengan manusia, pengetahuan hewan mengenai makanan / tempat tinggal sepanjang zaman tetap (bersifat fisologis karena hanya mempertahankan hidupnya dan berkembang biak)
Kegiatan manusia dalam mencari jawaban atau pemetahan masalah :
- Penyelidikan langsung
- Penggalian hasil hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh oleh orang lain
- Kerja sama dengan peneliti-peneliti yang lain yang juga sedang memetahkan persoalan yang sama atau sejenis
Rasa ingin tahu yang terus menerus berkembang dan seakan akan tanpa batas. Hal inilah yang menyebkan perkembangan pada manusia .
1.Mitos, penalaran dan cara memperoleh pengetahuan
Mitos timbul dan dapat diterima orang orang pada saat itu karena keterbatasan penginderaan dan penalaran serta hasrat ingin tahu yang perlu segera dipenuhi, keterbatasan indera manusia yaitu :
· Alat penglihatan
Mata tak dapat membedakan 10 gambar dalam satu datik jika diukur partikel terlalu kecil, mata tak dapat melihat dengan jelas bila ada benda bergerak dengan cepat. Demikian juga jika benda terlalu jauh, maka mata tak mampu melihatnya.
· Alat pendegaran
Pendengaran manusia ternatas pada getaran dengan frekuensi 30 sampai 30.000 perdetik . diatas bawah frekuensi itu manusia tidak dapat mendengar.
· Alat pencium dan pengucap
Manusia hanya bias membedakan 4 jenis rasa, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Hidung dapat mencium bau diudara bila terkonsentrasi lebih dari seperpuluh juta bagian. Melalui bau manusia mampu membedakan benda satu dengan benda yang lainnya.
Alat perasa yang terdapat pada manusia disebut kulit yang mampu membedakan panas dan dingin.
Puncak pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM). Pendapat orang Babylonia tentang alam semesta adalah seperti ruang setengah bola, lantainya adalah bumi yang datar, langit dengan bintang-bintangnya sebagai atap. Ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan atau horoskop juga terkenal pada zaman ini. Masyarakat waktu itu, bahkan masa kini dapat diterima Horoskop itu didasarkan dari pengetahuan yang mereka peroleh, dari kenyataan pengamatan dan pengalaman, yang tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah hidup yang mereka hadapi.
Terdapat berbagai cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, diantaranya adalah :
1. .Pengambilan kesimpulan kerdasarkan perasaan, merasa merupakan cara menarik kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran.
2. .Intuisi, intuisi merupakan kegiatan berpikir yang tidak didasarkan pada pola pikir tentu/tidak analisis. Intuisi dapat juga timbul pada saat seseorang tidak pada waktu ia sedang memikirkan masalah tersebut. Timbulnya intuisi mungkin terjadi pada seorang yang menunda pemecahan suatu masalah karena mengalami jalan buntu. Pada orang itu secara tiba tiba muncul jawaban yang lengkap dari masalah yang tidak sedang dicarinya.
3. Wahyu[6]. Dalam alquran firman allah (Wahyu) menyatakan bahawa “Iqro’ bismirobikal ladzi kholaq, kholaqal insaana min ‘alaq, iqro’ wa robbukal akrom, allazdi ‘allama bil qolam, ‘allamal insaana malam ya’lam”= Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,-Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.-Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,-Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[*],-Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dapat diambil kesimpulan pengetahuan yang di sampaikan oleh Allah SWT kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi yang diutusNya. Dengan wahyu, manusia memperoleh pengetahuan dengan keyakinan (kepercayaan) bahwa yang diwahyukan itu benar.
4. Trian and error. Trian and error adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau spekulasi. Proses untuk memperoleh pengetahuan cara ini memakan waktu yang lama, hingga cara ini merupakan cara yang tidak efesien bila digunakan untuk mencari kebenaran.
2. Tokoh pelopor perkambangan pola pikir modern
Kemudian, berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju[7] Shophisticated canggih, maju,modern dan perlengkapan pengamatan yang semakin sempurna misal toropong bintang maaka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan dan cenderung menggunakan akal budi atau rasionya. Berikut ini berupa orang orang yunani yang telah memberikan sumbangan perubahan berpikir (pelopor) pada masa itu ialah :
1.Anaximander (610- 546 SM), pemikir kontemporer yang sezaman dengan Theles. Pendapatnya bahwa langit dan segala isinya beredar mengelilingi bumi, dan bentuk lagit/alam semesta seperti bola bumi dan bumi sebagai pusatnya.
2.Anaximenes[8] (560-520 SM), pendapatnya bahwa unsur-unsur dasar pembentukan semua benda adalah air, namun air merupakan salah satu bentuk saja, air jika meregang menjadi api dan jika memadat akan menjadi tanah. Ini merupakan pertama tentang transumutasi unsur-unsur.
3.Phytagoras (500 SM), pendapatnya adalah unsur dasar membentuk benda itu ada empat, bukan satu. Yang dapat berubah dalam tiga bentuk unsur lainnya empat unsur itu adalah tanah, api, udara, dan air. Phytagoras juga terkenal dibidang matematika yang tekanal dengan dalil phytagoras dan sehubungan dengan alam semesta, pendapatnya adalah bumi adalah bulat da berputar, karena berputar tampak seolah-olah alam berputar mengelilingi bumi.
4.Demokritos (460-370 SM), melanjutkan permasalahan tentang unsur dasar benda, bila suatu unsur dipecah atau dibagi secara terus-menerus, pada suatu saat akan sampailah pada bagian terkecil dari benda itu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi yang disebut atomos atau atom. Kata atom inilah yang kita pakai sampai sekarang, tentunya dengan konsep yang berbeda.
. 5.Empedokles (480-430 SM), lebih menyempurnakan ajaran phytagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga
pemisah atau tolak-menolak dan daya tarik-menarik.
6.Plato (627-435 SM), memiliki titik tolak berpikir yang berbeda dengan para ahli sebelumnya, seperti demokritos dan empedokles sebagai seorang sastrawan, menurut plato , keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanyalah suatu duplikat dari semua yang kekal dan immaterial.
7Aristotheles (348-322 SM). Seorang pemikir terbesar di zamannyayang berhasil membukukan intisari ajaran orang-orang sebelumnya berupa ensiklopedia pengetahuan masa itu. Tentang unsur unsur alam ini, ia menyebutkan adanya zat tunggal yang disebut hule: zat tunggal itu tergantung kepada kondisi (seperti ; dingin, lembah, panas, dan kering), yang dapat menyebabkan transmutasi unsur benda, contoh : bila hule dalam kondisi lembah dan panas, ia berbentuk udara. Bila dalam keadaan kering dan dingin berbentuk tanah. Ia juga orang pertama yang menyusun klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
8.Avicenna (ibnu-shina, abad 11), seorang ahli ilmu pengetahuan , terutama dalam bidang kedokteran, filosof. Kecuali avicenna, perlu dikemukakan ahli lainnya dari dunia Islam, yaitu: Al-Biruni, seorang ahli pengetahuan yang ahli dan kontemporer (abad 11). Al-Khawarizzmi, Al-Farghani, Al-Batani (abad 9), Abul Weva (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali (abad 11) Al-Kindi, Al-farabi (Filosof abad 10), Al-Ghazali (Filosof abad 11), dan Averoes (Ibn Rushd). Pada abad 9-11, semua ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa arab. Setelah itu, secara bertahap diterjeahkan dan di kembangkan dalam bahasa latin dan sedikit dalam bahasa ibrani. Pada waktu itulah ilmu pengetahuan dan kebudayaan arab merupakan kebudayaan internasional yang terbesar jatuh kebarat.
B. GEOSENTRIS
Merupakan pemahaman bahwa bumi merupakan pusat segala sesuatu. Hampir semua tokoh-tokoh pemikir yunani adalah aliran pemikir ini. Ahli lainnya yang perlu dicatat adalah Galileo (1564-1642), orang asal atalia ini dengan menggunakan teleskopnya yang mutakhir ia mengumumkan penemuannya yang bertentangan dengan pandangan penguasa, ia membenarkan ajaran agama yang Homosentris/Geosentris. Ia mengemukakan bahwa ada empat bulan mengelilingi yupiter, adanya gunung-gunung di bulan dan suatu bintik bintik hitam dan matahari yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi matahari.
Dapat disimpulkan disini, dari pemikiran yunani Thales sampai Plotomeous mempunyai persamaan pendapat bahwa bumi adalah pusat jagad raya, pandangan inilah yang di sebut sebagai Geosentris.
Copercius, Keppler, dan Galileo merupakan pelopor ilmu pengetahuan modern dengan metode induksinya (Eksperimen[9]) tertolaknya ajaran Aristoteles tentang Geosentrisme sebagai berkat alat teropong.
C. HELIOSENTRIS
Holiosntris merupakan perkembangan pola pikir manusia yang menempatkan matahari sebagai pusatnya. Berkat semakin sempurnanya alat pengamat bintang berupa teleskop dan semakin meningkatnya kemampuan berpikir manusia. Pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar atas semua ajaran ariestoteles maupun plotomeus sebagai tonggak sejarah dapat dicatat disini adalah nicolous copernicus (1473-1543) ia bukan saja asrtonom, tetapi juga ahli pengobatan dan ahli matematika, tulisannya yang terkanal dengan merombak pandangan astronomi zaman yunani berjudul peredaran alam semesta. Buku ini ditulis pada tahun 1507 namun tidak segera diumumkan karena prinsip Heliosentrisme (pusat matahari) bertentangan dengan penguasa pada saat ini, pokok ajaranya ialah :
1. Matahari adalah pusat diantara sistem solar, sedangkan bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet yang lain yang mengelilingi beredar pada matahari.
2. Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
3. Bumi berputar pada porosnya dari barat ketimur yang mengakibatkan adanya siang dan malam[10] begitu pula dalam firman allah dalam alqur’an yang sangat benar faktanya “Inna fi kholqis samaawati wal ardi wahktilafil laili wannaharha la,a yaatil liulil albab“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Dan pandangan gerakan bintang. pengikut copernicus adalah brono (1548-1600) ia menyimpulkan lebih jauh lagi yaitu :
1. Jagat raya ini tidak ada lagi.
2. Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat raya. Karena keberaniannya mengungkap pendapat yang bertentangan dengan penguasa waktu itu, ia anggap kemasukan syetan lalu dibakar sampai mati pada tahun 1600.
Johannes Kepler (1571-1630) juga seorang ahli astronomi, ia berpendapat:
1. Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis edar yang berbentuk ellips dengan suatu fokus.
2. Bila ditarik garis imajinasi dari planet ke matahari dan ia bergerak menurut garis edarnya, luas bidang yang ditempuh pada jangka waktu yang sama adalah sama.
3. Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari secara penuh sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari
DESKRIPSI POLA PIKIR MANUSIA
Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam. Manusia sebagai makhluk mempunyai ciri-ciri :
1. Memiliki organ tubuh yang komplek dan sangat khusus terutama otaknya.
2. Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar.
4. Memiliki potensi berkembang biak.
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinteraksi dengan lingkungannya.
7. Meninggal atau mati.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi disekitarnya, termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan[11].
Pengetahuan yang diperoleh ini akhirnya tidak hanya terdapat pada objek yang diamati dengan panca indera saja, tetapi juga masalah-masalah lain, misalnya yang berhubungan dengan baik atau buruk, indah atau tidak indah. Kalau suatu masalah dapat dipecahkan, timbul masalah lain menunggu pemecahannya. Manusia bertanya terus setelah tahu apa-nya, mereka ingin tahu bagaimana dan mengapa. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Rasa ingin tahu yang terdapat manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan semua peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca inderanya merupakan objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh hal-hal yang diamatinya.
Mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berfikir, rasa ingin tahunya terus berlanjut, bukan hanya apa-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi jawaban dari bagaimana dan kemudian berlanjut mengapa tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan semua peristiwa yang diamatinya.
Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah atau diperlancar dengan adanya kemampuan ini, maka dapat dilakukan tukar menukar informasi mengenai pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki masing-masing. Perkembangan pengetahuan pada manusia juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat yang lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti atau memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, Akumulasi pengetahuan akan berlangsung lebih cepat.
a. Antroposentris
antroposentris merupakan perkembangan dini pola pikir manusia yang timbul pada tahapan fiction dan tahapan metafisik,
secara mutlak manusia telah dibekali oleh penciptaannya suatu kondisi yakni rasa ingin tahu (curiosity) terhadap fenomena disekitarnya sekaligus tentang dirinya sendiri. pemahaman tentang dirinya sendiri tersebut telah membangkitkan kesadaran bahwa dirinya merupan pusat segala sesuatu, sehingga terwujudlah apa yang disebut dengan antroposentris, yaitu suatu pemikiran yang memandang bahwa dirinya merupakan pusat segala sesuatu[12].
b. Geosentris
geosentris tidak jauh beda dengan antroposentris yaitu merupakan pola pikir yang timbul dari tahapan fiction dan tahapan metafisika, dimana kesadaran bahwa tanah tempat dirinya mengangtungkan hidup itulah yang merupakan pusat segala sesuatu sehingga terlahirlah pemahaman yang bersifat geosentris.
Dengan sebab demikian, untuk selanjutnya manusia beriktiyar bagaimana ia dapat hidup dengan tenang, dan untuk itu, direka suatu pola dan sarana yang dianggap mampu menyerasikan hubungan dirinya dengan dunia sekitarnya. Karena pemikirannya masih sangat sederhana, maka dalam memaknai realitas dunia sekitarnya, manusia mendasarkan pada apa yang disebut dengan metos. Metos timbul sebgai sarana pemenuhan rasa keingin tahuan manusia terhadap dirinya dan dunia sekitarnya. Atas dasar pereka-rekaan , karena keterbatasan pengetahuan perekaan itu, sampai batas tertentu, lebih didasarkan pada unsur magi.
c. Heliosentris
gagasan tentang haliosentris timbul pada tahapan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan positif. Dalam buku de revolutionibus orbium caelestium yang ditulis oleh nicolous copernicus (1473- 1453) mempromosikan tentang heliosentrisme dengan pokok titik ajaran.
- Matahari sebagai pusat sistem solar sedangkan bumi hanyalah satu planet yang mengelilingi matahati.
- Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahati.
- Bumi berputar pada porosnya yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pola pikir manusia adalah hal yang fitrah dalam diri manusia sendiri, dimana pola pikir ini mengalami beberapa tahapan revolusi dan perkembangan yang sejalan dengan perkembangan zaman
Mitologi mungkin akan terus eksis di dalam peradaban ini ketika manusia belum menemukan suatu jawaban atas sebuah misteri. Mitologi bisa tertanam ke dalam kepribadian yang paling prinsip sekalipun, bahkan dijadikan sebuah ideologi. Friksi antara mitologi dan logika akan muncul ketika telah tuntasnya logika suatu misteri, namun pola pikir masih berdiri pada alas paradigma mitologi.
Pemahaman kita menjadi lebih lengkap mengenai kesalingterkaitan antara ide-ide itu. Mitos menggunakan imajinasi untuk mengungkap keyakinan. Sastra memakai gelora jiwa untuk mengungkap keindahan. Mitos ini timbul disebabkan antara lain keterbatasan alat indra manusia, seperti :
1. Alat penglihatan.
2. Alat pendengaran.
3. Alat pencium dan pengecap.
4. Alat perasa.
Cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, di antaranya ialah : Pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan, Intuisi, Wahyu, Trial and error.
Dalam sejarah perkembangan jiwa manusia baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam 3 tahap :
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap positif atau ilmiah ril
3. Tahap filsafat atau metafisik
B. SARAN
Demikian dengan isi materi kuliah IAD, IBD, ISD yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang mamotivasi yang tentunya kami akan lebih meningkatkan gagasan-gagasan kami.
DAFTAR PUSTAKA
1. Edi susanto, M.phil –buku ajaran ilmu alamiah dasar, pamekasan stain press, 2006.
2. Drs. Mawardi, ir. Nur hidayati IAD,IBD,ISD (bandung, Cv pustaka setia, 2009).
3. Maskoeri yasin, ilmu alamiah dasar (jakarta : raja grapindo persada, 1996).
4. Drs. Abdullah aly, ir. Eny rahma – ilmu alamiah dasar (jakarta : bumi aksara, 1991).
5. Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD, ISD, IBD.(Bandung : Pustaka Setia. 2007) hlm. 11
6. Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry : (kamus ilmiah populer) ARKALO SURABAYA.
MAKALAH
PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA
DOSEN PENGAMPUH : ITAANIS TIANAH
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................
DAFTAR ISI................................................................................
BAB : I PENDAHULUAN ............................................................
A. LATAR BELAKANG ...........................................................
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................
D. MANFAAT PENULISAN ....................................................
BAB : II PEMBAHASAN
A. POLA PIKIR MANUSIA ....................................................
B. GLAKSI SENTRIS ..............................................................
C. TERBENTUKNYA GLAKSI .................................................
D. GLAKSI ...........................................................................
E. GLAKSI SPIRAL ...............................................................
F. GLAKSI BERBENTUK ELIPS .............................................
G. CIRI-CIRI GLAKSI ............................................................
H. BIMA SAKTI ..................................................................
I. ASENTRIS ......................................................................
BAB : III PENUTUP
A. KESIMPULAN ...............................................................
B. SARAN .........................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB: 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................
D. MANFAAT PENULISAN .................................................................................................
E. METODE......................................................................................................................
BAB : II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN POLA PIKIR MANUSIA............................................................................
A. ANTROPOSENTRIS...................................................................................................
B. GEOSENTRIS............................................................................................................
C. HELIOSENTRIS .........................................................................................................
2. DESKRIPSI POLA PIKIR MANUSIA...................................................................................
A. ANTORPOSENTRIS ...................................................................................................
B. GEOSENTRIS ............................................................................................................
C. HELIOSENTRIS...........................................................................................................
BAB : III PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................................................
B. SARAN ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
PENGERTIAN POLA PIKIR MANUSIA
Sudah merupakan hukum alam (natural law) bahwa pemikiran manusia berdaur dari taraf yang sederhana menuju dan akhirnya sampai, setelah melalui proses yang panjang pemikiran yang bersifat komplek dan canggih (shophisticated). Sehubungan dengan itu, relevan dikutip dari adalah penegesan Auguste comte[1]+[2] yang menegaskan evolusi perkembangan kehidupan manusia (termasuk evolusi dalam pemikirannya) melalu tiga tahapan yaitu tahapan fictions, tahapan metafisika atau abstrak dan tahapan positif atau ilmiyah[3].
Manusia sebagai mahluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada, kemudian semakin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Kemudian pengetahuan yang didapatnya, terus dikembangkan sehingga manusia sampai saat ini terus berkembang dan akhirnya manusia dapat menciptakan beberapa benda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Maka dari itu di sini kami akan menjelaskan proses berkembangnya pola pikir manusia.
A. ANTROPOSENTRIS
Antroposentris[4] adalah suatu pemikiran yang memandang bahwa dirinya (manusia itu sendiri) sebagai pusat segala sesuatu. Hal ini terjadi karena pola pikirnya masih berfocus pada egositas, menusia sebagai makluk berfikir memiliki hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekelilingnya, rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kagiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban / berbagai persoalan yang muncul dibenak pikirannya.
Rasa ingin tahu semacam itu tidak dimiliki oleh makluk lain. Misal hewan , rasa ingin tahu hewan terbatas pada rasa ingin tahu yang tetap. Berbada dengan manusia, pengetahuan hewan mengenai makanan / tempat tinggal sepanjang zaman tetap (bersifat fisologis karena hanya mempertahankan hidupnya dan berkembang biak)
Kegiatan manusia dalam mencari jawaban atau pemetahan masalah :
- Penyelidikan langsung
- Penggalian hasil hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh oleh orang lain
- Kerja sama dengan peneliti-peneliti yang lain yang juga sedang memetahkan persoalan yang sama atau sejenis
Rasa ingin tahu yang terus menerus berkembang dan seakan akan tanpa batas. Hal inilah yang menyebkan perkembangan pada manusia .
1.Mitos, penalaran dan cara memperoleh pengetahuan
Mitos timbul dan dapat diterima orang orang pada saat itu karena keterbatasan penginderaan dan penalaran serta hasrat ingin tahu yang perlu segera dipenuhi, keterbatasan indera manusia yaitu :
· Alat penglihatan
Mata tak dapat membedakan 10 gambar dalam satu datik jika diukur partikel terlalu kecil, mata tak dapat melihat dengan jelas bila ada benda bergerak dengan cepat. Demikian juga jika benda terlalu jauh, maka mata tak mampu melihatnya.
· Alat pendegaran
Pendengaran manusia ternatas pada getaran dengan frekuensi 30 sampai 30.000 perdetik . diatas bawah frekuensi itu manusia tidak dapat mendengar.
· Alat pencium dan pengucap
Manusia hanya bias membedakan 4 jenis rasa, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Hidung dapat mencium bau diudara bila terkonsentrasi lebih dari seperpuluh juta bagian. Melalui bau manusia mampu membedakan benda satu dengan benda yang lainnya.
Alat perasa yang terdapat pada manusia disebut kulit yang mampu membedakan panas dan dingin.
Puncak pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM). Pendapat orang Babylonia tentang alam semesta adalah seperti ruang setengah bola, lantainya adalah bumi yang datar, langit dengan bintang-bintangnya sebagai atap. Ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan atau horoskop juga terkenal pada zaman ini. Masyarakat waktu itu, bahkan masa kini dapat diterima Horoskop itu didasarkan dari pengetahuan yang mereka peroleh, dari kenyataan pengamatan dan pengalaman, yang tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah hidup yang mereka hadapi.
Terdapat berbagai cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, diantaranya adalah :
1. .Pengambilan kesimpulan kerdasarkan perasaan, merasa merupakan cara menarik kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran.
2. .Intuisi, intuisi merupakan kegiatan berpikir yang tidak didasarkan pada pola pikir tentu/tidak analisis. Intuisi dapat juga timbul pada saat seseorang tidak pada waktu ia sedang memikirkan masalah tersebut. Timbulnya intuisi mungkin terjadi pada seorang yang menunda pemecahan suatu masalah karena mengalami jalan buntu. Pada orang itu secara tiba tiba muncul jawaban yang lengkap dari masalah yang tidak sedang dicarinya.
3. Wahyu[6]. Dalam alquran firman allah (Wahyu) menyatakan bahawa “Iqro’ bismirobikal ladzi kholaq, kholaqal insaana min ‘alaq, iqro’ wa robbukal akrom, allazdi ‘allama bil qolam, ‘allamal insaana malam ya’lam”= Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,-Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.-Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,-Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[*],-Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dapat diambil kesimpulan pengetahuan yang di sampaikan oleh Allah SWT kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi yang diutusNya. Dengan wahyu, manusia memperoleh pengetahuan dengan keyakinan (kepercayaan) bahwa yang diwahyukan itu benar.
4. Trian and error. Trian and error adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau spekulasi. Proses untuk memperoleh pengetahuan cara ini memakan waktu yang lama, hingga cara ini merupakan cara yang tidak efesien bila digunakan untuk mencari kebenaran.
2. Tokoh pelopor perkambangan pola pikir modern
Kemudian, berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju[7] Shophisticated canggih, maju,modern dan perlengkapan pengamatan yang semakin sempurna misal toropong bintang maaka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan dan cenderung menggunakan akal budi atau rasionya. Berikut ini berupa orang orang yunani yang telah memberikan sumbangan perubahan berpikir (pelopor) pada masa itu ialah :
1.Anaximander (610- 546 SM), pemikir kontemporer yang sezaman dengan Theles. Pendapatnya bahwa langit dan segala isinya beredar mengelilingi bumi, dan bentuk lagit/alam semesta seperti bola bumi dan bumi sebagai pusatnya.
2.Anaximenes[8] (560-520 SM), pendapatnya bahwa unsur-unsur dasar pembentukan semua benda adalah air, namun air merupakan salah satu bentuk saja, air jika meregang menjadi api dan jika memadat akan menjadi tanah. Ini merupakan pertama tentang transumutasi unsur-unsur.
3.Phytagoras (500 SM), pendapatnya adalah unsur dasar membentuk benda itu ada empat, bukan satu. Yang dapat berubah dalam tiga bentuk unsur lainnya empat unsur itu adalah tanah, api, udara, dan air. Phytagoras juga terkenal dibidang matematika yang tekanal dengan dalil phytagoras dan sehubungan dengan alam semesta, pendapatnya adalah bumi adalah bulat da berputar, karena berputar tampak seolah-olah alam berputar mengelilingi bumi.
4.Demokritos (460-370 SM), melanjutkan permasalahan tentang unsur dasar benda, bila suatu unsur dipecah atau dibagi secara terus-menerus, pada suatu saat akan sampailah pada bagian terkecil dari benda itu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi yang disebut atomos atau atom. Kata atom inilah yang kita pakai sampai sekarang, tentunya dengan konsep yang berbeda.
. 5.Empedokles (480-430 SM), lebih menyempurnakan ajaran phytagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga
pemisah atau tolak-menolak dan daya tarik-menarik.
6.Plato (627-435 SM), memiliki titik tolak berpikir yang berbeda dengan para ahli sebelumnya, seperti demokritos dan empedokles sebagai seorang sastrawan, menurut plato , keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanyalah suatu duplikat dari semua yang kekal dan immaterial.
7Aristotheles (348-322 SM). Seorang pemikir terbesar di zamannyayang berhasil membukukan intisari ajaran orang-orang sebelumnya berupa ensiklopedia pengetahuan masa itu. Tentang unsur unsur alam ini, ia menyebutkan adanya zat tunggal yang disebut hule: zat tunggal itu tergantung kepada kondisi (seperti ; dingin, lembah, panas, dan kering), yang dapat menyebabkan transmutasi unsur benda, contoh : bila hule dalam kondisi lembah dan panas, ia berbentuk udara. Bila dalam keadaan kering dan dingin berbentuk tanah. Ia juga orang pertama yang menyusun klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
8.Avicenna (ibnu-shina, abad 11), seorang ahli ilmu pengetahuan , terutama dalam bidang kedokteran, filosof. Kecuali avicenna, perlu dikemukakan ahli lainnya dari dunia Islam, yaitu: Al-Biruni, seorang ahli pengetahuan yang ahli dan kontemporer (abad 11). Al-Khawarizzmi, Al-Farghani, Al-Batani (abad 9), Abul Weva (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali (abad 11) Al-Kindi, Al-farabi (Filosof abad 10), Al-Ghazali (Filosof abad 11), dan Averoes (Ibn Rushd). Pada abad 9-11, semua ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa arab. Setelah itu, secara bertahap diterjeahkan dan di kembangkan dalam bahasa latin dan sedikit dalam bahasa ibrani. Pada waktu itulah ilmu pengetahuan dan kebudayaan arab merupakan kebudayaan internasional yang terbesar jatuh kebarat.
B. GEOSENTRIS
Merupakan pemahaman bahwa bumi merupakan pusat segala sesuatu. Hampir semua tokoh-tokoh pemikir yunani adalah aliran pemikir ini. Ahli lainnya yang perlu dicatat adalah Galileo (1564-1642), orang asal atalia ini dengan menggunakan teleskopnya yang mutakhir ia mengumumkan penemuannya yang bertentangan dengan pandangan penguasa, ia membenarkan ajaran agama yang Homosentris/Geosentris. Ia mengemukakan bahwa ada empat bulan mengelilingi yupiter, adanya gunung-gunung di bulan dan suatu bintik bintik hitam dan matahari yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi matahari.
Dapat disimpulkan disini, dari pemikiran yunani Thales sampai Plotomeous mempunyai persamaan pendapat bahwa bumi adalah pusat jagad raya, pandangan inilah yang di sebut sebagai Geosentris.
Copercius, Keppler, dan Galileo merupakan pelopor ilmu pengetahuan modern dengan metode induksinya (Eksperimen[9]) tertolaknya ajaran Aristoteles tentang Geosentrisme sebagai berkat alat teropong.
C. HELIOSENTRIS
Holiosntris merupakan perkembangan pola pikir manusia yang menempatkan matahari sebagai pusatnya. Berkat semakin sempurnanya alat pengamat bintang berupa teleskop dan semakin meningkatnya kemampuan berpikir manusia. Pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar atas semua ajaran ariestoteles maupun plotomeus sebagai tonggak sejarah dapat dicatat disini adalah nicolous copernicus (1473-1543) ia bukan saja asrtonom, tetapi juga ahli pengobatan dan ahli matematika, tulisannya yang terkanal dengan merombak pandangan astronomi zaman yunani berjudul peredaran alam semesta. Buku ini ditulis pada tahun 1507 namun tidak segera diumumkan karena prinsip Heliosentrisme (pusat matahari) bertentangan dengan penguasa pada saat ini, pokok ajaranya ialah :
1. Matahari adalah pusat diantara sistem solar, sedangkan bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet yang lain yang mengelilingi beredar pada matahari.
2. Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
3. Bumi berputar pada porosnya dari barat ketimur yang mengakibatkan adanya siang dan malam[10] begitu pula dalam firman allah dalam alqur’an yang sangat benar faktanya “Inna fi kholqis samaawati wal ardi wahktilafil laili wannaharha la,a yaatil liulil albab“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Dan pandangan gerakan bintang. pengikut copernicus adalah brono (1548-1600) ia menyimpulkan lebih jauh lagi yaitu :
1. Jagat raya ini tidak ada lagi.
2. Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat raya. Karena keberaniannya mengungkap pendapat yang bertentangan dengan penguasa waktu itu, ia anggap kemasukan syetan lalu dibakar sampai mati pada tahun 1600.
Johannes Kepler (1571-1630) juga seorang ahli astronomi, ia berpendapat:
1. Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis edar yang berbentuk ellips dengan suatu fokus.
2. Bila ditarik garis imajinasi dari planet ke matahari dan ia bergerak menurut garis edarnya, luas bidang yang ditempuh pada jangka waktu yang sama adalah sama.
3. Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari secara penuh sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari
DESKRIPSI POLA PIKIR MANUSIA
Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam. Manusia sebagai makhluk mempunyai ciri-ciri :
1. Memiliki organ tubuh yang komplek dan sangat khusus terutama otaknya.
2. Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar.
4. Memiliki potensi berkembang biak.
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinteraksi dengan lingkungannya.
7. Meninggal atau mati.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi disekitarnya, termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan[11].
Pengetahuan yang diperoleh ini akhirnya tidak hanya terdapat pada objek yang diamati dengan panca indera saja, tetapi juga masalah-masalah lain, misalnya yang berhubungan dengan baik atau buruk, indah atau tidak indah. Kalau suatu masalah dapat dipecahkan, timbul masalah lain menunggu pemecahannya. Manusia bertanya terus setelah tahu apa-nya, mereka ingin tahu bagaimana dan mengapa. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Rasa ingin tahu yang terdapat manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan semua peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca inderanya merupakan objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh hal-hal yang diamatinya.
Mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berfikir, rasa ingin tahunya terus berlanjut, bukan hanya apa-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi jawaban dari bagaimana dan kemudian berlanjut mengapa tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan semua peristiwa yang diamatinya.
Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah atau diperlancar dengan adanya kemampuan ini, maka dapat dilakukan tukar menukar informasi mengenai pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki masing-masing. Perkembangan pengetahuan pada manusia juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat yang lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti atau memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, Akumulasi pengetahuan akan berlangsung lebih cepat.
a. Antroposentris
antroposentris merupakan perkembangan dini pola pikir manusia yang timbul pada tahapan fiction dan tahapan metafisik,
secara mutlak manusia telah dibekali oleh penciptaannya suatu kondisi yakni rasa ingin tahu (curiosity) terhadap fenomena disekitarnya sekaligus tentang dirinya sendiri. pemahaman tentang dirinya sendiri tersebut telah membangkitkan kesadaran bahwa dirinya merupan pusat segala sesuatu, sehingga terwujudlah apa yang disebut dengan antroposentris, yaitu suatu pemikiran yang memandang bahwa dirinya merupakan pusat segala sesuatu[12].
b. Geosentris
geosentris tidak jauh beda dengan antroposentris yaitu merupakan pola pikir yang timbul dari tahapan fiction dan tahapan metafisika, dimana kesadaran bahwa tanah tempat dirinya mengangtungkan hidup itulah yang merupakan pusat segala sesuatu sehingga terlahirlah pemahaman yang bersifat geosentris.
Dengan sebab demikian, untuk selanjutnya manusia beriktiyar bagaimana ia dapat hidup dengan tenang, dan untuk itu, direka suatu pola dan sarana yang dianggap mampu menyerasikan hubungan dirinya dengan dunia sekitarnya. Karena pemikirannya masih sangat sederhana, maka dalam memaknai realitas dunia sekitarnya, manusia mendasarkan pada apa yang disebut dengan metos. Metos timbul sebgai sarana pemenuhan rasa keingin tahuan manusia terhadap dirinya dan dunia sekitarnya. Atas dasar pereka-rekaan , karena keterbatasan pengetahuan perekaan itu, sampai batas tertentu, lebih didasarkan pada unsur magi.
c. Heliosentris
gagasan tentang haliosentris timbul pada tahapan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan positif. Dalam buku de revolutionibus orbium caelestium yang ditulis oleh nicolous copernicus (1473- 1453) mempromosikan tentang heliosentrisme dengan pokok titik ajaran.
- Matahari sebagai pusat sistem solar sedangkan bumi hanyalah satu planet yang mengelilingi matahati.
- Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahati.
- Bumi berputar pada porosnya yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pola pikir manusia adalah hal yang fitrah dalam diri manusia sendiri, dimana pola pikir ini mengalami beberapa tahapan revolusi dan perkembangan yang sejalan dengan perkembangan zaman
Mitologi mungkin akan terus eksis di dalam peradaban ini ketika manusia belum menemukan suatu jawaban atas sebuah misteri. Mitologi bisa tertanam ke dalam kepribadian yang paling prinsip sekalipun, bahkan dijadikan sebuah ideologi. Friksi antara mitologi dan logika akan muncul ketika telah tuntasnya logika suatu misteri, namun pola pikir masih berdiri pada alas paradigma mitologi.
Pemahaman kita menjadi lebih lengkap mengenai kesalingterkaitan antara ide-ide itu. Mitos menggunakan imajinasi untuk mengungkap keyakinan. Sastra memakai gelora jiwa untuk mengungkap keindahan. Mitos ini timbul disebabkan antara lain keterbatasan alat indra manusia, seperti :
1. Alat penglihatan.
2. Alat pendengaran.
3. Alat pencium dan pengecap.
4. Alat perasa.
Cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, di antaranya ialah : Pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan, Intuisi, Wahyu, Trial and error.
Dalam sejarah perkembangan jiwa manusia baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam 3 tahap :
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap positif atau ilmiah ril
3. Tahap filsafat atau metafisik
B. SARAN
Demikian dengan isi materi kuliah IAD, IBD, ISD yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang mamotivasi yang tentunya kami akan lebih meningkatkan gagasan-gagasan kami.
DAFTAR PUSTAKA
1. Edi susanto, M.phil –buku ajaran ilmu alamiah dasar, pamekasan stain press, 2006.
2. Drs. Mawardi, ir. Nur hidayati IAD,IBD,ISD (bandung, Cv pustaka setia, 2009).
3. Maskoeri yasin, ilmu alamiah dasar (jakarta : raja grapindo persada, 1996).
4. Drs. Abdullah aly, ir. Eny rahma – ilmu alamiah dasar (jakarta : bumi aksara, 1991).
5. Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD, ISD, IBD.(Bandung : Pustaka Setia. 2007) hlm. 11
6. Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry : (kamus ilmiah populer) ARKALO SURABAYA.
MAKALAH
PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA
DOSEN PENGAMPUH : ITAANIS TIANAH
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................
DAFTAR ISI................................................................................
BAB : I PENDAHULUAN ............................................................
A. LATAR BELAKANG ...........................................................
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................
D. MANFAAT PENULISAN ....................................................
BAB : II PEMBAHASAN
A. POLA PIKIR MANUSIA ....................................................
B. GLAKSI SENTRIS ..............................................................
C. TERBENTUKNYA GLAKSI .................................................
D. GLAKSI ...........................................................................
E. GLAKSI SPIRAL ...............................................................
F. GLAKSI BERBENTUK ELIPS .............................................
G. CIRI-CIRI GLAKSI ............................................................
H. BIMA SAKTI ..................................................................
I. ASENTRIS ......................................................................
BAB : III PENUTUP
A. KESIMPULAN ...............................................................
B. SARAN .........................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB: 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................
D. MANFAAT PENULISAN .................................................................................................
E. METODE......................................................................................................................
BAB : II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN POLA PIKIR MANUSIA............................................................................
A. ANTROPOSENTRIS...................................................................................................
B. GEOSENTRIS............................................................................................................
C. HELIOSENTRIS .........................................................................................................
2. DESKRIPSI POLA PIKIR MANUSIA...................................................................................
A. ANTORPOSENTRIS ...................................................................................................
B. GEOSENTRIS ............................................................................................................
C. HELIOSENTRIS...........................................................................................................
BAB : III PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................................................
B. SARAN ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
PENGERTIAN POLA PIKIR MANUSIA
Sudah merupakan hukum alam (natural law) bahwa pemikiran manusia berdaur dari taraf yang sederhana menuju dan akhirnya sampai, setelah melalui proses yang panjang pemikiran yang bersifat komplek dan canggih (shophisticated). Sehubungan dengan itu, relevan dikutip dari adalah penegesan Auguste comte[1]+[2] yang menegaskan evolusi perkembangan kehidupan manusia (termasuk evolusi dalam pemikirannya) melalu tiga tahapan yaitu tahapan fictions, tahapan metafisika atau abstrak dan tahapan positif atau ilmiyah[3].
Manusia sebagai mahluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada, kemudian semakin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Kemudian pengetahuan yang didapatnya, terus dikembangkan sehingga manusia sampai saat ini terus berkembang dan akhirnya manusia dapat menciptakan beberapa benda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Maka dari itu di sini kami akan menjelaskan proses berkembangnya pola pikir manusia.
A. ANTROPOSENTRIS
Antroposentris[4] adalah suatu pemikiran yang memandang bahwa dirinya (manusia itu sendiri) sebagai pusat segala sesuatu. Hal ini terjadi karena pola pikirnya masih berfocus pada egositas, menusia sebagai makluk berfikir memiliki hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekelilingnya, rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kagiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban / berbagai persoalan yang muncul dibenak pikirannya.
Rasa ingin tahu semacam itu tidak dimiliki oleh makluk lain. Misal hewan , rasa ingin tahu hewan terbatas pada rasa ingin tahu yang tetap. Berbada dengan manusia, pengetahuan hewan mengenai makanan / tempat tinggal sepanjang zaman tetap (bersifat fisologis karena hanya mempertahankan hidupnya dan berkembang biak)
Kegiatan manusia dalam mencari jawaban atau pemetahan masalah :
- Penyelidikan langsung
- Penggalian hasil hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh oleh orang lain
- Kerja sama dengan peneliti-peneliti yang lain yang juga sedang memetahkan persoalan yang sama atau sejenis
Rasa ingin tahu yang terus menerus berkembang dan seakan akan tanpa batas. Hal inilah yang menyebkan perkembangan pada manusia .
1.Mitos, penalaran dan cara memperoleh pengetahuan
Mitos timbul dan dapat diterima orang orang pada saat itu karena keterbatasan penginderaan dan penalaran serta hasrat ingin tahu yang perlu segera dipenuhi, keterbatasan indera manusia yaitu :
· Alat penglihatan
Mata tak dapat membedakan 10 gambar dalam satu datik jika diukur partikel terlalu kecil, mata tak dapat melihat dengan jelas bila ada benda bergerak dengan cepat. Demikian juga jika benda terlalu jauh, maka mata tak mampu melihatnya.
· Alat pendegaran
Pendengaran manusia ternatas pada getaran dengan frekuensi 30 sampai 30.000 perdetik . diatas bawah frekuensi itu manusia tidak dapat mendengar.
· Alat pencium dan pengucap
Manusia hanya bias membedakan 4 jenis rasa, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Hidung dapat mencium bau diudara bila terkonsentrasi lebih dari seperpuluh juta bagian. Melalui bau manusia mampu membedakan benda satu dengan benda yang lainnya.
Alat perasa yang terdapat pada manusia disebut kulit yang mampu membedakan panas dan dingin.
Puncak pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM). Pendapat orang Babylonia tentang alam semesta adalah seperti ruang setengah bola, lantainya adalah bumi yang datar, langit dengan bintang-bintangnya sebagai atap. Ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan atau horoskop juga terkenal pada zaman ini. Masyarakat waktu itu, bahkan masa kini dapat diterima Horoskop itu didasarkan dari pengetahuan yang mereka peroleh, dari kenyataan pengamatan dan pengalaman, yang tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah hidup yang mereka hadapi.
Terdapat berbagai cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, diantaranya adalah :
1. .Pengambilan kesimpulan kerdasarkan perasaan, merasa merupakan cara menarik kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran.
2. .Intuisi, intuisi merupakan kegiatan berpikir yang tidak didasarkan pada pola pikir tentu/tidak analisis. Intuisi dapat juga timbul pada saat seseorang tidak pada waktu ia sedang memikirkan masalah tersebut. Timbulnya intuisi mungkin terjadi pada seorang yang menunda pemecahan suatu masalah karena mengalami jalan buntu. Pada orang itu secara tiba tiba muncul jawaban yang lengkap dari masalah yang tidak sedang dicarinya.
3. Wahyu[6]. Dalam alquran firman allah (Wahyu) menyatakan bahawa “Iqro’ bismirobikal ladzi kholaq, kholaqal insaana min ‘alaq, iqro’ wa robbukal akrom, allazdi ‘allama bil qolam, ‘allamal insaana malam ya’lam”= Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,-Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.-Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,-Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[*],-Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dapat diambil kesimpulan pengetahuan yang di sampaikan oleh Allah SWT kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi yang diutusNya. Dengan wahyu, manusia memperoleh pengetahuan dengan keyakinan (kepercayaan) bahwa yang diwahyukan itu benar.
4. Trian and error. Trian and error adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau spekulasi. Proses untuk memperoleh pengetahuan cara ini memakan waktu yang lama, hingga cara ini merupakan cara yang tidak efesien bila digunakan untuk mencari kebenaran.
2. Tokoh pelopor perkambangan pola pikir modern
Kemudian, berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju[7] Shophisticated canggih, maju,modern dan perlengkapan pengamatan yang semakin sempurna misal toropong bintang maaka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan dan cenderung menggunakan akal budi atau rasionya. Berikut ini berupa orang orang yunani yang telah memberikan sumbangan perubahan berpikir (pelopor) pada masa itu ialah :
1.Anaximander (610- 546 SM), pemikir kontemporer yang sezaman dengan Theles. Pendapatnya bahwa langit dan segala isinya beredar mengelilingi bumi, dan bentuk lagit/alam semesta seperti bola bumi dan bumi sebagai pusatnya.
2.Anaximenes[8] (560-520 SM), pendapatnya bahwa unsur-unsur dasar pembentukan semua benda adalah air, namun air merupakan salah satu bentuk saja, air jika meregang menjadi api dan jika memadat akan menjadi tanah. Ini merupakan pertama tentang transumutasi unsur-unsur.
3.Phytagoras (500 SM), pendapatnya adalah unsur dasar membentuk benda itu ada empat, bukan satu. Yang dapat berubah dalam tiga bentuk unsur lainnya empat unsur itu adalah tanah, api, udara, dan air. Phytagoras juga terkenal dibidang matematika yang tekanal dengan dalil phytagoras dan sehubungan dengan alam semesta, pendapatnya adalah bumi adalah bulat da berputar, karena berputar tampak seolah-olah alam berputar mengelilingi bumi.
4.Demokritos (460-370 SM), melanjutkan permasalahan tentang unsur dasar benda, bila suatu unsur dipecah atau dibagi secara terus-menerus, pada suatu saat akan sampailah pada bagian terkecil dari benda itu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi yang disebut atomos atau atom. Kata atom inilah yang kita pakai sampai sekarang, tentunya dengan konsep yang berbeda.
. 5.Empedokles (480-430 SM), lebih menyempurnakan ajaran phytagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga
pemisah atau tolak-menolak dan daya tarik-menarik.
6.Plato (627-435 SM), memiliki titik tolak berpikir yang berbeda dengan para ahli sebelumnya, seperti demokritos dan empedokles sebagai seorang sastrawan, menurut plato , keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanyalah suatu duplikat dari semua yang kekal dan immaterial.
7Aristotheles (348-322 SM). Seorang pemikir terbesar di zamannyayang berhasil membukukan intisari ajaran orang-orang sebelumnya berupa ensiklopedia pengetahuan masa itu. Tentang unsur unsur alam ini, ia menyebutkan adanya zat tunggal yang disebut hule: zat tunggal itu tergantung kepada kondisi (seperti ; dingin, lembah, panas, dan kering), yang dapat menyebabkan transmutasi unsur benda, contoh : bila hule dalam kondisi lembah dan panas, ia berbentuk udara. Bila dalam keadaan kering dan dingin berbentuk tanah. Ia juga orang pertama yang menyusun klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
8.Avicenna (ibnu-shina, abad 11), seorang ahli ilmu pengetahuan , terutama dalam bidang kedokteran, filosof. Kecuali avicenna, perlu dikemukakan ahli lainnya dari dunia Islam, yaitu: Al-Biruni, seorang ahli pengetahuan yang ahli dan kontemporer (abad 11). Al-Khawarizzmi, Al-Farghani, Al-Batani (abad 9), Abul Weva (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali (abad 11) Al-Kindi, Al-farabi (Filosof abad 10), Al-Ghazali (Filosof abad 11), dan Averoes (Ibn Rushd). Pada abad 9-11, semua ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa arab. Setelah itu, secara bertahap diterjeahkan dan di kembangkan dalam bahasa latin dan sedikit dalam bahasa ibrani. Pada waktu itulah ilmu pengetahuan dan kebudayaan arab merupakan kebudayaan internasional yang terbesar jatuh kebarat.
B. GEOSENTRIS
Merupakan pemahaman bahwa bumi merupakan pusat segala sesuatu. Hampir semua tokoh-tokoh pemikir yunani adalah aliran pemikir ini. Ahli lainnya yang perlu dicatat adalah Galileo (1564-1642), orang asal atalia ini dengan menggunakan teleskopnya yang mutakhir ia mengumumkan penemuannya yang bertentangan dengan pandangan penguasa, ia membenarkan ajaran agama yang Homosentris/Geosentris. Ia mengemukakan bahwa ada empat bulan mengelilingi yupiter, adanya gunung-gunung di bulan dan suatu bintik bintik hitam dan matahari yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi matahari.
Dapat disimpulkan disini, dari pemikiran yunani Thales sampai Plotomeous mempunyai persamaan pendapat bahwa bumi adalah pusat jagad raya, pandangan inilah yang di sebut sebagai Geosentris.
Copercius, Keppler, dan Galileo merupakan pelopor ilmu pengetahuan modern dengan metode induksinya (Eksperimen[9]) tertolaknya ajaran Aristoteles tentang Geosentrisme sebagai berkat alat teropong.
C. HELIOSENTRIS
Holiosntris merupakan perkembangan pola pikir manusia yang menempatkan matahari sebagai pusatnya. Berkat semakin sempurnanya alat pengamat bintang berupa teleskop dan semakin meningkatnya kemampuan berpikir manusia. Pada tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar atas semua ajaran ariestoteles maupun plotomeus sebagai tonggak sejarah dapat dicatat disini adalah nicolous copernicus (1473-1543) ia bukan saja asrtonom, tetapi juga ahli pengobatan dan ahli matematika, tulisannya yang terkanal dengan merombak pandangan astronomi zaman yunani berjudul peredaran alam semesta. Buku ini ditulis pada tahun 1507 namun tidak segera diumumkan karena prinsip Heliosentrisme (pusat matahari) bertentangan dengan penguasa pada saat ini, pokok ajaranya ialah :
1. Matahari adalah pusat diantara sistem solar, sedangkan bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet yang lain yang mengelilingi beredar pada matahari.
2. Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
3. Bumi berputar pada porosnya dari barat ketimur yang mengakibatkan adanya siang dan malam[10] begitu pula dalam firman allah dalam alqur’an yang sangat benar faktanya “Inna fi kholqis samaawati wal ardi wahktilafil laili wannaharha la,a yaatil liulil albab“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Dan pandangan gerakan bintang. pengikut copernicus adalah brono (1548-1600) ia menyimpulkan lebih jauh lagi yaitu :
1. Jagat raya ini tidak ada lagi.
2. Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat raya. Karena keberaniannya mengungkap pendapat yang bertentangan dengan penguasa waktu itu, ia anggap kemasukan syetan lalu dibakar sampai mati pada tahun 1600.
Johannes Kepler (1571-1630) juga seorang ahli astronomi, ia berpendapat:
1. Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis edar yang berbentuk ellips dengan suatu fokus.
2. Bila ditarik garis imajinasi dari planet ke matahari dan ia bergerak menurut garis edarnya, luas bidang yang ditempuh pada jangka waktu yang sama adalah sama.
3. Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari secara penuh sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari
DESKRIPSI POLA PIKIR MANUSIA
Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan gejala-gejala alam. Manusia sebagai makhluk mempunyai ciri-ciri :
1. Memiliki organ tubuh yang komplek dan sangat khusus terutama otaknya.
2. Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar.
4. Memiliki potensi berkembang biak.
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinteraksi dengan lingkungannya.
7. Meninggal atau mati.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi disekitarnya, termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan[11].
Pengetahuan yang diperoleh ini akhirnya tidak hanya terdapat pada objek yang diamati dengan panca indera saja, tetapi juga masalah-masalah lain, misalnya yang berhubungan dengan baik atau buruk, indah atau tidak indah. Kalau suatu masalah dapat dipecahkan, timbul masalah lain menunggu pemecahannya. Manusia bertanya terus setelah tahu apa-nya, mereka ingin tahu bagaimana dan mengapa. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Rasa ingin tahu yang terdapat manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan semua peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca inderanya merupakan objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh hal-hal yang diamatinya.
Mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berfikir, rasa ingin tahunya terus berlanjut, bukan hanya apa-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi jawaban dari bagaimana dan kemudian berlanjut mengapa tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan semua peristiwa yang diamatinya.
Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah atau diperlancar dengan adanya kemampuan ini, maka dapat dilakukan tukar menukar informasi mengenai pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki masing-masing. Perkembangan pengetahuan pada manusia juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat yang lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti atau memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, Akumulasi pengetahuan akan berlangsung lebih cepat.
a. Antroposentris
antroposentris merupakan perkembangan dini pola pikir manusia yang timbul pada tahapan fiction dan tahapan metafisik,
secara mutlak manusia telah dibekali oleh penciptaannya suatu kondisi yakni rasa ingin tahu (curiosity) terhadap fenomena disekitarnya sekaligus tentang dirinya sendiri. pemahaman tentang dirinya sendiri tersebut telah membangkitkan kesadaran bahwa dirinya merupan pusat segala sesuatu, sehingga terwujudlah apa yang disebut dengan antroposentris, yaitu suatu pemikiran yang memandang bahwa dirinya merupakan pusat segala sesuatu[12].
b. Geosentris
geosentris tidak jauh beda dengan antroposentris yaitu merupakan pola pikir yang timbul dari tahapan fiction dan tahapan metafisika, dimana kesadaran bahwa tanah tempat dirinya mengangtungkan hidup itulah yang merupakan pusat segala sesuatu sehingga terlahirlah pemahaman yang bersifat geosentris.
Dengan sebab demikian, untuk selanjutnya manusia beriktiyar bagaimana ia dapat hidup dengan tenang, dan untuk itu, direka suatu pola dan sarana yang dianggap mampu menyerasikan hubungan dirinya dengan dunia sekitarnya. Karena pemikirannya masih sangat sederhana, maka dalam memaknai realitas dunia sekitarnya, manusia mendasarkan pada apa yang disebut dengan metos. Metos timbul sebgai sarana pemenuhan rasa keingin tahuan manusia terhadap dirinya dan dunia sekitarnya. Atas dasar pereka-rekaan , karena keterbatasan pengetahuan perekaan itu, sampai batas tertentu, lebih didasarkan pada unsur magi.
c. Heliosentris
gagasan tentang haliosentris timbul pada tahapan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan positif. Dalam buku de revolutionibus orbium caelestium yang ditulis oleh nicolous copernicus (1473- 1453) mempromosikan tentang heliosentrisme dengan pokok titik ajaran.
- Matahari sebagai pusat sistem solar sedangkan bumi hanyalah satu planet yang mengelilingi matahati.
- Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahati.
- Bumi berputar pada porosnya yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pola pikir manusia adalah hal yang fitrah dalam diri manusia sendiri, dimana pola pikir ini mengalami beberapa tahapan revolusi dan perkembangan yang sejalan dengan perkembangan zaman
Mitologi mungkin akan terus eksis di dalam peradaban ini ketika manusia belum menemukan suatu jawaban atas sebuah misteri. Mitologi bisa tertanam ke dalam kepribadian yang paling prinsip sekalipun, bahkan dijadikan sebuah ideologi. Friksi antara mitologi dan logika akan muncul ketika telah tuntasnya logika suatu misteri, namun pola pikir masih berdiri pada alas paradigma mitologi.
Pemahaman kita menjadi lebih lengkap mengenai kesalingterkaitan antara ide-ide itu. Mitos menggunakan imajinasi untuk mengungkap keyakinan. Sastra memakai gelora jiwa untuk mengungkap keindahan. Mitos ini timbul disebabkan antara lain keterbatasan alat indra manusia, seperti :
1. Alat penglihatan.
2. Alat pendengaran.
3. Alat pencium dan pengecap.
4. Alat perasa.
Cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran, di antaranya ialah : Pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan, Intuisi, Wahyu, Trial and error.
Dalam sejarah perkembangan jiwa manusia baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam 3 tahap :
1. Tahap teologi atau fiktif
2. Tahap positif atau ilmiah ril
3. Tahap filsafat atau metafisik
B. SARAN
Demikian dengan isi materi kuliah IAD, IBD, ISD yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang mamotivasi yang tentunya kami akan lebih meningkatkan gagasan-gagasan kami.
DAFTAR PUSTAKA
1. Edi susanto, M.phil –buku ajaran ilmu alamiah dasar, pamekasan stain press, 2006.
2. Drs. Mawardi, ir. Nur hidayati IAD,IBD,ISD (bandung, Cv pustaka setia, 2009).
3. Maskoeri yasin, ilmu alamiah dasar (jakarta : raja grapindo persada, 1996).
4. Drs. Abdullah aly, ir. Eny rahma – ilmu alamiah dasar (jakarta : bumi aksara, 1991).
5. Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD, ISD, IBD.(Bandung : Pustaka Setia. 2007) hlm. 11
6. Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry : (kamus ilmiah populer) ARKALO SURABAYA.