EVALUASI KEGIATAN PESERTA DIDIK
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Peserta Didik
Yang
dibina oleh Bapak Abdul Aziz
Disusun Oleh:
Imam Hanafi
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadiran Allah SWT, yang memberikan kenikmatan kepada penulis khususnya
umumnya untuk kita semua, karena berkat hidayah dan inayah-Nya penulis bisa
menyelesaikan tugas makalah “Evaluasi kegiatan Peserta Didik”
shalawat berserta salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW.
Penulis ucapkan terima kasih kepada
dosen yang telah membimbing penulis di dalam penyusunan makalah ini, namun
penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan dan kebaikan.
Semoga makalah ini menjadi khazanah
khususnya bagi penulis umumnya bagi kita semua juga menjadi asbab hidayah
keseluruhan alam dan semoga kita senantiasa diberikan keistiqamaan di dalam
beribadah dan diberikan hidayah supaya kita tetap berada dalam jalan yang di
rido’i oleh Allah SWT.
Wassalamualaikum,
Wr, Wb.
Pamekasan, 2 September 2016
DAFTAR
ISI
Cover ...........................................................................................................
Kata pengantar ............................................................................................ i
Dafatar isi .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang.................................................................................. 1
B.
Rumusan masalah ............................................................................ 2
C.
Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik ............................. 3
B.
Tujuan dan
Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik ................ 4
C.
Teknik-teknik
Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik........................ 5
D.
Kriteria
Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik ................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses ahir dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah kita
melakukan evaluasi.Evaluasi mutlak dilakukan untuk menentukan hasil,
keberhasilan dari proses ataupun metode yang dilaksanakan. Dengan evaluasi
dapat menunjukkan sejauh mana kinerja yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, apakah telah mencapai tujuan yang
ditentukan serta tujuan yang telah digemborkan atau memang harus mengadakan
perencanaan ulang karena setiap kelemahan dan kegagalan dalam perencanaan akan
menjadi cermin/revisi bagi perencanaan berikutnya.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar
dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kesalahn utama yang sering terjadi diantara para guru adalah
bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir
unit, pertengahan, dan atau akhir suatu program pengajaran. Akibat yang terjadi
adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga menyebabkan banyaknya
perlakuan prediksi guru menjadi biasa dalam menentukan posisi mereka dalam
kegiatan kelasnya.
Banyak diantara kita sebagai calon pendidik yang belum
mengerti arti evaluasi yang sesungguhnya,sehingga dalam melakukan evaluasi
belum memakai teknik-teknik evaluasi yang distandarkan dengan kriteria-kriteria
yang seharusnya dikerjakan.
Makalah saya yang berjudul “Evaluasi Hasil
Belajar Peserta Didik” diharapkan mampu menjadi pencerah, agar kita paham apa
arti evaluasi dan bagaimana seharusnya evaluasi itu dikerjakan oleh seorang
pendidik dalam dunia pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
2.
Apa Tujuan dan
Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
3.
Bagaimana
Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
4.
Bagaimana
Kriteria Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
2.
Untuk
mengetahui Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
3.
Untuk mengetahui
Teknik-teknik Evalusi Hasil Belajar Peserta Didik.
4.
Untuk
mengetahui Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah
evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu
obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur
untuk memperoleh kesimpulan.[1]
Ada beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang
evaluasi(evaluation) yang diartikan sebagai penaksiran ialah sebagai berikut:
1.
Nurkanca(1983)
menyatakan bahwa evaluasi berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan
nilai sesuatu.
2.
Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi sebagai
suatu proses dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan
mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, mana mengandung pengertian baik dan
tidak baik, memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, dengan kata lain kita
melakukan value judgement.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.
Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai.
Dari
uraian diatas dapat diambil kesimpulan evaluasi adalah suatu proses menentukan
nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai
suatu tujuan. Sedangkan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah
suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan
patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya.
Sebelum
dilakukan evaluasi,terlebih dahulu dilakukan pengukuran.Pengukuran merupakan
terjemahan dari measurement ,secara terminologis pengukuran diartikan sebagai
suatu usaha untuk mengetahui sesuatu sebagaimana adanya.[2]
B.
Tujuan dan
Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
a.
Tujuan Evaluasi
Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu
tertentu.
2.
Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan
selama jangka waktu tertentu.
3.
Untuk mengetahui keberhasilan kinerja lembaga pendidikan dalam
penyelenggaraan proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu.
b.
Fungsi Evaluasi
Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1.
Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
2.
Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar
peserta didik.
3.
Untuk bahan pertimbangan kenaikan kelas.
4.
Untuk memperoleh data bagi pekerjaan dalam penyuluhan.
5.
Untuk memberikan informasi tentang kemampuan siswa sehingga dapat
dikembangkan secara optimal.
6.
Untuk melihat kinerja guru, murid dan orangtua tentang apa dan
sampai dimana perkembangan yang dicapai peserta didik.
Jadi
jelaslah bahwa tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah
untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik menampilkan performa sebagaimana
yang dikehendaki.Pengetahuan mengenai peserta didik demikian,dimaksudkan untuk
mengambil keputusan- keputusan penting mengenai peserta didik, apakah perlu
dilakukan pengayaan, nasehat, bimbingan penyuluhan, dipromosikan ,dinaikan
kelas, diluluskan, dimutasikan, dan lain sebagainya.Dengan kata lain dengan
diadakannya evaluasi hasil belajar peserta didik untuk diambil langkah- langkah
penting yang berkaitan dengan peserta didik.[3]
C.
Teknik-teknik
Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam
mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi
dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
a.
Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa prancis kuno: testum
dengan arti:”piring untuk menyisihkan logam-logam mulia”(maksudnya dengan
menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia
yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan “test”
sedangkan dalam bahasa Indonesia sendiri yaitu ditulis dengan “tes”,”ujian”
atau”percobaan”. Dalam bahasa arab disebut dengan imtihan.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan
penjelasan di atas, yaitu istilah tes,testing,tester dan testee.yang
masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Tes adalah alat atau
prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Testing
berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsung pengukuran dan
penilaian. Tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes,
atau eksperimentor yaitu orang yang sedang melalukan percobaan(eksperimen),
sedangkan testee adalah orang yang dikenai tes atau dikenai percobaan.
Adapun
dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological
Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai
standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat
betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau
tingkah laku individu. Sedangkan menurut Goodenough, tes adalah tugas atau
serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu,
dengan maksud untuk membandingkan kecapan mereka, antara satu dengan yang lain.[4]
Dari serangkaian definisi-definisi di atas dapat kita simpulkan
bahwa tes adalah uji kemampuan berupa tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik, dimana prosedur pengerjaannya harus sesuai dengan kehendak yang memberi
tugas yang biasa disebut dengan tester. Secara umum ada dua macam fungsi yang
dimiliki oleh tes, yaitu:
1.
Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik
2.
Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah sberapa jauh program pengajaran
yang telah ditentukan telah dicapai.
Sebagai alat pengukur tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alas an apa penggolongan
tes itu dilakukan. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai
alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dapat di bagi menjadi
enam golongan:
1.
Tes Seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah”ujian saringan atau “ujian
masuk” tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana
hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling
baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2.
Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau
bahan pelajarna yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
3.
Tes Akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang
tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para pesrta
didik.
4.
Tes Diagnostik
Tes
diagnostic adalah tes yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesulitan
yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu.[5]
5.
Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk
mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik”telah terbentuk’(sesuai dengan
tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses
pembekajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini lebih dikenal dengan
istilah “Ulangan Harian”.
6.
Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini
dikenal dengan istilah”Ulangan Umum” atau “EBTA”(Evaluasi Belajar Tahap Akhir),
dimana Hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijazah(STTB).
Penggolongan Tes Berdasarkan aspek psikis yang ingin Diungkapkan.
Dilihat dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes dapat dibagi menjadi lima
golongan:
1.
Tes Intelegensi(intelegensi test), yaitu tes yang
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui kecerdasan
seseorang.
2.
Tes Kemampuan(appatitude test)
3.
Tes Sikap(attitude test)
4.
Tes Kepribadian(personality test)
5.
Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes
pencapaian(achievement test).
Akhirnya, apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan
cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1.
Tes Tertulis(pencil
and paper test)
yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir
pertanyaan atau
soalnya
dilakukan secara tertulis dan testee juga memberikan jawabnnya secara
tertulis.
2.
Tes Lisan(nonpencil
and paper test)
Yakni tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan
atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara
lisan juga.[6]
b.
Teknik Non Test
Adalah suatu teknik evaluasi selain test seperti observasi,
wawancara, angket, sosiometri, anecdotal record dan skala penilaian.
Observasi adalah suatu pengamatan dan memberikan perhatian
terhadap suatu obyek tertentu.Observasi sebagai alat evaluasi hasil belajar
peserta didik adalah pengamatan terhadap perubahan tingkah laku peserta didik
sebagai akibat dari adanya proses belajar.
Wawancara
adalah pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh
seeorang kepada orang lain dengan maksud mendapat informasi mengenai suatu hal.
Angket adalah suatu
instrumen yang berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan
maksud agar responden memberikan jawaban,informasi dan keterangan sebagaimana
yang dikehendaki oleh pembuat angket.
Sosiometri adalah metode
yang dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan responden di dalam kelompoknya.
Bagaimana pola hubungan yang dibangun oleh responden di dalam kelompoknya dapat
diketahui melalui teknik sosiometri ini.
Catatan
Berkala atau yang
dikenal dengan anecdotal record adalah instrumen pengumpul data yang
dapat melengkapi observasi.Pencatatan ini dilakukan oleh pengamat terhadap
kejadian- kejadian mengenai peserta didik secara insidental.
Skala
Penilaian atau yang
disebut rating scale adalah suatu daftar pertanyaan yang dipergunakan
sebagai pelengkap observasi untuk menjelaskan, menggolongkan dan menilai
peserta didik dalam suatu situasi.[7]
D.
Kriteria
Evaluasi hasil Belajar Peserta didik
Yang dimaksud kriteria adalah acuan- acuan yang diberikan
dalam memberikan penilaian terhadap peserta didik.Acuan demikian perlu
ditetapkan,agar dapat menjadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dalam
membuat keputusan sehubungan dengan peserta didik.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar
peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
Menurut
kriteria ini peserta didik dinilai baik dan memenuhi syarat untuk dinaikan,
diluluskan atau dipromosikan,jika yang bersangkutan memenuhi standar yang
ditetapkan sebelumnya oleh pendidik.Konskuensinya adalah jika seluruh peserta
didik berada diatas standar ,akan dinaikan semua,dpromosikan semua atau
diluluskan semua. Sebaliknya jika dibawah standar maka tidak dinaikan,tidak
dipromosikan dan tidak diluluskan. Contoh pada tes formatif.
2.
Kriteria
acuan norma
Kriteria ini mengharuskan pendidik
mendasarkan tafsiran penilaian pada keberhasilan rata- rata peserta didik di
dalam kelas. Yang dijadikan pembanding keberhasilan adalah nilai peserta didik
dalam kelas.Jika salah seorang peserta didik ternyata diatas rata- rata ,maka
diidentifikasikan sebagai berhasil. Maka sebaliknya yang berada dibawah
rata-rata kelas,dianggap belum berhasil. Contoh pada tes sumatif.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Evaluasi
adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan
patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.Evaluasi Hasil Belajar
Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta
didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan
dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu
tertentu.
2.
Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan
3.
Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
4.
Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar
peserta didik.
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam
mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi
dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar
peserta didik yaitu:
1.
Kriteria acuan patokan
2.
Kriteria acuan norma
B.
Saran
Dalam melakukan evaluasi hendaklah harus mengutamakan
kejujuran peserta didik agar tidak membuka buku atau mencontek,agar diperoleh
hasil evaluasi hasil belajar peserta didik yang benar-benar sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Agar dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prihatin,
Eka. Manajemen Peserta Didik, Bandung:ALFABETA, 2011
Rusyan, Evaluasi Dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung:Bina Budaya, 1993
Sudijono,
Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 2013.
Sulistyorini,
Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Yogyakarta;Teras,
2009
[1]
Sulistyorini, Evaluasi pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,
(Yogyakarta: TERAS,).,
hlm. 49-50
[2]
Eka Prihatin, Manajemen peserta Didik, (Bandung: ALFABETA,).,
hlm.108-109
[3] Ibid.,
hlm.109-110
[4]
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers,).,
hlm. 66-67
[5]
Ibid., hlm. 68-70
[6]
Ibid., hlm. 71-75
[7] Rusyan, Evaluasi Dalam Proses Belajar
Mengajar.(Bandung:Bina Budaya,)., hlm.129
[8]
Eka Prihatin, Op. Cit., hlm.115
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses ahir dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah kita melakukan evaluasi.Evaluasi mutlak dilakukan untuk menentukan hasil, keberhasilan dari proses ataupun metode yang dilaksanakan. Dengan evaluasi dapat menunjukkan sejauh mana kinerja yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, apakah telah mencapai tujuan yang ditentukan serta tujuan yang telah digemborkan atau memang harus mengadakan perencanaan ulang karena setiap kelemahan dan kegagalan dalam perencanaan akan menjadi cermin/revisi bagi perencanaan berikutnya.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kesalahn utama yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu program pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi biasa dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya.
Banyak diantara kita sebagai calon pendidik yang belum mengerti arti evaluasi yang sesungguhnya,sehingga dalam melakukan evaluasi belum memakai teknik-teknik evaluasi yang distandarkan dengan kriteria-kriteria yang seharusnya dikerjakan.
Makalah saya yang berjudul “Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik” diharapkan mampu menjadi pencerah, agar kita paham apa arti evaluasi dan bagaimana seharusnya evaluasi itu dikerjakan oleh seorang pendidik dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
2. Apa Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
3. Bagaimana Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
4. Bagaimana Kriteria Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
2. Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
3. Untuk mengetahui Teknik-teknik Evalusi Hasil Belajar Peserta Didik.
4. Untuk mengetahui Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Ada beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang evaluasi(evaluation) yang diartikan sebagai penaksiran ialah sebagai berikut:
1. Nurkanca(1983) menyatakan bahwa evaluasi berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.
2. Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi sebagai suatu proses dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, mana mengandung pengertian baik dan tidak baik, memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, dengan kata lain kita melakukan value judgement.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebelum dilakukan evaluasi,terlebih dahulu dilakukan pengukuran.Pengukuran merupakan terjemahan dari measurement ,secara terminologis pengukuran diartikan sebagai suatu usaha untuk mengetahui sesuatu sebagaimana adanya.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
a. Tujuan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan selama jangka waktu tertentu.
3. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja lembaga pendidikan dalam penyelenggaraan proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu.
b. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
2. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik.
3. Untuk bahan pertimbangan kenaikan kelas.
4. Untuk memperoleh data bagi pekerjaan dalam penyuluhan.
5. Untuk memberikan informasi tentang kemampuan siswa sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
6. Untuk melihat kinerja guru, murid dan orangtua tentang apa dan sampai dimana perkembangan yang dicapai peserta didik.
Jadi jelaslah bahwa tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik menampilkan performa sebagaimana yang dikehendaki.Pengetahuan mengenai peserta didik demikian,dimaksudkan untuk mengambil keputusan- keputusan penting mengenai peserta didik, apakah perlu dilakukan pengayaan, nasehat, bimbingan penyuluhan, dipromosikan ,dinaikan kelas, diluluskan, dimutasikan, dan lain sebagainya.Dengan kata lain dengan diadakannya evaluasi hasil belajar peserta didik untuk diambil langkah- langkah penting yang berkaitan dengan peserta didik.
C. Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
a. Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa prancis kuno: testum dengan arti:”piring untuk menyisihkan logam-logam mulia”(maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan “test” sedangkan dalam bahasa Indonesia sendiri yaitu ditulis dengan “tes”,”ujian” atau”percobaan”. Dalam bahasa arab disebut dengan imtihan.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan penjelasan di atas, yaitu istilah tes,testing,tester dan testee.yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsung pengukuran dan penilaian. Tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor yaitu orang yang sedang melalukan percobaan(eksperimen), sedangkan testee adalah orang yang dikenai tes atau dikenai percobaan.
Adapun dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan menurut Goodenough, tes adalah tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecapan mereka, antara satu dengan yang lain.
Dari serangkaian definisi-definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa tes adalah uji kemampuan berupa tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, dimana prosedur pengerjaannya harus sesuai dengan kehendak yang memberi tugas yang biasa disebut dengan tester. Secara umum ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah sberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan telah dicapai.
Sebagai alat pengukur tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alas an apa penggolongan tes itu dilakukan. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dapat di bagi menjadi enam golongan:
1. Tes Seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah”ujian saringan atau “ujian masuk” tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2. Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajarna yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
3. Tes Akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para pesrta didik.
4. Tes Diagnostik
Tes diagnostic adalah tes yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesulitan yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu.
5. Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik”telah terbentuk’(sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembekajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini lebih dikenal dengan istilah “Ulangan Harian”.
6. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan istilah”Ulangan Umum” atau “EBTA”(Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana Hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijazah(STTB).
Penggolongan Tes Berdasarkan aspek psikis yang ingin Diungkapkan. Dilihat dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes dapat dibagi menjadi lima golongan:
1. Tes Intelegensi(intelegensi test), yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui kecerdasan seseorang.
2. Tes Kemampuan(appatitude test)
3. Tes Sikap(attitude test)
4. Tes Kepribadian(personality test)
5. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian(achievement test).
Akhirnya, apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Tes Tertulis(pencil and paper test)
yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau
soalnya dilakukan secara tertulis dan testee juga memberikan jawabnnya secara
tertulis.
2. Tes Lisan(nonpencil and paper test)
Yakni tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan juga.
b. Teknik Non Test
Adalah suatu teknik evaluasi selain test seperti observasi, wawancara, angket, sosiometri, anecdotal record dan skala penilaian.
Observasi adalah suatu pengamatan dan memberikan perhatian terhadap suatu obyek tertentu.Observasi sebagai alat evaluasi hasil belajar peserta didik adalah pengamatan terhadap perubahan tingkah laku peserta didik sebagai akibat dari adanya proses belajar.
Wawancara adalah pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh seeorang kepada orang lain dengan maksud mendapat informasi mengenai suatu hal.
Angket adalah suatu instrumen yang berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan maksud agar responden memberikan jawaban,informasi dan keterangan sebagaimana yang dikehendaki oleh pembuat angket.
Sosiometri adalah metode yang dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan responden di dalam kelompoknya. Bagaimana pola hubungan yang dibangun oleh responden di dalam kelompoknya dapat diketahui melalui teknik sosiometri ini.
Catatan Berkala atau yang dikenal dengan anecdotal record adalah instrumen pengumpul data yang dapat melengkapi observasi.Pencatatan ini dilakukan oleh pengamat terhadap kejadian- kejadian mengenai peserta didik secara insidental.
Skala Penilaian atau yang disebut rating scale adalah suatu daftar pertanyaan yang dipergunakan sebagai pelengkap observasi untuk menjelaskan, menggolongkan dan menilai peserta didik dalam suatu situasi.
D. Kriteria Evaluasi hasil Belajar Peserta didik
Yang dimaksud kriteria adalah acuan- acuan yang diberikan dalam memberikan penilaian terhadap peserta didik.Acuan demikian perlu ditetapkan,agar dapat menjadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dalam membuat keputusan sehubungan dengan peserta didik.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
Menurut kriteria ini peserta didik dinilai baik dan memenuhi syarat untuk dinaikan, diluluskan atau dipromosikan,jika yang bersangkutan memenuhi standar yang ditetapkan sebelumnya oleh pendidik.Konskuensinya adalah jika seluruh peserta didik berada diatas standar ,akan dinaikan semua,dpromosikan semua atau diluluskan semua. Sebaliknya jika dibawah standar maka tidak dinaikan,tidak dipromosikan dan tidak diluluskan. Contoh pada tes formatif.
2. Kriteria acuan norma
Kriteria ini mengharuskan pendidik mendasarkan tafsiran penilaian pada keberhasilan rata- rata peserta didik di dalam kelas. Yang dijadikan pembanding keberhasilan adalah nilai peserta didik dalam kelas.Jika salah seorang peserta didik ternyata diatas rata- rata ,maka diidentifikasikan sebagai berhasil. Maka sebaliknya yang berada dibawah rata-rata kelas,dianggap belum berhasil. Contoh pada tes sumatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan
3. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
4. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik.
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
2. Kriteria acuan norma
B. Saran
Dalam melakukan evaluasi hendaklah harus mengutamakan kejujuran peserta didik agar tidak membuka buku atau mencontek,agar diperoleh hasil evaluasi hasil belajar peserta didik yang benar-benar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Agar dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik, Bandung:ALFABETA, 2011
Rusyan, Evaluasi Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Bina Budaya, 1993
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 2013.
Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Yogyakarta;Teras, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses ahir dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah kita melakukan evaluasi.Evaluasi mutlak dilakukan untuk menentukan hasil, keberhasilan dari proses ataupun metode yang dilaksanakan. Dengan evaluasi dapat menunjukkan sejauh mana kinerja yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, apakah telah mencapai tujuan yang ditentukan serta tujuan yang telah digemborkan atau memang harus mengadakan perencanaan ulang karena setiap kelemahan dan kegagalan dalam perencanaan akan menjadi cermin/revisi bagi perencanaan berikutnya.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kesalahn utama yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu program pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi biasa dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya.
Banyak diantara kita sebagai calon pendidik yang belum mengerti arti evaluasi yang sesungguhnya,sehingga dalam melakukan evaluasi belum memakai teknik-teknik evaluasi yang distandarkan dengan kriteria-kriteria yang seharusnya dikerjakan.
Makalah saya yang berjudul “Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik” diharapkan mampu menjadi pencerah, agar kita paham apa arti evaluasi dan bagaimana seharusnya evaluasi itu dikerjakan oleh seorang pendidik dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
2. Apa Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
3. Bagaimana Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
4. Bagaimana Kriteria Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
2. Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
3. Untuk mengetahui Teknik-teknik Evalusi Hasil Belajar Peserta Didik.
4. Untuk mengetahui Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Ada beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang evaluasi(evaluation) yang diartikan sebagai penaksiran ialah sebagai berikut:
1. Nurkanca(1983) menyatakan bahwa evaluasi berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.
2. Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi sebagai suatu proses dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, mana mengandung pengertian baik dan tidak baik, memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, dengan kata lain kita melakukan value judgement.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebelum dilakukan evaluasi,terlebih dahulu dilakukan pengukuran.Pengukuran merupakan terjemahan dari measurement ,secara terminologis pengukuran diartikan sebagai suatu usaha untuk mengetahui sesuatu sebagaimana adanya.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
a. Tujuan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan selama jangka waktu tertentu.
3. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja lembaga pendidikan dalam penyelenggaraan proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu.
b. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
2. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik.
3. Untuk bahan pertimbangan kenaikan kelas.
4. Untuk memperoleh data bagi pekerjaan dalam penyuluhan.
5. Untuk memberikan informasi tentang kemampuan siswa sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
6. Untuk melihat kinerja guru, murid dan orangtua tentang apa dan sampai dimana perkembangan yang dicapai peserta didik.
Jadi jelaslah bahwa tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik menampilkan performa sebagaimana yang dikehendaki.Pengetahuan mengenai peserta didik demikian,dimaksudkan untuk mengambil keputusan- keputusan penting mengenai peserta didik, apakah perlu dilakukan pengayaan, nasehat, bimbingan penyuluhan, dipromosikan ,dinaikan kelas, diluluskan, dimutasikan, dan lain sebagainya.Dengan kata lain dengan diadakannya evaluasi hasil belajar peserta didik untuk diambil langkah- langkah penting yang berkaitan dengan peserta didik.
C. Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
a. Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa prancis kuno: testum dengan arti:”piring untuk menyisihkan logam-logam mulia”(maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan “test” sedangkan dalam bahasa Indonesia sendiri yaitu ditulis dengan “tes”,”ujian” atau”percobaan”. Dalam bahasa arab disebut dengan imtihan.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan penjelasan di atas, yaitu istilah tes,testing,tester dan testee.yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsung pengukuran dan penilaian. Tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor yaitu orang yang sedang melalukan percobaan(eksperimen), sedangkan testee adalah orang yang dikenai tes atau dikenai percobaan.
Adapun dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan menurut Goodenough, tes adalah tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecapan mereka, antara satu dengan yang lain.
Dari serangkaian definisi-definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa tes adalah uji kemampuan berupa tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, dimana prosedur pengerjaannya harus sesuai dengan kehendak yang memberi tugas yang biasa disebut dengan tester. Secara umum ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah sberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan telah dicapai.
Sebagai alat pengukur tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alas an apa penggolongan tes itu dilakukan. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dapat di bagi menjadi enam golongan:
1. Tes Seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah”ujian saringan atau “ujian masuk” tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2. Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajarna yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
3. Tes Akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para pesrta didik.
4. Tes Diagnostik
Tes diagnostic adalah tes yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesulitan yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu.
5. Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik”telah terbentuk’(sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembekajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini lebih dikenal dengan istilah “Ulangan Harian”.
6. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan istilah”Ulangan Umum” atau “EBTA”(Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana Hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijazah(STTB).
Penggolongan Tes Berdasarkan aspek psikis yang ingin Diungkapkan. Dilihat dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes dapat dibagi menjadi lima golongan:
1. Tes Intelegensi(intelegensi test), yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui kecerdasan seseorang.
2. Tes Kemampuan(appatitude test)
3. Tes Sikap(attitude test)
4. Tes Kepribadian(personality test)
5. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian(achievement test).
Akhirnya, apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Tes Tertulis(pencil and paper test)
yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau
soalnya dilakukan secara tertulis dan testee juga memberikan jawabnnya secara
tertulis.
2. Tes Lisan(nonpencil and paper test)
Yakni tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan juga.
b. Teknik Non Test
Adalah suatu teknik evaluasi selain test seperti observasi, wawancara, angket, sosiometri, anecdotal record dan skala penilaian.
Observasi adalah suatu pengamatan dan memberikan perhatian terhadap suatu obyek tertentu.Observasi sebagai alat evaluasi hasil belajar peserta didik adalah pengamatan terhadap perubahan tingkah laku peserta didik sebagai akibat dari adanya proses belajar.
Wawancara adalah pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh seeorang kepada orang lain dengan maksud mendapat informasi mengenai suatu hal.
Angket adalah suatu instrumen yang berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan maksud agar responden memberikan jawaban,informasi dan keterangan sebagaimana yang dikehendaki oleh pembuat angket.
Sosiometri adalah metode yang dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan responden di dalam kelompoknya. Bagaimana pola hubungan yang dibangun oleh responden di dalam kelompoknya dapat diketahui melalui teknik sosiometri ini.
Catatan Berkala atau yang dikenal dengan anecdotal record adalah instrumen pengumpul data yang dapat melengkapi observasi.Pencatatan ini dilakukan oleh pengamat terhadap kejadian- kejadian mengenai peserta didik secara insidental.
Skala Penilaian atau yang disebut rating scale adalah suatu daftar pertanyaan yang dipergunakan sebagai pelengkap observasi untuk menjelaskan, menggolongkan dan menilai peserta didik dalam suatu situasi.
D. Kriteria Evaluasi hasil Belajar Peserta didik
Yang dimaksud kriteria adalah acuan- acuan yang diberikan dalam memberikan penilaian terhadap peserta didik.Acuan demikian perlu ditetapkan,agar dapat menjadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dalam membuat keputusan sehubungan dengan peserta didik.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
Menurut kriteria ini peserta didik dinilai baik dan memenuhi syarat untuk dinaikan, diluluskan atau dipromosikan,jika yang bersangkutan memenuhi standar yang ditetapkan sebelumnya oleh pendidik.Konskuensinya adalah jika seluruh peserta didik berada diatas standar ,akan dinaikan semua,dpromosikan semua atau diluluskan semua. Sebaliknya jika dibawah standar maka tidak dinaikan,tidak dipromosikan dan tidak diluluskan. Contoh pada tes formatif.
2. Kriteria acuan norma
Kriteria ini mengharuskan pendidik mendasarkan tafsiran penilaian pada keberhasilan rata- rata peserta didik di dalam kelas. Yang dijadikan pembanding keberhasilan adalah nilai peserta didik dalam kelas.Jika salah seorang peserta didik ternyata diatas rata- rata ,maka diidentifikasikan sebagai berhasil. Maka sebaliknya yang berada dibawah rata-rata kelas,dianggap belum berhasil. Contoh pada tes sumatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan
3. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
4. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik.
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
2. Kriteria acuan norma
B. Saran
Dalam melakukan evaluasi hendaklah harus mengutamakan kejujuran peserta didik agar tidak membuka buku atau mencontek,agar diperoleh hasil evaluasi hasil belajar peserta didik yang benar-benar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Agar dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik, Bandung:ALFABETA, 2011
Rusyan, Evaluasi Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Bina Budaya, 1993
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 2013.
Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Yogyakarta;Teras, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses ahir dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah kita melakukan evaluasi.Evaluasi mutlak dilakukan untuk menentukan hasil, keberhasilan dari proses ataupun metode yang dilaksanakan. Dengan evaluasi dapat menunjukkan sejauh mana kinerja yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, apakah telah mencapai tujuan yang ditentukan serta tujuan yang telah digemborkan atau memang harus mengadakan perencanaan ulang karena setiap kelemahan dan kegagalan dalam perencanaan akan menjadi cermin/revisi bagi perencanaan berikutnya.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kesalahn utama yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu program pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi biasa dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya.
Banyak diantara kita sebagai calon pendidik yang belum mengerti arti evaluasi yang sesungguhnya,sehingga dalam melakukan evaluasi belum memakai teknik-teknik evaluasi yang distandarkan dengan kriteria-kriteria yang seharusnya dikerjakan.
Makalah saya yang berjudul “Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik” diharapkan mampu menjadi pencerah, agar kita paham apa arti evaluasi dan bagaimana seharusnya evaluasi itu dikerjakan oleh seorang pendidik dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
2. Apa Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
3. Bagaimana Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
4. Bagaimana Kriteria Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
2. Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
3. Untuk mengetahui Teknik-teknik Evalusi Hasil Belajar Peserta Didik.
4. Untuk mengetahui Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Ada beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang evaluasi(evaluation) yang diartikan sebagai penaksiran ialah sebagai berikut:
1. Nurkanca(1983) menyatakan bahwa evaluasi berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.
2. Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi sebagai suatu proses dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, mana mengandung pengertian baik dan tidak baik, memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, dengan kata lain kita melakukan value judgement.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebelum dilakukan evaluasi,terlebih dahulu dilakukan pengukuran.Pengukuran merupakan terjemahan dari measurement ,secara terminologis pengukuran diartikan sebagai suatu usaha untuk mengetahui sesuatu sebagaimana adanya.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
a. Tujuan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan selama jangka waktu tertentu.
3. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja lembaga pendidikan dalam penyelenggaraan proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu.
b. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
2. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik.
3. Untuk bahan pertimbangan kenaikan kelas.
4. Untuk memperoleh data bagi pekerjaan dalam penyuluhan.
5. Untuk memberikan informasi tentang kemampuan siswa sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
6. Untuk melihat kinerja guru, murid dan orangtua tentang apa dan sampai dimana perkembangan yang dicapai peserta didik.
Jadi jelaslah bahwa tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik menampilkan performa sebagaimana yang dikehendaki.Pengetahuan mengenai peserta didik demikian,dimaksudkan untuk mengambil keputusan- keputusan penting mengenai peserta didik, apakah perlu dilakukan pengayaan, nasehat, bimbingan penyuluhan, dipromosikan ,dinaikan kelas, diluluskan, dimutasikan, dan lain sebagainya.Dengan kata lain dengan diadakannya evaluasi hasil belajar peserta didik untuk diambil langkah- langkah penting yang berkaitan dengan peserta didik.
C. Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
a. Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa prancis kuno: testum dengan arti:”piring untuk menyisihkan logam-logam mulia”(maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan “test” sedangkan dalam bahasa Indonesia sendiri yaitu ditulis dengan “tes”,”ujian” atau”percobaan”. Dalam bahasa arab disebut dengan imtihan.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan penjelasan di atas, yaitu istilah tes,testing,tester dan testee.yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsung pengukuran dan penilaian. Tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor yaitu orang yang sedang melalukan percobaan(eksperimen), sedangkan testee adalah orang yang dikenai tes atau dikenai percobaan.
Adapun dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan menurut Goodenough, tes adalah tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecapan mereka, antara satu dengan yang lain.
Dari serangkaian definisi-definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa tes adalah uji kemampuan berupa tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, dimana prosedur pengerjaannya harus sesuai dengan kehendak yang memberi tugas yang biasa disebut dengan tester. Secara umum ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah sberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan telah dicapai.
Sebagai alat pengukur tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alas an apa penggolongan tes itu dilakukan. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dapat di bagi menjadi enam golongan:
1. Tes Seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah”ujian saringan atau “ujian masuk” tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2. Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajarna yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
3. Tes Akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para pesrta didik.
4. Tes Diagnostik
Tes diagnostic adalah tes yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesulitan yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu.
5. Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik”telah terbentuk’(sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembekajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini lebih dikenal dengan istilah “Ulangan Harian”.
6. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan istilah”Ulangan Umum” atau “EBTA”(Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana Hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijazah(STTB).
Penggolongan Tes Berdasarkan aspek psikis yang ingin Diungkapkan. Dilihat dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes dapat dibagi menjadi lima golongan:
1. Tes Intelegensi(intelegensi test), yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui kecerdasan seseorang.
2. Tes Kemampuan(appatitude test)
3. Tes Sikap(attitude test)
4. Tes Kepribadian(personality test)
5. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian(achievement test).
Akhirnya, apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Tes Tertulis(pencil and paper test)
yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau
soalnya dilakukan secara tertulis dan testee juga memberikan jawabnnya secara
tertulis.
2. Tes Lisan(nonpencil and paper test)
Yakni tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan juga.
b. Teknik Non Test
Adalah suatu teknik evaluasi selain test seperti observasi, wawancara, angket, sosiometri, anecdotal record dan skala penilaian.
Observasi adalah suatu pengamatan dan memberikan perhatian terhadap suatu obyek tertentu.Observasi sebagai alat evaluasi hasil belajar peserta didik adalah pengamatan terhadap perubahan tingkah laku peserta didik sebagai akibat dari adanya proses belajar.
Wawancara adalah pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh seeorang kepada orang lain dengan maksud mendapat informasi mengenai suatu hal.
Angket adalah suatu instrumen yang berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan maksud agar responden memberikan jawaban,informasi dan keterangan sebagaimana yang dikehendaki oleh pembuat angket.
Sosiometri adalah metode yang dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan responden di dalam kelompoknya. Bagaimana pola hubungan yang dibangun oleh responden di dalam kelompoknya dapat diketahui melalui teknik sosiometri ini.
Catatan Berkala atau yang dikenal dengan anecdotal record adalah instrumen pengumpul data yang dapat melengkapi observasi.Pencatatan ini dilakukan oleh pengamat terhadap kejadian- kejadian mengenai peserta didik secara insidental.
Skala Penilaian atau yang disebut rating scale adalah suatu daftar pertanyaan yang dipergunakan sebagai pelengkap observasi untuk menjelaskan, menggolongkan dan menilai peserta didik dalam suatu situasi.
D. Kriteria Evaluasi hasil Belajar Peserta didik
Yang dimaksud kriteria adalah acuan- acuan yang diberikan dalam memberikan penilaian terhadap peserta didik.Acuan demikian perlu ditetapkan,agar dapat menjadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dalam membuat keputusan sehubungan dengan peserta didik.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
Menurut kriteria ini peserta didik dinilai baik dan memenuhi syarat untuk dinaikan, diluluskan atau dipromosikan,jika yang bersangkutan memenuhi standar yang ditetapkan sebelumnya oleh pendidik.Konskuensinya adalah jika seluruh peserta didik berada diatas standar ,akan dinaikan semua,dpromosikan semua atau diluluskan semua. Sebaliknya jika dibawah standar maka tidak dinaikan,tidak dipromosikan dan tidak diluluskan. Contoh pada tes formatif.
2. Kriteria acuan norma
Kriteria ini mengharuskan pendidik mendasarkan tafsiran penilaian pada keberhasilan rata- rata peserta didik di dalam kelas. Yang dijadikan pembanding keberhasilan adalah nilai peserta didik dalam kelas.Jika salah seorang peserta didik ternyata diatas rata- rata ,maka diidentifikasikan sebagai berhasil. Maka sebaliknya yang berada dibawah rata-rata kelas,dianggap belum berhasil. Contoh pada tes sumatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan
3. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
4. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik.
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
2. Kriteria acuan norma
B. Saran
Dalam melakukan evaluasi hendaklah harus mengutamakan kejujuran peserta didik agar tidak membuka buku atau mencontek,agar diperoleh hasil evaluasi hasil belajar peserta didik yang benar-benar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Agar dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik, Bandung:ALFABETA, 2011
Rusyan, Evaluasi Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Bina Budaya, 1993
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 2013.
Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Yogyakarta;Teras, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses ahir dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah kita melakukan evaluasi.Evaluasi mutlak dilakukan untuk menentukan hasil, keberhasilan dari proses ataupun metode yang dilaksanakan. Dengan evaluasi dapat menunjukkan sejauh mana kinerja yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, apakah telah mencapai tujuan yang ditentukan serta tujuan yang telah digemborkan atau memang harus mengadakan perencanaan ulang karena setiap kelemahan dan kegagalan dalam perencanaan akan menjadi cermin/revisi bagi perencanaan berikutnya.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kesalahn utama yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu program pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi biasa dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya.
Banyak diantara kita sebagai calon pendidik yang belum mengerti arti evaluasi yang sesungguhnya,sehingga dalam melakukan evaluasi belum memakai teknik-teknik evaluasi yang distandarkan dengan kriteria-kriteria yang seharusnya dikerjakan.
Makalah saya yang berjudul “Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik” diharapkan mampu menjadi pencerah, agar kita paham apa arti evaluasi dan bagaimana seharusnya evaluasi itu dikerjakan oleh seorang pendidik dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
2. Apa Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
3. Bagaimana Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
4. Bagaimana Kriteria Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
2. Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
3. Untuk mengetahui Teknik-teknik Evalusi Hasil Belajar Peserta Didik.
4. Untuk mengetahui Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Ada beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang evaluasi(evaluation) yang diartikan sebagai penaksiran ialah sebagai berikut:
1. Nurkanca(1983) menyatakan bahwa evaluasi berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.
2. Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi sebagai suatu proses dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, mana mengandung pengertian baik dan tidak baik, memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, dengan kata lain kita melakukan value judgement.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebelum dilakukan evaluasi,terlebih dahulu dilakukan pengukuran.Pengukuran merupakan terjemahan dari measurement ,secara terminologis pengukuran diartikan sebagai suatu usaha untuk mengetahui sesuatu sebagaimana adanya.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
a. Tujuan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan selama jangka waktu tertentu.
3. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja lembaga pendidikan dalam penyelenggaraan proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu.
b. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
2. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik.
3. Untuk bahan pertimbangan kenaikan kelas.
4. Untuk memperoleh data bagi pekerjaan dalam penyuluhan.
5. Untuk memberikan informasi tentang kemampuan siswa sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
6. Untuk melihat kinerja guru, murid dan orangtua tentang apa dan sampai dimana perkembangan yang dicapai peserta didik.
Jadi jelaslah bahwa tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik menampilkan performa sebagaimana yang dikehendaki.Pengetahuan mengenai peserta didik demikian,dimaksudkan untuk mengambil keputusan- keputusan penting mengenai peserta didik, apakah perlu dilakukan pengayaan, nasehat, bimbingan penyuluhan, dipromosikan ,dinaikan kelas, diluluskan, dimutasikan, dan lain sebagainya.Dengan kata lain dengan diadakannya evaluasi hasil belajar peserta didik untuk diambil langkah- langkah penting yang berkaitan dengan peserta didik.
C. Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
a. Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa prancis kuno: testum dengan arti:”piring untuk menyisihkan logam-logam mulia”(maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan “test” sedangkan dalam bahasa Indonesia sendiri yaitu ditulis dengan “tes”,”ujian” atau”percobaan”. Dalam bahasa arab disebut dengan imtihan.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan penjelasan di atas, yaitu istilah tes,testing,tester dan testee.yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsung pengukuran dan penilaian. Tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor yaitu orang yang sedang melalukan percobaan(eksperimen), sedangkan testee adalah orang yang dikenai tes atau dikenai percobaan.
Adapun dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan menurut Goodenough, tes adalah tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecapan mereka, antara satu dengan yang lain.
Dari serangkaian definisi-definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa tes adalah uji kemampuan berupa tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, dimana prosedur pengerjaannya harus sesuai dengan kehendak yang memberi tugas yang biasa disebut dengan tester. Secara umum ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah sberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan telah dicapai.
Sebagai alat pengukur tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alas an apa penggolongan tes itu dilakukan. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dapat di bagi menjadi enam golongan:
1. Tes Seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah”ujian saringan atau “ujian masuk” tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2. Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajarna yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
3. Tes Akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para pesrta didik.
4. Tes Diagnostik
Tes diagnostic adalah tes yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesulitan yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu.
5. Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik”telah terbentuk’(sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembekajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini lebih dikenal dengan istilah “Ulangan Harian”.
6. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan istilah”Ulangan Umum” atau “EBTA”(Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana Hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijazah(STTB).
Penggolongan Tes Berdasarkan aspek psikis yang ingin Diungkapkan. Dilihat dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes dapat dibagi menjadi lima golongan:
1. Tes Intelegensi(intelegensi test), yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui kecerdasan seseorang.
2. Tes Kemampuan(appatitude test)
3. Tes Sikap(attitude test)
4. Tes Kepribadian(personality test)
5. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian(achievement test).
Akhirnya, apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Tes Tertulis(pencil and paper test)
yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau
soalnya dilakukan secara tertulis dan testee juga memberikan jawabnnya secara
tertulis.
2. Tes Lisan(nonpencil and paper test)
Yakni tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan juga.
b. Teknik Non Test
Adalah suatu teknik evaluasi selain test seperti observasi, wawancara, angket, sosiometri, anecdotal record dan skala penilaian.
Observasi adalah suatu pengamatan dan memberikan perhatian terhadap suatu obyek tertentu.Observasi sebagai alat evaluasi hasil belajar peserta didik adalah pengamatan terhadap perubahan tingkah laku peserta didik sebagai akibat dari adanya proses belajar.
Wawancara adalah pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh seeorang kepada orang lain dengan maksud mendapat informasi mengenai suatu hal.
Angket adalah suatu instrumen yang berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan maksud agar responden memberikan jawaban,informasi dan keterangan sebagaimana yang dikehendaki oleh pembuat angket.
Sosiometri adalah metode yang dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan responden di dalam kelompoknya. Bagaimana pola hubungan yang dibangun oleh responden di dalam kelompoknya dapat diketahui melalui teknik sosiometri ini.
Catatan Berkala atau yang dikenal dengan anecdotal record adalah instrumen pengumpul data yang dapat melengkapi observasi.Pencatatan ini dilakukan oleh pengamat terhadap kejadian- kejadian mengenai peserta didik secara insidental.
Skala Penilaian atau yang disebut rating scale adalah suatu daftar pertanyaan yang dipergunakan sebagai pelengkap observasi untuk menjelaskan, menggolongkan dan menilai peserta didik dalam suatu situasi.
D. Kriteria Evaluasi hasil Belajar Peserta didik
Yang dimaksud kriteria adalah acuan- acuan yang diberikan dalam memberikan penilaian terhadap peserta didik.Acuan demikian perlu ditetapkan,agar dapat menjadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dalam membuat keputusan sehubungan dengan peserta didik.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
Menurut kriteria ini peserta didik dinilai baik dan memenuhi syarat untuk dinaikan, diluluskan atau dipromosikan,jika yang bersangkutan memenuhi standar yang ditetapkan sebelumnya oleh pendidik.Konskuensinya adalah jika seluruh peserta didik berada diatas standar ,akan dinaikan semua,dpromosikan semua atau diluluskan semua. Sebaliknya jika dibawah standar maka tidak dinaikan,tidak dipromosikan dan tidak diluluskan. Contoh pada tes formatif.
2. Kriteria acuan norma
Kriteria ini mengharuskan pendidik mendasarkan tafsiran penilaian pada keberhasilan rata- rata peserta didik di dalam kelas. Yang dijadikan pembanding keberhasilan adalah nilai peserta didik dalam kelas.Jika salah seorang peserta didik ternyata diatas rata- rata ,maka diidentifikasikan sebagai berhasil. Maka sebaliknya yang berada dibawah rata-rata kelas,dianggap belum berhasil. Contoh pada tes sumatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan
3. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
4. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik.
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
2. Kriteria acuan norma
B. Saran
Dalam melakukan evaluasi hendaklah harus mengutamakan kejujuran peserta didik agar tidak membuka buku atau mencontek,agar diperoleh hasil evaluasi hasil belajar peserta didik yang benar-benar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Agar dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik, Bandung:ALFABETA, 2011
Rusyan, Evaluasi Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Bina Budaya, 1993
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 2013.
Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Yogyakarta;Teras, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses ahir dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah kita melakukan evaluasi.Evaluasi mutlak dilakukan untuk menentukan hasil, keberhasilan dari proses ataupun metode yang dilaksanakan. Dengan evaluasi dapat menunjukkan sejauh mana kinerja yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, apakah telah mencapai tujuan yang ditentukan serta tujuan yang telah digemborkan atau memang harus mengadakan perencanaan ulang karena setiap kelemahan dan kegagalan dalam perencanaan akan menjadi cermin/revisi bagi perencanaan berikutnya.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kesalahn utama yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu program pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi biasa dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya.
Banyak diantara kita sebagai calon pendidik yang belum mengerti arti evaluasi yang sesungguhnya,sehingga dalam melakukan evaluasi belum memakai teknik-teknik evaluasi yang distandarkan dengan kriteria-kriteria yang seharusnya dikerjakan.
Makalah saya yang berjudul “Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik” diharapkan mampu menjadi pencerah, agar kita paham apa arti evaluasi dan bagaimana seharusnya evaluasi itu dikerjakan oleh seorang pendidik dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
2. Apa Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
3. Bagaimana Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
4. Bagaimana Kriteria Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
2. Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik.
3. Untuk mengetahui Teknik-teknik Evalusi Hasil Belajar Peserta Didik.
4. Untuk mengetahui Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Ada beberapa ahli yang memberikan pengertian tentang evaluasi(evaluation) yang diartikan sebagai penaksiran ialah sebagai berikut:
1. Nurkanca(1983) menyatakan bahwa evaluasi berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.
2. Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi sebagai suatu proses dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, mana mengandung pengertian baik dan tidak baik, memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, dengan kata lain kita melakukan value judgement.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebelum dilakukan evaluasi,terlebih dahulu dilakukan pengukuran.Pengukuran merupakan terjemahan dari measurement ,secara terminologis pengukuran diartikan sebagai suatu usaha untuk mengetahui sesuatu sebagaimana adanya.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
a. Tujuan Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan selama jangka waktu tertentu.
3. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja lembaga pendidikan dalam penyelenggaraan proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu.
b. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
2. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik.
3. Untuk bahan pertimbangan kenaikan kelas.
4. Untuk memperoleh data bagi pekerjaan dalam penyuluhan.
5. Untuk memberikan informasi tentang kemampuan siswa sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
6. Untuk melihat kinerja guru, murid dan orangtua tentang apa dan sampai dimana perkembangan yang dicapai peserta didik.
Jadi jelaslah bahwa tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik menampilkan performa sebagaimana yang dikehendaki.Pengetahuan mengenai peserta didik demikian,dimaksudkan untuk mengambil keputusan- keputusan penting mengenai peserta didik, apakah perlu dilakukan pengayaan, nasehat, bimbingan penyuluhan, dipromosikan ,dinaikan kelas, diluluskan, dimutasikan, dan lain sebagainya.Dengan kata lain dengan diadakannya evaluasi hasil belajar peserta didik untuk diambil langkah- langkah penting yang berkaitan dengan peserta didik.
C. Teknik-teknik Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
a. Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa prancis kuno: testum dengan arti:”piring untuk menyisihkan logam-logam mulia”(maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan “test” sedangkan dalam bahasa Indonesia sendiri yaitu ditulis dengan “tes”,”ujian” atau”percobaan”. Dalam bahasa arab disebut dengan imtihan.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan penjelasan di atas, yaitu istilah tes,testing,tester dan testee.yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsung pengukuran dan penilaian. Tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor yaitu orang yang sedang melalukan percobaan(eksperimen), sedangkan testee adalah orang yang dikenai tes atau dikenai percobaan.
Adapun dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan menurut Goodenough, tes adalah tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecapan mereka, antara satu dengan yang lain.
Dari serangkaian definisi-definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa tes adalah uji kemampuan berupa tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, dimana prosedur pengerjaannya harus sesuai dengan kehendak yang memberi tugas yang biasa disebut dengan tester. Secara umum ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah sberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan telah dicapai.
Sebagai alat pengukur tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alas an apa penggolongan tes itu dilakukan. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dapat di bagi menjadi enam golongan:
1. Tes Seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah”ujian saringan atau “ujian masuk” tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2. Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajarna yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
3. Tes Akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para pesrta didik.
4. Tes Diagnostik
Tes diagnostic adalah tes yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesulitan yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu.
5. Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik”telah terbentuk’(sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembekajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini lebih dikenal dengan istilah “Ulangan Harian”.
6. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan istilah”Ulangan Umum” atau “EBTA”(Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana Hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau ijazah(STTB).
Penggolongan Tes Berdasarkan aspek psikis yang ingin Diungkapkan. Dilihat dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes dapat dibagi menjadi lima golongan:
1. Tes Intelegensi(intelegensi test), yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui kecerdasan seseorang.
2. Tes Kemampuan(appatitude test)
3. Tes Sikap(attitude test)
4. Tes Kepribadian(personality test)
5. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian(achievement test).
Akhirnya, apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Tes Tertulis(pencil and paper test)
yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau
soalnya dilakukan secara tertulis dan testee juga memberikan jawabnnya secara
tertulis.
2. Tes Lisan(nonpencil and paper test)
Yakni tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan juga.
b. Teknik Non Test
Adalah suatu teknik evaluasi selain test seperti observasi, wawancara, angket, sosiometri, anecdotal record dan skala penilaian.
Observasi adalah suatu pengamatan dan memberikan perhatian terhadap suatu obyek tertentu.Observasi sebagai alat evaluasi hasil belajar peserta didik adalah pengamatan terhadap perubahan tingkah laku peserta didik sebagai akibat dari adanya proses belajar.
Wawancara adalah pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh seeorang kepada orang lain dengan maksud mendapat informasi mengenai suatu hal.
Angket adalah suatu instrumen yang berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden dengan maksud agar responden memberikan jawaban,informasi dan keterangan sebagaimana yang dikehendaki oleh pembuat angket.
Sosiometri adalah metode yang dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan responden di dalam kelompoknya. Bagaimana pola hubungan yang dibangun oleh responden di dalam kelompoknya dapat diketahui melalui teknik sosiometri ini.
Catatan Berkala atau yang dikenal dengan anecdotal record adalah instrumen pengumpul data yang dapat melengkapi observasi.Pencatatan ini dilakukan oleh pengamat terhadap kejadian- kejadian mengenai peserta didik secara insidental.
Skala Penilaian atau yang disebut rating scale adalah suatu daftar pertanyaan yang dipergunakan sebagai pelengkap observasi untuk menjelaskan, menggolongkan dan menilai peserta didik dalam suatu situasi.
D. Kriteria Evaluasi hasil Belajar Peserta didik
Yang dimaksud kriteria adalah acuan- acuan yang diberikan dalam memberikan penilaian terhadap peserta didik.Acuan demikian perlu ditetapkan,agar dapat menjadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dalam membuat keputusan sehubungan dengan peserta didik.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
Menurut kriteria ini peserta didik dinilai baik dan memenuhi syarat untuk dinaikan, diluluskan atau dipromosikan,jika yang bersangkutan memenuhi standar yang ditetapkan sebelumnya oleh pendidik.Konskuensinya adalah jika seluruh peserta didik berada diatas standar ,akan dinaikan semua,dpromosikan semua atau diluluskan semua. Sebaliknya jika dibawah standar maka tidak dinaikan,tidak dipromosikan dan tidak diluluskan. Contoh pada tes formatif.
2. Kriteria acuan norma
Kriteria ini mengharuskan pendidik mendasarkan tafsiran penilaian pada keberhasilan rata- rata peserta didik di dalam kelas. Yang dijadikan pembanding keberhasilan adalah nilai peserta didik dalam kelas.Jika salah seorang peserta didik ternyata diatas rata- rata ,maka diidentifikasikan sebagai berhasil. Maka sebaliknya yang berada dibawah rata-rata kelas,dianggap belum berhasil. Contoh pada tes sumatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan
3. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
4. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik.
Teknik evaluasi adalah suatu cara yang ditempuh seseorang dalam mengadakan evaluasi. Secara garis besar teknil evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni teknik tes dan teknik non-tes.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik yaitu:
1. Kriteria acuan patokan
2. Kriteria acuan norma
B. Saran
Dalam melakukan evaluasi hendaklah harus mengutamakan kejujuran peserta didik agar tidak membuka buku atau mencontek,agar diperoleh hasil evaluasi hasil belajar peserta didik yang benar-benar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Agar dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik, Bandung:ALFABETA, 2011
Rusyan, Evaluasi Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Bina Budaya, 1993
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Rajawali, 2013.
Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Yogyakarta;Teras, 2009